6. Tahap Pencatatan
a. Bukti Transaksi
Setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan harus ada buktinya. Dalam melakukan transaksi jual
beli, sebuah perusahaan dagang akan membuat atau memperoleh bukti transaksi.
1) Faktur
Bagi penjual, faktur akan menjadi bukti penjualan yang disebut faktur penjualan. Sedangkan
bagi pembeli, faktur menjadi bukti pembelian (faktur pembelian). Jumlah yang dicatat oleh pembeli
maupun penjual adalah jumlah akhir faktur.
2) Nota Kredit
Kadang-kadang barang yang diperjualbelikan harus dikembalikan dengan alasan karena rusak,
tidak sesuai dengan yang dipesan, dan lain-lain. Oleh karena itu penjual akan membuat suatu bukti
transaksi yang merupakan kebalikan dari faktur penjualan, yaitu nota kredit. Bagi penjual, nota
kredit akan menjadi bukti penerimaan kembali (retur penjualan). Sedangkan bagi pembeli, nota
kredit akan menjadi bukti penerimaan kembali (retur pembelian).
3) Kuitansi
Setiap pengeluaran oleh perusahaan perlu dibuatkan kuitansi yang ditandatangani oleh si
penerima pembayaran. Bagian perusahaan, kuitansi ini akan menjadi bukti pembayaran
(pengeluaran uang). Sedangkan bagi penerima, kuitansi ini akan menjadi bukti penerimaan uang.
c. Jurnal Khusus
1) Pengertian Jurnal Khusus
Setiap terjadi transaksi maka harus dicatat dalam jurnal umum dan diposting ke buku besar. Hal
tersebut akan mudah dilakukan bila transaksi yang terjadi jumlahnya sedikit. Namun apabila jumlah
transaksinya banyak, penggunaan jurnal umum menjadi tidak efisien. Untuk mengatasi hal tersebut
maka digunakan jurnal khusus (buku harian khusus). Penggunaan jurnal khusus dapat menghemat
waktu, tenaga, dan biaya. Berikut ini beberapa manfaat jurnal khusus.
a) Memudahkan pemindahbukuan ke buku besar
Pada jurnal khusus disediakan kolom-kolom khusus untuk beberapa jenis transaksi tertentu. Dengan
cara ini penulisan nama akun pada waktu membuat ayat jurnal tidak perlu dilakukan tiap transaksi.
Posting transaksi dari jurnal ke buku besar dilakukan sekaligus untuk transaksi-transaksi yang
terjadi selama satu periode.
b) Memungkinkan pembagian pekerjaan
Setiap jurnal khusus dapat digunakan untuk mencatat satu jenis transaksi saja, sehingga
memungkinkan pembagian tugas pencatatan kepada beberapa orang.
2) Macam-Macam Jurnal Khusus
Jurnal khusus yang dibuat oleh perusahaan dagang disesuaikan dengan kebutuhan. Jika suatu
transaksi terjadi berulang-ulang dan sama, maka dikelompokan pada satu jurnal khusus. Sesuai
dengan kegiatan perusahaan dagang maka jurnal khusus yang sering digunakan adalah jurnal
pembelian, jurnal pengeluaran kas, jurnal penjualan, dan jurnal penerimaan kas. Apabila terdapat
transaksi yang tidak dapat dicatat dalam keempat jurnal khusus tersebut maka pencatatannya
dilakukan pada jurnal umum.
a) Jurnal pembelian
Jurnal pembelian adalah jurnal untuk mencatat pembelian barang dagangan dan harta lainnya
secara kredit. Sedangkan pembelian barang dagangan dan harta lainnya secara tunai dicatat dalam
jurnal pengeluaran kas.
Transaksi pembelian yang dilakukan bermacam-macam jenisnya maka jurnal pembelian dibuat
dengan memerhatikan transaksi yang sering terjadi. Transaksi yang sering terjadi dibuat kolom
khusus sedangkan untuk transaksi yang jarang terjadi digunakan kolom serba-serbi. Kolom serba-
serbi digunakan untuk mencatat pembelian secara kredit barang-barang yang tidak disebutkan dalam
kolom khusus yang disediakan. Nama kreditor dan akun yang harus didebit dicantumkan pada
kolom keterangan.
Halaman :
Tgl Keterangan Ref. Debet Kredit
c) Jurnal penjualan
Penjualan barang dagangan oleh perusahaan dagang biasanya disebut penjualan. Penjualan
barang dagangan secara tunai dicatat sebagai debit pada akun Kas dan kredit pada akun Penjualan.
Biasanya dalam praktik, penjualan secara tunai dicatat dalam jurnal penerimaan kas. Sedangkan
penjualan secara kredit dicatat dalam jurnal penjualan. Jadi jurnal penjualan adalah jurnal yang
digunakan untuk mencatat penjualan barang dagangan yang dilakukan secara kredit. Penjualan
barang dagangan secara kredit dicatat sebagai debit pada akun Piutang Dagang dan kredit pada akun
Penjualan.
Halaman :
Nomor Syarat Piutang Dagang (D)
Tgl Keterangan Ref.
Faktur Pembayaran Penjualan (K)
e) Jurnal umum
Selain keempat jurnal khusus tersebut di atas, perusahaan harus tetap membuat jurnal umum
untuk mencatat transaksi-transaksi yang tidak dapat dicatat dalam jurnal khusus yang tersedia,
seperti retur pembelian dan retur penjualan.
Format Disesuaikan dengan kolom-kolom yang Format jurnal terdiri atas Tanggal,
diperlukan dalam mencatat transaksi Akun Keterangan, Ref dan Jumlah
sejenis yang terdiri atas debet dan kredit
Pencatatan Transaksi dicatat sesuai dengan Semua transaksi dicatat hanya pada
jenisnya dalam beberapa jurnal yang satu jurnal
sesuai
Posting ke akun Posting jurnal ke akun buku besar Posting jurnal ke akun buku besar
buku besar dilakukan secara berkala, misal setiap dilakkan setiap hari, setiap terjadi
bulan transaksi
Peruntukan Digunakan pada perusahaan yang besar Cocok digunakan untuk perusahaan
dagang yang masih kecil
JURNAL
SOAL
Pada Perusahaan Dagang Daventa, selama bulan januari 2014 terjadi transaksi-transaksi sebagai
berikut.
Jan 2 Membeli barang dagang seharga Rp 1.500.000,00 dengan syarat pembelian 2/15, n/30.
7 Dijual barang dagangan kepada PT Melati dengan harga Rp 300.000,00 dengan syarat
pembayaran 2/10, n/30
8 Dijual tunai barang dagang dengan harga Rp 200.000,00
11 Dibayar sewa gudang Rp 50.000,00
14 Diterima kembali barang yang dijual tanggal 7 januari sebesar Rp 75.000,00 karena rusak
15 Dibeli tunai barang dagang seharga Rp 230.000,00
17 Diterima kas dari penjualan kepada PT Melati untuk pembayaran faktur tertanggal
7 Januari setelah dikurangi dengan potongan tunai.
18 Dibayar beban angkut Rp 30.000,00 untuk pengangkutan barang tanggal 8 januari yang lalu
20 Dijual dengan kredit barang dagang kepada Firma Husada Bandung Rp 400.000,00 dengan
syarat pembayaran 3/15, n/30
22 Dibeli tunai barang dagang seharga Rp 250.000,00
23 Dibayar beban iklan Rp 100.00,00 tunai
26 Diterima kas dari Firma Husada Bandung untuk pembayaran harga faktur tertanggal
20 Januari setelah dikurangi dengan potongan tunai
Buatlah jurnal umum u ntuk mencatat transaksi diatas!
JAWABAN:
PD DAVENTA
JURNAL UMUM PER 31 JULI 2014
(DALAM RUPIAH)
TGL KETERANGAN DEBET KREDIT
Jan 2 Pembelian 1,500,000
Utang dagang 1,500,000
7 Piutang dagang 300,000
Penjualan 300,000
8 Kas 200,000
Penjualan 200,000
11 Beban sewa 50,000
Kas 50,000
14 Retur penjualan dan pengurangan harga 75,000
Piutang dagang 75,000
15 Pembelian 230,000
Kas 230,000
17 Kas 220,500
Potongan penjualan 4,500
Piutang dagang 225,000
18 Beban angkut penjualan 30,000
Kas 30,000
20 Piutang dagang 400,000
Penjualan 400,000
22 Pembelian 250,000
Kas 250,000
23 Beban iklan 100,000
Kas 100,000
26 Kas 388,000
Potongan penjualan 12,000
Piutang dagang 400,000
Total 3,760,000 3,760,000
POSTING
Cara memposting ke buku besar melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut.
1. mencatat tanggal transaksi dan jumlah yang akan didebit atau dikredit ke dalam akun yang
sesuai;
2. mengisi kolom “Referensi: dalam akun nomor halaman jurnal;
3. mengisi kolom “Referensi” dalam jurnal dengan akun yang bersangkutan.
Pada buku besar, bentuk-bentuk akun yang biasa digunakan, yaitu akun bentuk T, akun 2 kolom, akun
3 kolom, dan akun 4 kolom. Penyebutan istilah “dua kolom” mengacu pada jumlah kolom yang
digunakan untuk mencatat nilai uang. Berikut disajikan bentuk-bentuk buku besar tersebut.
Keterangan:
4. Nama akun, diisi nama akun yang bersangkutan
5. Kode akun, diisi nomor akun yang bersangkutan
6. Tanggal, untuk mencatat tanggal, bulan, tahun, terjadinya transaksi
7. Keterangan, digunakan untuk mencatat penjelasan singkat transaksi
8. Ref, atau referensi; digunakan untuk mencatat nomor halaman dokumen yang menjadi sumber
pencatatan.
9. Debit dan kredit, untuk mencatat nilai transaksi
10. Saldo, untuk mencatat saldo akhir suatu akun setelah suatu transaksi dicatat dalam akun tersebut.
Perhatikan cara memposting dari jurnal ke dalam buku besar bentuk tiga kolom di bawah ini!
Diminta :
1. Buatlah jurnal umumnya!
2. Dari jurnal postinglah ke buku besar!
Apabila akun dalam jurnal umum diposting ke buku besar maka sbb. :
a. Buku Besar Utama (General Ledger)
Buku besar utama (general Ledger) adalah kumpulan perkiraan-perkiraan yang digunakan untuk
mengelompokkan dan meringkas transaksi yang telah dicatat dalam jurnal. Kumpulan perkiraan
tersebut saling berkaitan dan merupakan satu kesatuan yang akan digunakan untuk menyusun
laporan keuangan oleh perusahaan. Saldo-saldo yang terdapat dalam buku besar berasal dari hasil
rekapitulasi jurnal khusus.
Dengan demikian, buku besar utama tidak membuat secara terperinci transaksi-transaksi dalam
satu periode sehingga disebut perkiraan pengendali (controlling account). Oleh karena itu,
diperlukan buku besar pembantu (subsidiary ledgers) yang merupakan catatan pembantu dari buku
besar utama yang berisi rincian perkiraan tertentu dalam buku besar.
Perbedaan buku besar dengan yang digunakan oleh perusahaan jasa dan perusahaan dagang
terletak dari cara memposting. Jurnal umum diposting setiap terjadi transaksi. Jurnal khusus
diposting secara berkala, sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, setiap setengah bulan, sebulan,
bahkan setahun.
Buku Besar
Nama Perkiraan: Kas No. Perkiraan: 101
1) Neraca Saldo
Tahap pengikhtisaran yang pertama, yaitu menghitung saldo setiap akun buku besar yang ada
dalam perusahaan. Saldo setiap akun disusun dalam suatu daftar saldo atau neraca saldo, yaitu suatu
daftar tempat pencatatan secara sistematis saldo-saldo akun buku besar sisi debit dan kredit. Neraca
saldo dapat berfungsi sebagai berikut :
Menguji ketelitian pencatatan dalam jurnal dan akun buku besar.
Menghindari kekeliruan yang mungkin terjadi dalam periode pencatatan.
Mempermudah pengikhtisaran catatan transaksi untuk menyusun laporan keuangan.
Contoh:
Nama Perusahaan
Neraca Saldo
Per 31 Des…
NO AKUN NAMA AKUN DEBIT KREDIT
2) Jurnal Penyesuaian
Neraca saldo merupakan dasar penyusunan laporan keuangan, tetapi angka-angka yang terdapat
di dalamnya belum menggambarkan keadaan keuangan yang sebenarnya selam periode akuntansi
sehingga diperlukan penyesuaian dengan jurnal. Ayat jurnal penyesuaian adalah ayat jurnal untuk
menyesuaikan saldo akun-akun buku besar menjadi saldo yang sebenarnya dan untuk memisahkan
pendapatan dan beban dalam satu periode ke periode yang lain.
3) Kertas Kerja/Neraca Lajur
Untuk mempermudah pembuatan laporan keuangan dengan benar diperlukan suatu alat bantu,
yaitu kertas kerja. Kertas kerja adalah suatu daftar yang terdiri dari kolom neraca saldo,
penyesuaian, neraca saldo disesuaikan, laba rugi dan neraca sekaligus tempat penggolongan akun
buku besar.
Fungsi kertas kerja adalah sebagai berikut :
Kertas kerja mempermudah membuat laporan keuangan karena terdapat kelompok akun buku
besar yang sesuai dengan lapotran keuangan yang disusun.
Kertas kerja dapat menghindarkan kesalahan dalam membuat laporan keuangan.
* Judul: 1) Nama perusahaan, 2) Nama kertas kerja. 3) Periode
1. Format Enam Kolom
No. Nama Neraca Saldo Laba Rugi Neraca
Akun Akun Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit
1 2 3 4 5 6
D K D K D K D K D K
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Contoh
Diketahui pada neraca saldo UD farid abdillah terdapat saldo persediaan barang dagangan senilai Rp
7.500.000, saldo peralatan senilai Rp 3.000.000, saldo perlengkapan sebesar 1000.000.
Data-data penyesuaian pada akhir periode 2013 adalah sebagai berikut :
1. Persediaan barang dagang yang tersedia pada 31 desember 2013 sebesar 8.000.000 rupiah
2. Peralatan dalam satu tahun ditaksir mengalami penyusutan sebesar 10%.
3. Akun Perlengkapan yang telah digunakan selama satu periode adalah Rp 700.000
4. Pada bulan mei 2013 telah dibayarkan Sewa gudang sebesar Rp 1.200.000 untuk 12 bulan.
5. Beban iklan yang belum terbayar hingga akhir periode sebesar Rp 300.000
Berdasarkan data-data diatas maka jurnal penyesuaian yang disusun dengan pendekatan
ikhtisar laba-rugi adalah sebagai berikut:
3. Isilah kolom neraca saldo disesuaikan dengan cara menambahkan atau mengurangi saldo
akun neraca saldo dengan saldo penyesuaiannya yang ada di kolom penyesuaian. Dengan
aturan jika akun neraca saldonya debit lalu disesuaikan dengan penyesuaiannya yang memiliki
saldo debit maka cara mengisi neraca saldo disesesuaikan adalah dari hasil penambahahan
saldo akun tersebut dengan posisi debit, jika sebuah akun dalam neraca saldo memiliki saldo
dengan posisi kredit lalu disesuaikan dengan penyesuaiannya yang memiliki saldo kredit maka
cara mengisi neraca saldo disesuaikan adalah dari hasil penambahan atau penjumlahan saldo
akun tersebut dengan posisis kredit, sebaliknya jika sebuah akun dalam neraca saldo posisinya
debit namun penyesuaiannya memiliki saldo kredit (berlawanan) maka cara mengisi neraca
saldo disesuaikan adalah dengan mencari selisih dari saldo akun tersebut, jika akun yang nilai
saldonya besar (tinggi) diposisi debit maka tempatkan hasil pengurangan tersebut diposisi
debit dan sebaliknya. Khusus untuk pendekatan ikhtisar laba-rugi, saldo ikhtisar laba-rugi
tidak boleh dijumlahkan atau dikurangi jadi dalam neraca saldo disesuaikan hanya
memindahkan saldo yang ada dalam jurnal penyesuaian.
4. Memindahkan semua saldo akun yang terdapat pada neraca saldo disesuaiakan ke kolom laba-
rugi dan kolom neraca, dengan aturan akun nominal (semua kelompok akun penjualan,
pendapatan dan kelompok akun pembelian,beban) hanya dipindahkan ke kolom laba-rugi dan
akun riil (kelompok akun harta, utang dan kelompok akun modal)hanya dipindahkan ke kolom
neraca.
5. Tahap akhir dalam pembuatan kertas kerja adalah menjumlahkan kolom debet dan kredit pada
kolom laba rugi dan menjumlahkan kolom debet kredit neraca pada kolom neraca. Jika dalam
kolom laba-rugi setelah dihitung menunjukan adanya saldo kredit maka berarti perusahaan
mendapat laba sebaliknya jika selisih hasil perhitungan menunjukan saldo debit maka
perusahaan menderita rugi. Satu hal yang penting bahwa selisih anatara debit dan kredit yang
ada dalam kolom laba-rugi harus sama dengan selisih debit kredit yang ada dalam kolom
neraca.
Jurnal Penutup Perusahaan Dagang
Merupakan jurnal penutup yang disusun dalam pembukuan perusahaan dagang yang
fungsinya menutup akun sementara yang disebut juga akun nominal. Akun nominal yang terdapat
dalam perusahaan dagang antara lain adalah akun penjualan barang dagang dan akun pendapatan
diluar usaha, akun harga pokok penjualan, akun potongan dan retur penjualan, beban dan akun
nominal dengan saldo normal debit lainnya, akun berikutnya yang perlu ditutup adalah akun prive
dan akun ikhtisar laba-rugi. Langkah-langkah penyusunan jurnal penutup adalah:
1. Menutup semua akun Pendapatan, dengan cara mendebit akun pendapatan dan mengkredit akun
ikhtisar laba/rugi. Jurnal penutupnya adalah:
2. Menutup semua akun Beban, dengan cara mendebit akun ikhtisar laba/rugi dan mengkredit
akun beban. Jurnal penutupnya adalah:
3. Menutup akun Ikhtisar Laba/Rugi, untuk akun ini terdapat dua kemungkinan, yaitu:
a. Jika perusahaan memperoleh laba
Laba diperoleh jika akun ikhtisar laba/rugi sebelah kredit lebih besar dari akun ikhtisar
laba/rugi sebelah debit. Jurnal penutupnya adalah
4. Menutup akun Prive, dengan cara mendebit akun modal pemilik dan mengkredit akun prive
pemilik. Jurnal penutupnya adalah:
Contoh:
Berdasarkan kertas kerja PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005 (Tabel 2.4) dapat disusun
jurnal penutup sebagai berikut.
Penutupan buku besar dilakukan dengan cara memposting atau memindahbukukan dari jurnal
penyesuaian dan jurnal penutup ke akun buku besar yang sesuai. Selanjutnya, setelah semua jurnal
penyesuaian dan jurnal penutup diposting ke masing-masing buku besar, maka perkiraan sementara
(akun nominal dan akun pembantu modal) akan bersaldo nol, sedangkan perkiraan riil yaitu akun
harta, utang, dan modal tetap bersaldo. Saldo-saldo perkiraan riil tersebut disusun dalam sebuah daftar
yang disebut Neraca Saldo setelah Penutupan.
Contoh:
Perhatikan data perkiraan sewa dibayar di muka dan asuransi dibayar di muka, serta data jurnal
penyesuaian dan jurnal penutup per 31 Desember 2005 berikut ini.
Neraca Saldo setelah Penutupan (Post Closing Trial Balance)
Dengan selesainya pembuatan jurnal penutup dan melakukan penutupan buku besar seperti
tersebut di atas, maka tahapan berikutnya adalah membuat neraca saldo setelah penutupan. Neraca
saldo setelah penutupan adalah daftar yang memuat semua perkiraan riil beserta saldonya setelah
dilakukan penutupan buku besar. Neraca saldo setelah penutupan ini dibuat untuk memastikan bahwa
saldo-saldo yang terdapat dalam pembukuan berada dalam keadaan seimbang dan sesuai dengan saldo
yang dilaporkan dalam neraca dan neraca saldo setelah penutupan merupakan awal pencatatan pada
periode akuntansi berikutnya.
Contoh:
Berdasarkan data pada kertas kerja PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005 (Tabel 2.4) dan
data jurnal penutup per 31 Desember 2005 (Tabel 3.1) dapat disusun neraca saldo setelah penutupan
sebagai berikut.
Contoh:
Berdasarkan jurnal penyesuaian yang dibuat oleh PD Asih Jaya, Semarang per 31 Desember 2005
(Tabel 2.3), dapat dibuat jurnal pembalik sebagai berikut.