Anda di halaman 1dari 3

PEMBIAYAAN AGRIBISNIS

Aspek pembiayaan dalam suatu perusahaan sering menjadi isu sentral, di samping aspek
produksi, pemasaran dan personalia, tidak terkecuali pada perusahaan agribisnis. Fungsi
pembiayaan dalam perusahaan yaitu menyediakan dana sesuai kebutuhan perusahaan
(obtaining of funds) pada waktu yang tepat dan dari sumber yang tepat. Kegagalan dalam
menyediakan dana akan menghambat sebagian atau seluruh aktivitas perusahaan sehingga
dapat menghambat pencapaian tujuan perusahaan. Aspek pembiayaan sangat erat kaitannya
dengan aspek-aspek pembelian input, produksi, pemasaran, personalia, serta penetapan
keputusan strategis dalam upaya pengembangan perusahaan agribisnis.
Pembiayaan (finance) memiliki berbagai arti. Sebagai kata benda finance dapat berarti
urusan keuangan, sebagai kata kerja berarti suplai uang, sebagai profesi berarti pengelola
uang serta secara akademik berarti studi arus dana suatu kegiatan ekonomi atau perusahaan.
Keputusan struktur pembiayaan sangat ditentukan oleh keputusan struktur aset
perusahaan agribisnis. Keputusan struktur aset (capital) perusahaan dapat dibedakan menjadi
capital budgeting (modal investasi) dan capital expenditure (modal kerja). Modal kerja
diperlukan dalam jangka pendek untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari
dalam rangka memperoleh pendapatan.
Secara garis besar struktur pembiayaan agribisnis dapat diklasifikasikan berdasarkan
jangka waktu dan sumber pembiayaan. Berdasarkan jangka waktu, pembiayaan agribisnis
dibedakan menjadi pembiayaan jangka pendek dan pembiayaan jangka panjang. Sementara
itu, berdasarkan sumber, maka pembiayaan agribisnis dibedakan menjadi pembiayaan
internal perusahaan dan pembiayaan eksternal perusahaan. Pembiayaan agribisnis jangka
pendek sebaiknya hanya ditujukan untuk membiayai kebutuhan aset jangka pendek dalam
bentuk modal kerja operasional perusahaan. Sebaliknya, kebutuhan dana untuk membiayai
aset jangka panjang (investasi) atau aset tetap harus menggunakan pembiayaan jangka
panjang. Modal sendiri dan bagian laba ditahan termasuk sumber pembiayaan internal jangka
panjang.
Gambar 1. Struktur Aset dan Struktur Pembiayaan Perusahaan
Selain pertimbangan jangka waktu, pemilihan alternatif pembiayaan yang tepat juga harus
mengetahui biaya (cost of capital) dari setiap sumber pembiayaan dan dibandingkan dengan
imbalan (return) dari aktivitas yang akan dibiayai. Cost of capital dari sumber pembiayaan
harus lebih kecil dibandingkan return dari aktivitas yang dibiayai. Oleh karena itu, penting
bagi manajemen untuk mengetahui dengan baik kebutuhan dana berdasarkan jenis
peruntukan dan waktu peruntukannya, sehingga tidak salah dalam memilih sumber
pembiayaan. Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa keputusan pembiayaan yang tepat
harus mempertimbangkan dua risiko yaitu risiko perusahaan agribisnis dan risiko keuangan.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, sumber pembiayaan agribisnis meliputi pembiayaan
internal dan pembiayaan eksternal. Pembiayaan internal terdiri dari setoran para pemilik atau
disebut modal sendiri (equity) dan bagian laba yang tidak dibagikan kepada pemilik atau
disebut juga laba ditahan (retained earning). Modal sendiri dan laba ditahan merupakan
sumber pembiayaan yang utama karena selain bersifat jangka panjang juga tidak
menimbulkan beban tetap. Proporsi jumlah pembiayaan internal terhadap total dana yang
dibutuhkan sebaiknya lebih dari 50 persen.
Sumber pembiayaan eksternal sering disebut juga hutang kepada pihak ketiga. Hutang
kepada pihak ketiga dapat dibedakan berdasarkan jangka waktu jatuh tempo hutang yaitu (1)
hutang jangka pendek, dan (2) hutang jangka panjang. Setiap hutang, baik jangka pendek
maupun jangka panjang, akan menimbulkan beban tetap dengan besar beban bervariasi.
Secara umum, hutang jangka panjang akan menimbulkan beban yang lebih besar
dibandingkan hutang jangka pendek.
Selanjutnya dapat dijelaskan alternatif sumber-sumber hutang jangka pendek yang
banyak digunakan oleh perusahaan agribisnis, yaitu:
1. Pos-pos aktual, misalnya hutang upah, hutang pajak.
2. Hutang usaha, misalnya hutang ke pemasok input.
3. Kredit jangka pendek dari bank dan atau lembaga keuangan.
4. Warkat komersial atau surat dagang (commercial paper) yaitu hutang jangka pendek
tanpa agunan yang diterbitkan perusahaan besar dengan bunga rendah.
5. Penggunaan sekuritas jangka pendek dengan agunan.
6. Penjaminan piutang atau anjak piutang (penjualan piutang).

Sementara itu hutang jangka panjang dapat bersumber dari beberapa alternatif, misalnya:
1. Kredit jangka panjang dari bank dan atau lembaga keuangan.
2. Obligasi.
3. Leasing.
4. Modal Ventura.

Anda mungkin juga menyukai