Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

FILUM BRACHIOPODA (ARTIKULATA/INARTIKULATA)

Disusun Oleh:
ARIO SYEKHAN M.

F1D220022

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1,1 Latar Belakang
Fosil merupakan sisa-sisa atau bukti kehidupan dari waktu geologi
sebelumnya/purba. Fosil sangat berguna dalam mengenal kehidupan masa
lampau. Dalam mempelajarai ilmu tentang fosil dan hubungannya tentang
penentuan umur suatu lingkungan yang ada di sekitarnya terlebih dahulu kita
harus mengetahui bagaimana proses terbentuknya fosil tersebut, unsur apa
yang terkandung di dalam fosil tersebut dan dimana lingkungan hidup dari fosil
itu sebelumnya.
Untuk mempelajari hal tersebut kita harus mengenal fosil tersebut
termasuk taksonominya. Mulai dari kindom, filum, kelas, ordo, family, genus
hingga nama spesies organismenya harus kita ketahui. Kita juga harus
mengenal bagian-bagian tubuh yang ada pada tubuh fosil tersebut agar dapat
diklasifikasi dengan baik dan dapat mengenal dengan baik pendukung lainnya.
Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sejarah kehidupan di
bumi termasuk hewan dan tumbuhan zaman lampau yang telah menjadi fosil.
paleontologi merupakan salah satu cabang dari Biologi . Orang yang mengeluti
bidang ini disebut paleontolog. Paleontologi berasal dari bahasa yunani, yaitu
paleon yang berarti tua atau yang berkaitan dengan masa lalu ontos berarti
kehidupan dan logos yang berarti ilmu atau pembelajaran, atau di pihak lain
menyebutkan bahwa paleontology adalah juga paleobiologi (paleon tua, bios
hidup, logos ilmu) jadi paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
sejarah..
1,2 Tujuan
1. Mengetahui tentang filum Brachiopoda
2. Mengetahui fosil dari filum Brachiopoda
3. Mengetahui jenis, karakter, dan sifat dari filum Brachiopoda

1,3 Alat dan Bahan


1. Lembar Kerja
2. Modul
3. Maket fosil
4. Skala waktu geologi
5. Laptop dan Handphone

Laporan Praktikum Paleontologi Pendahuluan 1


BAB II
DASAR TEORI
Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk bentuk
kehidupan yang pernah ada pada masa lampau termasuk evolusi dan interaksi
satu dengan lainnya serta lingkungan kehidupannya selama umur bumi atau
dalam skala waktu geologi terutama yang diwakili oleh fosil. Sebagaimana ilmu
sejarah yang mencoba untuk menjelaskan sebab sebab dibandingkan dengan
melakukan percobaan untuk mengamati gejala atau dampaknya. Berbeda
dengan mempelajari hewan atau tumbuhan yang hidup di jaman sekarang,
paleontologi menggunakan fosil atau jejak organisme yang terawetkan di dalam
lapisan kerak bumi, yang terawetkan oleh proses-proses alami, sebagai sumber
utama penelitian. Oleh karena itu paleontologi dapat diartikan sebagai ilmu
mengenai fosil sebab jejak-jejak kehidupan masa lalu terekam dalam fosil.
Pengamatan paleontologi sudah didokumentasikan sejak abad ke 5 sebelum
masehi, dan ilmu ini baru berkembang pada abad ke 18 setelah Georges Cuvier
menerbitkan hasil pekerjaannya dalam “Perbandingan Anatomi” dan kemudian
berkembang secara cepat pada abad ke 19 (Brasier, 1980).
Fosil adalah sisa, jejak, atau bekas binatang maupun tumbuhan masa lalu
yang terawetkan di dalam Bumi. Fosil merupakan sumber informasi primer
tentang sejarah kehidupan di Bumi. Bagian organisma yang terfosilkan
biasanya adalah bagian tubuh yang memiliki jaringan keras, seperti tulang, gigi,
dan cangkang. Fosil biasanya ditemukan di dalam batuan sedimen (batuan
endapan). Melalui berbagai proses kimiawi dan fisika di dalam bumi, bagian
tubuh organisma tersebut berubah menjadi semakin keras hingga akhirnya
membatu.(Dhamar, 2014).
Berdasarkan asal katanya, fosil berasal dari bahasa latin yaitu “fossa” yang
berarti “galian”, merupakan sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang
menjadi batu atau mineral. Untuk menjadi fosil, sisa-sisa hewan atau tanaman
harus segera tertutupnoleh sedimen. Oleh para pakar dibedakan menjadi
beberapa macam fosil. Ada fosil batu biasa, fosil yang terbentuk dalam batu
ambar, fosil ter, seperti yang terbentuk di sumur Ter La Brae di California.
Hewan atau tumbuhan yang dikira sudah punah tetapi ternyata masih ada
disebut fosil hidup, ilmu yang mempeljari fosil adalah paleontologi. Berdasarkan
Laporan Praktikum Paleontologi Filum Mollusca 3 definisinya, Fosil harus
memenuhi syarat-syarat agar dapat disebut sebagai fosil, syaratnya yaitu
merupakan sisa-sisa organisme, terawetkan secara alamiah, pada umumnya

Laporan Praktikum Paleontologi Pendahuluan 2


padat/kompak/keras, berumur lebih dari 11.000 tahun. Istilah fosil hidup
adalah suatu istilah yang digunakan untuk suatu spesies hidup yang
menyerupai sebuah spesies yang hanya diketahui. Fosil hidup juga dapat
mengacu kepada sebuah spesies yang hanya hidup tidak memiliki spesies dekat
lainnya contohnya yaitu naulitus (Zulfikar, 2011).

Brachiopoda adalah Bivalvia yang berevolusi pada zaman awal periode


Cambrian yang masih hidup hingga sekarang yang merupakan komponen
penting organisme benthos pada zaman Paleozoikum. Brachiopoda berasal dari
bahasa latin brachium yang berarti lengan (arm), dan poda yang berarti kaki
(foot). Brachiopoda artinya hewan ini merupakan suatu kesatuan tubuh yang
difungsikan sebagai kaki dan lengan atau dengan kata lain binatang yang
tangannya berfungsi sebagai kaki. Filum ini merupakan salah satu filum kecil
dari invertebrata. Hingga saat ini terdapat sekitar 300 spesies dari filum ini
yang mampu bertahan dan sekitar 30.000 fosilnya telah dinamai. Mereka sering
kali disebut dengan "lampu cangkang" atau lamp shell. Secara umum
brachiopoda merupakan salah satu fosil hewan yang sangat melimpah
keberadaannya pada sedimen yang berasal dari zaman paleozoikum. Salah satu
kelasnya, yaitu Inarticulata bahkan menjadi penciri penting (fosil indeks) zaman
Cambrian awal (Martin, 2004).
Brachiopoda berasal dari bahasa latin brachium yang berarti lengan (arm),
dan poda yang berarti kaki (foot). Brachiopoda artinya hewan ini merupakan
suatu kesatuan tubuh yang difungsikan sebagai kaki dan lengan atau dengan
kata lain binatang yang tangannya berfungsi sebagai kaki. Filum ini merupakan
salah satu filum kecil dari invertebrata. Hingga saat ini terdapat sekitar 300
spesies dari filum ini yang mampu bertahan dan sekitar 30.000 fosilnya telah
dinamai. Mereka sering kali disebut dengan “lampu cangkang” atau lamp shell.
( Nurul, 1998)

Paleontologi berada pada batas antara biologi dan geologi, tetapi berbeda
dengan arkeologi karena paleontologi tidak memasukkan kebudayaan Homo
sapien modern. Paleontologi kini mendayagunakan berbagai metode ilmiah
dalam sains, mencakup biokimia, matematika, dan teknik. Penggunaan
berbagai metode ini memungkinkan paleontologi untuk menemukan sejarah
evolusioner kehidupan, yaitu ketika bumi menjadi sesuatu yang mampu
mendukung terciptanya kehidupan, sekitar 3.800 juta tahun silam Dengan

Laporan Praktikum Paleontologi Pendahuluan 3


pengetahuan yang terus meningkat, paleontologi kini memiliki subdivisi yang
terspesialisasi, beberapa fokus pada jenis fosil tertentu, yang lain mempelajari
sejarah lingkungan dalam paleoekologi, dan yang lain mempelajari dalam iklim
dalam paleoklimatologi.(Daryono, 1988).

Laporan Praktikum Paleontologi Pendahuluan 4

Anda mungkin juga menyukai