ALSI NURMALASARI
ADELIA PUTRI
ELLY NURAENI
Alur penjualan kredit yang pertama, yaitu adanya pesanan masuk. Calon pembeli
atau pelanggan memutuskan untuk membeli produk atau menggunakan jasa
sebuah bisnis. Ia pun membuat surat pesanan.
Setelah pesanan masuk, negosiasi masih bisa terjadi di antara penjual dan pembeli.
Mereka bisa membuat kesepakatan soal harga, cara pembayaran, tenggat waktu,
diskon, hingga biaya keterlambatan.
Jika kesepakatan terjadi, penjual menerima pengajuan kredit dari pembeli. Pada
bisnis jasa, biasanya ada surat perjanjian atau kontrak kerja sama yang mengikat.
Misalnya, pelanggan membayar dalam tiga termin dan bisnis penyedia jasa
tersebut menyelesaikan progres pekerjaannya dalam tiga termin tersebut.
Pada bisnis jual beli produk, biasanya penjual bisa bekerja sama dengan
perusahaan pemberi kredit atau bank. Pihak ini biasanya memeriksa aplikasi
pengajuan kredit pembeli, kemudian melakukan survei untuk memastikan
kelayakan pembeli dalam membayar utang.
Apabila pengajuan disetujui, proses selanjutnya adalah penjualan. Kemudian
dilanjut dengan pembuatan surat perjanjian.
Transaksi penjualan tunai biasanya bebas dari resiko kerugian akibat tidak
terbayarnya barang. Alur penjualan tunai ini sebaiknya dibuat sesederhana
mungkin agar dapat melayani pelanggan/pembeli dengan baik. Alur transaksi
penjualan tunai dapat digambarkan sebagai berikut:
6. Membuat invoice atau faktur dengan benar dan teliti, sehingga tidak merugikan
kedua belah pihak yaitu perusahaan dan pelanggan/pembeli.
10. Apabila terdapat ketidaksesuaian antara barang yang dijual dengan pesanan
pelanggan/pembeli, maka barang dikembalikan ke gudang
13. Memeriksa uang tunai yang dibayarkan dengan teliti baik jumlah maupun
keaslian uang.
14. Membuat bukti transaksi penerimaan uang berupa kuitansi sesuai dengan
jumlah uang yang diterima