Anda di halaman 1dari 9

FUNGSI KEUANGAN

Pembelanjaan adalah suatu usaha menyangkut bagaimana perusahaan harus mengorganisir untuk
mendapatkan dana, bagaimana mendapatkan dana, bagaimana menggunakan dana, dan
bagaimana laba perusahaan akan didistribusikan.
Jadi pada prinsipnya, pembelanjaan itu menyangkut fungsi perusahaan yang berkaitan dengan
pencarian dan penggunaan dana secara efektif dan efisien.
Keputusan tentang sumber dana yang paling baik dan bagaimana dana tersebut harus digunakan,
merupakan fungsi yang paling pokok bagi manajer keuangan atau manajer pembelanjaan
perusahaan. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa manajer keuangan itu bertanggung jawab
baik mengumpulkan maupun mengeluarkan uang.
SUMBER DANA
o Macam-macam Sumber Dana
Jika ditinjau dari asalanya, sumber dana perusahaan dapat dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu
:
1. Berasal dari dalam perusahaan. Pembelanjaan dengan sumber dana dari dalam
perusahaan ini disebut pembelanjaan intern, yang meliputi :
a. Penggunaan laba perusahaan
b. Penggunaan cadangan
c. Penggunaan laba yang tidak dibagi/ditahan
2. Berasal dari luar perusahaan. Pembelanjaan dengan sumber dana dari luar perusahaan ini
disebut pembelanjaan ekstern, yang meliputi :
a. Dana dari pemilik.
b. Dana dari hutang / pinjaman.
o Pemilihan Sumber Dana
Ada dua sumber dana yaitu dari dalam perusahaan dan dari luar perusahaan. Berikut beberapa
kelebihan dan kelemahan dari kedua sumber dana tersebut.
o Dari dalam perusahaan
Kebaikan :
1. Dapat digunakan sewaktu-waktu
1

2. Tidak ada kewajiban membayar bunga


3. Tidak ada kewajiban mengembalikan
Kelemahan :
1. Jumlah dana terbatas
2. Perusahaan dihadapkan pada pilihan untuk digunakan sendiri atau digunakan untuk hal
lain yang lebih menguntungkan
Dari luar perusahaan
Kebaikan :
1. Jumlah dana tidak terbatas 3. Sifatnya Fleksibel
2. Dapat diperoleh dari berbagai sumber
Kelemahan :
1. Perusahaan dikenakan beban utang dan dividen untuk saham
2. Ada kewajiban untuk mengembalikan utang
Masalah pemilihan sumber dana adalah mengusahakan keseimbangan agar tujuan perusahaan
dapat tercapai. Beberapa alternatif yang dapat dipilih adalah :
1. Menggunakan dana intern saja
2. Menggunakan dana ekstern dengan menjual saham
3. Menggunakan dana ekstern dengan mencari pinjaman/kredit
4. Menggunakan dana ekstern dengan menjual saham dan mencari pinjaman
5. Menggunakan dana intern dan ekstern
o Sumber Dana Intern
Cara yang paling mudah memenuhi kebutuhan dana perusahaan adalah dengan cara mengambil
dana yang sudah tersedia di perusahaan. Dana intern ini biasanya sangat terbatas. Jika digunakan
sendiri kurang menguntungkan, dana intern ini dapat diinvestasikan pada sektor lain seperti
pembelian saham atau obligasi dari perusahaan lain.
Jika terjadi masalah seperti ini, pemecahannya dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip
opportunity cost yaitu dengan memberikan beban bunga pada dana milik sendiri yang dipakai
sendiri.
2

o Sumber Dana Ekstern


Pada umumnya kredit dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu :
1. Kredit jangka pendek adalah kredit yang jangka waktunya tidak lebih dari satu tahun.
Kredit jangka pendek ini adalah :

Kredit rekening Koran Kredit penjual

Kredit pembeli Kredit belening

Aksep Kredit wesel

2. Kredit jangka panjang adalah kredit yang jangka waktunya lebih dari satu tahun. Macammacam kredit jangka panjang :

Hipotik Kredit bank

Obligasi Kredit dari negara lain

o Optimisasi Modal
Untuk menentukan apakah sebaiknya mengambil kredit jangka pendek atau kredit jangka
panjang, perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor berikut ini :
1. Bunga kredit jangka pendek
2. Bunga kredit jangka panjang
3. Bunga simpanan bank
4. Jangka waktu pemakaian modal
5. Jangka kritis
Adapun kriteria yang bisa dipakai untuk menentukan apakah menggunakan kredit jangka pendek
atau kredit jangka panjang ada dua macam yaitu :
a. Jangka kritis
b. Beban bunga
Dari segi beban bunga manakah yang lebih rendah, itulah yang dipakai. Dan harus dihitung pula
pemanfaatan modal atau simpanan yang diterima dari modal yang tidak digunakan sejak
berakhirnya jangka waktu penggunaan sampai dengan berakhirnya masa kredit.

o Kredit Lembaga Keuangan


Kredit yang diajukan oleh perusahaan akan disetujui apabila perusahaan tersebut dianggap
layak untuk diberi. Hal ini harus dibuktikan dengan suatu studi kelayakan (feasibility study)
dan syarat-syarat lain yang biasa disebut dengan 4 C, yaitu :
1. Capital

3. Collateral

2. Capability

4. Character

o Kredit Kelayakan
Kredit ini tidak harus dijamin dengan harta tetap, cukup dengan surat perintah kerja (SPK) dari
pemberi kerja (bouwher). Besarnya kredit sangat terbatas, yaitu 30% dari kontrak kerja yang
ditandatangani.

Likuiditas dan Solvabilitas

Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya setiap saat.
Pada pokoknya, kewajiban-kewajiban yang harus dapat dipenuhi oleh perusahaan ada dua
macam, yaitu :
a. Mampu membayar utang-utangnya pada setiap saat ditagih. Kemampuan ini disebut
likuiditas badan usaha
b. Mampu membiayai operasi perusahaan sehari-hari. Kemampuan ini disebut likuiditas
perusahaan
Untuk menentukan likuiditas dapatlah digunakan dua rumus berikut, dengan mencari current
ratio dan quick ratio.

Rumus Current Ratio = Aktiva Lancar : Utang Lancar

Rumus Quick Ratio = Aktiva Lancar persediaan : Utang Lancar

Aktiva lancar adalah aktiva/kekayaan peruashaan yang dapat dengan segera dicairkan dalam
bentuk uang tunai. Termasuk dalam kategori aktiva lancar ini :
Kas Piutang
Bank Persediaan barang
Surat-surat berharga
4

Utang lancar adalah semua utang jangka pendek perusahaan. Tujuan dari quick ratio adalah
untuk mengetahui jumlah kekayaan yang dapat dengan cepat dicairkan dalam bentuk uang tunai.
o Solvabilitas
Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya pada saat
perusahaan dilikuidasi/dibubarkan. Untuk menentukan solvabilitas dapatlah digunakan rumus
sebagai berikut :
Solvabilitas = Total Aktiva : Total Utang
Apabila perusahaan mampu memenuhi semua kewajibannya pada saat dibubarkan, berarti
perusahaan tersebut dalam keadaan solvabel. Sedangkan kalau perusahaan tidak mampu
memenuhinya, dikatakan insolvabel.
Dengan demikian, ditinjau dari likuiditas dan solvabilitas, perusahaan mempunyai beberapa
kemungkinan :
a. Solvable likuid c. Solvabel illikuid
b. Insovabel likuid d. Insolvabel illikuid
o Rentabilitas
Secara umum, rentabilitas ini dapat diartikan sebagai kemampuan menghasilkan laba dari
sejumlah dana yang dipakai untuk menghasilkan laba tersebut. Rentabilitas ini dapat dipakai
sebagai alat pengukur untuk mengambil keputusan tentang financial leverage, yaitu masalah
apakah di dalam memenuhi kebutuhan dana perusahaan akan menggunakan modal asing (kredit)
ataukah modal sendiri. Ada dua macam rentabilitas, yaitu :
1. Rentabilitas Ekonomis
Rentabilitas ekonomi merupakan kemampuan untuk menghasilkan laba dari keseluruhan
modal, baik modal asing maupu modal sendiri, yang digunakan untuk menghasilkan laba
tersebut.
2. Rentabilitas Modal
Rentabilitas modal sendiri merupakan kemampuan untuk menghasilkan laba dari
sejumlah modal sendiri yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut.
Rentabilitas ekonomis dan rentabilitas modal sendiri mempunyai kaitan yang sangat erat dan
saling mempengaruhi dalam setiap keputusan yang diambil. Beberapa kriteria yang dapat dipakai
untuk mengambil keputusan itu adalah :

a.

Apabila rentabilitas ekonomis lebih kecil dari tingkat bunga modal asing, lebih baik
menggunakan modal sendiri, sebab rentabilitas modal sendiri akan lebih besar
dibandingkan apabila digunakan modal asing.

