Anda di halaman 1dari 19

BAB II

PEMBAHASAN
A. Tahap Pencatatan
1. Dokumen Sumber
Macam-macam dokumen sumber atau bukti transaksi
a. Faktur
Faktur adalah bukti penjualan barang yang dilakukan secara
kredit yang dibuat oleh pihak penjual dan diberikan kepada pihak
pembeli. Faktur ini biasanya dibuat rangkap, yang asli diberikan
kepada pembeli sebagai bukti pencatatan pembelian barang,
sedangkan salinannya dipegang oleh penjual sebagai bukti pencatatan
penjualan barang.
b. Kwitansi
Merupakan bukti transaksi bahwa yang bersangkutan telah
menerima uang atau telah membayar uang secara tunai.
c. Nota Kredit
Bukti transaksi penerimaan kembali barang yang telah dijual
secara kredit (retur penjualan), atau pengurangan harga faktur karena
barang sebagian rusak atau kualitas yang tidak sesuai dengan pesanan.
Dalam hal demikian nota kredit dibuat oleh pihak penjual dan
dikirimkan kepada pihak pembeli.
d. Nota Debit
Bukti transaksi pengiriman kembali barang yang dibeli karena
sebagian barang yang dibeli ada yang rusak atau tidak sesuai pesanan.
Maka, nota debet dibuat oleh pembeli untuk dikirimkan kepada
penjual.
e. C e k
Yang dimaksud dengan cek adalah surat perintah yang dibuat oleh
pihak yang mempunyai rekening di Bank, agar Bank membayar
sejumlah uang kepada pihak yang nemanya tercantum dalam cek

1
tersebut. Pihak-pihak yang berhubungan dalam pengeluaran cek
tersebut adalah:
 Pihak penarik, yaitu pihak yang mengeluarkan dan
menandatangani cek tersebut.
 Pihak penerima, yaitu pihak yang menerima pembayaran cek
tersebut.
f. Bilyet Giro
Selain penggunaan cek, dalam dunia usaha sering ditemukan
penggunaan bilyet giro sebagai alat pembayaran. Bilyet giro
merupakan surat perintah dari nasabah suatu bank kepada bank yang
bersangkutan, untuk memindahbukukan sejumlah uang dari
rekeningnya ke dalam rekening yang namanya tertulis dalam bilyet
giro pada bank yang sama atau pada bank lain. Dengan demikian
pihak penerima tidak bisa menguangkan bilyet giro kepada bank yang
bersangkutan, tetapi harus menyetorkan kepada bank tempat
rekeningnya sebagai tambahan simpanan. Penggunaan bilyet giro
dalam lalu lintas pembayaran, dianggap lebih praktis dan
memudahkan administrasi pada bank-bank yang bersangkutan.
2. Jurnal
Jurnal merupakan catatan yang tersusun secara sistematis dan
berdasarkan kronologis dari transaksi-transaksi finansial yang jumlah dan
keterangannya ringkas. Diantaranya waktu kejadian ,keterangan transaksi
serta debet dan kredit. Jurnal disebut juga “book of original entry”
a. Fungsi Jurnal
 Fungsi pencatatan , artinya semua transaksi yang terjadi
berdasarkan bukti dokumen yang ada harus dicatat seluruhnya
 Fungsi historis artinya transaksi dicatat sesuai kejadian
waktunya
 Fungsi analisis artinya setiap transaksi yang dicatat dalam
jurnal harus merupakan analisis dari bukti bukti transaksi

2
 Fungsi instruktif artinya pencatatan dala jurnal merupakan
instruksi atau perintah untukmelakukan posting debet/kredit ke
dalam buku besar
 Fungsi informatif artinya jurnal dapat memberikan informasi
transaksi yang terjadi
b. Jurnal terbagi 2 yaitu :
 Jurnal Umum merupakan jurnal yg mencatat seluruh transaksi
dalam satu kesatuan (berdasarkan urutan waktu). Bagian-
bagian jurnal umum:
1. Kolom tanggal digunakan untuk mencatat tanggal,
bulan, dan tahun terjadinya transaksi.
2. Kolom akun/keterangan digunakan untuk mencatat
transaksi yang didebet dan dikredit, disertai keterangan
singkat tentang transaksi tersebut.
3. Kolom ref. (referensi) digunakan untuk mencatat kode
akun ketika ayat jurnal dipindahkan ke buku besar.
Sebelum dipindahkan, kolom ref. tetap dalam keadaan
kosong.
4. Kolom debet digunakan untuk mencatat nilai transaksi.
5. Kolom kredit digunakan untuk mencatat nilai transaksi.
6. Halaman digunakan sebagai referensi pada buku besar.
 Jurnal Khusus dipergunakan untuk mencatat transaksi-
transaksi secara spesifik berdasarkan jenis, sesuai kebutuhan
perusahaan. Jenis jurnal khusus yang sering dipergunakan
adalah:
1. Jurnal penjualan (Sales Journal)
Berfungsi sebagai tempat mencatat transaksi penjualan
barang dagangan yang dilakukan secara kredit.
2. Jurnal penerimaan kas (Cash Receives Journal)

