Anda di halaman 1dari 2

IMB dan Amdal Dihapus, LSM: Picu Ketidakpastian Investasi

Reporter: 

Muhammad Hendartyo
Editor: 
Rahma Tri

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Direktur Indonesian Centre for Environmental Law


(ICEL), Raynaldo G Sembiring menilai jika rencana penghapusan izin mendirikan
bangunan (IMB) dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) dilanjutkan, maka
akan memicu ketidakpastian investasi.

"Ketiaadaan dokumen lingkungan atau Amdal atau izin lingkungan atau dokumen
lingkungan bisa menciptakan kegagalan pasar," kata Raynaldo di Gedung Yayasan
Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Jakarta, Rabu, 20 November 2019.

Menurut dia, untuk memastikan pasar berjalan dengan baik dan efektif, syarat-syarat
kewajiban lingkungan harus dipenuhi terlebih dahulu

"Berani enggak, pemerintah ketika bilang hapus Amdal, lalu bisa memastikan tidak ada
konflik, perusakan lingkungan, pencemaran yang jadi sumber asal muasal masalah, dan
sebagainya? Tidak ada kan. Jadi ujung-ujungnya pasti pasar akan bergejolak," kata
Raynaldo.

Menurut Raynaldo, gejolak pasar itu tiak akan langsung terjadi saat ini, namun beberapa
tahun ke depan secara akumulatif. "Saat tahun terakhir pak Jokowi baru ini bakal
bergejolak. Lalu pemerintah akan semakin banyak mendapatkan gugatan. Ekonomi juga
tenganggu," kata dia.
Sebelumnya, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil dan Wakil Menteri ATR Surya
Tjandra kompak menyebut IMB dan Amdal sebagai penghambat investasi. Itu sebabnya
Kementerian ATR mengkaji kemungkinan menghapuskan syarat ini demi kemudahan
investasi.

"Yang jelas dia menambah birokrasi, menambah proses lagi untuk orang mau investasi,
rakyat mau mengembangkan tanahnya, jadi ketunda," kata Wakil Menteri ATR Sofyan
Djalil di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 19 November 2019.

Sementara Surya mengatakan, pemerintah saat ini sedang menyusun Rencana Detail Tata
Ruang (RDTR). Jika RDTR sudah efektif, Surya mengatakan IMB dan Amdal tak perlu lagi
lantaran sudah tercakup di dalamnya. Meski begitu, dia pun mengakui perlu mitigasi
lantaran tak semua daerah siap dengan RDTR. Kesamaan kualitas RDTR di setiap daerah
pun belum bisa dipastikan.

"Jadi memang masih panjang prosesnya. Cuma ide itu penting supaya kita semua mulai
mengerti posisi tata ruang dalam pembangunan kita seperti apa," ujar politikus Partai
Solidaritas Indonesia ini.

Menteri ATR Sofyan Djalil mengatakan kementeriannya masih berdiskusi ihwal rencana
penghapusan IMB dan Amdal. Dia menyebut tujuan penghapusan ini berkaitan dengan
percepatan penciptaan lapangan kerja.
HENDARTYO HANGGI | BUDIARTI UTAMI PUTRI

Anda mungkin juga menyukai