Anda di halaman 1dari 43

SIKLUS AKUNTANSI

Siklus akuntansi perusahaan adalah proses


membuat laporan keuangan perusahaan untuk suatu
periode tertentu. Pada umumnya siklus akuntansi
selalu dimulai dari transaksi sampai pada pembuatan
laporan keuangan perusahaan yang dilanjutkan dengan
adanya saldo yang ditutup dengan jurnal penutup atau
sampai pada jurnal pembalik.

Pada kesempatan kali ini kami akan membahas


mengenai siklus akuntansi untuk perusahaan dagang.
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang bisnis
utamanya membeli barang dari pemasok dan menjual
lagi ke konsumen tanpa mengubah wujud barang.
Sebagai contoh yang biasa kita temui adalah toko
kelontong dan supermarket. Kegiatan kedua jenis
usaha ini adalah membeli barang kebutuhan sehari-hari
dari pemasok dan menjual kembali kepada konsumen.
Siklus akuntansi pada perusahaan dagang tidak
berbeda dengan perusahaan jasa. Baik perusahaan jasa
maupun perusahaan dagang, semua transaksi harus
dicatat dalam jurnal dan kemudian secara periodik
dibukukan ke dalam rekening-rekening di buku besar.

1
12 Tahapan Pada Siklus Akuntansi Perusahaan
Dagang

1. Jurnal Umum

Jurnal umum adalah sebuah jurnal yang


dipergunakan untuk tempat melakukan pencatatan bagi
segala jenis bukti transaksi keuangan yang muncul
akibat terjadinya berbagai transaksi keuangan
perusahaan dalam suatu periode tertentu. Pada
umumnya, jurnal ini dipergunakan dalam akuntansi
perusahaan jasa karena pada prinsipnya segala
transaksi dalam perusahaan jasa dapat dicatat secara
kronologis, sedangkan pada akuntansi perusahaan
dagang lebih efektif menggunakan jurnal khusus.

Jurnal umum adalah buku jurnal yang digunakan


untuk mencatat semua transaksi yang tidak bisa dicatat
dalam jurnal khusus diatas. Artinya ada beberapa
transaksi yang tidak bisa dicatat dalam jurnal khusus,
maka perlu dibuatkan jurnal umum. Transaksi-
transaksi yang dicatat dalam jurnal umum tersebut
diantaranya:

2
Transaksi retur pembelian kredit dan retur penjualan
kredit.

1. Ayat jurnal penyesuaian (adjustment entry)


2. Ayat jurnal koreksi (correcting entry)
3. Ayat jurnal penutup (closing entry)
4. Ayat jurnal pembalik (reversing entry)

(Tabel Saldo Normal Kelompok Akun)

Keterangan :

a. Pada Point Aktiva. Jika Aktiva Bertambah maka


pencatatannya berada di posisi Debet, dan
jika Aktiva Berkurang maka pencatatanya berada
di posisi Kredit.
b. Pada Point Kewajiban. Jika Kewajiban
Bertambah maka pencatatannya berada di

3
posisi Kredit, sebaliknya jika kewajiban
berkurang maka pencatatannya berada di Debet.
c. Pada Point Modal. Jika modal bertambah maka
pencatatanya berada di posisi kredit, dan
jika modal berkurang maka pencatatannya berada
di posisi debet.
d. Pada Point Pendapatan. Jika pendapatan
bertambah maka pencatatannya berada di
posisi kredit, dan jika pendapatan
berkurang maka pencatatannya berada di
posisi debet.
e. Pada point Beban. Jika beban bertambah maka
pencatatanya berada di posisi debet. Dan
jika beban berkurang maka pencatatannya berada
di kredit.

Masuk ke akuntansi, Sebelum itu ada langkah-langkah


yang harus dilakukan,

1. Identifikasi nama perkiraan dan kelompok akun


apa yang berkaitan dengan transaksi.
2. Perhatikan saldo normal dan jenis transaksinya,
serta identifikasi saldonya apakah menambah atau
mengurangi.

4
3. Perhatikan juga nominal transaksi, dan harus teliti
dalam penulisannya.

Berikut ini Beberapa contoh transaksi dan jurnal


umum yang digunakan.

