DASAR-DASAR KEJURUAN
Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang dan
Manufaktur
Untuk SMK/MAK
KELAS X
Program Keahlian Akuntansi
Keuangan dan Lembaga
Penyusun:
SEMESTER GANJIL Karina Ayuningtyas
PPL UM 2021
A. Siklus perusahaan dagang
Siklus perusahaan dagang sama halnya dengan perusahaan jasa, yakni dimulai dari
tahap pencatatan, pengikhtisaran, dan pelaporan. Akan tetapi, terdapat perbedan format
jurnal dan sistem pencatatan yang berbeda.
1. Jenis bukti transaksi
Setiap transaksi yang dilakukan oleh perusahaan harus memiliki bukti yang nantinya
akan dicatat ke dalam jurnal. Bukti-bukti transaksi dalam perusahaan dagang
meliputi pengeluaran dan penerimaan kas, penjualan dan pembeliaran barang, dan
bukti lainnya.
a. Faktur, yaitu bukti transaksi penjualan atau pembelian barang dagangan secraa
kredit/utang. Faktur yang menjadi bukti penjualan disebut faktur penjualan dan
faktur yang menjadi bukti pembelian disebut faktur pembelian.
b. Nota kredit, yaitu bukti transaksi pengembalian barang yang catat atau tidak
sesuai yang dibuat oleh penjual untuk mengembalikan barang yang telah dijual.
c. Kuitansi, yaitu bukti transaksi pembayaran secara tunai bagi perusahaan dan
bukti penerimaan uang bagi penerima.
d. Nota debit, yaitu bukti transaksi pengembalian barang yang catat atau tidak
sesuai yang dibuat oleh pembeli untuk mengembalikan barang yang telah dibeli.
e. Nota kontan, yaitu bukti transaksi penjualan barang yang diberikan kepada
pembeli sebagai bukti transaksi secara tunai.
f. Bukti memorial, yaitu bukti transaksi perusahaan dagang yang berisi kejadian-
kejadian yang berlangsung dalam perusahaan yang dibuat oleh pimpinan atau
pejabat berwenang.
g. Bukti kas masuk, yaitu bukti atas penerimaan kas yang dibuat oleh perusahaan.
h. Bukti kas keluar, yaitu bukti atas pengeluaran kas yang dibuat oleh perusahaan
baik berhubungan dengan pembelian barang dagang ataupun lainnya.
i. Voucher, yaitu bukti atas pengeluaran kas yang dibuat oleh perusahaan tetapi
tidak berhubungan dengan pembelian.
j. Cek, yaitu alat pembayaran tunai atas transaksi yang terjadi.
k. Rekening koran, yaitu bukti untuk mutasi kas di bank yang disusun oleh pihak
bank untuk para nasabahnya.
l. Bilyet giro, yakni alat pembayran yang sama halnya dengan cek sehingga dapat
dijadikan bukti transaksi perusahaan dagang.
2. Syarat penyerahan
FOB Shipping Point (Free on Board Shipping Point)
Semua beban dan risiko yang timbul dari gudang penjual sampai gudang pembeli
ditanggung oleh pembeli.
FOB Destination Point (Free on Board Destination Point)
3. Syarat pembayaran
Syarat pembayaran dalam perdagangan harus jelas menyebutkan kapan transaksi
harus dibayar, cara pembayaran (kredit, tunai, atau kredit dan tunai), dan potongan
yang diberikan kepada pembeli dengan batas waktu sampai berapa hari. Seorang
pedagang biasanya memberikan diskon kepada pembeli dengan tujuan:
Mengurangi risiko tidak terbayarnya tagihan
Meningkatkan jumlah uang yang diterima supaya dapat digunakan untuk
kegiatan operasional perusahaan
Meningkatkan omzet penjualan
Adapun berbagai syarat pembayaran dalam perusahaan dagang adalah sebagai
berikut:
Pembayaran dimuka, artinya pembeli membayar dahulu nominal pembayaran
sebelum barang diterima.
Cash on Delivery (COD), artinya pembeli membayar barang pada saat barang
tersebut dikirimkan ke tempat pembeli/diterima di tempat pembeli.
Pembelian kontan/tunai, artinya pembeli langsung membayar barang pada saat
barang diterima.
2/10, n/30, artinya pembeli akan memberikan potongan 2% jika dapat melunasi
dalam jangka waktu paling lama 10 hari setelah tanggal jual-beli dan
menetapkan batas akhir pembayaran 30 hari setelah tanggal faktur jual-beli.
End of Month (EOM), artinya pembayaran harus dilakukan paling lambat akhir
bulan.
2/10, EOM, artinya pembayaran hari dilakukan paling lambat 10 hari setelah
akhir bulan dan tidak ada potongan.
Receive of Goods (ROG), artinya pembayaran dilakukan setelah barang diterima
atau pembayaran terhitung dari tanggal penerimaan barang.
5. Metode Pencatatan
Terdapat dua sistem pencatatan yang digunakan dalam perusahaan dagang, yaitu
sistem periodik (physical system) dan sistem permanen (perpetual system). Dalam
istem periodik, pencatatan persediaan barang dagangan hanya dilakukan akhir
periode, sedangkan sistem permanen dilakukan secara terus-menerus (setiap ada
transaksi yang mempengaruhi persediaan barang dagang).
