Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK 4

“RUANG LINGKUP KAJIAN PALEO ANTROPOLOGI”

DISUSUN OLEH :

NINGSIH SOLEMAN (NH0721010)

LAFIANA MUNIR (NH0721008)

PROGRAM STUDI SI GIZI

STIKES NANI HASANUDDIN

MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas Berkah
dan HidayahNya kami dapat menyelesaikan tugas makalah paleoantropologi ini dengan
harapn agar pembaca dapat memahami dan menghargai sejarah tentang perkembangan
manusia.

semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca agar lebih mengenang dan menghargai
sejarah tentang perkembangan manusia purba serta dapat mengenang dan menghormati jasa-
jasa para penemuan yang telah memberikan pelajaran kepada kita tentang teori-teori dan

sejarah tentang manusia purba.

Makassar, 22 maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER………………………………………………………………………………………I

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..II

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………III

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………IV

A. Latar Belakang………………………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………….
C. Tujuan………………………………………………………………………………...

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………..V

1. Pengertian paleo antropologi………………………………………………………….


2. Sejarah ilmu paleo antropologi………………………………………………………..
3. Sejarah perkembangan manusia………………………………………………………
4. Perkembangan corak kehidupan dari zaman dahulu hingga zaman sekarang………..

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………….VI

A. Kesimpulan……………………………………………………………………………
B. Saran…………………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………VII
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu Syajaratun yang memiliki arti pohon
kayu. Pengertian pohon kayu disini adalah kejadian, perkembangan, suatu peristiwa
yang membentuk suau kontunitas dari suatu kejadian. Ilmu sejarah mempunyai arti
yang sangat luas, para ahli juga banyak mengemukakan pendapatnya tentang ilmu
sejarah.
Maka dari itu ilmu bantu sejarah sangat dibutuhkan untuk membantu
perkembangan sejarah dalam berbagai penelitian atau yang lainnya. Sejarawan tidak
dapat bekerja sendirian, sejarawan juga memerlukan ilmu-ilmu bantu yang relevan
dengan penelitiannya, yang mencakup sejarah dari zaman dahulu yaitu zaman purba
sampai sekarang ini. Semakin luas perkembangan yang terdapat di ilmu sejarah, ilmu
bantu sejarah dapat membuat wawasan akan semakin luas tentang pengertian ruang
lingkup sejarah itu sendiri.
Dalam memperoleh jawaban atas pertanyaan kapan manusia pertama kali
muncul di Bumi, kita harus meninjau kembali catatan fosil. Catatan ini menunjukkan
bahwa umat manusia dibumi sudah berusia jutaan tahun. Penemuan ini terdiri atas
kerangka dan tengkorak kepala manusia, dan jejak peninggalan berbagai bangsa yang
hidup di zaman berbeda. Salah satu peninggalan manusia tertua adalah “ jejak kaki “
yang ditemukan oleh ahli paleontologi terkenal, Mary Leakey, tahun 1977 di daerah
Laetoli, Tanzania.
Paleoantropologi adalah ilmu bagian yang meneliti soal asal-usul atau soal
terjadinya dan evolusi makhluk manusia dengan menggunakan bahan penelitian sisa-
sisa tubuh yang telah membantu, atau fosil-fosil manusia dari zaman dahulu, yang
tersimpan dalam lapisan-lapisan bumi yang harus didapat oleh si peneliti dengan
berbagai metode penggalian.
B. Rumusan masalah
1. Apa definisi ruang lingkup paleo Antropologi
2. Bagaimana sejarah perkembangan ilmu paleo Antropologi
3. Apa saja ciri-ciri manusia purba
4. Bagaimana kehidupan zaman paleo antropologi

C. Tujuan
1. Agar memahami sejarah perkembangan ilmu paleoantropologi
2. Agar memahami sejarah perkembangan manusia
3. Memahami macam-macam serta ciri-ciri manusia purba
4. Mengetahui pola hidup atau cara hidup manusia purba zaman dahulu
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ruang lingkup Paleo Antropologi
Paleo-antropologi adalah ilmu bagian yang meneliti soal asal-usul atau sola
terjadinya dan evolusi makhluk manusia dengan mempergunakan sebagai bahan
penelitian sisa-sisa tubuh yang telah membatu,atau fosil-fosil manusia dari zaman
dahulu,yang tersimpan dalam lapisan-lapisan bumi yang harus didapat oleh si peneliti
dengan berbagai metode penggalian.
Hubungan antara Antropologi dan Paleontologi Ilmu paleontologi dalam
antropologi berperan sebagai ilmu yang meneliti fosil makhluk-makhluk dahulu kala
untuk membuat suatu rekontruksi tentang proses evolusi bentuk-bentuk makhluk dari
dahulu kala hingga sekarang. Manusia Modern adalah manusia yang hampir
menyerupai manusia sekarang dan manusia yang hidup sampai saat ini yaitu homo
sapiens. Fosil (bahasa Latin : fossa yang berarti “menggali keluar dari dalam tanah”)
adalah sisa-sisa makhluk hidup yang menjadi batu atau mineral.
B. Sejarah ilmu Paleo Antropologi
Paleontropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang fosil-fosil manusia-
manusia purba sering juga disebut sebagai antropologi ragawi. Yang dijadikan
sebagai objek ilmu Paleoantropologi ialah manusia-manusia purba itu sendiri. Ilmu ini
bertujuan untuk merekontruksi asal-muasal manusia, evolusi, pesebarannya,
lingkungan, cara hidup dan budayanya (Teuku Jacob, 1990:65-66). Di Indonesia fosil-
fosil manusia ditemukan pada lapisan pleistosen.
Semula berawal dari temuan E. Dubois (1890) temuannya yaitu tulang rahang
di dekat desa trinil, di pinggir aliran bengawan solo, tidak jauh dari Ngawi. Kemudian
setelah itu ditemukan di tempat yang berbeda namun waktunya juga berbeda. Peneliti-
peneliti lain yaitu G.H.R. Von Koeningswald dan F. Weidenrich antara tahun 1931-
1934 menemukan sebelas fosil manusia purba namun fosil tersebut lebih sempurna
daripada pithecanthropus erectus mungkin sudah merupakan manusia sehingga
mereka beri nama Homo Soloensis(manusia solo).
Paleoantropologi mempunyai kajian berbeda dengan paleontologi. Objek
kajian paleoantropologi adalah mempelajari fosil manusia purba. Ilmu ini berusaha
mengkaji, merekonstruksi asal usul manusia, evolusinya, persebarannya,
lingkungannya, cara hidup dan budayanya. Fosil-fosil manusia ditemukan pada kala
pleistosen. Di Indonesia kajian manusia purba telah banyak dilakukan oleh sarjana
Eropa sejak akhir abad 19. Eugene Dubois menemukan tulang rahang di daerah Trinil
tepi Bengawan Solo. Setelah direkonstruksi fosil itu diberi nama Pithecantropus
Erectus yang artinya manusia kera berdiri tegak. GHR. Von Koeningswald yang
berhasil merekonstruksi fosil Homo Soloensis (Manusia Solo), Homo Mojokertensis
(Manusia Mojokerto) dan Pithecantropus Mojokertensis (Manusia kera dari
Mojokerto) dan Meganthropus Paleojavanicus (Manusia besar Jawa purba).
C. Sejarah Perkembangan Manusia
1. Megantropus paleojavanicus
(Fajar, 2011) menjelaskan definisi dan ciri-ciri Meganthropus Paleojavanicus
sebagai berikut. Meganthropus Paleojavanicus adalah manusia purba yang tertua
di Indonesia. Meganthropus Paleojavanicus berasal dari kata-kata berikut ini:
 Mega yang artinya adalah "besar".
 Anthropus yang artinya adalah "manusia".
 Paleo yang artinya adalah "paling tua/tertua".
 Javanicus yang artinya adalah "Jawa".
Jadi Meganthropus Paleojavanicus artinya adalah "manusia bertubuh besar
yang paling tua dari Pulau Jawa". Meganthropus Paleojavanicus diperkirakan hidup
pada dua juta tahun yang lalu.
Ciri-ciri Meganthropus paleojavanicus adalah sebagai berikut :
 Memiliki tulang pipi yang tebal
 Memiliki otot kunyah yang kuat
 Memiliki tonjolan kening yang menyolok
 Memiliki tonjolan belakang yang tajam
 Tidak memiliki dagu
 Memiliki perawakan yang tegap
 Memakan jenis tumbuhan
 Hidup antara 2 sampai 1 juta tahun yang lalu
 Badannya tegak
 Hidup mengumpulkan makanan
 Rahangnya kuat.
Pola kehidupan manusia purba: Bersifat Nomaden (hidup berpindah-pindah),
yaitu pola kehidupannya belum menetap dan berkelompok di suatu tempat serta, mata
pencahariannya berburu dan masih mengumpulkan makanan; Bersifat Sedenter
(menetap), yaitu pola kehidupannya sudah terorganisir dan berkelompok serta
menetap di suatu tempat, mata pencahariannya bercocok tanam.
pola kehidupan nya meganthropus paleojavanicus :
1.makanannya tumbuh tumbuhan
2.karena makanannya tanpa proses pemasakan , maka gigi rahangnya besar kuat.
3. tubuh kekar dan tidak berdagu

2. Pithecanthropus

Pithecanthropus adalah mantan genus hominid yang telah punah yang


anggotanya kini telah yang masukan ke spesies Homo erectus

Ciri-ciri Pithecanthropus yaitu sebagai berikut.

a. Tinggi tubuhnya kira-kira 165-180 cm.

b. Badan tegap, namun tidak setegap Meganthropus.

c. Tonjolan kening tebal dan melintang sepanjang pelipis.

d. Otot kunyah tidak sekuat Meganthropus.

e. Volume otaknya 900 cc.

f. Hidung lebar dan tidak berdagu.

g. Makanannya bervariasi, yaitu tumbuhan dan daging hewan buruan.

h. Tulang rahang dan geraham kuat serta bagiankening menonjoli.

Kuat Manusia Jawa (Homo erectus paleojavanicus) adalah jenis Homo erectus
yang pertama kali ditemukan. Pada awal penemuan, makhluk mirip manusia ini diberi
nama ilmiah Pithecanthropus erectus oleh Eugène Dubois, pemimpin tim yang
berhasil menemukan fosil tengkoraknya di Trinil pada tahun 1891. Nama
Pithecanthropus erectussendiri berasal dari akar bahasa Yunani dan latindan memiliki
arti manusia-kera yang dapat berdiri.Pithecanthropus Mojokertensis[ ]Pada tahun
1936, telah ditemukan fosil tengkorak anak manusia purba oleh Weidenreich didesa
Jetis, Mojokerto. Fosil manusia purba tersebut diberi nama Pithecanthropus Robustus,
sedang Von Koeningswald menyebutnya Pithecanthropus Mojokertensis.
Ciri-ciri :

1.badan tegak

2.tidak memiliki dagu

3.bentuk kening menonjol

4.tinggi badan 165 – 180 cm

5.volume otak 750 – 1.300 cc

6.tulang rahang dan geraham cukup kuat

7.tulang tengkorak cukup tebal

8.bentuk tengkorak lonjong

9.hidup sekitar tahun 2 – 2,5 juta tahun yang lalu

Pithecantropus SoloensisG.H.R. Von Koeningswald, Oppenorth, dan Ter Haar


pada sekitar tahun 1931-1934 mengadakan penelitian di Lembah Sungai Bengawan
Solo dan penemuan pertama di Ngandong(Blora) adalah fosil Pithecanthropus
Soloensis artinya manusia kera dari Solo, kemudian ditemukan juga jenis
Pithecanthropus di Sangiran yang diperkirakan hidup pada 900.000 sampai 200.000
tahun yang lalu diperkirakan terdapat di Sumatera, Kalimantan, dan
Cina.Pithecanthropus RobustusFosil ini ditemukan oleh weidenreich dan Von
koenigswald pada tahun 1939 di Trinil, lembah Bengawan Solo. Fosil ini berasal dari
lapisan pleistosen bawah. Von koenigswald menganggap fosil ini sejenis dengan
pithecanthropus Mojokertensis.Hasil budaya manusia purba Pithecanthropus Erectus :–
Kapak perimbas– Kapak penetak– Kapak gengam– Pahat gengam– Alat serpih– Alat-
alat tulang

3.Homo

1. Homo neanderthalensis

adalah anggota genus Homo yang telah punah dan berasal dari zamanPleistosen.
Spesimennya ditemukan di Eurasia, dari Eropa Barat hingga Asia Tengahdan Utara.
Spesies ini dinamakan Neandertal sesuai dengan lokasi tempat pertama kali ditemukan
di Jerman, Neandertal atau Lembah Neander. Neanderthal dapat diklasifikasikan
sebagai subspesies manusia (Homo sapiens neanderthalensis) atau spesies yang berbeda
(Homo neanderthalensis).

2. Homo floresiensis ("Manusia Flores", dijuluki Hobbit)

adalah nama yang diberikan oleh kelompok peneliti untuk spesies dari genus Homo,
yang memiliki tubuh dan volume otakkecil, berdasarkan serial subfosil (sisa-sisa tubuh
yang belum sepenuhnya membatu) dari sembilan individu yang ditemukan di Liang
Bua, Pulau Flores, pada tahun 2001.

3. Homo Wajakenesis

adalah manusia purba yang pernah hidup di Indonesia, tepatnya di daerah Tulungagung,
Jawa Timur. Fosil Homo wajakensis ditemukan oleh Van Riestchoten pada tahun 1889
di Desa Wajak, Tulungagung. Fosil ini kemudian diteliti oleh Eugene Dubois. Temuan
fosil ini merupakan temuan fosil manusia purba pertama yang dilaporkan berasal dari
Indonesia. Fosil Homo Wajakensis mempunyai tinggi badan sekitar 130—210 cm,
dengan berat badan antara 30-150 kg. Volume otaknya mencapai 1300 cc Manusia
purba jenis ini hidup antara 40.000 —25.000 tahun yang lalu, pada lapisan Pleistosen
Atas. Apabila dibandingkan jenis sebelumnya, Homo Wajakensis menunjukkan
kemajuan. Makanannya sudah dimasak walaupun masih sangat sederhana. Tengkorak
Homo Wajakensis memiliki banyak persamaan dengan tengkorak penduduk asli suku
Aborigin diAustralia. Oleh karena itu, Eugene Dubois menduga bahwa Homo
WajakensIs termasuk dalam ras Australoide, bernenek moyang Homo Soloensis dan
menurunkan bangsa Aborigin. Fosil Homo Wajakensis juga memiliki kesamaan dengan
fosil manusia Niah di Serawak Malaysia, manusia Tabon di Palawan, Filipina, dan
fosilfosil Australoid dari Cina Selatan, dan Australia Selatan.

4. Homo sapiens idaltu

adalah subspesies Homo sapiens yang telah punah. Spesies ini hidup 160.000
tahun yang lalu pada zaman Pleistosen di Afrika. Idaltu adalah kata dalambahasa Afar.
Fosil Homo sapiens idaltu ditemukan di Segitiga Afar tahun 1997 oleh Tim White. 

5.Homo Soloensis

Fosil Homo soloensis ditemukan di Ngandong, Blora, di Sangiran dan


Sambung Macan, Sragen, oleh Ter Haar, Oppenoorth, dan Von Koenigswald pada
tahun 1931—1933 dari lapisan Pleistosen Atas. Homo Soloensis diperkirakan hidup
sekitar 900.000 sampai 300.000 tahun yang lalu. Volume otaknya mencapai 1300 cc.
Menurut Von Koenigswald makhluk ini lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan
Pithecanthropus Erectus. Diperkirakan makhluk ini merupakan evolusi dan
Pithecanthropus Mojokertensis. Oleh sebagian ahli, Homo Soloensis digolongkan
dengan Homo Neanderthalensis yang merupakan manusia purba jenis Homo Sapiens
dari Asia, Eropa, dan Afrika berasal dari lapisan Pleistosen Atas.

D. Perkembangan corak kehidupan dari zaman dahulu hingga zaman sekarang

Awal dari perkembangan manusia adalah diawali dengan manusia purba


tersebut, seperti yang kita ketahui banyak jenis manusai purba mulai dari
meganthropus, homo, dll. Berawal dari kehidupan manusia purba itulah, kehidupan
pun berkembang dengan hal-hal yang dilakukan oleh manusia purba tersebut
sebenarnya manusia purba tersebut disebut sebagai mahkluk individu atau makhluk
tunggal tetapi dalam hal ini bukan berarti makhluk purba tersebut dapat hidup sendiri,
karena sangat tidak mungkin untuk hidup sendiri, karena dalam menjalani hidup
manusia harus bekerja sama dengan yang lain, atau hidup berkelompok, begitupun
dengan manusia modern jaman sekarang. Dan manusia purba juga berkontribusi
dalam perkembangan manusia hingga saat ini, dari teknologi, sandang pangan dan
pembuatan alat-alat yang sederhana, masyarkat purba jaman dahulu bertahan hidup
dengan cara :

1. Masa berburu dan mengumpulkan makanan

Pada wakru itu lingkungan hidup di bumi masih labil dan liar. Kegiatan
berburu tersususn dalam keluarga kecil. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin,
laki-laki bertugas melakukan pemburuan dan yang perempuan mengumpulkan
makanan (tumbuhantumbuhan dan hewan-hewan kecil), yang tidak memerlukan
tenaga besar, dan juga bertugas mengurusi anak-anak. Upaya-upaya yang dlakukan
manusia purba dalam mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya pada
masa ini adalah sebagai berikut

a. Menciptakan berbagai alat dari batu dan tulang untuk menutupi kekurangan

fisiknya, alat-alat tersebut seperti kapak genggam, kapak perimbas.

b. Hidup berkelompoj antara 10-15 orang.


2. Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut

Corak kehidupan dari masa bergantung pada alam, mereka hidup berburu
binatang di dalam hutan, menangkap ikan, dan mengumpulkan makanan seperti umbi-
umbi, buah -buahan, biji-bijian, dan dedaunan. Kaum wanita yang tidak banyak
terlibat kegiatan perburuan, lebih banyak berada disekitar gua-gua tempat tinggal
mereka. Karena perhatian wanita ditunjukkan kepada lingkungan yang terbatas, maka
ia mampu memperluas pengetahuannya tentang seluk beluk tumbuhan yang dapat di
budidayakan.

2. Masa bercocok tanam.

Masa bercocok tanam merupakan masa yang penting bagi perkembangan


masayarakat dan peradaban, karena beberapa penemuan baru dalam rangka
penguasaan sumber alam bertambah cepat. Cara bercocok tanam mulai dikembangkan
sehingga muncul lading-ladang pertanian yang sedrhana. Pada awalnya masa
bercocok tanam menghasilkan kedelai, ubi, pisang, manggis, rambutan, dsb. Pada
masa bercocok tanam sudah ada tanda-tanda cara hidup menetap disuatu
perkampungan. Pada masa ini sudah ada desa-desa kecil semacam dusun. Pada setiap
dukun terdapat beberapa tempat tinggal yang dibangun secara tidak beraturan.

Perkembangan teknologi

sudah ada sejak zaman dahulu dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia
purba seperti pembuatan ruamh tinggal, alat-alat berburu tetapi menggunakan bahan-
bahan yang sederhana. Teknologi apabila dikaitkan pada zaman manusia purba
benda-benda perunggu yang ditemukan dari zaman logam dibuat dengan
menggunakan dua teknik :

1. Teknik bivalve (serangkap)


Teknik ini menggunakan dua cetakan yang dapat di tangkapkan
(dirapatkan). Cetakan tersebut diberi lubang pada bagian astasnya, dari
lubang itu dituangkan logam cair bila perunggu sudah dingin cetakan
dibuka. Bila membuat benda berongga maka digunakan tanah liat sebagai
intinya yang akan membentuk rongga setelah tanah liat itu dibuang.
Cetakan ini dapat dipergunakan berkali-kali.
2. Teknik a circle Perduel (cetakan lilin)
Pembuatan perunggu dalam teknik ini diawali dengan membuat bentuk
benda logam dari lilin yang berisi tanah liat sebagai isinya, bentuk lilin
yang sudah lengkap dibungkus lagi dengan tanah liat yang lunak. Pada
bagian atas dan bawah diberi lubang dari lubang atas dituangkan perunggu
cair dan dari lubang lubang bawah mengalirkan lilin yang meleleh. Bila
perunggu yang dituangkan perunggu cair dan dari lubang bawah
mengalirkan lilin yang meleleh. Bila perunggu yang dituangkan sudah
dingin, cetakan tersebut dipecah untuk mengambil bendanya yang sudah
jadi. Cetakan seperti ini hanya dapat dipergunakan sekali saja dan manusia
purba mengecor logam

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Kepulauan Nusantara sangat terkenal sebagai tempat penemuan fosil manusia
purba. Kebanyakan ditemukan di pulau Jawa. Hal ini membuktikan bahwa Jawa
merupakan wilayah Nusantara yang paling banyak di “kunjungi” oleh “ Manusia
Purba “. Di luar Jawa memang juga ada namun tidak sebanyak di Jawa.
Perubahan demi perubahan terjadi yang berakhir pada manusia modern seperti
pada saat ini, termasuk cara hidup atau pola hidup yang juga mengalami
perubahan dari yang semuanya alami dan sederhana menjadi serba canggih dan
berkualitas terutama untuk kesehatan manusia. Dari perubahan pada setiap
manusia purba, maka juga ditemukan perkembangan cara mereka untuk bertahan
hidup dengan menciptakan alat-alat yang sederhana untuk dipakai berburu atau
kegiatan lainnya yang besar kaitannya dengan kehidupan mereka.

B. SARAN
Dengan adanya makalah ini kami mengharapkan agar para pembaca dapat
memahami dan menambah wawasan tentang paleo antropologi yang pernah
diteliti oleh para Ahli di pulau Jawa.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah 1, Nugraha,..S., Wulandari, Rosidya, M.Y., Lestari, p.p., Widiyanta,


2014, Laporan kajian potensi cagar budaya situs sangiran dan klaster ngebung :
Jenis temuan dan lingkungan purba, sragen : kementrian pendidikan dan
kebudayaan balai pelestarian situs manusia purba.

Anda mungkin juga menyukai