Tugas I
Dosen : Dr. Ir. Muhammad Abduh, MT
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG BANDUNG 2013
KLIPING
PANGKALPINANG, BANGKA POS Sejak dikukuhkannya Pengurus Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Daerah (LPJK-D) Provinsi Babel, pada Rabu (2/5) oleh pelaksana tugas (Plt) Gubernur Babel, dualimas LPJK-D di Bangka Belitung terjadi. Adanya dualisme LPJK-D ini tentunya menimbulkan keresahan bagi masyarakat jasa konstruksi dan asosiasi jasa konstruksi. Anggotanya sulit untuk mengikuti LPJK-D yang mana. Demikian dikatakan, Ketua DPD Gabungan Perusahaan Kontraktor Nasional (Gapeknas) Babel, Haidir Amin, melalui rilis yang dikirimnya kepada Bangka Pos Group, Minggu (13/5). LPJK-D yang lama merupakan versi AD/RT dan Undang-undang No.18 tahun 1999. Yang baru saja terbentuk adalah LPJK-D versi PU. Dualisme LPJK-D ini akan menimbulkan ketegangan nantinya. Karena masing-masing LPJK berhak mengeluarkan atau menerbitkan sertifikat badan usaha (SBU). Dan masingmasing LPJKD mengklaim bahwa merekalah yang sah berdasarkan SK Mentri PU No. 223/KPTS/M/2011 untuk versi PU dan satu lagi berdasarkan versi UU No. 18 atau versi AD/RT, kata Haidir. Haidir menjelaskan, konflik ini tentu berpengaruh terhadap perusahaan jasa konstruksi yang mengikuti proses tender proyek pemerintah, baik dalam penyerapan APBN atau APBD. Disebutkannya, ketua LPJK N versi UU No. 18 menegaskan bahwa LPJK versi mentri PU adalah ilegal. Karena bertentangan dengan permen PU No. 10 tahun 2010. Kekisruhan ini terjadi disebabkan karena adanya peraturan yang keluar dari LPJK versi mentri PU. Dimana dalam peraturan itu hanya memperoleh perusahaan kontraktor yang bernaung di bawah gapensi dan apeksindo saja yang dapat mengikuti tender proyek. Ini tidak benar, karena bertentangan dengan permen PU No.10/PRT/M/2010 tentang cara pemilihan pengurus, masa bhakti, tupoksi serta mekanisme kerja lembaga ini, ucapnya. Dampak permasalahan ini, sangat luas. Tidak hanya di Bangka Belitung. Tetapi terjadi juga diberbagai daerah, bahkan terjadi gejolak yang cukup panas. Sedangkan di Babel, kata Haidir Hamim, masih tetap kondusif dan terjaga dengan baik. Permasalahan dualisme LPJK, saat ini sedang dilakukan gugatan PTUN di PN Jakarta Selatan. Namun terlepas dari persoalan hukum ini, harusnya mengikuti mekanisme regulasi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penerbitakn SBU sampai saat ini mengikuti regulasi yang berlaku secara nasional dimulai pada bulan Agustus 2012. Proses ini belum final. Kami imbau kepada yang berwenang penyedia anggaran, satker dan panitia lelang, jangan sampai membuat keputusan yang tidak jelas. Hal ini bisa berakibat hukum. Kita harus menciptakan iklim bisnis yang sehat, bebas, transparan, dinamis dan kondusif di Babel, tukasnya. http://cetak.bangkapos.com/metronews/read/47804/Kontraktor+Resah+Ada+Dualisme+LPJK-D.html 2
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Persoalan dualisme Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) akhirnya memakan korban. Anggota Gabungan Pengusaha Kontraktor Nasional (Gabpeknas) Provinsi Babel, yakni CV CAB yang akan membuat Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) ditolak Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) Kabupaten Bangka. Alasan petugas KPT karena terjadi masalah dualisme LPJK Provinsi Babel membuat bingung mereka soal LPJK mana yang sah. Hal ini diungkapkan Haidar Hamim, Ketua Umum Gabpeknas Provinsi Babel kepada bangkapos.com di Sungailiat, Rabu (6/6/2012). "Saya datang ke Sungailiat ini karena ada keluhan dari anggota Gabpeknas yang akan membuat IUJK di Kantor KPT Bangka ditolak petugas. Alasannya karena persoalan dualisme LPJK Babel yang sedang mencuat saat ini. Kita diminta menemui dinas PU yang terkait soal ini," kata Haidar. Menurut Haidar, seharusnya petugas KPT Bangka tetap melayani semua anggota LPJK Babel versi UU No. 18/1999 (AD/ART atau Munas) maupun anggota LPJK versi Kementerian Pekerjaan Umum (PU). "Jangan dibedakan karena saat ini status LPJK sedang status quo, menunggu hasil sidang PTUN Jakarta," ujar Haidar. "Saat ini belum ada keputusan. Memang anggota Gabpeknas saat ini masih memegang SBU (sertifikat badan usaha) yang dikeluarkan LPJK versi UU No. 18/1999, tapi sebaiknya jangan dibeda-bedakan lah," lanjutnya. Ditambahkannya, CV CAB selama ini tidak pernah mengikuti lelang proyek pemerintah, baik yang didanai APBN maupun APBD, melainkan mengikuti lelang proyek di perusahaan swasta, seperti perusahaan perkebunan sawit. "CV CAB ini tidak pernah ikut lelang proyek pemerintah, tapi pihak swasta namun persyaratannya tetap sama seperti lelang proyek pemerintah, sehingga mereka jadi terhambat dan menjadi korban akibat adanya dualisme LPJK ini," imbuh Haidar. Terpisah Kepala Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) Kabupaten Bangka Rahmat Gunawan sudah tidak berada di kantornya saat hendak ditemui bangkapos.com, Rabu (6/6/2012) sekitar pukul 13.40 WIB. Ketika dihubungi via ponselnya, diminta meninggalkan pesan. Begitu juga ketika dikirimi SMS untuk meminta konfirmasi juga belum ada balasan. Ketika hendak ditemui di rumahnya di Kompleks Perumahan SDN 15 Sungailiat, Rahmat Gunawan juga tidak ada di rumah. http://bangka.tribunnews.com/2012/06/06/dualisme-lpjk-babel-makan-korban
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) didesak segera mengambil keputusan tepat pasca-penolakan gugatan Lembaga Pengawas Jasa Konstruksi (LPJK) bentukan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, terkait pemakaian nama dan logo LPJK. Sebab penolakan pemakaian nama dan logo LPJK mengakibatkan adanya ketidakpastian hukum mengenai sertifikasi badan usaha (SBU) dalam mengikuti tender di instansi pemerintah yang sudah meresahkan pengusahan jasa konstruksi. Himpunan Kontraktor Muda Indonesia (Hakmi), menegaskan masalah ini jangan dibiarkan berlarut dan seyogyanya Presiden SBY tidak lagi menyerahkan kebijakan pengaturannya kepada Menteri PU. Mengingat lelang jasa konstruksi tidak hanya di Departemen PU tetapi hampir di Kementrian. "Sehingga Presiden SBY lah yang harus mengambil alih penyelesaian dualisme LPJK dan membuat keputusan yang benar sesuai amanat Undang-Undang Jasa Konstruksi," kata Ketua Umum Hakmi, Ikbal Basir Khan, dalam siaran persnya, Senin, (13/8). Persoalan yang terjadi, menurut Ikbal adalah, SBU dan sertifikat tenaga ahli menjadi persyaratan wajib dalam pelelangan, sehingga jika sertifikat itu cacat hukum bisa mengakibatkan tidak sah atau batalnya proses pelelangan. Nah masalahnya, sebahagian proyek APBN/APBD telah selesai dilelang, bahkan banyak proyek yang sudah selesai dikerjakan 100 persen, dan dalam proses lelangnya itu menggunakan sertifikat yang diterbitkan oleh LPJK versi Menteri PU. "Kami khawatirkan kontraktor lagi-lagi yang menanggung beban kerugian apabila ada persoalan hukum yang timbul di kemudian hari," kesal Ikbal. Sebagaimana diketahui, menteri PU telah membentuk LPJKN yang beralamat di Gedung Balai Krida, Jalan Pattimura, Jakarta Selatan. LPJK ini diberikan kewenangan menerbitkan SBU dan SKA dengan tidak lagi mengakui Keberadaan LPJK sebelumnya yang telah tiga periode telah melaksanakan Munas yang belalamat di Jalan Alteleri, Pondok Indah, Jakarta Selatan. Kemudian setelah kisruh berkepanjangan terbitlah putusan PTUN Nomor W2- TUN-1862/HK.06/VIII/2012, tertanggal 2 Agustus 2012, yang intinya LPJIK bentukan Menteri PU tidak berhak lagi menggunakan nama dan logo LPJK hingga segala sesuatu yang diterbitkan oleh lembaga ini menggunakan logo LPJK versi Munas yang diketuai Rendy Lamadjido.(Fat/jpnn) http://www.jpnn.com/read/2012/08/13/136740/Hakmi-Desak-SBY-Tuntaskan-Dualisme-LPJK-
Beberapa badan usaha sejak didirikannya LPJK (Kementerian PU) terlanjur pindah menggunakan sertifikat mereka biasanya karena selama ini syarat-syaratnya tidak lengkap misalnya tenaga ahli yang dimiliki apakah sudah lolos uji dari assessor yang sudah diakui, ujarnya. Bachtiar mengatakan, LPJK saat ini sudah menerima 170 ribu sertifikat badan usaha, dari sebanyak 199 ribu yang pernah diterbitkan. "Bagi kita yang penting mereka tidak akan dikorbankan, asalkan mereka mendaftarkan sertifikatnya," ujar dia menegaskan. Bachtiar juga mengatakan, LPJK awalnya memiliki 64 asosiasi konstruksi yang menginduk kepadanya, namun dengan adanya LPJK baru tersebut sebagian beralih ke lembaga tersebut, saat ini yang menginduk ada 32 asosiasi. LPJK saat ini memiliki 400 assessor dan 1.200 tenaga ahli, 64 asosiasi, serta 10.000 anggota asosiasi yang di dalamnya terdapat tenaga ahli dan terampil, jelas dia. Keberadaan LPJK sangat penting apabila ada proyek konstruksi yang mengalami kegagalan maka kami dapat menyiapkan bukti kesalahan sebelum ditangani kepolisian atau KPK kalau terbukti terjadi pelanggaran hukum, jelas Bachtiar. Keberadaan LPJK memang harus mandiri, karena terkait juga dengan pengawas dalam hal ini pengguna anggaran (pemerintah) seperti bangunan sekolah kalau rubuh sebelum waktunya tentu harus ada pihak yang bertanggungjawab disinilah fungsi kita, sanksi dari LPJK berupa pencabutan sertifikat, serta menginstruksikan kepada asosiasi untuk membina kembali anggotanya. Anggaran pemerintah (APBN dan APBD) untuk konstruksi tahun 2012 nilainya mencapai Rp187 triliun, sehingga membutuhkan sistem pengawasan dan perencanaan yang baik untuk menghasilkan bangunan berkualitas, sehingga menjadi kewajiban kami melaksanakan pembinaan, kata Bachtiar. (tp) http://id.berita.yahoo.com/lpjk-sesuai-uu-seharusnya-hanya-satu-034005752--finance.html
10
CARUT MARUT DAN DUALISME LPJKN YANG TAK KUNJUNG USAI: Dunia Konstruksi Indonesia Dibuat Ruwet Lembaga Pembuat Regulasi, Pemerintah Tidak Mau Turun Tangan
Gajah bertarung melawan gajah, landak mati ditengah-tengah, mungkin itulah peribahasa yang bisa menggambarkan kondisi dunia konstruksi di Indonesia sekarang ini. LPJKN sebagai lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah untuk mengemban amanat membina, mengembangkan, serta membuat regulasi di dunia konstruksi mengalami dualisme yang tak kunjung habis. Perseteruan ini dimulai dengan adanya peraturan pemerintah ( Menteri PU ) untuk merombak LPJKN menjadi lembaga yang lebih kredibel, merombak susunan pengurus dengan mengambil unsur-unsur Pemerintah, Asosiasi dan Profesional. Akan tetapi, setelah Proses rekrutmen selesai, dan terpilih pengurus baru, pengurus lama berontak karena mayoritas tidak masuk dalam kepengurusan yang baru. Repotnya, para pengurus lama ini mengantongi Hak Cipta dari merek, Logo, Sistem Informasi, SIMJAKON dan SIMOLI. Mereka kemudian mengeluarkan pengumuman, maklumat, serta ancaman agar LPJK baru produk pemerintah agar tidak serta merta mengakuisisi produk mereka. Dengan adanya maklumat dan pengumuman tersebut otomatis database badan usaha, tenaga ahli, tenaga trampil dan lain-lain yang sudah tersimpan di LPJK lama ( LPJK Arteri ) tidak bisa diadopsi ataupun diambil oleh LPJK Baru ( LPJK Pemerintah / Iskandarsyah ). Penulis Juga sempat mengecek data di situs LPJK Baru yang dibuat hampir sama dengan yang Lama, yaitu www.lpjk.net ( yang lama www.lpjk.org), sebagian data perusahaan memang sudah masuk, tetapi banyak yang tidak lengkap, mulai kualifikasi, pengalaman, dll banyak yang kosong. Nah kalau dipaksakan pengurusan sertifikasi Asosiasi, Badan usaha, tenaga ahli, tenaga terampil, dll mau dibuat berdasarkan data apa? betapa repot dan ribetnya kalau dari asosiasi, Badan usaha, dll harus memasukkan kembali data-data tersebut ke database LPJK yang baru. Belum lagi keruwetan apabila nantinya LPJK Lama juga mengeluarkan Sertifikat Badan Usaha, dll, pada proses tender / lelang pekerjaan tentu akan terjadi beda tafsir yang dapat menimbulkan kericuhan. Menurut pendapat penulis, sekaranglah waktunya pemerintah dalam hal ini menteri PU agar segera mengambil sikap untuk mengakhiri konflik ini, kapan dunia konstruksi bisa maju kalau dari pembuat regulasinya saja terjadi dualisme. Dalam hal ini penulis yang juga sebagai pelaku di dunia konstruksi amat sangat dibingungkan dengan hal ini, bagaimana tidak, sertifikat sudah hampir kadaluarsa dan harus segera diregistrasi, lembaga yang meregistrasi masih ribut dan belum jelas, padahal tender/lelang pekerjaan sudah didepan mata.. http://cv-bimasakti.blogspot.com/2012/02/carut-marut-dan-dualisme-lpjkn-yang-tak.html
11
BANGKAPOS.COM, BANGKA - Ratusan proyek APBN dan APBD di Bangka Belitung terancam batal. Proyek tersebut sudah melalui proses tender dan sudah tanda tangan kontrak antara pemerintah dengan kontraktor. Hal ini diungkapkan Haidar Hamin, Ketua Umum Gabpeknas Babel yang juga Ketua Umum Forum Lintas Asosiasi Jasa Konstruksi (FLAJK) Babel kepada bangkapos.com melalui siaran pers yang disampaikan via email, Sabtu (11/8/2012). Haidar menjelaskan, proyek tersebut terancam batal menyusul putusan PTUN Jakarta dalam perkara No. 55/G/2012/PTUN-JKT perihal menolak gugatan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN) versi Kementerian PU. Dan LPJKN versi UU/ADRT sebagai tergugat intervensi memenangkan gugatan atas penggunaan nama LPJK, hak paten dan logo LPJK, menyusul keputusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta 2 Agustus lalu. "PTUN menolak gugatan LPJK versi Kementerian PU atas Kemenkumham selaku pihak tergugat dan LPJK versi UU/ADRT selaku tergugat intervensi. Dengan adanya putusan ini, berarti LPJK versi Kementerian PU atau LPJK Daerah yang dikukuhkan gubernur, walikota/bupati, atau Asosiasi Jasa Konstruksi tidak diperkenankan lagi memakai logo dan nama LPJK," tegas Haidar yang juga menjabat anggota Komite Tetap Jasa Konstruksi Kadin Babel. Haidar menampik pernyataan Ketua LPJKD Babel versi Kementerian PU, Bel Menara Olo Malau bahwa gugatan yang diajukan ke PTUN itu salah alamat. Sebab, kata Haidar tidak ada satu klausul pun dalam amar putusan majelis hakim PTUN Jakarta tersebut yang menyatakan salah alamat. "Pertimbangan hukum yang dibacakan majelis hakim atas eksepsi LPJKN versi UU/ADRT yang dikabul majelis adalah bahwa logo hak paten LPJK yang semula beralamat di Jalan Iskandarsyah Raya No. 35 Kebayoran Baru Jakarta Selatan, adalah sah milik LPJK yang didirikan berdasarkan UU No. 18 dan AD/RT melalui ketetapan munas, juknis dan juklak AD/ART mencantumkan nama logo dan hak paten, serta kewenangan lembaga," jelas Haidar. Oleh karena itu lanjut Haidar, PTUN tidak punya kewenangan untuk mengadili objek sengketa dan harus menolak gugatan LPJK Kementerian PU selaku penggugat atas perkara ini. Pasalnya, nama LPJK, hak paten dan logo adalah sah milik LPJKN versi UU/ADRT, yang sekarang pindah alamat di Graha LPJK Nasional, Jalan Arteri Pondok Indah No. 82 Jakarta Selatan. "Untuk menghindari gugatan pidana pemalsuan logo dan nama LPJK, LPJKN Graha Arteri akan melakukan gerakan nasional melalui LPJK daerah se-Indonesia akan membuat somasi atas putusan PTUN, kalau ada yang masih memakai logo dan nama LPJK," tandasnya.
12
Haidar mengatakan, mengenai proses tender yang sudah ada tandatangan kontrak dengan kontraktor yang masih menggunakan SBU (sertifikat badan usaha) dengan logo dan nama LPJK, berdasarkan keputusan PTUN tersebut batal demi hukum, dan harus dilakukan tender ulang atau dibuat kontrak baru. "Jika diteruskan itu melanggar hukum," tegas Haidar. Terpisah Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Kepulauan Babel, Anshori mengatakan pernyataan Haidar Hamim itu hanya klaim sepihak darinya. Dinas PU sendiri memiliki mekanisme dan aturan sendiri mengenai masalah tender proyek ini sehingga tidak bisa dibatalkan begitu saja. "Kita belum dapat surat apa-apa dari Kementerian PU pusat soal masalah ini. Nanti akan saya tanyakan ke pusat. Saya kira ini hanya klaim sepihak dari Haidar saja, kita ini memiliki mekanisme dan aturan tidak bisa dibatalkan begitu saja seperti itu," tegas Anshori dikonfirmiasi via handphone. Menurutnya, persoalan perseteruan dua kubu LPJKN ini belum selesai di tingkat pusat sehingga masih menunggu keputusan dari pusat. "Kita kembalikan saja ke pusat persoalan ini, sebab dinas PU ini kan bukan hanya ada di Provinsi Babel, tapi di seluruh Indonesia. Jadi persoalan ini belum selesai," kata Anshori. Sementara Ketua LPJKD Provinsi Babel versi Kementerian PU, Bel Menara Olo Malau dikonfirmasi terpisah menegaskan Haidar Hamim tidak mengerti soal hukum. "Nanti saya akan jawab secara tertulis menanggapi pernyataan Haidar ini ke email bapak ya," kata Bel yang mengaku sedang berolahraga, Minggu (12/8/2012).
http://bangka.tribunnews.com/2012/08/12/ratusan-tender-proyek-terancam-batal
13
Bagaimana tindakan jika LPJKD versi AD/ART terus beroperasi di Sumut, menurut Ibnu, pihaknya akan berkoordinasi dengan pembina jasa konstruksi Sumut, yakni Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho. Di pusat juga masih terjadi dualisme dan menjalar ke daerah seperti di Sumut. Kami akan koordinasikan kepada Pak Gubernur, beliau yang punya wewenang di daerah, ujarnya.(m28) http://www.waspadamedan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=17424&catid=51&I temid=206
15
SUMMARY
LPJK merupakan lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah untuk mengemban amanat membina, mengembangkan, serta membuat regulasi di dunia konstruksi. Selain itu, LPJK juga bertugas antara lain menerbitkan sertifikat badan usaha (SBU), sertifikat keahlian (SKA) maupun sertifikat keterampilan (SKTK), selain tugas di bidang pendidikan latihan dan penelitian pengembangan jasa konstruksi. Saat ini, di Indonesia terdapat dualisme kepengurusan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK), yaitu LPJK versi Undang-undang dan LPJK versi Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Kementerian Pekerjaan Umum adalah institusi pemerintah yang merupakan Pembina Jasa Konstruksi dan telah diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 30 Tahun 2000. Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) juga adalah lembaga resmi yang merupakan perwujudan dari Undang-Undang (UU) Nomor 9 Tahun 1999. Namun, pada tataran kebijakan, ada beberapa hal yang bentrok satu sama lain yang ujung-ujungnya membingungkan masyarakat jasa konstruksi itu sendiri. Perseteruan ini dimulai dengan adanya peraturan pemerintah (Menteri PU) untuk merombak LPJKN menjadi lembaga yang lebih kredibel, merombak susunan pengurus dengan mengambil unsur-unsur Pemerintah, Asosiasi dan Profesional. Akan tetapi, setelah proses rekrutmen selesai, dan terpilih pengurus baru, pengurus lama berontak karena mayoritas tidak masuk dalam kepengurusan yang baru. Repotnya, para pengurus lama ini mengantongi Hak Cipta dari merek, Logo, Sistem Informasi, SIMJAKON dan SIMOLI. Mereka kemudian mengeluarkan pengumuman, maklumat, serta ancaman agar LPJK baru produk pemerintah agar tidak serta merta mengakuisisi produk mereka. Dengan adanya maklumat dan pengumuman tersebut otomatis database badan usaha, tenaga ahli, tenaga trampil dan lain-lain yang sudah tersimpan di LPJK lama (LPJK Arteri) tidak bisa diadopsi ataupun diambil oleh LPJK Baru (LPJK Pemerintah / Iskandarsyah). Penulis Juga sempat mengecek data di situs LPJK Baru yang dibuat hampir sama dengan yang Lama, yaitu www.lpjk.net (yang lama www.lpjk.org), sebagian data perusahaan memang sudah masuk, tetapi banyak yang tidak lengkap, mulai kualifikasi, pengalaman, dll banyak yang kosong. Menurut beberapa pihak, keputusan Menteri PU untuk membuat LPJK merupakan suatu pelanggaran terhadap Undang-Undang No.18 tahun 2009 yang menyebutkan bahwa sertifikasi kontraktor dan pengelolaan LPJK sepenuhnya ditangani masyarakat. Pelanggaran ini membuat sertifikasi tender, lelang dan pengawasan berada dalam satu tangan, yaitu pemerintah. Sama seperti apa yang terjadi di jaman Orde Baru. Dampak yang ditimbulkan dari dualisme LPJK ini sangat luas. Hal ini akan menimbulkan ketegangan nantinya. Karena masing-masing LPJK berhak mengeluarkan atau menerbitkan sertifikat badan usaha (SBU). Dan masing-masing LPJK mengklaim bahwa merekalah yang sah. Adanya dualisme LPJK ini juga menimbulkan kerancuan dan cacat produk hukum di bidang jasa konstruksi. Hal ini membuat resah masyarakat jasa konstruksi dan asosiasi jasa konstruksi karena
16
ketidakpastian hukum mengenai sertifikasi badan usaha (SBU) dalam mengikuti tender di instansi pemerintah. Anggotanya sulit untuk mengikuti LPJK yang mana. Dalam penerbitan SBU, SKA dan SKTK diperlukan sistem operasi yang baik, layak uji serta melewati sertifikasi manajemen mutu yang selama ini dimiliki LPJK versi Munas dan Musda. Setiap SBU, SKA dan SKTK memiliki nomor registrasi unik dan dikeluarkan secara online, bukan manual. Fasilitas ini tidak dimiliki oleh LPJK versi Kementerian PU dan akan menjadi sumber permasalahan di kemudian hari. Padahal, berdasarkan Surat Edaran Menteri PU dan aturan pendukungnya, bahwa SBU, SKA dan SKTK yang habis masa berlaku setelah 31 September 2011 harus menggunakan SBU, SKA dan SKTK yang diterbitkan LPJK versi PU. SBU dan sertifikat tenaga ahli menjadi persyaratan wajib dalam pelelangan, sehingga jika sertifikat itu cacat hukum bisa mengakibatkan tidak sah atau batalnya proses pelelangan. Permasalahan yang timbul akibat hal ini, sebagian proyek APBN/APBD telah selesai dilelang, bahkan banyak proyek yang sudah selesai dikerjakan 100 persen, dan dalam proses lelangnya itu menggunakan sertifikat yang diterbitkan oleh LPJK versi Menteri PU. Kekisruhan juga disebabkan karena adanya peraturan yang keluar dari LPJK versi mentri PU. Dimana dalam peraturan itu hanya memperoleh perusahaan kontraktor yang bernaung di bawah gapensi dan apeksindo saja yang dapat mengikuti tender proyek. Hal ini bertentangan dengan Peraturan Menteri PU No.10/PRT/M/2010 tentang cara pemilihan pengurus, masa bhakti, tupoksi serta mekanisme kerja lembaga ini. Kemudian setelah kisruh berkepanjangan terbitlah putusan PTUN Nomor W2- TUN-1862/HK.06/VIII/2012, tertanggal 2 Agustus 2012, yang intinya LPJIK bentukan Menteri PU tidak berhak lagi menggunakan nama dan logo LPJK hingga segala sesuatu yang diterbitkan oleh lembaga ini menggunakan logo LPJK versi Munas yang diketuai Rendy Lamadjido. Sesuai amanat Undang-Undang No. 18 tahun 1999 tentang jasa konstruksi, Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) seharusnya hanya satu untuk memberi layanan kepada badan usaha yang bergerak di sektor konstruksi.
17
SUMBER
http://cetak.bangkapos.com/metronews/read/47804/Kontraktor+Resah+Ada+Dualisme+LPJK-D.html http://www.siwalimanews.com/post/murdianto_lpjk_maluku_versi_menteri_pu_ilegal http://beritadaerah.com/berita/kalimantan/52772 http://www.pelita.or.id/baca.php?id=13514 http://bangka.tribunnews.com/2012/06/06/dualisme-lpjk-babel-makan-korban http://bangka.tribunnews.com/2012/09/19/persoalan-lpjk-kembali-mengemuka http://www.jpnn.com/read/2012/08/13/136740/Hakmi-Desak-SBY-Tuntaskan-Dualisme-LPJKhttp://id.berita.yahoo.com/lpjk-sesuai-uu-seharusnya-hanya-satu-034005752--finance.html http://cv-bimasakti.blogspot.com/2012/02/carut-marut-dan-dualisme-lpjkn-yang-tak.html http://bangka.tribunnews.com/2012/08/12/ratusan-tender-proyek-terancam-batal http://www.waspadamedan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=17424&catid=51&I temid=206
18
Tugas 2
Dosen : Dr. Ir. Muhammad Abduh, MT
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG BANDUNG 2013