Adapun perbedaan pencatatan ketika melakukan penjualan antara sistem periodik
dengan sistem permanen sebagai berikut:
Keterangan Sistem Periodik Sistem Permanen
Penjualan barang Penjualan xxx Piutang dagang (D) xxx
dagang Piutang dagang xxx Penjualan (K) xxx
Jurnal penyesuaian
Tahap
pengikhtisaran Laporan keuangan
Jurnal Penutup Laporan laba rugi
Laporan perubahan
ekuitas
Menutup buku besar Laporan posisi
keuangan
Laporan arus kas
Neraca saldo setelah CALK
penutupan
Tahap pelaporan
d) Jurnal penjulan (sales journal), yaitu jurnal yang digunakan untuk mencatat
setiap penjualan secara kredit.
Nama perusahaan
Jurnal Penjualan
Periode
Debit Kredit
No. Syarat Harga
Tanggal Keterangan Reff Piutang PPN
Faktur Pembayaran Pokok Penjualan Persediaan
dagang Keluaran
penjualan
e) Jurnal umum (general journal), yaitu jurnal yang digunakan untuk mencatat
setiap transaksi yang tidak sesuai dimasukkan ke dalam empat jurnal tersebut (jurnal
penerimaan kas, jurnal pengeluaran kas, jurnal pembelian, dan jurnal penjualan).
Nama perusahaan
Jurnal Umum
Periode
Tanggal Keterangan Reff Debit Kredit
Buku besar
Pengertian buku besar
Buku besar merupakan kumpulan akun-akun yang digunakan untuk meringkas
transaksi yang telah dicatat dalam jurnal. Buku besar juga disebut sebuah buku
yang berisi kumpulan akun untuk mencatat secara terpisah asset, utang, dan
2) Bentuk skontro, merupakan bentuk buku besar yang terdiri atas dau
kolom. Skontro memiliki arti sebelah-menyebelah (dibagi dua) yaitu debit
dan kredit.
4) Bentuk stafel berkolom saldo rangkap, yakni bentuk yang sama dengan
kolom saldo tunggal, tetapi saldo pada bentuk ini dibagi menjadi dua
kolom yaitu debit dan kredit
Saldo
Tanggal Keterangan Reff Debit Kredit
Debit Kredit
c. Daftar sisa
Daftar sisa berisikan informasi tentang saldo buku besar pembantu utang,
piutang, dan persediaan barang dagang.
Nama
No. Kartu Debit Kredit Saldo
Debitur/Kreditur/Barang
Sumber: www.gramedia.com
Komponen dalam laporan laba rugi perusahaan dagang sebagai berikut:
a) Laba bersih operasi yaitu laba bruto dikurangi beban operasi perusahaan.
b) Laba bruto (kotor) atas penjualan yaitu selisih antara penjualan bersih
dengan harga pokok penjualan.
c) Penjualan bersih adalah seluruh penjualan dikurangi dengan retur penjualan
dan potongan penjualan.
Transaksi/bukti transasksi
Jurnal penyesuaian
Tahap
pengikhtisaran Laporan keuangan
Jurnal Penutup Laporan laba rugi
Laporan perubahan
ekuitas
Menutup buku besar Laporan posisi
keuangan
Laporan arus kas
Neraca saldo setelah CALK
penutupan
Tahap pelaporan
Buku besar
Sama halnya dengan di perusahaan jasa dan dagang, seluruh transaksi yang
sudah dicatat dalam jurnal wajib diposting ke buku besar supaya mudah untuk
mengetahui kondisi saldo terkini dari masing-masing akun.
2) Tahap pengikhtisaran
Jurnal penyesuaian
a) Penyusutan persediaan (inventory shrinkage) atau kekurangan persediaan
(inventory shortage)
Persediaan bahan baku (raw materials inventory)
31 Des Harga pokok penjualan Rp xxx
Bahan baku Rp xxxx
menyesuaikan bahan baku
Persediaan barang dalam proses (work in process)
31 Des Barang dalam proses Rp xxx
Harga pokok penjualan Rp xxxx
menyesuaikan akun barang dalam proses
Persediaan barang jadi (finished goods inventory)
31 Des Harga pokok penjualan Rp xxx
Barang jadi Rp xxxx
menyesuaikan akun barang jadi
b) Beban akrual (accrued expense) dan kewajiban akrual (accrued liabilities)
Jumlah-jumlah akrual yang belum dibayar pada akhir periode akuntansi
adalah merupakan beban dan sekaligus kewajiban.
Beban Gaji
31 Des Beban gaji Rp xxx
Utang gaji Rp xxx
Beban gaji administrasi Rp xxx
Beban gaji penjualan Rp xxx
Barang dalam proses Rp xxx
Beban gaji Rp xxx
penyesuaian beban gaji
c) Pendapatan akrual (accrual revenues)
Pada akhir periode sering kali terdapat pendapatan baik dari penjualan yang
sebenarnya sudah terjadi tetapi belum diterima kasnya. Contoh dari
pendapatan ini misalnya pendapatan bunga.
31 Des Piutang bunga Rp xxx
Pendapatan bunga Rp xxxx
menyesuaikan pendapatan bunga
d) Beban ditangguhkan (deffered expenses) atau beban dibayar di muka
(prepaid expenses)
31 Des Beban perlengkapan Rp xxx