Anda di halaman 1dari 155

PERTEMUAN I

AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA (TAHAP PENCATATAN)

a. Tahap-Tahap Siklus Akuntansi


Berikut ini akan diuraikan. Beberapa hal yang berkaitan dengan catatan-
catatan akuntansi dan prosedur-prosedur untuk perusahaan dagang tidak jauh
berbeda dengan perusahaan jasa. Siklus akuntansi perusahaan dagang juga
terdiri atas kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Tahap Pencatatan
a. Pembuatan atau penerimaan bukti transaksi
b. Pencatatan dalam jurnal
c. Pemindahbukuan ke buku besar
2. Tahap Pengikhtisaran
a. Pembuatan neraca saldo
b. Pembuatan Pembuatan neraca lajur
3. Tahap Pelaporan
a. Penghitungan
b. Pembuatan
c. Pembuatan jurnal pembalik
d. Pembuatan Pembuatan neraca saldo setelah penutup
Tahap Pencatatan
1. Bukti Transaksi Setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan harus ada
buktinya. Dalam melakukan transaksi jual beli, sebuah perusahaan dagang
akan membuat atau memperoleh bukti transaksi. Berikut ini beberapa bentuk
bukti-bukti transaksi pada perusahaan dagang.
a. Faktur Bagi penjual, faktur akan menjadi bukti penjualan yang disebut
faktur penjualan. Sedangkan bagi pembeli, faktur menjadi bukti pembelian
(faktur pembelian). Jumlah yang dicatat oleh pembeli maupun penjual
adalah jumlah akhir faktur.
b. Nota Kredit Kadang-kadang barang yang diperjualbelikan harus
dikembalikan dengan alasan karena rusak, tidak sesuai dengan yang

1 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


dipesan, dan lain-lain. Oleh karena itu penjual akan membuat suatu bukti
transaksi yang merupakan kebalikan dari faktur penjualan, yaitu nota
kredit. Bagi penjual, nota kredit akan menjadi bukti penerimaan kembali
(retur penjualan). Sedangkan bagi pembeli, nota kredit akan menjadi bukti
penerimaan kembali (retur pembelian).
c. Kuitansi Setiap pengeluaran oleh perusahaan perlu dibuatkan kuitansi yang
ditandatangani oleh si penerima pembayaran. Bagian perusahaan,
kuitansi ini akan menjadi bukti pembayaran (pengeluaran uang).
Sedangkan bagi penerima, kuitansi ini akan menjadi bukti penerimaan
uang.
2. Pencatatan Transaksi dalam Jurnal Umum Secara umum akuntansi
perusahaan dagang tidak jauh berbeda dengan akuntansi perusahaan jasa.
Perbedaannya terletak pada kegiatan (proses akuntansi) yang dilakukan
kedua perusahaan tersebut. Perlu diketahui bahwa dalam perusahaan
dagang terdapat akun barang dagang dan akun-akun lain yang
berhubungan dengan barang dagang. Hal ini yang membedakan dengan
perusahaan jasa. Untuk menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang
bersifat prinsip antara proses pencatatan (jurnal) transaksi pada perusahaan
jasa dengan perusahaan dagang, berikut ini disajikan contoh pencatatan
transaksi perusahaan dagang yang telah berjalan.
3. Jurnal Khusus
a. Pengertian Jurnal Khusus Buku harian atau jurnal yang selama ini kita
pelajari dalam buku kelas XI dan pada bab sebelumnya adalah jurnal
umum. Setiap terjadi transaksi maka harus dicatat dalam jurnal umum dan
diposting ke buku besar. Hal tersebut akan mudah dilakukan bila transaksi
yang terjadi jumlahnya sedikit. Namun apabila jumlah transaksinya banyak,
penggunaan jurnal umum menjadi tidak efisien. Untuk mengatasi hal
tersebut maka digunakan jurnal khusus (buku harian khusus). Penggunaan
jurnal khusus dapat menghemat waktu, tenaga, dan biaya. Berikut ini
beberapa manfaat jurnal khusus.
b. Memudahkan pemindahbukuan ke buku besar Pada jurnal khusus
disediakan kolom-kolom khusus untuk beberapa jenis transaksi tertentu.

2 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Dengan cara ini penulisan nama akun pada waktu membuat ayat jurnal
tidak perlu dilakukan tiap transaksi. Posting transaksi dari jurnal ke buku
besar dilakukan sekaligus untuk transaksi-transaksi yang terjadi selama satu
periode.
c. Memungkinkan pembagian pekerjaan Setiap jurnal khusus dapat
digunakan untuk mencatat satu jenis transaksi saja, sehingga
memungkinkan pembagian tugas pencatatan kepada beberapa orang.
4. Macam-Macam Jurnal Khusus Jurnal khusus yang dibuat oleh perusahaan
dagang disesuaikan dengan kebutuhan. Jika suatu transaksi terjadi berulang-
ulang dan sama, maka dikelompokan pada satu jurnal khusus. Sesuai dengan
kegiatan perusahaan dagang maka jurnal khusus yang sering digunakan
adalah jurnal pembelian, jurnal pengeluaran kas, jurnal penjualan, dan jurnal
penerimaan kas. Apabila terdapat transaksi yang tidak dapat dicatat dalam
keempat jurnal khusus tersebut maka pencatatannya dilakukan pada jurnal
umum.
a. Jurnal pembelian Jurnal pembelian adalah jurnal untuk mencatat
pembelian barang dagangan dan harta lainnya secara kredit. Sedangkan
pembelian barang dagangan dan harta lainnya secara tunai dicatat
dalam jurnal pengeluaran kas. Transaksi pembelian yang dilakukan
bermacam-macam jenisnya maka jurnal pembelian dibuat dengan
memerhatikan transaksi yang sering terjadi. Transaksi yang sering terjadi
dibuat kolom khusus sedangkan untuk transaksi yang jarang terjadi
digunakan kolom serba-serbi. Kolom serba-serbi digunakan untuk mencatat
pembelian secara kredit barang-barang yang tidak disebutkan dalam
kolom khusus yang disediakan. Nama kreditor dan akun yang harus didebit
dicantumkan pada kolom keterangan. Jumlah akun yang ada didebit
dengan jumlah akun yang dikredit harus sama. Jika berbeda maka terjadi
kesalahan. Pada contoh di atas dapat dilihat jumlah debit sama dengan
jumlah kredit yaitu Rp85.280.000,00.
b. Jurnal pengeluaran kas Jurnal pengeluaran kas digunakan untuk mencatat
pengeluaran uang, termasuk pembelian barang dagangan secara tunai
dan pembayaran utang. Pada jurnal ini kolom utang dagang dan

3 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


pembelian dibuatkan kolom khusus. Sedangkan untuk transaksi yang
jarang terjadi dicatat pada kolom “SerbaSerbi”. Untuk kolom kredit terdiri
atas kolom kas dan potongan pembelian. Bila tidak ada potongan
pembelian maka jumlah yang dicatat dalam kolom kas akan sama
dengan debit pada kolom utang dagang. Namun bila terdapat potongan
pembelian maka jumlah kredit pada kolom kas akan lebih kecil.
Sedangkan jumlah potongan pembelian akan dicatat pada kolom
potongan pembelian.
c. Jurnal penjualan Penjualan barang dagangan oleh perusahaan dagang
biasanya disebut penjualan. Penjualan barang dagangan secara tunai
dicatat sebagai debit pada akun Kas dan kredit pada akun Penjualan.
Biasanya dalam praktik, penjualan secara tunai dicatat dalam jurnal
penerimaan kas. Sedangkan penjualan secara kredit dicatat dalam jurnal
penjualan. Jadi jurnal penjualan adalah jurnal yang digunakan untuk
mencatat penjualan barang dagangan yang dilakukan secara kredit.
Penjualan barang dagangan secara kredit dicatat sebagai debit pada
akun Piutang Dagang dan kredit pada akun Penjualan.
d. Jurnal penerimaan kas Semua transaksi yang menambah jumlah uang kas
dicatat dalam buku penerimaan kas (cash receipt journal). Uang kas
dapat diterima dari berbagai sumber, misalnya setoran modal dari pemilik,
pencairan kredit bank, penjualan tunai, penagihan piutang, dan
penagihan wesel tagih serta bunganya. Dalam perusahaan dagang,
sumber penerimaan kas yang paling sering terjadi adalah penjualan tunai
dan penagihan piutang dagang. Jurnal penerimaan kas dibuat untuk
mencatat semua penerimaan uang. Dengan demikian jurnal penerimaan
kas dibuat kolom khusus. Banyaknya kolom dan judul akun ditentukan oleh
sering tidaknya suatu transaksi terjadi.
e. Jurnal umum Selain keempat jurnal khusus tersebut di atas, perusahaan
harus tetap membuat jurnal umum untuk mencatat transaksi-transaksi yang
tidak dapat dicatat dalam jurnal khusus yang tersedia, seperti retur
pembelian dan retur penjualan.

4 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


f. Buku Besar Pembantu Jurnal khusus dibuat untuk mencatat transaksi-
transaksi tertentu, buku besar perusahaan juga dibuat untuk hal yang
sama. Buku besar yang demikian itu disebut buku besar tambahan atau
buku besar pembantu (subsidiary ledger). Buku besar pembantu digunakan
untuk mencatat data lain disamping data yang terdapat dalam buku
besar. Pada umumnya, buku pembantu merupakan bagian dari buku
besar, yang merinci lebih lanjut data dalam salah satu akun. Akun di buku
besar yang mempunyai buku pembantu disebut akun induk atau akun
pengendali (controlling account). Buku pembantu dicatat setiap hari dari
bukti pembukuan dan dibuat secara individual. Pencatatan transaksi
dalam buku pembantu bersamaan waktunya dengan pencatatan pada
jurnal. Dengan demikian pencatatan pada buku pembantu bukan
berdasarkan pada jurnal. Jika jenis barang dagangan yang dijual banyak,
maka perlu dibuatkan buku pembantu persediaan barang. Namun jika
barang dagangan hanya satu jenis tidak perlu dibuatkan buku pembantu.
Pada umumnya dalam perusahaan dagang, buku pembantu yang
digunakan adalah buku pembantu piutang atau disebut buku piutang
(account receivable subsidiary ledger) dan buku pembantu utang yang
disebut buku utang (account payable subsidiary ledger). Fungsi buku
piutang adalah mencatat rincian piutang perusahaan menurut nama
langganan. Buku piutang merupakan rincian akun piutang dagang yang
terdapat dalam buku besar. Dengan demikian akun piutang dagang
merupakan akun induk bagi buku piutang. Adapun buku utang berisi
rincian utang menurut nama kreditor. Akun pengendalinya adalah utang
dagang. Bentuk buku pembantu umumnya sama dengan buku besar.
Buku pembantu dapat berbentuk stafel maupun berbentuk skontro.

1. Buku Pembantu Bentuk Skontro


2. Buku Pembantu Bentuk Stafel

5. Posting dari Jurnal Khusus ke Buku Besar Setelah transaksi dicatat dalam jurnal
khusus, maka langkah selanjutnya yaitu memindahbukukan ke buku besar di

5 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


setiap akhir bulan. Untuk melakukan posting atau pemindahbukuan dari jurnal
khusus ke buku besar, perlu memerhatikan langkah-langkah berikut ini.
a. Menjumlahkan nilai transaksi pada jurnal khusus.
b. Menyiapkan akun-akun yang berhubungan dengan jurnal khusus.
c. Memindahkan angka-angka pada jurnal khusus ke akun yang
bersangkutan. Jumlah kolom debit di jurnal khusus dipindahkan ke akun
yang bersangkutan di sebelah debit. Sedangkan jumlah kolom kredit di
jurnal khusus dipindahkan ke akun yang bersangkutan di sebelah kredit.
Untuk lebih memahami posting dari jurnal khusus ke buku besar. Perhatikan
langkah-langkah di bawah ini.
a. Posting Jurnal Pembelian ke Buku Besar
b. Posting Jurnal Pengeluaran Kas ke Buku Besar
c. Posting Jurnal Penjualan ke Buku Besar
d. Posting Jurnal Penerimaan Kas ke Buku Besar
e. Posting Jurnal Umum ke Buku Besar

b. Pencatatan dalam bukti transaksi


Transaksi adalah suatu aktifitas perusahaan yang menimbulkan perubahan
terhadap posisi harta keuangan perusahaan, misalnya seperti menjual, membeli,
membayar gaji, serta membayar berbagai macam biaya yang lainnya.
Administrasi transaksi adalah suatu kegiatan untuk mencatat berbagai perubahan
posisi keuangan dari sebuah perusahaan yang dilakukan secara kronologis,
dengan metode-metode tertentu sehingga hasil pencatatan dapat di
komunikasikan kepada pihak lainnya. Lalu pengertian transaksi keuangan ialah
kegiatan ekonomi yang dapat diukur dengan satuan uang tertentu, yang dapat
mengubah posisi keuangan perusahaan tersebut. Dan pengertian transaksi bisnis
yaitu dapat di artikan sebagai kejadian-kejadian ekonomi dari suatu bisnis yang
secara langsung mempengaruhi kondisi kuangan suatu bisnis, Ini merupakan
kegiatan dasar yang mendefinisikan status dalam bisnis.
1. Jenis-jenis transaksi

a. Pada umumnya transaksi yang terjadi pada kehidupan sehari-hari di


dalamsuatu perusahaan terbagi menjadi 2 (dua) jenis, diantaranya yaitu :

6 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


b. Transaksi internal adalah suatu transaksi yang terjadi yang melibatkan
hanya bagian-bagian yang terdapat di dalam perusahaan saja, lebih
menekankan perubahan posisi keuangan yang terjadi antara bagian yang
ada dalam perusahaan misalnya seperti memo dari pimpinan kepada
seseorang yang ditunjuk, perubahan nilai dari harta kekayaan karena
penyusutan, pemakaian perlengkapan kantor. Lebih tepatnya dibuat dan
juga dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. Selain itu dapat juga diartikan
sebagai bukti pencatatan atas kejadian-kejadian yang terjadi di dalam
perusahaan itu sendiri. Contohnya seperti : penghapusan piutang usaha,
pengalokasian beban dan lain-lain.
c. Transaksi eksternal adalah suatu transaksi yang melibatakan pihak dari luar
perusahaan. Seperti misalnya: transaksi penjualan, pembelian,
pembayaran hutang piutang dan lain-lain.
2. Apa itu bukti transaksi?

Bukti transaksi adalah suatu bukti yang tertulis atau bukti-bukti atas
terjadinya setiap kegiatan transaksi dalam suatu perusahaan atau bisnis.
Manfaat utama dari bukti bukti transaksi yaitu menyediakan bukti tertulis atas
transaksi yang telah dilaksanakan, dan sekaligus untuk menghindari
kemungkinan terjadinya sengketa di masa yang akan datang. Bukti transaksi
jika dilihat dari asalnya dibedakan menjadi 2 (dua) diantaranya yaitu:
a. Bukti transaksi internal
Bukti transaksi internal ialah bukti pencatatan kejadian di dalam
perusahaan tersebut. Umumnya berupa memo dari pimpinan ataupun
orang yang ditunjuk.
b. Bukti transaksi eksternal
Bukti transaksi eksternal ialah bukti pencatatan transaksi yang terjadi
dengan pihak luar perusahaan. Bukti-bukti tersebut, yaitu:
1. Faktur adalah suatu perhitungan penjualan barang yang dilakukan
secara kredit, yang dibuat oleh pihak penjual lalu disampaikan kepada
pihak konsumen atau pembeli. Pada umumnya dibuat rangkap dua,
yang asli diberikan ke si konsumen/pembeli sebgai bukti pencatatan

7 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


pembelian secara kredit sedangkan kopiannya dipegang oleh si
penjual sebagai bukti pencatatan penjualan secara kredit.

2. Kwitansi (official receipt) adalah suatu bukti transaksi penerimaan uang


untuk pembayaran suatu barang ataupun yang lainnya. Kwitansi
dibuat serta ditanda tangani oleh pihak yang menerima uang dan
juga diserahkan kepada pihak yang telah melakukan pembayaran.
Kwitansi pada umumnya terdiri dari dua bagian, bagian pertama
diberikan kapada pihak yang membayar yaitu sebagi bukti
pencatatan pengeluaran uang, sedangkan bagian yang tertinggal
(Sub atau bonggol kuitansi) dapat dijadikan sebagai bukti pencatatan
penerimaan uang.

3. Nota debet (debit memo) adalah perhitungan atau pemberitahuan


yang dikirim suatu perusahaan atau suatu badan usaha kepada
konsumennya, bahwa akunnya telah didebet dengan nominal/jumlah

8 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


tertentu. Penerina nota debet ini akan mencatat pada akun pihak
pengirim nota pada sisi kredit.

4. Nota kredit adalah pemberitahuan atau perhitunganyang dikirim suatu


perusahaan atau badan usaha kepada pelanggannya, bahwa
akunnya telah dikredit dengan nominal/jumlah tertentu. Penerima nota
kredit ini, akan mencatat pada akun pihak – pihak pengirim nota pada
sisi debet.

5. Cek (cheque) adalah suatu surat perintah yang tidak bersyarat


kepada bank untuk membayar sejumlah uang tertentu saat waktu
surat tersebut diserahkan kepada bank, lalu ditandatangani oleh pihak
yang menjadi nasabah suatu bank serta mempunyai simpanan pada
bank tersebut dalam bentuk giro. Lembaran cek terdiri dari dua
bagian, diantaranya: lembar utama yang diserahkan kepada pihak
lain sebagai alat pembayaran, dan juga struk/bonggol cek untuk

9 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


dijadikan bukti tambahan transaksi yang disatukan dengan kuitansi
bukti dari pembayaran.

6. Bilyet giro adalah suatu surat perintah dari nasabah suatu bank,
kepada bank yang berkaitan/bersangkutan untuk memindah bukukan
sejumlah uang dari rekeningnya ke rekening si penerima yang
namanya telah disebut dalam bilyet giro pada bank yang sama
ataupun pada bank yang lain. Penerima bilyet giro tak bisa
menukarkannya dengan uang tunai kepada bank yang bersangkutan,
Akan tetapi hanya saja dapat menyetorkan bilyet giro kepada bank
sebagai tambahan simpanan pada rekeningnya.

7. Rekening Koran adalah suatu bukti mutasi kas di bank yang disusun
oleh bank untuk para nasabahnya, dan juga digunakan sebagai dasar
penyesuaian pencatatan antara saldo kas menurut perusahaan, dan
juga saldo kas menurut bank.

10 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


8. Bukti setoran bank adalah saat atau setiap melakukan setoran bank,
harus mengisi slip setoran yang telah disediakan oleh bank terlebih
dahulu.

9. Bukti memorandum adalah suatu bukti transaksi yang dikeluarkan oleh


pimpinan perusahaan ataupun orang yang diberi wewenang untuk
kejadian-kejadian yang berlangsung didalam internal perusahaan
tersebut dan umumnya terjadi pada akhir periode seperti memo untuk
mencatat gaji para pegawai yang masih dibayar.

11 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


10. Bukti kas masuk dan bukti kas keluar adalah bukti kas masuk yaitu bukti
atas penerimaan uang ataupun kas yang dilengkapi dengan
buktinya.Seperti contohnya: kuitansi dan nota. Bukti kas keluar yaitu
suatu bukti transaksi pengeluaran kas ataupun pembayaran. Seperti
contohnya: kuitansi dari kreditur dan nota kontan asli.

c. Pencatatan ke dalam Jurnal Umum


Jurnal (jurnal) merupakan dokumen pencatatan yang pertama dari proses
akuntansi keuangan. Oleh karena itu, jurnal disebut juga sebagai buku catatan
pertama (books of original entry). Pencatatan transaksi ke dalam jurnal dilakukan
sedemikian rupa sehingga memudahkan peringkasan transaksi tersebut dalam
akun buku besar. Pencatatan transaksi dalam jurnal dilakukan secara kronologis
sesuai dengan tanggal terjadinya transaksi yang tercantum dalam bukti transaksi.
Pencatatan transaksi dalam jurnal dilakukan berdasarkan data yang terdapat
dalam bukti transaksi.
Ada dua macam jurnal, yaitu jurnal umum dan jurnal khusus. Jurnal umum
dapat digunakan untuk mencatat seluruh transaksi yang terjadi pada suatu
perusahaan dalam periode akuntansi. Adapun jurnal khusus hanya digunakan

12 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


untuk mencatat transaksi-transaksi tertentu. Pembahasan mengenai jurnal khusus
disajikan pada siklus akuntansi perusahaan dagang. Pencatatan transaksi ke
dalam jurnal biasanya menggunakan bentuk yang telah ditetapkan dalam
standar akuntansi Indonesia. Bentuk standar jurnal umum adalah sebagai berikut.
Keterangan:
1. Nomor halaman, diisi dengan nomor halaman jurnal.
2. Kolom tanggal, digunakan untuk mencatat tanggal, bulan, tahun, terjadinya
transaksi.
3. Kolom keterangan, diisi dengan nama akun dan penjelasan singkat tentang
transaksi yang dicatat, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Akun yang dicatat di sisi debit ditulis terlebih dahulu
b. Akun yang dicatat pada sisi kredit ditulis pada baris berikutnya dengan
penulisan agak menjorok ke kanan.
c. Di bawah baris akun kredit dituliskan penjelasan singkat tentang transaksi
4. Kolom referensi digunakan untuk mencatat kode akun ketika ayat jurnal
dipindahkan ke buku besar. Sebelum posting dilakukan biarkan kolom referensi
kosong.
5. Kolom debit dan kredit, digunakan untuk mencatat nilai transaksi.
Pencatatan satu transaksi dengan transaksi berikutnya dalam jurnal harus
dipisahkan. Pemisahan ini dapat dilakukan dengan memberi jarak satu baris
kosong. Contoh pencatatan transaksi dalam jurnal disajikan sebagai berikut.
Transaksi:
3 Maret 2006 Tn. Adi memulai usahanya dengan menyerahkan uang pribadinya
sebagai modal awal perusahaan bengkel “XX” sebesar Rp15.000.000,00.
5 Maret 2006 Dibayar sewa gedung sebesar Rp5.000.000,00.

d. Posting ke Buku Besar


Membuat buku besar merupakan suatu hal penting dalam proses akuntansi.
Sebelum membuat buku besar akuntansi sebaiknya kita memahami betul apa
yang dimaksud dengan buku besar. Buku besar / Ledger adalah kumpulan akun-
akun yang digunakan untuk meringkas transaksi yang telah dicatat dalam jurnal.
Buku besar juga dapat diartikan tahapan catatan terakhir dalam akuntansi book

13 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


of final entry yang menampung ringkasan data yang sudah dikelompokan atau
diklasifikasikanyang berasal dari jurnal.
Akun buku besar kadang-kadang tidak mencerminkan data secara rinci,
seperti rekening Utang, Piutang dan Persediaan Barang Dagang. Untuk
mengetahui Utang, Piutang dan Persediaan Barang Dagang secara rinci,
diperlukan rekening-rekening lain yang dikelompokkan dalam suatu buku atau
kumpulan kartu-kartu yang disebut buku besar pembantu (subsidiary ledger).

Bentuk Buku Besar


Berdasarkan bentuknya buku besar dibagi menjadi 4 jenis, yaitu buku besar
berbentuk T (sederhana), bentuk skontro, bentuk staffle, dan bentuk staffle
berkolom rangkap (ganda). Pemilihan bentuk buku besar yang digunakan
tergantung dari kebutuhan perusahaan yang diukur dari jumlah transaksi ataupun
jumlah akun yang digunakan dengan memprtimbangkan faktor kecepatan dan
keakuratan dalam mem-posting buku besar.
Dalam melakukan pencatatan buku besar, Rekening yang ada di sisi debet
neraca dicatat sebagai saldo debet dan rekening yang di sisi kredit neraca
dicatat sebagai saldo kredit. Pencatatan tanggal terjadinya transaksi yang
diambilkan dari tanggal transaksi pada jurnal, ke kolom tanggal rekening buku
besar yang bersangkutan.
Pencatatan keterangan yang diambilkan dari keterangan/uraian dari jurnal
ke kolom keterangan pada rekening buku besar yang bersangkutan. Pencatatan
jumlah debet dalam jurnal ke kolom debet rekening yang bersangkutan, dan
mencatat jumlah kredit dalam jurnal ke kolom kredit rekening yang bersangkutan.
Pencatatan nomor halaman jurnal ke kolom referensi (Ref) rekening buku
besar yang bersangkutan. Jika rekening dalam jurnal sudah dibukukan ke dalam
rekening buku besar, di kolom referensi jurnal dicatat nomor kode rekening yang
bersangkutan.
Jika digunakan rekening yang berbentuk tiga kolom atau empat kolom,
carilah saldonya dengan cara membandingkan antara jumlah saldo dengan
pencatatan transaksi tersebut. Pencatatan debet akan menambah saldo debet

14 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


atau mengurangi saldo kredit, sedangkan pencatatan kredit akan mengurangi
saldo debet atau menambah saldo kredit.

e. Pembuatan Neraca Saldo


Masih ingatkah Anda dengan buku besar?, dan sudahkah Anda mengetahui
saldo sementara setiap buku besar yang selesai dikerjakan?, baiklah!
Sebagaimana yang telah dikemukakan pada pendahuluan bahwa dasar atau
sumber pencatatan dari neraca saldo yang dibicarakan saat ini adalah buku
besar, yaitu saldo sementara setiap buku besar. Saldo-saldo sementara itulah yang
nantinya dimasukkan ke dalam suatu daftar yang disebut juga dengan Neraca
Saldo atau Neraca Sisa.
1. Pengertian Neraca Saldo
Neraca saldo ialah suatu daftar yang berisi saldo-saldo sementara setiap
akun buku besar pada suatu saat tertentu. Kapan neraca saldo itu disusun?
Neraca saldo biasanya disusun pada akhir periode akuntansi, yang bertujuan
untuk memeriksa kesamaan jumlah saldo debet dengan saldo kredit. Untuk
jelasnya Anda amati contoh neraca saldo berikut ini.
Bentuk Neraca Saldo
Neraca berbentuk suatu daftar yang di dalamnya berisi nama
perusahaan (nama) Neraca Saldo, periode akuntansi, dan format dengan
lajur (kolom) terdiri dari no. akun, akun, debet dan kredit.

15 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


2. Penyusunan Neraca Saldo
Bagaimana cara menyusun Neraca Saldo? Penyusunan neraca saldo
cukup mudah bila buku besar yang dibuat adalah Buku Besar Berlajur Saldo
(bersaldo). Sedangkan yang berbentuk skontro atau T sederhana, terlebih
dahulu dihitung saldonya yaitu dengan cara menghitung selisih antara jumlah
sisi debet dan kredit. Perhatikan contoh Buku Besar Bersaldo berikut ini secara
mendalam.

