Anda di halaman 1dari 9

PALEONTOLOGI SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN

Ali Abdurrahman Ghazy Shidqiaqalby R.


270110170078 – D 270110170136 – D
Aliabdurrahman357@gmail.com Ghazy.sq@gmail.com
Fikry Ghifary Ikhsan Giordy Alifan
270110170116 – D 270110170076 – D
fikryghiksan@gmail.com Giordyalifann@gmail.com

Fakultas Teknik Geologi


Universitas Padjajaran
2018

ABSTRAKSI
Paleontologis adalah ilmuwan yang meneliti kehidupan masa lalu geologi yang melibatkan
analisis fosil tanaman dan hewan termasuk ukuran mikroskopis, yang telah terawetkan dalam
batu. Sedangkan paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kegiatan mahluk hidup di
masa lalu yang terekam dalam suatu batuan. Paleontologi saling bergantung dengan stratigrafi
dan geologi sejarah karena fosil merupakan sarana utama dimana strata sedimen diidentifikasi
dan berkorelasi dengan satu sama lain. Yang dimana paleontologi telah memainkan peran yang
sangat penting dalam merekonstruksi sejarah bumi dan telah memberikan banyak bukti terhadap
teori evolusi. Sejarahnya yang dimulai sebelum abad ke-5 sebelum masehi, dan mulai
berkembang pesat dari abad ke 18 hingga sekarang. Konsep dasar pendeskripsian paleontologi
meliputi taksonomi, spesifikasi nama, filogeni dan metode identifikasi. Yang dimana kegunaan
paleontologi dalam kehidupan mulai dari menentukan umur relatif batuan, melakukan korelasi,
menentukan lingkungan pengendapan, mengetahui paleo klimatologi yang sehingga memiliki
hubungan paleontologi dengan ilmu lain seperti biostratigrafi, kronostratigrafi,
mikropaleontologi, paleobotani, paleozoologi, dan palinologi.

KATA KUNCI: Paleontologi, Ilmu, Sejarah, Geologi, Evolusi

PENDAHULUAN
Paleontologi berasal dari bahasa yunani, yaitu paleon yang berarti tua atau yang
berkaitan dengan masa lalu ontos berarti kehidupan dan logos yang berarti ilmu atau
pembelajaran, atau di pihak lain menyebutkan bahwa paleontology adalah juga paleobiologi (
paleon = tua, bios = hidup, logos = ilmu ) jadi paleontologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang sejarah kehidupan di bumi termasuk hewan dan tumbuhan zaman lampau yang telah
menjadi fosil.
Tujuan utama paleontologi adalah untuk menyelidiki evolusi spesies tumbuhan dan
hewan serta ekosistem kuno serta iklim bumi secara keseluruhan. Dengan mempelajari ilmu
paleontologi yang membahas tentang sisa, tanda atau bagian kehidupan yang bersisa atau
tertinggal dan terkumpul dalam suatu lapisan batuan dari suatu tempat ke tempat lain di seluruh
dunia, dapat ditarik intinya bahwa dari ilmu paleontologi dapat mengidentifikasi peristiwa yang
terjadi di bumi ini ataupun sejarah kehidupan. Ilmu yang berkaitan dengan ilmu paleontologi
diantaranya, zoologi, morfologi, fisiologi dan biokimia, arkeologi, geologi, dan radiologi.
METODE PENULISAN

Paleontologi sebagai cabang ilmu pengetahuan yang perlu dipahami oleh seluruh Geologist
sebagai dasar menentukan umur fosil serta proses keterbentukan fosil tersebut. Dalam mengenal
Paleontologi terdapat beberapa aspek fundamental yang perlu diketahui: Definisi & tujuan
Paleontologi, Sejarah ilmu Paleontologi, Konsep dasar Paleontologi, Kegunaan Paleontologi
dalam kehidupan, dan Hubungan Paleontologi dengan cabang ilmu lainnya. Data dan materi
mengenai dasar – dasar ilmu Paleontologi tersebut diambil dari beberapa sumber buku serta
Website yang jelas penulis dan tentunya dapat diterima oleh akal.
Definisi & Tujuan Paleontologi
Menjelaskan penjelasan dari kata ‘Paleontologi’ secara istilah serta ruang lingkup
pembahasan dan cakupan yang dipelajari oleh cabang ilmu ini. Selain itu, memaparkan
pentingnya cabang ilmu ini untuk dipelajari karena menyangkut bukti dan mendukung
teori mengenai proses Geologi. Dalam subbab ini mengenali pula aspek biologi yang
terkandung dalam cabang ilmu ini.
Sejarah ilmu Paleontologi
Aspek perkembangan ilmu paleontologi yang dahulunya hanya sebagai kepercayaan
kuno terhadap tulang dan fosil leluhur bagi mereka yang menemukan. Pembahasan
mengenai bukti yang telah dilakukan para ilmuwan sebelumnya serta hipotesa yang dulu
pernah dicetuskan dengan segala kelebihan dan kekurangnnya.
Konsep dasar Paleontologi
Merupakan uraian ruang lingkup pembelajaran secara garis besar. Beberapa hal yang
dianggap inti dari cabang ilmu ini menyangkut tata nama dan taksonomi hewan purba.
Kegunaan Paleontologi dalam kehidupan
Menjelaskan aplikasi paleontologi dalam keseharian yang biasa digunakan dalam analisis
Geologi seperti menentukan umur relative dan lingkungan pengendapan batuan. Hal ini
akan berkembang ketika sudah masuk ke dunia Migas sebagai pendahuluan bagi
eksplorasi.
Hubungan Paleontologi dengan cabang ilmu lainnya
Sebagai jembatan konsep paleontologi agar bisa diaplikasikan pada ilmu lainnya.

PEMBAHASAN MATERI & DISKUSI

PALEONTOLOGI SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN


Paleontologi adalah ilmuan yang meneliti kehidupan masa lalu geologi yang melibatkan
analisis fosil tanaman dan hewan, termasuk ukuran mikroskopis, diawetkan dalam batu.
Hal ini berkaitan dengan semua aspek biologi bentuk kehidupan purba: bentuk dan struktur, pola
evolusi, hubungan taksonomi dengan satu sama lain dan dengan spesies kehidupan modern,
distribusi geografis, dan hubungan dengan lingkungan.
Paleontologi telah memainkan peran penting dalam merekonstruksi sejarah Bumi dan telah
memberikan banyak bukti untuk mendukung teori evolusi. Data dari penelitian paleontologi,
apalagi, telah membantu ahli geologi minyak bumi dalam menemukan deposit minyak dan gas
alam.
Terjadinya bahan bakar fosil seperti sering dikaitkan dengan keberadaan sisa-sisa bentuk
kehidupan kuno tertentu.

SEJARAH PALEONTOLOGI
Pengamatan paleontologi sudah dimulai sejak abad ke 5 sebelum masehi. Sejarah
mencatat Ilmu paleontologi ini kemudian baru berkembang pada abad ke 18 setelah Georges
Cuvier menerbitkan hasil pekerjaannya dalam “perbandingan anatomi”. Bidang paleontologi
kemudian berkembang secara pesat pada abad ke 19. Dari beberapa fosil yang dijumpai di china
sejak tahun 1990, telah memberikan banyak informasi baru tentang awal terjadinya evolusi
binatang-binatang, awal mula ikan, dinosaurus, evolusi burung dan mamalia.
Selain Georges Cuvier ada beberapa tokoh dan teori pencetus paleontologi antara lain yaitu:
1. Strabo (58 SM – 25 M)
Pada tahun ini, seorang peneliti paleontologi berkebangsaan Turki yang bernama Strabo, melihat
kenampakan seperti beras pada batu gamping yang digunakan untuk membangun piramid. Fosil
tersebut kemudian dikenal sebagai Numm ulites.
2. Baron Cuvier (1769 – 1832)
Perkembangan dari paleontologi di tahun ini mencatat adanya penyusunan sistematika
paleon’tologi (taksonomi) oleh Baron Cuvier.
3. William Smith (1769 – 1834)
William dalam perkembangan paleontologi ini dikenal dengan teori Law of Strata Identified by
Fossils atau Hukum Mengenali Lapisan Dengan Fosil Kemenerusan, dimana suatu lapisan
batuan dapat dikenali dengan kandungan fosilnya.
4. Chevalier de Lamarck (1774 – 1829)
Merupakan pencetus hipotesa evolusi dalam bidang ilmu ini. Dimana menurut teorinya,
organisme melakukan perubahan diri untuk beradaptasi dengan lingkungannya.
5. Abbe Giraud de Saulave (1777)
Teori paleontologi yang paling dikenal dari Abbe Giraud de Saulave adalah Law of Faunal
Succession atau Hukum Urut-urutan Fauna. Dimana ia berpendapat bahwa jenis-jenis fosil itu
berada sesuai dengan umurnya. Fosil pada formasi terbawah tidak serupa dengan formasi yang di
atasnya.
6. Charles Robert Darwin (1809 – 1882)
Perkembangan bidang ini berikutnya yaitu Darwin dengan teori perubahan makhluk hidup yang
disebabkan oleh adanya faktor seleksi alam.
7. Shrock & Twen hofel (1952)
Shrock & Twen hofel mendefiniskan ilmu Paleontologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang
kehidupan masa lampau dalam skala umur geologi. Studi paleontologi dibatasi oleh skala waktu
geologi dengan skala umur termuda adalah Kala Holosen (sekitar 0.01 juta tahun yang lalu).
8. Paleontologi Pada abad ke 18 dan 19
Seorang ahli geologi berkebangsaan Inggris William Smith dan ahli paleontolog`i Georges
Cuvier dan Alexandre Brongniart dari Prancis menemukan batu-batuan yang berumur sama serta
mengandung fosil yang sama juga, walaupun batu-batuan tersebut letaknya terpisah cukup jauh.

KONSEP DASAR PALEONTOLOGI


1. Taksonomi
Taksonomi diartikan sebagai pengelompokan dari makhluk hidup atau organisme yang di
dasarkan pada kesamaan dari ciri secara fisik tertentu pada paleontologi. Untuk penyebutan
organisme dimana tingkatan taksonominya belum diketahui, sering digunakan istilah taksa.
2. Spesifikasi Nama
Deskriptif dari pemberian sebuah nama pada organisme yang didasarkan dari ciri fisiknya bisa
berupa:
Berdasarkan bentuk tubuh; contohnya yaitu Turritella angulata yang berarti
memiliki bentuk tubuh yang meninggi atau turreted serta memiliki ruangan yang
menyudut.
Berdasarka struktur; contohya yaitu Tubipora musica dimana memiliki struktur
bentuk tubuh menyerupai pipa atau tube serta tersusun menyerupai alat musik
atau musica.
Berdasarkan geografis; bisa diartikan pemberian sebuah nama pada organisme
makhluk hidup yang didasarkan dari lokasi dimana fosil itu ditemukan untuk yang
pertama kali. Sebagai contoh yaitu Fussulina sumatrensis dimana fosil Fussulina
ini petama kali ditemukan di daerah Sumatera.
Berdasarkan personal; atau bisa diartikan pemberian nama berdasarkan orang atau
peneliti yang menemukannya. Sebagai contoh yaitu Discoater martinii dimana
kata Martini merupakan nama penemu dari fosil tersebut.
3. Filogeni
Filogeni adalah ilmu yang mempelajari hubungan kekerabatan suatu organisme dengan
organisme lainnya. Hubungan tersebut ditentukan berdasarkan morfologi hingga DNA. Filogeni
sangat diperlukan dalam mempelajari proses evolusi dan penyusunan taksonomi. Ada beberapa
metode penyusunan yang digunakan dalam filogeni, diantaranya:
Feneti; metode penyusunan filogeni dengan pendekatan analisa numerik. Pendekatan
tersebut meliputi penghitungan indeks ketidaksamaan, indeks keanekaragaman, analisa
pola dan berbagai indek yang lainnya. Dalam pendekatan fenetik, semua subyek dan
faktor yang dianalisis mempunyai kedudukan yang sama.
Kladistik; metode ini muncul atas dasar pemikiran bahwa proses alamiah akan selalu
mengambil jalan yang paling singkat. Dalam kladistik, ciri fisik memiliki tingkatan
yang berbeda.
4. Metode Identifikasi
a. Morfologi : Pendekatan morfologi berupa deskriptif kualitatif, meliputi bentuk tubuh, struktur
yang biasanya berkembang dan sebagainya.
b. Biometri : Pendekatan secara kuantitatif, yaitu berdasarkan ukuran tubuh dari suatu
organisme. Itulah tadi beberapa konsep konsep bentuk dasar yang digunakan dalam studi
paleontologi.
KEGUNAAN PALEONTOLOGI DALAM KEHIDUPAN
1. Menentukan Umur Relatif Batuan
Kemunculan fosil dari zaman ke zaman selalu berbeda, sehingga fosil dapat digunakan
untuk menentukan umur relatif suatu batuan sedimen. Fosil Indeks: fosil yang kemunculannya
sangat spesifik mewakili suatu zaman, contoh: Ammonit pada Trias. Syarat-syarat fosil indeks:
Memiliki penyebaran lateral yang luas, kisaran umurnya pendek dan mudah dikenali.
2. Melakukan Korelasi
Korelasi:menghubungkan dua atau lebih satuan batuan berdasarkan kesamaan umur.
Biostratigrafi adalah menyusun suatu satuan batuan berdasarkan kesamaan kandungan fosilnya.
Dalam perkembangannya satuan biostratigrafi sering identik dengan umur dari batuan itu sendiri.
3. Menentukan Lingkungan Pengendapan
Organisme dalam hidupnya dibatasi oleh suatu lingkungan, dimana organisme tersebut
dapat beradaptasi. Dengan demikian fosil dapat dipergunakan untuk menentukan lingkungan
pengendapan. Syarat: fosil terendapkan pada lingkungan dimana dia hidup (bioconoese ),
lingkungan hidupnya sempit dan mudah dikenali. Lingkungan Pengendapan : Darat, meliputi
gurun, sungai, danau, dan sebagainya. Sedangkan laut, meliputi: pantai, rawa, laut dangkal
(neritik) dsb.
4. Mengetahui Paleoklimatologi
Selain lingkungan hidup, organisme juga dipengaruhi oleh iklim sebagai salah satu unsur
lingkungan. Contoh: Koral biasanya hidup pada iklim tropis – sub tropis.

HUBUNGAN PALEONTOLOGI DENGAN ILMU LAIN


Paleontologi berkaitan erat tentang fosil dan perkembangan makhluk hidup hingga sekarang.
Sehingga paleontoligi berhubungan erat dengan ilmu evolusi. Tapi sampai sekarang, ilmu
tentang evolusi banyak sekali terdapat pro dan kontra, banyak yang setuju dengan ilmu ini, tetapi
lebih banyak yang menolaknya. Tapi dalam hal ini, paleontologi sangat berkaitan dengan
evolusi, bahkan sangat menunjang, unutk membuktikan kebenarannya.
Untuk ilmu yang lainnya, ada beberapa ilmu yang erat kaitannya dengan paleontology
antara lain :
1. Biostratigrafi
Biostratigrafi merupakan ilmu penentuan umur batuan dengan menggunakan fosil yang
terkandung didalamnya. Biasanya bertujuan untuk korelasi, yaitu menunjukkan bahwa horizon
tertentu dalam suatu bagian geologi mewakili periode waktu yang sama dengan horizon lain
pada beberapa bagian lain.
2. Kronostratigrafi
Kronostratigrafi merupakan cabang dari stratigrafi yang mempelajari umur strata batuan dalam
hubungannya dengan waktu. Tata nama stratigrafi standar adalah sebuah sistem kronostratigrafi
yang berdasarkan interval waktu paleontologi yang didefinisikan oleh kumpulan fosil yang
dikenali (biostratigrafi). Tujuan kronostratigrafi adalah untuk memberikan suatu penentuan umur
yang berarti untuk interval kumpulan fosil ini.
3. Mikropaleontologi
Mikropaleontologi merupakan cabang paleontologi yang mempelajari mikrofosil. Mikrofosil
adalah fosil yang umumnya berukuran tidak lebih besar dari empat millimeter, dan umumnya
lebih kecil dari satu milimeter, sehingga untuk mempelajarinya dibutuhkan mikroskop cahaya
ataupun elektron. Secara tegas, sulit untuk menentukan apakah suatu organisme dapat
digolongkan sebagai mikrofosil atau tidak, sehingga tidak ada batas ukuran yang jelas.
4. Paleobotani
Paleobotani atau palaeobotani (dari bahasa Yunani paleon berarti tua dan botany yang berarti
ilmu tentang tumbuhan), adalah cabang dari paleontologi yang khusus mempelajari tentang
tumbuhan pada masa lampau.
5. Paleozoologi
Paleozoologi atau palaeozoology (bahasa Yunani: παλαιον, paleon = tua dan ζωον, zoon =
hewan) adalah adalah cabang dari paleontologi atau paleobiologi, yang bertujuan untuk
menemukan dan mengindentifikasi fosil hewan bersel banyak dari sistem geologi atau arkeologi,
untuk menggunakan fosil tersebut dalam rekonstruksi lingkungan dan ekologi prasejarah.
6. Palinologi
Palinologi merupakan ilmu yang mempelajari polinomorf yang ada saat ini dan fosilnya,
diantaranya serbuk sari, sepura, dinoflagelata, kista, acritarchs, chitinozoa, dan scolecodont,
bersama dengan partikel material organik dan kerogen yang terdapat pada sedimen dan batuan
sedimen.

KESIMPULAN
Berdasarkan materi yang telah dibahas diatas, dapat disimpulkan bahwa Paleontologi
dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan. Hal tersebut karena Paleontologi telah memenuhi
persyaratan sebagai ilmu pengetahuan, antara lain, Sistematis, Logis. Objektif, dan Prediktif.
Secara bahasan materi Paleontologi merupakan cabang ilmu yang memiliki batas bahasan dan
aturan pembelajaran yang jelas serta berurutan antara satu dengan yang lain. Seperti Taksonomi
dan penataan nama pada ruang lingkup Paleontologi merupakan suatu hal yang mutlak antara
kesesuaian makhluk dengan penamaanya.
Selain itu, materi Paleontologi juga dapat dicerna akal dan mungkin adanya serta dapat
dibuktikan seperti aplikasi paleontologi yang dapat menentukan umur relative batuan. Ilmu ini
juga memenuhi nilai objektif karena aturan mengenai spesifikasi nama dan filogeni suatu
makhluk dapat dibuktikan dengan penelitian DNA, jadi terikat pada kebenaran aturannya bukan
kepada orang yang menilainya. Paleontologi juga mengandung nilai prediktif karena mampu
memperikirakan kejadian yang terjadi di masa lampau dan keterkaitannya dengan proses
keterbentukan sehingga dapat dipelajari hingga sekarang.

LAMPIRAN GAMBAR
Gambar 1.1 Contoh klasifikasi nama fosil

Gambar 1.2 Hasil rekonstruksi fosil hewan purba

DAFTAR PUSTAKA

Hisham. 2015. Pengertian dan Konsep Paleontologi secara umum. Diakses pada tanggal
29 September 2018 dari website https://hisham.id/2015/07/pengertian-paleontologi.html
Rahadian, Munarsa. 2017. Ilmu Paleontologi : Pengertian, Sejarah, Ruang Lingkup,
Tokoh/Ahli, Ilmu terkait, Peran dalam kehidupan. Diakses pada tanggal 29 September
2018 dari website https://www.materipendidikan.info/2017/12/ilmu-paleontologi-
pengertian-sejarah.html
Rumidi, Sukandar. 2008. Paleontologi Aplikasi : Penuntun praktis untuk geologist muda.
Yogyakarta : Gajah Mada Press.

Anda mungkin juga menyukai