1. Tanggal 12 Agustus 2017, Bapak Toyib membuka


usaha toko bangunan dengan menggunakan nama
“Toko Bangunan Jaya Abadi”. Sebagai Modal
Awal Bapak Toyib menyetorkan uang tunai
sebesar Rp 15.000.000,-
2. Tanggal 15 Agustus 2017, Toko Bangunan Jaya
Abadi Membeli perlengkapan untuk usahanya
sebesar Rp 2.000.000,- secara kredit.
3. Tanggal 30 Agutus 2017, Toko Bangunan Jaya
Abadi membayar beban listrik, dan beban telpon
dengan total sebesar Rp 400.000,-

Sebelum menjawabnya, baiknya kita mengikuti


langkah-langkah cara membuat jurnal diatas. Jika
sudah , selanjutnya inilah cara membuat jurnal umum
sebagai berikut.

5
(Jurnal Umum)

2. Jurnal Khusus

Di dalam pencatatan pembukuan akuntansi, kita


mengenal istilah jurnal umum dan jurnal khusus. Jika
pengertian dari jurnal umum adalah pencatatan semua
transaksi keuangan secara kronologis dalam
pembukuan, maka jurnal khusus dipakai hanya untuk
mencatat transaksi-transaksi khusus yang terjadi pada
perusahaan. Transaksi khusus yang dimaksud adalah
transaksi yang banyak dan sering terjadi serta bersifat
sama dan berulang. Jurnal khusus terbagi menjadi
empat jenis, yaitu Jurnal Pembelian, Jurnal
Penjualan, Jurnal Penerimaan Kas dan Jurnal
Pengeluaran Kas

6
a. Jurnal Khusus Penerimaan Kas (Cash Receipt
Journal)

Pengertian jurnal penerimaan kas adalah buku


jurnal yang digunakan untuk mencatat seluruh
transaksi yang berhubungan dengan penerimaan uang
atau uang tunai. Penerimaan uang tunai berasak dari
berbagai sumber.

Transaksi yang dicatat dalam jurnal penerimaan kas


diantaranya adalah:

1. Penjualan tunai
2. Penerimaan pelunasan piutang
3. Retur pembelian secara tunai
4. Penerimaan pendapatan

Bentuk Jurnal Penerimaan Kas

b. Jurnal Khusus Pengeluaran Kas (Cash Payment


Journal)

Pengertian jurnal pengeluaran kas adalah jurnal


khusus yang digunakan untuk mencatat semua
transaksi yang berhubungan dengan pengeluaran
uang/pembayaran uang tunai.

7
Transaksi yang termasuk pengeluaran kas diantaranya:

1. Pembelian secara tunai


2. Pembayaran atau pelunasan utang dagang
3. Retur penjualan
4. Pembayaran beban-beban
5. Pengambilan uang tunai untuk pribadi (prive).

Bentuk jurnal pengeluaran kas

c. Jurnal Khusus Pembelian (Purchaces Journal)

Pengertian jurnal pembelian adalah buku jurnal


yang digunakan nuntuk mencatat seluruh transaksi
pembelian secara kredit, baik pembelian barang
dagang ataupun bukan barang dagang.

Transkasi yang akan dicatat dalam jurnal pembelian


diantaranya:

1. Pembelian barang dagang secara kdedit


2. Pembelian perlengkapan, peralatan dan aktiva lain
secara kredit

8
Bentuk jurnal pembelian

d. Jurnal Khusus Penjualan (Sales Journal)

Pengertian jurnal penjualan adalah buku jurnal


yang digunakan untuk mencatat semua transaksi yang
berhubungan dengan penjualan barang dagang secara
kredit.

Bentuk jurnal penjualan

3. Buku Besar Pembantu

Buku besar pembantu adalah buku besar khusus


yang digunakan untuk mencatat akun tertentu serta

9
perubahan-perubahannya secara lebih rinci. Dengan
kata lain buku besar pembantu sebagai perluasan buku
besar umum. Jadi catatan yang ada di dalam buku
besar pembantu merupakan rincian dari salah satu
buku besar umum yaitu rincian hutang dan piutang.

Macam -Macam Buku Besar Pembantu

Buku besar pembantu pada umumnya terdapat tiga


jenis yaitu buku besar pembantu utang, buku besar
pembatnu piutang dan buku besar pembantu
persediaan.

1. Buku besar pembantu utang ( account payable


subsidiary), buku pembantu ini berfungsi sebagai
tempat untuk mencatat perubahan utang kepada
kreditor secara individual atau khusus.
2. Buku besar pembantu piutang (account receivable
subsidiary ledger), sama halnya dengan buku besar
pembantu utang, buku besar pembantu piutang
merupakan tempat khusus untuk mencatat
perubahan piutang (tagihan) , kepada perusahaan
(debitor) secara individual (perusahaan tertentu
saja).
3. Buku besar persediaan.

