Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penjualan kredit merupakan unsur penting dalam operasional sebuah
perusahaan, maka dari itu perusahaan harus bisa memberikan pelayanan terbaik
dan harus memiliki sumber daya manusia yang terampil serta teknologi yang
modern. Salah satu teknologi yang memberi kemudahan dalam kegiatan penjualan
dan pengolahan data adalah menggunakan komputer.
Sistem akuntansi piutang bertujuan untuk mencatat mutasi piutang perusahaan
kepada setiap debitur. Mutasi piutang disebabkan oleh transaksi penjualan kredit,
penerimaan kas dari debitur, retur penjualan, dan penghapusan piutang.
Dalam akuntansi piutang, secara periodic dihasilkan pernyataan piutang yang
'dikirimkan kepada setiap debitur. Pernyataan piutang ini merupakan unsure
pengendalian intern yang baik dalam pencatatan piutang, dengan mengirimkan
secara periodic pernyataan piutang ke setiap debitur, catatan piutang perusahaan
di uji ketelitiannya dengan menggunakan tanggapan yang diterima dari debitur
dari pengiriman pernyataan tersebut. Dan dapat menimbulkan citra yang baik
dimata para debitur mengenai keandalan pertanggung jawaban keuangan
perusahaan. Untuk mengetahui status piutang dan kemungkinan tertagih dan
tidaknya piutang, secara periodik fungsi pencatatan piutang menyajikan informasi
umur piutang setiap debitur kepada manajer keuangan.

1.1. Rumusan Masalah


Dari uraian latar belakang di atas dapat ditarik beberapa rumusan masalah,
yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan sistem penjualan kredit dan sistem akuntansi
piutang ?

i
2. Bagaimana prosedur pencatatan piutang dalam sisitem akuntansi?
3. Bagaimana prosedur pernyataan piutang dalam sistem akuntansi?
4. Apa sajakah metode distribusi penjualan ?
5. Apa saja faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan
metode distribusi ?
6. Bagaimana menyelesaikan sebuah kasus yang berhubungan dengan sistem
akuntansi piutang?

1.2. Tujuan Penulisan


Sesuai dengan masalah yang dihadapi, maka makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui maksud dari system penjualan kredit dan akuntansi piutang.
2. Mengetahui prosedur pencatan piutang.
3. Mengetahui prosedur pernyataan piutang.
4. Mengetahui metode distribusi penjualan.
5. Mengetahui faktor-faktor yang harus dipeFrtimbangkan dalam pemilihan
metode distribusi.

1.3. Manfaat Penulisan


1. Makalah ini diharapkan mampu bermanfaat bagi pemakalah dalam
memahami dan menerapkan ilmu yang dipelajari sehingga berguna baik
dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam dunia kerja.
2. Makalah ini dapat digunakan bagi pembaca (civitas akademik) sebagai
bahan referensi.
3. Makalah ini diharapkan mampu menjadi sumber informasi bagi
masyarakat umum.

ii
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Penjualan Kredit

2.1.1 Penjualan Kredit

Kegiatan penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara
kredit maupun maupun secara tunai. Dalam transaksi penjualan kredit, jika order
dari pelanggan telah dipenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa
untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya.
Kegiatan penjualan secara kredit ini ditangani oleh perusahaan melalui sistem
penjualan kredit. Dalam transaksi penjualan, tidak semua penjualan berhasil
mendatangkan pendapatan (revenue) bagi perusahaan. Ada kalanya pembeli
mengembalikan barang yang telah dibelinya kepada perusahaan , transaksi ini
ditangani melalui sistem retur penjualan.

1. Penjualan Kredit dengan Kartu Kredit Perusahaan


Perusahaan dapat melakukan penjualan kredit dengan kartu kredit yang
dikeluarkan oleh perusahaan. Sistem penjualan dengan menggunakan kartu
kredit ini biasanya digunakan oleh toko pengecer (retailer) . Kartu kredit
perusahaan (company credit card) ini diterbitkan oleh perusahaan tertentu
untuk para pelanggannya. Pelanggan akan diberi kredit oleh perusahaan setelah
melalui seleksi berdasarkan kemampuan membayar kredit dan karakternya.
Pelanggan dapat menggunakan kartu kredit ini untuk membeli barang hanya ke
perusahaan yang menerbitkan kartu kredit tersebut, pada akhir bulan atau pada
tanggal tertentu perusahaan menagih jumlah harga barang yang dibeli oleh
pemegang kartu kredit selama jangka waktu yang telah lewat.

iii
2.1.2 Fungsi yang Terkait

Fungsi yang terkait dalam sistem penjualan kredit dengan kartu kredit perusahaan
adalah :

a. Fungsi Kredit
Fungsi ini bertanggung jawab atas pemberian kartu kredit kepada
pelanggan terpilih. Pelanggan yang diberi kartu kredit adalah pelanggan
yang telah melewati tahap seleksi yang dilakukan oleh fungsi kredit
sehingga kemungkinan tidak tertagihnya piutang kepada pelanggan
tersebut dapat dikurangi.
b. Fungsi Penjualan
Fungsi penjualan bertanggung jawab melayani kebutuhan pelanggan atas
barang . Fungsi penjualan mengisi faktur penjualan kartu kredit untuk
memungkinkan fungsi gudang dan fungsi pengiriman melaksanakan
penyerahan barang kepada pelanggan
c. Fungsi Gudang
Fungsi Gudang menyediakan barang yang diperlukan oleh pelanggan
sesuai dengan yang tercantum dalam tembusan faktur penjualankartu
kredit yang diterima dari fungsi penjualan.
d. Fungsi Pengiriman’
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang yang kuantitas ,
mutu dan spesifikasinya sesuai dengan yang tercantum dalam tembusan
faktur penjualan kartu kredit yang diterima dari fungsi penjualan. Fungsi
ini juga bertanggung jawab untuk memperoleh tanda tangan dari
pelanggan di atas faktur penjualan kartu kredit sebagai bukti telah
diterimanya barang yang dibeli oleh pelanggan .
e. Fungsi Akuntansi
Bertanggung jawab untuk mencatat transaksi bertambahnya piutang
kepada pelanggan kedalam kartu piutang berdasarkan faktur penjualan
kartu kredit yang diterima dari fungsi pengiriman. Selain itu, bertanggung
jawab atas pencatatan transaksi penjualan di dalam jurnal penjualan.

iv
f. Fungsi Penagihan
Bertanggung jawab untuk membuat surat tagihan secara periodik kepada
pemegang kartu kredit.
Informasi yang diperlukan oleh Manajemen
1. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok
produk selama jangka waktu tertentu.
2. Jumlah piutang kepada setiap debitur dari transaksi penjualan
kredit.
3. Jumlah harga produk yang dijual selama jangka waktu tertentu.
4. Nama dan alamat pembeli.
5. Kuantitas produk yang dijual.
6. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan.
7. Otorisasi pejabat yang berwenang.

Dokumen yang digunakan

1. Faktur penjualan kartu kredit


Dokumen ini digunakan untuk merekam transaksi penjualan
kredit dengan kartu kredit.

v
2. Surat Tagihan
Surat tagihan ini merupakan turnaround document yang isinya
dibagi menjadi dua bagian. Bagian atas merupakan dokumen
yang harus disobek dan dikembalikan bersama cek oleh oleh
pelanggan ke perusahaan. Sedangkan bagian bawah berisi
rincian transaksi pembelian yang dilakukan pelanggan dalam
periode tertentu.

Catatan Akuntansi yang digunakan adalah:


1. Jurnal Penjualan

vi
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat transaksi penjualan, baik secara
tunai maupun kredit.
2. Kartu Piutang
Catatan akuntansi merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi piutang
perusahaan kepada tiap-tiap debiturnya.
3. Kartu Gudang
Catatan ini sebenarnya bukan termasuk dalam penggolongan catatan akuntansi.
Catatan ini deiselenggarakan oleh fungsi gudang dan hanya berisi data kuantitas
barang yang disimpan di gudang beserta mutasinya.
Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan dengan kartu kredit
adalah:
1. Prosedur Penjualan
Dalam prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan
menambahkan informasi penting pada surat order dari pembeli. Fungsi penjualan
kemudian membuat faktur penjualan kartu kredit dan mengirimkannya kepada
berbagi fungsi yang lain untu memungkinkan fungsi tersebut memberikan
kontribusinya dalam melayani order dari pembeli.
2. Prosedur Pengiriman
Dalam prosedur ini fungsi gudang menyiapkan barang kepada pembeli sesuai
dengan informasi yang tercantum dalam faktur penjualan kartu kredit yang
diteriam dari fungsi gudang.
Pada saat penyerahan barang, fungsi pengiriman meminta tanda tangan
penerimaan barang pemegang kartu kredit diatas faktur penjualan kartu kredit.
3. Prosedur Pencatatan Piutang
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat tembusan faktur penjualan kartu
kredit kedalam kartu piutang
4. Prosedur Penagihan
Dalam prosedur ini fungsi penagihan menerima faktur penjualan kartu kredit dan
mengarsipkannya menurut abjad. Secara periodik fungsi penagihan membuat
surat tagihan dan mengirimkannya kepada pemegang kartu kredit perusahaan,
dilampiri dengan faktur penjualan kredit.
5. Prosedur Pencatatan Penjualan

vii
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat tansaksi penjualan kartu kredit
kedalam jurnal penjualan
2.1.3 Sistem Penjualan Kredit
            Informasi yang diperlukan manajemen pada penjualan kredit sama dengan
informasi yang diperlukan manajemen pada penjualan kredit dengan kartu kredit
perusahaan. Sedangkan dokumen yang digunakan pada penjualan kedit adalah
surat order pembelian yaitu:
1. Surat order pengiriman dan tembusannya
2. Faktur dan tembusannya
3.  Rekapitulasi harga pokok penjualan
4.  Bukti memorial
Contoh-contoh dokumen tersebut seperti surat order pengiriman, tembusan kredit
(credit copy), surat pengakuan (acknowledgement copy), surat muat (bill of
loading), slip pembungkusan (packing slip), tembusan gudang (warehouse copy),
arsip pengendalian pengiriman (sales rder follow-up copy), arsip index
silang(cross-index file copy), faktur penjualn (customer copies), tembusan piutang
(account receivable copy), tembusan jurnal penjualan (sales journal copy),
tembusan analisis (analysis copy), tembusan wiraniaga (salesperson copy).

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan kredit ini memiliki
kesamaan antara penjualan kredit dengan kartu kredit perusahaan, hanya saja pada
penjualan kredit ini catatan yang digunakan ditambahkan dengan:
1. Kartu persediaan, di mana catatan ini merupakan buku pembantu yang
berisi rincian mutasi setiap jenis persediaan.
2. Jurnal umum, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat harga pokok
produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu.
   Jaringan Prosedur
Sedangkan pada jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit
ini, sama dengan sistem penjualan kredit dengan menggunakan kartu kredit
perusahaan, hanya saja jaringan prosedur penjualan kredit ini juga mengalami
penambahan prosedur yaitu:
1. Prosedur distribusi penjualan

viii
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mendistribusikan data penjualan menurut
informasi yang diperlukan oleh manajemen.
2. Prosedur pencatatan harga pokok penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat secara periodik total harga
pokok produk yang dijual dalam periode akuntansi tertentu.
2.1.4 Unsur Pengendalian Intern
Organisasi
1. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit
Dalam transaksi penjualan, fungsi penjualan mempunyai kecenderungan untuk
menjual barang sebanyak-banyaknya, yang sering kali mengabaikan dapat
ditagih atau tidaknya piutang yang timbul dari transaksi tersebut. Oleh karena
itu diperlukan pengecekan intern terhadap status kredit pembeli sebelum
transaksi penjualan kredit dilaksanakan. Fungsi kredit diberi wewenang untuk
menolak pemberian kredit kepada seorang pembeli berdasarkan analisis
terhadap riwayat pelunasan piutang yang dilakukan oleh pembeli piutang
tersebut dimasa yang lalu. Dengan dipisahkannya fungsi penjualan dengan
fungsi kredit, resiko tidak tertagihnya piutang dapat dikurangi.
2. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan dan fungsi kredit
Dengan dipisahkannya tiga fungsi pokok tersebut, catatan piutang dapat
dijamin ketelitian dan dan keandalannya serta kekayaan perusahaan (piutang)
dapat dijamin keamanannya (piutang dapat ditagih).
3. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kas
Pemisahan kedua fungsi pokok ini akan mencegah terjadinya manipulasi
catatan piutang yang dikenal dengan julukan lapping. Lapping merupakan
bentuk kecurangan penerimaan kas dari piutang yang terjadi jika fungsi
pencatatan piutang dan fungsi penerimaan kas dari piutang yang berada
ditangan satu karyawan. Karyawan tersebut mempunyai kesempatan
melakukan kecurangan yang disebut lapping dengan cara menunda
pencatatan penerimaan kas dari seorang debitur, menggunakan kas yang
diterima dari debitur untuk kepentingan pribadinya, dan menutupi
kecurangannya dengan cara mencatat kedalam kartu piutang debitur tersebut
dari penerimaan kas dari debitur lainnya.

ix
4. Transaksi penjualan kredit harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan,
fungsi pengiriman, fungsi penagihan, dan fungsi akuntansi
Tidak ada transaksi penjualan kredit yang dilaksanakan secara lengkap hanya
oleh satu fungsi tersebut. Dengan menggunakan unsur pengendalian intern
tersebut, setiap pelaksanaan transaksi selalu akan tercipta internal check yang
mengakibatkan pekerjaan karyawan yang satu dicek ketelitian dan
keandalannya oleh karyawan lain.
      2.1.5   Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
Setiap transaksi terjadi dengan otorisasi dari karyawan yang berwenang dan
dicatat melalui prosedur pencatatan tertentu, maka kekayaan perusahaan akan
terjamin keamanannya dan data akuntansi yang dicatat terjamin ketelitian dan
keandalannya.
a. Penerimaan order pembeli otorisasi oleh fungsi penjualan dan
menggunakan formulir surat order pengiriman.
b. Persetujuan dimulainya kegiatan penjualan diwujudkan dalam bentuk
tanda tangn otorisasi dari fungsi penjualan pada formulir surat order
pengiriman. Dengan demikian fungsi penjualan ini bertanggung jawab atas
perintah pengiriman yang ditujukan kepada fungsi pengiriman dalam
pemenuhan order yang diterimanya dari pembeli
c.  Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh fungsi kredit dengan
membubuhkan tanda tangan pada credit copy (yang merupakan tembusan
surat order pengiriman).
Untuk mengurangi resiko tidak tertagihnya piutang, tansaksi penjualan
kredit harus mendapatkan otorisasi dari fungsi kredit, sebelum barang
dikembalikan kepada pembeli.
d. Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi pengiriman
dengan cara menandatangani dan membubuhkan cap “sudah dikirim” pada
copy surat order pengiriman.
Dokumen yang dikirimkan oleh fungsi pengiriman ke fungsi penagihan
sebagai bukti telah dilaksanakan pengiriman barang sesuai dengan
perintah pengiriman barang yang diterbitkan oleh fungsi penjualan,

x
sehingga fungsi penagihan dapat segera melaksanakan pengiriman faktur
penjualan sebagai dokumen penagihan piutang.
e. Penetapan harga jual, syarat penjualan, syarat pengangkutan barang dan
potongan penjualan berada di tangan direktur pemasaran dengan
penerbitan surat keputusan mengenai hal tersebut.
Dengan demikian pengisian informasi ke dalam surat order pengiriman
dan faktur penjualan harus didasarkan pada informasi harga jual, syarat
penjualan, potongan penjualan yang ditetapkan oleh direktur pemasaran.
f. Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan
membubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan.
Dengan dibubuhkannya tanda tangan otorisasi oleh fungsi penagiahan pada
faktur penjualan berarti bahwa:
1. Fungsi penagihan telah memeriksa kelengkapan bukti pendukung copy
surat order pengiriman yang ditandatangani oleh fungsi pengiriman dan
copy surat muat yang ditandatangani oleh perusahaan angkutan umum.
2.   Fungsi penagihan telah mencantumkan harga satuan barang yang dijual
berdasarkan harga satuan yang tercantum dalam suat keputusan direktur
pemasaran.
3.    Fungsi penagihan telah mendasarkan pencatuman informasi kuantitas
barang yang dikirim dalam faktur penjualan berdasarkan kuantitas barang
yang tercantum dalam copy surat pengiriman barang dan surat muat of
lading.
g. Pencatatan ke dalam kartu piutang dan ke dalam jurnal penjualan, jurnal
penerimaan kas dan jurnal umum diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan
cara memberikan kredit dengan cara memberikan tanda tangan pada
dokumen sumber (faktur penjualan, bukti kas masuk, dan memo kredit).
Catatan akuntansi diisi informasi yang bersal dari dokumen sumber yang
sahih (valid). Kesahihan dokumen sumber dibuktikan dengan
dilampirkannya dokumen pandukung yang lengkap yang telah diotorisasi
oleh pejabat berwenang.
h. Pencatatan terjadinya piutang didasarkan pada faktur penjualan yang
didukkung dengan surat order pengiriman dan surat muat.

xi
Dengan cara ini tanggung jawab atas pengubahan catatan akuntansi dapat
dibebankan kepada karyawan tertentu, sehingga tidak ada satupun
perubahan data yang dicantumkan dalam catatan akuntansi yang tidak
dipertanggungjawabkan.

2.1.5 Praktik yang Sehat


a. Surat Order pengiriman bernomor urut tercetak dan pemakiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan. Untuk menciptakan praktik
yang sehat formulir penting yang digunakan dan pengguanaan nomor urut
tersebut dipertanggungjawabkan oleh yang memiliki wewenang untuk
menggunakan.
b.   Faktur penjualan bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi penagihan.
c.   Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang (account
receivable statement) kepada setiap debitur untuk menguji ketelitian
catatan piutang yang diselenggarakan oleh fungsi tersebut.
Praktik yang sehat dapat diciptakan dengan adanya pengecekan secara
periodik ketelitian catatan akuntansi yang diselenggarakan oleh
perusahaan dengan catatan akuntansi yang diselenggarakan oleh pihak luar
yang bebas. Dengan cara ini data yang dicatat dalam kartu piutang dicek
ketelitiannya oleh debitur yang bersangkutan, sehingga pengiriman secaera
periodik pernyataan piutang ini akan menjamin ketelitian data akuntansi
yang dicatat oleh perusahaan.
d. Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan rekening
kontrol piutang dalam buku besar.
Rekonsiliasi merupakan cara pencocokan dua data yang dicatat dalam catatan
akuntansi yang berbeda namun berasal dari sumber yang sama. Dalam
pencatatan piutang, dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar
pencatatan piutang adalah faktur penjualan
Bagan Alir Dokumen dari Sistem Penjualan Kredit
Uraian bagan alir dokumen dari sistem akuntansi penjualan kredit
a. Bagan Order penjualan

xii
1) Menerima order dari pelanggan.
2) Berdasarkan surat order yang diterima dari pelanggan membuat Surat
Order Pengiriman dan faktur.
3) Mendistribusikan Surat Order Pengiriman lembar pertama dikirim ke
Bagian Gudang, lembar 2, 3, 4, 5 dikirim ke Bagian pengiriman,
lembar 6 ke bagian pelanggan, lembar 7 ke bagian kredit, lembar 8, 9
diarsipakan sementara menurut tanggal.
4) Menerima Surat Order pengiriman lembar 7 dan bagian kredit untuk
diarsipkan permanan menurut abjad.
5) Menerima Surat Order Pengiriman lembar 1, 2 dari bagian
pengiriman pada surat order pengiriman lembar 9.
6) Surat Order Pengiriman lembar 1, 2 dikirim ke bagian Penagihan.
b. Bagian Kredit
1) Berdasarkan Surat Order Pengiriman lembar 7 dari bagian Order
Penjualan dilakukan pemeriksaan status kredit.
2) Memberikan otorisasi kredit.
3) Surat Order Pengiriman lembar 7 dikembalikan ke bagian order
penjualan.
c. Bagian Gudang
1) Berdasarkan Surat Order Pengiiman lembar 1, dilakukan penyiapan
barang.
2) Barang yang telah disiapkan kemudian dilakukan penyerahan barang.
3) Berdasarkan Surat Order Pengiriman lembar 1, maka direkap ke dalam
kartu gudang.
4) Bersama dengan barang, Surat Order Pengiriman lembar 1 dikirim ke
bagian pengiriman.
d. Bagian Pengiriman
1) Surat Order Pengriman dan barang yang diterima secara bersama dari
bagian gudang serta Surat Order Pengiriman lembar 2, 3, 4, 5.
2) Menempel Surat Order Pengiriman lembar 5 pada pembungkus barang
sebagai slip pembungkus.
3) Menyerahkan barang kepada perusahaan angkutan.

xiii
4) Mengembaliakn Surat Order Pengiriman lembar 1, 2 ke bagian Order
Pengiriman dan lembar 3 diserahkan ke perusahaan pengangkutan.
5) Surat Oder Pengiriman lembar 4 diarsipkan secara permanen menurut
nomor urut.
e. Bagian Penagih
1) Menurut faktur berdasarkan Surat Order Pengiriman lembar 1 dan 2 yang
diterima dari bagian order Penjualan.
2) Mengirim Faktur lembar 1 ke pelanggan.
3) Mengirim Faktur 2 bersama Surat Order Pengiriman lembar 1 dan 2 ke
bagian piutang.
4) Mengirimkan Faktur lembar 3 ke bagian kartu persediaan.
5) Mengirimkan Faktur lembar 4 ke bagian jurnal.
6) Mengirimkan Faktur lembar 5 ke Wiraniaga.
f. Bagian Piutang
1) Faktur yang diterima dari Bagian Penagihan dibuat rekap ke dalam kartu
piutang.
2) Faktur dan Surat Order Pengiriman lembar 1 dan surat Muat lembar 2
diarsipkan permanen menurut nomor urut.
g. Bagian Kartu Persediaan
1) Berdasrkan faktur lembar 3, merekap ke kartu persediaan dan faktur
tersebut diarsipkan permanen sesuai nomor urut.
2) Berdasarkan kartu persediaan dibuat rekapitulasi harga pokok penjualan
secara periodik.
3) Berdasarkan rekapitulasi harga pokok penjualan membuat bukti memorial.
4) Bukti memorial dan rekapitulasi tersebut dikirim ke bagian jurnal.
h. Bagian Jurnal
1) Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan dan Bukti Memorial direkap ke
dalam jurnal umum dan diarsipkan menurut nomor urut.
2) Faktur lembar 4 direkap ke dalam jurnal penjualan kemudian diarsipkan.

xiv
2.2. Sistem Akuntansi Piutang
2.2.1. Definisi Sistem Akuntasi Piutang

Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu
untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Prosedur adalah suatu
urutan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen
atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi
perusahaan yang terjadi berulang-ulang. Dari definisi di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa suatu sistem terdiri dari jaringan prosedur yang merupakan
urutan kegiatan klerikal. Kegiatan klerikal terdiri dari kegiatan yang
dilakukan untuk mencatat informasi dalam formulir, buku jumal dan buku
besar yang meliputi : menulis, menggandakan, menghitung, memberi kode,
mendaftar, mensortir, memindahkan dan membandingkan.
Jadi, pengertian akuntansi piutang adalah sistem dan prosuder pencatatan
piutang yang dilakukan oleh setiap perusahaan.

2.3. Prosedur Pencatatan Piutang

Prosedur pencatatan piutang bertujuan untuk mencatat mutasi piutang


perusahaan kepada setiap debitur. Mutasi piutang adalah disebabkan oleh
transaksi penjualan kredit, penerimaan kas debitur, retur penjualan, dan
penghapusan piutang.

2.3.1. Informasi yang Diperlukan oleh Manajemen


1. Saldo piutang pada saat tertentu kepada setiap debitur
2. Riwayat penulisan piutang yang dilakukan oleh setiap debitur
3. Umur piutang kepada setiap debitur pada saat tertentu

Dalam akuntansi piutang , secara periodik dihasilkan pernyataan piutang


yang dikirimkan kepada setiap debitur yang merupakan unsur
pengendalian intern yang baik dalam pencatatan piutang.

xv
2.3.2. Dokumen

Dokumen pokok yang digunakan sebagai dasar pencatatan kedalam kartu


piutang:
1. Faktur Penjualan, dokumen ini digunakan sebagi dasar pencatatan
timbulnya piutang atas dasar transaksi penjualan kredit. Dokumen ini
dilampiri dengan surat muat (bill of loading) dan surat order
pengiriman untuk memudahkan dalam pengendalian atau sebagai
dokumen pendukung.
2. Bukti Kas Masuk, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan
berkurangnya piutang dari transaksi pelunasan piutang oleh debitur.
3. Memo Kredit, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan retur
penjualan.
4. Bukti Memorial (Journal Voucher), bukti memorial adalah dokumen
sumber untuk dasar pencatatan transaksi kedalam jurnal umum.
Dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan penghapusan
piutang. Dokumen ini dikeluarkan oleh fungsi kredit yang
memberikan otorisasi penghapusan piutang yang sudah tidak dapat
ditagih lagi.

2.3.3. Catatan Akuntansi


Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi yang
menyangkut piutang :
1. Jurnal Penjualan,dalam prosedur pencatatan piutang jurnal
digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi
penjualan kredit.
2. Jurnal Retur Penjualan, dalam prosedur pencatatan, catatan
akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari
transaksi retur penjualan.

xvi
3. Jurnal Penerimaan Kas, catatan akuntansi ini digunakan untuk
mencatat berkurangnya piutang dari transaksi penerimaan kas dari
debitur.
4. Kartu Piutang, dalam prosedrur pencatatan, catatan akuntansi ini
digunakan untu mencatat mutasi dan saldo piutang kepada debitur.

2.3. 4. Organisasi
fungsi akuntansi dalam hubungannya dengan pencatatan piutang adalah:
1. Menyelenggarakan catatan piutang kepada setiap debitur, yang
dapat berupa kartu piutang yang merupakan buku pembantu
piutang, yang digunakan untuk merinci rekening kontro piutang
dalam buku besar, atau berupa arsip faktur terbuka (open invoice
file), yang berfungsi sebagai buku pembantu piutang.
2. Menghasilkan pernyataan piutang (account receivable statement)
secara periodik dengan mengirimkannya kesetiap debitur.
3. Menyelenggarakan catatan riwayat krredit setiap debitur untuk
memudahkan penyediaan data guna memutuskan pemberian kredit
kepada pelanggan dan guna mengikuti data penagihan dari setiap
debitur.

2.3. 5. Metode Pencatatan Piutang


Pencatatan piutang dapat dilakukan dengan salah satu dari metode berikut:
1. Metode Konvesional, dalam metode ini posting kedalam kartu piutang
dilakukan atas dasar data yang dicatat dalam jurnal.berbagai transaksi
yang mempengaruhi piutang adalah: Transaksi Penjualan Kredit,
transaksi ini di posting dalam kartu piutang atas dasar data yang telah
dicatat dalam jurnal penjualan tersebut.
a. Transaksi Retur Penjualan, posting transaksi berkurangnya piutang
dari transaksi retur penjulan di posting ke dalam kartu piutang atas
dasar data yang telah di catat dalam jurnal retur penjualan.

xvii
b. Transaksi Penerimaan Kas Dari Piutang, posting transaksi
berkurangnya piutang dari pelunasan piutang oleh debitur di
posting ke dalam kartu piutang atas dasar data yang telah dicatat
dalam jurnal umum.
c. Transaksi Penghapusan Piutang, transaksi berkurangnya piutang
dari transaksi penghapusan piutang di posting ke dalam kartu
piutang atas dasar data yang dicatat dalam jurnal umum.

Media Jurnal Bukti Pembantu

Faktur Jurnal
Penjuala Penjua
n lan

Bukti Jurnal
Masuk Peneri
Kas maan
Kas Kartu
Piutan
g

Memo Jurnal
Kredit Retur
Penjual
an

Bukti Jurnal
Memoria Umum
l

Bagan 2.a Metode Konvensional


2. Metode Posting Langsung, metode ini dibagi menjadi dua golongan
berikut ini:
A. Metode Posting Harian:

xviii
1. Posting langsung kedalam kartu piutang dengan tulisan tangan;
jurnal hanya menunjukkan jumlah total harian saja (tidak
rinci). Dalam metode ini, faktur penjualan yang merupakan
dasar untuk pencatatan timbulnya piutang di posting langsung
setiap hari secara rinci ke dalam kartu piutang. Jurnal
penjualan diisi dengan jumlah total penjualan harian yang
merupakan julah faktur penjulaan selama sehari.

Faktur yang diterima dari bagian penagihan diterima oleh


bagian piutang dalam batch disertai dengan pita daftar total
(pre-list tape). Jumlah faktur penjualan yang tercantum dalam
pita daftar total tersebut dicatat dalam jurnal penjualan.
Selanjutnya, setiap bulan, jurnal penjualan tersebut di posting
ke rekening kontrolpiutang dalam buku besar. Setiapbulan
pula, diadakan rekonsiliasi antara rekening kontrol piutang
dengan daftar saldo (trial balance) yang disusun dari kartu
piutang. Ada dua cara menangani media yang akan diposting
kedalam kartu piutang:
a. Media disortasi meurut abjad sebelum diposting, di
posting satu per satu kedalam kartu piutang, dan kemudian
dibuat pita pembuktian ketelitian posting dari kartu
piutang kemudian dicocokan dengan pita daftar total yang
menyertai media pada saat diterima dari bagian penagihan.
Pencocokan ini dimaksudkan untuk membuktikan
ketelitian posting yang telah dilakukan.

b. Media di posting kedalam kartu piutang sesuai dengan


urutan pada waktu diterima dari bagian penagihan.

2. Posting lansung kedalam kartu piutang dan pernyataan piutang.


Dalam metode ini, media di posting kedalam pernyataan

xix
piutang dengan kartu piutang dengan kartu piutang sebagai
tembusan lembar kedua berfungsi sebagai kartu piutang.

B. Metode Posting Periodik:


1. Posting Ditunda. Pada metode ini faktur penjualan yang
diterima dari bagian penaggihan, oleh bagian piutang disimpan
sementara, menunggu beberapa hari, untuk nantinya secara
sekaligus di posting kedalam kartu piutang bersama-sama
dalam sekali periode posting dengan menggunakan mesin
pembukuan.

2. Penagihan Bersiklus (Cycle Billing). Dalam metode ini pada


akhir bulan, dilakukan kegiatan posting yang meliputi (1)
posting media yang dikumpulkan selama sebulan tersebut
kedalam pernyataan piutang dan kartu piutang. (2) mencatat
dan menghitung saldo kartu piutang.. metode ini membagi
pekerjaan posting kedalam kartu piutang dan pernyataan
piutang tersebut tersebar merata kedalam hari kerja selama
sebulan. Setiap pelanggan akan menerima pernyataan piutang
pada tanggal hari kerja yang sama setiap bulan.

Kartu
Piutan
Media g

Media dismpan
A sementara untuk dapat
diposting sekaligus
dalam jumlah yang
banyak
Bagan 2.b Metode posting ditunda
3. Metode Pencatatan Tanpa Buku Pembantu (ledgerless bookeping),
dalam metode ini Faktur penjualan beserta dokumen pendukungnya

xx
yang diterima dari bagian penagihan, oleh bagian piutang diarsipkan
menurut nama pelanggan dalam arsip faktur yang belum bayar (unpaid
invoice file). Pada saat diterima pembayarannya ada dua cara yang
ditempuh:
a. Jika pelanggan pelanggan membayar penuh jumlah yang
tercantum dalam faktur penjualan, faktur yang bersangkutan di
ambil dari arsip faktur yang belum di bayar dan di cap “lunas”,
kemudian dipindahkan kedalam arsip faktur yang telah dibayar.

b. Jika pelanggan hanya membayar sebagian jumlah dalma faktur,


jumlah kas yang diterima dan sisa yang belum dibayar oleh
pelanggan dicatat pada faktur tersebut. Kemudian dibuat faktur
tiruan yang berisi informasi yang sama dengan faktur aslinya,
dan faktur tiruan tersebut kemudian disimpan dalam arsip
faktur yang telah dibayar, dan faktur asli disimpan kembali
kedalam arsip faktur yang belum dibayar.

4. Metode Pencatatan Piutang Dengan Komputer. Metode pencacatatan ini


menggunakan batch system. Dalam sistem ini dokumen sumber yang
mengubah piutang dikumpulkan dan sekaligus di posting setiap hari
untuk memutakhirkan catatan piutang.dalam sistem ini dibentuk dua
macam arsip: arsip transaksi (transaction file) dan arsip induk (master
file) dan pancatatan piutangnya dilkukan secara harian dan setiap hari
pula, arsip transaksi digunakan untuk memutakhirkan arsip induk
piutang.

2.4. Prosedur Pernyataan Piutang


Pernyataan piutang adalah formulir yang menyajikan jumlah kewajiban
debitur pada tanggal tertentu dan (dalam pernyataan piutang dibentuk tertentu)
disertai dengan rinciannya. Pernyataan piutang dapat berbentuk berikut ini:
(1) Pernyataan saldo akhir bulan (balance-end-of-month statement).
(2) Pernyataan satuan (unit statement).

xxi
(3) Pernyataan saldo berjalan dengan rekening konvensional (running balance
statement with conventional account).
(4) Pernyataan faktur yang belum dilunasi (open item statement).

Pernyataan Saldo Akhir Bulan

Kartu
Media Piutan Pernyataan
g Piutang

Bagan 2.c Prosedur pembuatan pernyataan akhir bulan

Pernyataan Satuan

Pernyataan piutang ini berisi :

1. Saldo kewajiban debitur pada awal bulan.


2. Mutasi debit dan kredit selama sebulan beserta penjelasan rinci setiap
transaksi.
3. Saldo kewajiban debitur pada akhir bulan.

Prosedur pembuatan pernyataan piutang dilakukan sebagai berikut :

a) Pada awal bulan, diambil formulir pernyataan piutang 2 lembar; lembar


pertama akan berfungsi sebagai pernyataan piutang, sedangkan lembar
kedua akan berfungsi sebagai catatan piutang (pengganti kartu piutang).

xxii
b) Saldo piutang kepada debitur pada akhir bulan yang lalu (dari arsip
tembusan pernyataan piutang bulan sebelumnya) dicantumkan dalam
formulir pernyataan piutang tersebut.

c) Semua transaksi pendebitan dan pengkreditan ke rekening debitur tersebut


dicatat dalam formulir pernyataan piutang (2 lembar) tersebut.

d) Pada akhir bulan, lembar pertama formulir pernyataan piutang tersebut


dipisahkan dari lembar kedua, dan kemudian dikirimkan kepada debitur
yang bersangkutan. Lembar pertama formulir tersebut berfungsi sebagai
pernyataan piutang. Lembar kedua disimpan dalam arsip menurut nama
debitur , dan berfungsi sebagai catatan piutang (buku pembantu piutang).

e) Pada awal bulan berikutnya, satu set formulir pernyataan piutang yang
baru (2 lembar) diambil dan diisi dengan saldo piutang kepada debitur
yang bersangkutan pada akhir bulan yang sebelumnya (diambilkan dari
arsip tembusan pernyataan piutang).

Pernyataan Saldo Berjalan dengan Rekening Konvensional

Isi pernyataan piutang bentuk ini tidak berbeda dengan pernyataan


satuan.Perbedaan diantara pernyataan satuan dengan pernyataan saldo berjalan
dengan rekening konvensional adalah terletak pada cara posting dan isi catatan
piutangnya.

Prosedur pembuatan pernyataan piutang saldo berjalan dengan rekening


konvensional adalah sebagai berikut :

a) Pada awal bulan, diambil formulir pernyataan piutang 1 lembar.


b) Semua transaksi pendebitan dan pengkreditan ke rekening debitur tersebut
dicatat dalam formulir pernyataan piutang yang sebagai tembusannya
adalah kartu piutang.

xxiii
c) Pada akhir bulan, pernyataan piutang dikirim kepada debitur yang
bersangkutan.
d) Pada awal bulan berikutnya diambil formulir pernyataan piutang baru
sebanyak 1 lembar dan selama kartu piutang debitur yang bersangkutan
belum penuh, pendebitan dan pengkreditan ke rekening debitur tersebut
ke dalam pernyataan piutang tetap menggunakan kartu piutang yang
dipakai bulan sebelumnya sebagai tembusannya. Dengan demikian kartu
piutang dalam bentuk pernyataan piutang ini dapat berisi informasi mutasi
beberapa bulan sekaligus. Hal ini tidak akan terjadi dalam bentuk
pernyataan piutang satuan, yang catatan piutangnya hanya berisi mutasi
setiap bulan saja.

Pernyataan Faktur yang Belum Dibayar

Pernyataan piutang bentuk ini berisi daftar faktur-faktur yang belum dilunasi
oleh debitur pada tanggal tertentu disertai dengan tanggal faktur dan jumlah
rupiahnya.Penggunaan bentuk pernyataan piutang ini dimungkinkan jika para
pelanggan diharuskan membayar jumlah yang tercantum dalam faktur.

Prosedur pembuatan pernyataan faktur yang belum dibayar tampak pada


gambar dibawah ini.

Media Kartu Pernyataa Berisi saldo piutang


Piutang n Piutang kepada debiturpada
akhir bulan

2.5. Distribusi Penjualan

Distribusi adalah prosedur peringkasan rincian yang tercantum dalam


media dan pengumpulan total ringkasan tersebut untuk keperluan
pembuatan laporan.

xxiv
Jika diterapkan dalam penjualan, distribusi penjualan adalah prosedur
peringkasan rincian yang tercantum dalam faktur penjualan (misalnya
hasil penjualan menurut daerah pemasaran) dan pengumpulan total
ringkasan penjualan menurut daerah pemasaran tersebut untuk keperluan
pembuatan laporan hasil penjualan menurut daerah pemasaran. Dengan
demikian,prosedur distribusi sangat dipengaruhi oleh isi laporan yang akan
dihasilkan.

Metode Distribusi Penjualan

Ada 5 metode dstribusi :

1. Metode berkolom (columnar methods).


2. Metode rekening tunggal dan rekening berkolom (unit account and
columnar account methods).
3. Metode summary strip dan metode tiket tunggal (summary strip and
unit ticket methods).
4. Metode register ( register method).
5. Metode dengan computer.

Metode Berkolom ( Columnar Methods )

Dalam metode ini, distribusi data penjualan dilakukan dengan


menyediakan satu kolom untuk setiap unsur dalam klasifikasi, atau satu
kolom untuk setiap kelompok unsur dalam klasifikasi. Dengan demikian
metode distribusi ini ditentukan oleh dua faktor yaitu jumlah unsur dalam
klasifikasi dan frekuensi kegiatan setiap unsur dalam klasifikasi tersebut.

xxv
Metode kolom ini terdiri dari :

1. Metode Jurnal Berkolom dengan Tulis Tangan

Dalam metode distribusi ini, jurnal penjualan dipakai sebagai alat


distribusi. Dalam jurnal disediakan kolom-kolom sesuai dengan unsur
klasifikasi yang diinginkan tercantum dalam laporan penjualan.

Setiap faktur penjualan akan dicatat dalam jurnal penjualan tersebut,


sesuai dengan jenis produk yang bersangkutan dengan faktur tersebut.
Secara periodik, kolom-kolom dalam jurnal penjualan tersebut dijumlah,
dan jumlah ini disajikan dalam laporan hasil penjualan menurut jenis
produk. Gambar dibawah merupakan prosedur distribusi penjualan
dengan jurnal berkolom.

Faktur Jurnal Menggunakan


Penjualan Penjuala jurnal berkolom
n

Laporan Menurut produk, daerah


Penjualan pemasaran, besarnya
order, dan sebagainya

2. Metode Worksheet

Jumlah kolom yang disediakan dalam jurnal sangat terbatas. Jika jumlah
unsur yang terdapat dalam klasifikasi banyak, maka jurnal tidak lagi
memadai untuk menampung data yang banyak jenisnya tersebut.
Worksheet akan mampu menampung tambahan unsur dalam klasifikasi,

xxvi
lebih banyak yang dapat ditampung oleh jurnal berkolom. Namun jumlah
unsur dalam klasifikasi yang dapat ditampung oleh worksheet inipun tetap
terbatas.

Faktur penjualan dicatat ke dalam worksheet yang bersangkutan setiap


hari, dan pada akhir bulan setiap kolom dalam worksheet dijumlah, dan
jumlah tersebut disajikan dalam laporan hasil penjualan menurut jenis
produk. Prosedur distribusi dengan menggunakan worksheet dapat dilihat
pada gambar dibawah.

Worksheet disediakan
Workshe untuk satu kelompok
et klasifikasi
Workshe
et
Workshe
et
Faktur Workshe
Penjualan et

Laporan
Penjualan

3. Metode Jurnal Berkolom yang Diselenggarakan dengan Mesin


Pembukuan

Dalam metode distribusi ini, jurnal berkolom merupakan alat untuk


menampung data sesuai dengan klasifikasi yang diinginkan dan

xxvii
merupakan sumber informasi untuk membuat laporan penjualan. Jika
dalam metode jurnal berkolom dengan tulis tangan, jurnal penjualan
diselenggarakan dengan tulisan tangan, dalam metode distribusi ini, jurnal
penjualan dihasilkan dari posting transaksi penjualan ke dalam kartu
piutang.

Jurnal penjualan merupakan tembusan yang dihasilkan dari posting dengan


mesin pembukuan transaksi penjualan ke dalam kartu piutang. Laporan
penjualan disusun berdasarkan jumlah kolom-kolom yang disediakan
dalam jurnal penjualan. Prosedur distribusi penjualan dengan metode
jurnal berkolom yang diselenggarakan dengan mesin pembukuan dapat
dilihat pada gambar di bawah.

Jurnal penjualan
merupakan tembusan yang
Jurnal dihasilkan dari posting ke
Penjuala dalam kartu piutang yang
n diselenggarakan dengan
Faktur Kartu mesin pembukuan
Penjualan Piutang

Laporan
Penjualan

Metode Rekening Tunggal dan Rekening Berkolom (Unit Account and


Columnar Account Methods)

xxviii
Jika jumlah unsur dalam klasifikasi sudah sedemikian banyak (misalnya
perusahaan menjual 150 jenis produk), baik jurnal berkolom maupun worksheet
tidak lagi memadai sebagai alat distribusi. Penggunaan rekening tunggal dan
rekening berkolom merupakan jawaban untuk menampung unsur klasifikasi yang
banyak. Setiap unsur dalam klasifikasi disediakan satu rekening, dengan
demikian jumlah unsur berapa pun dalam klasifikasi dapat ditampung dengan
penyediaan rekening ini.

Dengan menggunakan rekening ini, setiap transaksi dapat diberi penjelasan


sebanyak yang diperlukan. Secara periodik data yang dikumpulkan dalam
rekening ini dijumlah,dan kemudian disajikan dalam laporan hasil penjualan
seperti yang diinginkan oleh manajemen.

Prosedur distribusi dengan menggunakan rekening tunggal dapat dilihat pada


gambar dibawah.

Setiap rekening
disediakan untuk
Rekenin
menampung satu
g
Rekenin unsur dalam
g klasifikasi
Rekenin
g
Faktur
Rekenin
Penjuala
g
n

Laporan
Penjualan

Metode Summary Strip dan Metode Tiket Tunggal (Summary Strip and Unit
Ticket Methods)

Adakalanya distribusi penjualan dapat lebih mudah dilakukan dengan


menggunakan summary strip. Faktur penjualan disortasi menurut klasifikasi yang

xxix
ditetapkan sebelumnya, jumlah setiap unsur klasifikasi dihitung dan dicatat dalam
summary strip. Untuk membuat laporan periodik, misalnya mingguan, summary
strip harian dijajarkan, dilakukan penjumlahan setiap baris dalam summary strip
secara mendatar, dan jumlahnya ditulis pada summary strip akhir minggu.

Prosedur distribusi dengan metode summary strip dapat dilihat pada gambar
dibawah.

Summary
strip
akhir
minggu
Summary Strip akhir
minggu merupakan
penjumlahan semua
summary strip yang
dibuat minggu
tersebut. Berfungsi
sebagai laporan
penjualan.

Faktur Summ
Penjual ary
an Strip

Dikirim
kepada
manajer
pemasaran
Distribusi penjualan dengan metode tiket tunggal dilakukan dengan cara
mengubah media yang dipakai sebagai dasar distribusi menjadi sebuah media
tunggal. Media tunggal adalah media yang berisi satu pendebitan atau satu
pengkreditan saja. Media campuran adalah media yang berisi lebih dari satu
pendebitan atau lebih dari satu pengkreditan. Jika faktur penjualan dibatasi hanya

xxx
bisa digunakan untuk merekam satu macam produk yang dijual, maka faktur
penjualan ini merupakan media tunggal. Jika setiap faktur dapat digunakan untuk
merekam beberapa produk sekaligus, maka faktur ini merupakan media
campuran.

Dalam distribusi penjualan dengan metode tiket tunggal, faktur penjualan diubah
menjadi media tunggal berupa sebuah tiket tunggal. Tiket yang telah diisi data
tersebut, kemudian selanjutnya disortasi menurut klasifikasi yang telah ditentukan
sebelumnya, setelah itu dihitung jumlahnya untuk kemudian dicatat dalam
summary strip atau disebut juga sebagai rekening. Dari summary strip atau
rekening ini kemudian dibuatlah laporan penjualan.

Media tunggal dapat diperoleh dengan berbagai cara berikut ini :

1. Membuat media asli sebagai media tunggal. Sebagai contoh misalnya,


untuk memudahkan pembuatan laporan penjualan menurut jenis
produk, untuk setiap produk dibuatkan satu faktur penjualan.
2. Membuat tiket tunggal dari faktur penjualan melalui kegiatan
tersendiri.
3. Membuat media tunggal sebagai produk sampingan dalam pembuatan
faktur penjualan.

Dibawah ini merupakan gambar dari metode distribusi penjualan dengan metode
tiket tunggal.

Faktor
Penjualan

Diubah
menjadi
media
tunggal

xxxi
Tunggal

Disortasi

Rekenin Laporan
g Penjualan

Tiket tunggal Tiket


yang telah Tunggal
disortasi

Metode Register ( Register Method )

Metode register dalam distribusi penjualan dilakukan dengan alat register kas.
Register kas yang sederhana ini telah dilengkapi dengan dua register yang
memungkinkan setiap hari register kas ini dapat menyajikan jumlah penjualan
dua macam klasifikasi. Jika register kas dihubungkan dengan komputer, maka
berbagai distribusi penjualan dapat dilakukan dengan komputer tersebut,
sehingga manajemen dapat dengan mudah memperoleh laporan penjualan
menurut informasi yang mereka kehendaki.

Metode Distribusi dengan Komputer

Metode distribusi dengan menggunakan komputer merupakan metode distribusi


yang paling mudah pelaksanaannya dengan kemampuan menghasilkan informasi
penjualan yang luar biasa. Dengan menggunakan komputer, kita hanya perlu
memberikan kode yang benar terhadap transaksi penjualan yang terjadi, seperti
klasifikasi informasi yang dikehendaki tampak dalam laporan. Pekerjaan sortasi
dan sortasi kembali dilakukan dengan program komputer yang memerlukan
waktu yang singkat, dengan ketelitian yang tinggi.

xxxii
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Akuntansi piutang adalah sistem dan prosuder pencatatan piutang yang
dilakukan oleh setiap perusahaan. Sistem akuntansi piutang mencakup
prosedur pencatatan piutang , prosedur pembuatan pernyataan piutang, dan
prosedur distribusi penjualan.
Sistem akuntansi piutang bertujuan untuk mencatat mutasi piutang
perusahaan kepada setiap debitur, yang terjadi karena transaksi penjualan
kredit, retur penjualan , penerimaan kas dari piutang, dan penghapusan
piutang. Sumber untuk dasar pencatatan mutasi piutang adalah dokumen-
dokumen.
Dalam sistem akuntansi piutang, pernyataan piutang merupakan salah satu
keluaran yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi piutang
perusahaan kepada debitur.

xxxiii
3.2 Saran
Diingat pentingnya sistem akuntansi piutang, sebaiknya dan seharusnya
perusahaan menerapkan sistem ini dengan baik dan benar. Demi
penghindaran dari kecurangan pihak intern.
Dalam pemilihan metode distribusi dalam sistem akuntansi juga perlu
pertimbangan atas beberapa hal yaitu (1) informasi yang akan
dicantumkan dalam laporan, (2) jumlah unsur dalam klasifikasi dan (3)
media yang dipakai sebagai sumber informasi.

DAFTAR PUSTAKA

xxxiv

Anda mungkin juga menyukai