KEWARGANEGARAAN
Disusun Oleh:
Zakaria Marlyn
21100120140132
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
PERMASALAHAN
II.1 Rumusan Masalah
II.2 Tujuan
1. Mengidentifikasi dan menganalisis Undang-Undang Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan
2.Menganalisis pelaksanaan dan penyusunan Undang-undang Cipta Kerja Klaster
Ketenagakerjaandi Indonesia
3. Mengidentifikasi perbedaan Undang-Undang Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan dengan
Undang- Undang Ketenagakerjaan No 13 Tahun 2003
4. Menganalisis aspek formil dan materiil Undang-Undang Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan
BAB III
PEMBAHASAN
Proses izin
Dari pasal 88C ayat (1) dan (2) dapat kita tafsir bahwa bila UU Cipta
Lapangan Kerja ini goal di DPR, maka tidak akan ada lagi yang namanya Upah
Minimum Kabupaten/ Kota, karena yang berlaku adalah Upah Minimum Provinsi.
Padahal yang kita ketahui saat ini Upah Minimum Kabupaten/ Kota lebih tinggi dari
pada upah minimum provinsi.
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan dalam beberapa hal.
IV.2 Saran
Saran yang dapat diberikan yaitu UU Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja ini
perlu di kaji lagi dengan tetap mengikut sertakan masyarakat luas dalam
memberikan masukan dan pandangan demi sempurnanya UU Cipta Lapangan
Kerja ini.
DAFTAR PUSTAKA
Basuki Kurniawan, Persamaan Hak Pilih TNI Polri dalam Pemilihan Umum di Indonesia,
Tesis, (Jember: Universitas Jember)
Kompasiana, 2020, Dampak Positif dan Negatif Omnibus Law : Redaksi Siaran Kompas