10
Manfaat Buku Besar Pembantu

Manfaat dari penyusunan buku besar pembantu


diantaranya sebagai berikut.

a. Memudahkan dalam penyusunan laporan


keuangan, karena buku besar pembantu akan
mengurangi kesalahan-kesalahan dalam buku besar
umum.
b. Ketelitian dalam pembuku besar umum dapat diuji
dengan membandingkan saldo buku besar umum
dengan jumlah saldo-saldo dalam buku besar
pembantu.
c. Dalam pengerjaan akuntansi memungkinkan
diadakan pembagian tugas.
d. Bisa dengan mudah mengetahui jumlah masing-
masing elemen seperti piutang dan hutang dari
pihak yang terkait.

Sumber Pencatatan Buku Besar Pembantu

Bukti bukti transaksi yang mengakibatkan


terjadinya perubahan, baik terhadap utang ataupun
piutang perusahaan adalah sumber pencatatan dalam
buku besar. Contohnya, faktur penjualan, faktur
pembelian, bukti penerimaan dan pengeluaran kas,
ataupun nota debet dan nota kredit.

Bukti transaksi yang mengakibatkan perubahan


utang dan piutang perusahaan akan melalui prosedur
sebagai berikut hingga sampai kepada buku besar
pembantu utang dan buku besar pembantu piutang.

11
1. Dicatat dalam buku jurnal untuk dibukukan ke
dalam buku besar, baik setiap pos jurnal secara
individual maupun secara kolektif.
2. Setelah diposting ke buku besar, langkah
selanjutnya adalah dicatat ke dalam buku pembantu
yang selanjutnya pada tiap akhir periode tertentu
akan dibuatkan daftar saldo. Masing-masing jenis
buku pembantu tersebut yaitu daftar saldo utang
dari buku besar pembantu utang dan daftar saldo
piutang dari buku besar pembantu piutang
perusahaan.

4. Buku Besar

Buku besar adalah sebagai alat yang digunakan


untuk mencatat perubahan-perubahan yang tejadi pada
suatu akun yang disebabkan karena adanya transaksi
keuangan.

Buku besar adalah buku yang berisi perkiraan-


perkiraan yang mengikhtisarkan pengaruh adanya
transaksi keuangan terhadap perubahan sejumlah akun
seperti aktiva, kewajiban dan modal perusahaan.

Penting diingat bahwa banyaknya jumlah perkiraan


buku besar yang dibutuhkan/dicatat perusahaan
berbeda-beda, karena tergantung kepada kekayaan dan

12
keuangan perusahaan, jenis kegiatan, volume transaksi
dan informasi yang diinginkan perusahaan.

Kapan penyusunan buku besar ?

Di dalam pembukuan akuntansi, pencatatan buku


besar disebut dengan posting, karena buku besar
adalah pemindahan akun atau sering dikenal dengan
istilah posting dari jurnal umum , jadi pencatatan buku
besar adalah setelah jurnal umum .

Akun–akun buku besar dapat digolongkan seperti


berikut.

a. Akun Ril (Real Account) adalah akun-akun yang


terdapat di dalam neraca, misalnya aktiva, hutang,
kewajiban dan modal.
b. Akun Nominal (Nominal Account) adalah akun-
akun yang terdapat pada laporan laba rugi,
misalnya akun pendapatan dan beban.

Fungsi Buku Besar

Fungsi buku besar antara lain:

1. Sebagai alat untuk meringkas data transaksi yang


telah dicatat dalam jurnal (umum).
2. Sebagai alat untuk menggolongkan data keuangan
serta dapat untuk mengetahui jumlah atau keadaan
rekening (akun) yang sebenarnya apakah ada
perbedaan atau tidak.
3. Sebagai dasar penggolongan transaksi yang ada
atau telah dicatat dalam jurnal.

13
4. Sebagai bahan atau informasi untuk menyusun
laporan keuangan.

Bentuk Buku Besar

Bentuk buku besar yang diguakan oleh suatu


perusahaan juga berbeda-beda disesuaikan dengan
keinginan dan kebutuhan. Pada dasarnya bentuk buku
besar terbagi menjadi dua yaitu bentuk T dan bentuk
skontro.