3
Berfungsi sebagai tempat mencatat semua transaksi
penerimaan kas.
3. Jurnal pengeluaran kas (Cash Payments Journal)
Berfungsi sebagai tempat mencatat semua transaksi
pengeluaran kas.
4. Jurnal Pembelian (Purchases Journal)
Jumal pembelian berfungsi sebagai tempat mencatat
transaksi pembelian barang yang dilakukan secara kredit.
 Langkah-langkah Membuat Jurnal
1. Catatlah tanggal terjadinya transaksi pada kolom
tanggal, sesuai tanggal yang tercantum pada bukti
transaksi
2. Isilah kolom bukti dengan nomor bukti transaksi
3. Pada kolom akun/keterangan, tuliskan akun-akun yang
mengalami perubahan akibat transaksi
4. Isilah kolom debet/kredit sesuai dengan jumlah uang
yang terlibat dalam transaksi
Di dalam mengerjakan buku jurnal apabila sudah habis halaman
pertama,maka dilanjutkan ke halaman berikutnya dengan memakai kata
penjelasan “pindahan”.
Contoh membuat jurnal :
Pada tanggal 3 September 2013 Usaha Reparasi BAGUS membeli
perlengkapan toko secara tunai dari pemasok seharga Rp 100.000,00
Analisis transaksi :
Transaksi ini mengakibatkan perlengkapan (harta) bertambah Rp
100.000,00. Di pihak lain, pembayaran tunai menyebabkan kas (harta)
berkurang Rp 100.000,00. Harta bertambah di debet, harta berkurang di
kredit
3. Posting/buku besar

4
Merupakan kumpulan akun-akun yang digunakan untuk meringkas
transaksi yang telah dicatat dalam jurnal. Buku besar juga dapat diartikan
sebagai tahapan catatan terakhir dalam akuntansi yang menampung
ringkasan data yang sudah dikelompokan atau diklasifikasikan yang
berasal dari jurnal.
 Bentuk Buku Besar
a. Bentuk Scontro
Bentuk Scontro adalah bentuk buku besar sebelah-
menyebelah atau disebut 2 kolom.
b. Bentuk Staffel
Yang dimaksud dengan buku besar bentuk Staffel adalah
buku besar berbentuk halaman atau disebut juga buku besar 4
kolom. Bentuk ini terdiri dari sisa debet dan sisa kredit.
 Cara Melakukan Posting dari Jurnal ke Buku Besar
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
a. Pindahkan tanggal kejadian yang ada dalam jurnal ke lajur
perkiraan yang bersangkutan yang ada pada buku besar
b. Pindahkan jumlah debet atau kredit yang ada dalam jurnal ke
lajur debet atau kredit perkiraan buku besar
c. Catat nomor kode akun ke dalam kolom referensi jurnal
sebagai tanda jumlah jurnal telah dipindahkan ke buku besar
d. Catat nomor halaman jurnal ke dalam kolom referensi buku
besar setiap pemindah-bukuan.

B. Tahap Pengikhtisaran
1. Neraca saldo
Neraca saldo adalah daftar akun beserta saldonya pada satu waktu
tertentu. Neraca saldo merupakan pengelompokan saldo akhir di dalam
buku besar atau daftar yang berisi kumpulan seluruh rekening/perkiraan
buku besar.

