Anda di halaman 1dari 17

KISI – KISI UJIAN MADRASAH EKONOMI LM 2017

1. Karakteristik perusahaan dagang


Perusahaan dagang adalah perusahaan yang bergerak dibidang membeli barang dagangan/jadi
dan menjualnya kembali tanpa merubah bentuk dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan (laba).
Sedangkan barang dagangan (merchandise inventory) adalah barang yang dibeli perusahaan untuk
dijual kembali. Jadi, kegiatan utama perusahaan dagang adalah membeli dan menjual barang
dagangan tanpa merubah barang. Ciri ciri perusahaan dagang dapat dilihat dari dua hal yaitu usaha
yang dilakukan dan kegiatan akuntansinya.
a. Usaha yang dilakukan
Perusahaan Dagang adalah membeli barang dagang dan menjualnya tanpa mengadakan
perubahan (pengolahan) terlebih dahulu. Contoh Perusahaan Dagang yang cukup dikenal adalah
PT Matahari Putra Prima, pemilik rantai toko Matahari.
b. Kegiatan akuntansi
Menggunakan Akun Persediaan Barang Dagang. Ada penghitungan harga pokok penjualan.
Laporan laba-rugi dapat menggunakan bentuk single step (langsung) dan multiple step
(bertahap).
2. Syarat Penyerahan Barang
Ada dua syarat yang dilakukan penjual untuk menyerahkan barang kepada pembeli, yaitu:
a. FOB Shipping Point (franco gudang penjual), artinya beban angkut barang sejak dari gudang
penjual sampai dengan gudang pembeli menjadi tanggung jawab pembeli. Sehingga syarat ini
akan menimbulkan beban angkut pembelian artinya beban angkut yang timbul akibat pembelian
barang dagangan dari penjual.
b. FOB Distinationt Point (franco gudang pembeli), artinya beban angkut barang sejak dari
gudang penjual sampai dengan gudang pembeli menjadi tanggung jawab penjual. Sehingga syarat
ini akan menimbulkan beban angkut penjualan artinya beban angkut yang timbul akibat penjualan
barang dagangan kepada pembeli.
3. Aturan pembayaran dalam perusahaan dagang
a. Tunai atau kontan, artinya pembayaran dilakukan saat terjadi transaksi, baik secara langsung
(dengan uang tunai) maupun pembayaran dengan cek atau giro bilyet.
b. n/30 (n adalah singkatan dari netto), artinya pembayaran dilakukan paling lambat 30 hari setelah
terjadinya transaksi.
c. n/EOM (End of Month), artinya pembayaran dilakukan paling lambat akhir bulan.
d. n/10 EOM, artinya pembayaran dilakukan paling lambat 10 hari setelah akhir bulan.
e. 2/10, n/30, artinya bila pembayaran dilakukan dalam waktu kurang atau sama dengan 10 hari
setelah tanggal transaksi, terdapat potongan 2%, jangka waktu kredit 30 hari.
4. Transaksi Perusahaan Dagang
Beberapa transaksi transaksi yang hanya terjadi di perusahaan dagang yaitu :
 Membeli barang dagang secara kredit.
 Membeli barang dagang secara tunai.
 Mengembalikan barang dagang.
 Menerima potongan pembelian.
 Membayar atau menerima penghitungan biaya angkut pembelian.
 Menjual barang dagang secara kredit.
 Menjual barang dagang secara tunai.
 Menerima kembali barang dagang yang telah dijual.
 Memberi potongan penjualan
5. Akun akun Perusahaan Dagang
Dalam perusahaan dagang, akun-akun yang biasanya dijumpai antara lain :
a. Akun Pembelian adalah akun yang digunakan untuk membeli barang dagangan baik secara tunai
maupun secara kredit.
b. Akun Penjualan adalah akun yang digunakan untuk menjual barang dagangan baik secara tunai
maupun secara kredit.
c. Akun Retur pembelian dan pengurangan harga adalah akun untuk mengembalikan sebagian
barang yang telah dibeli kepada penjual karena rusak atau tidak sesuai dengan pesanan.
d. Akun Retur penjualan dan pengurangan harga adalah akun untuk menerima kembali sebagian
barang yang telah dijual dari pembeli karena rusak atau tidak sesuai dengan pesanan.
e. Akun Utang dagang adalah akun untuk mencatat timbulnya utang dagang dan pelunasan
kewajiban atas pembelian secara kredit.
f. Akun Piutang dagang adalah akun untuk mencatat timbulnya piutang dagang dan penerimaan
pelunasan piutang atas penjualan secara kredit.
g. Akun Potongan pembelian adalah akun untuk mencatat potongan yang diterima pembeli karena
melunasi utang dalam masa potongan.
h. Akun Potongan penjualan adalah akun untuk mencatat potongan yang diberikan oleh penjual
karena menerima pelunasan piutang dalam masa potongan
i. Akun Beban angkut pembelian adalah akun untuk mencatat timbulnya beban angkut yang
ditanggung pembeli.
j. Akun Beban angkut penjualan adalah akun untuk mencatat beban angkut untuk mengirim barang
yang ditanggung oleh penjual.
k. Harga pokok penjualan (HPP)

Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang


1. Tahap Pencatatan c. Pembuatan neraca lajur/kertas kerja
a. Pembuatan atau penerimaan bukti 3. Tahap Pelaporan
transaksi a. Penghitungan harga pokok penjualan
b. Pencatatan dalam jurnal b. Pembuatan laporan keuangan
c. Pemindahbukuan ke buku besar c. Pembuatan jurnal pembalik
2. Tahap Pengikhtisaran d. Pembuatan jurnal penutup
a. Pembuatan neraca saldo e. Pembuatan neraca saldo setelah penutup.
b. Pembuatan jurnal penyesuaian

6. Tahap Pencatatan
a. Bukti Transaksi
Setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan harus ada buktinya. Dalam melakukan transaksi jual
beli, sebuah perusahaan dagang akan membuat atau memperoleh bukti transaksi.
1) Faktur
Bagi penjual, faktur akan menjadi bukti penjualan yang disebut faktur penjualan. Sedangkan
bagi pembeli, faktur menjadi bukti pembelian (faktur pembelian). Jumlah yang dicatat oleh pembeli
maupun penjual adalah jumlah akhir faktur.
2) Nota Kredit
Kadang-kadang barang yang diperjualbelikan harus dikembalikan dengan alasan karena rusak,
tidak sesuai dengan yang dipesan, dan lain-lain. Oleh karena itu penjual akan membuat suatu bukti
transaksi yang merupakan kebalikan dari faktur penjualan, yaitu nota kredit. Bagi penjual, nota
kredit akan menjadi bukti penerimaan kembali (retur penjualan). Sedangkan bagi pembeli, nota
kredit akan menjadi bukti penerimaan kembali (retur pembelian).
3) Kuitansi
Setiap pengeluaran oleh perusahaan perlu dibuatkan kuitansi yang ditandatangani oleh si
penerima pembayaran. Bagian perusahaan, kuitansi ini akan menjadi bukti pembayaran
(pengeluaran uang). Sedangkan bagi penerima, kuitansi ini akan menjadi bukti penerimaan uang.

b. Pencatatan Transaksi dalam Jurnal Umum


Tidak jauh berbeda dengan akuntansi perusahaan jasa. Perbedaannya terletak pada kegiatan (proses
akuntansi) yang dilakukan kedua perusahaan tersebut. Dalam perusahaan dagang terdapat akun
barang dagang dan akun-akun lain yang berhubungan dengan barang dagang. Untuk menunjukkan
bahwa tidak ada perbedaan yang bersifat prinsip antara proses pencatatan (jurnal) transaksi pada
perusahaan jasa dengan perusahaan dagang.
Akun retur pembelian dibuat untuk mencatat pengembalian barang yang dibeli dari pemasok atau
suplier. Akun retur penjualan dibuat untuk mencatat pengembalian barang yang dijual
kepada langganan atau nilai barang yang dikembalikan oleh langganan kepada perusahaan.
Tanggal No. bukti Keterangan Ref Debet Kredit

c. Jurnal Khusus
1) Pengertian Jurnal Khusus
Setiap terjadi transaksi maka harus dicatat dalam jurnal umum dan diposting ke buku besar. Hal
tersebut akan mudah dilakukan bila transaksi yang terjadi jumlahnya sedikit. Namun apabila jumlah
transaksinya banyak, penggunaan jurnal umum menjadi tidak efisien. Untuk mengatasi hal tersebut
maka digunakan jurnal khusus (buku harian khusus). Penggunaan jurnal khusus dapat menghemat
waktu, tenaga, dan biaya. Berikut ini beberapa manfaat jurnal khusus.
a) Memudahkan pemindahbukuan ke buku besar
Pada jurnal khusus disediakan kolom-kolom khusus untuk beberapa jenis transaksi tertentu. Dengan
cara ini penulisan nama akun pada waktu membuat ayat jurnal tidak perlu dilakukan tiap transaksi.
Posting transaksi dari jurnal ke buku besar dilakukan sekaligus untuk transaksi-transaksi yang
terjadi selama satu periode.
b) Memungkinkan pembagian pekerjaan
Setiap jurnal khusus dapat digunakan untuk mencatat satu jenis transaksi saja, sehingga
memungkinkan pembagian tugas pencatatan kepada beberapa orang.
2) Macam-Macam Jurnal Khusus
Jurnal khusus yang dibuat oleh perusahaan dagang disesuaikan dengan kebutuhan. Jika suatu
transaksi terjadi berulang-ulang dan sama, maka dikelompokan pada satu jurnal khusus. Sesuai
dengan kegiatan perusahaan dagang maka jurnal khusus yang sering digunakan adalah jurnal
pembelian, jurnal pengeluaran kas, jurnal penjualan, dan jurnal penerimaan kas. Apabila terdapat
transaksi yang tidak dapat dicatat dalam keempat jurnal khusus tersebut maka pencatatannya
dilakukan pada jurnal umum.
a) Jurnal pembelian
Jurnal pembelian adalah jurnal untuk mencatat pembelian barang dagangan dan harta lainnya
secara kredit. Sedangkan pembelian barang dagangan dan harta lainnya secara tunai dicatat dalam
jurnal pengeluaran kas.
Transaksi pembelian yang dilakukan bermacam-macam jenisnya maka jurnal pembelian dibuat
dengan memerhatikan transaksi yang sering terjadi. Transaksi yang sering terjadi dibuat kolom
khusus sedangkan untuk transaksi yang jarang terjadi digunakan kolom serba-serbi. Kolom serba-
serbi digunakan untuk mencatat pembelian secara kredit barang-barang yang tidak disebutkan dalam
kolom khusus yang disediakan. Nama kreditor dan akun yang harus didebit dicantumkan pada
kolom keterangan.
Halaman :
Tgl Keterangan Ref. Debet Kredit

Pembelian Perlengkap. Serba-serbi Utang


Dagang
Ref. Perkiraan Jumlah

b) Jurnal pengeluaran kas


Jurnal pengeluaran kas digunakan untuk mencatat pengeluaran uang, termasuk pembelian
barang dagangan secara tunai dan pembayaran utang. Pada jurnal ini kolom utang dagang dan
pembelian dibuatkan kolom khusus. Sedangkan untuk transaksi yang jarang terjadi dicatat pada
kolom “Serba- Serbi”.
Untuk kolom kredit terdiri atas kolom kas dan potongan pembelian. Bila tidak ada potongan
pembelian maka jumlah yang dicatat dalam kolom kas akan sama dengan debit pada kolom utang
dagang. Namun bila terdapat potongan pembelian maka jumlah kredit pada kolom kas akan lebih
kecil. Sedangkan jumlah potongan pembelian akan dicatat pada kolom potongan pembelian.
Halaman:
Tgl Keterangan Ref. Debet Kredit

Utang Pembelian Serba-serbi Kas Potongan


Dagang Ref. Perkiraan Jumlah Pembelian

c) Jurnal penjualan
Penjualan barang dagangan oleh perusahaan dagang biasanya disebut penjualan. Penjualan
barang dagangan secara tunai dicatat sebagai debit pada akun Kas dan kredit pada akun Penjualan.
Biasanya dalam praktik, penjualan secara tunai dicatat dalam jurnal penerimaan kas. Sedangkan
penjualan secara kredit dicatat dalam jurnal penjualan. Jadi jurnal penjualan adalah jurnal yang
digunakan untuk mencatat penjualan barang dagangan yang dilakukan secara kredit. Penjualan
barang dagangan secara kredit dicatat sebagai debit pada akun Piutang Dagang dan kredit pada akun
Penjualan.
Halaman :
Nomor Syarat Piutang Dagang (D)
Tgl Keterangan Ref.
Faktur Pembayaran Penjualan (K)

d) Jurnal penerimaan kas


Semua transaksi yang menambah jumlah uang kas dicatat dalam buku penerimaan kas (cash
receipt journal). Uang kas dapat diterima dari berbagai sumber, misalnya setoran modal dari
pemilik, pencairan kredit bank, penjualan tunai, penagihan piutang, dan penagihan wesel tagih serta
bunganya.
Dalam perusahaan dagang, sumber penerimaan kas yang paling sering terjadi adalah penjualan tunai
dan penagihan piutang dagang. Jurnal penerimaan kas dibuat untuk mencatat semua penerimaan
uang. Dengan demikian jurnal penerimaan kas dibuat kolom khusus. Banyaknya kolom dan judul
akun ditentukan oleh sering tidaknya suatu transaksi terjadi.
Halaman :
Tgl Keterangan Ref. Debet Kredit

Kas Potongan Piutang Penjualan Serba-serbi


Penjualan Dagang
Ref Perkiraan Jumlah

e) Jurnal umum
Selain keempat jurnal khusus tersebut di atas, perusahaan harus tetap membuat jurnal umum
untuk mencatat transaksi-transaksi yang tidak dapat dicatat dalam jurnal khusus yang tersedia,
seperti retur pembelian dan retur penjualan.

d. Buku Besar Pembantu


Jurnal khusus dibuat untuk mencatat transaksi-transaksi tertentu, buku besar perusahaan juga
dibuat untuk hal yang sama. Buku besar yang demikian itu disebut buku besar tambahan atau buku
besar pembantu (subsidiary ledger). Buku besar pembantu digunakan untuk mencatat data lain
disamping data yang terdapat dalam buku besar. Pada umumnya, buku pembantu merupakan bagian
dari buku besar, yang merinci lebih lanjut data dalam salah satu akun.
Akun di buku besar yang mempunyai buku pembantu disebut akun induk atau akun pengendali
(controlling account). Buku pembantu dicatat setiap hari dari bukti pembukuan dan dibuat secara
individual. Pencatatan transaksi dalam buku pembantu bersamaan waktunya dengan pencatatan pada
jurnal. Dengan demikian pencatatan pada buku pembantu bukan berdasarkan pada jurnal.
Pada umumnya dalam perusahaan dagang, buku pembantu yang digunakan adalah buku
pembantu piutang atau disebut buku piutang (account receivable subsidiary ledger) dan buku
pembantu utang yang disebut buku utang (account payable subsidiary ledger).
Fungsi buku piutang adalah mencatat rincian piutang perusahaan menurut nama langganan. Buku
piutang merupakan rincian akun piutang dagang yang terdapat dalam buku besar. Dengan demikian
akun piutang dagang merupakan akun induk bagi buku piutang. Adapun buku utang berisi rincian
utang menurut nama kreditor. Akun pengendalinya adalah utang dagang.
Bentuk buku pembantu umumnya sama dengan buku besar. Buku pembantu dapat berbentuk ;
1) Buku Pembantu Bentuk Skontro
2) Buku Pembantu Bentuk Stafel

e. Posting dari Jurnal Khusus ke Buku Besar


Setelah transaksi dicatat dalam jurnal khusus, maka langkah selanjutnya yaitu memindahbukukan
ke buku besar di setiap akhir bulan. Untuk melakukan posting atau pemindahbukuan dari jurnal
khusus ke buku besar, perlu memerhatikan langkah-langkah berikut ini.
a. Menjumlahkan nilai transaksi pada jurnal khusus.
b. Menyiapkan akun-akun yang berhubungan dengan jurnal khusus.
c. Memindahkan angka-angka pada jurnal khusus ke akun yang bersangkutan. Jumlah kolom debit
di jurnal khusus dipindahkan ke akun yang bersangkutan di sebelah debit. Sedangkan jumlah
kolom kredit di jurnal khusus dipindahkan ke akun yang bersangkutan di sebelah kredit.
d. Berilah tanda posting dengan memberi nomor akun di bawah jurnal khusus. Untuk akun serba-
serbi ditulis pada referensi kolom serba-serbi.
e. Pada kolom referensi tulis singkatan dari jurnal khusus dengan nomor halaman jurnal khusus.
Untuk singkatan dapat digunakan sebagai berikut:
 JB = Jurnal Pembelian  JK = Jurnal Pengeluaran Kas
 JJ = Jurnal Penjualan  JM = Jurnal Penerimaan Kas

Perbedaan Jurnal Khusus Dengan Jurnal Umum


Aspek Jurnal Khusus Jurnal Umum

Format Disesuaikan dengan kolom-kolom yang Format jurnal terdiri atas Tanggal,
diperlukan dalam mencatat transaksi Akun Keterangan, Ref dan Jumlah
sejenis yang terdiri atas debet dan kredit

Pencatatan Transaksi dicatat sesuai dengan Semua transaksi dicatat hanya pada
jenisnya dalam beberapa jurnal yang satu jurnal
sesuai

Posting ke akun Posting jurnal ke akun buku besar Posting jurnal ke akun buku besar
buku besar dilakukan secara berkala, misal setiap dilakkan setiap hari, setiap terjadi
bulan transaksi

Peruntukan Digunakan pada perusahaan yang besar Cocok digunakan untuk perusahaan
dagang yang masih kecil
JURNAL
SOAL
Pada Perusahaan Dagang Daventa, selama bulan januari 2014 terjadi transaksi-transaksi sebagai
berikut.
Jan 2 Membeli barang dagang seharga Rp 1.500.000,00 dengan syarat pembelian 2/15, n/30.
7 Dijual barang dagangan kepada PT Melati dengan harga Rp 300.000,00 dengan syarat
pembayaran 2/10, n/30
8 Dijual tunai barang dagang dengan harga Rp 200.000,00
11 Dibayar sewa gudang Rp 50.000,00
14 Diterima kembali barang yang dijual tanggal 7 januari sebesar Rp 75.000,00 karena rusak
15 Dibeli tunai barang dagang seharga Rp 230.000,00
17 Diterima kas dari penjualan kepada PT Melati untuk pembayaran faktur tertanggal
7 Januari setelah dikurangi dengan potongan tunai.
18 Dibayar beban angkut Rp 30.000,00 untuk pengangkutan barang tanggal 8 januari yang lalu
20 Dijual dengan kredit barang dagang kepada Firma Husada Bandung Rp 400.000,00 dengan
syarat pembayaran 3/15, n/30
22 Dibeli tunai barang dagang seharga Rp 250.000,00
23 Dibayar beban iklan Rp 100.00,00 tunai
26 Diterima kas dari Firma Husada Bandung untuk pembayaran harga faktur tertanggal
20 Januari setelah dikurangi dengan potongan tunai
Buatlah jurnal umum u ntuk mencatat transaksi diatas!
JAWABAN:
PD DAVENTA
JURNAL UMUM PER 31 JULI 2014
(DALAM RUPIAH)
TGL KETERANGAN DEBET KREDIT
Jan 2 Pembelian 1,500,000
Utang dagang 1,500,000
7 Piutang dagang 300,000
Penjualan 300,000
8 Kas 200,000
Penjualan 200,000
11 Beban sewa 50,000
Kas 50,000
14 Retur penjualan dan pengurangan harga 75,000
Piutang dagang 75,000
15 Pembelian 230,000
Kas 230,000
17 Kas 220,500
Potongan penjualan 4,500
Piutang dagang 225,000
18 Beban angkut penjualan 30,000
Kas 30,000
20 Piutang dagang 400,000
Penjualan 400,000
22 Pembelian 250,000
Kas 250,000
23 Beban iklan 100,000
Kas 100,000
26 Kas 388,000
Potongan penjualan 12,000
Piutang dagang 400,000
Total 3,760,000 3,760,000
POSTING
Cara memposting ke buku besar melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut.
1. mencatat tanggal transaksi dan jumlah yang akan didebit atau dikredit ke dalam akun yang
sesuai;
2. mengisi kolom “Referensi: dalam akun nomor halaman jurnal;
3. mengisi kolom “Referensi” dalam jurnal dengan akun yang bersangkutan.
Pada buku besar, bentuk-bentuk akun yang biasa digunakan, yaitu akun bentuk T, akun 2 kolom, akun
3 kolom, dan akun 4 kolom. Penyebutan istilah “dua kolom” mengacu pada jumlah kolom yang
digunakan untuk mencatat nilai uang. Berikut disajikan bentuk-bentuk buku besar tersebut.
Keterangan:
4. Nama akun, diisi nama akun yang bersangkutan
5. Kode akun, diisi nomor akun yang bersangkutan
6. Tanggal, untuk mencatat tanggal, bulan, tahun, terjadinya transaksi
7. Keterangan, digunakan untuk mencatat penjelasan singkat transaksi
8. Ref, atau referensi; digunakan untuk mencatat nomor halaman dokumen yang menjadi sumber
pencatatan.
9. Debit dan kredit, untuk mencatat nilai transaksi
10. Saldo, untuk mencatat saldo akhir suatu akun setelah suatu transaksi dicatat dalam akun tersebut.

Perhatikan cara memposting dari jurnal ke dalam buku besar bentuk tiga kolom di bawah ini!

Transaksi selama bulan Oktober pada Eva Salon


1 Oktober 2005, Ny Eva memulai usaha salon yang diberi nama “Eva Salon”
a. Uang tunai senilai Rp5.000.000,00
b. Piutang jasa Rp300.000,00
c. Perlengkapan salon Rp7.000.000,00
d. Peralatan salon Rp10.000.000,00
2 Dibayar sewa gedung untuk salon Rp1.200.000,00 untuk masa sewa satu tahun.
4 Pembelian peralatan salon sebesar Rp3.000.000,00 secara kredit.
6 Dikeluarkan uang tunai sebesar Rp50.000,00 untuk membayar beban iklan di koran.
10 Dikeluarkan uang per kas sebesar Rp500.000,00 untuk membayar angsuran utang kepada Toko
Sinar.
15 Dibayar upah karyawan sebesar Rp150.000,00.
16 Diterima pendapatan setengah bulan pertama Rp4.000.000,00.
27 Dibayar rekening telepon dan listrik bulan ini Rp150.000,00.
31 Dibayar upah karyawan sebesar Rp150.000,00.
31 Pelayanan salon yang pembayarannya tidak diterima langsung berjumlah Rp1.450.000,00.
31 Pengambilan prive oleh pemilik sebesar Rp200.000,00.

Diminta :
1. Buatlah jurnal umumnya!
2. Dari jurnal postinglah ke buku besar!

Apabila akun dalam jurnal umum diposting ke buku besar maka sbb. :
a. Buku Besar Utama (General Ledger)
Buku besar utama (general Ledger) adalah kumpulan perkiraan-perkiraan yang digunakan untuk
mengelompokkan dan meringkas transaksi yang telah dicatat dalam jurnal. Kumpulan perkiraan
tersebut saling berkaitan dan merupakan satu kesatuan yang akan digunakan untuk menyusun
laporan keuangan oleh perusahaan. Saldo-saldo yang terdapat dalam buku besar berasal dari hasil
rekapitulasi jurnal khusus.
Dengan demikian, buku besar utama tidak membuat secara terperinci transaksi-transaksi dalam
satu periode sehingga disebut perkiraan pengendali (controlling account). Oleh karena itu,
diperlukan buku besar pembantu (subsidiary ledgers) yang merupakan catatan pembantu dari buku
besar utama yang berisi rincian perkiraan tertentu dalam buku besar.
Perbedaan buku besar dengan yang digunakan oleh perusahaan jasa dan perusahaan dagang
terletak dari cara memposting. Jurnal umum diposting setiap terjadi transaksi. Jurnal khusus
diposting secara berkala, sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, setiap setengah bulan, sebulan,
bahkan setahun.
Buku Besar
Nama Perkiraan: Kas No. Perkiraan: 101

b. Buku Besar Pembantu (Subsidiary Leadger)


1) Buku Besar Pembantu Piutang (Buku Debitur)
Buku besar pembantu piutang merupakan catatan yang terperinci dari setiap piutang
berdasarkan nama pelanggan (debitur). Sumber pencatatan ke dalam buku besar pembantu
piutang, biasanya saldo normalnya berada di sisi debet. Contoh:
Nama Perkiraan: Fa Abadi No. perkiraan: 102.1

2) Buku Besar Pembantu Utang (Buku Kreditor)


Buku besar pembantu utang merupakan catatan yang terperinci dari utang berdasarkan nama
pemasok (kreditor). Pada buku besar pembantu utang biasanya saldo normalnya berada disisi
kredit. Transaksi yang dicatat ke dalam buku pembantu utang antara lain pembelian secara kredit,
pembayaran utang, dan retur pembelian.
Nama Perkiraan: Toko Mutia No. Perkiraan: 201.1

3) Buku Besar Pembantu Persediaan Barang Dagang


Buku besar pembantu persediaan barang dagang digunakan untuk mencatat rincian
persediaan barang dagang menurut nama jenisnya.
TAHAP PENGIKHTISARAN
Kertas Kerja/
Neraca Saldo Jurnal Penyesuaian
Neraca Lajur

1) Neraca Saldo
Tahap pengikhtisaran yang pertama, yaitu menghitung saldo setiap akun buku besar yang ada
dalam perusahaan. Saldo setiap akun disusun dalam suatu daftar saldo atau neraca saldo, yaitu suatu
daftar tempat pencatatan secara sistematis saldo-saldo akun buku besar sisi debit dan kredit. Neraca
saldo dapat berfungsi sebagai berikut :
 Menguji ketelitian pencatatan dalam jurnal dan akun buku besar.
 Menghindari kekeliruan yang mungkin terjadi dalam periode pencatatan.
 Mempermudah pengikhtisaran catatan transaksi untuk menyusun laporan keuangan.
Contoh:
Nama Perusahaan
Neraca Saldo
Per 31 Des…
NO AKUN NAMA AKUN DEBIT KREDIT
2) Jurnal Penyesuaian
Neraca saldo merupakan dasar penyusunan laporan keuangan, tetapi angka-angka yang terdapat
di dalamnya belum menggambarkan keadaan keuangan yang sebenarnya selam periode akuntansi
sehingga diperlukan penyesuaian dengan jurnal. Ayat jurnal penyesuaian adalah ayat jurnal untuk
menyesuaikan saldo akun-akun buku besar menjadi saldo yang sebenarnya dan untuk memisahkan
pendapatan dan beban dalam satu periode ke periode yang lain.
3) Kertas Kerja/Neraca Lajur
Untuk mempermudah pembuatan laporan keuangan dengan benar diperlukan suatu alat bantu,
yaitu kertas kerja. Kertas kerja adalah suatu daftar yang terdiri dari kolom neraca saldo,
penyesuaian, neraca saldo disesuaikan, laba rugi dan neraca sekaligus tempat penggolongan akun
buku besar.
Fungsi kertas kerja adalah sebagai berikut :
 Kertas kerja mempermudah membuat laporan keuangan karena terdapat kelompok akun buku
besar yang sesuai dengan lapotran keuangan yang disusun.
 Kertas kerja dapat menghindarkan kesalahan dalam membuat laporan keuangan.
* Judul: 1) Nama perusahaan, 2) Nama kertas kerja. 3) Periode
1. Format Enam Kolom
No. Nama Neraca Saldo Laba Rugi Neraca
Akun Akun Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit
1 2 3 4 5 6

2. Format Sepuluh Kolom


No. Nama Neraca Ayat Neraca Saldo Laba Neraca
Akun Akun Saldo Penyesuaian Penyesuaian Rugi

D K D K D K D K D K
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jurnal Penyesuaian (Adjustment Journal)


Jurnal penyesuaian adalah jurnal untuk mengadakan penyesuaian catatan-catatan dengan
keadaan atau fakta yang sebenarnya pada akhir periode. Tujuan pembuatan jurnal penyesuaian adalah
agar setiap perkiraan riil dan perkiraan nominal dapat menunjukkan besarnya harta, utang, modal,
pendapatan, dan beban yang sebenarnya dan seharusnya diakui pada akhir periode.
Jurnal penyesuaian disusun berdasarkan data dari neraca saldo dan data penyesuaian akhir
periode. Tidak semua akun-akun yang ada di neraca saldo dibuatkan jurnal penyesuaian, akun-akun
yang perlu dibuatkan jurnal penyesuaian adalah :
No Macam Penyesuaian Jurnal Penyesuaian
1 Pemakaian perlengkapan Beban Perlengkapan
Perlengkapan
2 Piutang pendapatan/pendapatan yang masih Piutang……
harus diterima Pendapatan……
3 Hutang beban/beban yang masih harus dibayar Beban……
Hutang……
4 Hutang pendapatan/pendapatan diterima dimuka
 Dicatat sebagai pendapatan diterima dimuka …diterima dimuka
(hutang/neraca) Pendapatan……

 Dicatat sebagai pendapatan….. (laba rugi) Pendapatan……


……diterima dimuka
5 Beban dibayar dimuka
 Dicatat sebagai hutang/pendekatan Neraca Beban……
……dibayar dimuka
b.
 Dicatat sebagai beban/pendekatan laba rugi ……dibayar dimuka
Beban……
6 Kerugian piutang/piutang yang tak tertagih Beban Kerugian Piutang
Cadangan Kerugian Piutang
7 Penyusutan aktiva tetap Beban Penyusutan……
Akumulasi Penyusutan……
8 Persediaan barang dagangan
a. Pendekatan Ikhtisar Laba Rugi Ikhtisar L/R
Persediaan Barang Dagang (awal)
Persediaan Barang Dagang (akhir)
Ikhtisar L/R
b. Pendekatan Harga Pokok Penjualan Harga Pokok Penjualan
Persediaan Barang Dagang (awal)
Pembelian
Beban Angkut Pembelian
Persediaan Barang Dagang (akhir)
Retur Pembelian
Potongan Pembelian
Harga Pokok Penjualan

Contoh
Diketahui pada neraca saldo UD farid abdillah terdapat saldo persediaan barang dagangan senilai Rp
7.500.000, saldo peralatan senilai Rp 3.000.000, saldo perlengkapan sebesar 1000.000.
Data-data penyesuaian pada akhir periode 2013 adalah sebagai berikut :
1. Persediaan barang dagang yang tersedia pada 31 desember 2013 sebesar 8.000.000 rupiah
2. Peralatan dalam satu tahun ditaksir mengalami penyusutan sebesar 10%.
3. Akun Perlengkapan yang telah digunakan selama satu periode adalah Rp 700.000
4. Pada bulan mei 2013 telah dibayarkan Sewa gudang sebesar Rp 1.200.000 untuk 12 bulan.
5. Beban iklan yang belum terbayar hingga akhir periode sebesar Rp 300.000
Berdasarkan data-data diatas maka jurnal penyesuaian yang disusun dengan pendekatan
ikhtisar laba-rugi adalah sebagai berikut:

Langkah Utama dalam Menyusun Kertas Kerja Perusahaan Dagang


1. Mengisi kolom neraca saldo dengan mengutip atau menyalin data-data yang ada di neraca
saldo perusahaan dagang periode tersebut, dalam langkah ini anda hanya perlu memindahkan
data-data dalam neraca saldo kedalam kertas kerja khususnya pada kolom neraca saldo.
2. Mengisis kolom penyesuaian dengan mengutip atau memindahkan saja semua data dalam
jurnal penyesuaian ke dalam kertas kerja khususnya dalam kolom penyesuaian. Tempatkan
saldo jurnal penyesuaian dalam kolom penyesuaian lurus atau sesuai dengan nama akunnya
yang tertera dalam nama akun pada kertas kerja, jika ada nama akun jurnal penyesuaian yang
tidak tercantum dalam nama akun dikertas kerja atau nama akun dalam neraca saldo periode
tersebut maka tempatkanlah nama akun tersebut beserta saldonya dibawah nama-nama akun
neraca saldo.

3. Isilah kolom neraca saldo disesuaikan dengan cara menambahkan atau mengurangi saldo
akun neraca saldo dengan saldo penyesuaiannya yang ada di kolom penyesuaian. Dengan
aturan jika akun neraca saldonya debit lalu disesuaikan dengan penyesuaiannya yang memiliki
saldo debit maka cara mengisi neraca saldo disesesuaikan adalah dari hasil penambahahan
saldo akun tersebut dengan posisi debit, jika sebuah akun dalam neraca saldo memiliki saldo
dengan posisi kredit lalu disesuaikan dengan penyesuaiannya yang memiliki saldo kredit maka
cara mengisi neraca saldo disesuaikan adalah dari hasil penambahan atau penjumlahan saldo
akun tersebut dengan posisis kredit, sebaliknya jika sebuah akun dalam neraca saldo posisinya
debit namun penyesuaiannya memiliki saldo kredit (berlawanan) maka cara mengisi neraca
saldo disesuaikan adalah dengan mencari selisih dari saldo akun tersebut, jika akun yang nilai
saldonya besar (tinggi) diposisi debit maka tempatkan hasil pengurangan tersebut diposisi
debit dan sebaliknya. Khusus untuk pendekatan ikhtisar laba-rugi, saldo ikhtisar laba-rugi
tidak boleh dijumlahkan atau dikurangi jadi dalam neraca saldo disesuaikan hanya
memindahkan saldo yang ada dalam jurnal penyesuaian.
4. Memindahkan semua saldo akun yang terdapat pada neraca saldo disesuaiakan ke kolom laba-
rugi dan kolom neraca, dengan aturan akun nominal (semua kelompok akun penjualan,
pendapatan dan kelompok akun pembelian,beban) hanya dipindahkan ke kolom laba-rugi dan
akun riil (kelompok akun harta, utang dan kelompok akun modal)hanya dipindahkan ke kolom
neraca.
5. Tahap akhir dalam pembuatan kertas kerja adalah menjumlahkan kolom debet dan kredit pada
kolom laba rugi dan menjumlahkan kolom debet kredit neraca pada kolom neraca. Jika dalam
kolom laba-rugi setelah dihitung menunjukan adanya saldo kredit maka berarti perusahaan
mendapat laba sebaliknya jika selisih hasil perhitungan menunjukan saldo debit maka
perusahaan menderita rugi. Satu hal yang penting bahwa selisih anatara debit dan kredit yang
ada dalam kolom laba-rugi harus sama dengan selisih debit kredit yang ada dalam kolom
neraca.
Jurnal Penutup Perusahaan Dagang
Merupakan jurnal penutup yang disusun dalam pembukuan perusahaan dagang yang
fungsinya menutup akun sementara yang disebut juga akun nominal. Akun nominal yang terdapat
dalam perusahaan dagang antara lain adalah akun penjualan barang dagang dan akun pendapatan
diluar usaha, akun harga pokok penjualan, akun potongan dan retur penjualan, beban dan akun
nominal dengan saldo normal debit lainnya, akun berikutnya yang perlu ditutup adalah akun prive
dan akun ikhtisar laba-rugi. Langkah-langkah penyusunan jurnal penutup adalah:
1. Menutup semua akun Pendapatan, dengan cara mendebit akun pendapatan dan mengkredit akun
ikhtisar laba/rugi. Jurnal penutupnya adalah:

2. Menutup semua akun Beban, dengan cara mendebit akun ikhtisar laba/rugi dan mengkredit
akun beban. Jurnal penutupnya adalah:

3. Menutup akun Ikhtisar Laba/Rugi, untuk akun ini terdapat dua kemungkinan, yaitu:
a. Jika perusahaan memperoleh laba
Laba diperoleh jika akun ikhtisar laba/rugi sebelah kredit lebih besar dari akun ikhtisar
laba/rugi sebelah debit. Jurnal penutupnya adalah

b. Jika perusahaan menderita rugi


Kerugian diderita jika akun ikhtisar laba/rugi sebelah debit lebih besar dari akun ikhtisar
laba/rugi sebelah kredit. Jurnal penutupnya adalah:

4. Menutup akun Prive, dengan cara mendebit akun modal pemilik dan mengkredit akun prive
pemilik. Jurnal penutupnya adalah:

Contoh:
Berdasarkan kertas kerja PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005 (Tabel 2.4) dapat disusun
jurnal penutup sebagai berikut.
Penutupan buku besar dilakukan dengan cara memposting atau memindahbukukan dari jurnal
penyesuaian dan jurnal penutup ke akun buku besar yang sesuai. Selanjutnya, setelah semua jurnal
penyesuaian dan jurnal penutup diposting ke masing-masing buku besar, maka perkiraan sementara
(akun nominal dan akun pembantu modal) akan bersaldo nol, sedangkan perkiraan riil yaitu akun
harta, utang, dan modal tetap bersaldo. Saldo-saldo perkiraan riil tersebut disusun dalam sebuah daftar
yang disebut Neraca Saldo setelah Penutupan.

Contoh:
Perhatikan data perkiraan sewa dibayar di muka dan asuransi dibayar di muka, serta data jurnal
penyesuaian dan jurnal penutup per 31 Desember 2005 berikut ini.
Neraca Saldo setelah Penutupan (Post Closing Trial Balance)
Dengan selesainya pembuatan jurnal penutup dan melakukan penutupan buku besar seperti
tersebut di atas, maka tahapan berikutnya adalah membuat neraca saldo setelah penutupan. Neraca
saldo setelah penutupan adalah daftar yang memuat semua perkiraan riil beserta saldonya setelah
dilakukan penutupan buku besar. Neraca saldo setelah penutupan ini dibuat untuk memastikan bahwa
saldo-saldo yang terdapat dalam pembukuan berada dalam keadaan seimbang dan sesuai dengan saldo
yang dilaporkan dalam neraca dan neraca saldo setelah penutupan merupakan awal pencatatan pada
periode akuntansi berikutnya.
Contoh:
Berdasarkan data pada kertas kerja PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005 (Tabel 2.4) dan
data jurnal penutup per 31 Desember 2005 (Tabel 3.1) dapat disusun neraca saldo setelah penutupan
sebagai berikut.

Jurnal Pembalik (Reversing Entry) Perusahaan Dagang


Setelah melakukan penutupan buku besar dan menyusun neraca saldo setelah penutupan buku,
pada awal tahun buku berikutnya (sebelum mulai dengan pencatatan transaksi pada tahun buku yang
baru atau awal), kadang-kadang perusahaan perlu untuk melakukan penyesuaian kembali atas akun-
akun yang telah dibuat jurnal penyesuaian. Jurnal yang dibuat untuk melakukan hal ini disebut jurnal
pembalik.
Jadi, jurnal pembalik adalah ayat jurnal yang dibuat pada awal periode akuntansi untuk
membalik jurnal penyesuaian tertentu, akan tetapi tidak semua jurnal penyesuaian dibuat jurnal
pembalik. Jurnal pembalik ini dibuat jika diperlukan untuk menghindari kesalahan pencatatan pada
awal periode akuntansi berikutnya
Adapun jurnal penyesuaian yang perlu dibuat jurnal pembalik antara lain:
1. penyesuaian tentang piutang pendapatan atau pendapatan yang masih harus diterima,
2. penyesuaian tentang utang beban atau beban yang masih harus dibayar,
3. penyesuaian tentang pendapatan diterima di muka, tetapi saat penerimaan dicatat sebagai
pendapatan, dan
4. penyesuaian tentang beban dibayar di muka, tetapi saat pembayaran dicatat sebagai beban.

Contoh:
Berdasarkan jurnal penyesuaian yang dibuat oleh PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005
(Tabel 2.3), dapat dibuat jurnal pembalik sebagai berikut.

Anda mungkin juga menyukai