1. Bentuk T

Contoh bentuk buku besar T adalah sebagai berikut:

14
2. Bentuk Skontro / Dua Kolom dan Empat Kolom

Bentuk buku besar dua kolom

Bentuk buku besar empat kolom

15
Cara Melakukan Posting dari Jurnal ke Buku
Besar

Langkah yang harus dilakukan dalam proses posting


dari jurnal ke buku besar adalah seperti berikut.

1. Yang pertama adalah pindahkan tanggal kejadian


yang ada pada jurnal ke kolom tanggal di buku
besar yang bersangkutan.
2. Pindah jumlah debet ataupun jumlah kredit ke
kolom debet dan kredit pada buku besar yang
bersangkutan.
3. Catat nomor halaman jurnal (ref) ke kolom
referensi/ref buku besar yang bersangkutan
4. Penjelasan atau keterangan singkat di kolom
keterangan pada jurnal bisa dipindahkan sama juga
di buku besar.

Gambar proses posting dari jurnal ke buku besar

Cara posting ke buku besar

16
Aturan Debet Kredit

Keterangan Debet Kredit

Aktiva Pertambahan (+) Pengurangan (-)

Hutang Pengurangan (-) Pertambahan (+)

Modal Pengurangan (-) Pertambahan (+)

Prive Pertambahan (+) Pengurangan (-)

Pendapatan Pengurangan (-) Pertambahan (+)

Beban Pertambahan (+) Pengurangan (-)

Contoh Transaksi Buku Besar

Penerapannya pada transaksi perusahaan kedalam


buku besar adalah sebagai berikut .

Bengkel mobil “Cahaya Hari” yang didirikan oleh Tn.


Hari. Berikut ini adalah rincian kegiatan transaksi pada
bulan Februari diantaranya.

17
Tanggal Transaksi

Tn. Hari menanamkan uangnya sebagai modal


1
di perusahaan sebesar Rp. 35.000.000.

Menerima kredit dari bank sebesar Rp.


2
90.000.000

Membeli peralatan bengkel sebesar Rp.


4
75.000.000 secara tunai.

Perusahaan membayar kontrak sewa bangkel


5
Rp. 3.000.000 untuk 1 tahun.

Membeli perlengkapan dari JAYA SAKTI


7
secara tunai Rp. 1.400.000
Feb-
2016
Menerima uang dari para langganan untuk jasa
20
bengkel yang diberikan

Membeli perlengkapan berupa oli,air accu,mur


21 baut dari WAHANA AUTOSPORT dengan
cara kredit sebesar Rp. 6.000.000.

Pemakaian perlengkapan sebesar Rp,


23
3.500.000

Membayar gaji dan upah pegawai Rp.


25
6.750.000

26 Membayar macam-macam biaya Rp. 2.250.000

18
Membayar kepada Bank Rp. 5.000.000 untuk
pembayaran angsuran pokok pinjaman, dan
28
Rp. 1.000.000 untuk pembayaran bunga
pinjaman.

Penyusutan peralatan bengkel sebesar Rp.


28
1.900.000.

Jawaban :

19
20
5. Laporan Harga Pokok Penjualan

Harga Pokok Penjualan adalah biaya yang


muncul dari barang yang diproduksi dan dijual dalam
kegiatan bisnis. Harga Pokok Penjualan pada
umumnya ada pada perusahaan dagang. Karena
kegiatan utama perusahaan dagang adalah
memperjualbelikan barang dagangan.

Harga Pokok Penjualan mempunyai beberapa


komponen diantaranya :

1. Persediaan Awal Barang Dagangan

Persediaan awal barang dagangan adalah


persediaan barang dagangan yang sudah tersedia pada

21
awal periode tahun buku berjalan. Saldo persediaan
awal barang dagangan bisa dilihat pada neraca saldo
periode berjalan atau pada neraca awal perusahaan
atau neraca tahun sebelumnya.

2. Persediaan Akhir Barang Dagangan

Persediaan akhir barang dagangan adalah


persediaan barang dagangan yang tersedia di akhir
periode tahun buku berjalan. Saldo persediaan ini bisa
diketahui pada data penyesuaian perusahaan pada
akhir periode.

3. Pembelian bersih

Pembelian bersih adalah seluruh pembelian barang


dagang, baik pembelian secara tunai maupun
pembelian secara kredit yang dilakukan perusahaan,
ditambah lagi dengan biaya angkut pembelian, serta
dikurangi dengan potongan pembelian dan retur
pembelian yang terjadi.

22
Manfaat Harga Pokok Penjualan

Harga Pokok penjualan setidaknya memiliki dua


manfaat diantaranya:

1. Sebagai patokan untuk menentukan harga jual.


2. Untuk mengetahui laba yang diinginkan
perusahaan. harga jual yang lebih besar dari harga
pokok penjualannya akan memperoleh laba, dan
sebaliknya harga jual yang lebih rendah dari harga
pokok penjualan akan mengalami kerugian.

Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan

Secara sederhana Harga pokok penjualan adalah


biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang
dagang atau bisa juga disebut harga perolehan dari
barang yang dijual.

Penghitungan HPP merupakan perbandingan


seluruh biaya yang di keluarkan untuk mendapatkan
barang yang di jual dengan hasil dari barang-barang
yang di jual (nilai-nilai dan harga jual).

Unsur yang mempengaruhi Laporan Harga Pokok


Penjualan adalah

a. Persediaan barang dagangan awal (+)


b. Pembelian barang dagangan (+)
c. Beban angkut pembelian (+)
d. Retur pembelian dan pengurangan harga (–)
e. Potongan pembelian (–)
f. Persediaan barang dagangan akhir (–)

23
1. Menghitung Pembelian Bersih

Unsur-unsur menghitung pembelian bersih diantaranya


adalah:

 Pembelian kotor,
 Biaya angkut pembelian,
 Retur pembelian dan pengurangan harga,
 Retur pembelian,
 Potongan pembelian.

Rumus pembelian bersih : (Pembelian + Ongkos


Angkut Pembelian) – (Return Pembelian + Potongan
Pembelian) = Pembelian Bersih

2. Menghitung Persediaan Barang

Rumus persediaan barang : Persediaan Awal +


Pembelian Bersih = Persediaan Barang

3. Menghitung Harga Pokok Penjualan

Unsur-unsur Harga Pokok Penjualan diantaranya


adalah:

 Persediaan awal barang dagangan;


 Pembelian;
 Biaya angkut pembelian;
 Retur pembelian dan pengurangan harga;
 Potongan pembelian

Rumus HPP : Persediaan Barang – Persediaan Akhir


= Harga Pokok Penjualan

24
Contoh Harga Pokok Penjualan

6. Membuat Neraca Saldo

Neraca saldo adalah sebagai suatu daftar yang


berisi seluruh jenis nama akun beserta saldo total dari
setiap akun yang disusun secara sistematis sesuai
dengan kode akun yang bersumber dari buku besar
perusahaan pada periode tertentu.

25
Ringkasnya neraca saldo disusun setelah
penyusunan buku besar, akun dalam neraca saldo
harus dibuat secara sistematis (sesuai dengan kode
akun)/ tidak boleh acak.

Manfaat Neraca Saldo

Manfaat dari penyusunan neraca saldo bagi suatu


perusahaan adalah :

1. Dapat memudahkan melakukan pengecekan


terhadap kebenaran buku besar yang telah dibuat.
Ketika jurnal buku besar yang dibuat dengan benar
sebagai dasar penyusunan neraca saldo, maka
jumlah total angka kolom debet dan kredit yang
muncul di neraca saldo akan menunjukkan jumlah
saldo yang ballance (sama). Dengan demikian
neraca saldo dapat dianggap benar.
2. Penyusunan neraca saldo bermanfaat sebagai
sumber pembuatan kertas kerja (neraca lajur) dan
sebagai dasar penyusunan laporan keuangan
perusahaan.

Bentuk Neraca saldo (Trial balance)

Format/bentuk neraca saldo yang sederhana


memiliki 4 kolom utama diantaranya kolom kode
(nomor) akun, kolom nama akun (keterangan), kolom
debet dan kredit seperti gambar berikut ini:

26
Keterangan :

1. Kolom Kode (nomer) Akun

Kolom tersebut berisi berbagai kode akun dari


setiap akun yang terdapat dalam buku besar
perusahaan tersebut. Nomer/kode akun harus ditulis
secara sistematis atau urut mulai dari kode 1 yang
menunjukkan kode akun Harta sampai kode 4 yang
menunjukkan kode akun Beban.

2. Kolom Nama Akun

Kolom berikut berisi berbagai nama akun yang


tercantum dalam buku besar perusahaan. penulisan
dalam neraca saldo di urutkan dari golongan akun
harta, akun hutang, akun modal, akun pendapatan dan
yang terakhir adalah akun beban.

