Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH PENGAUDITAN 2

Audit Siklus Pendapatan : Transaksi Piutang Usaha


Diampu oleh:
Drs. Soetardjoe, M.Si

Disusun oleh:
1

Vanica Audi Praseti Muhari (13.0102.0071)

Gendi Adam Bintoro

(13.0102.0079)

Mega Arista Dewayani

(13.0102.0089)

Melai Rahmawati

(13.0102.0090)

Anas Afrizal Prasetyo

(13.0102.0094)

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2016

SIKLUS PENDAPATAN
TRANSAKSI PIUTANG USAHA

PRINSIP SIKLUS PENDAPATAN


Siklus pendapatan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara kredit maupun
secara tunai, retur penjualan, pencadangan kerugian piuang, dan penghapusan piutang.

Dalam

transaksi penjualan kredit, jika order dari kostumer telah dipenuhi dengan pengiriman barang atau
penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada kostumernya.
Pendapatan perusahaan dapat berkurang karena barang yang dijual dikembalikan oleh kostumer
ke penjual dan pencadangan kerugian akibat tidak tertagihnya piutang usaha. Piutang yang dimiliki
oleh perusahaan dapat berkurang karena debitur tidak mampu melunasi utangnya .

GAMBARAN UMUM PIUTANG


Piutang adalah tuntutan (claims) terhadap pihak tertentu yang penyelesaiannya
diharapkan dalam bentuk Kas selama kegiatan normal perusahaan. Klaim timbul karena
berbagai sebab. misalnya penjualan secara kredit, pemberian pinjaman kepada karyawan,
porsekot dalam kontrak pembelian, porsekot kepada karyawan, dll.
Piutang usaha timbul karena adanya penyerahan barang atau jasa dalam rangka
menjalankan kegiatan usaha normal perusahaan.
Dalam siklus pendapatan seperti yang kita ketahui, transaksi yang mempengaruhi
piutang usaha adalah :
1. Transaksi penjualan kredit barang dan jasa kepada customer
2. Transaksi retur penjualan
3. Transaksi penerimaan kas dari debitur
4. Transaksi penghapusan piutang

TUJUAN AUDIT TERHADAP SIKLUS PENDAPATAN


Kelomp
ok
Asersi
Kebera
daan
atau
keterja
dian

Keleng
kapan

Hak
dan
kewajib
an

Tujuan audit
terhadap
Golongan
Transaksi
Transaksi penjualan kredit dan
tunai mencerminkan produk
yang
diserahkan
kepada
customer selama periode yang
diaudit.
Transaksi
adjustment
penjualan
mencerminkan
pengurangan penjualan karena
retur penjualan, pencadangan
kerugian
piutang,
dan
penghapusan piutang yang
diotorisasi selama periode
yang diaudit.
Semua transaksi penjualan dan
adjustment terhadap penjualan
yang terjadi selama periode
yang diaudit telah dicatat.
Entitas memiliki hak atas
piutang usaha dan kas sebagai
hasil dari transaksi dalam
siklus pendapatan.

Penilai
an atau
alokasi

Semua transaksi penjualan dan


adjustment penjualan telah
dicatat dalam jurnal, diringkas,
dan diposting ke dalam akun
dengan benar.

Penyaji
an dan
pengun
kapane

Rincian transaksi penjualan


dan adjustment penjualan
mendukung penyajian angka
penjualan dan piutang usaha
dalam laporan keuangan, baik
klasifikasinya
maupun

Tujuan Audit
terhadap Saldo Akun
Piutang
usaha
mencerminkan
jumlah
yang
terutang
oleh
costumer yang ada pada
tanggal neraca.

Piutang usaha mencakup


semua
klaim
kepada
costumer pada tanggal
neraca.
Piutang
usaha
pada
tanggal
neraca
mencerminkan
klaim
resmi
entitas
kepada
costumer.
Piutang
usaha
mencerminkan klaim yang
baik pada tanggal neraca
dan sesuai dengan jumlah
buku pembatu piutang.
Cadangan
kerugian
piutang
mencerminkan
estimasi yang masuk akal
beda antara jumlah piutang
bruto dengan nilai piutang
usaha bersih yang dapat
direalisasikan.
Piutang
usaha
diidentifikasi
dan
diklasifikasi
dengan
semestinya dalam neraca.
Pengungkapan memadai
telah dibuat berkaitan

pengungkapannya.

dengan piutang usaha yang


digadaikan
atau
dianjakkan.

CATATAN AKUNTANSI
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan kredit adalah:jurnal penjualan,
jurnal umum, buku pembantu piutang, buku pembantu sediaan, dan buku besar.
Jurnal penjualan.
Dalam transaksi penjualan kredit, catatan ini digunakan untuk mencatat transaksi penjualan
kredit berdasarkan dokumen sumber faktur penjualan. Jurnalnya yaitu:
Piutang Usaha
Pendapatan Penjualan

xx
xx

Jurnal umum.
Dalam transaksi penjualan kredit, catatan ini digunakan untuk mencatat kos produk yang
dijual berdsarkan dokumen bukti memorial. Jurnalnya yaitu:
Kos Produk yang Dijual
Sediaan Produk Jadi

xx
xx

Buku pembantu piutang.


Dalam transaksi penjualan kredit, catatan ini berfungsi sebagai buku pembantu yang
digunakan untuk mencatat bertambahnya piutang kepada debitur tertentu berdasarkan
dokumen sumber faktur penjualan.
Buku pembantu sediaan.
Dalam transaksi penjualan kredit, catatan ini berfungsi sebagai buku pembantu yang
digunakan untuk mencatat kos produk jadi tertentu yang dijual berdasarkandokumen sumber
faktur penjualan.

Buku besar.
Akun buku besar yang terkait dalam siklus pendapatan adalah: piutang usaha, pendapatan
penjualan, kos produk yang dijual, dan sediaan produk jadi

Pengujian Pengendalian - Transaksi Piutang Usaha


Sistem Informasi Akuntansi Yang Membentuk Siklus Pendapatan
Siklus pendapatan yang terdiri dari berbagai sistem informasi akuntansi berikut ini:
1

Sistem penjualan kredit, yang terdiri dari

Prosedur pencatatan piutang usaha.

berbagai prosedur berikut ini:

Prosedur pencatatan retur penjualan.