16 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


17 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701
18 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701
Penjelasan contoh:
1. Sebelum menyusun Neraca Saldo yang diperhatikan adalah:
 Saldo sementara setiap akun buku besar.
 Saldo itu adalah jumlah paling bawah pada saldo yang memiliki saldo
debet, atau saldo kredit.
 Akhir periode atau terakhir saldo setiap akun buku besar itu ditetapkan.
Pada contoh di atas ditetapkan saldo sementara itu tanggal 31
Desember 1999.
 Saldo paling bawah dalam contoh tersebut diberi tanda garis bawah.
2. Pada akun Kas, jumlah saldo paling bawah adalah diisi debet
Rp.4.500.000,00. Angka tersebut dicatat pada neraca saldo dengan nomor
akun 111, nama akun adalah Kas dengan jumlah Rp.4.500.000,00 diisi debet.
3. Begitu juga dengan akun Piutang Usaha, saldonya di debet Rp.200.000,00.
Angka tersebut dicatat pada neraca saldo dengan nomor 211, nama akun
Piutang Usaha serta jumlah di sisi debet Rp.200.000,00.
4. Akun buku besar Utang Usaha, saldonya di sisi kredit, maka dicatat dalam
neraca saldo dengan nomor akun 211. Nama akun Utang Usaha dengan
jumlah Rp.400.000,00 dicatat di sisi kredit.
5. Akun Modal, pencatatannya sama dengan Utang Usaha karena
mempunyai saldo di sisi kredit di catat dengan nomor akun 311. Nama akun
Modal Tn. Ramah dengan jumlah Rp.4.500.000,00 di sisi kredit.
6. Prive saldonya di debet, maka dicatat dalam neraca saldo nomor akun 312.
Nama akun Prive Tn. Ramah di sisi debet Rp.500.000,00.
7. Akun Pendapatan Jasa mempunyai saldo di sisi kredit, dicatat dengan
nomor akun 411. Nama akun Pendapatan Jasa dengan jumlah
Rp.1.500.000,00 di sisi kredit.
8. Beban Gaji saldonya Rp.700.000,00 dicatat dengan nomor akun 511. Nama
akun Beban Gaji Rp.700.000,00 di sisi debet.
Penyusunan neraca saldo perlu diperhatikan juga nomor akunnya agar
disusun secara sistematis dengan urutan nomor akun, aktiva (harta), utang,

19 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


modal, pendapatan dan beban. Bagaimana? Berdasarkan contoh di atas
dapatkah Anda mengerti? kalau belum, Anda ulangi mempelajari contoh di
atas dan perhatikan tanda panah pada diagram yang disediakan.
Untuk lebih mendalami materi ini, berikut ini disajikan buku besar bersaldo
yang selesai diisi. Berdasarkan buku besar berikut ini Anda diminta menyusun
neraca saldo sebagai latihan 1.

20 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


21 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701
22 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701
Pada latihan 1 ini, cobalah Anda susun Neraca Saldo berdasarkan buku
besar di atas, seperti format contoh sebelumnya. Bila selesai Anda kerjakan,
cocokkan dengan jawaban yang disediakan pada lembaran berikut!

Baik! Setelah Anda cocokkan jawabannya, bagaimana? Sudah benarkah


pekerjaan Anda? Bagus! Mari dilanjutkan dengan materi berikut, yaitu Kertas
Kerja.

3. Pengertian dan Fungsi Kertas Kerja


Setiap akhir periode (akhir tahun) perusahaan wajib menyusun laporan
keuangan, sekurang-kurangnya laporan laba-rugi dan neraca. Untuk
mengikhtisarkan semua data akuntansi diperlukan suatu kertas kerja
(Worksheet).
Apa itu kertas kerja?
Kertas kerja merupakan suatu lembaran berlajur yang dirancang untuk
mengikhtisarkan semua data akuntansi sehingga memberikan gambaran
tentang laba-rugi perusahaan serta saldo harta, utang dan modal
perusahaan.

23 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Mengapa kertas kerja perlu disusun sebelum menyusun laporan
keuangan?, karena kertas kerja mempunyai fungsi sebagai alat bantu
mempermudah penyusunan laporan keuangan. Selain itu kertas kerja
berfungsi membantu proses penutupan akun buku besar.
4. Bentuk Kertas Kerja
Bentuk berikut ini dipakai untuk kertas kerja yang tidak mempunyai
penyesuaian (6 kolom). Bagaimana cara menyusun kertas kerja tanpa ayat
penyesuaian? Anda perhatikan kembali latihan 1 yang sebelumnya, yaitu
neraca saldo “Ryan Service”. Berdasarkan Neraca Saldo tersebut disusun
kertas kerja 6 kolom (tanpa ayat penyesuaian) yaitu seperti berikut. Dapatkah
Anda menjelaskan perbedaan antara kertas kerja dengan penyesuaian dan
kertas kerja tanpa ayat penyesuaian? Jangan khawatir, setelah Anda
membaca uraian berikut Anda akan memahami perbedaan kedua hal
tersebut.

24 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Menyusun kertas kerja tanpa ayat penyesuaian lebih mudah dan
sederhana bila dibandingkan dengan kertas kerja yang disertai ayat
penyesuaian. Karena saldo akun (Neraca Saldo) telah mencerminkan jumlah
yang sebenarnya. Coba Anda perhatikan kertas kerja di atas, dapat
langsung diketahui saldo laba. Dan juga akan mempermudah pekerjaan
dalam menyusun laporan Laba-Rugi dan Neraca.

LATIHAN SOAL
Pada tanggal 01 Nopember 20xx, Andi mendirikan perusahaan yang
bergerak di bidang jasa servis computer yang diberi nama Andi Service
Computer, berikut ini transaksi selama bulan Nopember :
1. Andi menyetorkan uangnya sebagai setoran modal sebesar Rp 15.000.000
2. Dibeli sebidang tanah secara tunai seharga Rp 10.000.000
3. Dibeli perlengkapan secara kredit seharga Rp 1.350.000
4. Diperbaiki computer untuk seorang konsumen dan diterima secara tunai
pendapatan jasa perbaikan Rp 4.000.000
5. Dibayar biaya sebagai berikut : gaji Rp 2.125.000, Sewa Rp 800.000, Listrik Rp
450.000, Macam-macam Rp 275.000
6. Diselesaikan perbaian computer untuk serng konsumen yang
pembayarannya dilakukan secara kredit seharga Rp 3.500.000
7. Dibayar hutang sebesar Rp 950.000
8. Anda mengambil uang untuk keperluan pribadi sebesar Rp 2.000.000
Catatlah dalam jurnal umum lalu buatlah buku besar dan buatlah neraca
saldonya…..!!!

25 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Jawaban :

Jurnal Umum
Tgl Keterangan Ref Jumlah
Debet Kredit
1 Kas 15,000,000
Modal 15,000,000

2 Tanah 10,000,000
Kas 10,000,000

3 Perlengkapan 1,350,000
Hutang 1,350,000

4 Kas 4,000,000
Pendapatan 4,000,000

5 Beban Gaji 2,125,000


Kas 2,125,000
Beban Sewa 800,000
Kas 800,000
Beban Listrik 450,000
Kas 450,000
Beban Macam-macam 275,000
Kas 275,000

6 Piutang 3,500,000
Pendapatan 3,500,000

7 Hutang 950,000
Kas 950,000

8 Prive 2,000,000
Kas 2,000,000

Jumlah 40,450,000 40,450,000

26 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Buku Besar

Kas (Rp)
Debet Kredit
1.) 15,000,000 2.) 10,000,000
2.) 4,000,000 5.) 3,650,000
7.) 950,000
8.) 2,000,000

2,400,000

Modal
Debet Kredit
1.) 15,000,000

15,000,000

Tanah
Debet Kredit
2.) 10,000,000

10,000,000

Perlengkapan
Debet Kredit
3.) 1,350,000

1,350,000

Hutang
Debet Kredit
7.) 950,000

950,000

Pendapatan

27 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Debet Kredit
4.) 4,000,000
6.) 3,500,000

7,500,000

Beban
Debet Kredit
5.) 3,650,000

3,650,000

Piutang
Debet Kredit
6.) 3,500,000

3,500,000

Prive

Debet Kredit
8.) 2,000,000
2,000,000

28 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Neraca Saldo

No Keterangan Debet Kredit


1 Kas 2,400,000
2 Modal 15,000,000
3 Tanah 10,000,000
4 Perlengkapan 1,350,000
5 Hutang 400,000
6 Pendapatan 7,500,000
7 Beban Gaji 2,125,000
8 Beban Sewa 800,000
9 Beban Listrik 450,000
10 Beban Macam-macam 275,000
11 Piutang 3,500,000
12 Prive 2,000,000

Jumlah 22,900,000 22,900,000

29 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Latihan di Rumah (Dikumpulkan max sebelum perkuliahan dimulai)

Tgl 1 Jul Tahun 2012, Leon Cruz mendirikan perusahaan yang bergerak dibidang
dekorasi interior, yakni Ingres Design. Selama sisa bulan tersebut, Leon Cruz melakukan
transaksi berikut untuk perusahaan :
Juli 1 Loen mentransfer kas dari akun bank pribadi ke akun yang akan
digunakan oleh perusahaan $18000
5 Membayar sewa untuk periode 5 juli hingga akhir bulan, $ 1500
10 Membeli truk seharga $15000, dibayar tunai $5000 dan sisanya dibayar
dengan wesel bayar
13 membeli peralatan secara kredit, $4500
14 Membeli perlengkapan secara tunai, $975
15 Membayar premi atas properti dan asuransi kecelakaan, $3000
21 Menerima kas untuk pekerjaan yang dilakukan, $4100
24 Mencatat pekerjaan yang telah selesai dan mengirimkan tagihan
kepada klien, $6100
26 Menerima faktur untuk beban truk yang akan dibayar bulan agustus,
$580
27 Membayar beban utilitas, $950
27 Membayar beban rupa-rupa, $315
29 Menerima kas dari pembayaran utang pelanggan, $3420
30 Membayar upah para karyawan, $2500
31 Menarik kas untuk keperluan pribadi, $2000

Diminta ??

1. Susunlah semua transaksi diatas dalam sebuah jurnal umum?

2. Posting jurnal kebuku besar?

3. Buatlah neraca saldo per 31 juli 2012?

30 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


PERTEMUAN II & III

AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA (TAHAP PENGIKHTISARAN)

a. Periode Akuntansi dan Jurnal Penyesuaian


Daftar saldo atau neraca saldo yang disusun berdasarkan akun-akun pada
buku besar, belum menunjukan keadaan yang sebenarnya. Karena mungkin
masih ada pendapatan atau beban untuk periode akuntansi saat ini yang belum
dicatat, atau sebaliknya sedah dicatat tetapi belum menjadi pendapatan atau
beban, sehingga perlu disususn ayat jurnal penyesuaian.
Tujuh transaksi yang diikuti oleh jurnal penyesuaian pada akhir periode akuntansi
adalah sebagai berikut.
a. Pendapatan diterima dimuka
Pendapatan diterima dimuka adalah jika perusahaan menerima
pendapatan atas suatu barang / jasa yang belum diserahkan.
b. Piutang pendapatan
Piutang pendapatan adalah pendapatan yang belum ditreima dan
belum dicatat, tetapi sebagian sudah seharusnya diterima pada periode
yang bersangkutan.
c. Biaya dibayar dimuka
Biaya dibayar di muka adalah biaya-biaya yang sudah dibayar pada
awal periode untuk pembayaran biaya sampai beberapa periode yang
ditentukan.
d. Utang biaya
Utang biaya adalah biaya-biaya yang telah diakui tetapi belum dicatat.
e. Kerugian piutang
Kerugian piutang adalah taksiran kerugian piutang yang timbul karena
adanya piutang tak tertagih.
f. Penyusutan
Semua aktiva tetap (kecuali tanah) yang dimiliki dan digunakan oleh
perusahaan dalam beroperasi akan semakin menyusut nilainya bersamaan
dengan berlalunya waktu.

31 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


g. Biaya pemakaian perlengkapan
Biaya pemakaian perlengkapan adalah niali sebagian dari harga beli
perlengkapan yang telah digunakan selama periode akuntansi.

b. Pembuatan Neraca Lajur


Neraca lajur merupakan alat bantu untuk penyusunan laporan keuangan pada
akhir periode akuntansi.
 Pengertian Neraca Lajur
Neraca lajur adalah suatu daftar yang memuat kolom-kolom neraca
saldo, jurnal penyesuaian, neraca saldo setelah disesuaikan, laba-rugi, dan
neraca. Tahap penyusunan jurnal penyesuaian sampai dengan neraca lajur
disebut tahap pengikhtisaran.
 Bentuk Neraca Lajur
Bentuk neraca lajur ada berbagai macam, dengan berbagai kolom untuk
jumlah, diantaranya :
1. Neraca Lajur 8 Kolom
Pada neraca lajur 8 kolom, untuk kolom jumlahnya terdiri dari : Neraca
Saldo (D/K), Ayat Penyesuain (D/K), Rugi/Laba (D/K), Neraca (D/K).
2. Neraca Lajur 10 Kolom
Pada neraca lajur 10 kolom , untuk kolom jumlahnya terdiri dari : Neraca
Saldo (D/K), Ayat Penyesuain (D/K), Neraca Saldo Disesuaikan (D/K),
Rugi/Laba (D/K), Neraca (D/K).
3. Neraca Lajur 12 Kolom atau Lebih
Untuk kolom jumlahnya seperti neraca lajur 10 kolom, tetapi ditambah
dengan kolom tertentu (misalnya Laba Ditahan D/K : Laporan Harga Pokok
Produksi).
 Penyusunan Neraca lajur
Langkah-langkah untuk menyusun neraca lajur adalah sebagai berikut :
1. Mempersiapkan sarana/bahan yang diperlukan dalam menyusun neraca
lajur, yaitu :
a. Neraca saldo yang seimbang sebagai sumbernya.
b. Data penyesuaian.

32 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


c. Lembar Neraca Lajur
2. Pada bagian atas lembar neraca lajur, tulis judul yang terdiri dari nama
perusahaan, neraca lajur, dan tanggal penyusunan.
3. Tulis no akun dan nama akun sesuai buku besar yang ada.
4. Kolom eraca saldo.
5. Kolom ayat penyesuaian.
Diisi sesuai dengan debet dan kredit dari jurnal penyesuaian.
6. Kolom neraca saldo disesuaikan
Neraca saldo disesuaikan diisi dengan cara membandingkan kolom
neraca saldo dengan kolom ayat penyesuaian. Jika debet dengan debet
maka dijumlahkan, jika kredit dengan kredit maka dijumlahkan, sedangkan
jika debet dengan kredit dikurangakan. Pada neraca saldo disesuaikan,
maka akun campuran sudah dipisahkan menjadi akun riel dan akun
nominal.
7. Kolom rugi/laba dan neraca
Dari kolom neraca saldo disesuaikan maka akun nominal (pendapatan
dan beban) diisikan pada kolom rugi/laba sesuai debet kredit yang
terdapat dalam neraca saldo disesuaikan. Sedangkan akun riel (aktiva,
utang dan modal serta prive) dimasukan ke kolom neraca.
8. Jumlahkan semua kolom jumlah debet dan kredit, untuk kolom neraca
saldo dan kolom ayat penyesuaian jumlah debet dan kredit akan
seimbang. Untuk kolom rigi/laba bandingkan sisi debet dan kredit, lalu
tentukan saldonya.
9. Berdasarkan neraca lajur yang dibuat, maka disusun laporan keuangan.
Laporan laba/rugi disusun dari kolom laba/rugi, sedangkan laporan
perubahan modal disusun dari kolom neraca (modal, prive dan laba
bersih/rugi bersih) dan neraca dikutip dari kolom neraca.

33 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


c. Pembuatan Laporan Keuangan
Seperti kamu ketahui, bahwa salah satu fungsi utama akuntansi adalah
menyediakan laporan keuangan secara periodik kepada manajemen, investor,
kreditur, dan pihak-pihak lain di luar perusahaan. Laporan keuangan yang
disajikan harus dapat memberikan gambaran secara jelas terhadap posisi
keuangan (neraca) dan kinerja suatu perusahaan (laporan laba/ rugi). Hal ini
dimaksudkan agar para pemakai akuntansi, baik intern maupun ekstern
perusahaan dapat mengambil keputusan ekonomi sesuai dengan apa yang
dikehendaki.
Laporan keuangan dapat diidentifikasikan secara jelas dari informasi yang
diperoleh oleh suatu perusahaan. Komponen laporan keuangan selalu disajikan
dengan urutan sebagai berikut.
1. Nama perusahaan pelapor atau identitas lain.
2. Cakupan laporan keuangan, apakah mencakup hanya satu entitas atau
beberapa entitas.
3. Tanggal atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan, mana yang lebih
tepat bagi setiap komponen laporan keuangan.
4. Mata uang pelaporan.
5. Satuan angka yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan.
Laporan keuangan yang disajikan setiap akhir periode tersebut didasarkan
pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang terdiri atas laporan laba rugi,
laporan perubahan modal, neraca, dan laporan arus kas.
 Laporan Laba/Rugi (Income Statement)
Laporan laba/rugi adalah laporan yang menunjukkan pendapatan dan
beban dari suatu perusahaan dalam satu periode akuntansi. Laporan
laba/rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai
unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Bentuk
laporan laba/rugi yang lazim digunakan ada dua, yaitu:
a. Bentuk Langsung (Single Step)
Menurut bentuk ini, seluruh pendapatan dijumlahkan dan semua
beban dijumlahkan. Dari selisih jumlah pendapatan dengan jumlah
beban dapat diketahui besarnya laba atau rugi usaha.

34 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


b. Bentuk Bertahap (Multiple Step)
Menurut bentuk ini, dalam laporan laba/rugi diadakan
pengelompokan atas jenis pendapatan dan jenis beban. Di mana
pendapatan dibedakan atas pendapatan usaha dan pendapatan di
luar usaha, serta beban dibedakan pula atas beban usaha dan beban di
luar usaha. Kemudian dari selisih pendapatan dan beban diperoleh laba
atau rugi perusahaan.

35 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Contoh :

 Laporan Perubahan Modal (Capital Statement)


Laporan perubahan modal adalah laporan yang menunjukkan sebab-
sebab adanya perubahan modal, dari modal awal sampai dengan modal
akhir periode. Dalam laporan perubahan modal ditunjukkan dengan
perhitungan antara modal pemilik awal periode ditambah laba bersih seperti
yang tercantum dalam laporan laba/rugi, kemudian dikurangi dengan
pengambilan pribadi pemilik (prive), sehingga diperoleh modal pemilik akhir
periode.

 Neraca (Balance Sheet)


Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan atau
posisi keuangan suatu perusahaan pada akhir periode. Posisi keuangan yang
dimaksud terdiri atas jumlah aktiva, kewajiban, dan modal. Dalam penyusunan
neraca harus diurutkan sesuai dengan tingkat likuiditasnya atau tingkat

36 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


kelancarannya. Rekening yang lancar harus didahulukan penyusunannya dan
rekening yang kurang lancar disusun di bawahnya.
Neraca dapat disusun dengan dua bentuk, yaitu bentuk stafel dan
bentuk skontro.
a. Bentuk Laporan (Stafel)
Neraca yang disusun dalam bentuk stafel artinya neraca disajikan
dengan harta atau aktiva di bagian atas dan kewajiban serta modal di
bagian bawahnya. Neraca bentuk stafel sering disebut juga bentuk
laporan/ vertikal.

b. Bentuk T (Skontro) atau Bentuk Rekening


Neraca yang disusun dalam bentuk T artinya penyajian harta atau
aktiva di sebelah kiri, sedangkan kewajiban dan modal di sebelah kanan.
Neraca bentuk skontro sering disebut juga bentuk sebelahmenyebelah.

37 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


 Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows)
Laporan arus kas adalah laporan yang menunjukkan arus masuk dan arus
keluar tentang kas dan setara dengan kas. Kas merupakan uang tunai atau
saldo kas dan rekening giro, sedangkan setara kas merupakan investasi yang
sifatnya sangat likuid, berjangka pendek yang dengan cepat dapat dijadikan
kas. Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu
dapat diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan,
dengan disesuaikan bisnis perusahaan tersebut. Pengklasifikasian menurut
aktivitas bertujuan memberikan informasi yang memungkinkan para
pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi
keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara dengan kas.

38 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


a) Arus Kas dari Aktivitas Operasi
1) Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari pendapatan
perusahaan. Oleh karena itu arus kas tersebut pada umumnya
berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang memengaruhi
penetapan laba atau rugi bersih. Arus kas dari aktivitas operasi
meliputi:
i. penerimaan kas dari penjualan barang atau jasa,
ii. penerimaan kas dari royalti, fee, komisi, dan pendapatan lain,
iii. pembayaran kas kepada pemasok barang atau jasa,
iv. pembayaran kepada karyawan,
v. penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi
sehubungan dengan premi, klaim, anuitas dan manfaat
asuransi lainnya,
vi. pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak
penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus
sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi,
vii. penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang
diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.
b) Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan
pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan
untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Arus kas
dari aktivitas investasi meliputi:
1) pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud,
dan aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan
yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri,
2) penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, peralatan, aktiva
tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain,
3) perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain,
4) uang muka dari pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta
pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan),

39 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


5) pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward
contracts, option contracts, dan swap contracts kecuali apabila
kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or
trading), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai
aktivitas pendanaan.
c) Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan
perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klain terhadap arus
kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Arus kas dari
aktivitas pendanaan meliputi:
1) penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya,
2) pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik
atau menebus saham perusahaan,
3) penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan
pinjaman lainnya,
4) pelunasan pinjaman,
5) pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk
mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna
usaha pembiayaan (finance lease).

40 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


d. Jurnal Penutup
Jurnal penutup adalah jurnal yang disusun pada setiap akhir periode
akuntansi, untuk menutup atau menihilkan akun-akun nominal. Pada prinsipnya
jurnal penutup disusun untuk menihilkan nilai akun nominal pada setiap awal
periode akuntansi. Jurnal penutup memasukan akun nominal kesisi debet-kredit
yang berlawanan dengan saldo nominal mereka. Kelompok akun yang perlu
dibuatkan jurnal penutup adalah : pendapatan, beban, ikhtisar laba-rugi, prive
Langkah-langkah menyusun jurnal penutup meliputi sebagai berikut.
1. Memindahkan saldo akun pendapatan ke akun ikhtisar laba-rugi dengan
mendebet akun pendapatan sebesar saldonya dan mengkredit akun ikhtisar
laba-rugi.
2. Memindahkan saldo akun beban ke akun ikhtisar laba-rugi dengan
mengkredit akun beban sebesar saldonya dan mendebet akun ikhtisar laba-
rugi.
3. Memindahkan akun prive ke akun ekuitas dengan mengkredit akun prive
dan mendebet akun ekuitas.

41 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


e. Jurnal Penyesuaian Kembali
Sesuai dengan tujuan dalam penyusunan jurnal penyesuaian, bahwa
terdapat pengakuan beban dan pendapatan yang harus diakui pada akhir
periode akuntansi, walaupun beban dan pendapatan tersebut belum dibayar dan
belum diterima, serta penerimaan dan pembayaran dilakukan pada periode
berikutnya.
Tujuan penyusunan jurnal pembalik hanyalah sekadar untuk
menyederhanakan pembuatan jurnal yang bersangkutan dengan periode
akuntansi berikutnya. Sehingga dalam melakukan kegiatan perusahaan sering
terjadi hal-hal seperti berikut ini.
1. Pembayaran beban perusahaan lebih dahulu atau beban yang dibayar di
muka atas persekot biaya.
2. Penerimaan pendapat lebih dahulu atau pendapat diterima dimuka atau
utang pendapatan.
3. Beban yang akan dibayar atau beban yang terutang.
4. Pendapatan yang akan diterima atau piutang pendapatan.
Piutang, utang, pendapatan, dan beban tersebut sebenarnya merupakan
pengakuan pada akhir periode. Oleh karena itu, setiap awal periode perkiraan-
perkiraan yang berhubungan dengan pengakuan pendapatan dan beban harus
dihilangkan atau dinolkan agar tidak terjadi pencatatan ganda pada pencatatan
berikutnya dengan cara menyusun jurnal pembalik (reversing entry).
Jadi, jurnal pembalik (reversing entry) adalah jurnal kebalikan dari jurnal
penyesuaian yang dilakukan pada awal periode berikutnya. Akan tetapi tidak
semua ayat jurnal penyesuaian dibuatkan jurnal pembalik.
Jurnal penyesuaian yang biasanya memerlukan jurnal pembalik antara lain
sebagai berikut.
1. Persekot beban atau beban yang dibayar di muka, jika saat pembayaran
dicatat sebagai beban/biaya. Apabila saat pembayaran dicatat sebagai
harta, maka jurnal pembalik tidak ada.
Contoh :

42 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Pada tanggal 1 Maret 2005 dibayar premi asuransi untuk masa 1 tahun sebesar
Rp9.000.000,00 terhitung mulai tanggal 1 Maret 2005 sampai 1 Maret 2006.
Apabila saat pembayaran dicatat sebagai harta dan sebagai beban, maka
jurnal saat pembayaran, jurnal penyesuaian, jurnal penutup, dan jurnal
pembalik adalah sebagai berikut.

2. Pendapatan diterima di muka atau utang pendapatan, jika saat menerima


dicatat sebagai pendapatan. Apabila saat penerimaan dicatat sebagai
utang/kewajiban, maka jurnal pembalik tidak ada.
Contoh :
Pada tanggal 1 Mei 2005 dibayar sewa rumah untuk masa 1 tahun sebesar Rp
7.200.000, terhitung mulai tanggal 1 Mei 2005 sampai dengan 1 Mei 2006.
Apabila saat penerimaan dicatat sebagai kewajiban dan dicatat sebagai
pendapatan, maka jurnal saat penerimaan, jurnal penyesuaian, jurnal
penutup, dan jurnal pembalik adalah sebagai berikut.

43 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


3. Beban yang akan dibayar atau utang beban.
Contoh :
Pada tanggal 31 Desember 2005 masih harus dibayar gaji pengawai karena
sedang cuti sebesar Rp2.000.000. Dari peristiwa di atas maka jurnal
penyesuaian dan jurnal pembaliknya adalah sebagai berikut.
- Jurnal penyesuaian 31 Desember 2005

- Jurnal pembalik 1 Januari 2006

4. Pendapatan yang akan diterima atau piutang pendapatan.


Contoh :
Apabila pada tanggal 31 Desember 2005, masih harus diterima bunga atas
wesel tagih sebesar Rp500.0000, maka jurnal penyesuaian dan jurnal pembalik
untuk kejadian di atas adalah sebagai berikut.
- Jurnal penyesuaian 31 Desember 2005

- Jurnal pembalik 1 Januari 2006

Latihan Soal (Games)

Tugas

44 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


PERTEMUAN IV

AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

(PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS)

a. Karakteristik perusahaan dagang


Perusahaan dagang adalah perusahaan menjual produknya tanpa
mengolah terlebih dahulu produk yang di jualnya. Dan perusahaan industri adalah
perusahaan yang menjual produk setelah melewati proses pengolahan
sebelumnya.
1. Definisi Perusahaan Dagang
Hal pertama dari karakteristik perusahaan dagang adalah definisi
perusahaan dagang itu sendiri. Berdasarkan kegiatan nya perusahaan
dagang adalah perusahaan yang kegiatan utamanya adalah membeli
barang dagang dan menjualnya kembali tanpa melakukan perubahan
terhadap barang tersebut. Barang yang dijual dapat berupa bahan baku,
barang setengah jadi, atau barang jadi.
2. Ciri ciri Perusahaan Dagang
Hal kedua dari karakteristik perusahaan dagang adalah ciri ciri
utamanya. Ciri ciri perusahaan dagang adalah dilihat dari dua hal yaitu usaha
yang dilakukan dan kegiatan akuntansinya.
 Usaha yang dilakukan
Perusahaan Dagang adalah membeli barang dagang dan
menjualnya tanpa mengadakan perubahan (pengolahan) terlebih dahulu.
Contoh Perusahaan Dagang yang cukup dikenal adalah PT Matahari Putra
Prima, pemilik rantai toko Matahari.
 Kegiatan akuntansi
Menggunakan Akun Persediaan Barang Dagang. Ada penghitungan
harga pokok penjualan. Laporan laba-rugi dapat menggunakan bentuk
single step (langsung) dan multiple step (bertahap).