b. Apabila rentabilitas ekonomis lebih besar disbanding dengan tingkat bunga modal
asing, maka lebih baik digunakan modal asing, sebab rentabilitas modal sendiri akan
lebih besar dibandingkan apabila digunakan modal sendiri.
o Pemenuhan Kebutuhan Modal
Pemenuhan kebutuhan dana pada dasarnya dapat dibedakan anatara cara pemenuhan dana
secara sendiri-sendiri sesuai dengan kebutuhan masing-masing aktiva yang akan dibiayai, dan
cara pemenuhan kebutuhan dana secara keseluruhan dengan memandang semua kebutuhan
sebagai satu kesatuan atau satu kelompok. Apabila dalam memenuhi kebutuhan masing-masing
aktiva secara individual dikatakan bahwa kita menggunakan system pembelanjaan partiil.
Dengan demikian bahwa pembelanjaan partiil merupakan system pemenuhan kebutuhan yang
mendasarkan pada perputran dan waktu terikatnya dana pada masing-masing aktiva secara
individual. Pada dasarnya system ini menggunakan prinsip bahwa kebutuhan dana untuk setiap
aktiva atau setiap macam kebutuhan, harus dibiayai dengan dana sendiri-sendiri yang sesuai
dengan jumlah dana dan lamanya kebutuhan.
Adapun cara lain dalam memenuhi kebutuhan dana ialah kalau kita melihat semua kebutuhan
dana itu sebagai satu kesatuan atau satu kelompok, bukan secara individual, dikatakan bahwa
kita menggunakan system pembelanjaan total adalah system pembelanjaan total, dimana
pembelanjaan total merupakan system pemenuhan kebutuhan dana yang mendasarkan pada
perputran dana yang ditanamkan dalam kelompok aktiva atau keseluruhan aktiva sebagai satu
kesatuan. Dalam hubungan ini kita mengenal adanya pedoman-pedoman pembelanjaan ditinjau
dari sudut likuiditas yang ini berbeda menurut system pembelanjaan yang digunakannya.
Sistem pemenuhan kebutuhan dana itu dapat di kategorikan dalam 4 cara, yaitu :
1. Cara pemenuhan kebutuhan dana secara umum
Ada dua cara yang bisa dipakai, yaitu pertama adalah dengan mendasarkan pada kebutuhan
masing masing aktiva secara individual dikatakan bahwa kita menggunakan sistem
pembelanjaan partiil yang pada proses pemenuhan kebutuhan dananya mendasarkan pada
perputaran dan waktu terikatnya dana pada masing masing aktiva secara individual. Sistem ini
menggunakan prinsip bahwa kebutuhan dana untuk setiap aktiva atau setiap macam kebutuhan,
harus dibiayai dengan dana sendiri sendiri yang sesuai dengan jumlah dana dan lamanya
kebutuhan. Cara yang kedua adalah dengan melihat semua kebutuhan dana itu sebagai satu
kesatuan atau satu kelompok, bukan secara individual. Sistem ini disebut sebagai sistem
pembelanjaan total, dimana pemenuhan kebutuhan dana yang mendasarkan pada perputaran dana
yang ditanamkan dalam kelompok aktiva atau keseluruhan aktiva sebagai satu kesatuan.
6

2. Pemenuhan kebutuhan dana ditinjau dari sudut likuiditas dan rentabilitas


Ditinjau dari sudut liquiditas, penarikan dana yang dibutuhkan didasarkan kepada ketentuan
bahwa dana yang dibutuhkan itu hendaknya ditarik pada jangka waktu terikatnya dana dalam
aktiva yang akan dibiayai dengan dana tersebut.
Adapun pedoman pembelanjaan sebagai berikut:
o Untuk aktiva lancer hendaknya dibiayai dengan kridit jangka pendek yang umumnya
tidak lebih pendek dari pada terikatnya dana dalam aktiva lancer.
o Untuk aktiva tetap yang tidak berputar, pada prinsipnya diiayai dengan modal sendiri.
o Untuk aktiva tetap yang berputar secara berangsur-angsur dapat dibiayai dengan kredit
jangka panjang atau modal sendiri.
Dalam memenuhi kebutuhan modal kerja kita harus mengadakan keseimbangan antara tujuan
likuiditas dan tujuan rentabilitas. Artinya bahwa pemenuhan modal kerja itu tidak hanya
dipandang likuid dari sudut pengembalian kreditnya, tapi juga seberapa besar keuntungan yang
kita dapatkan dari modal yang kita dapatkan tersebut. Adapun cara ini bisa dilakukan
mengadakan kombinasi yang optimal antara pemenuhan dengan kredit jangka panjang dan kredit
jangka pendek, yang dalam literatur pembelanjaan disebutkan sebagai masalah optimum modal.
Masalah optimum modal adalah menyangkut masalah pemenuhan kebutuhan dana, mana yang
lebih menguntungkan antara pemenuhan dengan kredit jangka pendek atau kredit jangka
panjang. Masalah ini juga timbul karena adanya tingkat bunga yang berbeda.
Untuk mengetahui besarnya modal optimum perlulah lebih dahulu menetapkan jangka
waktu kritis . Dimaksudkan dengan pengertian jangka waktu kritis ialah jangka waktu dimana
biaya untuk kredit jangka panjang sama besarnya dengan biaya kredit jangka waktu pendek.
Kalau kredit yang dibutuhkan itu jangka waktunya lebih lama daripada jangka waktu kritisnya,
maka akan lebih menguntungkan mengambil kredit jangka panjang dengan membungakan
kelebihan modal sementara yang tidak digunakan. Sebaliknya apabila kebutuhan kredit jangka
waktunya lebih pendek daripada jangka waktu kritis, adalah lebih menguntungkan membiayai
kebutuhan modal kerja itu dengan kredit jangka pendek.
3. Pemenuhan kebutuhan dana ditinjau dari sudut solvabilitas dan rentabilitas
Untuk menarik dana yang dibutuhkan perusahaan selain mendasar pada keinginan juga harus
memperhatikan kemungkinan-nya untuk meapat dana tersebut. Masalah pembelanjaan tidak
hanya merupakan masalah bagi perusahaan yang membutuhkan dana saja, melainkan pemberi
modal sehinga dengan demikian pemberi modal juga mempunyai kepentingan. Adapun golongan
pemberi modal sebagai berikut :
7

o Golongan pesimis tulen


o Golongan pesimis biasa
o Golongan optimis tulen, dan
o Golongan optimis biasa
Diantara ke4 golongan tersebut yang paling banyak dimasyarakat adalah golongan 2 dan 4.
Dalam sistem ini pun juga berlaku aturan bahwa pemenuhan kebutuhan dana bukan hanya
mempertimbangkan dari sisi solvablenya saja atau dari kemampuan pengembalian kredit jangka
panjangnya, tetapi juga melihat dari sisi keuntungannya. Dalam sistem ini terdapat dua sumber
dana yaitu dari modal asing dan modal sendiri. Setiap tambahan modal asing akan selalu
menurunkan tingkat solvabilitasnya, dan setiap penambahan modal sendiri akan selalu
menaikkan tingkat solvabilitasnya. Berhubung dengan itu, maka apabila suatu perusahaan dalam
memenuhi kebutuhan modalnya hanya mendasarkan pada pertimbangan solvabilitasnya saja,
maka pemenuhan modalnya haruslah selalu dipenuhi dengan modal sendiri. Karena makin
besarnya modal sendiri berarti makin tinggi pula tingkat solvabilitasnya, dan akan semakin besar
jaminan bagi kreditur.
Hal itu tentulah berbeda jika rentabilitas juga menjadi pertimbangan, karena setiap tambahan
modal sendiri yang selalu dibenarkan menurut pertimbangan solvabilitas, belum tentu
mempertinggi tingkat rentabilitas modal sendiri. Caranya adalah bergantung kepada 2 faktor,
yaitu earning power ( rentabilitas ekonomi ) dari tambahan modal tersebut, dan tingkat bunga
dari modal asing. Apabila earning power dari tambahan modal lebih kecil daripada tingkat
bunga, maka tambahan modal itu akan lebih menguntungkan apabila dipenuhi dengan modal
sendiri daripada dengan modal asing. Dalam hal ini penambahan modal sendiri akan dibenarkan
oleh pertimbangan solvabilitas ( karena akan mempertinggi tingkat solvabilitas ) dan juga akan
dibenarkan menurut pertimbangan rentabilitas modal sendiri (karena rentabilitas modal sendiri
dengan tambahan modal sendiri akan lebih besar daripada rentabilitas modal sendiri dengan
tambahan modal asing).

4. Pemenuhan kebutuhan dana ditinjau dari perimbangan kekuasaan terhadap perusahaan


Dalam pemenuhan kebutuhan dana jenis ini kita harus memperhatikan keinginan pemilik modal
sendiri (pemegang saham biasa) untuk dapat tetap menguasai perusahaannya atau
mempertahankan control terhadap perusahaannya. Artinya bahwa kalau setiap kebutuhan dana
dipenuhi dengan modal asing atau saham preferen, maka pemegang saham lama tidak akan
kehilangan atau berkurang kekuasaannya terhadap perusahaan, yang ini berarti tidak akan
mengganggu perimbangan kekuasaannya. Tetapi apabila kebutuhan dana dipenuhi dengan
8

pengeluaran atau emisi saham biasa baru, hal ini akan berpengaruh terhadap perimbangan
kekuasaan pemegang saham lama terhadap perusahaan, control mereka terhadap
perusahaannya akan dapat berkurang atau hilang sama sekali.
Dengan demikian, kalau pemegang saham lama ingin tetap mempertahankan control nya
terhadap perusahaannya, maka setiap kebutuhan dana akan dipenuhi dengan mengeluarkan
obligasi, mencari kredit, atau mengeluarkan saham preferen. Tetapi kalau setiap kebutuhan
dipenuhi dengan modal asing, hal ini akan mengganggu solvabilitasnya dan suatu ketika para
kreditur tidak mempunyai kepercayaan lagi kepada perusahaan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai