Anda di halaman 1dari 8

Analisis HAM di Indonesia

Studi Perkara Pembunuhan Brigadir J

Dimas Rafi Parama Putra (22013010210)


Mochamad Akbar Rozak (22013010211)
Achmad Chaidar Rafi Firdaus (22013010218)
Raka Irfansyah (22013010240)
Abstrak
HAM dalam perspektif islam sangatlah jelas bahwa Islam sudah menjabarkan tentang HAM dengan
sangat terperinci. Dari sini kami menolak anggapan sejumlah pengamat tentang ketidaksesuaian atau
pertentangan antara Islam dengan HAM, terutama karena sebagian besar negara-negara Muslim kini
belum sepenuhnya melindungi dan menegakkan HAM. Sejak awal Islam telah mengakui perlindungan
hak asasi manusia , yang kemudian dirumuskan oleh para ulama dengan konsep maqâshid al-syarî‘ah .
Sebagai salah satu negara Muslim, Indonesia di era Reformasi ini telah berkomitmen untuk melakukan
perlindungan dan penegakan HAM sejalan dengan penerapan sistem demokrasi secara substantif. Tetapi
dalam penerapannnya dilapangan sangatlah berbeda dengan aturan yang telah ada saat ini, dengan
demikian, tulisan ini akan membahas tentang keadilan HAM yang telah hilang dalam kasus Brigadir J.

Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Hak asasi manusia dalam persepektif Islam adalah hal yang harus diterapkan dalam kehidupan
bermasyarakat di Indonesia. Suatu negara yang mengabaikan HAM dapat dipastikan menjadi sasaran
kritik oleh dunia internasional, dan ia pun akan terasing dari pergaulan internasional. HAM, yang pada
dasarnya bersifat moral dan bukan politis ini menjadi hal yang penting sekali setelah Perang Dunia II
dengan lahirnya Universal Declaration of Human Rights (Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia atau
DUHAM)

Sebagai salah satu negara Muslim, Indonesia telah berkomitmen untuk melindungi hak asasi
manusia, variasi tergantung political will dari pemerintah satu periode dengan periode lainnya. Di era
reformasi komitmen ini jauh lebih kuat dari pada periode sebelumnya, yang ditunjukkan oleh kebijakan-
kebijakan negara yang pro HAM. Tetapi dalam penerapannya banyak sekali oknum yang menciderai
hukum HAM yang ada di Indonesia. Seperti halnya kasus yang sedang marak sebagai bahan pembicaraan
oleh masyarakat adalah ketidakadilan HAM dalam kasus Brigadir J dan FS. Hal ini ditambah lagi dengan
adanya bukti dan kesaksian palsu yang tidak masuk akal membuat banyak masyarakat yang ikut
mengawal kasus pelanggaran HAM berat ini sampai tuntas
Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh hukum HAM dalam perspektif Islam yang ada di Indonesia di dalam kasus Brigadir
J dan FS? Dan apakah sudah berjalan dengan semestinya?
Batasan Masalah
Penelitian dilakukan dengan mencari berita tentang kasus Brigadir J dan FS melalui berita media massa
seperti di televisi dan di media sosial serta sumber sumber yang valid.
Tujuan Masalah
Tujuan dari penelitian ini didasari dengan ketidakpuasan masyarakat oleh penanganan kasus Brigadir J
dan FS yang seolah olah hukum HAM di Indonesia hanya berpihak kepada orang yang berkuasa saja
tanpa melihat pelanggaran HAM berat yang terjadi
Manfaat Penelitiaan
- Pentingnya pengetahuan akan HAM yang ada di Indonesia dan hukum apa yang akan didapat jika
melanggar
- Pentingnya pengertian akan HAM dan bagaimana realisasinya di lapangan
- Pentingnya kesadaran hukum HAM, tetapi dalam kasus ini manakah yang akan terjadi hukum akan
kalah oleh kekuasaan? Meskipun kita tahu hukum bersifat mengikat dan hukum tidak melihat siapa orang
pelanggar hukum tanpa terkecuali

Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metodologi dengan mengambil data-data yang sudah ada dan menghasilkan
kesimpulan dengan valid. Penelitian ini membahas Ham dalam perspektif Islam dalam kasus
Pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat terhadap Irjen Pol Ferdy Sambo. Tujuan dari
penelitian ini yaitu menghasilan pandangan Ham dari perspektif Islam dalam kasus Pembunuhan Brigadir
J.
Hasil dan Pembahasan
A. HAM di Indonesia
Menurut Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999, Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

Sementara itu, dalam perspektif Islam HAM merupakan sebuah anugerah Allah SWT kepada umat-Nya
untuk saling menyayangi antar sesama tanpa diskriminasi antara satu dengan yang lain.

Jadi, hubungan HAM dalam perspektif Islam memiliki tujuan yang sama dengan HAM yang ada dalam
Undang-undang yaitu untuk memberikan hak-hak setiap manusia dengan adil dan bijaksana.

Upaya pemajuan dan perlindungan hak-hak asasi manusia di Indonesia dilakukan berdasarkan prinsip
pengakuan atas universalitas HAM, prinsip keseimbangan, prinsip kerja sama internasional dan prinsip
kesatupaduan. Prinsip keseimbangan mengandung pengertian bahwa diantara hak-hak asasi manusia
perorangan dan kolektif serta tanggung jawab perorangan terhadap masyarakat dan bangsa memerlukan
keseimbangan dan keselarasan. Hal ini sesuai dengan kodrat manusia sebagai makhluk individual dan
makhluk sosial. Faktor penting dalam pemajuan dan perlindungan hak-hak asasi manusia yaitu
Keseimbangan dan keselarasan antara kebebasan dan tanggung jawab.

Dalam kasus Ferdi Sambo, terdapat 3 pelanggaran HAM yaitu

1. Pelanggaran hak untuk hidup

Poin yang pertama ialah pelanggaran hak untuk hidup. Hak untuk hidup terdapat pada Pasal 9 UU No 39
Tahun 1999.

2. Pelanggaran hak dalam memperoleh keadilan

Poin yang kedua, adalah hak bagi Brigadir J untuk memperoleh keadilan. Brigadir J dilaporkan
melakukan dugaan pelecehan seksual kepada Putri Candrawathi, tetapi ditembak mati tanpa melalui
proses hukum

3. Pelanggaran upaya penghalangan proses hukum

Poin yang ketiga, adalah penghalangan proses hukum. Hal ini dibuktikan dengan fakta adanya perusakan
barang bukti hingga mengaburkan peristiwa yang terjadi dalam kasus ini.
B. Nilai nilai HAM
Berdasarkan instrument-instrument HAM Internasional, telah diterima bahwa pihak yang terikat secara
hukum dalam pelaksanaan HAM adalah negara. Dalam konteks ini negara berjanji untuk mengakui,
menghormati, melindungi, memenuhi dan menegakkan HAM. Ketentuan hukum HAM tersebut memberi
penegasan pada hal-hal berikut ini:
1. Negara sebagai pemangku tanggung jawab (Duty holder), yang harus memenuhi kewajiban-
kewajibannya dalam pelaksanaan HAM, sedangkan individu dan kelompok-kelompok
masyarakat adalah pihak pemegang pihak (Right holder).
2. Negara tidak memiliki hak, hanya memikul kewajiban dan tanggung jawab (obligation and
responbility) untuk memnuhi hak warga negaranya.
3. Jika negara tidak mau atau tidak punya keinginan untuk memenuhi kewajiban dan tanggung
jawabnya, pada saat itulah negara tersebut bisa dikatakan telah melakukan pelanggaran HAM
atau hukum Internasional.
Kewajiban dan tanggng jawab negara dalam kerangka pendekatan berbasis HAM bisa dilihat
dalam tiga bentuk:
1. Menghormati: merupakan tanggung jawab negara untuk tidak ikut campur untuk mengatur warga
negaranya melaksanakan hak-haknya.
2. Melindungi: kewajiban negara agar bertindak aktif untuk memberikan jaminan perlidungan
terhadap hak asasi warganya.
3. Memenuhi Negara berkewajian untuk mengambil langkah-langkah legislatif, administratif,
hukum dan tindakan-tindakan lain untuk merealisasikan secara penuh HAM.
Kewajiban untuk memenuhi, menghormati, melindungi masing-masing mengandung unsur
kewajiban untuk bertindak (obligation to conduct), yaitu negara disyaratkan melakukan langkah-langkah
tertentu untuk melaksanakan pemenuhan suatu hak, kewajiban untuk berdampak (obligation to result),
yaitu mengharuskan negara untuk mencapai sasaran tertentu memenuhi standar substantif yang terukur.
Ada dua jenis pelanggaran yang bisa terjadi berkaitan dengan pelaksanaan kewajiban dan
tanggung jawab negara, yaitu:
1. Pelanggaran karena tindakan (by commission) terjadi karena negara justru malah melakukan
tindakan langsung untuk turut campur dalam mengatur hak-hak warga negara yang semestinya
dihormati.
2. Pelanggaran karena pembiaran (by omission) terjadi ketika negara tidak melakukan sesuatu
tindakan atau gagal untuk mengambil tindakan lebih lanjut yang diperlukan untuk melakasanakan
kewajiban hukum.
Hubungan dengan kasus Ferdi Sambo
Seperti yang kita tahu berita tentang pembunuhan Brigadir J (Joshua) yang rumornya dibunuh
oleh Sambo sudah merupakan pelanggaran HAM dimana Birgadir J dihilangkan haknya untuk hidup. Dan
malah negara membiarkan kasus tersebut dimana itu termasuk pelanggaran HAM karena pembiaran (by
Omission) karena tidak atau dinilai gagal dalam melakukan tindakan atas kasus tersebut.
Islam sangat menghargai kemanusiaan. Dalam islam, HAM yang paling asasi disimpulkan dalam
apa yang dikenal dengan istilah ad-dharuriyyat al-khams. Jadi hak hidup dan perlindungan terhadap jiwa
manusia merupakan salah satu persoalan yang penting dalam islam.
Alangkah kejam tindakan pidana pembunuhan sehingga dalam Al-Quran, orang yang membunuh
satu jiwa digambarkan seolah dia membunuh manusia seluruhnya. Seperti yang dijelaskan dalam surat
Al-Maidah: 32 “Orang yang membunuh orang lain tanpa sebab pembunuhan atau berbuat kerusakan di
bumi, maka seolah-olah ia membunuh seluruh manusia”.

C. HAM dalam kasus Brigadir J


Indonesia merupakan negara yang mempunyai banyak memiliki keanekaragaman mulai dari
bahasa,suku,agama,dan masih banyak lagi.oleh karenanya keanekaragaman negara Indonesia tersebut
perlu dikelola dengan tepat dan baik.tujuannya adalah terciptanya rasa kedamaian,ketentraman,dan
keadilan diantara masyarakat.
Persamaan Hak dan Kedudukan merupakan cara agar keanekaragaman di Indonesia terjaga dengan
baik.hal tersebut bertujuan agar terciptanya rasa keadilan terhadap seluruh lapisan masyarakat indonesia
serta bertujuan agar tidak terjadinya tindakan kesewenang-wenangan antar warga negara Indonesia.Pasal
27 ayat (1) UUD Republik Indonesia Tahun 1945 telah mengatur Hak dan kedudukan warga negara
Indonesia. Dan isi dari pasal tersebut adalah Semua warga harus mendapatkan perlindungan yang sama
dalam hukum tidak boleh ada diskriminasi dalam perlindungan hukum.
Makna dari asas persamaan di hadapan hukum (equality before law) menegaskan bahwa setiap
warga negara bersamaan kedudukannya di hadapan hukum dengan tidak ada pengecualian serta
diperlakukan adil oleh aparat penegak hukum dan pemerintah dan setiap orang haruslah tunduk kepada
aturan-aturan hukum.
Salah satu contoh penerapan asas persamaan Hak dan Kedudukan di dalam Hukum (equality before
law) adalah terdapat pada kasus pembunuhan berencana Brigadir J alias Nopryansah Yosua Hutabarat
yang dilakukan oleh Mantan Kadiv Propram Polri yaitu Irjen Pol Ferdy Sambo dan para tersangka-
tersangka lainnya yang terjadi di Jakarta pada Jumat,8/7/2022 yang lalu.kasus tersebut menjadi
perbincangan hangat di tengah masyarakat karena pada kasus tersebut melibatkan beberapa pejabat
Anggota polri yang seharusnya menjadi pengayom masyarakat.
Menurut Pengamatan Kepolisian dari Institute for Security dan Strategic Studies (ISESS)
Bambang rukmono mengatakan bahwa jika kepolisian melaksanakan asas persamaan di hadapan hukum
atau equality before the law maka seharusnya Ferdy sambo,Putri Candrawathi,Bharada E alias Richard
Eliezer,Brigadir RR alias Ricky Rizal,serta KM alias Kuat Maruf haruslah ditampilkan ke hadapan publik
dengan menggunakan baju tahanan.
para tersangka-tersangka tersebut sudah seharusnya untuk diberikan hak dan perlakuan yang sama
dengan tersangka-tersangka tindak pidana umum lainnya. Hal ini bertujuan agar polisi sebagai penegak
hukum benar benar melaksanakan asas persamaan hak dan kedudukan ( equality before law ).proses
hukum pidana yang akan dijalani oleh Ferdy sambo beserta Tersangka-tersangka lainnya sudah
semestinya sama dengan masyrakat lain tidak memandang apapun Profesi,Jabatan,Agama,Suku,dan lain
sebagainya.
KESIMPULAN
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak yang melekat pada diri
manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang harus dihormati, dijaga
dan dilindungi oleh setiap individu, masyarakat atau negara.penegak hukum haruslah bersikap seadi-
adilnya dalam kasus pembunuhan brigadirdan semua pihak keluarga korban maupun tersangka
mendapatkan keadilan

Daftar Pustaka
https://www.detik.com/bali/berita/d-6268120/4-pelanggaran-ham-di-kasus-pembunuhan-brigadir-j/2
https://islam.nu.or.id/syariah/ancaman-hukuman-mati-ferdy-sambo-ham-vs-pandangan-fiqih-ulama-nu-
vpwTG
https://lsc.bphn.go.id/artikel?id=365
https://www.hukumonline.com/berita/a/kedudukan-warga-negara-dalam-undang-undang-
lt620e1f31c663f?page=2
https://www.google.com/amp/s/amp.suara.com/news/2022/08/29/083550/isess-jika-polri-terapkan-asas-
persamaan-hukum-mestinya-ferdy-sambo-ditampilkan-pakai-baju-tahanan

Anda mungkin juga menyukai