45 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


3. Transaksi Perusahaan Dagang
Ada beberapa transaksi yang terjadi hanya di perusahaan dagang.
Transaksi transaksi ini merupakan ciri ciri dari perusahaan dagang. Beberapa
transaksi transaksi yang hanya terjadi di perusahaan dagang yaitu :
 Membeli barang dagang secara kredit.
 Membeli barang dagang secara tunai.
 Mengembalikan barang dagang.
 Menerima potongan pembelian.
 Membayar atau menerima penghitungan biaya angkut pembelian.
 Menjual barang dagang secara kredit.
 Menjual barang dagang secara tunai.
 Menerima kembali barang dagang yang telah dijual.
 Memberi potongan penjualan
4. Akun akun Perusahaan Dagang
Untuk mencatat transaksi transaksi tersebut, dibutuhkan beberapa akun.
Akun akun tersebut adalah sebagai berikut :
 Akun Persediaan Barang Dagang
 Akun Pembelian
 Akun Retur Pembelian dan Pengurangan Harga
 Akun Potongan Pembelian
 Akun Beban Angkut Pembelian
 Akun akun Perusahaan Dagang
 Akun Penjualan
 Akun Retur Penjualan dan Pengurangan Harga
 Akun Potongan Penjualan
5. Syarat Pembayaran Perusahaan Dagang
Syarat pembayaran adalah perjanjian antara penjual dan pembeli untuk
pembayaran barang-barang dagang yang dibeli. Dengan demikian, batas
antara pembelian tunai dan pembelian kredit menjadi jelas. Beberapa Syarat
pembayaran yang lazim digunakan dalam transaksi adalah sebagai berikut :

46 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Syarat Pembayaran Artinya
2/10, n/30 jika pembayaran dilakukan dalam jangka waktu
sepuluh hari atau kurang akan mendapat potongan
2%, dan pembayaran neto faktur paling lambat 30
hari
2/10, 1/15, n/30 jika pembayaran dilakukan dalam jangka waktu 10
hari atau kurang akan mendapat potongan 2%.
Tetapi jika pembayaran dilakukan setelah lewat
batas 10 hari sampai 15 hari, akan mendapat
potongan 1%. Pembayaran neto faktur paling
lambat 30 hari
n/60 pembayaran dilakukan selambat-lambatnya 60 hari
setelah tanggal transaksi jual beli
EOM harga neto faktur harus dibayar pada akhir bulan
atau pada bulan di mana transaksi penjualan itu
terjadi

6. Syarat Penyerahan Barang


Syarat penyerahan barang merupakan suatu hal yang perlu disepakati
oleh pembeli dan penjual.Syarat penyerahan amat penting karena
menyangkut biaya pengangkutan (pengiriman) dan risiko barang pada saat
pengangkutan. Syarat mengatur siapa yang membayar biaya angkut dan
siapa yang menanggung risiko atas barang tersebut mulai dari gudang
penjual sampai gudang pembeli. Syarat penyerahan barang yang umum
dipakai adalah FOB shipping point dan FOB destination point.
Syarat Penyerahan Penanggung Beban Pencatatan Transaksi
Barang Angkut
FOB Shipping Point pembeli transaksi dianggap telah
terjadi dan dapat
dibukukan sejak saat
barang diserahkan dari

47 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


gudang penjual
FOB Destination Point penjual transaksi dianggap sah
jika barang telah
diserahkan oleh penjual
di gudang pembeli.

b. Transaksi perusahaan dagang


1. Transaksi Keuangan Pembelian Barang dagang
a. Pemberian Barang dagangan secara Tunai
Dalam transaksi pembelian barang dagangan secara tunai berarti
perusahaan mengeluarkan sejumlah uang tunai untuk membeli
(mendapatkan) barang yang akan diperdagangkan. Pembelian barang
secara tunai di Jurnal dengan mendebet pembelian dan mengkredit Kas.
b. Pembelian barang dagangan secara kredit.
Dalam pembelian barang secara kredit berarti perusahaan berhutang
untuk membeli barang dagangan yang akan diperdagangkan. Pembelian
barang secara kredit dijurnal dengan mendebet pembelian dan
mengkredit Utang dagang.

2. Transaksi Keuangan Penjualan Barang dagang


a. Penjualan barang secara tunai
Dalam penjualan barang secara tunai berarti perusahaan menerima
sejumlah uang tunai hasil dari penjualan barang dagangan. Penjualan
barang dagangan secara tunai dijurnal dengan mendebet Kas dan
mengkredit Penjualan.
b. Penjualan Barang secara Kredit
Penjualan barang dagangan secara kredit merupakan transaksi
penjualan yang menimbulkan atau menambah piutang dagang
perusahaan sebagai pengganti uang tunai akibat dari penjualan barang
dagangan. Penjualan barang dagangan secara kredit dijurnal dengan
mendebet piutang dagang dan mengkredit penjualan.

48 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


3. Transaksi Keuangan Retur Penjualan Barang Dagang
Transaksi ini merupakan transaksi yang terjadi karena hal khusus, misalnya
dari barang dagangan yang sudah terjual terdapat beberapa barang
dagangan yang kondisinya cacat atau rusak (tidak sesuai pesanan).
a. Jika barang dagangan yang dikembalikan, saat penjualan barang
tersebut dijual secara tunai.
Dalam transaksi ini dicatat dalam jurnal dengan mendebet Rektur
Penjualan dan mengkredit kas.
b. Jika barang dagangan yang dikembalikan, ketika menjual barang tersebut
dilakukan secara kredit.
Dalam transaksi ini dicatat dalam jurnal dengan mendebit Retur
penjualan dan mengkredit Piutang Dagang.

4. Transaksi Keuangan Retur Pembelian Barang Dagang


Transaksi ini adalah transaksi yang terjadi karena suatu hal yang bersifat
khusus, misalnya dari pembelian barang yang dilakukan perusahaan kepada
pemasok terdapat beberapa barang yang rusak atau tidak sesuai pesanan.
a. Apabila saat pembelian barang dagangan dilakukan secara tunai.
Jika setelah dilakukan pembelian barang secara tunai, namun karena
barang tersebut rusak atau tidak sesuai pesanan sehingga barang tersebut
dikembalikan kepada pemasok, maka Jurnal yang dibuat adalah
mendebet kas dan mengkredit Retur Pembelian.
b. Apabila saat pembelian barang dagangan dilakukan secara Kredit.
Jika setelah dilakukan pembelian barang secara Kredit, namun karena
barang tersebut rusak atau tidak sesuai pesanan sehingga barang tersebut
dikembalikan kepada pemasok, maka Jurnal yang dibuat adalah
mendebet Uatang Dagang dan mengkredit Retur Pembelian.

5. Transaksi Keuangan Penerimaan Potongan Pembelian Barang


Potongan pembelian barang merupakan Potongan yang diterima pembeli
karena membeli barang dagangan secara kredit dari penjual dengan syarat
saat pelunasan utangnya masih dalam rentan waktu yang mendapatkan

49 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


potongan harga. Untuk memahami transaksi ini silahkan anda baca ilustrasi
berikut ini:
- Pada Tanggal 3 Januari 2011 dibeli barang dagangan dari toko Maju
seharga Rp 9.000.000 dengan syarat pembayaran 2/10. n/30.
- Pada tanggal 13 Januari 2011 dibayar pembelian tanggal 3 januari 2011
pada toko maju.
Berdasarkan ilustrasi tersebut maka perusahaan akan membuat jurnal
sebagai berikut:
Jurnal tanggal 3 Januari 2011
Pembelian Rp 9.000.000
Utang Dagang Rp 9.000.000
Jurnal pada tanggal 13 Januari 2011
Utang dagang Rp 9.000.000
Kas RP 8.820.000
Potongan Pembelian Rp 180.000
Perhitungan Potongan Pembelian :
Dalam transaksi tanggal 3 januari 2011 tertulis syarat pembayaran 2/10.
n/30, Hal ini menandakan bahwa pembelian barang tersebut dilakukan secara
kredit. Makna dari syarat pembayaran 2/10. n/30 adalah bahwa jika pembeli
membayar utangnya mulai dari hari ke 1 s/d hari ke 10 maka akan diberikan
potongan pembelian sebesar 2% dari harga barang yang dibeli, dan jika
membayar setelah hari ke 10 s/d 30 maka tidak mendapat potongan
pembelian. Karena dalam ilustrasi ini pembayaran masih dalam rentan waktu
10 hari dari pembelian maka mendapat potongan pembelian 2% dari harga
beli barang tersebut, dengan demikian perhitungan potongan pembelian
adalah sebagai berikut:
Potongan pembelian = 2% x 9.000.000
= Rp 180.000
Kas yang dibayar = 9.000.000 – 180.000
= Rp 8.820.000

50 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


6. Transaksi Keuangan Pemberian Potongan Penjualan Barang
Potongan Penjualan barang merupakan Potongan yang diberikan penjual
kepada pembeli atas penjualan barang dagangan secara kredit denagn
syarat saat penerimaan pembayaran masih dalam rentan waktu yang
mendapatkan potongan harga. Untuk memahami transaksi ini silahkan anda
baca ilustrasi berikut ini:
- Pada Tanggal 15 Januari 2011 dijual barang dagangan kepada toko Jaya
seharga Rp 11.000.000 dengan syarat pembayaran 3/20. n/60.
- Pada tanggal 21 Januari 2011 diterima pembayaran sebagai pelunasan
transaksi tanggal 15 januari 2011 dari toko Jaya.
Berdasarkan ilustrasi tersebut maka perusahaan akan membuat jurnal
sebagai berikut:
Jurnal tanggal 15 Januari 2011
Piutang dagang Rp 11.000.000
Penjualan Rp 11.000.000
Jurnal pada tanggal 21 Januari 2011
Kas Rp 11.000.000
Piutang Dagang RP 10.670.000
Potongan Penjualan Rp 330.000
Perhitungan Potongan Penjualan:
Dalam transaksi tanggal 15 januari 2011 tertulis syarat pembayaran 3/20.
n/60, Hal ini menandakan bahwa penjualan barang tersebut dilakukan secara
kredit. Makna dari syarat pembayaran 3/20. n/60 adalah bahwa jika pembeli
membayar utangnya mulai dari hari ke 1 s/d hari ke 20 maka akan diberikan
potongan penjualan sebesar 3% dari harga barang yang dibeli, dan jika
membayar setelah hari ke 20 s/d 60 maka tidak mendapat potongan
penjualan. Karena dalam ilustrasi ini pembayaran masih dalam rentan waktu 10
hari dari pembelian maka mendapat potongan pembelian 2% dari harga beli
barang tersebut, dengan demikian perhitungan potongan pembelian adalah
sebagai berikut:
Potongan penjualan = 3% x 11.000.000
= Rp 330.000

51 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Kas yang dibayar = 11.000.000 – 330.000
= Rp 10.670.000
7. Transaksi Keuangan Pembayaran Beban Angkut Pembelian.
Pembayaran Beban angkut pembelian merupakan transaksi dalam
perusahaan dagang yang terjadi karena perusahaan memakai jasa angkut
barang atas barang dagangan yang di beli. Jurnal yang dibuat adalah
dengan mendebet beban angkut pembelian dan mengkredit Kas.
Dalam hal ini beban angkut barang dibayar oleh pembeli barang,
biasanya pada kondisi ini sistem penyerahan barang yang digunakan adalah
FOB Shipping Point.
8. Transaksi Keuangan Pembayaran Beban Angkut Penjualan.
Pembayaran Beban angkut penjualan merupakan transaksi dalam
perusahaan dagang yang terjadi karena perusahaan memakai jasa angkut
barang atas barang dagangan yang dijual. Jurnal yang dibuat adalah dengan
mendebet beban angkut penjualan dan mengkredit Kas.
Dalam hal ini beban angkut barang dibayar oleh penjual barang, biasanya
pada kondisi ini sistem penyerahan barang yang digunakan adalah FOB
Destination Point atau C & F.

c. Syarat penjualan
Perusahaan ( penjual ) sering menerapkan istilah termin pembayaran.
Adapun syarat penjualan ( termin pembayaran ), antara lain :
1. 2/10, n/30 artinya diberikan potongan sebesar 2% dari harga
faktur jika pembayarandilakukan dalam tempo 10 hari sejak tanggal faktur
dan jika pembayaran dilakukan setelah periode tersebut (10 hari) maka
pembayaran harus dilakukan secara penuh (nominal faktur) dengan batas
waktu 30 hari sejak tanggal faktur.
2. n/15, EOM artinya jumlah rupiah dan harga faktur penjualan harus dibayar 15
hari sesudah akhir bulan ( End Of Month ) dibuatnya faktur.
3. EOM ( End Of Month ), artinya faktur tersebut harus dilunasi paling lambat pada
akhir bulan pembelian.

52 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


4. C.O.D ( Cash On Delivery ), artinya harga barang yang dibeli harus dibayar
sebesar harga faktur pada saat barang dikirim dan diterima pembeli.
Beban angkut pembelian (freight-in), merupakan beban yang harus
ditanggung pembeli pada saat pembelian barang dagangan dilakukan. Beban
angkut pembelian ini akan menambah harga perolehan/harga pokok barang
dagangan. Adanya beban agkut pembelian ini tergantung pada syarat
penyerahan barang yang ditentukan oleh penjual. Beberapa syarat penyerahan
barang yang biasa dilakukan sebagai berikut :
1. Free on Board (FOB) destination point (prangko gudang pembeli), yaitu penjual
menanggung semua ongkos pengiriman barang dagangan tersebut sejak dari
gudang penjual sampai barang dagangan ada digudang pembeli.
2. Penjualan (sales ), rekening ini digunakan untuk mencatat transaksi penjualan
barang dagangan baik secara tunai maupun kredit.
3. Retur penjualan dan pengurangan harga (sales return and
allowances), rekening ini digunakan untuk mencatat transaksi yang berkaitan
dengan pengembalian barang yang telah dijual tetapi dikembalikan oleh
pembeli karena barang tidak sesuai dengan yang dipesan atau barang
tersebut rusak.
4. Potongan penjualan (sales discount), rekening ini digunakan untuk mencatat
transaksi yang terjadi karena ada potongan penjualan.
5. Beban angkut penjualan (freight-out), rekening ini digunakan untuk mencatat
setiap transaksi penjualan apabila dalam jual beli, penjual yang menanggung
beban tersebut.

d. Jurnal khusus penjualan, jurnal khusus Penerimaan kas, jurnal khusus piutang
Jurnal khusus adalah jurnal yang dirancang secara khusus untuk mencatat
transaksi yang bersifat sama dan sering terjadi atau berulang ulang, dengan tujuan
agar dapat bekerja secara efektif dan efisien, karena setiap hari terjadi transaksi
yang relatif banyak. Jurnal khusus yang biasa digunakan dalam akuntansi
perusahaan dagang terdiri atas 4 macam, yaitu :

53 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


1. Jurnal penerimaan kas (cash receipt journal ), adalah buku jurnal yang
digunakan untuk mencatat semua transaksi penerimaan uang atau uang
tunai. Transaksi yang dicatat dalam jurnal penerimaan kas sebagai berikut :
a) Penjualan
b) Penerimaan pelunasan piutang
c) Penerimaan pendapatan
d) Retur pembelian secara tunai
2. Jurnal pengeluaran kas (cash payment journal), adalah jurnal yang
digunakan untuk mencatat semua transaksi pengeluaran uang
kas/pembayaran uang tunai. Transaksi yang dicatat dal jurnal pengeluaran
kas sebagai berikut :
a) Pembelian secara tunai
b) Pembayaran atau pelunasan utang dagang
c) Pembayaran beban – beban
d) Retur penjualan secara tunai
e) Pengambilan uang tunai untuk pribadi
3. Jurnal pembelian (purchases journal), adalah buku jurnal yang digunakan
untuk mencatat semua transaksi pembelian secara kredit, baik pembelian
barang dagangan maupun bukan barang dagangan. Transaksi yang dicatat
yaitu sebagai berikut :
a) Pembelian barang dagangan secara kredit
b) Pembelian perlengkapan, peralatan, dan aktiva lain secara kredit
4. Jurnal penjualan (sales journal), adalah buku jurnal yang digunakan untuk
mencatat semua transaksi penjualan barang dagangan secara kredit.

JURNAL PENJUALAN
Apakah Anda ingin mengetahui bagaimana bentuk bagan jurnal penjualan?
Kali ini Anda akan dikenalkan dengan bentuk bagan itu. Akan tetapi perlu dijelaskan
bahwa jurnal penjualan hanya untuk mencatat transaksi penjualan barang dagang
secara kredit sehingga kolom jumlahnya cukup dibuat menjadi satu saja. Dengan
menuliskan angka pada kolom itu berarti Anda telah menganalisis sebagai piutang
usaha di debet dan penjualan di kredit. Agar lebih mengenal lagi bagan jurnal

54 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


penjualan, perhatikan bagan di bawah ini : JURNAL PENJUALAN (SALES JOURNAL)
Halaman: 1
Agar lebih mengenal lagi bagan jurnal penjualan, perhatikan bagan di bawah ini:

Oleh karena jumlah piutang usaha dan penjualan selalu diisi dengan jumlah yang
sama (harga jual barang dagang yang tercantum dalam faktur) maka kolom tersebut
dapat disajikan secara lebih ringkas lagi seperti berikut ini:

Perlu diingat bahwa setiap lembaran jurnal selalu diberi nomor halaman untuk
keperluan pengisian sumber posting ( referensi) pada perkiraan buku besar yang
berkaitan. Adapun pengisian kolom pokok dalam jurnal penjualan sebagai berikut :

1) Tanggal : lajur ini memuat tanggal terjadinya transaksi.

2) Nomor faktur : diisi dengan nomor faktur penjualan.

3) Nama Debitur /keterangan : diisi dengan nama kepada siapa menjual barang

55 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


beserta alamat tempat menjual.

4) Syarat pembayaran : diisi dengan potongan yang diberikan oleh


penjualan pada pembeli karena pembeli tersebut
memenuhi syarat untuk mendapat potongan.

5) Ref (Reference) : diisi dengan nomor perkiraan pembantu piutang.

6) Jumlah : diisi dengan harga (jumlah) uang sesuai dengan


transaksi. Kolom itu dapat diganti dengan piutang
usah (Debet)/Penjualan (Kredit).

Jurnal Penerimaan Kas


Apakah Anda sudah mengetahui tentang transaksi penerimaan uang yang
sering terjadi dan jarang terjadi pada perusahaan dagang? Jika belum, cobalah baca
terus uraian ini. Jika sudah, coba bandingkan jawaban Anda dengan keterangan di
bawah ini. Adapun jenis transaksi penerimaan uang yang sering terjadi pada
perusahaan dagang secara umum sebagai berikut:
1. Penjualan barang dagang secara tunai yang analisisnya:
- debet : kas
- kredit : penjualan
2. Penerimaan piutang usaha tanpa memberikan potongan, yang analisisnya:
- debet : kas
- kredit : piutang usaha
3. Penerimaan piutang usaha dengan memberikan potongan:
- debet : - kas - potongan penjualan

56 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


- Sedangkan transaksi penerimaan uang yang jarang terjadi, analisisnya:
- debet : kas
- kredit : serba - serbi
Jika transaksi - transaksi yang sering terjadi dan jarang terjadi dalam penerimaan
kas digabungkan akan membentuk bagan jurnal penerimaan kas berikut ini:

Dalam tabel 2.4, kolom jumlah kredit diletakkan di sebelah kiri dengan maksud
agar kolom serba-serbi dekat dengan kolom keterangan yang digunakan untuk
menuliskan perkiraan yang timbul. Meskipun demikian hal ini bukan suatu keharusan.
Perusahaan boleh saja meletakkan yang di debet terlebih dahulu kemudian yang di
kredit, demikian pula meletakkan urutan perkiraan setiap yang di debet atau di kredit
terserah pada perusahaan yang bersangkutan.
Adapun petunjuk pengisian kolom-kolom pada tabel 2.3 dan tabel 2.4 sebagai
berikut: Untuk melengkapi pemahaman Anda tentang pencatatan jurnal penerimaan
kas, berikut ini diberikan contoh sederhana yang selanjutnya digunakan sebagai
contoh proses akuntansi berikutnya. Dengan menggunakan tabel 2.3, berikut ini Anda
dihadapkan dengan lima transaksi penerimaan uang tunai dari Toko Resik, Jakarta
untuk bulan Januari 1998 sebagai berikut :

1) Tanggal : diisi dengan tanggal terjadinya transaksi.

diisi dengan nomor bukti transaksi (kuitansi dan buktibukti


2) Nomor faktur :
yang lain)

diisi dengan nomor perkiraan yang digunakan untuk


3) Ref :
pengecekan apakah jumlahnya sesuai dengan

57 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


perhitungan yang dilakukan di buku lain. Jika sudah
sesuai diberi tanda (.) dan jika belum dicocokkan maka
harus dikosongkan dahulu.

diisi dengan jumlah penerimaan uang yang bersumber


4) Kas : dari penjualan tunai, tagihan atas piutang, dan jenis-jenis
penerimaan lainnya.

diisi dengan jumlah potongan harga yang diberikan oleh


5) Potongan penjualan :
penjual kepada si pembeli.

diisi dengan jumlah penerimaan uang yang bersumber


6) Penjualan :
dari penjualan barang dagang secara tunai.

diisi dengan penerimaan uang yang bersumber dari


7) Piutang usaha : tagihan atas penjualan barang dagang secara kredit
(nilai bruto)

diisi dengan jumlah pemasukkan uang tunai di luar


8) Serba-serbi :
transaksi penjualan barang dagang.

Untuk melengkapi pemahaman Anda tentang pencatatan jurnal penerimaan


kas, berikut ini diberikan contoh sederhana yang selanjutnya digunakan sebagai
contoh proses akuntansi berikutnya. Dengan menggunakan tabel 2.3, berikut ini Anda
dihadapkan dengan lima transaksi penerimaan uang tunai dari Toko Resik, Jakarta
untuk bulan Januari 1998 sebagai berikut :

Januari 7 : Dijual dengan tunai barang dagang kepada Toko Rama, Jakarta sebesar
Rp. 800.000,-

12 : Diterima bunga dari Bank BCA sebesar Rp. 50.000,-

20 : Diterima pelunasan piutang dari Toko Wijaya, Jakarta seharga Rp.


600.000,- dengan memberikan potongan Rp. 20.000,-

21 : diterima penambahan investasi usaha sebesar Rp. 8.000.000,-

22 : Diterima pelunasan piutang dari Toko Jaya, Jakarta Rp. 900.000,-

Diminta : Catat transaksi-transaksi di atas kedalam jurnal penerimaan kas!

Bagaimana? Apakah sudah jelas dan mengerti cara mencatat transaksi ke


dalam jurnal penerimaan kas, jika belum ulangi kemali bagian-bagian yang belum

58 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Anda kuasai, tetapi jika sudah, coba ikuti terus uraian contoh berikut ini. Mulailah
dengan membuat bagan jurnal penerimaan kas dengan kolom-kolom yang terdiri dari
kolom tunggal - no. faktur - keterangan - Ref - kas - potongan penjualan - penjualan -
piutang usaha - serba-serbi. Kemudian coba analisa setiap transaksi. Transaksi-transaksi
yang sering terjadi harus dibuatkan satu kolom khusus, sedangkan yang jarang terjadi
dibuatkan kolom serba-serbi.
Untuk transaksi penerimaan kas, pencatatan selalu dilakukan pada akun kas
dan sebagai akun tandingannya disesuaikan dengan jenis penggunaannya. Jika
digunakan untuk menerima hasil penjualan tunai harus dicatat pada akun kas (D) dan
penjualan (K), jika digunakan untuk pelunasan piutang usaha harus dicatat pada akun
kas (D) dan piutang usaha (K) dan jika digunakan untuk menerima bunga bank maka
harus dicatat pada akun kas (D) dan akun bunga (K) di kolom serba-serbi. Cobalah
catat transaksi-transaksi UD Resik, Jakarta ke dalam jurnal penerimaan kas menurut
petunjuk-petunjuk di atas. Jika sudah , coba bandingkan dengan uraian berikut ini:
 tanggal 7 Januari : penerimaan uang tunai dari penjualan barang dagang sebesar
Rp. 800.000,-. Akibat transaksi ini adalah bertambahnya aktiva perusahaan (kas)
sehingga akun kas (debet) sebesar Rp. 800.000,- perkiraan penjualan bertambah
sehingga akun penjualan (kredit) sebesar Rp. 800.000,-
Jumlah lajur debet dan kredit jika dicatat dalam jurnal penerimaan kas sebagai
berikut:

Jelas bukan tentang uraian di atas? Jika belum, ayo ulangi lagi bagian yang
dianggap belum jelas, saya yakin Anda akan dapat memahaminya:
Tanggal 12 januari 2000 penerimaan uang tunai dari pendapatan bunga Bank BCA
sebesar Rp. 50.000,. Akibat transaksi ini adalah bertambahnya aktiva perusahaan (kas)
59 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701
sehingga akun kas (debet) Rp. 50.000,- dan kolom serba serbi pada pendapatan
bunga sehingga akun pendapatan bunga (kredit) dengan jumlah Rp. 50.000,-

Tanggal 20 januari 2000; penerimaan pelunasan piutang dari Toko Wijaya, Jakarta
seharga Rp. 600.000,- dengan potongan Rp. 20.000,-. Akibat transaksi ini adalah
bertambahnya aktiva perusahaan (Kas) sehingga akun Kas (debet) Rp. 580.000,- dan
akun potongan penjualan (debet) sebesar Rp. 20.000,- lalu akun piutang usaha (kredit)
dengan jumlah Rp. 600.000,-. Berarti pada transaksi ini ada 3 akun yang harus diisi
sehingga jumlah debet dan kreditnya akan disajikan sebagai berikut.

Tanggal 21 Januari, penerimaan uang tunai untuk penambahan modal sebesar


Rp. 8.000.000,-. Akibat transaksi ini adalah ber tambahnya aktiva perusahaan (kas)
sehingga akun kas (debet) sebesar Rp. 8.000.000,- dan bertambahnya kolom serba-
serbi dengan nama akun modal Ali (Kredit) sebesar Rp. 8.000.000,- pula.

60 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Adapun penyajian dalam jurnal penerimaan kas akan tampak sabagai berikut:

 Tanggal 22 Januari : penerimaan uang tunai dari pelunasan piutang Toko Jaya,
Jakarta Rp. 900.000,- dan berkurangnya akunpiutang sehingga akun piutang usaha
(Kredit) sebesar Rp. 900.000,-.

Adapun penyajian dalam jurnal penerimaan kas akan tampak sebagai berikut :

Perlu diketahui bahwa dari kelima transaksi itu kalau dijadikan dalam satu format
jurnal penerimaan akan tampak seperti berikut ini :

61 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Sudah cukup jauh rupanya perjalanan Anda menelusuri jalannya jurnal khusus
ini. Lelah bukan? atau mungkin justru mengasyikkan. Mudah-mudahan Anda
memperoleh kepuasan dan jadi mencintainya.
Nah, untuk lebih mengerti dan memahaminya, coba berlatih untuk mengerjakan soal-
soal di bawah ini agar tidak kehilangan kesempatan. Bacalah dahulu semua soal-
soalnya dan ikuti petunjuk-petunjuk yang baru saja Anda pelajari kemudian analisislah.
Sebelum Anda mengalisis setiap transaksi buatlah dahulu bagannya. Coba catat
transaksi-transaksi dari UD Sejahtera ke dalam jurnal penerimaan Kas. Transaksi
penerimaan uang di UD. Sejahtera selama bulan Januari 1996 sebagai berikut:

Januari 6 : Dijual dengan tunai barang dagang kepada Toko Sari sebesar Rp.
300.000,- (BKM 01)

13 : Diterima pelunasan piutang dari Toko Jaya sebesar Rp. 600.000,- dengan
memberikan potongan sebesar Rp. 20.000,- (BKM 02).

