Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UPN “VETERAN” JAWA TIMUR 2023 SISTEM PENERIMAAN KAS DARI PENJUALAN TUNAI Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli Melakukan pembayaran harga barang terlebih dahulu sebelum barang diserahkan Oleh perusahaan penjual kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan, Barang kemudian diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian Dicatat oleh perusahaan. Berdasarkan sistem pengendalian internal yang baik, sistem penerimaan kas dari penjualan tunai mengharuskan: 1. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetorkan ke bank seluruhnya dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan internal check. 2. Penerimaan kas dari penjualan tunal dilakukan melalui transaksi kartu kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksi Penerimaan kas.
Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai dibagi menjadi tiga prosedur berikut ini:
1. Penerimaaan Kas dari Over-the Counter Sale
Dalam penjualan tunai ini, pembeli datang ke perusahaan, melakukan pemilihan barang atau produk yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir, dan kemudian menerima barang yang dibeli. Dalam Over-the-counter sale ini, perusahaan menerima uang tunai, cek pribadi, atau pembayaran langsung dari pembeli dengan kartu kredit atau kartu debit.
2. Penerimaan Kas dari COD Sale
Cash-on-delivery sales (COD sales) adalah transaksi penjualan yang melibatkan kantor pos, perusahaan angkutan umum, atau angkutan sendiri dalam penyerahan dan penerimaan kas dari hasil penjualan. COD sales merupakan sarana untuk memperluas daerah pemasaran dan untuk memberikan jaminan penyerahan barang bagi pembeli dan jaminan penerimaan kas bagi perusahaan penjual. COD sales melalui pos belum merupakan sistem penjualan yang umum berlaku di Indonesia.
3. Penerimaan Kas dari Credit Card Sale
Sebenarnya kartu kredit bukan merupakan suatu tipe penjualan namun merupakan salah satu cara pembayaran bagi pembeli dan sarana penagihan bagi penjual, yang memberikan kemudahan baik bagi pembeli maupun bagi penjual. Kartu kredit dapat merupakan sarana pembayaran bagi pembeli, baik dalam over-the-counter sale maupun dalam penjualan yang pengiriman barangnya dilaksanakan melalui jasa pos atau angkutan umum. Kartu kredit dapat digolongkan, menjadi tiga kelompok: 1) Kartu Kredit Bank (Bank Cards). Diterbitkan oleh bank atau lembaga keuangan yang lain. Kartu kredit bank yang banyak beredar adalah Visa dan Master Card. Dengan menggunakan kartu kredit ini, pembeli sebenarnya memperoleh kredit dari bank. Perusahaan yang menerima pembayaran melalui kartu kredit dapat memperoleh uang tunai segera dari bank dengan menukarkan copy credit card sales slip le bank yang menerbitkan kartu kredit yang bersangkutan. 2) Kartu Kredit Perusahaan (Company Cards). Diterbitkan oleh perusahaan tertentu untuk para pelanggannya. Pelanggan dapat menggunakan kartu kredit ini untuk membeli barang hanya ke perusahaan yang menerbitkan kartu kredit tersebut. Pada akhir bulan atau pada tanggal tertentu, perusahaan menagih jumlah harga barang yang dibeli oleh pemegang kartu kredit selama jangka waktu tertentu yang telah lewat. Penjualan melalui kartu kredit perusahaan ini pada dasarnya merupakan penjualan kredit. 1) Kartu Bepergian dan Hiburan (Travel and Entertainment Cards). Umumnya kartu-kartu tersebut digunakan dalam bisnis restoran, hotel, dan motel. Namun, banyak pula toko yang menerima kartu kredit tersebut sebagai alat pembayaran. Perusahaan penjual barang menguangkan credit card sales slip dari transaksi penjualannya ke perusahaan yang menerbitkan kartu kredit tersebut. FUNGSI YANG TERKAIT a) Fungsi Penjualan. Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab Untuk menerima order dari pembeli, mengisi faktur penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran harga barang ke fungsi kas. b) Fungsi Kas. Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab atas Penerimaan kas dari pembeli. c) Fungsi Gudang, Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab untuk menyiapkan barang yang dipesan oleh pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke fungsi Pengiriman. d) Fungsi Pengiriman. Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung Jawab untuk membungkus barang dan menyerahkan barang yang telah dibayar harganya kepada Pembeli. e) Fungsi Akuntansi. Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan penerimaan kas dan pembuat laporan penjualan. INFORMASI YANG UMUMNYA DIPERLUKAN OLEH MANAJEMEN a) Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka waktu tertentu. b) Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai. c) Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu. d) Nama dan alamat pembeli. Informasi ini diperlukan dalam penjualan produk tertentu, namun pada umumnya informasi nama dan alamat pembeli ini tidak diperlukan oleh manajemen dari kegiatan Penjualan tunai. e) Kuantitas produk yang dijual. f) Nama wiraniaga yang melakukan penjualan. g) Otorisasi pejabat yang berwenang. DOKUMEN YANG DIGUNAKAN - Faktur Penjualan Tunai. Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang diperlukan oleh manajemen mengenai transaksi penjualan tunai, tersebut dapat digunakan untuk merekam data mengenai nama pembeli dan alamat pembeli, tanggal transaksi, kode dan nama barang, kuantitas, harga satuan, jumlah harga, nama dan kode wiraniaga, otorisasi terjadinya berbagai tahap transaksi. - Pita Register Kas. Dokumen ini dihasilkan oleh fungsi kas dengan cara mengoperasikan mesin register kas . Pita register kas ini merupakan bukti penerimaan kas yang dikeluarkan oleh fungsi kas dan merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunal yang dicatat dalam jurnal penjualan. - Credit Card Sales Slip. Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank yang menerbitkan kartu kredit dan diserahkan kepada perusahaan (disebut merchant) yang menjadi anggota kartu kredit. - Bill of Lading. Dokumen ini merupakan bukti penyerahan barang dari perusahaan penjualan barang kepada perusahaan angkutan umum. Dokumen ini digunakan oleh fungsi pengiriman dalam penjualan COD yang penyerahan barangnya dilakukan oleh perusahaan angkutan umum. - Faktur Penjualan COD. Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan COD. Tembusan faktur penjualan COD diserahkan kepada pelanggan melalui bagian angkutan perusahaan, kantor pos, atau perusahaan angkutan umum dan dimintakan tanda tangan penerimaan barang dari pelanggan sebagai bukti telah diterimanya barang oleh pelangga Tembusan faktur penjualan COD digunakan oleh perusahaan untuk menagih kas yang harus dibayar oleh pelanggan pada saat penyerahan barang yang dipesan oleh pelanggan. - Bukti Setor Bank. Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas ke bank. Bukti setor dibuat 3 lembar dan diserahkan oleh fungsi kas ke bank, bersamaan dengan penyetoran kas dari hasil penjualan tunai ke bank. Dua lembar tembusannya diminta kembali dari bank setelah ditandatangani dan dicap oleh bank sebagai bukti penyetoran kas ke bank. Bukti setor bank diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi akuntansi, dan dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai ke dalam jurnal penerimaan kas. - Rekap Beban Pokok Penjualan. Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas harga pokok produk yang dijual selama satu periode (misalnya satu bulan). Data yang direkam dalam dokumen ini berasal dari kolom “jumlah harga” dalam kolom “pemakaian”. Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen pendukung bagi pembuatan bukti memorial untuk mencatat harga pokok produk yang dijual. CATATAN AKUNTANSI YANG DIGUNAKAN a. Jurnal Penjualan. Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan meringkas data penjualan. Jika perusahaan menjual berbagai macam produk dan manajemen memerlukan informasi disediakan satu kolom untuk setiap jenis produk guna meringkas informasi penjualan menurut jenis penjualan setiap jenis produk yang dijualnya selama jangka waktu tertentu, dalam jurnal penjualan produk tersebut. b. Jurnal Penerimaan Kas. Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi untuk menc penerimaan kas dari berbagai sumber, di antaranya dari penjualan tunni. c. Jurnal Umum. Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, jurnal ini digunakan oleh fungsi Akuntansi untuk mencatat harga pokok produk yang dijual. d. Kartu Persediaan. Dalam transaksi penerimaan kas dan penjualan tunai, kartu persediaan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat berkurangnya harga pokok produk yang dijual. Kartu persediaan ini diselenggarakan di fungsi akuntansi untuk mengawasi mutasi dan persediaan barang yang disimpan di gudang. e. Kartu Gudang. Catatan ini tidak termasuk sebagai catatan akuntansi karena hanya berisi data kuantita persediaan yang disimpan di gudang, Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan persediaan barang yang disimpan dalam gudang. Dalam transaksi penjualan tunai, kartu gudang digunakan untuk mencatat berkurangnya kuantitas produk yang dijual. JARINGAN PROSESUR YANG MEMBENTUK SISTEM a) Prosedur Order Penjualan. Dalam prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan membuat faktur penjualan tunai untuk memungkinkan pembeli melakukan pembayaran harga barang ke fungsi kas dan untuk memungkinkan fungsi gudang dan fungsi pengiriman menyiapkan barang yang akan diserahkan kepada pembeli. b) Prosedur Penerimaan Kas. Dalam prosedur ini fungsi kas menerima pembayaran harga barang dari pembeli dan memberikan tanda pembayaran (berupa pita register kas dan cap “lunas” pada faktur penjualan tunai) kepada pembeli untuk memungkinkan pembeli tersebut melakukan pengambilan barang yang dibelinya dari fungsi pengiriman. c) Prosedur Penyerahan Barang. Dalam prosedur ini fungsi pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli. d) Prosedur Pencatatan Penjualan Tunai. Dalam prosedur ini fungsi akuntansi melakukan pencatatan transaksi penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas. Fungsi akuntansi juga mencatat berkurangnya persediaan barang yang dijual dalam kartu persediaan. e) Prosedur Penyetoran Kas ke Bank. Sistem pengendalian internal terhadap kas mengharuskan penyetoran dengan segera ke bank semua kas yang diterima pada suatu hari. Dalam prosedur ini fungsi kas menyetorkan las yang diterima dari penjualan tunai ke bank dalam jumlah penuh. f) Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas. Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat penerimaan kas Ke dalam jurnal penerimaan kas berdasar bukti setor bank yang diterima dari bank melalui fungsi kas. g) Prosedur Pencatatan Beban Pokok Penjualan. Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi membuat rekapitulasi beban pokok penjualan berdasarkan data yang dicatat dalam kartu persediaan. Berdasarkan rekapitulasi beban pokok penjualan ini, fungsi akuntansi membuat bukti memorial sebagai dokumen sumber untuk pencatatan beban pokok penjualan ke dalam jurnal umum. UNSUR PENGENDALIAN INTERNAL a. Organisasi Dalam merancang organisasi yang berkaitan dengan sistem penerimaan kas dari penjualan tunai, unsur pokok pengendalian internal dijabarkan sebagai berikut: o Fungsi Penjualan Harus Terpisah dari Fungsi Kas. Fungsi penjualan yang merupakan fungsi operasi harus dipisahkan dari fungsi kas yang merupakan fungsi penyimpanan. Pemisahan ini mengakibatkan setiap penerimaan kas dari penjualan tunai dilaksanakan oleh dua fungsi yang saling mengecek. o Fungsi Kas Harus Terpisah dari Fungsi Akuntansi. Berdasar unsur sistem pengendalian internal yang baik, fungsi akuntansi harus dipisahkan dari kedua fungsi pokok yang lain: fungsi operasi dan fungsi penyimpanan. o Transaksi Penjualan Tunai Harus Dilaksanakan oleh Fungsi Penjualan, Fungsi Kas, Fungsi Pengiriman, dan Fungsi Akuntansi. Tidak ada transaksi penjualan tunai yang dilaksanakan secara lengkap hanya oleh satu fungsi tersebut. b. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan Penerimaan Order dari Pembeli Diotorisasi oleh Fungsi Penjualan dengan Menggunakan Formulir Faktur Penjualan Tunai. Transaksi penjualan tunai dimulai dengan diterbitkannya faktur penjualan tunai oleh fungsi penjualan. Dengan formulir ini fungsi penerimaan kas akan menerima kas dan fungsi pengiriman akan menyerahkan barang kepada pembeli. Faktur penjualan tunai harus diotorisasi oleh fungsi penjualan agar menjadi dokumen yang sahih, yang dapat dipakai sebagai dasar bagi fungsi penerimaan kas untuk menerima kas dari pembeli, dan menjadi perintah bagi fungsi pengiriman untuk menyerahkan barang kepada pembeli setelah harga barang dibayar oleh pembeli tersebut, serta sebagai dokumen sumber untuk pencatatan dalam catatan akuntansi. c. Praktik Yang Sehat Faktur Penjualan Tunai Bernomor Urut Tercetak dan Pemakaiannya Dipertanggungjawabkan oleh pihak Penjualan. Dalam organisasi, setiap transaksi keuangan hanya akan terjadi jika telah mendapat risasi dari yang berwenang, Otorisasi dari yang berwenang tersebut diwujudkan dalam bentuk tanda tega pada formulir. Bagan Alir Dokumen Berbagai Sistem Penerimaan Kas Berikut ini disajikan bagan alir dokumen sistem penerimaan kas