27
3. Kolom Debit

Kolom berikut berisi saldo dari setiap akun yang


memiliki saldo debet sesuai dengan buku besar.

4. Kolom Kredit

Kolom berikut berisi saldo setiap akun yang


memiliki saldo total kredit sesuai yang ada di dalam
buku besar.

Contoh Neraca Saldo Perusahaan

Berikut ini adalah contoh perpindahan dari buku besar


ke neraca saldo UD. Sinar pada bulan Juli 2017.

Buku Besar

UD. SINAR

Periode Juli 2017

28
Neraca Saldo

UD. SINAR

Periode Juli 2017

No.
Nama Akun Debet Kredit
Akun

111 Kas Rp. 15.000.000

112 Piutang Dagang Rp. 10.000.000

113 Persediaan Rp. 5.000.000

210 Utang Dagang Rp. 8.500.000

29
310 Modal Tn. Nakula Rp. 15.000.000

410 Penjualan Rp. 25.000.000

510 Pembelian Rp. 15.000.000

610 Biaya Gaji Rp. 3.500.000

Total Rp. 48.500.000 Rp. 48.500.000

Keterangan

1. Gambar diatas memberikan informasi tentang


proses penyusunan neraca saldo perusahaan dagang
yang berupa kas ,piutang dagang penjualan dan
retur pembelian.
2. Dari gambar tersebut bisa kita lihat proses
pencatatan dari buku besar kedalam neraca saldo.
langkahnya adalah memindahkan jenis akun harta
yaitu kas dengan kode akun beserta saldonya.
3. Saldo yang terakhir diperoleh adalah saldo yang
akan ditulis pada neraca saldo.
4. Neraca saldo perusahaan dagang disusun setelah
dilakukan pemostingan dari jurnal baik jurnal
umum atau jurnal khusus kedalam buku besar.
Setelah dikelompokkan dengan akun sejenis di
buku besar langkah selanjutnya adalah
memindahkan akun rekening beserta kode dan
jumlah saldo akhirnya kedalam neraca saldo.

30
31
7. Jurnal Penyesuaian

Jurnal penyesuaian adalah proses penyesuaian


tentang catatan atau fakta yang sebenarnya pada akhir
periode akuntansi. Jurnal penyesuaian disusun
berdasarkan data dari neraca saldo dan data
(informasi) penyesuaian akhir periode.

Ayat jurnal penyesuaian adalah jurnal yang


dibuat dalam proses pencatatan perubahan saldo dalam
beberapa akun sehingga saldo mencerminkan jumlah
saldo yang sebenarnya.

Fungsi dan Tujuan Jurnal Penyesuaian

Fungsi jurnal penyesuaian berdasarkan informasi


diatas adalah sebagai berikut:

1. Menetapkan saldo catatan akun buku besar pada


akhir periode sehingga setiap perkiraan saldo riil,
khususnya perkiraan harta dan kewajiban
menunjukkan jumlah yang sebenarnya.
2. Menghitung setiap perkiraan nominal (perkiraan
pendapatan dan beban) yang sebenarnya selama
periode yang bersangkutan.

Contoh Soal Jurnal Penyesuaian Dan Jawabannya

Cara membuat jurnal penyesuaian sebenarnya


mudah kok, yang perlu diperhatikan adalah
mengetahui perilaku transaksi yang terjadi. Dan
mengetahui aturan debet kredit dalam akuntansi juga

32
penting sebagai dasar menyusun ayat jurnal
penyesuaian ini.

1. Beban/Biaya Dibayar di Muka

Seringkali perusahaan telah membayar beban untuk


beberapa periode mendatang, beban ini dinamakan
beban/biaya yang dibayar dimuka. Jadi, bila
menemukan beban yang seharusnya dibayarkan pada
periode mendatang, maka harus dihitung beban mana
yang dilaporkan pada periode yang bersangkutan
(sekarang).toh Kasus

Neraca saldo akun asuransi menunjukkan nilai Rp.


3.600.000. dan pada akhir periode, informasi saldo
akun menunjukkan tersisa sebanyak Rp. 3.000.000.
artinya premi asuransi yang sudah menjadi beban
adalah Rp. 3.600.000 – Rp. 3.000.000 = Rp. 600.000
(yang harus diakui sebagai beban asuransi dan
mengurangi asuransi dibayar dimuka).