Prosedur order penjualan.

Prosedur persetujuan kredit.

Prosedur pengiriman barang.

Prosedur pembuatan bukti memorial.

Prosedur Penagihan.

Prosedur pencatatan cadangan kerugian

Prosedur pencatatan piutang.

Prosedur

pencatatan

terdiri dari prosedur berikut ini:

piutang.
pendapatan

penjualan kredit.

Sistem penghapusan piutang yang terdiri


dari prosedur berikut ini:

Prosedur pembuatan bukti memorial.

yang dijual.

Prosedur

Sistem penjualan tunai yang terdiri dari

Prosedur order penjualan.

Prosedur penerimaan kas.

prosedur penyerahan barang.

Prosedur pencatatan penerimaan kas.

Prosedur pencatatan penjualan tunai.

Prosedur pencatatan kos produk jadi


yang dijual

Sistem retur penjualan, yang terdiri dari


prosedur berikut ini;

Prosedur pencatatan kos produk jadi

jaringan prosedur berikut ini:

Sistem pencadangan kerugian piutang yang

Prosedur penerimaan barang.

piutang.

pencatatan

penghapusan

Dokumen-Dokument Dalam Siklus Pendapatan

Surat pengakuan (acknowledgment copy).


Dokumen ini dikirim oleh fungsi penjualan kepa costumer untuk memberi tahu bahwa ordernya
telah diterima dan dalam proses pengiriman.

Surat muat (bill of lading).


Tembusan surat muat ini merupakan dokumen yang digunakan sebagai bukti penyerahan barang
dari perusahaan kepada perusahaan angkutan umum.

Slip pembungkus (packing slip).


Dokumen ini ditempelkan pada pembungkus barang untuk memudahkan fungsi penerimaan
customer mengidentifikasi barang-barang yang diterimanya.

Tembusan gudang (warehouse copy).


Merupakan tembusan surat order pengiriman yang dikirim ke fungsi gudang untuk menyiapkan
jennis barang dengan jumlah seperti yang tercantum di dalamnya.

Arsip pengewasan pengiriman (saless order follow- up copy).


Merupakan tembusan surat order pengiriman yang diarsipkan oleh fungsi penjualan menurut
tanggal pengiriman yang dijanjikan.

Arsip indeks silang (cross-index file copy).


Merupakan tembusan surat order pengiriman yang diarsipkan secara alfabetik menurut nama
costumer untuk memudahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari costumer.
Faktur penjualan merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk mencatat timbulnya

piutang. Berbagai tembusan faktur penjualan terdiri dari:


1

Faktur penjualan (customers copies)


Dokumen ini merupakan lembar pertama yang dikirim kepada customer.

Tembusan piutang (account receivable copy)


Merupakan tembusan faktur penjualan yang dikirim ke fungsi pencatat piutang sebagai dasar untuk
mencatat piutang dalam buku pembantu piutang.

Tembusan jurnal penjualan (sale journal copy)


Merupakan tembusan yang dikirim ke fungsi akuntansi umum sebagai dasar untuk mencatat
transaksi penjualan ke dalam jurnal penjualan.

Tembusan analisis (analyis copy)


Merupakan tembusan yang dikirim ke fungsi akuntansi biaya sebagai dasar untuk menghitung kos
produk yang dijual yang dicatat dalam buku pembantu sadiaan, untuk analisis, dan untuk
perhitungan komisi wiraniaga.

Tembusan wiraniaga (salesperson copy)

Dikirim kepada wiraniaga untuk memberitahu bahwa order dari costumer yang lewat di tangannya
telah dipenuhi sehingga memungkinkannya menghitung komisi penjualan yang menjadi haknya.

Aktivitas Pengendalian Dalam Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit


Aktivitas pengendalian yang dapat mencegah dan mendeteksi salah saji dalam transaksi
penjualan kredit mencakup:
1. Penggunaan surat order penjualan yang diotorisasi untuk setiap penjualan.
2. Fungsi pemberi otorisasi kredit mengecek semua customer baru.
3. Penentuan bahwa customer berada dalam daftar customer yang telah disetujui.
4. Pengecekan batas kredit sebelum penjualan kredit dilaksanakan.
5. Barang dikeluarkan dari gudang hanya atas dasar surat order pengiriman yang telah
diotorisasi.
6. Pengecekan barang yang dikirim dengan surat order pengiriman.
7. Pemisahan fungsi pengiriman barang dan penjualan barang.
8. Pembuatan dokumen pengiriman untuk setiap pengiriman barang.
9. Seiap faktur penjualan harus dilampiri dengan surat order pengiriman yang telah
diotorisasi.
10. Pencocokan faktur penjualan dengan dokumen pengiriman.
11. Pertanggungjawaban secara periodik dokumen pengiriman.
12. Pengecekan independen terhadap pemberian harga dalam faktur penjualan.
13. Setiap pencatatan harus dilandasi dokumen sumber faktur penjualan dan dokumen
pendukung yang lengkap.
14. Pengecekan secara independen posting ke dalam buku pembantu piutang dengan akun
control piutang dalam buku besar.
15. Pertanggungjawaban semua faktur penjualan secara periodic.
16. Panduan akun dan review terhadap pemberian kode akun.
17. Pengiriman pernyataan piutang bulanan kepada debitur.

Keterangan :
1.

Penggunaan surat order penjualan yang diotorisasi untuk setiap penjualan.


Sebagai awal kegiatan penjualan, fungsi penjualan mengisi formulir surat order pengiriman untuk
memungkinkan berbagai pihak pemberi otorisasi kredit, fungsi penyimpanan barang, fungsi pengiriman
barang, dan fungsi pencatatan penjualan melaksanakan pemenuhan order yang diterima dari customer.

2.

Fungsi pemberi otorisasi kredit mengecek semua customer baru.


Semua customer baru harus dicek kelayakannya untuk dapat diberi kredit dengan cara mencari ninformasi
yang berkaitan dengan kemampuan dan keandalannya untuk dapat diberi kredit.

3.

