UNIVERSITAS PADJADJARAN
2020
Gelombang merupakan getaran yang merambat. Gelombang memiliki bentuk ideal
yang mengikuti gerak sinusoide. Sinusoide atau Gelombang sinus memiliki bentuk
osilasi halus berulang yang mana memiliki fungsi sebagai berikut:
dimana
A= Amplitudo, merupakan puncak simpangan fungsi dari posisi
tengahnya
ω = Frekuensi Sudut, menunjukkan berapa banyak gerak bolak-balik
yang terjadi dalam satuan waktu dalam radian per detik
φ = Fase, menunjukan posisi awal Gerakan Ketika t= 0
Sifat fisika batuan disatu titik berubah ubah. Tergantung arah gelombang nya.
Contoh:
Energi atau getaran yang datang di satu titik tidak dapat diteruskan
seluruhnya ketitik berikutnya dikarenakan adanya peredaman di setiap titik
batuan sehingga nilai E1>E2
Pada batas lapisan terjadi pantulan, biasan, dan Difraksi pada batas lapisan
Gelombang Elastik
Noise
Noise merupakan gangguan yang sering ditemui pada rekaman data seismic. Pada
umumnya noise dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
Noise Koheren
Noise Koheren merupakan noise yang dihasilkan akibat peledakan yang
dilakukan pada sumber saat akuisisi data, contoh dari noise koheren ini
adalah gelombang permukaan atau ground roll yang memiliki amplitude kuat,
gelombang langsung dengan frekuensi tinggi.
Noise Tidak Koheren
Noise tidak koheren atau random ambeient noise merupakan gangguan yang
bukan dihasilkan dari sumber nya, contohnya adalah angin, kendaraan yang
lewat, dan lain lain.
Prinsip Huygen
Setiap titik pada muka gelombang adalah sumber gelombang sekunder yang lebih
kecil. Prinsip dapat dipakai untuk menjelaskan fenomena melemahnya gelombang
seismic seiring dengan berambahnya kedalaman.
Difraksi
DIfraksi merupakan reflector semu yang dihasilkan akibat penghamburan
gelombang utama yang menghantam ketidak menerusan seperti permukaan sesar,
ketidak selarasan.
Aliasing
Peristiwa hilangnya Sebagian frekuensi
Terdapat beberapa parameter gelombang yang dapat memberikan informasi geologi
(atribut seismic) terdiri atas:
a) Kecepatan
b) Frekuensi
c) Amplitudo
d) Fase