Tgl Keterangan Ref. Debit Kredit

2017 Beban Asuransi 600.000

Des. Asuransi Dibayar Dimuka 600.000

2. Beban Sewa Gedung Dibayar Dimuka

Kasus ini sama dengan kasus nomer 1.

33
Contoh Kasus

Saldo akun sewa dibayar dimuka berjumlah Rp.


19.200.000 tidak menunjukkan keadaan yang
sebenarnya, karena sudah terpakai sewa sebesar Rp.
3.200.000. jadi beban sewa bertambah dan sewa
dibayar dimuka berkurang sebesar Rp. 3.200.000.

Tgl Keterangan Ref. Debit Kredit

2017 Beban Sewa 3.200.000

Des. Sewa dibayar dimuka 3.200.000

3. Pendapatan Yang Masih Harus Diterima


(Piutang Pendapatan)

Pendapatan yang masih harus diterima adalah


apabila suatu pendapatan sudah menjadi hak
perusahaan namun belum diterima, maka hak tersebut
harus dicatat sebagai pendapatan pada periode
tersebut.

Perusahaan telah menyelesaikan pekerjaan yang


berjumlah Rp. 550.000. Jumlah ini belum termasuk
yang terdapat pada neraca saldo sebesar Rp. 15.600.00
(piutang pendapatan perusahaan). Jadi dicatat sebagai
menambah piutang pendapatan dan pendapatan jasa
sebesar Rp. 16.150.000.

34
Tgl Keterangan Ref. Debit Kredit

2017 Piutang Pendapatan 550.000

Des. Pendapatan Jasa 550.000

4. Pendapatan Diterima Dimuka

Pendapatan diterima dimuka tidak boleh dicatat


sebagai pendapatan, namun sebagai utang, sebab
perusahaan belum merealisasikan pendapatan tersebut
untuk apa jadi belum menjadi hak perusahaan.

Saldo pendapatan diterima dimuka berjumlah Rp.


10.000.000. dan sampai akhir periode perusahaan baru
mengerjakan sebesar Rp. 2.600.000. Jadi dicatat
sebagai pendapatan sewa bertambah dan pendapatan
diterima dimuka berkurang sebesar Rp. 2.600.000.
Artinya masih ada Rp. 7.400.000 yang masih menjadi
utang pendapatan perusahaan.

Tgl Keterangan Ref. Debit Kredit

2017 Pend. Diterima Dimuka 2.600.000

Des. Pendapatan Sewa 2.600.000

Penyusutan Peralatan

35
5. Penyusutan peralatan harus dicatat sebagai
pengakuan beban depresiasi atau beban
penyusutan oleh perusahaan.

Informasinya menunjukkan bahwa beban


penyusutan/depresiasi untuk periode Desember 2017
adalah sebesar Rp. 1.400.000. Jadi akan menambah
beban penyusutan dan menambah akumulasi
penyusutan sebesar Rp. 1.400.000.

Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit

2017 Beban Peny. Peralatan 1.400.000

Des. Akm. Peny. Peralatan 1.400.000

6. Pemakaian Perlengkapan / Perlengkapan Yang


Tersisa

Perlengkapan adalah bahan-bahan yang dibeli


untuk kepentinfan operasi perusahaan dan tidak untuk
dijual kembali. Perusahaan harus mencatat pemakaian
perlengkapan atau dilakukan perhitungan fisik
terhadap jumlah perlengkapan yang telah terpakai atau
yang masih tersisa.

Contohnya : saldo akun perlengkapan di neraca saldo


sebesar Rp. 4.400.000. Pada akhir periode informasi
menunjukkan perlengkapan yang masih tersisa sebesar
Ro. 2.700.000. artinya perusahaan telah melakukan
pemakaian perlengkapan sebesar Rp. 4.400.000 – Rp.

36
2.700.000 = Rp. 1.700.000. jadi dicatat menambah
beban perlengkapan dan mengurangi perlengkapan
sebesar Rp. 1.700.000.

Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit

2017 Beban Perlengkapan 1.700.000

Des. Perlengkapan 1.700.000

Cara Mengerjakan Jurnal Penyesuaian

Gambar berikut ini adalah cara untuk menyelesaikan


dan mengerjakan kasus untuk jurnal penyesuaian.