Penentuan bahwa customer berada dalam daftar customer yang telah disetujui.
Penjualan kredit mengandung resiko tidak tertagihnya piutang. Untuk berada didalam daftar, customer harus
memenuhi kriteria tertentu misalnya kemampuan dan keandalan keuangan customer yang ditetapkan fungsi
pemberi otorisasi kredit.

4.

Penjualan batas kredit sebelum batas kredit dilaksanakan


Bagi customer lama, untuk mengurangi resiko tidak tertagihnya piutang, penjualan kredit hanya dapat
dilaksanakan jika fungsi pemberi otorisasi kredit telah melakukan pengecekan apakah bats kredit maksimum
untuk customer tertentu telah dilampaui.

5.

Barang dikeluarkan dari gudang hanya atas dasar surat order pengiriman yang telah diotorisasi.
Fungsi ini hanya dapat melakukan pengeluaran barang jika mendapat perintah dari fungsi penjualan dalam
surat order pengiriman barang yang diotorisasi oleh fungsi penjualan tersebut.

6.

Pengecekan barang yang dikirim dengan surat order pengiriman.


Kecermatan jenis, spesifikasi, kualitas, dan kuantitas barang yang dikirim kepada customer dapat dijamin
dengan melakukan kegiatan pengecekan barang yang dkirim dengan informasi mengenai jenis, spesifikasi,
kualitas, dan kuantitas barang sebagaimana yang tercantum dalam surat order pengiriman.

7.

Pemisahan fungsi pengiriman barang dari fungsi penjualan.


Dalam transaksi penjualan, fungsi penjualan mempunyai kecenderungan untuk menjual barang sebanyakbanyaknya, yang seringkali mengabaikan dapat ditagih tidaknya piutang yang timbul dari transaksi tersebut.
Dengan dipisahkannya fungsi penjualan dari fungsi pemberi otorisasi kredit, risiko tidak tertagihnya pituang
dapat dikurangi.

8.

Pembuatan dokumen pengiriman untuk setiap pengiriman barang.


Sebagai bukti telah dilaksanakannya pengiriman barang, fungsi pengiriman membubuhkan tanda tangan
otorisasi dan cap sudah dikirim pada copy surat order pengiriman.

9.

Setiap faktur penjualan harus dilampiri dengan surat order pengiriman yang telah diotorisasi dan
dokumen pengiriman.
Agar menjadi dokumen sumber yang andal. Dokumen sumber ini harus dilampiri dengan dokumen
pendukung:
(1) surat order pengiriman yang telah diotorisasi oleh fungsi penjualan dan
(2) dokumen pengiriman (berupa copy surat order pengiriman yang telah dibubuhi cap sudah dikirim dan
tanda tangan fungsi pengiriman serta surat muat).

10. Pencocokan faktur penjualan dengan dokumen pengiriman.


Untuk menjamin kelengkapan informasi yang dicantumkan dalam faktur penjualan, perlu ada aktivitas
pencocokan informasi yang dicantumkan dalam faktur penjualan dengan informasi yang tercantum dalam
copy surat order pengiriman dan surat muat (bill of lading).
11. Pertanggungjawaban secara periodik dokumen pengiriman.
Untuk menjamin bahwa semua barang yang telah dikirim ke customer telah dibuatkan penagihan melallui
pembuatan dan pengiriman faktur penjualan, secara periodik perlu diadakan pertanggungjawaban dokumen
pengiriman dengan mencocokkan jumlah barang yang telah dikirim dengan yang telah dibuatkan faktur
penjualannya.
12. Pengecekan independen terhadap pemberian harga dalam faktur penjualan.
Kebenaran jumlah piutang yang ditagihkan kepada customer ditagihkan kepada customer dan harga per
satuan yang resmi berlaku. Oleh karena itu, untuk menjamin keakuratan jumlah rupiah yang ditagihkan
kepada customer, perlu dilakukan pengecekan independen terhadap pemberian harga satuan dalam faktur
penjualan.
13. Setiap pencatatan harus dilandasi dokumen sumber faktur penjualan dan dokumen pendukung yang
lengkap.
Transaksi penjualan kredit yang diacatat dalam jurnal penjualan dan buku pembantu piutang

harus

didasarkan pada faktur penjualan yang telah diotorisasi oleh fungsi penagihan dan dilampiri dengan copy
surat order pengiriman yang telah diotorisasi oleh fungsi pengiriman dan surat muat (bill of lading) jiika
barang dikirimkan kepada customer dengan menggunakan jasa angkutan luar.
14. Pengecekan secara independen posting ke dalam buku pembantu piutang dengan akun kontrol
piutang dalam buku besar.
Dalam pencatatan piutang, dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan piutang adalah faktur
penjualan, bukti kas masuk, memo kredit, dan bukti memorial. Data dari dokumen sumber ini dicatat melalui
dua jalur :
(1) dicatat kedalam jurnal dan kemudian diringkas ke dalam akun control piutang dalam buku besar,

(2) dicatat dalam buku pembantu piutang sebagai rincian akun kontrol piutang yang tercantum dalam buku
besar.
Dengan demikian untuk mengecek ketelitian data akuntansi yang dicatat di akun kontrol piutang di dalam
buku besar, aktivitas pengendalian mengharuskan secara periodic diadakan rekonsiliasi antara buku
pembantu piutang dengan akun kontrol piutang dalam buku besar.
15. Pertanggungjawaban semua faktur penjualan secara periodik.
Untuk menjamin bahwa semua faktur penjualan yang dibuat selama periode akuntansi tertentu telah dicatat
ke dalam jurnal penjualan dan buku pembantu piutang, secara periodik fungsi penagihan harus
mempertanggungjawabkan semua faktur

penjualan yang dibuat selama periode akuntansi tertentu dan

memeriksa apakah semua faktur penjualan tersebut telah dicatat ke dalam catatan akuntansi semestinya.
16. Panduan akun dan review terhadap pemberian kode akun.
Ketersediaan buku panduan kode akun dan review terhadap pemberian kode akun pada saat pembuatan
dokumen sumber menjamin keakuratan posting sehingga asersi penyajian dan pengungkapan menjadi andal.
17. Pengiriman pernyataan piutang bulanan kepada debitur.
Aktivitas pengendalian ini diciptakan dengan cara pengecekan secara periodik ketelitian catatan akuntansi
yang diselenggarakan oleh perusahaan dengan catatan akuntansi yang diselenggarakan oleh pihak luar yang
bebas. Untuk mengecek ketelitian catatan piutang entitas, secara periodik fungsi pencatatan piutang
diharuskan membuat pernyataan piutang dan mengirimkannya kepada debitur yang bersangkutan. Dengan
cara ini data yagn dicatat dalam buku pembantu piutang dicek ketelitiannya oleh debitur yang bersangkutan,
sehingga pengiriman secara periodik pernyataan putang ini akan menjamin ketelitian data akuntansi yang
dicatat oleh perusahaan.

Penyusunan Program Audit Untuk Pengujian Pengendalian Terhadap Transaksi


Penjualan Kredit
Berdasarkan daftar prosedur audit yang dapat digunakan oleh auditor untuk melakukan
pengujian pengendalian terhadap transaksi penjualan kredit, dapat disusun program audit
untuk pengujian pengendalian terhadap transaksi penjualan kredit. Berbagai prosedur audit
diklasifikasikan kembali menurut asersi yang dituju: keberadaan atau keterjadian,
kelengkapan, dan penilaian atau alokasi.
Penjelasan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian terhadap Transaksi
Penjualan Kredit
Lakukan pengamatan terhadap prosedur persetujuan penjualan, pengiriman barang,
penagihan, dan pengiriman pernyataan piutang. Pengamatan ini ditujukan untuk
membuktikan:
(1) adanya pemisahan tiga fungsi pokok:
-

fungsi operasi,

fungsi penyimpanan,

fungsi akuntansi dalam penanganan system penjualan kredit,

(2) setiap transaksi penjualan kredit dilaksanakan oleh lebih dari unit organisasi sehingga
tercipta adanya pengecekan intern dalam setiap pelaksanaan transaksi tersebut.
Dalam pengamatan terhadap pelaksanaan transaksi penjualan kredit ini auditor melakukan
pengamatan terhadap:
1

Persetujuan surat order pengiriman yang dilaksanakan oleh fungsi penjualan.

Pengiriman barang yang dilaksanakan oleh fungsi pengiriman barang.

Penagihan customer yang dilaksanakan oleh fungsi.

Pengiriman pernyataan piutang bulanan dan penindaklanjutan keluhan dari customer yang
dilaksanakan oleh fungsi pencatatan piutang.

Dalam memeriksa bukti dikirimkannya secara periodik surat pernyataan puitang kepada debitur
auditor dapat memperoleh informasi dengan cara:
1

Memeriksa arsip tembusan surat pernyataan piutang, jika arsip semacam ini diselenggarakan oleh
klien.

Memeriksa arsip korespondensi antara klien dengan debiturnya.

Prosedur Audit Pengujian Pengendalian

Keberadaan dan Keterjadian


1 Lakukan
pengamatan
terhadap
(termasuk
pengamatan terhadap pemisahan fungsi):
a Persetujuan surat order pengiriman
b Pengiriman barang
c Penagihan customer
d Pengiriman pernyataan piutang bulanan dan
penindaklanjutan keluhan dari customer.
2 Ambil sampel transaksi penjualan dari jurnal
penjualan dan lakukan verifikasi terhadap tanggal,
nama customer, dan jumlah moneter dan
nonmoneter. Lakukan pula pemeriksaan terhadap
dokumen pendukung berikut ini:
a Faktur penjualan
b Laporan pengiriman barang
c Surat pengiriman barang yang telah diotorisasi
Kelengkapan
3 Periksa bukti digunakannya formulir bernomor urut
tercetak dan pertanggungjawaban pemakaian
formulir tersebut (surat order pengirman, laporan
pengiriman barang, faktur penjualan). Periksa
secara selintas nomor urut faktur penjualan yang
dicatat dalam jurnal penjualan.
4 Ambil sampel surat order pengiriman yang
disetujui dan dilakukan pengusutan ke dokumen
dan catatan akuntansi berikut ini:
a Laporan pengiriman barang
b Faktur penjualan
c Pencatatan ke dalam jurnal penjualan
Penilaian atau alokasi
5 Untuk sampel yang diambil pada langkah ke-2 di
atas, periksa bukti adanya:
a Persetujua kredit semestinya untuk setiap
transaksi penjualan kredit.
b Pengecekan independen terhadap pencatuman
harga barang dalam faktur penjualan.

K
e
r
t
a
s
k
e
r
j
a

Tgl.
Pela
ksan
aan

Pela
ksan
a

c
6

Pengecekan independen terhadap keakuratan


perhitungan dalam faktur penjualan.
Periksa adanya pengecekan independen terhadap
posting ke buku pembantu dan jurnal untuk
memperoleh keyakinan bahwa tidak terjadi
kekliruan posting jurnal moneter atau akun.

Ambil sampel transaksi penjualan dari jurnal penjualan dan lakukan pemeriksaan terhadap
dokumen pendukung. Aktivitas pengendalian yang diperiksa oleh auditor dalam pemeriksaan
terhadap faktur penjualan tersebut adalah :
1

Penggunaan formulir faktur penjualan yang bernomor urut tercetak.

Adanya pertanggungjawaban penggunaan formulir faktur penjualan yang bernomor urut


tercetak tersebut.

Tanda tangan atas faktur penjualan dari yang berwenang.

Kesesuaian informasi yang dicantumkan dalam faktur penjualan dengan informasi yang
tercantum dalam dokumen pendukungnya (misalnya informasi nama customer, nama dan
spesifikasi barang, kuantitas yang dikirmkan, dan susunan barang)

Kelengkapan dokumen pendukung faktur penjualan (surat order pengiriman dan surat
muat)

Tanda tangan otorisasi atas dokumen pendukung dari yang berwenang.

Kesesuaian harga jual, syarat penjualan, dan potongan yang tercantum dalam faktur
penjualan dengan peraturan yang berlaku mengenai hal tersebut.

Ketelitian pencatatan informasi yang tercantum dalam faktur ke dalam buku pembantu
piutang dan jurnal penjualan.

Pengujian Subtantif - Transaksi Piutang Usaha


Prinsip Akuntansi Berterima Umum Dalam Penyajian Piutang Usaha Di Neraca
Sebelum membahas pengujian substantif terhadap piutang, perlu diketahui terlebih dahulu
prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian piutang di neraca berikut ini:
1

Piutang usaha harus disajikan di neraca sebesar jumlah yang diperkirakan dapat ditagih
dari debitur pada tanggal neraca.

Jika perusahaan tidak membentuk cadangan kerugian piutang usaha, harus dicantumkan
pengungkapannya di neraca bahwa saldo piutang usaha tersebut adalah jumlah berseih
(neto).

Jika piutang usaha bersaldo material pada tanggal neraca, harus disajikan rinciannya di
neraca.

Piutang usaha yang bersaldo kredit (terdapat di dalam kartu piutang) pada tanggal neraca
harus disajikan dalam kelompok utang lancar.

Jika jumlahnya material, piutang nonusaha harus disajikan terpisah dari piutang usaha.

Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Piutang Usaha


Tujuan pengujian substantif terhadap piutang usaha adalah:
1

Memperoleh keyakinan tentang keandalan caccatan akuntansi yang bersangkutan dengan


piutang usaha.

Membuktikan keberadaan piutang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan
piutang usaha yang dicantumkan dineraca.

Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam cacatan akuntansi dan


kelengkapan saldo piutang udsaha yang disajikan dalam neraca.

Membuktikan hak kepemilikan klien atas piutang usaha yang dicantumkan di neraca.

Membuktikan kewajaran penilaian piutang usaha yang dicantumkan di neraca.

Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan piutang usaha di neraca.

Prosedur Pengujian Substantif Terhadap Piutang Usaha


1. Prosedur audit awal
a. Usut saldo piutang usaha yang tercantum di dalam neraca ke saldo akun piutang
usaha yang bersangkutan di dalam buku besar.
b. Hitung kembali saldo akun piutang usaha di dalam buku besar.
c. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam
akun piutang usaha dan akun cadangan kerugian piutang usaha.
d. Usut saldo awal akun piutang usaha dan akun cadangan kerugian piutang usaha ke
lertas kerja tahun lalu.
e. Usut posting pendebitan akun piutang usaha ke dalam jumlah yang bersangkutan.
f. Lakukan rekonsiliasi akun kontrol piutang usaha dalam buku besar ke dalam buku
pembantu piutang.

a. Usut saldo piutang usaha yang tercantum di dalam neraca ke saldo akun piutang
usaha yang bersangkutan di dalam buku besar.
Untuk itu kita perlu mengetahui perbedaan piutang usaha, piutang nonusaha, cadangan
kerugian piutang. Hal tersebut agar, tidak salah mengklasifikasikan transaksi ke akun yang
salah. Salah mengklasifikasikan dapat mempengaruhi besarnya saldo akun tsb.
Piutang Usaha:
yang merupakan akun yang digunakan untuk menampung transaksi timbulnya piutang usaha
dari transaksi penjualan kredit, penerimaan kas dari debitur, dan penghapusan piutang usaha.
Piutang Nonusaha:
yang terdiri dari akun-akunpiutang kepada karyawan, piutang penjualan saham,piutang klien
ansuransi, piutang pengambilan pajak, piutang deviden dan bungadan lain-lain akun piutang
yang timbul bukan dari transaksi penjualan barang dan jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan.
Cadangan Kerugian Piutang Usaha:
yang merupakan akun penilai, untuk mengurangi saldo piutang usaha bruto menjadi saldo
piutang usaha bersih yang diperkirakan dapat ditagih dari debitur.

b. Hitung Kembali SaldoAkun Piutang didalam Buku Besar


Untuk memperoleh keyakinan mengenai ketelitian perhitungan saldoakun piutang usaha,auditor
menhitung kembali saldoakun Piutang Usaha dan Piutang Nonusaha, dengan cara menambah
saldo awal dengan jumlah pendebitan dan menguranginya dengan jumlah pengreditan akun
tersebut.

c. Lakukan Review terhadap mutasi Luar Biasa dalam Jumlah dan Sumber Posting
dalam Akun Piutang Usah dan Akun Cadangan Kerugian Piutang Usaha
Kecurangan dalam transaksi penjualan kredit dan transaksi yang mengurangi piutang usaha
(retur penjualan dan penghapusan piutang) dapat ditemukan melalui review atas mutasiluar
biasa, baik dalam jumlah maupun sumber posting dalam akun piutang usaha dan akun
Cadangan Kerugian Usaha

d. Usut Saldo Awal Akun Piutang Usaha dan Akun Cadangan Kerugian Piutang
Usaha Kertas Kerja Tahun yang Lalu
Sebelum auditormelakukan pengujian terhadap transaksi rinci yang menyangkut Akun Piutang
Usaha dan Cadangan Kerugian Piutang,ia perlu memperoleh keyakinan atas kebenaran saldo
awal kwdua akun tersebut. Untuk mencapai tujuan ini, auditor melakukan pengusutan saldo
awal akun Piutang Usaha dan Akun Cadangan Kerugian Piutang Usaha kekertas kerja tahun
lalu. Kertas kerja tahun lalu dapat menyediakan informasi tentang berbagai koreksi yang
diajukan oleh auditor dalam audit tahun yang lalu, sehingga auditor dapat mengevaluasi tindak
lanjut yang telah ditempuh oleh klien dalam menanggapi koreksi yang diajukan oleh auditor
tersebut.

e. Usut Posting Pendebitan dan Pengkreditan Akun Piutang dalam Jurnal yang
Bersangkutan
Pendebitan didalam Akun Piutabg Usah diusut dalam jurnal penjuualan dan penghreditan ke
akun tersebut diusut kejurnal penerimaan kas dan jurnal umum.Pendebitan dalam akun Piutang
Nonusaha diusut kejurnal pengeluaran kas dan jrnal umum serta pengkreditan keakun tersebut
diusut kejurnal penerimaan kas dan jurnal umum. Pengusutan inidilakukan oleh auditor untuk
memperoleh keyakinan bahwa mutasi penambahan dan pengurangan piutang usaha berasaldari
jurnal-jurnal bersangkutan

f. Lakukan Rekonsiliasi Akun Kontrol Piutang didalam Buku Besar keBuku


Pembantu Piutang yang Bersqangkutan
Saldo akun control (controlling akun)piutang usaha didalam buku besar tersebut kemudian
dicocockan dengan jurnal saldo akun pembantu(subsidiary accounts)piutang usaha untuk
memperoleh keyakianan bahwa catatan akuntasi klien yang bersangkuatan dengan piutang
usaha dapat dipercaya ketelitiannya. Jika piutang nonusaha jumlah material,biasanya klien
menyelenggarakan buku pembantu untuk itu .Jika demikian audito menempuh nprosedur
rekonsiliasi pula terhadap nonusaha tersebut.

2. Prosedur analitik
Hitung ratio berikut ini:
1) Tingkat perputaran piutang usaha
2) Ratio piutang usaha dengan aktiva lancar
3) Rate of return on sales
4) Ratio kerugian piutang usaha dengan penjualan kredit
5) Ratio kerugian piutang usaha dengan jumlah piutang usaha yang sesungguhnya
tidak tertagih.
a. Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan yang didasarkan pada data
masa lalu, data industri, jumlah yang dianggarkan, atau data lain.
a

Pengujian analitika dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan
dalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intenbsif.
Untuk itu, auditor melakukan perhitungan berbagai ratio berikut ini
1
2
3
4

Ratio

formal

Tingkat
perputan
piutang usaha
Ratio piutang usaha
dengan aktif lancer
Rate of return on net
seles
Ratio kerugian piutang
usaha dengan pendaptan
penjualan Bersih
Ratio kerugian piutang
usaha dengan piutang
usaha
sesungguhnya
tidak tertagih

pendapat penjualan bersih = Rerata piutang uasha


Saldo piutang usaha+Aktif lancer
Laba bersih +Pendapat penjualan bersih
Kerugian piutang usaha +Pendapatan penjualan

Kerugian piutang usaha+Piutang


sesungguhnya tidak tertagih

yang

usaha

Ratio yang telah terhitung tersebut kemudian dibandingan dengan harapan auditor ,
misalnya ratio tahun lalu ,rerata ratio industry,atau ratio yang dianggarkan.
Pembandingan membantu auditor untuk mengungkapkan
(1) peristiwa atau transaksi yang tidak biasa,
(2) perubahan akuntasi,
(3) perubahan usaha,
(4) fluktuasi acak atau,
(5) salah saji,

Pengujian Terhadap Transaksi Rinci


a Periksa sampel transaksi piutang yang tercatat ke dokumen yang mendukung timbulnya
piutang usaha.
1) Periksa pendebitan akun piutang usaha ke dokumen pendukung: faktur penjualan,
laporan pengiriman barang, dan order penjualan
2) Periksa pengkreditan akun piutang usaha ke dokumen pendukung: bukti kas
masuk, memo kredit untuk retur dan rabat penjualan atau penghapusan piutang
b Lakukan verifikasi pisah batas (cutoff) transaksi penjualan dan retur penjualan
1) Priksa dokumen yang mendukung timbulnya piutang usaha dalam minggu terakhir
tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca
2) Periksa domen yang mendukung berkuranya piutang usaha dalam minggu terakhir
tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca
c Lakukan verifikasi pisah batas (cutoff) transaksi penerimaan kas.
1) Lakukan observasi apakah semua kas yang diterima pada hari terakhir tahun yang
diaudi telah dimasukkan ke dalam kas di tangan atau setoran dalam perjalanan dan
penerimaan kas dalam tahun yang berikutnya tidak dimasukkan dalam penerimaan
kas tahun yang diaudit.
2) Lakukan review terhadap dokumentasi berikut ini: ringkasan transaksi kas harian,
copy bukti setor, rekening koran bank beberapa hari sebelum

Periksa sampel transaksi piutang yang tercatat ke dokumen yang mendukung


timbulnya piutang usaha.
1) Periksa pendebitan akun piutang usaha ke dokumen pendukung:
faktur penjualan, laporan pengiriman barang, dan order penjualan
2) Periksa pengkreditan akun piutang usaha ke dokumen pendukung:
bukti kas masuk, memo kredit untuk retur dan rabat penjualan atau penghapusan
piutang
Tujuan pemeriksaan yaitu untuk :
-

Memeriksa kelengkapan dokumen yang mendukung bukti kas masuk dan memo kredit

Memeriksa kesesuain data yang tercantum dalam bukti kas masuk dan memo kredit dan
dokumen pendukungnya

Memeriksa kebenaran data yang di posting kedalam akun debitur berdasarkan bukti kas
masuk dan memo kredit

Memastikan bahwa semua bukti kas masuk dan memo kredit yang disampel telah dicatat
sebelah kredit akun debitur

b Lakukan verifikasi pisah batas (cutoff) transaksi penjualan dan retur penjualan
Vertifikasi pisah batas dimasukan untuk membuktikan untuk apakah klien
menggunakan pisah batas yang konsisten dalam memperhitungkan transaksi penjualan
yang termasuk dalam tahunyang diaudit dibandingkan dengan tahun yang
disebelumnya .Jika klien tidak menggunakan tanggalpisah batas yang konsisten ,akaibat
adalah transaksi penjualan yang seharusnya diakui sebagai pendapat transaksi penjualan
tahun yang diaudit dapat diakui oleh klien sebagai pendapatan klien berikutnya.
Dengan demikian klien tidak konsisten dalam mengguanakan tanggal pisah
batas,perhitungan rugi laba tahun yang audit akan terpengaruh langsung.Oleh karan itu
auditor melakuakan pemeriksaan terhadap transaski penjualan,returpenjualan,dan
penerimaan kas dari debitur yang terjadi didalam beberepa minggu dsebelumnya dan
sesudah tanggal neraca, untuk menentukan perlakuan yang tepat terhadap pengakuan
pendapatan dan pencatatan transaksi penguranag piutang usaha.
1) Priksa dokumen yang mendukung timbulnya piutang usaha dalam minggu
terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca
Untuk membuktikan bahwa klien menggunakan pisah batas yang kosisten terhadap
transaksipenjualan,auditor memeriksa fakturpenjuala dan dokumen pendukung yang dibuat
dan dicatat oleh klien dalam periode sebelum dan sesudah tanggal neraca. Dengan
membanding tanggal faktur,tanggal laporan mengirim barang dan syarat penjualan yang
digunakan,auditor dapat membuktikan apakah transaksi penjualan dan pertambahan
piutang usah yang terjadi dalam periode sebelum dan sesudah tanggalneraca, telah dicata
dalam periode akuntansi seharusnya.

2) Periksa domen yang mendukung berkuranya piutang usaha dalam minggu


terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca
Untuk membuktikan kecepatan pisah batas dalam transaksi berkurangnya piutang usaha
karena penerimaan kas dari debitur,auditor memeriksa dokumen buku kas masuk dan surat
pemberitahuan(remittance advice)dari debitur yang dipakai sebagai dasar pencatatan
didalam kartu piutang .Dari ini pemeriksaan auditor dapat membuktikan kecepatan pisah
batas yang dipakai oleh klien dalam pencatatan penguranag piutang usah dari
penguarangan kas dari debitur.

Lakukan verifikasi pisah batas (cutoff) transaksi penerimaan kas.


Auditor melakukan observasi terhadap semua kas yang diterima pada hari terakhir
tahun yang diaudit untuk membuktikan apakah penerimaan kas tersebut telah
dimasukkan ke dalam kas di tangan atau setoran dalam perjalanan dan penerimaan kas
dalam tahun berikutnya tidak dimasukkan sebagai penerimaan kas tahun yang diaudit.
1) Lakukan observasi apakah semua kas yang diterima pada hari terakhir tahun
yang diaudi telah dimasukkan ke dalam kas di tangan atau setoran dalam
perjalanan dan penerimaan kas dalam tahun yang berikutnya tidak dimasukkan
dalam penerimaan kas tahun yang diaudit.
2) Lakukan review terhadap dokumentasi berikut ini: ringkasan transaksi kas
harian, copy bukti setor, rekening koran bank beberapa hari sebelum

Pengujian terhadap saldo akun rinci


a

Lakukan konfirmasi piutang.


1) Tentukan metode, saat, dan luas konfirmasi yang akan dilaksanakan
2) Pilih debitur yang akan dikirimi surat konfirmasi
3) Kirimkan konfirmasi
Untuk konfirmasi positif yang tidak diperoleh jawabannya, laksanakan prosedur
alternatif berikut ini:
a) Periksa dokumen yang mendukung pencatatan penerimaan kas dari debitur yang
terjadi setelah tanggal neraca.
b) Periksa dokumen yang mendukung pendebitan dan pengkreditan akun piutang
kepada debitur yang bersangkutan.

Pengujian terhadap saldo akun rinci dalam siklus pendapatan difokuskan ke saldo piutang
usaha dan akun penilainya (Cadangan Kerugian Piutang).
Tujuan pengujian saldo akun piutang usaha rinci adalah untuk memverifikasi :

Keberadaan atau keterjadian

Kelengkapan

Hak kepemilikan

Penilaian

Lakukan Konfirmasi Piutang


Ada tiga tahap yang harus ditempuh oleh auditor dalam mengirimkan surat konfirmasi
kepada debitur:
1) Tentukan metode, saat, dan luas konfirmasi yang akan dilaksanakan
2) Pilih debitur yang akan dikirimi surat konfirmasi, dan
3) Kirimkan surat konfirmasi

Periksa dokumen yang mendukung timbulnya piutang usaha


Untuk konfirmasi positif yang tidak diperoleh jawabannya, laksanakan prosedur
alternative berikut ini:
a) Periksa dokumen yang mendukung
pencatatan penerimaan kas dari debitur yang terjadi setelah tanggal neraca.
Pemeriksaan penerimaan kas dari debitur yang terjadi setelah tanggal neraca akan dapat
memberikan informasi kepada auditor mengenai keberadaan debitur yang saldo piutang
kepadanya dicantumkan di neraca klien. Prosedur audit ini juga merupakan prosedur audit
alternative, jika surat konfirmasi yang dikirimka kepada debitur tidak diperoleh jawaban.

b) Periksa dokumen yang mendukung


pendebitan dan pengkreditan akun piutang usaha kepada debitur yang
bersangkutan.
Dokumen sumber yang diperiksa oleh auditor untuk membuktikan keberadaan piutang
usaha yang dicantumkan di neraca adalah faktur penjualan, sedangkan dokumen
pendukungnya terdiri dari surat order pengiriman, laporan pengiriman barang, surat muat,
dan surat order dari pembeli atau kontrak penjualan. Jika hasil pengujian kepatuhan
terhadap siklus pendapatan menunjukkan bahwa pengendalian intern terhadap siklus
tersebut efektif, maka pemeriksaan terhadap dokumen sumber dan dokumen pendukung
transaksi penjualan akan memberikan bukti mengenai keberadaan piutang usaha yang
dicantumkan oleh klien di neraca. Prosedur audit ini merupakan prosedur audit alternative
jika jawaban surat konfirmasi yang dikirimkan kepada debitur tidak dapat diperoleh
auditor.

Periksa dokumen pendukung timbulnya piutang usaha


Pemeriksaan terhadap dokumen pendukung transaksi timbulnya piutang usaha ini
mempunyai tujuan:
Untuk membuktikan keberadaan piutang usaha dan,
Untuk membuktikan hak milik atas piutang usaha yang dicantumkan di neraca.

Periksa jawaban konfirmasi bank


Dari jawaban konfirmasi bank ini auditor dapat mengetahui wesel tagih yang didiskontokan ke
bank dan piutang usaha yang dijaminkan dalam penarikan kredit dari bank.

Mintalah surat representasi piutang dari klien


Surat representasi digunakan oleh auditor untuk menyadarkan klien bahwa tanggung jawab atas
kewajaran informasi yang disajikan di dalam laporan keuangan berada di tangan klien, bukan di
tangan auditor. Surat representasi piutang berisi pernyataan klien mengenai piutang usaha yang
disajikan di neraca.

Lakukan evaluasi terhadap kecukupan cadangan kerugian piutang usaha yang


dibuat oleh klien
Prosedur ini ditempuh oleh auditor untuk memverifikasi penilaian piutang usaha yang
dicantumkan di neraca. Menurut prinsip akuntansi berterima diumum, piutang usaha disajikan
dalam neraca pada nilai bersih yang dapat ditagih dari debitur pada tanggal neraca. Oleh karena
itu, verifikasi penilaian dimaksudkan untuk menilai kewajaran penentuan jumlah cadangan
kerugian piutang usaha yang dibentuk oleh klien pada tanggal neraca.

Hitung kembali cadangan kerugian piutang usaha yang dibuat oleh klien
Auditor biasanya melakukan verifikasi penilaian piutang usaha dengan pertama kali melakukan
penghitungan kembali jumlah cadangan kerugian piutang usaha, dengan menggunakna
prosedur yang sama dengan yang digunakan oleh klien.
Selanjutnya auditor biasanya juga menghitung ratio berikut ini untuk beberapa tahun
sebelumnya guna menilai kewajaran jumlah cadangan kerugian piutang usaha:
a. Tingkat perputaran piutang usaha yang dihitung dengan rumus: pendapatan penjualan dibagi
rerata saldo piutang usaha,
b. Jumlah hari pengumpulan piutang usaha yang dihitung dengan rumus: 365 dibagi tingkat
perputaran piutang usaha.

Periksa penentuan umur piutang yang dibuat oleh klien


Langkah pertama dalam memverifikasi kewajaran penilaian piutang adalah meminta dari klien
daftar umur piutang usaha per tanggal neraca. Terhadap daftar umur piutang usaha tersebut
auditor melakukan prosedur audit berikut ini:
(1) Lakukan footing dan cross footing terhadap daftar umur tersebut.
(2) Bandingkan jumlah piutang usaha menurut daftar umur piutang ke akun Piutang Usaha di
dalam buku besar.
(3) Usut saldo piutang usaha kepada setiap debitur ke dalam kartu piutang yang bersangkutan.
(4) Periksa penentuan umur piutang kepada setiap debitur dengan menggunakan informasi
berikut ini:
(a) Periksa syarat penjualan yang berlaku.
(b) Periksa tanggal faktur yang belum dibayar oleh debitur pada tanggal neraca.
(c) Hitung kembali umur piutang kepada setiap debitur sejak tanggal faktur tersebut pada
butir 3b sampai dengan tanggal neraca.

Bandingkan cadangan kerugian piutang usaha yang tercantum di neraca tahun


yang diaudit dengan cadangan tersebut yang tercantum di neraca tahun
sebelumnya
Untuk menilai cukup tidaknya cadangan kerugian piutang yang dicantumkan di neraca klien di
auditor membandingkan cadangan kerugian piutang usaha yang dibentuk oleh klien di neraca
sekarang dengan yang dibentuk di neraca tahun sebelumnya. Dengan membandingkan
pengelaman pengumpulan piutang tahun sebelumnya auditor akan memperoleh gambaran
mengenai cukup tidaknya cadangan kerugian piutang usaha yang dibentuk oleh klien di neraca
yang sekarang diaudit oleh auditor.

Periksa catatan kredit untuk debitur yang utangnya telah kadaluwarsa


Dari daftar umur piutang usaha, auditor daftar memperoleh informasi nama debitur yang
piutang kepadanya telah lama kadaluwarsa. Dari informasi ini kemudian auditor akan
memeriksa catatan kredit dan arsip korespondensi dengan debitur yang bersangkutan untuk
memperoleh gambaran mengenai kemungkinan dapat ditagih atau tidaknya piutang kepada para

debitur tersebut. Auditor juga mengajukan pertanyaan kepada klien mengenai kemungkinan
dapat ditagih atau tidaknya piutang yang telah lama kadaluwarsa.

Penyajian dan Pengungkapan Akun dalam Laporan Keuangan


a

Bandingkan Penyajian Piutang Usaha dengan Penyajian Menurut Prinsip Akuntansi


Berterima Umum
1) Memeriksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok aktiva lancar dan aktiva
tidak lancar,
2) Memeriksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok piutang usaha dan piutang
nonusaha,
3) Menentukan kecukupan pengungkapan dan akuntansi untuk transaksi
antarpihak yang memiliki hubungan istimewa, piutang yang digadaikan,
piutang yang telah dianjakkan (factored account receivable) ke perusahaan
anjak piutang.

Bandingkan Penyajian Piutang Usaha dengan Penyajian Menurut Prinsip


Akuntansi Berterima Umum
Piutang usaha harus disajikan dalam neraca sesuai dengan prinsip akuntansi berterima
umum. Auditor membandingkan penyajian dan pengungkapan piutang usaha yang
disajikan klien dalam neraca dengan prinsip akuntansi berterima umum. Prosedur
audit terhadap penyajian dan pengungkapan piutang usaha adalah:
1) Periksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok aktiva lancar dan aktiva
tidak lancar.
Piutang tipe tertentu tidak dapat dimasukkan dalam kelompok aktiva lancar,
seperti piutang kepada manajer perusahaan, direksi, dan perusahaan afiliasi yang
laporan keuangannya tidak dikonsolidasikan. Menurut prinsip akuntansi
berterima umum, piutang tersebut harus disajikan terpisah dari piutang usaha dan
disajikan dalam kelompok aktiva tidak lancar.
2) Periksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok piutang usaha dan piutang
nonusaha.
Seperti tercantum dalam prinsip akuntansi berterima umum, piutang nonusaha
harus disajikan di neraca terpisah dari piutang nonusaha. Piutang nonusaha yang
merupakan piutang yang timbul dari transaksi selain penjualan barang dan jasa

kepada pihak luar, seperti misalnya piutang kepada karyawan, piutang penjualan
saham, piutang klaim asuransi, piutang pengembalian pajak, piutang dividen dan
bunga harus disajikan terpisah dari piutang usaha.
3) Tentukan kecukupan pengungkapan dan akuntansi untuk transaksi
antarpihak yang memiliki hubungan istimewa, piutang yang digadaikan,
piutang yang telah dianjakkan (factored account receivable) ke perusahaan
anjak piutang.
Menurut prinsip akuntansi berterima umum, transaksi antarpihak yang memiliki
hubungan istimewa harus diungkapkan memadai dalam neraca. Begitu pula,
piutang yang digadaikan dan yang dianjakkan harus diungkapkan memadai dalam
neraca.

DAFTAR PUSTAKA
Boynton, WC. , Johnson, R N., and Kell W G. 2003.Modern Auditing (edisi 7). Jakarta:
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai