Anda di halaman 1dari 20

Kebijakan finansial (pendanaan)

1. PENGERTIAN KEPUTUSAN PENDANAAN


Keputusan pendanaan adalah keputusan yang berhubungan dengan penentuan sumber
dana yang akan digunakan, penentuan perimbangan pendanaan yang optimal, dan
perusahaan menggunakan sumber dana dari dalam perusahaan atau akan mengambil dari
luar perusahaan.
Keputusan pendanaan membahas mengenai sumber dana yang digunakan untuk
membiayai suatu investasi yang sudah dianggap layak. Masalah penarikan dana ini
dianggap menarik karena setiap dana yang digunakan pasti mempunyai biaya yang
sering disebut dengan biaya dana (Cost Founds). Jika dana yang digunakan berasal dari
hutang maka dana tersebut pastilah mempunyai biaya minimal sebesar tingkat bunga,
tetapi jika dana yang digunakan berasal dari modal sendiri (Equity Capital)maka masih
harus mempertimbangkan Opportunity cost bagi modal sendiri yang dimaksud.
Biasanya biaya atau dana bervariasi, ada yang mahal ada pula yang murah. Oleh
karenanya masalah pemilihan jenis dana yang akan digunakan memerlukan
pertimbangan yang cukup matang. Artinya penentuan jenis dana yang akan digunakan
mempunyai dampak langsung terhadap pencapaian tujuan perusahaan. memang masih
diakui bahwa masih ada teori yang mengatakan bahwa keputusan pendanaan tidak akan
mempengaruhi nilai perusahaan, tetapi suatu teori hanya akan berlaku apabila asumsinya
dapat dipenuhi.
Investasi dalam aktiva biasanya membutuhkan pendanaan jangka panjang. Terdapat
tiga sumber dana yang bersifat jangka panjang, yakni :
1. Penerbitan saham baru
2. Penerbitan obligasi
3. Laba ditahan

Adapaun pendanaan yang bersumber pada penerbitan saham dan obligasi baru sering
disebut sebagai pendanaan ekstern, sedangkan yang bersumber pada laba ditahan disebut
sebagai pendanaan intern. Adapun keputusan pendanaan akan menyangkut penentuan
kombinasi yang optimal dari penggunaan berbagai sumber dana yang pada dasarnya
dapat dibagi menjadi dua yaitu:

1. Yang berhubungan dengan pendanaan ekstern karena akan mengarah pada


pengambilan keputusan mengenai struktur modal, yakni akan menentukan proprsi
antara utang jangka panjang dan modal sendiri. Hal ini akan tampak pada debt to
equity ratio perusahaan tersebut.
2. yang berhubungan dengan pendanaan intern, aplikasinya adalah penentuan
kebijakan deviden yang digambarkan melalui dividen payout ratio.

Keputusan pendanaan akan menyangkut penentuan secara optimal mengenai (a)


struktur modal dan (b) kebijakan deviden. Penentuan keputusan yang optimal
mengenaistruktur modal dan kebijakan dividen ini berhubungan dengan upaya
pencapaian tujuan perusahaan. Dalam teori keuangan tradisional dinyatakan bahwa
tujuan perusahaan adalah memaksimumkan kemakmuran para pemegang saham. Dengan
keputusan pendanaan yang optimal secara teoritis akan dapat mengarah pada
peningkatan kemakmuran para pemegang saham.

B. SUMBER-SUMBER DANA PERUSAHAAN


Sumber dana perusahaan dibagi menjadi dua bagian yaitu sumber dana menurut
jangka waktunya dan sumber dana menurut asalnya:
1. Sumber intern (internal sources)
Dana yang berasal dari sumber dana intern adalah dana atau modal yang dibentuk
atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan seperti laba ditahan (retained earning)
dan penyusutan (depreciation). Ditinjau dari penggunaan atau bekerjanya kedua
dana tersebut di dalam perusahaan tidak ada bedanya.
Besarnya laba ditahan atau cadangan dipengaruhi oleh besarnya laba yang
diperoleh selama periode tertentu, dividend policy dan plowing back policy yang
dijalankan oleh perusahaan. Meskipun jumlah laba yang diperoleh selama periode
tertentu besar, tetapi karena perusahaan mengambil kebijakan bahwa sebagian
besar dari laba tersabut dibagikan sebagai dividen, maka bagian laba yang ditahan
akan kecil jumlahnya, dan sebaliknya laba ditahan akan cenderung besar kalau
perusahaan mengambil kebijakan penanaman kembali dalam perusahaan yang
besar.
Sumber intern selain berasal dari laba ditahan atau cadangan juga berasal dari
setiap depresiasi. Besarnya depresiasi setiap tahunnya tergantung pada metode
depresiasi yang digunakan oleh perusahaan yang bersangkutan. Sementara
sebelum depresiasi tersebut digunaan untuk mengganti aktiva tetap yang akan
diganti, dapat digunakan untuk membelanjai perusahaan meskipun waktunya
terbatas sampai saat penggantian tersebut. Selama waktu itu depresiasi merupakan
sumber dana atau modal didalam perusahaannya sendiri.
2. Sumber ekstern
Sumber ekstern (external sources) adalah sumber dana yang berasal dari luar
perusahaan, dana yang berasal dari sumber ekstern  adalah dana yang berasal dari
para kreditur dan pemilik, peserta atau pengambil bagian didalam perusahaan.
Dana atau modal yang berasal dari para kreditur merupakan hutang bagi
perusahaan yang bersangkutan dan modal yang berasal dari kreditur tersebut
biasa disebut sebagai modal asing. Metode pembelanjaan dengan menggunakan
modal asing disebut pembelanjaan asing atau pembelanjaan dengan hutang (debt
financing).
Dana atau modal yang berasal dari pemilik, peserta atau pengambil bagian
didalam perusahaan merupakan dana yang akan tetap ditanamkan dalam
perusahaan yang bersangkutan, dan dana ini dalam perusahaan tersebut akan
menjadi modal sendiri. Metode pembelanjaan dengan menggunakan dana yang
berasal dari pemilik atau calon pemilik tersebut disebut pembelanjaan sendiri
(equity financing ). Dengan demikian makan dana yang berasal dari sumber
ekstern adalah terdiri dari modal asing dan modal sendiri.
Pada dasarnya pihak-pihak pemberi dana atau modal ekstern yang utama
dapat digolongkan dalam tiga  golongan yaitu:

a.       Supplier

Supplier memberikana dana kepada suatu perusahaan didalam bentuk penjualan


barang secara kredit, baik untuk jangka pendek (kurang dari 1tahun),
maupun  untuk jangka menengah (lebih dari 1 tahun kurang dari 10 tahun).

b.      Bank

Bank adalah lembaga kredit yang mempunyai tugas utama memberikan kredit di
samping pemberian jasa-jasa lain dibidang keuagan. Pemberian kredit oleh bank
bisa jangka pendek (kurang dari satu tahun), jangka panjang (lebih dari 1 tahun
kurang dari 10 tahun) dan jangka panjang (lebih dari 10 tahun).
c.       Pasar modal (capital market)

Pasar modal merupakan sumber dana ektern bagi suatu perusahaan, dimana
pasar modal didefinisikan adalah suatu pengertian abstrak yang mempertemukan
dua kelompok yang saling berhadapan tetapi yang kepentingannya saling
mengisi, yaitu investor disatu pihak dan emiten yang membutuhkan dana jangka
menengah ataupun jangka panjang dilain pihak, atau dengan kata lain adalah
tempat (dalam artian abstrak) bertemunya penawaran dan permintaan dana jangka
menengah atau jangka panjang. Dimaksudkan dengan pemodal adalah perorangan
atau lembaga yang menanamkan dananya dalam efek, sadangkan emiten adalah
perusahaan yang menerbitkan efek  untuk ditawarkan kepada masyarakat.

Fungsi pasar modal adalah mengalokasikan secara efisien arus dana dari unit
ekonomi surplus tabungan (saving surplus unit) kepada unit ekonomi yang
mempunyai defisit tabungan (saving deficit unit). Dalam pasar modal dibedakan
antara pasar perdana dan pasar sekunder. Dimaksudkan dengan pasar perdana
adalah pasar bagi efek yang ertama kali diterbitkan dan ditawaran dalam pasar
modal,  sedangkan pasar sekunder adalah pasar bagi efek yang ada dan sudah
diperdagangkan dalam bursa efek.

Dalam bursa efek, pemodal besar dan kecil, baik perorangan maupun
lembaga-lembaga seperti dan pensiunan,perusahaan asuransi, ataupun
perusahaan-perusahaan lainnya dapat membeli maupun menjual saham atau efek-
efek lainnya. Harga dari saham atau efek-efek lain berubah-ubah sesuai dengan
perubahan keseimbangan antara penawaran dan permintaan terhadap efek yang
bersangkutan. Harga dari efek sebenarnya juga merupakan barometer dari
pandangan mereka mengenai masa depan industri dan ekonomi pada umunya.

Pasar modal merupakan sumber utama bagi perusahaan-perusahaan yang


membutuhkan dana dengan jumlah besar dan akan terikat untuk jangka waktu
yang panjang. Bagi emiten dana yang diperoleh dari penerbitan atau emisi saham
merupakan sumber dana yang akan tertanam dalam perusahaan untuk jangka
waktu yang tidak tertentu waktunya, sehingga merupakan sumber dana permanen,
meskipun bagi pemodal investasi dala saham tersebut dapat meruoakan investasi
sementara karena saham tersebut dijual sewaktu-waktu pada saat mereka
membutuhkan dana.
Sumber Dana Menurut Jangka Waktunya Dibagi Menjadi Dua Yaitu:

1. Sumber dana jangka pendek


Sumber dana jagka pendek merupakan sumber dana yang tertanamkan didalam
perusahaan maksimum satu tahun. Ada beberapa jenis sumber dana jangka pendek
yang dipergunakan oleh perusahaan yaitu:
a. Accrual Account
Merupakan jenis hutang bebas bunga, misalnya kebiasaan perusahaan
membeyar gaji karyawan mingguan atau bulanan.dengan demikian  dalam
neracanya akan tampak rekening upah sebagai hutang gaji yang belum
dibayarkan, rekening ini akan meningkat secara otomatis jika kegiatan perusahaan
juga meningkat. Sebelum waktu membayar gaji tersebut, perusahaan dapat
menggunakan dana tersebut tanpa biaya bunga, dalam arti bahwa perusahaan tidak
perlu membayar bunga atas hutang gaji.
b. Hutang dagang
Hutang dagang merupakan sumber pembelanjaan yang cukup besar untuk
memenuhi kebutuhan –kebutuhan jangka pendek. Kredit ini mempunyai sifat,
selain spontanitas dengan kegiatan perusahaan, juga relatif cepat diperoleh, tidak
memerlukan persyaratan-persyaratan formal. Periode discount yang diberikan
pada bentuk kredit dagang ini seharusnya dimanfaatkan, karena biaya modal
efektif dari kredit  tersebut cukup besar apabila tidak dimanfaatkan. Misalnya
perusahaan seringkali dapat membeli persedian yang diperlukan secara kredit dari
perusahaan lain, sebagai contoh perusahaan melakukan pembelian setiap hari Rp
100.000 dengan syarat pembayaran net 30. Ini berarti bahwa perusahaan dapat
membayar pada setiap akhir bulan. Dengan demikian secara keseluruhan
perusahaan akan memiliki hutang dagang sebesar tiga puluh kali pembelian harian
sebesar Rp 3.000.000
c. Hutang bank
Sumber dana jangka pendek yang biasanya dikeluaran oleh bank-bank
komersial. Bentuk pembelanjaan ini disebut tidak spontan karena tidak berubah
secara otomatis dengan aktifitas perusahaan. Biaya hutang jangka pendek ini
sangat bervariasi untuk berbagai peminjam pada suatu waktu tertentu. Secara
teoritis tingakat bunga akan cenderung tinggi bagi peminjam yang beresiko tinggi
dan sebaliknya relatif rendah untuk peminjam yang bonafid. Begitu juga tingakat
bunga pinjaman untuk jumlah yang kecil relatif lebih besar dibandingkan dengan
tingkat bunga pinjaman dengan jumlah yang besar karena biaya tetap yang
berkaita dengan pemrosesan pinjaman ini adalah sama.
d. Commercial paper
Commercial papers umunya tidak menggunakan jaminan apa-apa, pembeli
surat berharga percaya kepada nama baik dan reputasi perusahaan yang
mengeluarkan. Sedangkan untuk kredit dari bank, tentu memerlukan
jaminan. Commercial papers ini biasanya dikeuarkan dalam satuan yang relatif
besar dengan bunga yang lebih rendah daripada prime rate.Commercial
papers  biasanya jatuh tempo dalam waktu satu hingga sembilan bulan. Di
beberapa negara maju Commercial papers mendapat penilaian atau ranking dari
rating agencies. Setiap lembaga penilaian mendasarkan pada standar penialian
yang berbeda, namun karena pada umumnya perusahaan yang
menjual Commercial papers adalah perusahaan yang solid, maka penilaian
biasanya dititikberatkan pada aspek likuiditas.
e. Factoring (anjak piutang)
Bedasarkan surat Keputusan Menteri Keuangan No 1251/KMK.013/1988
tanggal 20 Desember  1988, yang dimaksud dengan perusahaan anjak piutang
adalah badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan dalam bentuk pembelian
atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu
perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri. Disamping
penatausahaan penjualan kredit serta penagihan piutang perusahaan nasabah.
Kegiatan factorng biasa dilakukan oleh perusahaan anjak piutang dan bank.
Perusahaan anjak piutang harus mendapat persetujuan Menteri Keuangan dan
berbentuk perseroan atau koperasi. Sedangakan bank jika akan melakukan
pembelian anjak piutang harus melaporkan aktivitasnya kepada Menteri
Keuangan.
2. Sumber dana jangka menengah
Hampir sebagian besar perusahaan tidak bisa memperoleh sumber dana tanpa
menggunakan jaminan. Untuk itu mereka harus memberikan berbagai jaminan kepada
pihak pemberi dana. Kredit jangka menengah, semua merupakan kredit yang
menggunakan jaminan. Istilah jangka menengah menunjukkan bahwa kredit tersebut
berjangka waktu satu tahun lebih, tapi umumnya kurang dari 10 tahun.
Bentuk-bentuk kredit jangka menengah diantaranya adalah

1. Term loan
Merupakan salah satu jenis pembiayaan jangka menengah. Term loan ini biasanya
disediakan oleh bank komersial, peruahaan asuransi, dana pensiun, lembaga
pembiayaan pemerintah dan supplier perlengkapan. Dipandang dari biaya modalnya,
term loan ini memiliki biaya yang lebih rendah dari pada modal saham ataupun
obligasi. Hal ini disebabkan karena jika perusahaan harus mengeluakan saham atau
obligasi, maka harus membayar biaya emisi, pendaftaran dan biaya lainnya yang
berakaitan dengan pengeluaran saham atau obligasi. Selain itu tidak semua perusahaan
memenuhi persyaratan untuk menjual saham dan obligasi.
Dibandingkan dengan hutang jangka pendek, term loan ini lebih baik karena tidak
segera jatuh tempo dan peminjam memberikan jaminan pembayaran secara periodik
yang mencakup bunga dan pokok pinjaman. Bagi kreditur jamina  atas pembayara
secara periodik ini dapat diperjual belikan kepada pihak lain biasanya lembaga
pengumpul piutang. Dalam term loan biasanya perjanjian mensyaratkan bahwa pokok
pinjaman dan bunganya dibayar dengan jumlah yang sama secara periodik.
2. Equipment loan
Equipment loan merupakan pembiayaan yang dipergunakan untuk pengadaan
perlengkapan baru. Equipment loan biasanya diberikan untuk perlengkapan yang
dengan mudah diperjual belikan, bukan perlengkapan yang terspesialisasi. Peminjaman
biasanya menanggung beban lebih tinggi dari harga perlengkapan tersebut dan
selisihnya antara harga perlengkapan dan beban total merupakan margin of safety bagi
kreditur. Besar kecilnya margin of safety berkisar antara dua puluh hingga tiga puluh
persen dari perlengkapan.
Equipment loan biasanya diberikan oleh bank komersial, penjual perlengkapan,
perusahaan asuransi, dana pensiun dan lembaga pembiayaan lainnya. Ada dua
instrumen yang dapat dipergunakan untuk membiayai equipment ini yaitu melalui
kontrak penjualan kondisional dan hipotek barang bergerak. Apabila perusahaan
menggunakan kontrak penjualan kondisional untuk membiayai pembelian
perlengkapan, penjual akan menahan sebagian sampai pembeli melunasi keseluruhan
pembayaran sesuai dengan kontrak. Jadi pada saat perlengkapan dikirim biasanya
penjual menerima down payment dan pembeli bersedia untuk melunasi secara periodik.
Pada saat pelunasan berakhir maka penjual akan menyerahkan perlengkapan yang
ditahan atau mungkin surat-surat perlengkapan tersebut. Yang kedua adalah hipotek
barang bergerak, hipotek ini lebih umum digunakan oleh bank komersial. Hipotek ini
sama halnya dengan pembelian gadai, dimana pemberian pinjaman memiliki atau
menguasaihak gadai atas suatu perlengkapan dan peminjam akan melunasinya untuk
jangka waktu tertentu. Apabila kemudian hari peminjam gagal untuk membayar
pinjamannya, maka pihak pemberi pinjaman akan menjual perlengkapan yang ditahan
tersebut.
3. Leasing
Leasing merupakan suatu kontrak antara pemilik aktiva yang disebut dengan lessor
dan pihak yang memanfaatkan aktiva tersebut disebut lessee untuk jangka waktu
tertentu. Salah satu manfaat leasing yaitu lessee dapat memanfaatkan aktiva tersebut
tanpa harus memiliki aktiva tersebut. Sebagai kompensasi manfaat yang dinikmati,
maka lessee mempunyai kewajiban membayar secara periodik sebagai sewa aktiva
yang digunakan. Manfaat lain bahwa lessee tidak perlu menanggung biaya perawatan,
pajak, asuransi. Bentuk-bentuk leasing adalah.
a. Sale and lease back
Dimana perusahaan yang memiliki aktiva seperti tanah,bangunan dan
peralatan pabrik menjual kativa tersebut kepada perusahaan lain dan sekaligus
menyewa kembai aktiva tersebut untuk periode tertentu. Manfaat dari sale and
lease back adalah penjual atau lessee menerima pembayaran segera sebagai
tambahan dana yang dapat diinvestasikan keinvestasi lain dan bersamaan dengan
itu lesse masih menggunakan aktiva yang dijualnya selama dalam dangka waktu
perjanjian leasing. Lessee mempunyai kewajiban membayar secara periodik
sebesar harga jual ditambah dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan lessor.
b. Operating leases
Jenis ini pihak lessor menyediakan pendanaan sekaligus biaya perawatan yang
keseluruhannya tercakup dalam pembayaran leasing. Ciri utama bentuk leasing ini
yaitu harga perolehan aktiva tersebut sebagai obyek leasing tidak diamortasikan
secara penuh. Dengan kata lain pembayaran yang disyaratkan tidak cukup untuk
menutup keseluruhan harga perolehan dan biaya perawatan aktiva. Namun
demikian jangka waktu operating leass ini biasaya lebih pendek dari pada umur
ekonomis yang diharapkan. Sehingga lessor berharap dapat menyewakan kembali
kepada pihal lain atau menjual aktiva tersebut untuk menutup harga perolehan,
biaya perawatan dan tingkat keuntungan yang disyarakan.
c. Financial and capital leases
Dalam bentuk leasing ini lessor tidak menanggung biaya perawatan, tidak dapat
dibatalkan, dan diamortasikan secara penuh. Dengan demikian lessor menerima
pembayaran sebesar harga perolehan aktiva di tambah tingkat keuntungan yang
disyaratkan. Pada umumnya lesse juga juga harus membayar pajak dan asuransi
aktiva objek leasing tersebut. Perbedaan utama pada financial leases dengan
operating leases adalah perusahaan memperoleh aktiva yang baru bukan aktiva
yang selama ini digunakan. Seringkali dalam bentuk leasing ini melibatkan pihak
ketiga yaitu pemberi pinjaman. Pihak ketiga ini memberi pinjaman kepada lessor
untuk membeli aktiva, misalnya 80%dibiayai dengan hutang sedangkan
selebihnya dari modal sendiri. Sebagai pemilik aktiva, lessor berhak
mengalokasikan harga perolehan aktiva sebagai depresiasi. Sementara itu lessor
juga dapat membebankan pembayaran bunga sebagai pengurangan pajak.
4. Modal vetura
Merupakan bentuk pembiayaan penyertaan modal yang bersifat sementara kedalam
perusahaan pasangan usaha (PPU). Setelah PPU tersebut mandiri baik segi pasar,
pengelolaan, sertatelah memiliki modal usaha yang cukup,maka saham PPU yang
dimiliki oleh perusahaan modal ventura akan dijual kembali kepada PPU pihak lain.
Karakteristik modal ventura yaitu:
3. Sumber dana jangka panjang
Sumber dana jangka panjang adalah sumber dana yang tertanam dalam perusahaan
lebih dari 10 tahun. Terdapat berbagai jenis sumber dana jangka panjang yang tersedia
bagi perusahaan seoerti misalnya long term debt, saham preferen dan saham biasa.
Utang jangka panjang ini dapat diperoleh melalu pinjaman bank atau dengan cara
menjual obligasi. Obligasi dan saham preferen merupakan sumber dana dengan
memberikan pendapatan yang tetap kepada pemiliknya, sementara saham biasa
merupakan surat berharga dengan memberikan penghasilan tidak tetap kepada
pemegangnya.Yang termasuk alternatif hutang jangka panjang yaitu:
1. Long term loan
Yaitu suatu bentuk perjanjian antara peminjam dengan kreditur dimana
kreditur bersedia memberikan pinjaman sejumah tertentu dan peminjam bersedia
untuk membayar secara periodik yang mencakup bunga dan pokok pinjaman.
Hutang jangka panjang ini dapat diperoleh melalui bank, perusahaan asuransi,
atau dapat juga kedana pensiun. Hutang janga panjang ini mempunyai tiga
karakteristik yaitu cepat, fleksible dan biaya yang rendah. Hal ini disebabkan
karena pinjama ini dinegosiasikan langsung antara peminjam dengan kreditur.
Biaya administrasi yang menjadi relatif kecil dan diperlukan adanya persetujuan
dengan pengawasan pasar modal seperti halnya jika perusahaan mengeluarkan
obligasi.
2. Obligasi
Yaitu surat tanda hutang yang dikeluarkan oleh perusahaan sejumlah tertentu
dan akan jatuh tempo paa waktu tertentu dan memberikan pendapatan sebesar
bunga tertentu. Jatuh tempo obligasi umumnya 10 sampai 30 tahun, tetapi ada
juga obligasi yang jatuh tempo 7 sampai 10 tahun.obligasi sebenarnya sama
dengan hutang jangka panjang ynag diperoleh bank, hanya saja obligasi ini
penjualnya dipublikasikan dan dijual dengan investor langsung. Tingakat bunga
obligasi biasanya tetap dan dibayarkan satu tahun sekali atau dua kali dalam satu
tahun.
3. Saham preferen
Saham preferen sebagai hutang jangka panjang perusahaan, saham preferen
memberikan pendapatan yang relatif konstan disamping itu biaya modal saham
preferen cenderung lebih tinggi dari pada biaya hutang, karena resiko yang
dihadapi pemegang saham preferen lebih besar dari resiko pemegang obligasi.
Pemegang saham preferen memliki prioritas dalam pembayaran dividen.
4. Saham biasa
Merupaka sumber dana yang permanen, karena akan tertanam dalam
perusahaan untuk jangka waktu yang tidak terbatas selama perusahaan masih
menjalankan kegiatan operasi. Pemegang saham biasa merupakan pemilik
perusahaan yang sesungguhnya. Pendapatan yang diterima oleh pemegang saham
biasa adalah laba setelah dikurangi pajak dan dividen saham prefeen secara
teoritis.

C. SISI BURUK PENDANAAN MELALUI HUTANG


Peningkatan utang bukanlah solusi optimal bagi semua masalah insentif. Contohnya,
telah ditujukkan, sebagai proposi teoritikal, bahwa manajer perusahaan yang didanai
utang punya insentif untuk memilih proyek yang lebih beresiko daripada yang aman; ini
karena perusahaan dengan kewajiban utang tetap menikmati semua sisi baik potensi
proyek beresiko tinggi tapi berbagai sisi buruk kerugiannya dengan pemegang utang,
yang tidak sepenuhnya dibayar kembali jika hasil investasi buruk menyebabkan
perusahaan jatuh.
Pengungkit yang tinggi tidak selalu meningkatkan efisiensi, dapat dilihat jika
perusahaan berpengungkit tinggi menderita kerugian dan mengalami kesulitan keuangan.
Saat terjadi masalah keuangan kebutuhan memenuhi pembayaran bunga dapat memaksa
manajemen mengambil prespektifyang berjangka pendek, mengarahkan perusahaan
mengurangi produksi dan karyawannya, membatalkan bahkan proyek ekspansi yang
berpotensi menguntungkan , dan menjual aset denagn harga yang murah. Karena resiko
bangkrut besar, perusahaan dalam kesulitan keuangan tak dapat membuat perjanjian
jangka panjang, mereka kehilangankonsumen dan penyedia yang takut mereka tak dapat
mengandalkan hubungan yang sudah ada, dan mereka harus membayar premi upah untuk
membayar pekerja. Kerugian efisiensi ini ditambah biaya kebangkrutan yang langsung
(seperti biaya hukum) adalah sisi buruk dari pengungkit yang tinggi.

D. ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA


Proyeksi keuangan digunakan untuk merencanakan kebutuhan pembiayaan.
Sedangkan laporan sumber dan penggunaan dana digunakan untuk menunjukkan
bagaimana dana diperoleh dan bagaimana dana yang dimiliki digunakan.
Analisis sumber dan penggunaan sering disebut sebagai laporan ketiga dari laporan
keuangan perusahaan. Berbeda dengan neraca, analisis sumber dan penggunaan dana
memberikan informasi tentang bagaimana suatu perusahaan mencapai suatu posisi
tertentu. Karenanya dalam laporan sumber dan penggunaan dana diidentifikasikan baik
sumber maupun penggunaan dana yang terjadi dalam suatu periode tertentu.
Suatu sumber dana diidentifikasikan  sebagai penurunan dalam nilai aktiva atau
peningkatan dalam nilai pasiva. Sebagai contoh: penurunan nilai persediaan barang dan
peningkatan nilai utang dagang. Sedangkan penggunaan dana adalah kenaikan dalam
nilai aktiva atau penurunan dalam suatu nilai pasiva. Suatu kenaikan dalam nilai
persediaan barang atau penurunan nilai utang dagang merupakan contoh dari penggunaan
dana.
Selain itu laporan sumber dan penggunaan dana juga dapat digunakan untuk
mengidentifikasi praktek-praktek pembiayaan yang tidak benar. Suatu bentuk
pembiayaan yang salah adalah apabila investasi dalam aktiva tetap dan aktiva lancar
permanen dibiayai dengan utang jangka pendek. Kebutuhan alat likuid kas untuk
memenugi kewajiban jangka pendek terjadi dalam satu tahun, sedangkan aktiva tetap
mungkin akan menghasilkan arus kas setelah beberapa tahun.

E. STRUKTUR MODAL DAN RENTABILITAS MODAL SENDIRI


Struktur modal menggambarkan proporsi antara utang jangka panjang dan modal
sendiri. Sedangkan rentabilitas modal sendiri ( return in equity ) menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan bagi pemilik modal sendiri
yang ada dalam perusahaan.  Artinya rentabilitas modal sendiri dapat menjadi ukuran
efisiensi bagi penggunaan modal sendiri yang dioperasionalkan dalam perusahaan.
Semakin besar rentabilitas modal sendiri maka semakin besar pula kemampuan
perusahaan menghasilkan laba bagi pemilik modal sendiri.
Apabila rentabilitas modal sendiri dapat digunakan sebagai ukuran bagi efisiensi
penggunaan modal sendiri, jadi yang digunakan sebagai ukuran efisiensi penggunaan
modal secara keseluruhan yaitu rentabilitas aktiva. Rentabilitas aktiva yaitu keseluruhan
modal digunakan untuk membeli total aktiva sehingga rentabilitas aktiva (return on
asset ) disebut sebagai rentabilitas total aktiva ( return on total asset).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rentabilitas aktiva menunjukkan
kemampuan seluruh modal yang ada, baik kodal pinjaman maupun modal sendiri, untuk
menghasilkan laba. Oleh karena itu laba yang digunakan untuk menghitung rentabilitas
aktiva adalah laba operasi (operating income) atau laba sebelum bungan dan pajak
(earnings before interest and taxes, EBIT), sedangkan laba yang digunakan untuk
menghitung rentabilitas modal sendiri adalah laba bersih (net income) atau laba sesudah
pajak ( earning after taxes, EAT). Rentabilitas aktiva menggambarkan kemampuan
seluruh aktiva untuk menghasilkan laba, maka rentabiitas aktiva dapat dihitung dengan
cara membagi laba operasi atau laba sebelum bungan dan pajak (EBIT) dengan total
aktiva. Caranya sbb:

Dimana:      rA      = rentabilitas aktiva

                        EBIT   = earnings before interest and takes

                        A         = total aktiva

persamaan EBIT dapat ditulis sebagai berikut.


EBIT = rA (A) ...........................................................................(10.2)

Aktiva terdiri atas utang (debt = D) dan modal sendiri (equity = E), berarti A=D+E sehingga
persamaan (10.2) dapat ditulis kembali sebagai berikut.

EBIT   = rA (D+E)

            = rAD + rAE ...................................................................(10.3)           

Setelah mengurangi pembayaran bunga (interest expenses) dari EBIT, maka akan diperoleh
laba sebelum pajak (Earning Before Taxes, EBIT), dimana jumlah pembayaran bunga (i)
dikalikan dengan jumlah utang (D). Artinya, EBT adalah:

EBT    = EBIT – iD

            = rAD + rAE – iD

            = rAE + (rA – i)D ...................................................................  (10.4)

Untuk memperoleh laba setelah pajak, jumla pajak dikurangkan dari EBT, dimana jumlah
pajak itu adalah tarif pajak (t) dikalikan dengan EBT itu sendiri. Artinya, laba setelah pajak
(Earning After Taxes, EAT), adalah

EAT    = EBT – t(EBT)

            = (1 – t) EBT

            = (1 - t) [rAE + (rA – i)D................................................(10.5)

Oleh karena renta bilitas modal sendiri (rE) itu dihitung dengan cara membagi EAT dengan
jumlah modal sendiri E, maka persamaan rentabilitas modal sendiri (rE) adalah:

rE = EAT/E

= (1 – t)  [rAE + (rAE + (rA – i)D]

            = (1 – t){[rA +(rA – i]D/E}............................................(10.6)

Manfaat yang diperoleh dari cara penghitungan ini membentuk suatu fungsi renatbilitas
modal sendiri dengan mengikuti persamaan linier sederhana artinya persamaan :

 rE = (1-t) [rA + (rA – i)(D/E)]

            Dapat ditulis mengikuti persamaan linier berikut:


            Y = Ό + βX.............................................................................(10.7)

            Dimana:

Y= rE = rentabilitas modal sendiri yang dapat dianggap sebagai variabel yang
dijelaskan.

X = D/E  = struktur modal atau leverage yang dapat diangap sebagai variabel penjelas.

Ό = rA        = rentabilitas aktiva sebagai intersept atau konstanta

β   = (rA – i)  = margin rate  yang menjadi slope persamaan garis tersebut.

Dari persamaan tersebut leverage merupakan variabel penjelas bagi rentabilitas modal


sendiri. Bagian ini akan membahas masalah penentuan posisi struktur modal
atau leverage  yang optimal. Posisi optimal persamaan tersebut terletak pada turunan pertama
= 0, yakni:

             d(rE)    = (1-tA)(r-i)=0...............................................................(10.8)

             d(D/E)

F. STRUKTUR MODAL DAN MAKSIMALISASI KEMAKMURAN PEMILIK


Ada 3 teori utama yang menjelaskan tujuan perusahaan memaksimumkan
kemakmuran Pemegang saham. Adapun ketiga teori tersebut berupaya menjelaskan
permasalahan yang menanyakan bagaimana struktur modal yang dapat memaksimumkan
nilai perusahaan. Teori tersebut adalah:
1. Teori tradisional atau klasik
Teori tradisional atau klasik yang menyatakan bahwa ada struktur modal optimal yang
dapat memaksimumkan nilai pasar perusahaan dengan cara meminimumkan biaya
modal rata-rata (average cost of capital ).
2. Teori yang dikembangkan oleh Modigliani dan Miller,
Mengasumsikan bahwa pasar modal bersifat sempurna dan tidak ada pajak. Dalam
teori ini mereka menyatakan bahwa nilai perusahaan dan posisi kemakmuran pemegang
saham tidak dipengaruhi oleh sruktur modal.

Teori MM terjadi apabila:

a)      Tidak ada agency

b)      Tidak ada pajak


c)      Tidak ada biaya kebangkrutan

d)     Investor adalah price laker

e)      Investor memiliki informasi yang sama dengan manajemen megenai prospek


perusahaan

f)       EBIT tidak dipengaruhi oleh penggunaan hutang

3. Teori yang juga dikembangkan oleh Modgliani dan Miller,

dimana mereka memperhatikan adanya pajak dan penggunaan utang dapat


memaksimumkan nilai perusahaan dannposisi kemakmuran pemegang saham.

Sedangkan penilaian dari David Durand terdapat dua pendekatan untuk melakukan
penilaian terhadap Leverage, yakni:

a.       Net Income Approach

b.      Net Operating Income Approach

Struktur modal akan digambarkan oleh pertimbangan antara utang obligasi dan saham yang
disebut dengan istilah debt to equty ratio.  Untuk mengerahkan pembahasan mengenai
struktur modal dalam hubungannya dengan tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang
saham, maka beberapa asumsi berikut dapat dijasikan pegangan antara lain:

a.       Pasar modal sempurna

b.      Investor bertindak rasional

c.       Harapan investor didasarkan atas arus pendapatan masa datang yang di gambarkan
melalui rata-rata pendapatan E(x) dan varian dari pendapatan (O2x).

d.      Harapan investor bersifat homogen

e.       Semua pendapatan dibagi sebagai deviden

f.       Tidak ada pertumbuhan arus pendapatan sehingga terdapat:

E(x1) = E (x1) = ......... = E(xn) = x

g.      Tujuan manajer adalah memaksimumkan nilai perusahaan bagi para pemegang


sahamnya.
Contoh soal dalam menentukan penilaian terhadap laverage dengan menggunakan
pendekatan net income approach

PT ANUGERAH memiliki hutang Rp 6.000 dengan bunga 5 % pertahun, sementara jumlah


keuntungan yang diharapkan sebesar Rp 2.000 diketahui bahwa tingkat kapitalisasi modal
sendiri (equitty capitalization rate) ke = 10% sehingga dapat dihitung sebagai berikut:

1.      Total nilai pasar perusahaan atau notasi V dapat dihitung sebagai berikut:

V         =          S + D

            =          x  - iD + iD

                                        ke         ke

                  =          Rp 2.000 - 0,05(Rp 6.000)  + 0,05 (Rp 6.000)

                                                      0,1                               0,05

                  =          Rp 17.000 + Rp 6.000

                  =          Rp 23.000

2.      Overall dincount rate atau overall cost of capital k0 adalah :

K0        =          x  = Rp 2.000    = 8,7 %

                        V    Rp 23.000

3.      Debt to equity ratio D/S adalah:

D         =          Rp 6.000    = 35,29 %

S                      Rp 17.000                  

Selanjutnya apabila menggunakan Net Operating Income contohnya adalah

PT ANUGERAH seperti disebutkan dalam contoh diatas mempunyai utang Rp. 6.000 dengan
bunga 5% dan EBIT+ 2.000 sementara Overall Cost of Capitaltetap sebesar k0=10%. Dengan
demikian nilai perusahaan dapat dihitung sebagai berikut:

1.      Nilai total perusahaan V adalah:


V         =          x  = Rp. 2.000 = Rp.20.000

                        K0           0,01

2.      Tingkat kapitalisasi modal sendiri adalah:

Ke           =  x – iD = x – iD = Rp.2.000 – 0.05 (Rp.6.000) = 12,14%

                        S    V-D       Rp.20.000 – Rp.6.000

3.      Debt to equity ratio D/S adalah:

D         =          Rp. 6.000 = 42,86 %

S                      Rp. 14.000

G.    STRUKTUR MODAL DAN TEORI MANAJERIAL

Para tokoh merumuskan, diantaranya (Boumol,Galbraith, Maris, dan Williamson) mengenai


struktur modal dan teori manajerial, rumusan mereka sebagai berikut:

1.      Keutusan mengenai struktur modal itu harus dapat menjami keamanan kerja manajer.

2.      Manajer akan merasa pekerjaannya terjamin apabila rasio D/S dalam jangka penjang
tidak menyimpang dari rasio D/S industri sejenis.

3.      Penggunaan hutang dipengaruhi oleh preferensi manajer mengenai pendanan intern


yang digambarkan melalui pertumbuhan pendapatan dan kebijakan deviden. Jika manajer
mementingkan growth dan dana intern tidak cukup untuk menutup kebutuhan bagi
pencapaian rate of growth sperti yang telah lalu maka manjer berusaha mencari suber dana
ekstern.

4.      Dalam pencarian dana utang, manajer memperhatikan sifat dan sikap para kreditor,
sebab kreditor akan memperhatikan  deft-capacity perusahaan, besar aktiva, pertumbuhan
potensal untuk waktu yang akan datang, variabilitas pendapatan dan lain-lain.

Atas dasar uraian tersebut, struktur modal akan ditentukan oleh:

1)      Struktur modal yang lalu

2)      Nilai D/S industri sejenis

3)      Besarnya aktiva
4)      Pertumbuhan aktiva perusahaan

5)      Stabilitas earning

6)      Tingkat inflasi yang diharapkan

7)      Divided-payout ratio

8)      Tingkat pertumbuhan perusahaan

9)      Biaya emisi saham baru

10)  Biaya utang

11)  Tarif pajak perusahaan

12)  Penyebaran pemilikan perusahaan

Selain itu penentuan struktur modal juga perlu mempertimbangkan beberapa hal sebagai
berikut:

a.       Tujuan perusahaan

b.      Tingkat leverage perusahaan yang sama dalam satu industri

c.       Kemampuan dalam intern

d.      Pemusatan pemilikan dan pengendalian suara

e.       Batas kredit

f.       Besarnya perusahaan

g.      Pertumbuhan aktiva perusahaan

h.      Stabilitas earning

i.        Biaya modal sendiri

j.        Biaya utang tarif pajak

k.      Perkiraan tingkat inflasi

l.        Kemampuan dana sumber utang

m.    Kebiasaan umum di pasar modal

n.      Struktur aktiva
KESIMPULAN

Keputusan pendanaan adalah keputusan yang berhubungan dengan penentuan sumber dana
yang akan digunakan, penentuan perimbangan pendanaan yang optimal, dan perusahaan
menggunakan sumber dana dari dalam perusahaan atau akan mengambil dari luar perusahaan.

Sumber – sumber dana perusahaan dibagi menjadi dua bagian yaitu sumber modal ditinjau
dari asalnya dan juga sumber modal ditinjau dari waktunya. Dari kedua sumber pendanaan
tersebut terdapat sisi buruk pendanaan lewat hutang.

Rentabilitas modal sendiri (return in equity) menunjukkan kemampuan perusahaan untuk


menghasilkan keuntungan bagi pemilik modal sendiri yang ada dalam perusahaan.

              Terdapat tiga teori utama yang menjelaskan tujuan perusahaan memaksimumkan


kemakmuran/kekayaan pemegang saham. Ketiga teori itu berupaya menjelaskan suatu
permasalahan yang menanyakan bagaimana struktur modal yang dapat memaksimumkan
nilai perusahaan. Ketiga teori tersebut dijelaskan sebagai berikut:

Teori Tradisional atau teori klasik

Teori Modigliani dan Miller (MM) tanpa pajak

Teori Modigliani dan Miller (MM) dengan pajak

       Secara sepintas istilah leverage itu digunakan untuk menyebutkan derajat penggunaan
utang, ataupun untuk menyatakan struktur modal dari suatu perusahaan. Sebenarnya, leverage
merupakan bagian atau porsi dari biaya tetap menunjukkan risiko perusahaan. Sehubungan
dengan leverage sebagai indikator, maka leverage akan terbagi menjadi 2, yaitu:

1. Operating leverage

2. Financial leverage
              Penentuan struktur modal juga perlu mempertimbangkan beberapa hal antara
lain: Tujuan perusahaan, Tingkat leverage perusahaan yang sama dalam satu
industry,Kemampuan dana intern, Pemusatan pemilikan dan pengendalian suara, Batas
kredit,Besarnya perusahaan, Pertumbuhan aktiva perusahaan, Stabilitas earnings, Biaya
modal sendiri, Biaya utang, Tarif pajak, Perkiraan tingkat inflasi, Kemampuan dana sumber
utang, Kebiasaan umum di pasar modal dan Struktur aktiva.

DAFTAR PUSTAKA

Sukardi Kodrat David dkk.2009.Manajemen Keuangan.Yogaykarta:Graha Ilmu

Moeljadi.2006.manajemen keuangan.Malang:Bayu Media Publishing

Ekonomister.blogspot.in/2010/1

Husnan Suad.1986.Manajemen Keuangan (teori dan penerapan). Yogyakarta:BPFE-


Yogyakarta

J. Keown Arthur,dkk.2000.Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, terjemahan Chaerul D.


Djakman.Jakarta: Salemba

Muslich Mochammad.2003.Manajemen Keuangan Modern.Jakarta:PT Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai