Anda di halaman 1dari 21

Ilmu paleontologi terapan

MODUL MAKROFOSIL 1

Sebelum belajar,
ayo berdo’a
terlebih dahulu

Artinya: ya Allah, bukakanlah ke atas kami


hikmatMu dan limpahilah ke atas kami
khazanah rahmatMu, wahai Tuhan Yang
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

4
Ilmu paleontologi terapan

Pendahuluan

Di bumi ini terdapat banyak jenis makhluk hidup yang tak terhitung jumlahnya.

Dan semua makhluk hidup tersebut pasti akan mengalami kematian baik itu binatang,

manusia maupun tumbuhan. Setelah mengalami kematian sebagian dari makhluk itu

meninggalkan sisa-sisa kehidupan dalam jangka waktu yang lama dan biasa dikenal

dengan istiah fosil.

Berdasarkan asal katanya, fosil berasal dari bahasa latin yaitu “fossa” yang

berarti "galian", adalah sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi batu

atau mineral. Bicara mengenai fosil berarti berbicara mengenai paleontologi,

Paleontologi adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari fosil. Seluk beluk fosil

dipelajari oleh seorang paleontologist.

Gambar 1. Contoh Fosil

5
Ilmu paleontologi terapan

Pengertian Paleontologi

Paleontologi berasal dari bahasa yunani, yaitu paleo yang berarti tua atau yang

berkaitan dengan masa lalu ontos berarti kehidupan dan logos yang berarti ilmu atau

pembelajaran, atau di pihak lain menyebutkan bahwa paleontology adalah juga

paleobiologi ( paleon = tua, bios = hidup, logos = ilmu ). Jadi paleontologi adalah ilmu

yang mempelajari tentang sejarah kehidupan di bumi termasuk hewan dan tumbuhan

zaman lampau yang telah menjadi fosil.

B. Menjelaskan Sejarah dan Tokoh Paleontologi

Tokoh dan teori pencetus Paleontologi.

1.Shrock &Twen hofel (1952)

Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan masa lampau dalam skala

umur geologi.Studi Paleontologi dibatasi oleh skala waktu geologi yaitu umur termuda

adalah Kala Holosen (0,01 jt. th. yang lalu).

2. Strabo (58 SM-25 M)

Melihat kenampakan seperti beras pada batu gamping yang digunakan untuk

membangun piramid. Fosil tersebut kemudian dikenal sebagai Numm ulites.

3. Abbe Giraud de Saulave (1777)

Law of Faunal Succession (Hukum Urut-urutan fauna).Jenis-jenis fosil itu berada

sesuai dengan umurnya. Fosil pada formasi terbawah tidak serupa dengan formasi

yang di atasnya

4. Chevalier de Lamarck (1774 - 1829)

Pencetus Hipotesa Evolusi .Organisme melakukan perubahan diri untuk beradaptasi

dengan lingkungannya.

5. Baron Cuvier (1769 - 1832)

Penyusun sistematika Paleontologi (Taksonomi)

6. William Smith (1769 - 1834)

6
Ilmu paleontologi terapan

Law of Strata Identified by Fossils (Hukum Mengenali Lapisan Dengan Fosil

Kemenerusan suatu lapisan batuan dapat dikenali dari kandungan fosilnya.

7. Charles Robert Darwin (1809 - 1882)

Perubahan makhluk hidup disebabkan oleh adanya faktor seleksi alam

8. Pada abad ke 18 dan 19, seorang ahli geologi berkebangsaan Inggris William

Smith dan ahli paleontologi Georges Cuvier dan Alexandre Brongniart dari Perancis.

Menemukan batuan-batuan yang berumur sama serta mengandung fosil yang sama

pula, walaupun batuan-batuan tersebut letaknya terpisah cukup jauh

C. Aplikasi dan Kegunaan Paleontologi

1. Menentukan Umur Relatif Batuan

Kemunculan fosil dari zaman ke zaman selalu berbeda, sehingga fosil dapat digunakan

untuk menentukan umur relatif suatu batuan sedimen. Fosil Indeks: fosil yang

kemunculannya sangat spesifik mewakili suatu zaman, contoh: Ammonit pada Trias.

Syarat-syarat fosil indeks: Memiliki penyebaran lateral yang luas, kisaran umurnya

pendek dan mudah dikenali.

2. Melakukan Korelasi

Korelasi : menghubungkan dua atau lebih satuan batuan berdasarkan kesamaan umur.

Biostratigrafi adalah menyusun suatu satuan batuan berdasarkan kesamaan kandungan

fosilnya. Dalam perkembangannya satuan biostratigrafi sering identik dengan umur

dari batuan itu sendiri.

3. Menentukan Lingkungan Pengendapan

Organisme dalam hidupnya dibatasi oleh suatu lingkungan, dimana organisme tersebut

dapat beradaptasi. Dengan demikian fosil dapat dipergunakan untuk menentukan

lingkungan pengendapan. Syarat: fosil terendapkan pada lingkungan dimana dia hidup

(bioconoese), lingkungan hidupnya sempit dan mudah dikenali. Lingkungan Pengendapan

: Darat, meliputi gurun, sungai, danau, dan sebagainya. Sedangkan laut, meliputi:

pantai, rawa, laut dangkal (neritik) dsb.

7
Ilmu paleontologi terapan

4. Mengetahui Paleoklimatologi

Selain lingkungan hidup, organisme juga dipengaruhi oleh iklim sebagai salah satu

unsur lingkungan. Contoh: Koral biasanya hidup pada iklim tropis - sub tropis.

D. Ruang Lingkup Paleontologi

Secara umum paleontologi dapat digolongkan menjadi dua yaitu Paleobotani

(tumbuhan) dan Paleozoologi (hewan).

1. Paleobotani (tumbuhan)

Paleobotani adalah ilmu paleontologi yang mempelajari fosil-fosil yang banyak

berhubungan dengan tumbuhan. Kajian Paleobotani meliputi aspek-aspek fosil

tumbuhan, rekonstruksi taksa, dan sejarah evolusi tumbuhan itu sendiri.

Adapun tujuan dalam mempelajari Paleobotani adalah:

a. Untuk rekonstruksi sejarah dunia tumbuhan. Hal ini dapat dilakukan karena fosil

tumbuhan dari suatu kolom geologis tertentu berbeda dengan yang terdapat pada

kolom geologis lainnya. Dengan demikian dapat diketahui jenis tumbuhan yang ada dari

waktu ke waktu, atau dengan kata lain dapat diketahui sejarahnya, khususnya

mengenai kapan kelompok tumbuhan tersebut mulai muncul di muka bumi, kapan

perkembangan maksimalnya, dan kapan kelompok tumbuhan tersebut punah.

b. Untuk keperluan analisa pola dan suksesi vegetasi dari waktu ke waktu.

c. Untuk analisa endapan dari masa karbon ( khususnya yang mengandung sisa

tumbuhan ), yang berpotensi dalam presiksi sifat- sifat batubara. Dengan demikian

dapat diketahui macam batubara serta dari tumbuhan apa batubara tersebut berasal.

d. Untuk dapat melakukan dedukasi mengenai aspek-aspek perubahan iklim. Dengan

cara ini maka dimungkinkan untuk merekonstruksi lingkungan masa lampau beserta

perubahan-perubahan yang terjadi, dan juga untuk mempelajari hubungan antara

tumbuhan dengan hewan yang menghuni lingkungan tersebut. Salah satu perubahan

iklim yang seringkali dapat diungkap dengan pendekatan ini adalah perubahan

ternperatur rata-rata.

8
Ilmu paleontologi terapan

2. Paleozoology (hewan vertebrata dan invertebrata)

Paleozoologi merupakan ilmu paleontologi yang ditujukan untuk mempelajari fosil-fosil

yang berhubungan dengan hewan. Kajian ilmu ini mulai dari hewan vertebrata hingga

invertebrata.

Tujuan dari mempelajari ilmu paleozoology ini, antara lain :

a. Rekonstruksi sejarah kehidupan pada masa lampau baik di bidang hewan dan

perkembangan manusia. Proses rekonstruksi kehidupan dilakukan melalui rekonstruksi

fosil karena fosil ditemukan dalam lapisan/strata geologis yang berlainan sehingga

dapat diketahui perkiraan waktu munculnya dan kehidupan makhluk yang telah

memfosil tersebut.

b. Analisa pola dan suksesi suatu vegetasi dari waktu ke waktu. Kehidupan pada masa

purba di mana kondisi bumi masih belum stabil sangat memungkinkan terjadinya

perubahan kondisi lingkungan yang ekstrim sehingga mempengaruhi kehidupan spesies

dan vegetasi tanaman

c. Analisa mengenai aspek – aspek perubahan iklim yang terjadi. Cara ini bermanfaat

untuk merekonstruksi dampak perubahan iklim pada lingkungan, mempelajari

bagaimana hubungan antara hewan dan tumbuhan yang hidup pada lingkungan tersebut

d. Analisa kehidupan biokultural manusia sejak manusia muncul di bumi, proses

evolusinya melalui masa dan wilayah distribusinya seluas dan selama mungkin

e. Analisa proses adaptif yang dilakukan makhluk hidup terhadap perubahan kondisi

lingkungan, makhluk yang mampu beradapatasi akan terus bertahan walaupun peiode

waktu geologis terus berjalan sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan punah.

Proses adaptasi membuka zona adaptif yang baru yaitu suatu kumpulan kondisi hidup

dan sumber daya baru yang memberikan banyak kesempatan yang sebelumnya tidak

dimanfaatkan.

Tidak hanya hewan dan tumbuhan, sekarang ini ilmu paleontologi telah berkembang

sebagai ilmu yang juga meneliti tentang protista di masa lalu. "Protista" ini mengacu

pada eukariota yang bukan tanaman, hewan, atau jamur. Kebanyakan protista

uniseluler, sementara yang lain multiseluler atau bahkan multinukleat (inti banyak

9
Ilmu paleontologi terapan

dalam satu sel). Protista ini dapat memiliki berbagai kelompok ukuran, bentuk, siklus

hidup, habitat, serta makanan dan teknik reproduksi.

Bakteri juga dapat dipelajari dengan ilmu paleontologi. Bakteri merupakan organisme

uniseluler yang memiliki dinding sel, organel, dan DNA, seperti halnya eukariota.

Namun, tidak seperti eukariota, DNA organel mereka dan tidak terkandung dalam

selaput terpisah di dalam sel. Cyanobacteria, atau "bakteri biru-hijau," telah

ditemukan di batuan dari Archean, 3,5 miliar tahun lalu. Cyanobacteria (bersama

dengan bakteri lainnya) juga membentuk tikar dan gundukan dikenal sebagai

stromatolites, yang ada di bumi dari lapisan prakambrium sampai hari ini. Fosil

terkecil yang pernah ditemukan milik magnetobacteria, yang membentuk nanometer

ukuran kristal-dari mineral magnetit di dalam sel mereka.

Jenis-jenis jamur yang kita makan atau yang ada juga mulai dipelajari dalam ilmu ini.

Jamur ini kebanyakan tidak membuat makanan mereka sendiri, seperti yang tanaman

lain lakukan. Beberapa cara seperti parasitisme dan beberapa bentuk simbiosis yang

lain untuk dapat berhubungan dengan ganggang atau tanaman disekitarnya untuk

mendapatkan nutrisi. Mereka dapat ditemukan di tanah atau pada organisme lain

sebagi parasit, dapat juga dalam lingkungan perairan. Selain itu mereka juga

merupakan dekomposer pokok organik material di Bumi. Untuk ukuran beberapa jamur

dapat tumbuh sangat besar (misalnya, jamur dan puffballs), yang lain bersel tunggal

(ragi), tetapi kebanyakan multiselular. Meskipun jamur sering dianggap terlalu rapuh

untuk fosil atau terlalu sulit untuk diidentifikasi sebagai fosil, catatan fosil mereka

akan membawa kita kembali ke masa Prakambrium, dan mereka sering ditemukan di

Devon Bawah Rhynie Rijang Skotlandia.

Pada dasarnya ruang lingkup paleontology berkisar tentang segala sesuatu yang telah

hidup di masa lalu atau bisa dikatakan organisme purba (baik hewan, tumbuhan,

protista, jamur maupun bakteri) yang hingga kini sudah punah dan hanya tertinggal

10
Ilmu paleontologi terapan

fosil-fosil, jejak peradaban, lingkungannya dan peninggalan-peninggalan lainnya.

Sehingga kita hanya meneliti dari jejak-jejak yang tertinggal.

E. Kaitan Paleontologi Dengan Ilmu Lainnya

1. Biostratigrafi

Biostratigrafi merupakan ilmu penentuan umur batuan dengan menggunakan fosil yang

terkandung didalamnya. Biasanya bertujuan untuk korelasi, yaitu menunjukkan bahwa

horizon tertentu dalam suatu bagian geologi mewakili periode waktu yang sama dengan

horizon lain pada beberapa bagian lain. Fosil berguna karena sedimen yang berumur

sama dapat terlihat sama sekali berbeda dikarenakan variasi lokal lingkungan

sedimentasi. Sebagai contoh, suatu bagian dapat tersusun atas lempung dan napal

sementara yang lainnya lebih bersifat batu gamping kapuran, tetapi apabila kandungan

spesies fosilnya serupa, kedua sedimen tersebut kemungkinan telah diendapkan pada

waktu yang sama.

Amonit, graptolit dan trilobit merupakan fosil indeks yang banyak digunakan dalam

biostratigrafi. Mikrofosil seperti acritarchs, chitinozoa, conodonts, kista

dinoflagelata, serbuk sari, sapura dan foraminifera juga sering digunakan. Fosil

berbeda dapat berfungsi dengan baik pada sedimen yang berumur berbeda; misalnya

trilobit, terutama berguna untuk sedimen yang berumur Kambrium. Untuk dapat

berfungsi dengan baik, fosil yang digunakan harus tersebar luas secara geografis,

sehingga dapat berada pada bebagai tempat berbeda. Mereka juga harus berumur

pendek sebagai spesies, sehingga periode waktu dimana mereka dapat tergabung

dalam sedimen relatif sempit, Semakin lama waktu hidup spesies, semakin tidak

akurat korelasinya, sehingga fosil yang berevolusi dengan cepat, seperti amonit, lebih

dipilih daripada bentuk yang berevolusi jauh lebih lambat, seperti nautoloid.

2. Kronostratigrafi

11
Ilmu paleontologi terapan

Kronostratigrafi merupakan cabang dari stratigrafi yang mempelajari umur strata

batuan dalam hubungannya dengan waktu.

Tujuan utama dari kronostratigrafi adalah untuk menyusun urutan pengendapan dan

waktu pengendapan dari seluruh batuan didalam suatu wilayah geologi, dan pada

akhirnya, seluruh rekaman geologi Bumi.

Tata nama stratigrafi standar adalah sebuah sistem kronostratigrafi yang

berdasarkan interval waktu paleontologi yang didefinisikan oleh kumpulan fosil yang

dikenali (biostratigrafi). Tujuan kronostratigrafi adalah untuk memberikan suatu

penentuan umur yang berarti untuk interval kumpulan fosil ini.

4. Paleobotani

Paleobotani atau palaeobotani (dari bahasa Yunani paleon berarti tua dan botany yang

berarti ilmu tentang tumbuhan), adalah cabang dari paleontologi yang khusus

mempelajari tentang tumbuhan pada masa lampau.

5. Paleozoologi

Paleozoologi atau palaeozoology (bahasa Yunani: παλαιον, paleon = tua dan ζωον, zoon =

hewan) adalah adalah cabang dari paleontologi atau paleobiologi, yang bertujuan untuk

menemukan dan mengindentifikasi fosil hewan bersel banyak dari sistem geologi atau

arkeologi, untuk menggunakan fosil tersebut dalam rekonstruksi lingkungan dan

ekologi prasejarah.

6. Palinologi

Palinologi merupakan ilmu yang mempelajari polinomorf yang ada saat ini dan fosilnya,

diantaranya serbuk sari, sepura, dinoflagelata, kista, acritarchs, chitinozoa, dan

scolecodont, bersama dengan partikel material organik dan kerogen yang terdapat

pada sedimen dan batuan sedimen.

Istilah palinologi diperkenalkan oleh Hyde dan Williams pada tahun 1944, berdasarkan

surat-menyurat dengan ahli geologi Swedia yang bernama Antevs, dalam Pollen

Analysis Circular (salah satu jurnal yang mengkhususkan pada analisa pollen, yang

diproduksi oleh Paul Sears di Amerika Utara). Hyde dan Williams memilih palinologi

12
Ilmu paleontologi terapan

berdasarkan kata dalam Bahasa Yunani paluno yang berarti 'memercikan' dan pale

yang berarti 'debu' (sehingga mirip dengan kata dalam Bahasa Latin pollen).

7. Zoologi

Zoologi dengan berbagai cabang keilmuannya seperti mammalogi dan primatologi

membantu dalam menganalisis fosil hewan yang ditemukan,sangat berkaitan dengan

paleozoologi.

8. Morfologi

Morfologi dibutuhkan sejak proses preparasi / perbaikan fosil yang ditemukan dan

rekonstruksi fosil sampai ke tingkat individu.

9. Fisiologi dan Biokimia

Fisiologi dan Biokimia, ilmu ini penting untuk analisa nutrisi yang dimanfaatkan oleh

manusia dan makhluk hidup zaman purba ( paleonutrisi ), proses dan siklus

reproduksi,jarak imunologis serta identifikasi biokimiawi.

10. Arkeologi

Arkeologi merupakan ilmu yang mempelajari kebudayaan ( manusia ) pada masa lampau

melalui kajian sistematis atas data bendawi yang ditemukan. Peninggalan arkeologis ini

sering disebut artefak yaitu alat yang dipakai manusia untuk mengeksploitasi

lingkungan. Ilmu ini sangat berkaitan dengan paleontologi karena bermanfaat untuk

mempelajari kebudayaan dan mengenali alat yang dipakai oleh manusia purba.

11. Geologi

Geologi, ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang lapisan pembentuk bumi, proses

pembentukannya yang menjadi acuan penentuan umur relatif suatu fosil atau artefak

peninggalan manusia purba. Penentuan umur relatif berdasar skala waktu geologis

dengan urutan sejarah yang konsisten dan terdiri dari empat zaman yaitu

Prakambrium, Paleozoikum, Mesozoikum dan Senozoikum.

12. Radiologi

Radiologi, ilmu ini berguna dalam metode penentuan umur radiometrik yang dipakai

untuk menentukan umur batuan dan fosil dalam skala waktu absolut / sebenarnya.

13
Ilmu paleontologi terapan

Metode ini berdasarkan kandungan isotop suatu unsur dalam fosil yang terkumpul saat

organisme masih hidup.

F. Pengelompokkan Paleontologi

Paleontology adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari kehidupan masa lampau

yang didasarkan atas fosil tanaman atau hewan yang terbagi atas:

1. Makropalenteologi yaitu mempelajari fosil-fosil dengan ukuran relatif besar

sehingga mempelajarinya tidak menggunakan alat bantu seperti loupe dan mikroskop.

2. Mikropalenteologi yaitu mempelajari fosil-fosil yang berukuran relatif kecil

sehingga dalam pengamatan menggunakan alat bantu seperti mikroskop binokuler ,

mikroskop elektron.

G. Pengertian Fosil

Fosil, dari bahasa Latin fossa yang berarti "menggali keluar dari dalam tanah”.

Fosil adalah semua sisa, jejak, ataupun cetakan dari manusia, binatang, dan tumbuh-

tumbuhan yang telah terawetkan dalam suatu endapan batuan dari masa geologis atau

prasejarah yang telah berlalu.

Fosil mahluk hidup terbentuk ketika mahluk hidup pada zaman dahulu (lebih

dari 11.000 tahun) terjebak dalam lumpur atau pasir dan kemudian jasadnya tertutup

oleh endapan lumpur. Endapan lumpur tersebut akan mengeras menjadi batu di

sekeliling mahluk hidup yang terkubur tersebut. Dari fosil yang ditemukan, yang paling

banyak jumlahnya adalah yang sangat lembut ukurannya seperti serbuk sari, misalnnya

foraminifera, ostracoda dan radiolarian. Sedangkan, hewan yang besar biasanya

hancur bercerai-cerai dan bagian tertentu yang ditemukan sebagai fosil. Fosil adalah

sisa-sisa organisme yang pernah hidup di waktu silam, yang diawetkan oleh alam.

Karena terawetkan sejak 3,5 miliar tahun yang lalu fosil menjadi petunjuk penting

mengenai sejarah bumi.

14
Ilmu paleontologi terapan

H. Kegunaan Fosil

a. Untuk mengidentifikasi unit-unit stratigrafi permukaan bumi, atau untuk

mengidentifikasi umur relatif clan posisi relatif batuan yang mengandung fosil.

Identifikasi ini dapat dilakukan dengan mempelajari fosil indeks. Persyaratan bagi

sutau fosil untuk dapat dikategorikan sebagai fosil indeks adalah : (a). terdapat dalam

jumlah yang melimpah dan mudah diidentifikasi; dan (b). memiliki distribusi horizontal

yang luas, tetapi dengan distribusi vertikal yang relatif pendek (kurang lebih 1 juta

tahun).

b. Menjadi dasar dalam mempelajari paleoekologi dan paleoklimatologi.

Struktur dan distribusi fosil diasumsikan dapat mencerminkan kondisi lingkungan

tempat tumbuhan tersebut tumbuh dan bereproduksi.

c. Untuk mempelajari paleofloristik, atau kumpulan fosil tumbuhan dalam

dimensi ruang dan waktu tertentu. Hal ini dapat memberikan gambaran mengenai

distribusi populasi tumbuhan dan migrasinya, sebagai respon terhadap perubahan yang

terjadi pada lingkungan masa lampau.

d. Menjadi dasar dalam mempelajari evolusi tumbuhan, yaitu dengan cara

mempelajari perubahan suksesional tumbuhan dalam kurun waktu geologi.

e. Untuk korelasi. Kemampuan kita untuk mengetahui sedimentasi batuan sangat

terbatas. Dengan membandingkan fosil yang terdapat di suatu tempat dengan tempat

lain, kita dapat mengadakan korelasi. Fosil yang terdapat di suatu tempat karena

kesamaan-kesamaan, terpaksa dan harus dipersamakan dengan fosil yang terdapat di

tempat lain.

f. Menentukan lingkungan pengendapan. Fosil hanya dijumpai pada batuan

sedimen, baik sedimen kontinen maupun marin. Suatu kehidupan akan diendapkan pada

batuan tertentu bila batuan tersebut mengalami pelapukan dan tererosi, maka fosil

yang berasal dari kontinen mungkin tertransport dan menjadi endapan marin, jadi

15
Ilmu paleontologi terapan

dengan melihat fosil yang dikandung suatu sedimen, kita dapat mengetahui lingkungan

pengendapan batuan tersebut.

g. Mengetahui evolusi (perkembangan) kehidupan. Kehidupan yang berjalan dari

masa ke masa akan mengalami perkembangan dan perubahan yang meliputi perubahan

ke arah generasi dan perubahan ke arah penyempurnaan. Suatu kehidupan pada

mulanya kurang sempurna akan berubah ke arah yang lebih sempurna. Perubahan ini

akan sangat dipengaruhi oleh keadaan tempat dan lingkungan hidup. Terdapatnya

fosil-fosil menunjukkan adanya pemusnahan kehidupan, sedangkan kehidupan yang

pertama tidak diketahui dari fosil-fosilnya dan dari mana asalnya. Kemudian muncul

lagi kehidupan baru yang diketahui dari fosil-fosilnya yang muda umur geologinya,

serta lebih sempurna dari kehidupn sebelumnya.

a. Fosil Sebagai Indikator Lingkungan Pengendapan.

Dalam menentukan lingkungan pengendapan, fosil sangat berperan penting yang mana

fosil dapat menunjukan lingkungan atau keadaan tempat pengendapan fosil tersebut

ditemukan. Fosil tidak mungkin terbentuk di sembarang tempat. Fosil dapat

menunjukkan lingkungan pengendapan baik asam maupun basa.

b. Fosil Sebagai Indikator Paleogeografi.

Fosil berguna dalam mempelajari bentuk fisik suatu daerah di masa lampau. Fosil

dapat merekonstruksi suatu daerah ke zaman umur fosil ditemukan. Dengan

ditemukannya fosil tersebut, geolog dapat mengetahui bentuk daerah tersebut di

masa lampau.

c. Fosil Sebagai Indikator Umur Geologi.

Penentuan umur geologi dapat dilakukan dengan meneliti fosil. Lapisan yang mana fosil

ditemukan dapat menjadi indikator umur fosil. Dengan mengetahui umur fosil, geolog

dapat memperkirakan umur suatu batuan maupun lapisan.

d. Fosil Sebagai Indikator Proses Sejarah Geologi.

Fosil dapat menunjukkan proses geologi suatu wilayah. Ditemukannya fosil dapat

mengidentifikasi aktivitas tektonik lempeng daerah tesebut maupun proses geologi

16
Ilmu paleontologi terapan

lainnya yang mengubah bentuk fisik daerah tersebut. Penemuan fosil akan

mengidentifikasi jika fosil tersebut telah tertransport ataupun telah berpindah ke

lapisan lainnya, sehingga geolog dapat mengetahui proses geologi yang telah terjadi.

e.Fosil Sebagai Indikator Evolusi dan Migrasi.

Fosil yang ditemukan di suatu daerah tidak selalu fosil organisme native (asli) yang

menduduki daerah tersebut. Terkadang ditemukan fosil organisme yang bukan

merupakan organisme yang berhabitat di daerah itu. Ini menunjukkan bahwa adanya

migrasi suatu organisme. Disamping itu fosil juga dapat menunjukkan ada atau

tidaknya evolusi yang terjadi di daerah ditemukannya fosil tersebut.

f. Fosil Sebagai Indikator Tektonik.

Fosil akan ditemukan di lapisan-lapisan tertentu. Fosil dapat dijadikan indikator

pergerakan lempeng tektonik. Ditemukannya fosil di lapisan yang tidak semestinya

dapat menjadi indikasi adanya pergerakan lempeng tektonik yang membuat lapisan

fosil berubah (terangkat maupun turun) ataupun mentransport fosil ke lapisan yang

tidak semetinya (jika disesuaikan dengan umur fosil).

g. Fosil Sebagai Indikator Iklim.

Fosil dapat dijadikan sebagai penentu iklim di masa lampau. Fosil yang ditemukan di

lapisan tertentu akan menunjukkan iklim yang pernah terjadi di masa lampau.

h. Fosil Sebagai Sumber Energi dan Berharga.

Fosil merupakan bahan yang akan menjadi minyak bumi. Sumber energi yang kita dapat

dari bahan bakar fosil sangatlah penting untuk menunjang kehidupan manusia. Fosil

merupakan kotak hitam yang dapat membawa kita ke masa lalu, hal ini yang menjadikan

fosil sangatlah berharga.

I. Skala Waktu Geologi

Masa Arkeozoikum dan Proterozoikum bersama-sama dikenal sebagai masa Pra-

Kambrium.Apa saja yg dipercaya oleh ahli geologi, apa yg terjadi dengan mahluk hidup

pada masa-masa itu.

17
Ilmu paleontologi terapan

· Arkeozpoikum artinya Masa Kehidupan Purba.

Masa Arkeozoikum (Arkean) merupakan masa awal pembentukan batuan kerak bumi

yang kemudian berkembang menjadi protokontinen. Batuan masa ini ditemukan di

beberapa bagian dunia yang lazim disebut kraton/perisai benua.

Coba perhatikan, masa ini adalah masa pembentukan kerakbumi. Jadi kerakbumi

terbentuk setelah pendinginan bagian tepi dari “balon bumi” (bakal calon bumi). Plate

tectonic / Lempeng tektonik yang menyebabkan gempa itu terbentuk pada masa ini.

Lingkungan hidup mas itu tentunya mirip dengan lingkungan disekitar mata-air panas.

Batuan tertua tercatat berumur kira-kira 3.800.000.000 tahun. Masa ini juga

merupakan awal terbentuknya Indrosfer dan Atmosfer serta awal muncul kehidupan

primitif di dalam samudera berupa mikro-organisma (bakteri dan ganggang). Fosil

tertua yang telah ditemukan adalah fosil Stromatolit dan Cyanobacteria dengan umur

kira-kira 3.500.000.000 tahun.

· Masa Proterozoikum (2,5 milyar – 290 juta tahun lalu)

Proterozoikum artinya masa kehidupan awal. Masa Proterozoikum merupakan awal

terbentuknya hidrosfer dan atmosfer. Pada masa ini kehidupan mulai berkembang dari

organisme bersel tunggal menjadi bersel banyak (enkaryotes dan prokaryotes).

Kalau istilah-istilah ini dipelajari di ilmu biologi, mestinya di SMP sudah diajari kan ?

Enkaryotes ini bakal menjadi tumbuhan dan prokaryotes nantinya bakal menjadi

binatang.

Menjelang akhir masa ini organisme lebih kompleks, jenis invertebrata bertubuh lunak

seperti ubur-ubur, cacing dan koral mulai muncul di laut-laut dangkal, yang bukti-

buktinya dijumpai sebagai fosil sejati pertama.

Masa Arkeozoikum dan Proterozoikum bersama-sama dikenal sebagai masa Pra-

Kambrium.

· Jaman Kambrium (590-500 juta tahun lalu)

18
Ilmu paleontologi terapan

Kambrium berasal dari kata “Cambria” nama latin untuk daerah Wales di

Inggeris sana, dimana batuan berumur kambrium pertama kali dipelajari.

Banyak hewan invertebrata mulai muncul pada zaman Kambrium. Hampir seluruh

kehidupan berada di lautan. Hewan zaman ini mempunyai kerangka luar dan cangkang

sebagai pelindung.

Fosil yang umum dijumpai dan penyebarannya luas adalah, Alga, Cacing, Sepon, Koral,

Moluska, Ekinodermata, Brakiopoda dan Artropoda (Trilobit).

Sebuah daratan yang disebut Gondwana (sebelumnya pannotia) merupakan cikal bakal

Antartika, Afrika, India, Australia, sebagian Asia dan Amerika Selatan. Sedangkan

Eropa, Amerika Utara, dan Tanah Hijau masih berupa benua-benua kecil yang

terpisah.

· Jaman Ordovisium (500 – 440 juta tahun lalu)

Zaman Ordovisium dicirikan oleh munculnya ikan tanpa rahang (hewan bertulang

belakang paling tua) dan beberapa hewan bertulang belakang yang muncul pertama kali

seperti Tetrakoral, Graptolit, Ekinoid (Landak Laut), Asteroid (Bintang Laut), Krinoid

(Lili Laut) dan Bryozona.

Koral dan Alaga berkembang membentuk karang, dimana trilobit dan Brakiopoda

mencari mangsa. Graptolit dan Trilobit melimpah, sedangkan Ekinodermata dan

Brakiopoda mulai menyebar.

Meluapnya Samudra dari Zaman Es merupakan bagian peristiwa dari zaman ini.

Gondwana dan benua-benua lainnya mulai menutup celah samudera yang berada di

antaranya.

· Jaman Silur (440 – 410 juta tahun lalu)

Zaman silur merupakan waktu peralihan kehidupan dari air ke darat. Tumbuhan darat

mulai muncul pertama kalinya termasuk Pteridofita (tumbuhan paku). Sedangkan

Kalajengking raksasa (Eurypterid) hidup berburu di dalam laut. Ikan berahang mulai

muncul pada zaman ini dan banyak ikan mempunyai perisai tulang sebagai pelindung.

19
Ilmu paleontologi terapan

Selama zaman Silur, deretan pegunungan mulai terbentuk melintasi Skandinavia,

Skotlandia dan Pantai Amerika Utara.

· Jaman Devon (410-360 juta tahun lalu)

Zaman Devon merupakan zaman perkembangan besar-besaran jenis ikan dan tumbuhan

darat. Ikan berahang dan ikan hiu semakin aktif sebagai pemangsa di dalam lautan.

Serbuan ke daratan masih terus berlanjut selama zaman ini. Hewan Amfibi

berkembang dan beranjak menuju daratan. Tumbuhan darat semakin umum dan muncul

serangga untuk pertama kalinya. Samudera menyempit sementara, benua Gondwana

menutupi Eropa, Amerika Utara dan Tanah Hijau (Green Land).

· Jaman Karbon (360 – 290 juta tahun lalu)

Reptilia muncul pertama kalinya dan dapat meletakkan telurnya di luar air. Serangga

raksasa muncul dan ampibi meningkat dalam jumlahnya. Pohon pertama muncul, jamur

Klab, tumbuhan ferm dan paku ekor kuda tumbuh di rawa-rawa pembentuk

batubara.Pada zaman ini benua-benua di muka bumi menyatu membentuk satu masa

daratan yang disebut Pangea, mengalami perubahan lingkungan untuk berbagai bentuk

kehidupan. Di belahan bumi utara, iklim tropis menghasilkan secara besar-besaran,

rawa-rawa yang berisi dan sekarang tersimpan sebagai batubara.

· Jaman Perm (290 -250 juta tahun lalu)

“Perm” adalah nama sebuah propinsi tua di dekat pegunungan Ural, Rusia.Reptilia

meningkat dan serangga modern muncul, begitu juga tumbuhan konifer dan Grikgo

primitif. Hewan Ampibi menjadi kurang begitu berperan. Zaman perm diakhiri dengan

kepunahan micsa dalam skala besar, Tribolit, banyak koral dan ikan menjadi punah.

Benua Pangea bergabung bersama dan bergerak sebagai satu massa daratan, Lapisan

es menutup Amerika Selatan, Antartika, Australia dan Afrika, membendung air dan

menurunkan muka air laut. Iklim yang kering dengan kondisi gurun pasir mulai

terbentuk di bagian utara bumi.

20
Ilmu paleontologi terapan

· Jaman Trias (250-210 juta tahun lalu)

Gastropoda dan Bivalvia meningkat jumlahnya, sementara amonit menjadi umum.

Dinosaurus dan reptilia laut berukuran besar mulai muncul pertama kalinya selama

zaman ini. Reptilia menyerupai mamalia pemakan daging yang disebut Cynodont mulai

berkembang. Mamalia pertamapun mulai muncul saat ini. Dan ada banyak jenis reptilia

yang hidup di air, termasuk penyu dan kura-kura. Tumbuhan sikada mirip palem

berkembang dan Konifer menyebar.

Benua Pangea bergerak ke utara dan gurun terbentuk. Lembaran es di bagian selatan

mencair dan celah-celah mulai terbentuk di Pangea.

· Jaman Jura (210-140 juta tahun lalu)

Pada zaman ini, Amonit dan Belemnit sangat umum. Reptilia meningkat jumlahnya.

Dinosaurus menguasai daratan, Ichtiyosaurus berburu di dalam lautan dan

Pterosaurus merajai angkasa. Banyak dinosaurus tumbuh dalam ukuran yang luar biasa.

Burung sejati pertama (Archeopterya) berevolusi dan banyak jenis buaya

berkembang.

Tumbuhan Konifer menjadi umum, sementara Bennefit dan Sequola melimpah pada

waktu ini.Pangea terpecah dimana Amerika Utara memisahkan diri dari Afrika

sedangkan Amerika Selatan melepaskan diri dari Antartika dan Australia.Jaman ini

merupakan jaman yang paling menarik anak-anak setelah difilmkannya Jurrasic Park.

· Jaman Kapur (140-65 juta tahun lalu)

Banyak dinosaurus raksasa dan reptilia terbang hidup pada zaman ini.Mamalia berari-

ari muncul pertama kalinya. Pada akhir zaman ini Dinosaurus, Ichtiyosaurus,

Pterosaurus, Plesiosaurus, Amonit dan Belemnit punah. Mamalia dan tumbuhan

berbunga mulai berkembang menjadi banyak bentuk yang berlainan. Iklim sedang mulai

muncul. India terlepas jauh dari Afrika menuju Asia. Jaman ini adalah jaman akhir

dari kehidupan biantang-binatang raksasa.

21
Ilmu paleontologi terapan

· Zaman Tersier (65 – 1,7 juta tahun lalu)

Pada zaman tersier terjadi perkembangan jenis kehidupan seperti munculnya primata

dan burung tak bergigi berukuran besar yang menyerupai burung unta, sedangkan

fauna laut sepert ikan, moluska dan echinodermata sangat mirip dengan fauna laut

yang hidup sekarang. Tumbuhan berbunga pada zaman Tersier terus berevolusi

menghasilkan banyak variasi tumbuhan, seperti semak belukar, tumbuhan merambat

dan rumput.

Pada zaman Tersier – Kuarter, pemunculan dan kepunahan hewan dan tumbuhan saling

berganti seiring dengan perubahan cuaca secara global.

· Zaman Kuarter (1,7 juta tahun lalu – sekarang)

Zaman Kuarter terdiri dari kala Plistosen dan Kala Holosen.

Kala Plistosen mulai sekitar 1,8 juta tahun yang lalu dan berakhir pada 10.000 tahun

yang lalu. Kemudian diikuti oleh Kala Holosen yang berlangsung sampai sekarang.

Pada Kala Plistosen paling sedikit terjadi 5 kali jaman es (jaman glasial). Pada jaman

glasial sebagian besar Eropa, Amerika utara dan Asia bagian utara ditutupi es, begitu

pula Pegunungan Alpen, Pegunungan Cherpatia dan Pegunungan Himalaya

Di antara 4 jaman es ini terdapat jaman Intra Glasial, dimana iklim bumi lebih hangat.

Manusia purba jawa (Homo erectus yang dulu disebut Pithecanthropus erectus)

muncul pada Kala Plistosen. Manusia Modern yang mempunyai peradaban baru muncul

pada Kala Holosen. Flora dan fauna yang hidup pada Kala Plistosen sangat mirip dengan

flora dan fauna yang hidup sekarang.

Perhatikan bumi terbentuk 4 milyar tahun lalu. Tetapi kehidupan baru muncul semilyar

tahun lalu. Bahkan "manusia purba" adanya baru 2 juta tahun lalu .

22
Ilmu paleontologi terapan

Doa Selesai Belajar

َ ‫حناو َن و‬
‫ك‬ َ ‫سَكْب و‬
ُ ‫ك الإ َّلأ ُهإ َّم أ‬
َ ‫حَكْمِد و‬
َ ‫شو َهأ ُد و َوِب و‬
ْ‫ن و َأ َك‬
ْ‫ت ِإإ َّال ِإلو َه و َالو َأ َك‬
َ ‫ك و َأَكْن و‬
َ ‫سو َتَكْغِفأ ُر و‬
ْ‫ب و َأ َك‬
ُ ‫ك و َوو َأأ ُتَكْو أ‬
َ ‫ِإو َلَكْي و‬

Subhanakallahumma wabihamdika Asyhadu anlaa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu


ilaihi

Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan
Engkau. aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu

MengembangkandanMenyajikanHasilKarya
Eksplorasi
Eksplorasiadalah
adalah kegiatan
kegiatan penyelidikan
penyelidikan geologi.
geologi.
Eksplorasi
Eksplorasiadalah
adalah suatu
suatu kegiatan
kegiatan lanjutan
lanjutan dari
dariprospeksi.
prospeksi.
Tujuan
Tujuandilakukannya
dilakukannyaeksplorasi
eksplorasiadalah adalahuntukuntukmengetahui
mengetahuisumber sumber
daya
dayacebakan
cebakan mineral
mineralsecara
secararinci.
rinci.
Perencanaan
Perencanaanprogramprogrameksplorasi
eksplorasiharuslah
haruslahdilakukan
dilakukandengan
denganefektif
efektif
Setelhmemahamikonsepmengenaisuhu, kalor,
dan
danefesien.
efesien.
Ada danpengaruhkalorterhadapsuhubenda, lakukankegiatan yang ke
ada di
Ada3 3bentuk
bentuk kegiatan
kegiatandari darieksplorasi
eksplorasiyaituyaitu kegiatan
kegiatansebelum
sebelum ke
lapangan,
lapangan,kegiatan
kegiatan dilapangan, dalam
dilapangan,dan LKS
dan tentangsuhu,
kegiatan
kegiatan setelah kalor,
setelah dilapangan.
dilapangan.
Kegiatan danpengaruhkalorterhadapsuhubendauntukmendapatkanpenjelasan
Kegiatan sebelum kelapangan seperti : penyedianperalatan
sebelum kelapangan seperti : penyedian peralatandan dan
perlengkapan, penentuan tujuan, meneliti
lebihlanjutmengenaipemecahanmasalah
perlengkapan, penentuan tujuan, meneliti literatur,literatur, dan menentukan
yang disajikandiawaltadi.
dan menentukan
metode eksporasi.
metode eksporasi.
Metode
Metode eksplorasi
eksplorasi terbagi
terbagi menjadi
menjadi 2 2bagian bagian: : metode
metode secara
secara
langsung dan metode secara tidak
langsung dan metode secara tidak langsung. langsung.
Kegiatan
Kegiatanpekerjaan
pekerjaanlapangan
lapanganyang yangdilakukan
dilakukanadalahadalahpenyelidikan
penyelidikan
geologi
geologi meliputi pemetaan; pembuatan paritan dan sumur uji,
meliputi pemetaan; pembuatan paritan dan sumur uji,
pengukuran topografi, survey geofisika dan pemboran
pengukuran topografi, survey geofisika dan pemboran inti. inti.
Kegiatan
Kegiatansetelah
setelahpekerjaan
pekerjaanlapangan
lapanganyang yangdilakukan
dilakukanantaraantaralainlain: :
Analisis
AnalisisLaboratorium
Laboratorium(meliputi
(meliputianalisis
analisiskimia
kimiadan danfisika),
fisika),Pengolahan
Pengolahan
Data,
Data,Penentuan
Penentuan Sumber
Sumber Daya
Dayadan dan Cadangan,
Cadangan,Pembuatan
Pembuatan laporan
laporan
Pembuatan
Pembuatanlaporanlaporansetelah
setelahpengolahan
pengolahandata datadan dananalisis
analisis selesai
selesai
dilaksanakan,
dilaksanakan,tahap tahapiniinimengacu
mengacusecara secaraumumumumpada padaSNI SNI13-6606-
13-6606-
2001
2001tentang
tentang Tata
TataCara
CaraPelaporan
Pelaporan Eksplorasi
EksplorasiBahanBahan Galian.
Galian.
Prospeksi
Prospeksimerupakan
merupakantahapantahapanawal awaldalam
dalammencari
mencaribijih-bijih
bijih-bijihmetal
metal
atau
ataumineral
mineralberharga
berhargalainnya
lainnya(batubara
(batubaraatau ataunonmetal).
nonmetal).
Pentahapan
Pentahapan Dalam DalamPerencanaan
Perencanaan Kegiatan Kegiatan Eksplorasi
Eksplorasi : : Tahap
Tahap
Eksplorasi
EksplorasiPendahuluan,
Pendahuluan,Survei SurveiDan DanPemetaan,
Pemetaan,Tahap TahapEksplorasi
Eksplorasi
Detail,
Detail,Studi KelayakanRANGKUMAN
StudiKelayakan RANGKUMAN
Pentahapan
Pentahapan Dalam
Dalam Perencanaan
Perencanaan Kegiatan
Kegiatan Eksplorasi
Eksplorasi
23
Tahapan
Tahapan setelahsetelah eksplorasi
eksplorasi adalah adalah : : desaindesain pertambangan,
pertambangan,
development,
development,ekslpoitasi.
ekslpoitasi.
Ilmu paleontologi terapan

LEMBAR KERJA

1. Jelaskandenganbahasasendiripenertiansuhu!

2. Lengkapilahtabelberikut!

Skala
No Skala Celsius SkalaReamur Skala Kelvin
Fahrenheit
1. 50 oC ... … …

2. … 131 oC … …

3. … … 30 oF …

4. … … … 288 K

5. 35 oC … … …

3. Jelaskandenganbahasasendiriartikalordankalorjenis!

4. Sebanyak 4 kg air dipanaskansehinggasuhunyanaikdari 20° Cmenjadi 60° C.

Berapakalor yang diserap air? (cair = 4.200 J/k°C)

5. Jelaskandengan kata-kata sendiriartikapasitaskalor!

6. Sepotonglogam yang massanya 50 g dansuhunya 95° C dicelupkankedalam 250 g

air yang suhunya 17° C. Suhu air akhirnyaberubahmenjadi 19,4° C.

Tentukankalorjenislogamtersebut!

24

Anda mungkin juga menyukai