20 : Diterima bunga dari Bank BCA sebesar Rp. 50.000,-

23 : Diterima pelunasan piutang dari Toko Mawar Rp. 700.000,-

25 : Diterima cek BBD No. 90470 dari Toko Melati sebagai pelunasan piutanga
barang dagang Rp. 800.000,-

27 Diterima pendapatan atas sebagian ruangan yang disewakan untuk


bulan ini sebesar Rp. 75.000,-

Diminta : catatlah transaksi-transaksi di atas ke dalam jurnal penerimaan kas.

Bagaimana? Apakah soalnya dapat dipahami? jika belum, coba Anda baca
uraian materi di atas kembali dengan perlahan-lahan sampai Anda mengerti. Jelas
bukan? Nah, jika sudah, silahkan Anda kerjakan transaksi-transaksi dari UD Sejahtera.
Jangan lupa buat dahulu bagan jurnal penerimaan kas, lalu analisislah transaksi-
transaksi satu demi satu dan catatlah ke dalam jurnal itu. Kemudian bandingkan
dengan kunci jawaban di bawah ini. Jika benar berarti Anda hebat, Anda sudah
berhasil menguasai jurnal penerimaan kas ini.
Jika masih ada yang salah, jangan khawatir, coba ulangi kembali bagian-bagian
yang menurut Anda sangat sulit dan belum jelas pasti Anda dapat memahaminya.
Baiklah, sekarang coba Anda cocokkan jawaban itu dengan kunci jawaban di bawah
ini. Dari keenam transaksi di atas dapat dianalisis sebagai berikut:

62 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


1. Transaksi tanggal 6 Januari diterima uang tunai akibat adanya penjualan barang
dagang sebesar Rp. 300.000,-. Akibat transaksi ini adalah bertambahnya aktiva
perusahaan (kas) sehingga akun kas di debet sebesar Rp. 300.000,- dan
bertambahnya akun penjualan sehingga akun penjualan di kredit. Sebesar Rp.
300.000,-
2. Transaksi tanggal 13 Januari diterima uang tunai akibat adanya pelunasan piutang
dari Toko Jaya sebesar Rp. 600.000,-. Akibat transaksi ini adalah bertambahnya
aktiva perusahaan (kas) sehingga akun kas di debet sebesar Rp. 580.000,- , akun
potongan penjualan di debet sebesar Rp. 20.000,- dan berkurangnya akun piutang
sehingga akun piutang di kredit sebesar Rp. 600.000,-
3. Transaksi tanggal 20 januari diterima uang tunai akibat adanya pendapatan
bunga sebesar Rp. 50.000,-. Akibat transaksi ini adalah bertambahnya aktiva
perusahaan (kas) sehingga akun kas di debet sebesar Rp. 50.000,- dan
bertambahnya ekuitas pada akun pendapatan bunga sehingga akun
pendapatan bunga di kredit sebesar Rp. 50.000,-
4. Transaksi tanggal 23 januari diterima uang tunai karena adanya pelunasan piutang
dari Toko Mawar. Akibat transaksi ini adalah bertambahnya aktiva perusahaan
(kas) sehingga akun kas di debet sebesar Rp. 700.000,- dan berkurangnya piutang
sehingga akun piutang di kredit sebesar Rp. 700.000,-
5. Transaksi tanggal 25 Januari diterima uang tunai melalui bank karena adanya
pelunasan piutang dari Toko Melati. Akibat transaksi ini adalah bertambahnya
aktiva perusahaan (kas) sehingga akun kas di debet sebesar Rp. 800.000,- dan
berkurangnya tagihan sehingga akun piutang usaha di kredit sebesar Rp. 800.000,-
6. Transaksi tanggal 27 Januari diterima uang tunai karena telah menyewakan
ruangan. Akibat transaksi ini adalah bertambahnya aktiva perusahaan (kas)
sehingga akun kas di debet sebesar Rp. 75.000,- dan bertambahnya ekuitas
sehingga akun pendapatan sewa di kredit sebesar Rp. 75.000,-

63 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Jika keenam transaksi itu dihimpun dalam satu bagan jurnal penerimaan kas
akun tampak sebagai berikut :

Untuk memeriksa kebenaran atas pelaksanaan tugas yang telah dikerjakan


pada latihan ini, Anda harus meminta bantuan dengan meminta rekan untuk
memeriksa pekerjaan yang telah dibuat atau melalui diskusi. Sebelum mengakhiri
modul ini perlu diinformasikan bahwa ada satu jurnal yang berfungsi sebagai tempat
untuk mencatat transaksi dan kejadian yang tidak dapat dimasukkan ke salah satu
jurnal khusus yang disediakan perusahaan. Jurnal tersebut adalah jurnal umum.
Pada kegiatan belajar 1 sudah dijelaskan tansaksi-transaksi yang dapat dicatat
dalam jurnal umum. Sekarang diharapkan dapat memahami cara mencatat transaksi-
transaksi itu ke dalam jurnal umum. Untuk lebih mengerti dan memahami lagi, coba
ulangi kembali contoh-contoh yang telah diberikan. Selamat, Anda telah
menyelesaikan modul ini dengan baik. Mudah-mudahan Anda akan lebih mudah
dalam mengerjakan tugas-tugas yang telah disediakan.

e. Posting dari Jurnal ke buku besar


Cara memposting ke buku besar melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut.
1. mencatat tanggal transaksi dan jumlah yang akan didebit atau dikredit ke
dalam akun yang sesuai;
2. mengisi kolom “Referensi: dalam akun nomor halaman jurnal;
3. mengisi kolom “Referensi” dalam jurnal dengan akun yang bersangkutan.

Pada buku besar, bentuk-bentuk akun yang biasa digunakan, yaitu akun bentuk
T, akun 2 kolom, akun 3 kolom, dan akun 4 kolom. Penyebutan istilah “dua kolom”
mengacu pada jumlah kolom yang digunakan untuk mencatat nilai uang. Berikut
disajikan bentuk-bentuk buku besar tersebut.

64 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Keterangan:
1. Nama akun, diisi nama akun yang bersangkutan
2. Kode akun, diisi nomor akun yang bersangkutan
3. Tanggal, untuk mencatat tanggal, bulan, tahun, terjadinya transaksi
4. Keterangan, digunakan untuk mencatat penjelasan singkat transaksi

65 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


5. Ref, atau referensi; digunakan untuk mencatat nomor halaman dokumen yang
menjadi sumber pencatatan.
6. Debit dan kredit, untuk mencatat nilai transaksi
7. Saldo, untuk mencatat saldo akhir suatu akun setelah suatu transaksi dicatat
dalam akun tersebut
Perhatikan cara memposting dari jurnal ke dalam buku besar bentuk tiga
kolom di bawah ini!

66 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


f. Daftar Piutang
 Prosedur Pencatatan Piutang
Prosedur pencatatan piutang bertujuan untuk mencatat mutasi piutang
perusahaan kepada setiap debitur. Mutasi piutang disebabkan oleh transaksi
penjualan kredit, penerimaan kas dari debitur, retur penjualan, dam
penghapusan piutang.
 Informasi Yang Diperlukan Oleh Manajemen
Informasi mengenai piutang yang dilaporkan kepada manajemen
adalah:
1. Saldo piutang pada saat tertentu kepada setiap debitur.
2. Riwayat pelunasaan piutang yang dilakukan oleh setiap debitur
3. Umur piutang kepada setiap debitur pada saat tertentu
Dalam akuntansi piutang, secara periodik dihasilkan peernyataan
piutang yang dikirimkan kepada setiap debitur. Pernyataan piutang ini
merupakan unsur pengendalian intern yang baik dalam pencatatan piutang,
dengan mengirimkan secara periodik pernyataan piutang kepada setiap
debitur, catatan piutang perusahaan diuji ketelitiannya dengan
menggunakan tangapan yang diterima dari debitur dari pengiriman
pernyataan tersebut dan dapat menimbulkan citra yang baik dimatta para
debitur mengenai keandalaan pertanggungjawaban keuangan perusahaan.
Untuk mengetahui status piutang dan kemungkinan tertagih dan
tidaknya piutang, secara periodik fungsi pencatatan piutang menyajikan
informasi umur piutang setiap debitur kepada manajer keungan. Daftar umur
piutang ini merupakan laporan yang dihasilkan dari kartu piutang.
 Dokumen
Dokumen pokok yang digunakan sebagai dasar pencatatan kedalam
kartu piutang adalah:
1. Faktur Penjualan, dokumen ini digunakan sebagi dasar pencatatan
timbulnya piutang atas dasar transaksi penjualan kredit. Dokumen ini
dilampiri dengan surat muat (bill of loading) dan surat order pengiriman
sebagai dokumen pendukung untuk mencatat transaksi penjualan kredit.

67 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


2. Bukti Kas Masuk, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan
berkurangnya piutang dari transaksi pelunasan piutang dari transaksi
pelunasan piutang oleh debitur.
3. Memo Kredit, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan retur
penjualan. Dokumen ini dikeluarkan oleh bagian order penjualan.
4. Bukti Memorial (Journal Voucher), bukti memorial adalah dokumen sumber
untuk dasar pencatatan transaksi kedalam jurnal umum. Dokumen
inidigunakan sebagai dasar pencatatan penghapusan piutang. Dokumen
ini dikeluarkan oleh fungsi kredit yang memberikan otorisasi penghapusan
piutang yang sudah tidak dapat ditagih lagi.
 Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi yang
menyangkut piutang adalah:
1. Jurnal Penjualan, catatan ini digunakan untuk mencatat berkurangnya
piutang dari transaksi penjualan kredit.
2. Jurnal Retur Penjualan, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat
berkurangnya piutang dari transaksi retur penjualan.
3. Jurnal Penerimaan Kas, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat
berkurangnya piutang dari transaksi penerimaan kas dari debitur.
4. Kartu Piutang, catatan akuntansi ini digunakan untu mencatat mutasi dan
saldo piutang kepada debitur.
 Organisasi
Tugas fungsi akuntansi dalam hubungannya dengan pencatatan
piutang adalah:
1. Menyelenggarakan catatan piutang kepada setiap debitur, yang dapat
berupa kartu piutang yang merupakan buku pembantu piutang, yang
digunakan untuk merinci rekening kontro piutang dalam buku besar, atau
berupa arsip faktur terbuka (open invoice file), yang berfungsi sebagai
buku pembantu piutang.
2. Menghasilkan pernyataan piutang (account receivable statement) secara
periodik dengan mengirimkannya kesetiap debitur.

68 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


3. Menyelenggarakan catatan riwayat krredit setiap debitur untuk
memudahkan penyediaan data guna memutuskan pemberian kredit
kepada pelanggan dan guna mengikuti data penagihan dari setiap
debitur.
 Metode Pencatatan Piutang
Pencatatan piutang dapat dilakukan dengan salah satu dari metode
berikut ini:
a) Metode Konvesional, dalam metode ini posting kedalam kartu piutang
dilakukan atas dasar data yang dicatat dalam jurnal.berbagai transaksi
yang mempengaruhi piutang adalah:
1. Transaksi Penjualan Kredit, transaksi ini di posting dalam kartu piutang
atas dasar data yang telah dicatat dalam jurnal penjualan tersebut.
2. Transaksi Retur Penjualan, posting transaksi berkurangnya piutang dari
transaksi retur penjulan di posting ke dalam kartu piutang atas dasar
data yang telah di catat dalam jurnal retur penjualan.
3. Transaksi Penerimaan Kas Dari Piutang, posting transaksi berkurangnya
piutang dari pelunasan piutang oleh debitur di posting ke dalam kartu
piutang atas dasar data yang telah dicatat dalam jurnal umum.
4. Transaksi Penghapusan Piutang, transaksi berkurangnya piutang dari
transaksi penghapusan piutang di posting ke dalam kartu piutang atas
dasar data yang dicatat dalam jurnal umum.
b) Metode Posting Langsung, metode ini dibagi menjadi dua golongan
berikut ini:
 Metode Posting Harian:
1. Posting langsung kedalam kartu piutang dengan tulisan tangan;
jurnal hanya menunjukkan jumlah total harian saja (tidak rinci).
Dalam metode ini, faktur penjualan yang merupakan dasar untuk
pencatatan timbulnya piutang di posting langsung setiap hari
secara rinci ke dalam kartu piutang. Jurnal penjualan diisi dengan
jumlah total penjualan harian yang merupakan julah faktur
penjulaan selama sehari. Faktur yang diterima dari bagian
penagihan diterima oleh bagian piutang dalam batch disertai

69 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


dengan pita daftar total (pre-list tape). Jumlah faktur penjualan
yang tercantum dalam pita daftar total tersebut dicatat dalam
jurnal penjualan. Selanjutnya, setiap bulan, jurnal penjualan
tersebut di posting ke rekening kontrolpiutang dalam buku besar.
Setiapbulan pula, diadakan rekonsiliasi antara rekening kontrol
piutang dengan daftar saldo (trial balance) yang disusun dari kartu
piutang. Ada dua cara menangani media yang akan diposting
kedalam kartu piutang:
a. Media disortasi meurut abjad sebelum diposting, di posting satu
per satu kedalam kartu piutang, dan kemudian dibuat pita
pembuktian ketelitian posting dari kartu piutang kemudian
dicocokan dengan pita daftar total yang menyertai media
pada saat diterima dari bagian penagihan. Pencocokan ini
dimaksudkan untuk membuktikan ketelitian posting yang telah
dilakukan.
b. Media di posting kedalam kartu piutang sesuai dengan urutan
pada waktu diterima dari bagian penagihan.
2. Posting lansung kedalam kartu piutang dan pernyataan piutang.
Dalam metode ini, media di posting kedalam pernyataan piutang
dengan kartu piutang dengan kartu piutang sebagai tembusan
lembar kedua berfungsi sebagai kartu piutang.

 Metode Posting Periodik:


1. Posting Ditunda. Pada metode ini faktur penjualan yang diterima
dari bagian penaggihan, oleh bagian piutang disimpan sementara,
menunggu beberapa hari, untuk nantinya secara sekaligus di
posting kedalam kartu piutang bersama-sama dalam sekali periode
posting dengan menggunakan mesin pembukuan.
2. Penagihan Bersiklus (Cycle Billing). Dalam metode ini pada akhir
bulan, dilakukan kegiatan posting yang meliputi (1) posting media
yang dikumpulkan selama sebulan tersebut kedalam pernyataan
piutang dan kartu piutang. (2) mencatat dan menghitung saldo

70 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


kartu piutang.. metode ini membagi pekerjaan posting kedalam
kartu piutang dan pernyataan piutang tersebut tersebar merata
kedalam hari kerja selama sebulan. Setiap pelanggan akan
menerima pernyataan piutang pada tanggal hari kerja yang sama
setiap bulan.
3. Metode Pencatatan Tanpa Buku Pembantu (ledgerless bookeping),
dalam metode ini Faktur penjualan beserta dokumen
pendukungnay yang diterima dari bagian penagihan, oleh bagian
piutang diarsippkan menurut nama pelanggan dalam arsip faktur
yang belum bayar (unpaid invoice file). Pada saat diterima
pembayarannya ada dua cara yang ditempuh:
a. Jika pelanggan pelanggan membayar penuh jumlah yang
tercantum dalam faktur penjualan, faktur yang bersangkutan di
ambil dari arsip faktur yang belum di bayar dan di cap “lunas”,
kemudian dipindahkan kedalam arsip faktur yang telah
dibayar.
b. Jika pelanggan hanya membayar sebagian jumlah dalma
faktur, jumlah kas yang diterima dan sisa yang belum dibayar
oleh pelanggan dicatat pada faktur tersebut. Kemudian dibuat
faktur tiruan yang berisi informasi yang sama dengan faktur
aslinya, dan faktur tiruan tersebut kemudian disimpan dalam
arsip faktur yang telah dibayar, dan faktur asli disimpan kembali
kedalam arsip faktur yang belum dibayar.
4. Metode Pencatatan Piutang Dengan Komputer. Metode
pencacatatan ini menggunakan batch system. Dalam sistem ini
dokumen sumber yang mengubah piutang dikumpulkan dan
sekaligus di posting setiap hari untuk memutakhirkan catatan
piutang.dalam sistem ini dibentuk dua macam arsip: arsip transaksi
(transaction file) dan arsip induk (master file) dan pancatatan
piutangnya dilkukan secara hariain dan setiap hari pula, arsip
transaksi digunakan untuk memutakhirkan arsip induk piutang.

71 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


 Prosedur Pencatatan Piutang
Pernyataan piutang adalah formulir piutang yang menyajikan jumlah
kewajiban debitur pad atanggal tertentu dan (dalam pernyataan piutang
bentuk tertentu) disertai dengan rinciannya. Pernyataan piutang dapat
berbentuk berikut ini:
1. Pernyataan Saldo Akhir Bulan, pernyataan ini tidak memberikan informasi
apapun kepada debitur untuk dasar rekonsiliasi dengan catatanya, jika
saldo yang tercantum dalam pernyataan piutang berbeda dengan saldo
yang tercantum dalam catatannya
2. Pernyataan Satuan, pernyataan piutang ini berisi: (1) saldo kewajiban
debitur pada awal bulan, (2) mutasi debit dan kredit selama sebulan
beserta penjelasan rinci setiap transaksi, dan (3) saldo kewajiban debitur
pada akhir bulan. Prosedur pembuatan pernyataan piutang dilakukan
sebagai berikut:
a. Pada awal bulan, diambil formulir pernyataan piutang 2 lembar.
lembar pertama akan berfungsi sebagai pernyataan piutang,
sedangkan lembar kedua akan berfungsi sebagai catatan piutang
(pengganti kartu piutang)
b. Saldo piutang kepada debitur pada akhir bulan yang lalu (dari arsip
tembusan pernyataan piutang bulan sebelumnya) dicantumkan
dalam formulir pernyataan piutang tersebut.
c. Semua transaksi pendebitan dan pengkeditan ke rekening debitur
tersebut di catat dalam formulir pernyataan piutang (2 lembar)
tersebut.
d. Pada akhir bulan, lembar pertama formulir pernyataan piutang
tersebut dipisahkan dari lembar kedua, dan kemudian dikirimkan
kepada debitur yang bersangkutan. Lembar pertama formulir tersebut
berfungsi sebagai pernyataan piutang. Lembar kedua kemudian
disimpan dalam arsip menurut nama debitur, dan berfungsi sebagai
catatan piutang (buku pembantu piutang)
e. Pada awal bulan berikutnya, satu set formulir pernyataan piutang yang
baru (2 lembar) diambil disisi dengan saldo piutang kepada debitur

72 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


yang bersangkutan pada akhir bulan yang sebelumnya (diambilkan
dari arsip tembusan pernyataan piutang)
3. Pernyataan Saldo Berjalan Dengan Rekening Konvensional (Running
Balance Statement With Conventional Account). Perbedaan diantara
pernyataan satuan dengan pernyataan saldo berjalan dengan rekening
konvensional adalah terletak pada cara posting dan isi catatan
piutangnya. Prosedur pembuatan pernyataan piutang saldo berjalan
dengan rekening konvensional adalah sebagai berikut:
a. Pada Awal Bulan, diambil formulir pencatatan piutang 1 lembar.
b. Semua transaksi pendebitan dan pengkreditan ke rekening debitur
tersebut dicatat dalam formulir pernyataan piutang yang sebagai
tembusannya adalah kartu piutang.
c. Pada akhir bulan, pernyataan piutang dikirim kepada debitur yang
bersangkutan.
d. Pada awal blan berikutnya diambil formulir pernyataan piutang baru
sebanyak 1 lembar dan selama kartu piutang debitur yang
bersangkutan belum penuh, pendebitan dan pengkreditan kerekening
debitur tersebut kedalam pernyataan piutang yang dipakai dalam
bulan sebelumnya sebagai tembusannya. Dengan demikian kartu
piutang dalam bentuk pernyataan piutang ini dapat berisi informasi
sekaligus. Hal ini tidak akan terjadi dalam bentuk pernyataan piutang
satuan, yang catat piutangnya hanya berisi mutasi tiap bulannya.
4. Pernyataan Faktur Yang Belum Dillunasi (Open Item Statement).
Pernyataan piutang berisi daftar faktur-faktur yang belum dilunasi oleh
debiturnya pada tanggal tertentu disertai dengan tanggal faktur
danjumlah rupiahnya. Pengunaan bentuk pernyataan piutang ini
dimungkinkan jika para pelanggan diharuskan membayar jumlah yang
tercantum dalam faktur.
 Distribusi Penjualan
Distribusi Penjualan adalah prosedur peringkasan rincian yang tercantum
dalam faktur penjualan dan pengumpulan total ringkasan penjualan menurut
daerah pemasaran tersebut untuk keperluan pembuatan laporan hasil

73 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


penjualan menurut daerah pemasaran. Jika perusahaan menjual berbagai
produk, diberbagai daerah pemasaran pada berbagai jenis pelanggan
dengan berbagai variasi order size melalui berbagai pramuniaga, maka
laporan penjualan yang biasanya dibutuhkan oleh manajer pemasaran
adalah sebagai berikut:
1. Hasil Penjualan Menurut Produk
2. Hasil Penjualan Menurut Pelanggan
3. Hasil Penjualan Menurut Besarnya Order
4. Hasil Penjualan Menurut Daerah Pemasaran
5. Hasil Penjualan Menurut Saluran Distribusi
6. Hasil Penjualan Menurut Pramuniaga
 Metode Distribusi Penjulan
Ada 5 metode distribusi penjualan :
1. Metode Berkolom (Columnar Methods). Dalam metode ini, distribusi data
penjualan dilakukan dengan menyediakan satu kolom untuk setiap unsur
dalam klasifikasi, atau satu kolom untuk setiap kelompok unsur dalam
klasifikasi. Dengan demikian metode ini ditentukan oleh dua faktor: (1)
jumlah unsur dalam klasifikasi, dan (2) frekuensi kegiatan setiap unsur dalam
klasifikasi tersebut. Metode berkolom ini terdiri dari:
a. Metode Jurnal Berkolom, dalam metode in jurnal penjualan dipakai
sebagai alat distribusi. Dalam junal disediakan kolom-kolom sesuai
dengan unsur klasifikasi yang diinginkan tercantum dalam laporan
penjualan.
b. Metode worksheet. Umlah kolom yang disediakan oleh jurnal sangat
terbatas, worksheet akan mampu menampung tambahan unsur dalam
klasifikasi, lebih banyak yang dapat ditampung oleh jurnal berkolom.
Namun jumlha unsur dalam kasifikasi yang dapat ditampun oleh
worksheet inipun terbatas. Faktur penjuaan dicatat kedalam worksheet
yang bersangkutan ssetiap hari dan pada akhir bulan setiap kolom
worksheet dijumlah, dan jumlah tersebut disajikkan dalam laporan hasil
penjualan menurut jenis produk.

74 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


c. Metode jurnal berkolom yang diselenggarakan dengan mesin
pembukuan. Dalam metode ini jurnal berkolom merupakan alat untuk
menampung data sesuai dengan klasifikasi yang diinginkan dan
merupakan sumber informasi untuk membuat laporan penjualan.
Dalam metode ini jurnal penjualan dihasilkan dari hasil posting transaksi
penjualan kedalam kartu piutang. Jurnal penjualan merupakan
tembusan yang dihasilkan dari posting dengan mesin pembukuan
transaksi penjualan kedalam dartu piutang.
2. Metode Rekening Tunggal Dan Rekening Berkolom (Unit Account And
Columnar Acount Methods). Penggunaan rekening tunggal dan rekening
berkolom merupakan jawaban untuk menampung unsur klasifikasi yang
banyak. Setiap unsur dalam klasifikasi disediakan satu rekening, dengan
demikian jumlah unsur berapapun dalam klasifikasi dapat ditampung
dengan penyediaan rekening ini.
3. Metode Summary Strip Dan Metode Tiket Tunggal (Summary Strip And Unit
Ticket Methods). Dengan menggunakan metode summary strip faktur
penjualan disortasi menurut klasifikasi yang ditetapkan sebelumnya dan
jumlah setiap unsur klasifikasi dihitung dan dicatat dalam summary strip.
Untuk membuat laporan periodik, misalnya mingguan, summary strip harian
dijajarkan, dilakukan penjumlahan setiap baris dalam summary strip secara
mendatar, dan jumlahnya ditulis pada summary strip akhir minggu.
Sedangkan dalam metode tiket tunggal dilakukan dengan mengubah
media yang dipakai seebagai distribusi menjadi media tunggal. Media
tunggal adalah media yang berisi satu pendebitan atau satu pengkreditan
saja. Media campuran (mixed media) adalah media yang berisi lebuh dari
satu pendebitan atau lebih dari satu pengkreditan. Jika faktur penjualan
dibatasi hanya digunakan untuk merekam satu macam produk yang dijual,
maka faktur penjualan ini merupakan media tunggal. Jika setiap faktur
penjualan dapat digunakan dengan merekam beberapa produk sekaligus,
faktur ini merupakan media campuran. Dalam metode ini faktur penjualan
diubah menjasi media tingga; berupa tiket tunggal. Tiket yang telah diisi
data tersebut kemudian disortasi menurut klasifikasi yang telah ditentuka,

75 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


dihitung jumlahnya untuk kemudian dicatat dalam summary strip atau
rekening. Dari summary strip atau rekening ini kemudian dibuat laporan
penjualan. Media tunggal dapat diperoleh dengan cara berikut ini:
1. membuat media asli sebagai media tunggal.
2. membuat tiket tunggal dari faktur penjualan melalui kegiatan tersendiri.
3. membuat media tunggal sebagai produk sampingan dalam
pembuatan faktur penjualan.
4. Metode Register (Register Methods). Metode register dalam distribusi
penjualan dilakukan dengan alat register kas. Register kas yang sederhana
dilengkapi dengan dua register yang memungkinkan setiap hari register kas
ini menyajikan jumlah penjualan dengan dua macam klasifikasi. Register
kas yang lebih canggih dapat memilki register sampai 16, sehingga
memungkinkan dihasilkannya laporan penjualan harian untuk 16
macamklasifikasi barang, jika register kas ini di hubungkan dengan
komputer, berbagai distribusi penjualan dapat dilkukan dengan komputer
tersebut, sehingga mmanajemen dapatmemperoleh laporan penjualan
menurut informasi yang dikehendakinya.
5. Metode Dengan Komputer. Metode ini menghasilkan informasi penjualan
yang luar biasa, kita hanya perlu memberikan kode yang benar terhadap
transaksi penjualan yang terjadi, sperti klasifikasi informasi yang dikehendaki
tampak pada laporan dan dengan menggunakan metode ini juga
pekerjaan sortasi dan sortasi kembali dilakukan dengan program komputer
yang memerlukan waktu yang singkat, dengan ketelitian yang tinggi.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan metode
ditribusi. Dalam memilih metode distribusi berbagai faktor berikut ini harus
dipertimbangkan:
1. Informasi Yang Akan Dicantumkan Dalam Laporan.
Informasi yang dibtuhkan oleh manajemen sangat menentukan isi
laporan yang akan dihasilkan oleh kegiatan distribusi. Jika berbagai jenis
klasifikasi perlu disajikan dalam laporan, metode distribusi dengan
menggunakan jurnla berkolom tidak dapat menghasilkan informasi
tersebut.

76 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


2. Jumlah Unsur Dalam Klasifikasi
Jumlah unsur dalam klasifikasimenentukan metode distribusi yang akan
digunakan. Apakah klasifikasi terdiri dari 5 unsur,100 unsur atau lebih dari
1000 unsur, hal ini akan menentukan jumlah kolom, rekening, atau register
yang harus disediakan dalam distribusi. Kegiatan stiap unsur dalam periode
tertentu juga menentukan metode distribusi yang dipilih. Jika dalam
klasifikasi terdapat 100 unsur, namun hanya 10 unsur yang aktif dalam
setiap harinya, hal ini memerlukan metode distribusi yang berbeda dengan
jika dari 100 unsur tersebut hanya 90%nya yang aktif.
3. Media Yang Dipakai Sebagai Sumber Data
Jika media yang dipakai sebagai dasar berupa media camouran, hal
ini memerlukan pengubahan media tersebut menjadi media tunggal untuk
memudahkan sortasi bagi keperluan pembuatan laporan. Jika media
berupa media tunggal,hal ini akan mendorong orang untuk memilih
metode distribusi yang berisi didalamnya kegiatan sortasi penjualan.

77 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


LATIHAN SOAL
Contoh Soal Jurnal Penerimaan Kas
Des 1 Ali pemilik toko Jelita menginvestasikan uang tunai sebagai
modal usaha dagang sebesar Rp 2.000.000,00, dan barang
dagangan sebesar Rp 200.000,00
3 Dijual barang dagangan secara tunai sebesar Rp 250.000,00
6 Dijual barang dagangan secara tunai sebesar Rp 400.000,00
11 Dijual barang dagangan secara tunai sebesar Rp 650.000,00
14 Dijual barang dagangan secara tunai sebesar Rp
1.000.000,00
15 Diterima pelunasan piutang dari toko Melati atas faktur
tertanggal 5 Desember 2009 sebesar Rp 400.000,00, syarat
5/10, n/30
21 Dijual barang dagangan secara tunai sebesar Rp 800.000,00
25 Dijual barang dagangan secara tunai sebesar Rp 700.000,00
29 Diterima pelunasan piutang dari toko Melati atas faktur
tertanggal 19 Desember 2000 sebesar Rp 800.000,00, syarat
5/10, n/30
30 Diterima pelunasan piutang dari toko Mawar atas faktur
tertanggal 16 Desember 2000 sebesar Rp 750.000,00, syarat
2/10, n/30. Di dalam jumlah ini belum dikurangi retur sebesar
Rp 50.000,00

Buatlah jurnal penerimaan kas ??

78 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


79 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701
TUGAS DI RUMAH

Transaksi yang terjadi pada PT Ageng Sejahtera selama bulan Juni 2006 sebagai
berikut.
Juni 2 Dijual barang dagang kepada UD Kita Makmur Rp2.750.000,00
dengan syarat 2/10, 1/15, n/30.
5 Diterima pelunasan piutang dagang dari Tuan Karto atas
penjualan tanggal 30 Mei 2006 sebesar Rp1.500.000,00 dikurangi
potongan penjualan Rp30.000,00
8 Dijual barang dagang kepada UD Mitra Anda sebesar
Rp1.600.500,00.
9 Diterima pelunasan piutang atas transaksi tanggal 2 Juni.
11 Dijual barang dagang kepada Toko Aseli sebesar
Rp4.000.000,00 dan diterima tunai Rp1.500.000,00 sisanya
dengan syarat 2/15, n/30
14 Diterima pendapatan bunga Rp200.000,00.
16 Dijual barang dagang kepada Nn. Dewi Rp2.500.000,00 dengan
syarat 2/10, n/30
23 Diterima pelunasan piutang dari Toko Aseli atas transaksi
tanggal 11 Juli
25 Diterima pelunasan piutang dagang dari Nn. Dewi atas
penjualan tanggal 16 Juni.
27 Dijual barang dagang kepada Toko Dana Rp1.300.000,00

Diminta: Catatlah transaksi di atas dalam jurnal penjualan dan penerimaan kas!

80 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


PERTEMUAN V

AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

(PEMBELIAN DAN PENGELUARAN KAS)

1. Jurnal Khusus dalam perusahan dagang


Jurnal pembelian digunakan untuk mencatat transaksi pembelian barang
secara kredit. Perlu dijelaskan lebih lanjut apabila perusahaan dalam melakukan
pembelian berupa barang-barang lain (selain barang dagang) dan jarang
dilakukan maka pembuatan jurnal pembelian ini hanya khusus digunakan untuk
mencatat transaksi pembelian barang dagang secara kredit saja. Namun
apabila selain pembelian barang dagang, perusahaan juga sering membeli
barang lain secara kredit, maka pembuatan jurnal pembelian ini sebaiknya juga
untuk mencatat seluruh pembelian barang dagang dan barang lainnya secara
kredit.
Pada perusahaan kecil, transaksi keuangan yang terjadi relatif lebih kecil,
baik dalam jumlah maupun dalam jenisnya. Sebaliknya pada perusahaan besar
tentunya terjadi transaksi keuangan yang relatif lebih banyak. Oleh karena itu
dalam perusahaan kecil dimungkinkan dalam pencatatan transaksi-transaksinya
dengan menggunakan satu macam buku harian saja yang dinamakan Jurnal
Umum. Sebaliknya, dalam perusahaan besar dimungkinkan untuk
menggunakan jurnal tertentu yang disebut Jurnal Khusus. Penggunaan jurnal ini
dapat menghemat waktu, mempermudah pembagian pekerjaan,
memudahkan pemindahbukuan (posting), serta menghemat biaya.
Jurnal khusus ada 4 macam :
1) Jurnal Pembelian.
2) Jurnal Pengeluaran Kas.
3) Jurnal Penjualan dan
4) Jurnal Penerimaan Kas.

81 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Bagan 1 : Pembagian jurnal khusus
Anda tentu tahu bahwa suatu perusahaan dagang pasti akan selalu
melakukan transaksi pembelian terhadap barang dagang atau barang lainnya,
baik secara tunai maupun secara kredit. Jika perusahaan dagang membeli
barang dagangan atau barang lain secara kredit maka Anda harus
mencatatnya ke dalam jurnal pembelian. Perlu diketahui, jurnal pembelian itu
hanya untuk mencatat pembelian barang dagang secara kredit maka analisis
transaksi tersebut adalah pembelian di sebelah debet, sedangkan utang usaha
di sebelah kredit. Agar lebih jelasnya lagi coba simak bagan jurnal pembelian
beserta kolom-kolomnya sebagai berikut.
Oleh karena, jumlah kolom pembelian dan kolom utang usaha selalau
sama diisi sesuai dengan harga beli secara kredit, maka kolom tersebut dapat
disajikan secara lebih ringkas lagi seperti berikut ini :
Perlu diingat, bahwa menuliskan angka di komom jumlah sudah
dianggap telah mendebet perkiraan (akun) pembelian dan mengkredit
perkiraan (akun) utang usaha yang masing-masing sejumlah angka yang sama.
Hal yang perlu dicatat dalam jurnal pembelian yaitu :
a. Catatlah tanggal transaksi
b. Catatlah nama kreditur atau keterangan lainnya
c. Beri tanda check (v) yang menandakan bahwa transaksi dalam jurnal
tersebut telah dipindah bukukan ke buku besar pembantu
d. Catatkan syarat pembayaran
e. Catatlah jumlah transaksi pembelian barang secara kredit
f. Catatkan nama akun seperti : perlengkapan, peralatan yang dibeli secara
kredit
g. Catatkan kode akunnya
h. Catatlah jumlah transaksi pembelian barang lain tersebut
i. Catatlah jumlah transaksi pembelian barang masing-masing sebagai utang
dagang
Defenisi atau Pengertian Jurnal Pengeluaran Kas ~ Kas merupakan aktifitas
yang sangat penting, yang berputar ke segenap bagian perusahaan, sehingga

82 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


kelangsungan perusahaan dapat terjamin. Dapat dikatakan bahwa semua
kegiatan perusaan akan bermula dan berakhir pada kas. Kas juga merupakan
aktivita yang paling lancar dan paling mudah dimanipulasikan, karena itu,
pengawasan intern terhadap kas dan cara pengelolaannya memerlukan
perhatian yang cukup serius. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
mengelola kas didalam perusahaan antara lain pengendalian pengeluaran kas,
termasuk didalamnya merencanakan pemanfaatan bila suatu saat terjadi
kelebihan kas. Transaksi-transaksi pengeluaran kas selama periode tertentu
biasanya terdiri atas pengeluaran untuk keperluan-keperluan seperti berikut.
a. Pembelian barang dagang
b. Pembayaran biaya usaha
c. Pembayaran pinjaman
d. Pembelian aktiva tetap
e. Pengambilan prive atau pembayaran deviden
Semua transaksi tersebut akan dicatat dalam sebuah buku harian khusus
yang disebut jurnal pengeluaran kas. Jad, Jurnal pengeluaran kas adalah jurnal
khusus yang digunakan untuk mencatat semuatransaksi yang berkaitan dengan
pengeluaran atau pembayaran uang tunai (termasuk cek, giro bilyet, wesel pos,
traveler check). Perencanaan bentuk dan banyaknya kolom yang harus
disediakan pada jurnal pengeluaran kas, tergantung pada sifat dan frekuensi
transaksi yang terjadi. Tentu saja kolom untuk kas (Cr) harus selalu ada.

2. Jurnal Khusus Pembelian, Jurnal khusus pengeluaran kas, dan jurnal khusus
hutang
Dalam perusahaan kecil dimungkinkan dalam pencatatan transaksi-
transaksinya dengan menggunakan satu macam buku harian saja yang
dinamakan Jurnal Umum. Sebaliknya, dalam perusahaan besar dimungkinkan
untuk menggunakan jurnal tertentu yang disebut Jurnal Khusus. Penggunaan
jurnal ini dapat menghemat waktu, mempermudah pembagian pekerjaan,
memudahkan pemindahbukuan (posting), serta menghemat biaya.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini perbedaan antara jurnal umum dan jurnal khusus:

83 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Cobalah Anda buat kesimpulan tentang difinisi jurnal khusus ini. Selanjutnya,
coba Anda bandingkan dengan jawaban berikut ini :Jurnal khusus adalah jurnal
yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi yang terjadi secara
berulang-ulang. Jurnal khusus ada 4 macam :
a. Jurnal Pembelian.
b. Jurnal Pengeluaran Kas.
c. Jurnal Penjualan dan
d. Jurnal Penerimaan Kas.

JURNAL PEMBELIAN
Berikut ini akan diuraikan fungsi jurnal pembelian dan jurnal pengeluaran
kas. Anda tentu tahu bahwa suatu perusahaan dagang pasti akan selalu
melakukan transaksi pembelian terhadap barang dagang atau barang lainnya,
baik secara tunai maupun secara kredit. Jika perusahaan dagang membeli
barang dagangan atau barang lain secara kredit maka Anda harus
mencatatnya ke dalam jurnal pembelian. Perlu diketahui, jurnal pembelian itu
hanya untuk mencatat pembelian barang dagang secara kredit maka analisis
transaksi tersebut adalah pembelian di sebelah debet, sedangkan utang usaha

84 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


di sebelah kredit. Agar lebih jelasnya lagi coba simak bagan jurnal pembelian
beserta kolom-kolomnya sebagai berikut.

Oleh karena, jumlah kolom pembelian dan kolom utang usaha selalau sama
diisi sesuai dengan harga beli secara kredit, maka kolom tersebut dapat
disajikan secara lebih ringkas lagi seperti berikut ini :

Perlu diingat, bahwa menuliskan angka di komom jumlah sudah dianggap


telah mendebet perkiraan (akun) pembelian dan mengkredit perkiraan (akun)
utang usaha yang masing-masing sejumlah angka yang sama.
Jika perusahaan merasa perlu untuk mencatat pembelian selain barang
dagang secara kredit terus menerus maka bagan jurnal pembelian beserta
kolom-kolomnya secara lengkap disajikan berikut ini :

85 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Coba Anda simak Jurnal Pembelian (format 3), pasti Anda merasakan
adanya perbedaan bentuk-bentuk jurnal pembelian ini. Jika Anda merasa
belum paham ikuti terus aturan pengisian kolom berikut ini:
1. Kolom 1 disi dengan tanggal transaksi yang tertera dalam faktur,
2. Kolom 2 diisi dengan nomor faktur,
3. Kolom 3 diisi dengan siapa yang menjual dan dimana alamat penjualnya,
4. Kolom 4 diisi dengan bagaimana syarat pembayaran yang diberikan oleh
penjual,
5. Kolom 5 diisi dengan tanda cek (V) untuk pengecekan apakah jumlahnya
telah sesuai dengan perhitungan di buku lain (buku besar pembantu, jika
belum dicocokkan maka Anda kosongkan saja
6. Kolom 6 diisi denan harga beli barang dagang saja yang tertera dalam
faktur,
7. Kolom 7 diisi dengan nama akun barang/jasa selain barang dagang,
8. Kolom 8 diisi dengan nomor kode akun,
9. Kolom 9 diisi dengan jumlah harga beli barang/jasa selain barang dagang
yang tertera dalam faktur,
10.Kolom 10 diisi dengan harga barang dagang/bukan barang dagang yang
dibeli sesuai dengan yang tercantum dalam faktur.
Coba Anda simak terus contoh transaksi yang berhubungan dengan
pembelian yang terjadi pada toko Laris , Jakarta selama bulan Januari 2000:
Januari 2 : Dibeli barang dagang dari toko Lili, Jakarta seharga Rp. 500.000,-
dengan syarat 2/10, n/30, nomor faktur 01.
4 : Dibeli satu set perlengkapan kantor dari Toko Gramedia, Jakarta
seharga Rp. 100.000,- dengan syarat n/60, nomor faktur 02
7 : Dibeli barang-barang dari Toko Anugrah, Semarang seharga
Rp. 1.000.000,- dengan syarat (OM, nomor faktur 03
8 : Dibeli barang dagang dari Toko Anggrek, Kediri seharga
Rp. 2.000.000,- dengan menyerahkan cek nomor 13008.
10: Dibeli peralatan toko dari Toko Adi, Bogor seharga Rp. 200.000,-
dengan syarat 2/10, n/60,nomor faktur 04
15: Dibeli barang dagang dari Toko Indah, Bekasi seharga Rp. 1.000.000,-

86 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


dengan syarat 2/10, n/60 nomor faktur 05.
Diminta : Catat transaksi-transaksi itu ke dalam jurnal pembelian !

JURNAL PENGELUARAN KAS


Selanjutnya akan diuraikan materi tentang jurnal pengeluaran Kas. Anda pasti
sudah tahu, setiap perusahaan selalu melakukan kegiatan pengeluaran uang.
Pengeluaran uang yang dimaksud di atas akan digunakan untuk membeli barang
dagang atau barang/jasa selain barang dagang secara tunai, membayar utang,
membeli perlengkapan secara tunai dan membayar biaya gaji/biaya lain-lain.
Transaksi- transaksi di atas harus dicatat di dalam Jurnal Pengeluaran Kas. Jadi Jurnal
Pengeluaran Kas merupakan jurnal yang digunakan untuk mencatat semua transaksi-
transaksi yang berkaitan dengan pengeluaran uang tunai. Ditinjau dari frekuensinya
transaksi-transaksi yang berkaitan dengan hal di atas dapat dikelompokkan ke dalam
dua kelompok yaitu kelompok transaksi yang sering terjadi dan kelompok transaksi
yang jarang terjadi. Untuk transaksi yang sering terjadi dalam perusahaan dagang
harus dibuatkan kolom jumlah tersendiri. Adapun transaksi-transaksi pembayaran yang
sering terjadi dalam perusahaan dagang serta analisisnya berikut ini:
1. Pembelian barang dagang secara tunai, dapat dianalisis menjadi:
- debet : pembelian
- kredit : kas
2. Pembayaran utang dagang dapat dilakukan dengan 2 cara:
a) jika tanpa potongan pembelian, analisisnya menjadi:
- debet : utang usaha
- kredit : kas.
b) Jika ada potongan pembelian, analisisnya menjadi:
- debet : utang usaha

87 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


- kredit : kas
- kredit : potongan pembelian
Selanjutnya, transaksi-transaksi pembayaran yang jarang terjadi tidak perlu
dibuatkan kolom jumlah tersendiri, tetapi cukup ditampung di dalam kolom serba-serbi,
sedangkan akun lawannya ( contra account) adalah kas. Transaksi-transaksi
pembayaran yang sering terjadi dapat dianalisis menjadi:
1) pembayaran pembelian perlengkapan, dapat dianalisis menjadi:
- debet : kolom serba serbi dengan nama akun perlengkapan
- kredit : kas
2) pembayaran gaji atau biaya lain-lain, dapat dianalisis menjadi:
- debet : kolom serba-serbi dengan mana akun biaya gaji / biaya lain-lain.
- Kredit : kas.

Untuk lebih jelasnya simak dan pelajari format 4 di bawah ini :


Contoh 1

Bagaimana ? Jika ingin tahu bagaimana mengisi kolom-kolom yang terdapat di


dalam jurnal pengeluaran kas yang tertera dalam format 4 sebagai berikut:

88 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


1. Kolom 1 diisi dengan tanggal yang tertera dalam faktur;
2. Kolom 2 diisi dengan no faktur;
3. Kolom 3 diisi dengan nama akun atau nama penjual beserta alamatnya;
4. Kolom 4 diisi dengan tanda cek (V) jika jumlahnya telah sesuai dengan perhitungan
yang dilakukan dalam buku besar, jika belum dicocokkan kosongkan dahulu;
5. Kolom 5 diisi dengan jumlah akun-akun yang terjadi;
6. Kolom 6 diisi dengan harga barang yang dibeli secara tunai sesuai yang tercantum
dalam faktur;
7. Kolom 7 diisi dengan harga barang yang dibeli secara kredit sesuai yang tercantum
dalam faktur;
8. Kolom 8 diisi dengan harga perlengkapan toko yang dibeli secara tunai sesuai
dengan nota /kuitansi/cek;
9. Kolom 9 diisi dengan jumlah uang tunai yang harus dikeluarkan/dibayarkan sesuai
dengan bukti-bukti pembayaran;
10.Kolom 10 diisi dengan jumlah potongan yang diperoleh dengan adanya
pembayaran pada tanggal diskon (potongan pembelian)
Jika Anda sudah memahaminya, coba simak petunjuk pengisian kolom-kolom
yang tertera dalam jurnal pengeluaran kas pada contoh 2 (format 5) berikut ini:
1) Kolom 1 sama dengan kolom 1 cukup jelas;
2) Kolom 2 sama dengan kolom 2 cukup jelas;
3) Kolom 3 sama dengan kolom 3 cukup jelas;
4) Kolom 4 sama dengan kolom 4 cukup jelas;
5) Kolom 5 sama dengan kolom 5 cukup jelas;
6) Kolom 6 sama dengan kolom 7 cukup jelas;
7) Kolom 7 diisi dengan nama akun yang terkait;
8) Kolom 8 sama dengan kolom 4 cukup jelas;
9) Kolom 9 diisi dengan jumlah pembayaran tunai akun di kolom 7;
10) Kolom 10 sama dengan kolom 9 cukup jelas;
11) Kolom 11 sama dengan kolom 10.
Untuk lebih meningkatkan pemahaman . Coba simak contoh transaksi-transaksi
yang berhubungan dengan pengeluaran kas yang terjadi pada Toko Laris, Jakarta
selama bulan Januari 2000:

89 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Januari 2 : Dibayar utang kepada Toko Baru, Jakarta, Rp. 250.000,-
12: Dibayar kepada Toko Lili, Jakarta, faktur pembelian 2-1-2000 , menurut faktur
sebesar Rp. 500.000,0 dengan syarat 2/10, n/30, no. bukti BKK No. 02.
19: Dibayar utang kepada Toko Gramedia, Jakarta atas faktur seharga Rp.
100.000,- no. bukti BKK No. 03.
20: Dibayar gaji karyawan untuk bulan Januari sebesar Rp. 500.000,- BKK No. 04
23: Dibeli peerlengkapan toko secara tunai seharga Rp. 100.000,- BKK No. 05.
Diminta : Catatlah transaksi-transaksi tersebut ke dalam Jurnal Pengeluaran Kas, baik
dengan format 4 maupun dengan format 5.
Untuk lebih jelasnya lagi perhatikan cara pencatatan transaksi dari data di atas
ke dalam jurnal pengeluaran kas berikut ini dengan menggunakan format 4.

3. Posting dari Jurnal ke buku besar


Buku besar utamab merupakan kumpulan akun suatu perusahaan
sellama satu periode akuntansi yang berguna dalam penyusunan laporan
keuangan. Sumber pencatatan buku besar berasal dari akun-akun dalam jurnal
khusus. Buku besar utama dibuat secara berkala atau tiao akhir bulan. Proses

90 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


posting ke buku besar utama dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah
berikut:
a. Membuat rekapitulasi jurnal khusus perusahaan dagang.
b. Menyiapkan akun buku besar yang berhubungan dengan buku besar utama
dan jurnal umum.
c. Mencatat jumlah akundalam rekapitulasi ke akun buku besar. Jumah akun
pada lajur debi rekapitulasi dipindahkan ke jalur debit buku besar.
Sebaliknya, jumlah akun pada lajur kredit rekapitulasi dipindahkan ke lajur
kredit buku besar.
d. Menuliskan nomor kode akun dibawah pada jurnal khusus. Untuk akun dalam
kolom serba-serbi dituliskan pada kolom refrensi.
e. Mencatatkan singkatan jurnal khusus pada kolom refrensi dengan nomor
halaman jurnal khusus, seperti berikut ini:
PJ = jurnal p[embelian (purchases journal)
CP = Jurnal Pengeluaran Kas ( cash payment journal)
SJ = jurnal penjualan (sales Journal)
CP = jurnal penerimaan kas (cash receipt journal)
GJ = jurnal umum (General Journal)
Proses posting ke buku besar utama berikut menggunakan data transaksi yang
terjadi PD Sumber Rejeki selama bulan januari 2010:
a. Posting Jurnal Pembelian
Perlengkapan 141
Tangggal Keterangan Ref Debit Kredit saldo
Debit Kredit
Jan PJI 2.500.000 2.500.000
2010 31

91 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Peralatan `121
Tangggal Keterangan Ref Debit Kredit saldo
Debit Kredit
Jan PJI 1.300.000 1.300.000
2010 31

Utang Dagang 211


Tangggal Keterangan Ref Debit Kredit saldo
Debit Kredit
Jan PJI 13.600.000 13.600.000
2010 31

Pembelian 611
Tangggal Keterangan Ref Debit Kredit saldo
Debit Kredit
Jan PJI 9.800.000 9.800.000
2010 31

Jurnal pembelian setelah posting Hal 1


Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Pemblian Prlgkapn Serba-serbi Utang
Ref Akun Jumlah Dagang

2010 3 CV Abadi 2.500.000 2.500.000


4 UD Mantab 4.400.000 4.400.000
6 Tk M. Jaya 2.200.000 2.200.000
9 CV Berkah 121 perltan 1.300.000 1.300.000
15 Tk Sentosa 3.200.000 3.200.000

Jumlah 9.800.000 2.500.000 1.300.000 13.600.000

92 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Jurnal pengeluaran kas
Seluruh transaksi perusahaan dagang dicatat dalam jurnal khusus dan
jurnal umum, baik dengan menggunakan sistem perpetual maupun sistem
periodik. Selanjutnya, jurnal tersebut dipindah bukukan ke dalam buku besar.
Buku besar (ledger) adalah sekelompok akun/perkiraan yang digunakan oleh
perusahaan. Buku besar berisi akun-akun yang ada dalam perusahaan beserta
nilainya. Pemindahbukuan (posting), yaitu proses memindahkan jumlah yang
terdapat dalam jurnal ke buku besar sesuai dengan akunnya masing-masing.
Selain buku besar, dalam proses akuntansi perusahaan dagang
digunakan juga buku besar pembantu (subsidiary ledger). Buku besar pembantu
berguna untuk mencatat perincian akun yang ada dalam buku besar. Buku
besar pembantu, di antaranya buku besar pembantu utang dagang, buku
besar pembantu piutang dagang, dan buku besar pembantu persediaan
barang dagangan.
Langkah-langkah mem-posting jurnal khusus ke dalam buku besar, yaitu
sebagai berikut.
a. Jumlahkan semua kolom yang ada dalam jurnal khusus, kecuali kolom serba-
serbi.
b. Jumlahkan akun-akun yang sejenis yang ada pada kolom serbaserbi.
c. Buat buku besar untuk setiap akun yang ada dalam jurnal khusus.
d. Pindahkan jumlah yang ada dalam jurnal khusus ke setiap buku besar.
e. Jumlahkan setiap akun dalam buku besar. Bentuk akun buku besar dan buku
besar pembantu bermacammacam, ada bentuk T, bentuk 2 kolom, bentuk 3
kolom, dan bentuk 4 kolom. Untuk kelengkapan data, posting jurnal ke buku
besar menggunakan bentuk 4 kolom. Namun, melihat kemudahannya
digunakan bentuk T. Contoh cara posting dari jurnal khusus ke buku besar
bentuk T, yaitu sebagai berikut.

93 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


4. Pembuatan daftar hutang
Utang adalah Kewajiban suatu badan usaha / perusahaan kepada pihak
ketiga yang dibayar dengan cara menyerahkan aktiva atau jasa dalam jangka
waktu tertentu sebagai akibat dari transaksi di masa lalu. Utang perusahaan
digolongkan menjadi :
a. Utang jangka pendek adalah utang yang jatuh tempo dalam jangka waktu
kurang dari satu tahun. Contoh : utang usaha / dagang, utang wesel,
beban yang masih harus dibayar , utang hadiah, utang garansi dan lain
lain.
b. Utang jangka panjang adalah utang yang pelunasannya akan dilakukan
dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Contoh : utang hipotik, utang
obligasi, utang bank dan lain – lain.
Fungsi yang terkait dalam pencatatan utang adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Pembelian
Dalam sistem retur pembelian, fungsi ini bertanggung jawab untuk
mengeluarkan memo debit untuk retur pembelian.

2. Fungsi Gudang
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang kepada fungsi
pengiriman seperti yang tercantum dalam tembusan memo debit yang diterima
dari fungsi pembelian.

94 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


3. Fungsi Pengiriman
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mengirimkan kembali barang kepada
pemasok sesuai dengan perintah retur pembelian dalam memo debit yang
diterima dari fungsi pembelian.
4. Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat :
a. Transaksi retur pembelian dalam jurnal retur pembelian atau jurnal umum.
b. Berkurangnya harga pokok persediaan karena retur pembelian dalam kartu
persediaan.
c. Berkurangnya utang yang timbul dari transaksi retur pembelian dalam arsip
bukti kas keluar yang belum dibayar atau dalam kartu utang.
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi utang adalah
sebagai berikut:
A. Jurnal Retur Pembelian atau Jurnal Umum
Jurnal Retur Pembelian digunakan untuk mencatat transaksi retur penjualan
yang mengurangi jumlah persediaan dan utang dagang. Jika perusahaan tidak
menggunakan jurnal khusus karena rendahnya frekuensi transaksi retur
pembelian, perusahaan menggunakan jurnal umum untuk mencatat transaksi
tersebut.
B. Kartu Persediaan
Dalam sistem retur pembelian, kartu persediaan digunakan untuk mencatat
berkurangnya harga pokok persediaan karena dikembalikannya barang yang
telah dibeli kepada pemasoknya.
C. Kartu Utang
Kartu utang digunakan untuk mencatat berkurangnya utang kepada debitur
akibat penegembalian barang pada debitur. Jika perusahaan menggunakan
voucher payable procedure, berkurangnya utang kepada debitur dicatat
dengan cara mengarsipkan memo debit dalam arsip bukti kas keluar yang
belum dibayar menurut nama debitur.

95 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


METODE PENCATATAN HUTANG
A. Account Payable Procedure
Dokumen yang digunakan dalam account payable procedure adalah :
1. Faktur dari pemasok dicatat dalam jurnal pembelian.
2. Kwitansi tanda terima uang yang ditandatangani oleh pemasok atau
tembusan surat pemberitahuan (remittance advice) yang dikirim ke pemasok,
yang berisi keterangan untuk apa pembayaran tersebut dilakukan.

Catatan akuntansi yang digunakan dalam account payable procedure adalah:


1. Kartu Utang, digunakan untuk mencatat mutasi dan saldo utang kepada tiap
kreditur.
2. Jurnal pembelian, digunakan untuk mencatat transaksi pembeian.
3. Jurnal pengeluaran kas, digunaakn untuk mencatat transaksi pembayaran
utang dan pengeluaran kas yang lain.

Prosedur pencatatan utang dengan account payable procedure adalah


sebagai berikut :
Pada saat faktur dari pemasok telah disetujui untuk dibayar :
1. Faktur dari pemasok dicatat dalam jurnak pembelian
2. Informasi dalam jurnal pembelian kemudian di posting ke dalam kartu utang
diselenggarakan untuk setiap kreditur.

Pada saat jumlah dalam faktur dibayar :


3. Cek dalam jurnal pengeluaran kas
4. Informasi dalam jurnal pengeluaran kas yang bersangkutan dengan
pembayaran utang diposting kedalam kartu utang.

B. Voucher Payable Procedure


Dokumen yang digunakan dalam dalam voucher payable procedure :
Bukti kas keluar atau kombinasi bukti kas keluar dan cek (voucher atau
voucher check). Formulir ini mempunyai 3 fungsi yaitu :

96 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


1. Sebagai surat perintah kepada bagian kassa untuk melakukan pengeluaran
kas sejumlah yang tercantum didalamnya.
2. Sebagai pemberitahuan kepada kreditor mengenai tujuan pembayarannya
(sebagai remittance advice).
3.sebagai media untuk dasar pencatatan utang dan persediaan atau distribusi
lain.

Catatan akuntansi yang digunakan dalam voucher payable procedures adalah


sebagai berikut:
1. Register bukti kas keluar (voucher register)
2. Register cek (check register)

Prosedur pencatatan utang dengan voucher payable procedures dapat dibagi


menjadi :
1. One-Time Voucher Procedures
One-time voucher procedures dibagi menjadi dua bagian yaitu:
a. One-time voucher procedures dengan dasar tunai (cash basis).
Dalam procedure ini, faktur yang diteima oleh fungsi akuntansi dari
pemasok disimpan dalam arsip sementara menurut tanggal jatuh temponya.

b. One-time voucher procedures dengan dasar waktu (accrual basis).


Dalam prosedur ini, pada saat faktur diterima oleh bagian utang dari
pemasok langsung dibuatkan bukti kas keluar oleh bagian utang, yang
kemudian atas dasr dokumen ini dilakukan pencatatan transaksi pembelian
dalam register bukti kas keluar (voucher register).

2. Build-Up Voucher Procedures.


Dalam prosedur ini, satu set voucher dapat digunakan untuk
menmpung lebih dari satu faktur pasok. Dalam prosedur ini, arsip bukti kas keluar
yang belum dibayar merupakan catatan utang yang diselenggarakan atas
dasar wktu (accrual basis)

97 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


KARTU UTANG
A. Pengertian Kartu Utang
Utang adalah kewajiban suatu badan usaha/perusahaan kepada pihak ketiga
yang dibayar dengan cara menyerahkan aktiva atau jasa dalam jangka waktu
tertentu sebagai akibat dari transaksi di masa lalu. Kartu Utang adalah salah
satu sarana untuk mencatat adanya mutasi utang secara terperinci pada tiap-
tiap kreditor. Informasi yang terdapat pada kartu utang yaitu nama kreditor,
nomor rekening, syarat pembayaran utang, formulir untuk mencatat adanya
mutasi utang. Sedangkan isi dari formulir pencatatan mutasi utang yaitu tanggal
terjadinya transaksi , keterangan, nomor bukti transaksi, kolom debit, kredit dan
saldo.

Transaksi yang mempengaruhi besarnya saldo utang yaitu :


a. Transaksi pembelian secara kredit.
b. Transaksi retur pembelian secara kredit.
c. Transaksi pembayaran utang.

B. Membukukan Data Mutasi Utang ke Kartu Utang


1. Dokumen mutasi utang
Seperti yang kita ketahui bahwa catatan akuntansi untuk mengelola utang
adalah kartu utang, jurnal pembelian, dan jurnal pengeluaran kas. Seperti
halnya dengan piutang dagang, perusahaan juga membutuhkan catatan yang
menunjukan utang kepada masing-masing kreditor (orang yang memberi
utang). Untuk itu, perlu disediakan rekening kontrol, yang disebut utang dagang
di buku besar dan rekening-rekening utang kepada masing-masing kreditur
dalam buku pembantu utang (kartu utang). Jadi, untuk satu kreditor disediakan
satu buku pembantu utang. Dasar didalam kartu utang ini adalah dari jurnal
pembelian dan jurnal pengeluaran kas.
a. Jurnal pembelian
Jurnal pembelian digunakan untuk mencatat pembelian secara kredit. Jurnal
pembelian yang sederhana hanya memiliki satu kolom jumlah rupiah, seperti
halnya jurnal penjualan. Jurnal pembelian dapat juga dirancang untuk

98 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


mencatat pembelian perlengkapan (tidak hanya mencatat pembelian barang
dagangan).

b. Jurnal pengeluaran kas


Buku jurnal pengeluaran kas berfungsi sebagai tempat mencatat
transaksi yang berhubungan dengan pengeluaran atau pembayaran melaui
kas, yang meliputi pembayaran dengan cara menyerahkan cek atau bilyet giro
kepada pihak yang berhak menerima.
Jurnal pengeluaran kas disusun dalam bentuk lajur-lajur yang disesuaikan
dengan keperluan yang berhubungan dengan volume dan sifat transaksi yang
biasa terjadi dalam perusahaan, misalnya dalam perusahaan sering membuka
transaksi utang, maka akan dibuka kolom utang tersendiri.

2. Prosedur pencatatan transaksi utang

Untuk kepentingan informasi mengenai kepada siapa perusahaan


mempunya utang dan berapa besarnya, perusahaan harus menyediakan buku
besar pembantu untuk utang yang berfungsi sebagai tempat mencatat
perubahan utang kepada setiap kreditor. Sehingga setiap kali transaksi
pembelian kredit, faktur yang diterima dari penjual akan dicatat sebagai
berikut:
a. Dalam jurnal pembelian, untuk keperluan posting keperkiraan (akun)
pembelian dan perkiraan (akun) utang.
b. Dalam buku besar pembantu utang, pada kegiatan kreditor yang
bersangkutan.
Kegiatan posting dari jurnal pembelian ke perkiraan pembelian dan
utang dibuku besar dilakukan setiap akhir periode tertentu, sedang dalam
pencatatan buku besar pembantu utang dilakukan setiap terjadi transaksi yang
mengakibatkan perubahan utang.
Dalam buku besar, perkiraan utang dagang akan menunjukan saldo
untuk semua utang. Artinya seluruh utang akan dicatat secara kolekif
(gabungan) dan dikurangi dengan adanya pelunasan kepada kreditor dalam

99 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


perkiraan utang dagang. Dengan demikian dalam buku besar umum tidak
terdapat informasi mengenai besarnya utang kepada setiap kreditor.
Lain halnya dengan buku besar pembantu utang yang akan mencatat
secara rinci terjadinya utang dan pelunasan pada masing-masing kreditor. Satu
lajur buku besar pembantu utang untuk satu nama kreditor. Tidak ada
pencatatan secara kolektif.
Contoh bentuk buku besar pembantu utang (dapat diformat ulang menjadi
kartu utang):
Selanjutnya, saldo akun utang dagang dalam buku besar umum, harus
sama dengan total saldo akun-akunkreditor dalam buku besar pembantu
utang. Jika terjadi perbedaan berarti menunjukan adanya kesalahan
pencatatan. Kesalahan pencatatan bisa terjadi pada saat:
a. Mencatat transaksi dalam jurnal pembelian, atau
b. Pada saat mencatat dalam buku besar pembantu utang.
Untuk mengecek kesamaan saldo perkiraan utang dagang total saldo buku
besar pembantu utang disusun daftar saldo utang pada setiap akhir periode.
Dalam hubungannya dengan buku besar pembantu utang, perkiraan utang
dagang dalam buku pengendali atau perkiraan kontrol.
Contoh bentuk daftar saldo utang:

MELAKUKAN PENGECEKAN SALDO HUTANG


1. Rumus Saldo Utang
a. Rumus untuk pengecekan saldo utang
Saldo awal utang xxx
Jumlah pembelian kredit/buku pembelian xxx
Penjumlahan xxx
Pembayaran utang buku pengeluaran kas xxx
Retur pembelian xxx
Total pembayaran dan retur
(xxx)
Saldo utang akhir
xxx

100 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


b. Pencocokan saldo akun buku besar utang dengan daftar saldo utang
disebut pengecekan saldo utang. Berikut prosedur pengecekan saldo utang :
1) Mengadakan inventarisasi dan rekapitulasi atas transaksi dan kartu utang
setiap kreditor.
2) Memposting transaksi yang berasal dari catatan buku jurnal ke dalam akun
buku utang dagang. Kemudian, besar utang pada periode tersebut disajikan
dalam laporan utang.
3) Saldo akhir menurut catatan daftar saldo utang harus sama dengan
catatan pada akun utang dagang.

2. Membuat Laporan Utang


Mencatat jumlah utang dan memeriksa pembayaran utang sesuai tanggal
jatuh tempo utang merupakan tugas utama bagian utang. Pengelola kartu
utang harus membuat laporan saldo utang tiap kreditor dan utang yang telah
jatuh tempo secara periodic. Tanggal jatuh tempo pembayaran utang
ditetapkan berdasarkan tanggal faktur pembelian dan syarat pembayaran
yang telah ditetapkan oleh pihak penjual. Berikut penggolongan status utang.
a. Utang yang belum jatuh tempo
b. Utang dalam masa telah jatuh tempo
c. Utang yang belum dibayar

101 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Latihan Soal

Perusahaan Abadi Jaya selama Agustus 2007 melakukan transaksi sebagai


berikut.

Agust 2 dibeli barang dagangan dari PT Murni Rp3.000.000,00, dengan syarat


pembayaran 5/10, n/30 dan bukti transaksi berupa faktur No. B801
5 dikeluarkan nota debet No. RB801 yang dilampirkan dengan bukti
pengiriman barang yang rusak kepada PT Murni sebesar
Rp300.000,00
11 dibayar utang dagang kepada PT Murni dengan cek No. PB801
12 dijual barang dagangan secara tunai kepada Toko Sejahtera
sebesar Rp2.000.000,00 dengan bukti tran saksi No. JT801
13 dibeli perlengkapan kantor sebesar Rp280.000,00 secara tunai dari
Toko Sejati dengan bukti transaksi No. BT801
15 dibeli barang dagangan dari PT Sari Jaya sebesar Rp5.000.000,00
dengan syarat pembayaran 5/10, n/30 dan bukti transaksi berupa
faktur No. B802
16 dijual barang dagangan kepada Toko Melati sebesar Rp3.500.000,00
tunai dengan bukti transaksi No. JT802
19 dijual barang dagangan kepada Toko Sinar Abadi sebesar
Rp2.000.000,00, syarat pembayaran 3/10, n/30 dengan bukti transaksi
berupa faktur No. J801.
20 dibayar iklan sebesar Rp500.000,00 dan tagihan listrik sebesar
Rp750.000,00 secara tunai
22 dijual barang dagangan kepada Toko Abadi sebesar Rp500.000,00
dengan bukti transaksi berupa faktur No. J802 dan syarat
pembayaran 3/10, n/30
30 dibayar gaji pegawai sebesar Rp1.750.000,00
31 diterima cek dari Toko Sinar Abadi untuk pelunasan utangnya

102 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Berdasarkan transaksi Perusahaan Abadi Jaya tersebut, dibuat jurnal khusus.
Kemudian, pada akhir bulan diakumulasi dan diposting ke buku besar umum dan buku
besar pembantu.

103 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Setelah jurnal pengeluaran kas di-posting, akun utang dagang, perlengkapan
kantor, beban iklan, beban listrik, gaji pegawai, kas, dan potongan pembelian akan
tampak seperti berikut.

104 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


105 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701
106 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701
Setelah jurnal umum di-posting, akun utang dagang, retur pembelian dan
pengurangan harga, retur penjualan dan pengu rangan harga, serta piutang dagang
akan tampak seperti berikut.

107 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


108 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701
Tugas

Transaksi yang terjadi pada Perusahaan Jasa Dwikarya selama bulan Juli 2012
antara sebagai berikut:

Juli 1 pembelian perlengkapan service dari toko mawar seharga Rp.


230.000,00. Faktur No.012,syarat pembayaran n/30
6 pembelian peralatan service dari toko megadinar seharga
Rp.9.000.000,00.Faktur No.2312,syarat pembayarn n/30
7 pembelian perlengkapan service dari cv.nana seharga Rp.
890.000,00.Faktur No. 78,syarat pembayaran n/30
17 penerimaan faktur no.faktur 678 dari PD NATALIA UNTUK seperangkat
computer seharga Rp.12.000.000,syarat pembayaran n/30
28 pembelian perlengkapan service dari toko kenari seharga

109 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Rp.7.000.000,00.Faktur No.908 ,syarat pembayaran n/30

110 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


PERTEMUAN 6 & 7

AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG (PEMBUATAN LAPORAN KEUANGAN)

1. Jurnal penyesuaian
Ayat Jurnal Penyesuaian atau yang biasa disingkat dengan AJP adalah
jurnal yang dibuat pada akhir periode yang mana bertujuan untuk
menyesuaikan saldo – saldo perkiraan/ akun – akun baik itu akun riil (harta,
kewajiban, modal) maupun akun nominal (pendapatan dan beban) agar
kiranya menunjukkan keadaan yang sebenarnya. Ayat jurnal penyesuaian
dibuat sebelum membuat kertas kerja (worksheet) dan juga Laporan Keuangan.
Pencatatan jurnal penyesuaian dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
 Deferal : Penangguhan pengakuan pendapatan dan beban yang
dicatat dalam akun.
 Akrual : Pengakuan atas pendapatan dan beban yang belum dicatat
dalam akun.
Pencatatan jurnal penyesuaian pada perusahaan jasa dan perusahaan
dagang, pada dasarnya sama, tetapi pada perusahaan dagang, terdapat 8
akun lagi yang perlu disesuaikan dan kedelapan akun ini tidak ada pada
perusahaan jasa. Kedelapan akun tersebut adalah sebagai berikut.
Proses pencatatan jurnal penyesuaian pada akun PDB, menggunakan
dua metode, yaitu metode ikhtisar Laba/Rugi dan metode Harga Pokok
Penjualan (HPP).
Metode Ikhtisar L/R
Pencatatan penyesuaian persediaan barang dagang dengan metode
ikhtisar L/R, hanya menyesuaikan akun PDB. Pokoknya, kalau disuruh buat jurnal
penyesuaian untuk akun PDB dengan metode ikhtisar L/R, ingat aja deh yang
namanya “IPPI”. Nah, itu adalah singkatan dari awalan huruf pada nama
akunnya. Pada akhir periode, tercatat saldo persediaan barang dagang awal
sebesar Rp. 7.000.000,- dan persediaan barang dagang akhir sebesar Rp.
8.500.000,-.

111 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Penyesuaian :
Ikhtisar L/R Rp. 7.000.000,-
Persediaan barang dagang awal Rp. 7.000.000,-
Persediaan barang dagang awal Rp. 8.500.000,-
Ikhtisar L/R Rp. 8.500.000,-

Metode Harga Pokok Penjualan (HPP)


Nah, kalau menggunakan metode HPP, akun – akun yang disesuaikan
bukan hanya PDB awal dan akhir ya, tetapi ada 4 akun lagi yang harus
disesuaikan, Apa aja ya? Well, keempat akun itu adalah pembelian, beban
angkut pembelian, retur pembelian & pengurangan harga (PH) dan potongan
pmbelian. Oke, contoh : Diketahui persediaan barang dagang awal sebesar Rp.
6.500.000,- , pembelian sebesar Rp. 35.000.000,- ,retur pembelian & PH sebesar
Rp. 650.000,- , beban angkut pembelian sebesar Rp. 250.000,- ,potongan
pembelian sebesar Rp. 200.000,- dan persediaan barang dagang akhir sebesar
Rp. 10.000.000,-.
Penyesuaiannya :
HPP Rp. 6.500.000,-
Persediaan barang dagang awal Rp. 6.500.000,-
HPP Rp. 35.000.000,-
Pembelian Rp. 35.000.000,-
HPP Rp. 250.00,-
Beban angkut pembelian Rp. 250.000,-
Retur pembelian & PH Rp. 650.000,-
HPP Rp. 650.000,-
Potongan pembelian Rp. 200.000,-
HPP Rp. 200.000,-
Persediaan barang dagang akhir Rp. 10.000.000,-
HPP Rp. 10.000.000,

112 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


PERLENGKAPAN
Perlengkapan itu merupakan kelompok harta/ aktiva yang sifatnya
lancar, atau biasa disebut dengan harta lancar / aktiva lancar/ current assets.
Nah, kalau disuruh buat jurnal penyesuaian untuk akun perlengkapan, yang
perlu diingat itu ialah, yang dicatat itu adalah nilai/ nominal perlengkapan yang
digunakan atau sudah dipergunakan. Lanjuuut, contoh : Pada tanggal 1 Juni
2012, saldo akun perlengkapan berjumlah Rp. 3.500.000,-. Pada akhir periode,
perlengkapan yang tersisa berjumlah Rp. 500.00,-.
Penyelesaian :
Penjelasan
INGAT ! Yang dicatat itu adalah nominal perlengkapan yang sudah terpakai.
Jadi, berdasarkan soal di atas, untuk mengetahui nominal perlengkapan yang
sudah terpakai, adalah dengan cara mengurangkan saldo akun perlengkapan
awal dengan saldo akun perlengkapan yang tersisa.
Perhitungan
Rp. 3.500.000,- – Rp. 500.000,- = Rp. 3.000.000,-
Nah, Rp. 3.000.000,- inilah yang dicatat. Understand- kah?
Penyesusaian
Beban perlengkapan Rp. 3.000.000,-
Perlengkapan Rp. 3.000.000,-

BEBAN DIBAYAR DIMUKA


Biaya-biaya yang belum merupakan kewajiban perusahaan untuk
membayarnya pada periode yang bersangkutan, tapi perusahaan sudah
membayarnya terlebih dahulu. Karena jumlah yang dibayarkan tersebut belum
merupakan beban perusahaan untuk periode yang bersangkutan, maka jumlah
yang telah dibayarkan tersebut merupakan uang muka. Nah, nama lain dari
beban dibayar dimuka itu adalah persekot beban atau premi beban, lebih
singkat dan mudah diingat. Nah, akun persekot beban ini dapat dicatat
sebagai harta dan juga beban. Apa bedanya ya ? Well, I’ll explain it.

113 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Harta
Kalau dicatat sebagai harta, berarti pada neraca saldo awal
perusahaan, akun beban dibayar dimuka ini dicatat sebagai harta. Nah, loh,
gimana membedakannya? Ingat ya. Tidak ada penulisan beban jika dicatat
sebagai harta. Contohnya : Asuransi dibayar dimuka, Premi asuransi, Persekot
asuransi. Tuh, kan bener, gak ada kata – kata beban disitu. Nah, jika akun
persekot beban dicatat sebagai sebagai harta, maka nominal yang dicatat
pada jurnal penyesuaiannya adalah nominal beban

Beban
Nah, kalau dicatat sebagai beban, berarti pada neraca saldo awal
perusahaan, akun beban dibayar dimuka ya dicatat sebagai beban. Namanya
aja juga udah beban, berarti ada kata – kata bebannya dong, so pastee.
Contohnya : Beban asuransi, beban iklan, beban gaji karyawan,…. beban hidup
#ehhh becanda.. :p. Nah, jika akun persekot beban dicatat sebagai sebagai
beban, maka nominal yang dicatat pada jurnal penyesuaiannya adalah
nominal harta. Okee, contoh : Pada tanggal 1 September 2012, dibayar sewa
gedung sebesar Rp. 3.000.000,- untuk masa satu tahun. Sewa yang telah
menjadi beban selama 2012 adalah selama empat bulan. (Nah, btw tau gak
dari mana asal empat bulan ini?, hehehe, caranya gini )
1 September – 30 September = 1 bulan.
1 Oktober – 31 Oktober = 1 bulan.
1 November – 30 November = 1 bulan.
1 Desember – 31 Desember = 1 bulan.

Penyelesaian :
Sewa yang telah menjadi beban, artinya sewa yang telah terpakai atau telah
diperguakan.
4 x (Rp. 3.000.000,- : 12 (jumlah bulan dalam setahun)) = Rp. 1.000.000,-
Sewa yang masih menjadi harta, artinya bahwa perusahaan masih memiliki
sewa yang belum terpakai.

114 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Rp. 3.000000,- – Rp. 1.000.000,- = Rp. 2.000.000,-
Maka, jurnal penyesuaiannya akan menjadi seperti berikut :
Dicatat sebagai harta : maka yang dicatat adalah nominal beban.
Beban sewa Rp. 1.000.000,-
Sewa dibayar dimuka Rp. 1.000.000,-
Dicatat sebagai beban : maka yang dicatat adalah nominal harta.
Sewa dibayar dimuka Rp. 2.p00.000,-
Beban sewa Rp. 2.000.000,-

PENDAPATAN DITERIA DIMUKA


Nah, pendapatan diterima diimuka ini adalah pendapatan yang diterima lebih
dahulu atas pembayaran transaksi yang belum dilakukan kepada pelanggan.
Nama lain dari akun yan satu ini adalah persekot pendapatan, ataupun prei
pendapatan. Nah, jurnal penyesuaian untuk persekot pendapatan ini dapat
dicatatsebagai utang dan juga pendapatan.

Utang
Well, kalau akun persekot pendapatan ini dicatat sebagai utang, artinya gini
bro, perusahaan itu merasa bahwa persekot pendapatan ini merupakan utang
bagi perusahaan, bagaimana tidak? Secara, perusahaan sudah menerima
uang dari pelanggan, tapi perusahaan itu sendiri belum ngasih feedback sama
pelanggan itu, jadi udah pasti hal ini merupakan utang bagi perusahaan
tersebut. Contoh penulisan untuk akun persekot pendapatan yang dicatat
sebagai utang adalah : Sewa diterima dimuka, persekot pendapatan dan juga
premi pendapatan sewa.

Pendapatan
Nah, kalau akun persekot pendapatan dicatat sebagai pendapatan, artinya
begini, perusahaan itu menganggap bahwa persekot pendapatan yang
diberikan oleh peanggan itu adaah tetap pendapatan untuk perusahaan itu.
Nah, otomatis penulisan untuk akun persekot pendapatan ini berbau dengan
pendapatan. Contohnya : Pendapatan sewa.

115 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Okkeehh, contooh : Pada tanggal 1 Oktober 2012, diterima pembayaran sewa
gedung sebesar Rp. 6.000.000,- untuk masa satu tahun.
Penyelesaian : Jika dicatat sebagai utang.
Transaksi ini dicatat sebagai utang pendapatan, yaitu :
Kas Rp. 6.000.000,-
Sewa diterima dimuka Rp. 6.000.000,-
Jumlah bulan yang merupakan perhitungan sebagai utang adalah :
Dari : 1 Oktober 2012 – 31 Desember 2012 = 3 bulan.
Maka, pencatatan penyesuaian sewa pada akhir periode (31 Desemebr 2012)
adalah :
3 x (Rp. 6.000.000,- : 12 (jumlah bulan dalam setahun)) = Rp. 1.500.000,-

Jika dicatat sebagai pendapatan.


Transaksi ini dicatat sebagai utang pendapatan, yaitu :
Kas Rp. 6.000.000,-
Pendapatan sewa Rp. 6.000.000,-
Jumlah bulan yang merupakan perhitungan sebagai pendapatan adalah :
Dari : 1 Januari 2013 – 31 September 2013 = 9 bulan.
Maka, pencatatan penyesuaian sewa pada akhir periode (31 Desemebr 2012)
adalah :
9 x (Rp. 6.000.000,- : 12 (jumlah bulan dalam setahun)) = Rp. 4.500.000,-

Penyesuaian
Dicatat sebagai utang, maka yang dicatat adalah nominal utang.
Sewa diterima dimuka Rp. 1.500.000,-
Pendapatan sewa Rp. 1.500.000,-
Dicatat sebagai pendapatan, maka yang dicatat adalah nominal
pendapatan.
Pendapatan sewa Rp. 4.500.000,-
Sewa diterima dimuka Rp. 4.500.000,-

116 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR
Beban yang masih harus dibayar adalah beban yang masih harus
dikeluarkan oleh perusahaan pada akhir periode. Naah, nama lain dari akun
yang satu ini adalah, Utang beban, logika kan? Secara, perusahaan itu punya
beban yang masih harus dibayar (utang). Otomatis, hal ini akan menambah
beban pada periode berikutnya..Oke, seep, contooh : Sebuah perusahaan
mempekerjakan empat 5 pekerja dengan upah @Rp. 50.000,- per hari. Upah
dibayarkan setiap hari Sabtu untuk masa enam hari kerja. Pembayaran upah
terakhir dilakukan pada hari Sabtu tanggal 29 Desember 2012. Beban upah
yang masih harus dibayar pada tanggal 31 Desember 2012 adalah satu hari,
yaitu Senin, 31 Desember 2012.

Penyelesaian :
Nah, pembayaran upah kan setiap hari Sabtu tuh untuk masa kerja enam
hari, dari hari Senin s.d Sabtu. Eehh, rupanya akhir tahun alias tanggal 31
Desember 2012 jatuh di hari Senin. Nah, otomatis yang satu hari ini, dibebankan
pada periode tahun 2013-nya. Loh, kenapa? Kan nanggung?. Memang sih,
bener nanggung, tapi untuk hari Senin itu tidak dapat dilakukan pembayaran
upah, karena, kan pebayaran upah sudah ditetapkan hari Sabtu. Jadii… ya
harus hari sabtu deh dibayarkan. Begitu….. J
Perhitungan
5 (pekerja) x 1 (hari) x Rp. 50.000,- = Rp. 250.000,-
Penyesuaiannya
Beban gaji Rp. 250.000,-
Utang gaji Rp. 250.000,-

PENDAPATAN YANG MASIH HARUS DITERIMA


Pendapatan yang masih harus diterima merupakan pendapatan yang
masih akan diterima perusahaan akibat dari pelanggan yang belum membayar
utang nya. Nah, ecek – eceknya pelanggan perusahaan itu masih utang, jadi
bagi perusahaan, hal ini disebut dengan piutang. So… nama lain dari akun ini
adalah piutang pendapatan.

117 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Seep, contoh :
Pada akun piutang pendapatan, tercatat nominl sebesar Rp. 1.000.000,-
Penyelesaian :
Piutang pendapatan Rp. 1.000.000,-
Pendapatan Rp. 1.000.000,-

PENYUSUTAN
Penyusutan adalah kerugian yang ditanggung oleh perusahaan atas penuruna
nilai aktiva tetap. Contohnya : kendaraan, gedung, peralatan, mesin, dll. Untuk
apa sih disusutkan? Nah, penyusutan itu berguna untuk mengetahui nilai
ekonomis dari aktiva tetap yang sebenarnya. Okee, contooh : Suatu
perusahaan menetapkan penyusutan 5 % per tahun atas kendaran yang
bernilai Rp. 100.000.000,-.
Penyelesaian :
Perhitungan
5 % x Rp. 100.000.000,- = Rp. 5.000.000,-

Penyesuaian
Beban penyusutan kendaraan Rp. 5.000.000,-
Akumulasi penyusutan kendaraan Rp. 5.000.000,-

PIUTANG TIDAK TERTAGIH


Piutang tidak tertagih merupakan resiko yang dialami perusahaan akibat tidak
tertagih-nya piutang dagang. Nah, transaksi piutang tidak tertagih ini,
diperlakukan sebagai beban persahaan. Gimana nggak? Kan intinya
perusahaan itu jadi nombo’in kan ? hehehehe.Seep, contoh :
Suatu perusahaan menetapkan 3 % sebagai piutang tidak tertagih terhadap
piutang dagang sebesar Rp. 18.000.000,-.
Penyelesaian :
Perhitungan
3 % x Rp. 18.000.000,- = Rp. 540.000,-

118 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Penyesuaian
Kerugian piutang Rp. 540.000,-
Cadangan kerugian piutang Rp. 540.000,-

2. Jurnal Penutup
A. Pengertian Jurnal Penutup (Closing Entry)
Pada prinsipnya cara membuat jurnal penutup untuk perusahaan
dagang tidak berbeda dengan membuat jurnal penutup pada perusahaan
jasa. Pada akhir periode, saldo untuk perkiraan/akun sementara (perkiraan
pendapatan, beban, dan Prive) harus dipindahkan ke perkiraan tetap, atau
ditutup dengan penyusunan jurnal penutup.
Jadi, jurnal penutup adalah jurnal untuk memindahkan saldo perkiraan
sementara ke perkiraan tetap pada akhir periode akuntansi. Tujuannya
untuk mengenolkan semua saldo perkiraan sementara, selanjutnya
dipindahkan ke perkiraan modal (bagi perusahaan perseorangan atau
persekutuan) atau ke perkiraan laba yang ditahan (bagi perusahaan
perseroan/ PT). Sementara itu, sumber data untuk penyusunan jurnal
penutup berasal dari kertas kerja/neraca lajur pada kolom laba rugi dan
kolom neraca untuk akun prive atau dividen.

B. Langkah-Langkah Penyusunan Jurnal Penutup


Sebagaimana yang kamu ketahui dalam penyusunan jurnal penutup
pada perusahaan jasa, untuk menyusun jurnal penutup perusahaan
dagang meliputi langkah-langkah sebagai berikut.
1. Menutup semua akun Pendapatan, dengan cara mendebit akun
pendapatan dan mengkredit akun ikhtisar laba/rugi. Jurnal penutupnya
adalah:

119 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


2. Menutup semua akun Beban, dengan cara mendebit akun ikhtisar
laba/rugi dan mengkredit akun beban. Jurnal penutupnya adalah:

3. Menutup akun Ikhtisar Laba/Rugi, untuk akun ini terdapat dua


kemungkinan, yaitu:
a. Jika perusahaan memperoleh laba. Laba diperoleh jika akun ikhtisar
laba/rugi sebelah kredit lebih besar dari akun ikhtisar laba/rugi
sebelah debit. Jurnal penutupnya adalah

b. Jika perusahaan menderita rugi. Kerugian diderita jika akun ikhtisar


laba/rugi sebelah debit lebih besar dari akun ikhtisar laba/rugi
sebelah kredit. Jurnal penutupnya adalah:

4. Menutup akun Prive, dengan cara mendebit akun modal pemilik dan
mengkredit akun prive pemilik. Jurnal penutupnya adalah:

120 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Contoh:
Berdasarkan kertas kerja PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005
(Tabel 2.4) dapat disusun jurnal penutup sebagai berikut.

5. Neraca Lajur
Setelah semua ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan sudah kamu
selesaikan dan dicatat, maka proses selanjutnya adalah menyusun kertas kerja.
Kertas kerja atau neraca lajur (work sheet) adalah suatu kertas berkolom-kolom
atau berlajur-lajur yang direncanakan secara khusus untuk menghimpun semua
data akuntansi yang dibutuhkan pada saat perusahaan akan menyusun
laporan keuangan.
Penyelesaian kertas kerja untuk akun persediaan barang dagangan
tergantung pada pendekatan atau metode yang digunakan pada penyusunan
jurnal penyesuaian untuk persediaan barang dagangan.
Adapun pendekatan atau metode yang dimaksudkan adalah sebagai
berikut
 Akun Ikhtisar Laba/Rugi
Jumlah akun ikhtisar laba/rugi pada kolom ayat penyesuaian harus
dipindahkan ke kolom neraca sisa disesuaikan, kolom laba/rugi sebelah

121 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


debit (tersendiri) dan sebelah kredit (tersendiri) sesuai dengan jumlahnya
masing-masing. Akun ikstisar laba/ rugi dapat ditunjukkan dalam kertas
kerja berikut ini.

 Akun Harga Pokok Penjualan


Jumlah akun harga pokok penjualan sebelah debit dan kredit pada
kolom ayat penyesuaian, dicari selisihnya. Selisih (saldo) tersebut
dipindahkan ke kolom neraca sisa disesuaikan dan kolom laba/rugi
sebelah debit. Untuk jelasnya, akun HPP dapat ditunjukkan dalam kertas
kerja berikut ini.

Untuk menyusun atau membuat kertas kerja dalam perusahaan dagang,


sama seperti yang dilakukan dalam perusahaan jasa, baik dari kolom neraca
sisa, ayat penyesuaian, neraca sisa disesuaikan, perhitungan laba rugi, dan
neraca. Adapun tahap-tahap penyusunan kertas kerja adalah sebagai berikut.
 Memasukkan saldo-saldo yang terdapat dalam perkiraan buku besar ke
dalam kolom Neraca Sisa (NS), di mana jumlah debit dan kredit harus sama
atau seimbang.
 Membuat jurnal penyesuaian dengan menganalisis data penyesuaian dan
memasukkannya ke dalam kertas kerja kolom Ayat Penyesuaian (AP).
 Menjumlahkan atau mencari selisih antara kolom neraca sisa dengan kolom
ayat penyesuaian, kemudian mengisikannya ke dalam kolom Neraca Sisa
Disesuaikan (NSD).
 Memindahkan jumlah-jumlah di kolom neraca sisa untuk disesuaikan ke
dalam kolom laba/rugi dan kolom neraca. Adapun perinciannya adalah
sebagai berikut.
a. Rekening riil atau neraca (rekening harta, utang, dan modal) harus
dipindahkan ke kolom neraca.

122 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


b. Rekening nominal atau laba/rugi (rekening pendapatan dan beban)
harus dipindahkan ke kolom laba/rugi.
 Menjumlahkan kolom laba/rugi dan kolom neraca. Jika kolom laba/rugi
lebih besar sebelah kreditnya, berarti perusahaan memperoleh laba,
selanjutnya jumlah laba dipindahkan ke kolom neraca sebelah kredit.
Sebaliknya, jika jumlah dalam kolom laba/rugi lebih besar sebelah debitnya,
berarti perusahaan menderita rugi dan jumlah rugi harus dipindahkan ke
kolom neraca sebelah debit. Berikut ini diberikan data tentang neraca sisa
dan data penyesuaian dari PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005
dalam rangka untuk melakukan penutupan buku.

6. Penyusunan Laporan Akuntansi


Setelah kertas kerja atau neraca lajur disusun, maka langkah berikutnya
dalam siklus akuntansi perusahaan dagang adalah penyusunan laporan
keuangan. Laporan keuangan (financial statement) adalah hasil akhir dari
akuntansi yang merupakan suatu ringkasan transaksi keuangan. Laporan
keuangan disajikan dengan maksud memberikan informasi mengenai posisi

123 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


harta, utang, dan modal serta perolehan laba atau rugi yang menunjukkan hasil
aktivitas yang terjadi dalam rumah tangga perusahaan dan membantu
pimpinan dalam pengambilan keputusan.
Seperti dalam perusahaan jasa, pada umumnya laporan keuangan yang
disusun dalam perusahaan dagang meliputi:
1. laporan laba/rugi,
Laporan laba/rugi menggambarkan sumber-sumber penghasilan yang
diperoleh perusahaan dalam menjalankan usahanya, dan jenis-jenis beban
yang harus ditanggung perusahaan. Jadi, laporan laba/rugi adalah laporan
yang menunjukkan pendapatan dan beban pada akhir periode akuntansi.
Laporan laba rugi atau perhitungan laba rugi dapat disajikan dalam
dua bentuk, yaitu sebagai berikut.
a. Bentuk Langsung (Single Step)
Penyajian laporan laba/rugi dengan bentuk single step dilakukan
dengan menjumlahkan semua pendapatan menjadi satu, demikian
pula bebannya. Setelah itu dicari selisihnya untuk mengetahui laba
dan rugi. Contoh: Berdasarkan kertas kerja PD Asih Jaya, Semarang per
31 Desember 2005 (Tabel 2.4) dapat dibuat laporan laba/rugi sebagai
berikut.

124 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


b. Bentuk Bertahap (Multiple Step)
Penyajian laporan laba/rugi dengan bentuk multiple step
dilakukan dengan memisahkan antara pendapatan usaha dan
pendapatan di luar usaha, serta memisahkan pula antara beban
usaha dan beban di luar usaha. Setelah itu mencari selisihnya sehingga
akan diperoleh laba atau rugi bersih usaha. Contoh:
Berdasarkan kertas kerja PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember
2005 (Tabel 2.4), dapat dibuat laporan laba/rugi sebagai berikut.

2. Laporan Perubahan Modal (Capital Statement)


Laporan perubahan modal merupakan laporan yang menunjukkan
adanya perubahan modal yaitu dari modal awal menjadi modal akhir. Hal-
hal yang perlu diperhitungkan atau yang memengaruhi dalam penyusunan
laporan perubahan modal antara lain:
a. besarnya modal awal periode,
b. adanya laba atau rugi usaha,
c. adanya pengambilan pribadi pemilik atau prive,

125 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


d. adanya investasi tambahan dari pemilik,
e. besarnya modal akhir periode.
Laporan perubahan modal hanya lazim berlaku dibuat pada
perusahaan perseorangan, persekutuan atau firma, dan CV. Sementara itu,
untuk perusahaan berbentuk perseroan terbatas (PT) istilah untuk laporan
perubahan modal adalah laporan laba ditahan (returned earning
statement). Contoh: Berdasarkan kertas kerja PD Asih Jaya, Semarang per
31 Desember 2005 (Tabel 2.4), dapat dibuat laporan perubahan modal
sebagai berikut.

3. Neraca (Balance Sheet)


Neraca adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan
perusahaan pada akhir periode, mengenai besarnya harta, utang, dan
modal perusahaan. Data-data dalam menyusun laporan necara pada
perusahaan dagang bersumber dari kolom neraca pada kertas kerja dan
modal akhir dalam laporan perubahan modal. Contoh:
Berdasarkan kertas kerja PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005
(Tabel 2.4), dapat disusun neraca sebagaimana
tampak pada Tabel 2.8 berikut ini.

126 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


4. Penyesuaian Kembali
Jurnal penyesuaian kembali (pembalik) adalah metode akuntansi yang
membalik jurnal penyesuaian khusus yang dibuat pada akhir periode lalu. Tidak
semua jurnal penyesuaian perlu dibalik. Jurnal pembalik dibuat pada awal
periode, dan menjadi jurnal untuk sisa transaksi rutin. Nilai yang digunakan
dalam jurnal pembalik sama dengan nilai yang digunakan dalam jurnal
penyesuaian. Yang perlu disesuaikan kembali adalah akun yang bermasalah
pada akhir tahun. Misalnya segala piutang, pendapatan diterima dimuka,
utang, persekot. Carannya mudah jika pada saat penyesuaian Biaya ada di
debit dan utang ada di kredit, maka sekarang utang di debit, biaya di kredit.
Masalah yang sama juga berlaku pada yang lainnya.

127 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Latihan Soal

Data penyesuaian per 31 Desember 2005 adalah sebagai berikut.


a. Rekening koran yang diterima dari bank memperlihatkan saldo kredit sebesar
Rp8.500.000,00. Selisih tersebut disebabkan karena bank mengkredit jasa giro
(bunga) sebesar Rp600.000,00 dan mendebit biaya administrasi bank sebesar
Rp100.000,00.Untuk itu, saldo menurut buku dan rekening koran harus disesuaikan.
b. Nilai persediaan barang dagangan sebesar Rp18.000.000,00.
c. Nilai persediaan perlengkapan toko sebesar Rp500.000,00.
d. Nilai persediaan perlengkapan kantor sebesar Rp100.000,00.
e. Iklan yang telah dibayar adalah untuk 20 kali penerbitan di harian Ibu Kota Pos.
Pembayaran dilakukan mulai 1 Maret 2005, dan sampai dengan 31 Desember 2005
telah diterbitkan sebanyak 15 kali penerbitan.
f. Sewa toko yang telah dibayar adalah untuk masa 1 Maret 2005 sampai dengan 1
Maret 2006.
g. Penyusutan peralatan toko sebesar 20% dari harga perolehan.
h. Penyusutan peralatan kantor sebesar 10% dari harga perolehan.
i. Rekening listrik dan air sebesar Rp100.000,00 belum dibayar. Bukukan ke akun
beban umum serba-serbi.
j. Taksiran pajak penghasilan untuk tahun 2005 sebesar Rp4.500.000,00.

Perkiraan yang masih harus dibukukan, antara lain sebagai berikut.


104 Perlengkapan toko
105 Perlengkapan kantor
106 Iklan dibayar di muka
107 Sewa dibayar di muka
202 Utang listrik dan air
203 Utang pajak
511 Ikhtisar laba/rugi
606 Beban penyusutan peralatan toko
614 Beban penyusutan peralatan kantor
701 Pendapatan bunga

128 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Diminta:
Berdasarkan transaksi-transaksi di atas, tugasmu adalah:
a. susunlah jurnal penyesuaiannya!
b. susunlah kertas kerja per 31 Desember 2005!

Jawab:
a. Jurnal penyesuaian per 31 Desember 2005 Transaksi-transaksi di atas bila dibuat ke
dalam jurnal penyesuaian akan tampak seperti Tabel 2.3.

Kertas kerja per 31 Desember 2005 Kertas kerja dari PD Asih Jaya, Semarang per
31 Desember 2005 dapat kamu lihat pada Tabel 2.4.

129 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


130 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701
Tugas
Berikut disajikan contoh soal dan penyelesaiannya mulai dari pencatatan ke
dalam jurnal khusus, buku besar, neraca saldo, jurnal penyesuaian, neraca lajur, dan
laporan keuangan. Neraca saldo (trial balance) Perusahaan Surya Sejati pada 31
Desember 2007, yaitu sebagai berikut.
Kas Rp 23.328.000,00
Piutang dagang Rp 44.976.000,00
Persediaan barang dagangan Rp 99.120.000,00
Asuransi dibayar di muka Rp 3.000.000,00
Perlengkapan toko Rp 2.040.000,00
Peralatan toko Rp 43.440.000,00
Akumulasi penyusutan peralatan toko Rp 10.080.000,00
Utang usaha Rp 30.800.000,00
Modal Nyonya Melani Rp 143.416.000,00
Prive Nyonya Melani Rp 20.000.000,00
Penjualan Rp 585.280.000,00
Retur penjualan dan pengurangan harga Rp 10.880.000,00
Potongan penjualan Rp 4.160.000,00
Pembelian Rp 398.032.000,00
Beban gaji bagian penjualan Rp 59.520.000,00
Beban iklan Rp 14.400.000,00
Beban penjualan rupa-rupa Rp 2.240.000,00
Beban gaji bagian kantor Rp 23.520.000,00
Beban sewa Rp 19.600.000,00
Beban administrasi rupa-rupa Rp 1.320.000,00

Selama Desember 2007 dilakukan transaksi berikut.


Des 1 dibayar sewa untuk Desember Rp1.920.000,00
1 diterima wesel tagih Rp6.000.000,00 dari Per usaha an Sakti untuk
pembayaran utang usahanya
2 dibeli barang dagangan secara kredit dari Perusahaan Setia,

131 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


dengan syarat 2/10, n/30, sebesar Rp20.000.000,00
3 dibayar beban transportasi untuk pembelian tanggal
2 Desember Rp600.000,00
5 dijual barang dagangan secara kredit kepada Per usahaan Antik
dengan syarat 2/10, n/30
7 diterima uang sebesar Rp13.520.000,00 dari Perusahaan Raksa untuk
pembayaran utang usaha
10 dijual barang secara tunai Rp14.640.000,00
12 dibayar barang dagangan yang dibeli tanggal 2 Desember
13 diterima kembali barang dagangan yang dijual pada 5 Desember
sebesar Rp1.200.000,00
14 dibayar beban iklan untuk setengah bulan terakhir Desember
Rp2.000.000,00
15 diterima kas dari penjualan pada 5 Desember
19 dibeli barang dagangan sebesar Rp6.920.000,00 secara tunai
19 dibayar Rp20.760.000,00 kepada Perusahaan Shinta untuk melunasi
utang usaha
20 dijual barang dagangan secara kredit kepada Per usahaan Jaya,
sebesar Rp12.800.000,00 dan syarat pem bayaran 1/10, n/30
21 dibayar beban pengiriman untuk penjualan 20 Desember sebesar
Rp480.000,00
21 diterima kas sebesar Rp24.800.000,00 dari Perusaha an Abadi untuk
pembayaran utang usaha
21 dibeli barang dagangan secara kredit dari Per usahaan Melati
dengan syarat-syarat 1/10, n/30 sebesar Rp10.000.000,00
24 dikembalikan sebuah barang dagangan sebesar Rp2.000.000,00
dari pembelian ba rang tanggal 21 Desember
25 dikembalikan uang tunai atas penjualan tunai sebesar Rp600.000,00
27 dibayar gaji bagian penjualan Rp2.160.000,00 dan gaji bagian
kantor Rp720.000,00
29 dibeli perlengkapan toko secara tunai sebesar Rp280.000,00

132 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


30 dijual barang dagangan secara kredit kepada Perusahaan Genius
dengan syarat 2/10, n/30 Rp34.790.000,00
30 diterima kas penjualan tanggal 20 Desember
30 dibayar pembelian 21 Desember

Data penyesuaian pada 31 Desember, yaitu sebagai berikut.


a. Pendapatan bunga dari wesel tagih yang belum diterima sebesar Rp80.000,00.
b. Persediaan akhir barang dagangan sebesar Rp75.854.000,00.
c. Asuransi yang terpakai sebesar Rp1.000.000,00.
d. Perlengkapan toko yang tersisa sebesar Rp840.000,00.
e. Penyusutan peralatan toko sebesar Rp7.088.000,00.
f. Gaji yang belum dibayar, yaitu gaji bagian penjualan sebesar Rp320.000,00 dan gaji
bagian kantor Rp112.000,00.

Berdasarkan data tersebut, dibuat jurnal khusus dan buku besar seperti berikut.

133 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


PERTEMUAN 9. 10. 11

AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG (PEMBUATAN LAPORAN KEUANGAN)

1. Karakteristik perusahaan manufaktur


Perusahaan manufaktur (manufacturing firm) adalah perusahaan yang
kegiatannya mengolah bahan baku menjadi barang jadi kemudian menjual
barang jadi tersebut. Kegiatan khusus dalam perusahaan manufaktur adalah
pengolahan bahan baku menjadi barang jadi. Kegiatan ini sering disebut proses
produksi. Kegiatan produksi, apabila digambarkan akan nampak seperti di bawah
ini:

Akuntansi Perusahaan Manufaktur


Bidang akuntansi yang menangani masalah produksi disebut akuntansi biaya
(cost accounting). Tujuannya, menetapkan beban pokok produksi barang jadi. Bab
ini akan membahas sesuai ruang lingkup yang telah disebutkan, yakni penetapan
beban pokok produksi. Titik berat pembahasan masih diletakkan pada pengenalan
terhadap proses akuntansi dan laporan khusus untuk perusahaan manufaktur.

Gambar di atas menunjukkan karakteristik khusus perusahaan manufaktur yang


membedakannya dengan jenis perusahaan lain seperti perusahaan dagang atau
perusahaan jasa. Perbedaan tersebut terletak pada persediaan-persediaannya,
biaya pabrikasi (manufacturing costs), biaya produksi dan beban pokok

134 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


produksinya. Kita juga bisa memahami perbedaan dalam komponen perhitungan
beban pokok penjualan pada sebuah perusahaan manufaktur dengan
perusahaan dagang melalui penggambaran di bawah ini.

Komponen penambah dalam beban pokok penjualan untuk perusahaan


dagang diperoleh dari pembelian barang dagangan yang ditambahkan ke
persediaan barang dagangan yang telah dimiliki. Pada perusahaan manufaktur,
komponen penambah persediaan awal barang jadi diperoleh dari harga pokok
pabrikasi/beban pokok produksi yang dibebankan selama proses mengubah
bahan baku menjadi barang jadi berlangsung. Setelah barang yang tersedia untuk
dijual (baik pada perusahan dagang maupun pada perusahaan manufaktur)
dikurangi dengan persediaan akhir, maka didapatlah beban pokok penjualan.
2. Alokasi cost
Dibandingkan dengan perusahaan dagang, masalah khusus dalam akuntansi
perusahaan manufaktur adalah persediaan, biaya pabrikasi (manufacturing costs),
biaya produksi dan beban pokok produksi.
Persediaan (Inventory)

Berdasarkan perusahaan dagang, dalam perusahaan manufaktur biasanya


terdiri dari tiga macam, yakni:
1. Persediaan bahan baku (raw materials inventory)
2. Persediaan barang dalam proses (work in process inventory)
3. Persediaan barang jadi (finished goods inventory)
Persediaan bahan baku melaporkan harga pokok bahan baku yang ada pada
tanggal neraca. Bahan baku adalah barang-barang yang digunakan dalam
proses produksi. Persediaan dalam proses terdiri dari biaya bahan baku dan biaya-
biaya manufaktur lain yang telah terjadi untuk memproduksi barang yang belum

135 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


selesai. Untuk menyelesaikannya masih diperlukan tambahan biaya. Persediaan
barang jadi terdiri dari total biaya pabrik untuk barang-barang yang telah selesai
diproduksi, tetapi belum dijual. Sebuah perusahaan manufaktur dengan demikian
harus menyediakan tiga perkiraan untuk persediaan.
Biaya Manufaktur (Manufacturing Cost)
Biaya-biaya yang terjadi dalam perusahaan manufaktur selama suatu periode
disebut biaya manufaktur (manufacturing cost), atau lebih dikenal dengan biaya
pabrik. Biaya ini digunakan untuk menyelesaikan barang yang masih sebagian
selesai di awal periode, barang-barang yang dimasukkan dalam proses produksi
periode itu dan barang-barang yang baru dapat diselesaikan sebagian di akhir
periode. Pada dasarnya biaya pabrik dapat dikelompokkan menjadi:
a. Biaya bahan baku (raw materials cost) yaitu biaya untuk bahan-bahan yang
dapat dengan mudah dan langsung diidentifikasikan dengan barang jadi. Contoh
bahan baku adalah kayu bagi perusahaan mebel atau tembakau bagi
perusahaan rokok.
b. Biaya tenaga kerja lansung (direct labor cost) adalah biaya untuk tenga kerja
yang menangani secara langsung proses produksi atau yang dapat
diidentifikasikan langsung dengan barang jadi. Contoh buruh langsung adalah
tukang kayu dalam perusahaan mebel atau pelinting rokok dalam perusahaan
rokok (Sigaret Kretek Tangan = SKT).
c. Biaya overhead pabrik (overhead cost) adalah biaya-biaya pabrik selain
bahan baku dan tenga kerja langsung. Biaya ini tidak dapat diidentifikasikan
secara langsung dengan barang yang dihasilkan.
Contoh biaya overhead pabrik adalah:
(1) bahan pembantu (kadangkadang disebut: bahan tidak langsung (indirect
materials) misalnya perlengkapan pabrik (mur, baut dan pelitur dalam perusahaan
mebel);
(2) tenga kerja tidak langsung (indirect labor) yaitu tenaga kerja yang
pekerjaannya tidak dapat diidentifikasikan secara langsung dengan barang yang
dihasilkan, misalnya gaji mandor;
(3) pemeliharaan dan perbaikan (maintenance and repair);
(4) listrik, air telepon dan lainlain.

136 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Biaya Produksi (Production Cost) dan Biaya Periode (Period Cost)
Biaya produksi (production cost) adalah biaya yang dibebankan dalam proses
produksi selama suatu periode. Biaya ini terdiri dari persediaan barang dalam
proses awal ditambah biaya pabrikasi (manufacturing cost), kemudian dikurangi
dengan persediaan barang dalam proses akhir. Biaya pabrikasi adalah semua
biaya yang berhubungan dengan proses produksi. Tiga komponen biaya yang
terdapat dalam biaya produksi adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead. Biaya overhead adalah semua biaya pabrikasi
(semua biaya yang terkait dengan proses produksi) yang bersifat tidak langsung,
termasuk biaya-biaya yang dibebankan pada persediaan dalam proses pada akhir
periode. Biaya overhead ini seringkali tidak dapat diatribusikan/dilekatkan pada
masing-masing unit produk yang dikerjakan secara spesifik. Karena biaya ini
biasanya dinikmati bersama selama proses produksi berlangsung. Dalam situasi
tertentu dapat pula disebut sebagai biaya bersama (common cost). Biaya bahan
baku langsung dan tenaga kerja langsung sering pula disebut sebagai biaya utama
(prime cost), yaitu biaya yang merupakan komponen utama dari produk yang
dibuat dan dapat dengan mudah diatribusikan pada masing-masing unit produk
yang dikerjakan atau dibuat. Biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
sering pula disebut sebagai biaya konversi (conversion cost), yaitu biaya yang
dikeluarkan atau terjadi sehingga bahan baku dapat diubah menjadi produk jadi.
Kelompok biaya lain selain biaya produksi adalah biaya periode (period cost),
yaitu biaya nonpabrikasi yang dikeluarkan atau terjadi selama periode berjalan
dalam rangka operasional perusahaan. Biaya ini dapat dibagi menjadi dua
kelompok, yakni beban penjualan atau pemasaran dan beban-beban
administratif. Klasifikasi biaya yang berbeda-beda ini dilakukan agar dapat
mengukur kinerja atau prestasi masing-masing bagian secara lebih fair. Kata lainnya
adalah, alokasi yang tepat akan dapat meningkatkan pertanggungjawaban
masingmasing bagian. Sehingga sebuah beban, bisa jadi teralokasikan ke dalam
pos-pos yang berbeda walaupun jenisnya sama. Beban depresiasi komputer,
misalnya, bisa jadi merupakan kelompok biaya overhead, jika komputer tersebut
berada di atau dipergunakan untuk kegiatan oleh departemen produksi. Mungkin
juga merupakan beban pemasaran/penjualan jika komputer tersebut

137 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


dimanfaatkan oleh bagian tersebut. Atau boleh jadi pula beban depresiasi
komputer tersebut merupakan kelompok beban adminstratif jika komputernya
digunakan oleh bagian kantor atau administrasi. Oleh karena itulah kita harus
dapat mengklasifikasikan setiap beban ke dalam kelompok biaya yang tepat
karena berdasarkan laporan tersebut kinerja suatu bagian/seseorang akan diukur.

Beban pokok produksi (Cost of Goods Manufactured)


Biaya barang yang telah diselesaikan selama suatu periode disebut beban
pokok produksi barang selesai (cost of goods manufactured) atau disingkat
dengan beban pokok produksi. Harga pokok ini terdiri dari biaya pabrik ditambah
persediaan dalam proses awal periode dikurangi persediaan dalam proses akhir
periode. Beban pokok produksi selama suatu periode dilaporkan dalam laporan
harga produksi (cost of goods manufactured statement). Laporan ini merupakan
bagian dari beban pokok penjualan (cost of goods sold).

Akuntansi Perusahaan Manufaktur


Seperti telah dijelaskan, siklus akuntansi meliputi tahap pencatatan dan tahap
pengikhtisaran yang terdiri dari:
Tahap pencatatan
1. Pembuatan atau penerimaan bukti transaksi
2. Pencatatan dalam jurnal
3. Pemindahanbukuan ( posting ) ke buku besar
Tahap pengikhtisaran
4. Pembuatan neraca saldo
5. Pembuatan neraca lajur dan jurnal penyelesaian
6. Penyusunan laporan keuangan
7. Pembuatan jurnal penutup
8. Pembuatan neraca saldo penutup
9. Pembuatan jurnal balik

138 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Bab ini tidak akan membahas tahap demi tahap siklus tersebut.
Pembahasan perusahaan manufaktur di sini lebih pada menguraikan tahap-
tahap tersebut secara garis besar saja. Penekanan diberikan pada proses akuntansi
untuk masing-masing akun/rekening/perkiraan perusahaan manufaktur (ketiga
istilah ini dipakai seluruhnya, secara bergantian, sepanjang pembahasan dalam
buku ini untuk menunjukkan bahwa ketiganya merupakan istilah yang lazim dipakai
sehari-hari dalam praktik pada DU/DI). Namun demikian, tetap diharapkan bahwa
pemaparan berikut ini telah mencakup semua pemahaman minimal yang
diperlukan untuk dapat menjalankan proses akuntansi pada sebuah perusahaan
manufaktur.

Bahan Baku (Raw Materials)


Pembelian bahan baku, seperti halnya perusahaan dagang, dicatat dalam
buku pembelian (untuk pembelian kredit) dan buku pengeluaran kas (untuk
pembelian tunai). Pembayaran hutang yang bersangkutan dicatat dalam buku
pengeluaran kas. Di buku besar, pembelian bahan baku dicatat dalam rekening
pembelian dan rekening-rekening lain yang berhubungan, misalnya potongan
pembelian serta pembelian retur dan pengurangan harga. Pengeluaran bahan
baku dari gudang untuk produksi tidak dicatat.
Jadi, seperti dalam perusahaan dagang, perkiraan persediaan bahan baku
hanya digunakan untuk menampung ayat jurnal penyesuaian pada akhir periode.
Jurnal penyesuaian dibuat untuk nilai persediaan yang ada di awal dan akhir
periode. Sementara itu, nilai persediaan ditentukan dengan mengadakan
penghitungan fisik. Jurnal penyesuaian untuk persediaan (awal dan akhir) dilakukan
terhadap rekening Ikhtisar Beban pokok produksi.

Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor)


Pembayaran gaji kepada tenaga kerja langsung dicatat dalam buku
pengeluaran kas. Dalam buku perlu disediakan perkiraan tersendiri untuk biaya
buruh langsung. Pada akhir periode dibuatkan jurnal penyesuaian untuk upah yang
masih belum saatnya dibayar. Pembebanan biaya buruh langsung dilakukan
dengan mambuat jurnal penutup ke rekening Ikhtisar Beban pokok produksi.

139 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Biaya Overhead Pabrik (Overhead)
Biaya ini terdiri dari berbagai jenis, misalnya: bahan pembantu, tenga keja tidak
langsung, gaji, listrik, telepon, perlengkapan pabrik, pemeliharaan dan perbaikan,
asuransi, penyusutan bangunan pabrik, penyusutan mesin-mesin pabrik,
penyusutan kendaraan pabrik, penyusutan peralatan pabrik dan lain-lain. Untuk
tiap-tiap jenis biaya dapat dibuatkan rekening tersendiri di buku besar. Atau, kalau
ingin lebih sederhana, dalam buku besar hanya disediakan satu rekening saja yaitu
biaya overhead pabrik sebagai rekening induk (sesungguhnya). Rincian biaya
overhead pabrik ke dalam tiap-tiap jenis biaya dicatat dalam buku tambahan.
Pembelian biaya overhead pabrik, misalnya pembelian bahan pembantu, dicatat
dalam buku pembelian. Pembayarannya, dicatat dalam buku pengeluaran kas.
Pembebanan biaya overhead pabrik ke dalam produksi dilakukan dengan
membuat jurnal penutup atas rekening yang bersangkutan. Rekening lawanya
adalah Ikhtisar Beban pokok produksi.

Persediaan dalam Proses ( Work in Process Inventory )


Proses produksi adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus. Sementara
itu, akuntansi harus melaporkan informasi keuangan secara berkala. Akibatnya,
pada saat laporan keuangan harus dibuat, terdapat kemungkinan adanya
sebagian barang yang belum selesai diproses. Walaupun demikian, biaya yang
telah terjadi untuk barang itu, tetap harus dilaporkan. Inilah yang dicantumkan
sebagai persediaan dalam proses. Untuk memperoleh beban pokok produksi
barang yang telah selesai, biaya pabrik ditambah dengan nilai persediaan dalam
proses di awal periode dan dikurangi dengan nilai persediaan dalam proses di akhir
periode.
Pesediaan dalam proses, baik di awal maupun akhir periode diperoleh dengan
jalan melakukan penghitungan phisik. Untuk sementara, jangan diperhatikan
dahulu bagaimana menghitung nilai persediaan dalam proses. Yang perlu
diketahui adalah bahwa nila ini terdiri dari biaya bahan baku, buruh langsung dan
biaya pabrikase yang telah terjadi sampai dengan saat dilaporkan. Untuk
mencatat nilai persediaan dalam proses, dibuatkan rekening yang diberi nama:

140 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


“Persediaan dalam Proses”. Pada akhir periode dibuat jurnal penyesuaian untuk
menghilangkan persediaan dalam proses awal dan membebankannya ke proses
produksi. Sementara itu, jurnal penyesuaian lain untuk menimbulkan persediaan
dalam proses yang ada pada akhir periode. Rekening lawan yang digunakan
dalam jurnal penyesuaian tersebut adalah Ikhtisar Beban pokok produksi.
Di bawah ini (pada halaman berikut) diberikan ilustrasi tentang alur
pembebanan biaya ke dalam proses produksi hingga pengakuan beban pokok
penjualan. Alur ini digambarkan dalam bentuk hubungan di antara buku besar
perkiraan-perkiraan yang terkait dengan proses produksi dalam sebuah
perusahaan manufaktur. Kita dapat melihat di situ, apa saja perkiraan yang terkait
dan harus dibuatkan jurnalnya selama proses produksi berlangsung, dan kapan
masing-masing perkiraan tersebut harus didebitkan atau dikreditkan. Tentu saja,
ilustrasi tersebut menggambarkan pencatatan yang harus dibuat ketika
perusahaan menerapkan metode perpetual untuk persediaannya.

3. Siklus akuntansi perusahaan manufaktur


Alur siklus akuntansi merupakan beberapa tahapan bagi seorang akuntan untuk
menghasilkan laporan keuangan bagi suatu perusahaan pada periode tertentu. Pada
intinya, siklus akuntansi manufaktur hampir sama dengan siklus akuntansi non
manufaktur. Hanya saja, tahapan di dalam siklus akuntansi manufaktur ini cenderung
lebih kompleks daripada siklus akuntansi yang lain. Hal ini dikarenakan dalam
perusahaan manufaktur terdapat banyak sekali jenis usaha yang menimbulkan
berbagai macam pencatatan dan pelaporan.

Beberapa Tahapan dalam Siklus Akuntansi Manufaktur

Secara garis besar, siklus akuntansi, termasuk siklus akuntansi manufaktur, dimulai
dari proses pencatatan transaksi-transaksi ke dalam jurnal, pemindahan atau
posting menuju buku besar, kemudian melalui neraca lajur dibuatlah laporan
keuangan dan laporan lain yang dibutuhkan.

141 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Dalam menjalankan aktivitas-aktivitas seluruh proses manufakturing diatas, akuntan
haruslah berpedoman kepada prinsip atau kaidah akuntansi yang tercantum
dalam Penjelasan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang dikeluarkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
Untuk mengetahui tahapan-tahapan dalam siklus akuntansi manufakturing adalah
sebagai berikut :
1. Pencatatan Transaksi Ke Dalam Jurnal
Transaksi merupakan peristiwa yang menyebabkan perpindahan uang atau
barang dari pihak yang satu ke pihak yang lainnya. Transaksi yang terjadi antara
perusahaan dengan karyawannya dapat berupa perpindahan uang kas untuk gaji
atau upah karyawan. Sedangkan transaksi antara perusahaan dengan pemasok
misalnya adalah perusahaan membayar rekening atas pembelian bahan baku dari
pemasok.

Dan masih banyak lagi transaksi yang dilakukan perusahaan dengan pihak-pihak
lain. Dan karena perusahaan manufaktur biasanya berhubungan dengan lebih
banyak pihak, maka hal ini juga yang dapat menjadikan transaksi dalam siklus
akuntansi manufatur terasa lebih rumit.

Sumber dan penggunaan uang atau barang dari transaksi-transaksi tersebut


kemudian dicatat ke dalam jurnal. Jurnal itu sendri dapat dikatakan sebagai
catatan kronologis dari transaksi yang dilakukan perusahaan.

Dalam proses menjurnal, akuntan harus mengikuti aturan pencatatan dobel atau
rule of double entry. Aturan pencatatan dobel ini mengharuskan seorang akuntan
untuk mencatat setiap transaksi paling sedikit pada dua akun, yaitu di sisi debit dan
sisi kredit.

Transaksi yang telah dilakukan juga sebaiknya disertai dengan dokumen


pendukung sebagai bukti telah terjadinya transaksi tersebut. Semisal faktur, nota,
cek, dan lain sebagainya.

142 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


2. Pemindahan atau Memposting Menuju ke Buku Besar
Istilah posting digunakan untuk menunjukkan pemindahan nilai-nilai dalam jurnal
menuju rekeining-rekening yang sesuai di buku besar. Jadi, buku besar atau general
ledger merupakan kumpulan dari catatan rekening-rekening yang digunakan
dalam satu rangkaian usaha atau aktivitas bisnis.
Setiap rekening dalam buku besar ini dapat diibaratkan seperti keranjang khusus
yang menampung catatan transaksi yang sejenis. Sehingga, rekening-rekening
yang terdapat dalam buku besar inilah yang akan keluar dalam neraca ataupun
laporan laba rugi.
Diantara rekening-rekening tersebut adalah kas, kas di bank, tanah, utang investasi,
persediaan, pendapatan, modal sendiri, laba ditahan, dan masih banyak lagi.
Idealnya, pemindahan atau posting dilakukan segera setelah jurnal ditutup setiap
harinya. Namun pada prakteknya, ada pula yang melakukan posting setiap
minggu atau bulanan bergantung dari kebijiakan masing-masing perusahaan
manufaktur.
Sebagai tambahan, posting dari jurnal ke buku besar tidak hanya memindahkan
angka-angkanya saja, namun juga termasuk tanggal dan referensi posting.
Informasi ini dapat bermanfaat bagi akuntan ketika suatu saat nanti ia akan
menelusuri data.

3. Penyusunan Neraca Lajur


Neraca lajur berfungsi untuk membantu akuntan dalam mengorganisasi data
akuntansi serta menghitung laba rugi perusahaan. Selain itu, neraca lajur juga
bermanfaat dalam pembuatan laporan keuangan, pencatatan jurnal
penyesuaian, dan pencatatan jurnal penutup.
Apabila perusahaan mendapatkan laba, maka kolom laba rugi dalam neraca lajur
akan menunjukkan bahwa total kredit lebih besar dibandingkan dengan total
debit. Selain itu, dalam kolom neraca, total debitlah yang lebih besar daripada
total kredit. Dan juga sebaliknya apabila perusahaan menderita rugi.
Sedangkan jika perusahaan tidak mendapatkan laba sekaligus tidak menderita
rugi, maka total debitnya sama dengan total kredit, baik di kolom laba rugi maupun
kolom neraca.

143 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


4. Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang utama adalah neraca, laporan laba rugi, dan laporan
perubahan modal. Namun dalam siklus akuntansi manufaktur, laporan yang
dihasilkan dapat disertai dengan laporan manufaktur, harga pokok barang yang
dijual, daftar pendapatan, dan lain sebagainya.

4. Menyusun Laporan Keuangan Manufaktur


Secara umum laporan keuangan dapat didefinisikan sebagai suatu penyajian
yang bersifat terstruktur dari posisi keuangan suatu perusahaan atau organisasi
ekonomi yang menggambarkan kinerja suatu perusahaan dalam periode tertentu.
Menurut Mamduh M. Hanafidan Abdul Halim yang tertulid dalam buku Analisis
Laporan Keuangan. Laporan Keuangan didefinisika sebagai laporan yang
diharapkan bisa member informasi mengenai perusahaan, dan digabungkan
dengan informasi yang lain, seperti industry, kondisi ekonomi, bisa memberikan
gambaran yang lebih baik mengenai prospek dan risiko perusahaan. Sedangkan
dalam Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Laporan Keuangan didefinisikan
sebagai “Laporan yang menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan
peristiwa lain yang diklasifisikan dalam beberapa kelompok besar menurut
karakteristik ekonominya”. (IAI, 2002 : par 47)
Berdasarkan beberapa pengertian tentang laporan keuangan diatas dapat
diambil beberapa poin-poin yang dapat dipahami adalah sebagai berikut :
a. Laporan Keuangan adalah produk akuntansi yang penting dan dapat
digunakan untuk membuat keputusan-keputusan ekonomi bagi pihak internal
misalnya manajer maupun pihak eksternal perusahaan misalnya para investor.
b. Laporan Keuangan adalah gambaran atau lukisan perusahaan yaitu dapat
menggambarkan kinerja keuangan maupun kinerja manajemen perusahaan,
apakah dalam kondisi yang baik atau tidak.
c. Laporan Keuangan adalah rangkaian dari berbagai aktivitas ekonomi
perusahaanyang diklasifikasikan, pada periode tertentu
d. Laporan Keuangan adalah ringkasan dari suatu proses transaksi-transaksi
keuangan yang terjadi selama periode yang bersangkutan.

144 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Macam-macam laporan keuangan dalam perusahaan manufaktur secara
umum meliputi, laporan harga pokok produksi merupakan laporan keuangan yang
menginformasikan segala biaya produksi yang terkandung pada produk-produk
yang terjual selama priode tertentu, laporan laba rugi merupakan laporan
keuangan yang menggambarkan jumlah penghasilan, beban yang terjadi dan
laba yang dicapai perusahaan dalam periode tertentu atau rugi yang diderita
perusahaan dalam periode tertentu, laporan keuangan neraca merupakan
laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada
suatu tanggal tertentu. Laporan Perusahaan Modal merupakan laporan keuangan
yang menjelaskan perubahan posisi modal suatu perusahaan dalam periode
tertentu baik modal dalam bentuk modal saham apabila perusahaan berbentuk
Perseroan Terbatas atau Modal pemilik apabila perusahaan berbentuk perusahaan
perseorangan, firma, dan CV.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, didalam perusahaan
manufaktur atau industry terdapat empat jenis laporan keuangan yang utama
yaitu Laporan Harga Pokok Produksi (Cost Of Goods Sold), laporan Laba/Rugi
(Income Statement), Laporan Perubahan Modal (Capital Statement) dan neraca
(Balance Sheet). Secara lebih detail macam-macam laporan keuangan dalam
perusahaan manufaktur dapat diuraikan berikut ini :
a. Laporan Keuangan Harga Pokok Produksi
Laporan Keuangan yang menggambarkan rekapitulasi biaya-biaya
produksi yang terkandung pada produk-produk yang terjual selama periode
tertentu (biasanya selama satu tahun anggaran atau satu periode akuntansi).
Harga Pokok Produksi terdiri dari lima bagian utama, yaitu :
 Biaya bahan baku langsung
 Biaya tenaga kerja langsung
 Biaya over head pabrik (BOP)
 Biaya produk setengah jadi/produk dalam proses
 Biaya produk jadi
Bentuk Laporan Keuangan Harga Pokok Produksi :

145 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


b. Laporan Keuangan Laba-Rugi
Laporan laba rugi menggambarkan hasil yang diperoleh atau diterima
oleh perusahaan selama satu periode tertentu, serta biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut. Hasil dikurangi biaya-biaya
merupakan laba atau rugi. Kalau hasil lebih besar dari biaya berarti laba,
sebaliknya kalau hasil lebih kecil dari biaya-biaya berarti rugi.

146 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Bentuk Laporan Keuangan Laba-Rugi :

c. Laporan Keuangan Neraca


Neraca adalah laporan yang meringkas posisi keuangan suatu
perusahaan pada periode tertentu. Dalam laporan keuangan neraca
terdapat dua bagian penting yaitu bagian aktiva dan bagian pasiva, aktiva
ini merupakan kekayaan yang dimiliki perusahaan atau organisasi ekonomi
sedangkan pasiva merupakan sumber kekayaan perusahaan atau dengan
kata lain aktiva berasal dari pasiva atau pasiva merupakan sumber aktiva.
Bagian aktiva atau kekayaan yang dimiliki perusahaan dapat berbentuk

147 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


aktiva lancer, aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud. Aktiva lancer contohnya
kas, piutang dan sebagainya, aktiva tetap contohnya tanah, mesin, gedung
dan sebagainya, serta aktiva tak berwujud contohnya hak paten, goodwill
dan sebagainya. Sedangkan bagian pasiva terdiri dari kewajiban atau hutang
perusahaan dan modal perusahaan.
Bentuk Laporan Keuangan Neraca :

d. Laporan Keuangan Perubahan Ekuitas


Laporan perubahan modal atau laporan perubahan ekuitas merupakan
suatu daftar yang dicatat secara sistematis, yang menjelaskan perubahan
modal setelah perusahaan melakukan kegiatanya selama periode tertentu.
Modal akan bertambah jika laba bersih lebih besar dari pada pengambilan

148 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


privedan modal akan berkurang jika laba bersih lebih kecil dari pada
pengambilan prive. Laporan perubahan modal dalam badan usaha yang
berbentuk perseroan terbatas biasa disebut laporan laba ditahan hal ini.
Bentuk Laporan Keuangan Perubahan Ekuitas :

5. Akuntansi biaya berdasarkan pesanan


Perhitungan Biaya berdasarkan pesanan: Suatu sistem akuntansi yang
menelusuri biaya pada unit individual atau pekerjaan, kontrak, tumpukan atau
pesanan pelanggan yang spesifik.

Karakteristik Biaya Pesanan


a. Sifat proses produksi yang dilakukan terputus-putus, dan tergantung pada
pesanan yang diterima.
b. Spesifikasi dan bentuk produk tergantung pada pemesan.
c. Pencatatan biaya produksi masing-masing pesanan dilakukan pada kartu biaya
pesanan secara terperinci untuk masing-masing pesanan.
d. Total biaya produksi untuk setiap elemen biaya dikalkulasi setelah pesanan
selesai.
e. Biaya per-unit dihitung, dengan membagi total biaya produksi yang terdiri dari:
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead dibebankan
dengan total unit yang dipesan.
f. Akumulasi biaya pada umumnya menggunakan biaya normal.

149 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


g. Produk yang sudah selesai dapat disimpan di gudang atau langsung diserahkan
pada pemesan.
Penentuan biaya berdasarkan pesanan mengakumulasi biaya bahan baku
langsung, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik yang dibebankan
ke setiap pesanan. Dalam penentuan biaya berdasarkan pesanan ini dapat
ditinjau dari tiga elemen biaya bagian yang saling berhubungan yaitu:
a. Akuntansi bahan baku memelihara catatan persediaan bahan baku langsung
membebankan bahan baku langsung ke pesanan dan membebankan bahan
baku tak langsung ke biaya overhead pabrik.
b. Akuntansi tenaga kerja langsung memelihara akun yang berhubungan dengan
beban gaji dan membebankan biaya tenaga kerja langsung ke pesanan dan
membebankan biaya tenaga kerja tak langsung ke biaya overhead.
c. Akuntansi biaya overhead pabrik mengakumulasi biaya overhead pabrik,
memelihara catatan terinci dari overhead yang telah dikeluarkan dan
membebankan sebagian dari biaya overhead ke setiap pesanan.
Manfaat Perhitungan Biaya Pesanan
Untuk penetapan harga jual dan pengendalian biaya. Umumnya calon
pelanggan selalu meminta estimasi biaya telebih dahulu sebelum memesan dan
seringkali mereka memesan atau memberi pekerjaan akan membandingkannya
dulu dengan pesaing.
Perhitungan Biaya Normal
Sistem akuntansi dimana bahan baku dan tenaga kerja langsung dibebankan
pada obyek biaya berdasarkan biaya aktual dan biaya overhead pabrik
dibebankan berdasarkan tarif ditentukan dimuka.
Tarif ditentukan dimuka :
Suatu Jumlah yang diperoleh dengan membagi total biaya overhead pabrik
yang diestimasi untuk periode mendatang dengan total dasar alokasi biaya
overhead pabrik yang diestimasi untuk periode mendatang.
atau
Estimasi BOP = Total BOP/Dasar alokasi

150 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Tarif biaya overhead pabrik yang ditentukan dimuka "menormalkan"
penerapan overhead pabrik ke pesanan, karena itu biaya produk yang dihasilkan
disebut biaya normal dan metode akuntansi disebut dengan perhitungan biaya
normal.
Kartu Biaya Pesanan
Dokumen sumber untuk memasukkan biaya dalam kalkulasi biaya pesanan.
Catatan ini disebut juga sebagai lembar biaya pekerjaan, arsip biaya pekerjaan
atau kartu biaya pekerjaan. Dokumen ini merupakan dokumen dasar dalam
perhitungan biaya pesanan dengan mengakumulasi biaya untuk setiap pesanan.
Karena biaya diakumulasi setiap pekerjaan, batch atau lot maka dalam dokumen
ini memperlihatkan bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung serta biaya
overhead pabrik yang dibebankan untuk suatu pesanan. File kartu biaya pesanan
yang belum selesai dapat berfungsi sebagai buku besar tambahan untuk
persediaan produk dalam proses.
Contoh Kartu Biaya Pesanan

151 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


Jurnal Perhitungan Biaya Pesanan
 Prosedur pencatatan pembelian bahan baku, jurnalnya:
Persediaan Bahan Baku xxx
Utang Dagang/Kas xxx
 Prosedur pencatatan pemakaian bahan baku, menggunakan metode mutasi
persediaan (perpetual). Dalam setiap pemakaian bahan baku harus diketahui
pesanan mana yang memerlukannya.
Jurnalnya:
Produk Dalam Proses xxx
Bahan Baku xxx
Pengendali Overhead Pabrik xxx
Bahan Baku xxx
 Pencatatan Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL)
Beban gaji xxx
Beban Gaji yang harus dibayar xxx
Diperlukan pengumpulan dua macam jam kerja, yaitu:
a. Jam kerja total selama periode kerja tertentu.
b. Jam kerja yang digunakan untuk mengerjakan setiap pesanan.
Perusahaan harus menyelenggarakan kartu hadir masing-masing karyawan,
untuk mengumpulkan informasi jam kerja total selama periode kerja tertentu, untuk
pembuatan Daftar Upah. Disamping itu, perusahaan harus mencatat penggunaan
jam kerja masing2 karyawan untuk mengerjakan pesanan. (Masing-masing
karyawan dibuatkan Kartu Jam Kerja/Job Time Ticket)

 Jurnal untuk pembagian upah:


Produk Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Langsung xxx
Gaji dan Upah xxx
Pengendali Overhead Pabrik xxx
Beban Gaji xxx

 Pencatatan Biaya Overhead Pabrik (BOP)


BOP dikelompokkan menjadi bbrp golongan, yi:

152 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


a. Biaya Bahan Penolong
b. Biaya reparasi dan pemeliharaan, berupa pemakaian persediaan
spareparts dan persediaan supplies pabrik
c. Biaya tenaga kerja tak langsung
d. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap (contoh:
biaya penyusutan aktiva tetap)
e. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu (contoh: terpakainya
asuransi dibayar di muka)
f. Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran
tunai (contoh: biaya reparasi mesain pabrik, biaya listrik)

BOP dalam metode harga pokok pesanan harus dibebankan kepada setiap
pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan di muka.
Tarif BOP ditentukan pada awal tahun/periode dengan cara sbb:
Tarif BOP = Taksiran jumlah BOP selama 1 periode
Jumlah Dasar pembebanan*
Dasar Pembebanan BOP: Satuan produk, Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga
Kerja Langsung, Jam Tenaga Kerja Langsung, Jam Mesin
BOP yang sesungguhnya terjadi dikumpulkan selama satu tahun yang sama,
kemudian pada akhir tahun dibandingkan dengan yang dibebankan kepada
produk atas dasar tarif

 Pencatatan BOP yang Dibebankan kepada produk:


Produk Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik xxx
Biaya Overhead Pabrik Dibebankan xxx
Jurnal penutupan rekening Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan
(untuk mempertemukan BOP Dibebankan dengan BOP Sesungguhnya)

 Biaya Overhead Pabrik Dibebankan xxx


Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xxx

153 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


 Pencatatan BOP yang Sesungguhnya:
Misal:
1. Pemakaian Bahan Penolong:
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xxx
Persediaan Bahan Penolong xxx

2. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja Tak langsung:


Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xxx
Gaji dan Upah xxx

Pencatatan Produk Selesai


Biaya produksi yang telah dikumpulkan dalam Kartu Harga Pokok dijumlah dan
dikeluarkan dari rekening Barang Dalam Proses dengan jurnal sbb:

Persediaan Produk Jadi xxx


Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku xxx
Produk Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Langsung xxx
Barang Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik xxx

Harga Pokok Produk jadi dicatat dalam Kartu Persediaan (Finish Goods Ledger
Card) dan Kartu Harga Pokok Pesanan tersebut dipindahkan ke dalam arsip Kartu
Harga Pokok Pesanan yang telah selesai.

Kerugian Dalam Proses Produksi


1. Sisa Bahan
Dalam proses pabrikasi sisa bahan dapat berasal dari:
 Pengolahan kurang baik
 Suku cadang rusak atau cacat yang tidak bisa diretur
 Stock bahan terlalu lama
 Penghentian proyek-proyek percobaan
 Mesin-mesi pengolahan sudah tua

154 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701


2. Produk Rusak
Produk yang dihasilkan dalam proses produksi, dimana produk yang
dihasilkan tersebut tidak sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan tetapi
secara ekonomis produk tersebut dapat diperbaiki dengan mengeluarkan
biaya tertentu, dimana biaya yang dikeluarkan cenderung lebih besar dari
nilai jual setelah produk diperbaiki. Produk rusak diketahui setelah proses
produksi selesai.

3. Produk Cacat
Produk yang dihasilkan dalam proses produksi dimana produk yang
dihasilkan tidak sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan tetapi secara
ekonomis produk tersebut dapat diperbaiki dengan mengeluarkan biaya
tertentu dimana biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki lebih rendah dari
nilai jual setelah produk tersebut diperbaiki.

6. Akuntansi biaya berdasarkan proses

155 Pengantar Akuntansi II / Justita Dura, SE., M.Ak / 0703038701

Anda mungkin juga menyukai