37
8. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Neraca saldo setelah disesuaikan dengan jurnal


penyesuaian adalah kolom yang sudah mencerminkan
atau menunjukkan keadaan yang sebenarnya.
Informasi angka-angka yang terdapat pada kolom ini
adalah hasil dari menambah atau mengurangkan
angka-angka yang ada di dalam kolom jurnal
penyesuaian. Saldo / angka /akun perkiraan yang tidak
dipengaruhi oleh jurnal penyesuian, dapat langsung
kita pindahkan ke dalam kolom neraca saldo setelah
disesuaikan.

Contoh Transaksi Neraca Saldo Setelah


Disesuaikan

Pada tanggal 31 Desember 2008, Tuan Budi


memeriksa berbagai perkiraan serta saldonya seperti

38
yang terlihat dalam neraca saldo, dan memutuskan
sebagai berikut:

1. Peralatan service yang dipakai selama 3 tahun


sejak dibeli mengalami penyusutan peralatan
service pada bulan Desember 2016 sebesar Rp.
25.000.
2. Perlengkapan yang dibeli sebesar Rp.300.000,-,
dan jumlah yang telah dipakai untuk kegiatan
perusahaan, selama bulan Desember 2016 sebesar
Rp.250.000.
3. Sewa dibayar dimuka untuk pemakaian selama 3
bulan sebesar Rp.120.000. pada tanggal 31
Desember 2016 baru terpakai selama satu bulan.
4. Pembayaran gaji yang terakhir adalah pada hari
Sabtu, 28 Desember 2016. Pembayaran gaji yang
selanjutnya tanggal 4 januari 2017, tetapi gaji
untuk bekerja dari tanggal 30 Desember sd
Desember 2016 sudah dihitung biaya ,meskipun
belum dibayar sebesar Rp. 18.000.
5. Hutang bank, oleh perusahaan telah diambil pada
tanggal 27 Desember 2016. Dari pinjaman ini, Tn
Budi dibebani bunga sebesar 12%dalam setahun.
Bunga ini harus dibayar sebulan sekali dan
pembayaran bunga pertama kali jatuh pada tanggal
27 Januari 2017.

Walaupun tanggal 31 Desember 2016 belum ada


pembayaran bunga, tapi bunga dari tanggal 28 s.d. 31
Desember 2016 akan menjadi biaya pada bulan
tersebut dan oleh karena itu harus diactat.

39
Diperoleh Jurnal Penyesuaiannya dan Neraca Saldo
Setelah Penyesuaiannya sebagai berikut:

40
Tn. Budi

Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Desember 2016

9. Menyiapkan Laporan Keuangan

Tahap berikutnya adalah pembuatan laporan


keuangan. laporan keuangan di buat dengan tujuan
memudahkan pencarian informasi mengenai posisi
keuangan perusahaan seperti keadaan harta, utang, dan
modal perusahaan. Informasi yang digunakan pada
laporan keuangan berasal dari neraca saldo setelah
disesuaikan.

41
10. Membuat Jurnal Penutup

Setelah menyiapkan laporan keuangan, tahap


selanjutnya adalah membuat jurnal penutup dari akun-
akun yang terdapat di laporan laba rugi yaitu akun
pendapatan dan biaya.

11. Neraca Saldo Setelah Penutupan

Tahap ini adalah penyesuaian antara neraca saldo


dengan jurnal penutup. Mengapa perlu disesuaikan?
Karena untuk mencatat kembali akun-akun yang telah
berubah baik saldo ataupun akunnya.

12. Jurnal Pembalik

Pada kondisi tertentu tidak perlu dibuat jurnal


pembalik karena jurnal pembalik dibuat hanya untuk
akun tertentu saja. Misalnya untuk transaksi
pendapatan yang diterima di muka, di mana pada saat
penjurnalan dicatat sebagai pendapatan atau untuk
transaksi biaya yang dibayar di muka (piutang).

Itulah beberapa tahapan dalam siklus akuntansi


perusahaan dagang. Anda dapat menyederhanakan
siklus akuntansi dengan melakukannya menggunakan
software akuntansi. Jurnal adalah software akuntansi

42
online yang dapat membantu Anda menjalankan siklus
akuntansi dengan membuat laporan keuangan di mana
pun dan kapan pun. Dengan menggunakan Jurnal,
Anda tidak perlu repot lagi menyusun laporan
keuangan satu per satu seperti di atas. Anda hanya
perlu meng-input semua transaksi dan Jurnal akan
secara otomatis menyiapkan laporan keuangan
perusahaan Anda secara instan.

43

Anda mungkin juga menyukai