dari berbagai sumber sebagai berikut: a) Over-the-counter sale. b) Cash on delivery sale. c) Credit card sale. SISTEM PENERIMAAN KAS DARI PIUTANG Sumber penerimaan kas suatu perusahaan manufaktur biasanya berasal dari pelunasan piutang dari dt, karena sebagian besar produk perusahaan tersebut dijual melalui penjualan secara kredit. Untuk menjamin penerimaan kas oleh perusahaan, sistem penerimaan kas dari piutang mengharuskan: o Debitur melakukan pembayaran dengan cek atau dengan cara pemindahbukuan melalui rekening bank (giro bilyet). Jika perusahaan hanya menerima kas dalam bentuk cek dari debitur, yang ceknya atas nama perusahaan (bukan atas unjuk), akan menjamin kas yang diterima oleh perusahaan masuk ke rekening giro bank perusahaan. o Kas yang diterima dalam bentuk cek dari debitur harus segera disetor ke bank dalam jumlah Penuh. CANCELLED CEHCK Pelakuan terhadap cancelled check mempunyai dampak besar terhadap arus perpindahan kas dalam masyarakat. I. Cancelled Check di Amerika Serikat Dalam sistem perbankan di Amerika Serikat, cancelled check dikembalikan kepada nasabah yang mengeluarkan cek dan digunakan nasabah sebagai bukti telah diterimanya pembayaran yang telah dilakukan oleh pihak yang namanya antam pada cek. II. Cancelled Check di Indonesia Sistem perbankan di Indonesia tidak mengembalikan cancelled check kepada nasabah yang mengeluarkan Cek. Karena sistem perbankan tidak menyediakan bukti pembayaran berupa cancelled check, pihak yang menerima pembayaran berkewajiban untuk membuat bukti dokumenter yang menunjukkan telah diterimanya kas dari pembayar. Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari piutang adalah: a) Fungsi Sekretariat. Dalam sistem penerimaan kas dari piutang, fungsi seketariat bertanggung jawab dalam penerimaan cek dan surat pemberitahuan (remittance advice) melalui pos dari para debitur perusahaan. Fungsi sekretariat bertugas untuk membuat daftar surat pemberitahuan atas dasar surat pemberitahuan yang diterima bersama cek dari para debitur b) Fungsi Penagihan. Jika perusahaan melakukan penagihan piutang langsung kepada debitur melalui Penagih perusahaan, fungsi penagihan bertanggung jawab untuk melakukan penagihan kepada para Debitur perusahaan berdasarkan daftar piutang yang ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi. c) Fungsi Kas. Fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan cek dari fungsi sekretariat (jika penerimaan Kas dari piutang dilaksanakan melalui pos) atau dari fungsi penagihan (jika penerimaan kas dari piutang Dilaksanakan melalui penagih perusahaan). Fungsi Kas bertanggung jawab untuk menyetorkan kas yang Diterima dari berbagai fungsi tersebut segera ke bank dalam jumlah penuh. d) Fungsi Akuntansi. Fungsi akuntansi bertanggung jawab dalam pencatatan penerimaan kas dari piutang Ke dalam jurnal penerimaan kas dan berkurangnya piutang ke dalam kartu piutang. e) Fungsi Pemeriksa Intern. Dalam sistem penerimaan kas dari piutang, fungsi pemeriksa intern bertanggung jawab dalam melaksanakan penghitungan kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodik. Di samping itu, fungsi pemeriksa intern bertanggung jawab dalam melakukan rekonsiliasi bank, untuk mengecek ketelitian catatan kas yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi. Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari piutang adalah: a) Surat Pemberitahuan. Dokumen ini dibuat oleh debitur untuk memberitahukan pembayaran yang telah dilakukannya. Surat pemberitahuan blasanya berupa tembusan bukti kas keluar yang dibuat oleh debitur, yang disertakan dengan cek yang dikirimkan oleh debitur melalui penagih perusahaan atau pos. b) Daftar Surat Pemberitahuan. Daftar surat pemberitahuan merupakan rekapitulasi penerimaan kas yang dibuat oleh fungsi sekretariat atau fungsi penagihan. Jika penerimaan kas dari piutang perusahaan dilaksanakan melalui pos, fungsi sekretariat bertugas membuka amplop surat memisahkan surat pemberitahuan dengan cek, dan membuat daftar surat pemberitahuan yang diterima setiap hari. c) Bukti Setor Bank. Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas yang diterima dari platang ke bank. Bukti setor dibuat tiga lembar dan diserahkan oleh fungsi kas ke bank, bersamaan dengan penyetoran kas dari piutang ke bank. Dua lembar tembusannya diminta kembali dari bank setelah ditandatangani dan dicap oleh bank sebagai bukti penyetoran kas ke bank. d) Kultansi. Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dibuat oleh perusahaan bagi para debitur Yang telah melakukan pembayaran utang mereka. Kuitansi sebagai tanda penerimaan kas ini dibuat Dalam sistem perbankan yang tidak mengembalikan cancelled check kepada check issuer. Jika cancelled Check dikembalikan kepada check issuer, kuitansi sebagai tanda penerimaan kas digantikan fungsinya oleh Cancelled check. Unsur pengendalian internal dalam sistem penerimaan kas dari piutang : a) Organisasi b) Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan c) Praktik yang Schat Penerimaan kas dari piutang Melalui penagih perusahaan dilaksanakan dengan prosedur berikut ini: o Bagian piutang memberikan daftar piutang yang sudah saatnya ditagih kepada Bagian Penagihan. o Bagian Penagihan mengirimkan penagih, yang merupakan karyawan perusahaan, untuk melakukan penagihan kepada debitur. o Bagian Penagihan menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan (remmittance advice) dari debitur. o Bagian Penagihan menyerahkan cek kepada Bagian Kasa. o Bagian Penagihan menyerahkan surat pemberitahuan kepada Bagian Piutang untuk kepentingan posting ke dalam kartu piutang. o Bagian Kasa mengirim kuitansi sebagai tanda penerimaan kas kepada debitur. Bagian Kasa menyetorkan cek ke bank, setelah cek atas cek tersebut dilakukan endorsement oleh Pejabat yang berwenang. o Bank perusahaan melakukan clearing atas cek tersebut ke bank debitur. Sistem Penerimaan Kas dari Piutang Melalui Pos - Bagian Penagihan mengirim faktur penjualan kredit kepada debitur pada saat transaksi penjualan kredit terjadi. - Debitur mengirim cek atas nama yang dilampiri surat pemberitahuan melalui pos. - Bagian Sekretariat menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan (remmittance advice) dari debitur. - Bagian Sekretariat menyerahkan cek kepada Bagian Kasa. - Bagian Sekretariat menyerahkan surat pemberitahuan kepada Bagian Piutang untuk kepentingan posting ke dalam kartu plutang - Bagian Kasa mengirim kuitansi kepada debitur sebagai tanda terima pembayaran dari debitur. - Bagian Kasa menyetorkan cek ke bank, setelah cek atas cek tersebut dilakukan endorsement oleh Pejabat yang berwenang. - Bank perusahaan melakukan clearing atas cek tersebut ke bank debitur. Sistem Penerimaan kas dari Piutang Melalui Lock-Box-Collection Plan Permasalahan ini dapat diatasi dengan lock-box-collection plan. Dalam sistem penerimaan kas ini perusahaan membuka post-office box (PO Box) di kota yang jumlah debiturnya banyak. Perusahaan membuka rekening giro di bank yang terletak di kota yang sama dengan PO Rox tersebut. Bank diberi wewenang untuk membuka PO Box perusahaan. Para debitur diminta untuk melakukan pembayaran utang mereka dengan cara mengirimkan cek ke PO Box perusahaan yang terletak di kota terdekat. Daftar surat pemberitahuan dan surat pemberitahuan dikirim ke Bagian Sekretariat perusahaan. Penerimaan cek dikreditkan oleh bank ke dalam rekening giro perusahaan - Sistem penerimaan kas dengan lock-box-collection plan ini memberikan manfaat berikut ini: 1) Pekerjaan pembuatan daftar surat pemberitahuan dipindahkan dari tangan fungsi sekretariat Perusahaan ke bank. 2) Memberikan kemudahan bagi debitur dalam melakukan pembayaran utangnya. 3) Mempercepat proses check clearing, sehingga mempercepat perusahaan memperoleh kas. - Penerimaan kas dari piutang melalui lock-box-collection plan dilaksanakan dengan prosedur berikut Int: 1. Bagian Penagihan mengirim faktur penjualan kredit kepada debitur pada saat transaksi penjualan Kredit terjadi. 2. Debitur melakukan pembayaran utangnya pada saat faktur jatuh tempo dengan mengirimkan cek dan surat pemberitahuan ke PO Box di kota terdekat. 3. Bank membuka PO Box dan mengumpulkan cek dan surat pemberitahuan yang diterima oleh Perusahaan. 4. Bank membuat daftar surat pemberitahuan. Dokumen ini dilampiri dengan surat pemberitahuan Dikirimkan oleh bank ke Bagian Sekretariat. 5. Bank mengurus check clearing. 6. Bagian Sekretariat menyerahkan surat pemberitahuan kepada Bagian Piutang untuk mengkredit akun pembantu piutang debitur yang bersangkutan. 7. Bagian Sekretariat menyerahkan daftar surat pemberitahuan ke Bagian Kasa. 8. Bagian Kasa menyerahkan daftar surat pemberitahuan ke Bagian Jurnal untuk dicatat di dalam jurnal Penerimaan kas BAB 14 Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Pengeluaran kas dalam perusahaan dilakukan dengan menggunakan cek. Pengeluaran kas yang tidak dapat dilakukan dengan cek (biasanya karena jumlahnya relative kecil), dilaksanakan melalui dana kas kecil yang diselenggarakan dengan salah satu di antara dua sistem : fluctuating-fund-balance system dan imprest system. Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek : 1. Bukti Kas Keluar, berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas kepada Bagian Kasa sebesar yang tercantum dalam dokumen. Di samping itu, berfungsi sebagai surat pemberitahuan yang dikirim kepada kreditur dan berfungsi sebagai dokumen sumber bagi pencatatan berkurangnya utang. 2. Cek, merupakan dokumen yang digunakan untuk memerintahkan bank melakukan pembayaran sejumlah uang kepada orang atau organisasi yang namanya tercantum dalam cek. Ada dua pilihan dalam penggunaan cek untuk pembayaran : 1) check issuer membuat cek atas nama, atau 2) check issuer membuat cek atas unjuk. 3. Permintaan Cek, berfungsi sebagai permintaan dari fungsi yang memerlukan pengeluaran kas kepada fungsi akuntansi untuk membuat bukti kas keluar. Dalam transaksi pengeluaran kas yang tidak berupa pembayaran utang yang timbul dari transaksi pembelian, fungsi yang memerlukan kas menulis permintaan cek kepada fungsi akuntansi (Bagian Utang) untuk kepentingan pembuatan bukti kas keluar. Catatan Akuntansi yang Digunakan : 1. Jurnal Pengeluaran Kas, untuk mencatat transaksi pembelian digunakan jurnal pembelian dan untuk mencatat kas digunakan jurnal pengeluaran kas. Dokumen sumber yang dipakai sebagai dasar pencatatan adalah faktur dari pemasok yang telah dicap “lunas” oleh fungsi kas. 2. Register Cek, transaksi untuk mencatat pembelian digunakan dua jurnal : register bukti kas keluar dan register cek. Register bukti kas keluar digunakan untuk mencatat utang yang timbul, sedangkan register cek digunakan untuk mencatat pengeluaran kas dengan cek. Fungsi yang Terkait : - Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas - Fungsi kas - Fungsi akuntansi - Fungsi pemeriksa intern Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek yang tidak memerlukan permintaan cek, yang terdiri dari jaringan prosedur berikut : 1. Prosedur pembuatan bukti kas keluar 2. Prosedur pembayaran kas 3. Prosedur pencatatan pengeluaran kas Sistem akuntansi pengeluaran kas yang memerlukan permintaan cek, yang terdiri dari jaringan prosedur berikut : 1) Prosedur Permintaan Cek, fungsi yang memerlukan pengeluaran kas mengajukan permintaan pengeluaran kas dengan mengisi permintaan cek. Dokumen ini dimintakan otorisasi dari kepala fungsi yang bersangkutan dan dikirimkan ke fungsi akuntansi (Bagian Utang) sebagai dasar fungsi yang terakhir dalam pembuatan bukti kas keluar. 2) Prosedur Pembuatan Bukti Kas Keluar, berfungsi sebagai perintah kepada fungsi kas untuk mengisi cek sebesar jumlah yang tercantum pada dokumen tersebut dan mengirimkan cek tersebut kepada kreditur. 3) Prosedur Pembayaran Kas, meminta tanda tangan atas cek kepada pejabat yang berwenang, dan mengirimkan cek tersebut kepada kreditur yang Namanya tercantum pada bukti kas keluar. 4) Prosedur Pencatatan Pengeluaran Kas, fungsi akuntansi mencatat pengeluaran kas di dalam jurnal pengeluaran kas atau register cek. Selain fungsi itu, pendebitan yang timbul dari transaksi pengeluaran dicatat dalam buku pembantu (dalam kartu beban dan kartu persediaan). Unsur Pengendalian Internal 1) Semua penerimaan kas harus disetor penuh ke bank pada hari yang sama dengan penerimaan kas atau pada hari kerja berikutnya 2) Semua pengeluaran kas dilakukan dengan cek 3) Pengeluaran kas yang tidak dapat dilakukan dengan cek (karena jumlahnya kecil) dilakukan melalui dana kas kecil yang diselenggarakan dengan imprest system Penjelasan Unsur Pengendalian Internal o Organisasi Fungsi penyimpanan kas harus harus terpisah dari fungsi akuntansi. Unsur sistem pengendalian internal mengharuskan pemisahan fungsi akuntansi dari fungsi penyimpanan, agar data akuntansi yang dicatat dalam catatan akuntansi dijamin keandalannya. Dalam sistem kas, fungi penyimpanan kas yang dipegang Oleh Bagian Kasa harus dipisahkan dengan fungi akuntansi kas yang dipegang oleh Bagian Jurnal, yang menyelenggarakan register cek atau jurnal pengeluran kas dan jurnal penerimaan kas. Dengan pemisahan ini, catatan akuntansi yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi dapat berfungsi sebagai pengawas semua mutasi kas yang disimpan oleh fungsi penyimpanan. Transaksi Pengeluaran Kas Tidak Boleh Dilaksanakan Sendiri oleh Bagian Kasa Sejak Awal Sampai Akhir, Tampa Campur Tangan dari Fungsi yang Lain. Unsur sistem pengendalian internal mengharuskan pelaksanaan setiap transaksi oleh lebih dari satu fungsi agar tercipta adanya internal check. o Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan Pengeluaran Kas Harus Mendapat Otorisasi dari Pejabat yang Berwenang. Transaksi pengeluaran kas diotorisasi oleh pejabat yang berwenang dengan menggunakan dokumen bukti kas keluar. Berdasarkan bukti kas keluar ini kas perusahaan berkurang dan catatan akuntansi dimutakhirkan (up dated). Pembukaan dan Penutupan Rekening Bank Harus Mendapatkan Persetujuan dari Pejabat yang Berwenang. Sistem pengendalian internal mengharuskan setiap pembukaan dan penutupan rekening bank mendapatkan persetujuan dari manajemen puncak. Rekening giro perusahaan di bank merupakan sarana untuk menerima dan mengeluarkan kas perusahaan. Pencatatan dalam Jurnal Pengeluaran Kas (atau dalam Metode Pencatatan Tertentu dalam Register Cek) Harus Didasarkan atas Bukti Kas Keluar yang telah Mendapat Otorisasi dari Pejabat yang Berwenang dan yang Dilampiri dengan Dokumen Pendukung yang Lengkap. Sistem pengendalian internal mengharuskan setiap pencatatan ke dalam catatan akuntansi didasarkan pada dokumen sumber yang dintorisasi oleh pejabat yang berwenang dan dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap yang telah diproses melalui sistem otorisasi yang berlaku. o Praktik yang Sehat Saldo Kas yang Ada di Perusahaan Harus Dilindungi dari Kemungkinan Pencurian atau Penggunaan yang Tidak Semestinya. Dalam sistem kas seperti yang digambarkan di atas, saldo kas yang ada di perusahaan adalah berupa dana kas kecil dan penerimaan kas dari penjualan tunai dan dari penagihan piutang yang belum disetor ke bank (undeposited cash receipts). Dokumen Dasar dan Dokumen Pendukung Transaksi Pengeluaran Kas Harus Dibubuhi Cap "Lunas” oleh Bagian Kasa Setelah Transaksi Pengeluaran Kas Dilakukan. Dalam transaksi pengeluaran kas, bukti kas keluar dibuat oleh fungsi akuntansi (Bagian Utang), setelah dokumen pendukungnya lenglan Bukti kas keluar in merupakan dokumen perintah pengeluaran kas dari pejabat yang berwenang kepada fungsi keuangan. Penggunaan Rekening Koran Bank (Bank Statement), yang Merupakan Informasi dari Pihak Ketiga, untuk Mengecek Ketelitian Catatan Kas oleh Fungsi yang Tidak Terlibat dalam Pencatatan dan Penyimpanan Kas. Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas melibatkan fungsi operasi, fungsi penyimpanan, dan fungsi akuntansi. Semua Pengeluaran Kas Harus Dilakukan dengan Cek atas Nama Perusahaan Penerima Pembayaran atau dengan Pemindahbukuan. Pembayaran dengan cek dapat dilakukan dengan dua cara : dengan menuliskan kata tuna dan dengan menuliskan nama penerima cek yang dituju. Jika Pengeluaran Kas dalam Jumlah yang Kecil, Pengeluaran Dilakukan Melalui Dana Kas Kecil, yang Pencatatan Akuntansinya Diselenggarakan dengan Imprest System. Agar catatan akuntansi kas perusahaan dapat diawasi ketelitian dan keandalannya dengan menggunakan jasa pihak luar yang bebas, setiap penerimaan dan pengeluaran kas harus melibatkan bank. Untuk itu, setiap penerimaan kas harus segera disetor penuh ke bank, dan setiap pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek. Pengeluaran kas yang tidak dapat dilakukan dengan eek (karena jumlahnya relatif kecil) dilakukan melalui dana kas kecil yang penyelenggaraannya dengan imprest system. Secara Periodik Diadakan Pencocokan Jumlah Fisik Kas yang Ada di Tangan dengan Jumlah Kas Menurut Catatan. Penghitungan fisik kas (cash count) yang ada di tanga perusahaan harus dilakukan secara periodik untuk mencegah karyawan perusahaan menggunakan kesempatan untuk melakukan penyelewengan penggunaan kas. Penghitungan fisik kas dilakukan terhadap jumlah kas yang belum disetor ke bank dan saldo dana kas kecil yang ada di tangan perusahaan pada sat tertentu. Jumlah kas yang belum disetor ke bank pada saat penghitungan fisik kas dicocokkan dengan jumlah kas yang diterima oleh perusahan menurut jurnal penerimaan kas. Kas yang Ada di Tangan (Cash in Safe) dan Kas yang Ada di Perjalanan (Cash in Transit) Diasuransikan dari Kerugian. Jika kas yang ada di tangan dan kas yang ada di perjalanan jumlahnya relatif besar, sehingga diperkirakan akan limbul kerugian yang besar jika terjadi perampokan atau pencurian, perusahaan sebaiknya menutup asuransi untuk menghindari risiko kerugian tersebut. Kasir Diasuransikan (Fidelity Bond Insurance). Untuk menghindari kerugian akibat penyelewengan kas yang dilakukan oleh karyawan yang diserahi tugas sebagai penyimpan kas, karyawan tersebut perlu diasuransikan. Fidelity bond insurance menjamin penggantian atas kerugian yang timbul sebagai akibat penelewengan yang dilakukan oleh kasir. Kasir Dilengkapi dengan Alat-Alat yang Mencegah Terjadinya Pencurian terhadap Kas yang Ada di Tangan (Misalnya Mesin Register Kas, Lemari Besi, dan Strong Room). Untuk menjaga fisik kas yang ada di tangan, Bagian Kasa harus diberi perlengkapan yang memadai. Semua Nomor Cek Harus Dipertanggungjawabkan oleh Bagian Kasa. Karena formulir cek berfungsi sebagai perintah kepada bank untuk membayarkan sejumlah uang perusahaan kepada orang tertentu atau kepada pembawa cek tersebut, maka penggunaan cek diawasi dengan mengendalikan penggunaan nomor urut cek tersebut. Dampak Cancelled Check terhadap Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas dengan Cek Cancelled check mempunyai dampak terhadap sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek. Jika sistem perbankan mengembalikan cancelled check kepada check issuer setelah penerima pembayaran mencairkan cek yang diterimanya melalui check clearing, sistem pengeluaran kas perusahaan pembayar tidak menuntut penyerahan kuitansi sebagai tanda penerimaan pembayaran dari pihak yang menerima pembayaran. Sistem Dana Kas Kecil Penyelenggaraan dana kas kecil yang memungkinkan pengeluaran kas dengan uang tunai dapar diselenggarakan dengan dua cara: (1) sistem saldo berfluktuasi (fluctuating fund-balance system) dan (2) imprest system. Dalam sistem saldo berfluktuasi, penelenggaraan dana kas kecil dilakukan dengan prosedur sebagai berikut : 1. Pembentukan dana kas kecil dicatat dengan mendebit akun Dana Kas Kecil. 2. Pengeluaran dana kas kecil dicatat dengan mengkredit akun Dana Kas Kecil, sehingga setiap saat saldo akun ini berfluktuasi. 3. Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan dengan jumlah sesuai dengan keperluan, dan dicatat dengan mendebit akun Dana Kas Kecil. Dalam sistem ini, saldo akun Dana Kas Kecil berfluktuasi dari waktu ke waktu. Dalam imprest system, penyelenggaraan dana kas kecil dilakukan sebagai berikut : 1. Pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan cek dan dicatat dengan mendebit akun Dana Kas Kedil. Saldo akun Dana Kas Kecil ini tidak boleh berubah dari yang telah ditetapkan sebelumnya, kecuali jika saldo yang telah ditetapkan tersebut dinaikkan atau dikurangi. 2. Pengeluaran dana kas kecil tidak dicatat dalam jurnal (sehingga tidak mengkredit akun Dana Kas Kecil). Bukti-bukti pengeluaran dana kas kecil dikumpulkan saja dalam arsip sementara yang diselenggarakan oleh pemegang dana kas kecil. 3. Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan sejumiah rupiah yang tercantum dalam kumpulan bukt pengeluaran kas kecil. Pengisian kembali dana kas kecil ini dilakukan dengan cek dan dicatat dengan mendebit akun beban dan mengkredit akun Kas. Akun Dana Kas Kecil tidak terpengaruh dengan pengeluaran dana kas kecil. Dengan demikian pengawasan terhadap dana kas kedil mudah dilakukan. yaitu dengan secara periodik atau secara mendadak menghitung dana kecil. Jumlah uang yang ads. ditambah dengan permintaan pengeluaran kas keeil yang belum dipertanggungiawabkan dan bukt pengeluaran dana kas kecil, harus sama dengan saldo akun Dana Kas Kecil yang tercantum dalam buku besar. Dokumen yang Digunakan 1. Bukti kas keluar. 2. Cek. 3. Permintaan pengeluaran kas kecil. 4. Bukti pengeluaran kas kecil. 5. Permintaan pengisian kembali kas kecil. Catatan Akuntansi yang Digunakan 1. Jurnal pengeluaran kas (cash disbursement journal). 2. Register cek (check register). 3. Jurnal pengeluaran dana kas kecil. Fungsi yang Terkait 1. Fungsi kas 2. Fungsi akuntansi 3. Fungsi pemegang dana kas kecil 4. Fungsi yang memerlukan pembayaran tunai 5. Fungsi pemeriksa intern Bagan Alir Dokumen Sistem Dana Kas Kecil Sistem dana kas kecil dibagi menjadi prosedur Pembentukan dana kas kecil, prosedur permintaan dan pertanggungiawaban pengeluaran dana kas kecil, dan prosedur pengisian kembali dana kas kecil.