5
a. Tujuan Neraca Saldo
Tujuan utama dari neraca saldo adalah untuk membuktikan
kesamaan matematis dari debit dan kredit
setelah posting/pemindahbukuan dilakukan. Berdasarkan sistem
berpasangan, kesamaan ini akan terjadi apabila jumlah saldo
debit sama dengan jumlah saldo kredit.Neraca saldo juga
berguna untuk mendeteksi kesalahan-kesalahan dalam
pembuatan ayat jurnal dan posting, di samping bermanfaat untuk
menyusun laporan keuangan.
Dalam neraca saldo terdapat hampir semua perkiraan
pendapatan dan beban perusahaan.Dikatakan hampir semua,
karena masih ada pendapatan dan beban yang mempunyai
pengaruh lebih dari satu periode akuntansi.Itulah sebabnya
neraca ini disebut dengan neraca saldo yang belum disesuaikan.
Untuk itu, diperlukan jurnal penyesuaian.
Saldo setiap rekening disusun berurutan dari rekening neraca
dan rekening laba rugi sebagai berikut:
1. Aktiva lancar
2. Aktiva tetap
3. Aktiva lain-lain
4. Utang lancar
5. Utang tidak lancar
6. Ekuitas
7. Pendapatan operasi
8. Pendapatan non operasi
9. Beban operasi
10. Beban non operasi

b. Prosedur Pembuatan Neraca Saldo


1. Membuat daftar judul akun beserta saldonya.

6
2. Menjumlah dan kolom debit dan kredit.
3. Membuktikan kesamaan antara kedua kolom itu.

Periode pembuatan neraca saldo tidak terpaku dalam kurun


waktu satu tahun. Periode pembuatan neraca saldo dapat dibuat
setiap hari, minggu, bulan, triwulan, kuartal, maupun
semester.Penentuan periode pembuatan neraca saldo didasarkan
pada kebijakan perusahaan, pemilik perusahaan, maupun
kebutuhan akan informasi keuangan. Apabila informasi
keuangan dibutuhkan per bulan, maka neraca saldo harus
disiapkan per bulan.

2. Jurnal penyesuaian dan kertas kerja


a. Jurnal Penyesuaian
 Pengertian dan fungsi jurnal penyesuaian
Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat dalam
proses pencatatan perubahan saldo dalam akun sehingga
saldo mencerminkan jumlah yang sebenarnya.Dari
informasi di atas, dapat ditarik kesimpulan fungsi jurnal
penyesuaian adalah sebagai berikut :
o Menentapkan saldo catatan akun buku besar pada
akhir periode sehingga sesuai dengan saldo riil (yang
sesungguhnya).
o Menghitung pendapatan dan beban selama periode
yang bersangkutan.
 Akun-akun yang disesuaikan:
o Akun perlengkapan, karena pemakaian.
o Akun beban dibayar di muka, karena waktu telah
dijalani/jatuh tempo.
o Akun aktiva tetap, karena penyusutan aktiva.

7
o Akun pendapatan, karena ada pendapatan yang
belum diperhitungkan atau penerimaan yang belum
menjadi pendapatan.
o Akun beban, karena ada beban yang belum
diperhitungkan atau pembayaran yang belum
menjadi beban.
o Akun pendapatan diterima di muka, karena
berjalannya waktu atau diserahkannya hasil kerja
pada pelanggan.
b. Kertas kerja
Kertas kerja 6 kolom yaitu kertas kerja tanpa ayat penyesuaian.
Dalam arti bahwa saldo-saldo akun yang terdapat dalam Neraca
Saldo dianggap telah menunjukkan jumlah yang sebenarnya.
Biasanya pada akhir periode belum semua akun saldonya telah
mencerminkan jumlah yang sebenarnya (riil). Begitu juga akun
pendapatan dan beban belum menunjukkan jumlah pendapatan dan
beban selama periode yang bersangkutan. Mengapa demikian?
Karena selama berjalannya waktu telah terjadi perubahan, tetapi
perubahan tersebut belum dicatat. Jadi saldo akun masih bersifat
sementara.
3. Jurnal penutup
Jurnal penutup adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi
untuk menutup akun-akun nominal sementara. Akibat penutupan ini, saldo
akun-akun tersebut akan menjadi 0 (nol) pada awal periode akuntansi.
Akun yang ditutup adalah akun nominal dan akun pembantu modal. Yang
termasuk akun nominal adalah pendapatan dan beban, sedangkan akun
pembantu modal adalah prive dan ikhtisar laba/rugi. Setelah jurnal
penutup diposting ke setiap akun, maka yang tersisa adalah perkiraan riil
(assets, liabilities, capital/equity).

8
a) Tujuan & Fungsi Pembuatan Jurnal Penutup:
 Menutup saldo yang terdapat pada semua perkiraan sementara,
sehingga perkiraan tersebut menjadi 0 (nol)
 Agar saldo akun modal menunjukkan jumlah yang sesuai dengan
keadaan pada akhir periode, sehingga saldo akun modal akan sama
dengan jumlah modal akhir yang dilaporkan di neraca.
 Memisahkan transaksi akun pendapatan dan beban agar tidak
bercampur dengan jumlah nominal dari pendapatan dan beban
pada tahun selanjutnya.
 Menyajikan neraca awal periode berikutnya setelah dilakukan
penutupan buku.
 Mempermudah ketika dilaksanakan pemeriksaan, karena telah
dilakukan pemisahan transaksi yang terjadi antara periode
sekarang dengan transaksi pada periode akuntansi selanjutnya.
 Menyajikan informasi keuangan yang sebenarnya (riil) dari suatu
perusahaan setelah dilakukan penutupan buku (jurnal penutup).
Akun yang sesungguhnya terdiri atas harta, kewajiban, dan ekuitas.
b) Cara Membuat Jurnal Penutup
Jurnal penutup digunakan untuk menutup beberapa akun yaitu
pendapatan, beban, ikhtisar laba/rugi, dan prive. Berikut adalah
masing-masing cara membuatnya
1. Akun Pendapatan
Menutup seluruh akun pendapatan dengan cara
memindahkan rekening akun pendapatan ke rekening
ikhtisar laba/rugi. Berikut adalah contohnya.

Akun Debit Kredit

Pendapatan Rp10.000.000

Ikhtisar Laba/Rugi Rp.10.000.000

9
2. Akun Beban
Menutup seluruh akun beban dengan cara
memindahkan rekening akun beban ke ikhtisar laba/rugi.
Berikut adalah contohnya.

Rekening Debit Kredit

Ikhtisar Rp5.000.000
Laba/Rugi

Beban Rp5.000.000

3. Ikhtisar Laba/Rugi
Menutup seluruh akun ikhtisar laba/rugi dengan cara
memindahkan saldo ikhtisar laba/rugi ke akun modal. Di
sini ada dua kondisi yang bisa terjadi, laba (pendapatan
lebih besar dari beban) atau rugi (pendapatan lebih kecil dari
beban). Berikut adalah contohnya.
Apabila memperoleh laba, maka akun ikhtisar laba/rugi
didebitkan dan akun modal dikreditkan

Rekening Debit Kredit

Ikhtisar Rp.5.000.000
Laba/Rugi

Modal Rp.5.000.000

Dan, apabila rugi, maka akun modal didebitkan dan


ikhtisar laba/rugi dikreditkan

Rekening Debit Kredit

Modal Rp.5.000.000

10
Ikhtisar Rp.5.000.000
Laba/Rugi

4. Akun Prive
Menutup akun prive (penarikan modal oleh pemilik,
biasanya hanya terjadi pada perusahaan berskala kecil).
Caranya dengan memindahkan akun prive ke akun modal.
Berikut adalah contohnya.

Rekening Debit Kredit

Modal Rp13.000.000

Prive Rp13.000.000

4. Neraca saldo setelah penutupan


Bentuk neraca saldo penutupan pada perusahaan jasa umumnya sama
dengan perusahaan dagang atau perusahaan industri, hanya saja akun-akun
yang terdapat didalamnya sedikit berbeda. Pada perusahaan jasa tidak ada
akun biaya pembelian atau biaya produksi seperti halnya perusahaan
lainnya, namun pada perusahaan terdapat biaya gaji karyawan, biaya sewa.
biaya penyusutan, serta biaya bunga.
Neraca saldo penutupan perusahaan jasa bisa dibuat setelah jurnal
penutup diposting ke buku besar. Hanya saja kaun-akun yang dimasukkan
ke dalam neraca saldo ini hanya akun yang sifatnya riil saja. Sedangkan
akun lainnya yaitu akun nominal dan akun sementara sudah ditutup dan
tak perlu dibuatkan neraca saldonya, hal ini dikarenakan akun-akun
tersebut sudah bersaldo nol.

11
5. Jurnal pembalik
Bisa kita artikan jurnal pembalik adalah ayat jurnal yang disusun saat
awal periode akuntansi yang baru untuk membalik akun jurnal
penyesuaian tertentu. Tidak seluruh jurnal penyesuaian perlu di buatkan
jurnal pembalik.
Ayat jurnal ini dibutuhkan agar terhindar dari kesalahan pencatatan
ketika awal periode akuntansi yang baru.
 Fungsi Jurnal Pembalik:
 Mempermudah pencatatan transaksi pada awal
periode akuntansi yang baru, terutama yang
berhubungan dengan ayat jurnal penyesuaian.
 Menyederhanakan penyusunan jurnal pada periode
akuntansi berikutnya. jurnal pembalik dapat
memberikan manfaat bila perusahaan membuat ayat
jurnal yang jumlahnya banyak.
 Meminimalisir kesalahan atau kekeliruan yang
mungkin bisa terjadi, seperti menghindari
pengakuan biaya atau pendapatan yang double
karena penyusunan ayat jurnal penyesuaian. untuk
transaksi yang akrual dan transaksi yang deferral
tertentu.

12
 Beberapa akun yang memerlukan jurnal pembalik:
o Beban yang masih harus dibayar
o Beban yang dibayar di muka (jika tercatat sebagai
beban)
o Pendapatan yang masih akan diterima
o Pendapatan yang diterima di muka (jika tercatat sebagai
pendapatan)
o Pemakaian atas perlengkapan (bila tercatat sebagai
beban).
 Contoh jurnal pembalik
Contoh beberapa akun yang memerlukan jurnal pembalik:
# 1. Beban yang masih harus di bayar
Jurnal Penyesuaian Jurnal Pembalik

Debit | Beban Sewa Rp100 Utang Sewa Rp100


Kredit | Utang Sewa Rp100 Beban Sewa Rp100

# 2. Beban yang dibayar di muka


Jurnal Penyesuaian Jurnal Pembalik

Debit | Asuransi dibayar dimuka Rp100 beban asuransi Rp100


Kredit | beban asuransi Rp100 Asuransi dibayar dimuka Rp100

C. Tahap Pelaporan
1. Penyusunan laporan keuangan
Laporan keuangan dalam sebuah bisnis merupakan hal penting yang
harus dibuat secara rutin dan kontinue. Laporan keuangan ibarat sebuah
denyut nadi sebuah bisnis. Sebagai pemilik perusahaan wajib bisa
membaca laporan keuangan, karena akan sangat membutuhkan

13
untuk mengetahui kondisi keuangan yang ada diperusahaan dan
bagaimana prospek perusahaan kedepannya.
Dalam ilmu akuntansi laporan keuangan diartikan sebagai laporan
yang memuat informasi keuangan perusahaan atau instasi pemerintah
dalam suatu periode akuntansi tertentu yang menggambarkan kinerja dari
perusahaan atau instansi pemerintahan tersebut.
Tujuan laporan sendiri adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pembisnis dalam
pengambil keputusan.
Dalam menyusun laporan keuangan, ada beberapa hal yang harus di
perhatikan. Salah satu adalah komponen-komponen yang harus ada pada
laporan keuangan:
a) Neraca ini adalah laporan keuangan yang menampilkan
informasi bagaimana posisi keuangan dari entitas pada suatu
tanggal tertentu, biasanya pada akhir tahun.
b) Laba rugi, Dilaporan laba rugi ini Anda dapat melihat laporan
hasil operasi sebuah entitas selama periode tertentu, misalnya
satu bulan atau satu tahun.
c) Laporan ekuitas (modal) pemilik, Laporan ini menyajikan
ikhtisar perubahan yang terjadi dalam ekuitas pemilik pada
suatu entitas untuk suatu periode tertentu, misalnya satu bulan
atau satu tahun.
d) Laporan arus kas, Laporan arus kas menggambarkan mengenai
jumlah kas masuk (penerimaan kas) dan jumlah kas
Langkah-langkah dalam menyusun laporan keuangan :
 Menyusun neraca saldo
Neraca saldo adalah suatu daftar rekening-rekening buku
besar dengan saldo debet atau kredit. Penyusunan ini dilakukan
kalau semua jurnal sudah dibukukan ke dalam masing-masing

14
rekeningnya di buku besar. Karena penyusunannya sebelum
adanya ayat jurnal penyesuaian maka neraca ini sering disebut
Neraca Saldo. Sebelum penyesuaian, informasi yang disajikan
dapat digunakan untuk mengecek keseimbangan debet dan
kredit dari seluruh rekening di buku besar dan merupakan
tahap pertama untuk membuat jurnal penyesuaian dan neraca
lajur.
 Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat jurnal
penyesuaian.
Beberapa transaksi mungkin belum tercatat dan masih tidak
sesuai dengan keadaan di akhir periode, sehingga data tersebut
dikumpulkan untuk membuat jurnal penyesuaian.
 Menyusun neraca lajur (worksheet)
Neraca lajur atau kertas kerja merupakan suatu cara yang
memudahkan penyusunan laporan keuangan yang dimulai dari
neraca saldo dan disesuaikan dengan data yang diperoleh dari
jurnal penyesuaian. Kemudian, saldo yang sudah disesuaikan
akan nampak pada kolom neraca saldo disesuaikan dan
merupakan saldo-saldo yang akan dilaporkan dalam neraca dan
laporan rugi laba.
 Menyusun laporan keuangan yang terdiri dari laporan rugi laba
dan laporan perubahan modal serta laporan-laporan lainnya
Laporan-laporan tersebut dapat disusun langsung di
neraca lajur, karena dalam neraca lajur sudah dipisahkan
jumlah-jumlah yang dilaporkan dalam neraca atau laporan rugi
laba. Kemudian, kedua laporan tersebut diubah bentuknya
sehingga dapat dihasilkan neraca dan laporan rugi laba yang
lebih mudah dibaca dan dianalisa.
 Menyesuaikan dan menutup rekening-rekening

15
Setelah rekening-rekening di dalam buku besar
disesuaikan, maka berikutnya adalah membuat jurnal
penutupan untuk menutup rekening-rekening nominal ke
rekening rugi laba dan memindahkan saldo rugi laba ke
rekening laba tidak dibagi. Setelah itu, informasi pada jurnal
tersebut dibukukan ke buku besar sesuai dengan rekening-
rekening yang bersangkutan.
 Menyusun Neraca Saldo setelah Penutupan
Untuk mengecek keseimbangan debet dan kredit
rekening-rekening yang masih terbuka, maka dibuatlah neraca
saldo setelah penutupan yang isinya rekening-rekening real
saja, bukan termasuk nominal yang sudah ditutup.
2. Analisa laporan keuangan
Analisis rasio keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu
alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja
keuangan berdasarkan data perbandingan masing-masing pos yang
terdapat di laporan keuangan seperti Laporan Neraca, Rugi / Laba, dan
Arus Kas dalam periode tertentu.
Analisis Data Laporan Keuangan dilakukan dengan menganalisa
masing - masing pos yang terdapat di dalam laporan keuangan dalam
bentuk rasio posisi keuangan dengan tujuan agar dapat memaksimalkan
kinerja perusahaan untuk masa yang akan datang.
Setiap tutup periode akhir bulan biasanya accounting menyiapakan
dan menyusun Laporan Keuangan yang terdiri dari Laporan Neraca, Rugi
Laba, Arus Kas, Perubahan Modal, dan Laporan tersebut diserahkan ke
pimpinan perusahaan. Hal umum yang biasa terjadi adalah mereka hanya
fokus terhadap Laporan Laba Rugi, namun ada hal yang lebih penting
yang perlu disajikan dalam penyampaian laporan ini yaitu mengenai
Analisis Laporan Keuangan.

16
 Tujuan analisis laporan keuangan:
a) Sebagai alat barometer untuk melakukan forecasting
atau memproyeksikan posisi keuangan dimasa yang
akan datang.
b) Mereview kondisi perusahaan saat ini, permasalahan
dalam manajemen, operasional maupun, keuangan.
c) Alat ukur untuk melakukan efisiensi di semua
departemen perusahaan.

17
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan

Proses akuntansi adalah proses penyediaan informasi keuangan yang meliputi


tahap pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan tahap penyusunan laporan
keuangan berdasarkan tahapan-tahapan penyusunan laporan keuangan. Laporan
keungan adalah sebuah bentuk penyampaian informasi keuangan kepada pemakai
informasi dalam bentuk debit dan kredit agar mudah dipahami, relevan, andal, dan
dapat diperbandingkan.

18
DAFTAR PUSTAKA
Ismawanto.2015.”Proses Akuntansi”.

Dikutip dari: http://www.ssbelajar.net/2012/04/proses-akuntansi.html?m=1

JOKO.2011.”Pengertian Fungsi dan Proses Akuntansi”

Dikutip dari: https://pandidikan.blogspot.com/2011/03/pengertian-fungsi-dan-proses-


akuntansi.html?m=1

19

Anda mungkin juga menyukai