ANGKASA PURA II
Makalah diajukan untuk memenuhi tujuan mata kuliah Manajamen Sumber Daya
Manusia
Disusun Oleh:
Tahun 2022
1
Kata Pengantar
Ini makalah hasil ringkasan materi dan ditambah dari berbagai sumber buku
dan media, yang tentunya dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan dan
kesalahan. Untuk itu kami mohon kepada dosen pembimbing juga kepada teman
teman untuk memberikan kritik,saran,dan perbaikan untuk menambah ilmu dan
wawasan dalam penyempurnaan makalah ini dan makalah yang akan datang.
Hormat kami
2
Daftar isi
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
PT. Angkasa Pura II (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa kebandar udaraan
dan Pelayanan jasa terkait bandar udara di Indonesia Barat. Bandara
Internasional Pelembang ini merupakan satu satunya bandara yang ada
di Palembangyang telah dikelola oleh PT. Angkasa Pura II (Persero)
yang Mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan calon penumpang
dalam Bepergian menggunakan transportasi udara. Bandara
Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II merupakan Bandara yang
sedang mengalami peningkatan Yang cukup signifikan dalam segala
aspek, baik dari segi infrastruktur, Fasilitas, sistem, dan penambahan
rute penerbangan. Bandara ini diklaim Sebagai bandara hijau pertama
di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan Desain interior maupun
eksterior pada bandara ini mengusung tema ramah Lingkungan,
pemanfaat cahaya matahari sebagai penyinaran dan angin Alami
sebagai penyejuk udara yang dapat mengurangi penggunaan energi
Listrik. Peningkatan kualitas pelayanan selalu diberikan oleh pihak
Bandara. Sehingga penumpang diharapkan puas dengan apa yang telah
Diberikan oleh bandara. Dari kemudahan, keamanan, dan kenyamanan
Yang merupakan keutamaan yang dibutuhkan oleh penumpang
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian jual beli as-salam dan al-istishna’ serta dasar
hukumnya?
4
2. Apa rukun dan syarat dari as-salam dan al-istishna’?
3. Bagaimana perbedaan as-salam dan al-istishna’?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian jual beli as-salam dan al-istishna’ serta
dasar hukumnya.
2. Mengetahui perbedaan as-salam dan al-istishna’.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Al-Qur’an
Terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 2821 yang berbunyi:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah
tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya”.2
Hadits
َوهُ ْمJ,َةJ َلم اَ ْل َم ِدينJJه وسJJلى هللا عليJJ ِد َم اَلنَّبِ ُّي صJ َ ق:الJ َ Jَ ق-اJJ َي هَّللَا ُ َع ْنهُ َمJ ضِ ر-َ س ٍ ع َِن اِ ْب ِن َعبَّا
,ومJٍ Jُ ٍل َم ْعلJف فِي َك ْي ْ ِلJر فَ ْلي ُْسJ
ٍ Jلَفَ فِي تَ ْمJ ( َم ْن َأ ْس:ا َلJJَ فَق,نَتَ ْي ِنJالس ِ يُ ْسلِفُونَ فِي اَلثِّ َم
َّ ار اَل َّسنَةَ َو
َم ْن َأ ْسلَفَ فِي َش ْي ٍء:َِّاري
ِ َولِ ْلبُخ.ق َعلَ ْي ِه ٍ ُ ِإلَى َأ َج ٍل َم ْعل,وم
ٌ َوم ) ُمتَّف ٍ َُو َو ْز ٍن َم ْعل
Ibnu Abbas berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam datang
ke Madinah dan penduduknya biasa meminjamkan buahnya
1
Veithzal Rivai dan Adria Permata Veithzal, Islamic Financial Management : Teori,Konsep, dan
Aplikasi Panduan Praktis untuk Lembaga Keuangan, Nasabah, Praktisi, dan Mahasiswa,
(Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2008), h.173
2
QS. Al-Baqarah ( 2 ) : 282
6
untukmasa setahun dan dua tahun. Lalu beliau bersabda:
"Barangsiapa meminjamkan buah maka hendaknya ia
meminjamkannyadalam takaran, timbangan, dan masa tertentu."
Muttafaq Alaihi. Menurut riwayat Bukhari: "Barangsiapa
meminjamkan sesuatu."
Al-Qur’an
َوَأ َحاَّل للَّه ُْالبَ ْي َع َو َح َّر َمالرِّبا
Artinya: Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan
riba.
(Qs. Al Baqarah: 275)
Hadits
Perbuatan nabi ini menjadi bukti nyata bahwa akad istishna’ adalah
akad yang dibolehkan.
3
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah..., h. 90.
4
Veithzal Rivai dan Adria Permata Veithzal, Islamic Financial Management : Teori, Konsep, dan
Aplikasi Panduan Praktis untuk Lembaga Keuangan, Nasabah,Praktisi, dan Mahasiswa.., h. 173
7
d) Muslam fiih adalah barang yang dijual belikan.5
e) Shigat adalah ijab dan qabul.6
b. Syarat-Syarat salam
1) Jenis objek jual beli salam harus jelas
2) Sifat jual beli salam harus jelas
3) Kadar atau ukuran objek jual beli salam harus jelas
4) Jangka waktu pemesanan objek jual beli salam harus jelas
5) Asumsi modal yang dikeluarkan harus diketahui masing-
masing pihak.
c. Rukun jual beli istishna adalah pemesan (mustasni), penjual atau
pembuat barang (sani), barang atau objek akad (masnu’), dan
sighat (ijab dan qabul).
d. Syarat-syarat istishna
1) Adanya kejelasan jenis, macam, ukuran, dan sifat barang,
karena ia merupakan objek transaksi yang harus diketahui
spesifikasinya.7
2) Merupakan barang yang biasa ditransaksikan/berlaku dalam
hubungan antar manusia yang biasa digunakan untuk
keperluan dan sudah umum digunakan.
3) Tidak boleh adanyan penentuan jangka waktu untuk
menyerahkan barang pesanan, jika jangka waktu
penyerahan barang ditetapkan, maka kontak ini akan
berubah menjadi akad salam.
8
1. Cara pembayaran dalam salam harus di lakukan pada saat akad
berlangsung, sedangkan dalam istishna’ dapat di lakukan pada saat
akad berlangsung, bisa di angsur atau bisa di kemudian hari.
2. Salam mengikat para pihak yang mengadakan akad sejak semula,
sedangkan istishna’ menjadi pengikat untuk melindungi produsen
sehingga tidak di tinggalkan begitu saja oleh konsumen yang tidak
bertanggung jawab.
Pokok
Muslam Fiihi Mashnu’ Barang di tangguhkan dengan spesifikasi.
Kontrak
8
Adiwarman Karim, Bank Islam, Analisis Fiqih dan Keuangan. ( Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2010 ), h. 75
9
Salam mengikat semua pihak sejak
semula, sedangkan istishna’ menjadi
Mengikat
Mengikat secara pengikat untuk melindungi produsen
Sifat Kontrak9 secara asli
ikutan (taba’i) sehingga tidak di tinggalkan begitu saja
(thabi’i)
oleh konsumen secara tidak bertanggung
jawab.
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
1. Jual beli salam (pesan) adalah menjual barang yang tidak hadir dan
belum bisa dilihat ketika akad sehingga masih disebutkan ciri cirinya
saja dan menjadi tanggungan penjual untuk mendatangkannya. Barang
pesanan harus diketahui karakteristiknya secara umum yang meliputi:
jenis, spesikasi teknis, kualitas dan kuantitasnya. Barang pesanan harus
sesuai dengan karakteristik yang telah disepekati antara pembeli dan
penjual. Jika barang pesanan yang dikirimkan salah atau cacat, maka
penjual harus bertanggung jawab atas kelalaiannya.
2. Jual beli istishna’ adalah akad jual barang pesanan di antara dua belah
pihak dengan spesifikasi dan pembayaran tertentu. Barang yang
9
Wiroso, Produk Perbankan Syariah., h.284
10
dipesan belum diproduksin atau tidak tersedia dipasaran. Pembayaran
dapat secara kontan atau dengan cicilan tergantung kesepakatan kedua
belah pihak. Jual beli istishna’ dapat dilakukan dengan cara membuat
kontrak baru dengan pihak lain.n kontrak baru tersebut dengan konsep
istishna’ paralel.
3. Perbedaan salam dan istishna’ adalah cara penyelesaian pembayaran
salam dilakukan diawal saat kontrak secara tunai dan cara pembayaran
istishna’ tidak secara kontan bisa dilakukan di awal, tengah atau akhir.
DAFTAR PUSTAKA
Ibid.., h.27
11
Siti Mujiatun, “JUAL BELI DALAM PERSPEKTIF ISLAM : SALAM DAN
ISTISNA’”, JURNAL RISET AKUNTANSI DAN BISNIS, Vol.13,
No.2/September 2013, h.5-6.
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Juz 12, diterjemahkan oleh Kamaluddin A. Marzuki
(Bandung: AlMa’arif, 1998), 110.
Bank Islam, Analisis Fiqih dan Keuangan. ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,
2010 ), h. 75
12
13
14