Anda di halaman 1dari 29

JURNAL

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
ACARA I : PENGENALAN FOSIL

OLEH:
LENI MARLINA LOPANG
D061221047

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2023
PENGENALAN FOSIL

Leni Marlina Lopang1, Rizky Ananda Idsam2


1
Praktikan, Laboratorium Paleontologi, Departemen Teknik Geologi , Fakultas
Teknik, Universitas Hasanuddin
2
Asisten, Laboratorium Paleontologi, Departemen Teknik Geologi , Fakultas
Teknik, Universitas Hasanuddin

ABSTRAK

Paleontologi berasal dari kata paleo yang artinya masa lampau, onto yang artinya
kehidupan dan logos yang artinya ilmu. Jadi secara umum, paleontologi berarti ilmu yang
mempelajari tentang masa lampau. Dalam mepelajari Paleontologi sangat erat kaitannya
dengan fosil. Fosil dalam bahasa Latin fossa yang berarti "menggali keluar dari dalam
tanah”. Fosil adalah sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi batu atau
mineral. Praktikum ini dilakukan dengan maksud untuk memberikan pemahaman awal
melalui pengenalan dan pendeskripsian beberapa fosil dan bertujuan agar praktikan dapat
memahami dan mengetahui definisi dari fosil dan agar praktikan dapat memahami dan
mengetahui proses pemfosilan. Dalam praktikum kali ini ada 10 sampel yang digunakan
yang berasal dari filum Arthropoda, Mollusca, Coelenterata, Echinodermata, Porifera, dan
Asciothyces. Fosil erat kaitannya dengan geologi karna fosil dapat digunakan sebagai
indikator untuk mengetahui lingkungan pengendapan, indikator untuk mengetahui umur
batuan, sebagai sumber energi dan lainnya.

Kata Kunci : Paleontologi, Fosil, proses pemfosilan

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Paleontologi berasal dari kata Menurut shirock dan Twenhofel

paleo yang artinya masa lampau, onto (1952) paleontologi adalah ilmu yang

yang artinya kehidupan dan logos mempelajari kehidupan masa lampau

yang artinya ilmu. Jadi secara umum, dalam skala umur geologi. Studi

paleontologi berarti ilmu yang Paleontologi dibatasi oleh skala

mempelajari tentang masa lampau. waktu geologi yang umur termuda


adalah kala holosen (0.01 juta tahun 2. praktikan dapat

yang lalu). mengidentifikasi bentuk-bentuk fosil

Dalam mepelajari Paleontologi 3. praktikan dapat mengetahui

sangat erat kaitannya dengan fosil. manfaat dari mempelajari fosil

Fosil sendiri adalah sisa kehidupan 1.3 Alat dan Bahan

purba yang terawetkan secara alamiah Adapun alat dan bahan yang

dan terekam pada bahan-bahan dari digunakan dalam praktikum ini :

kerak bumi. Pada praktikum acara 1 1. LKP (Lembar Kerja Praktikum)

yaitu pengenalan fosil diadakan 2. Buku penuntun

dengan tujuan agar praktikan mampu 3. ATK (Alat Tulis Kantor)

mengetahui apa itu fosil dan 4. HCL

bagaimana proses pemfosilannya. 5. Lap kasar dan Lap halus

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN 6. Sampel fosil

Adapun maksud diadakannya 7. Clipboard

praktikum ini adalah untuk II. TINJAUAN PUSTAKA

memperkenalkan dan memberikan 2.1 Pengertian Paleontologi

pemahaman awal tentang fosil kepada Paleontologi adalah ilmu yang

praktikan. Tujuan dari praktikum ini mempelajari tentang bentuk-bentuk

yaitu: kehidupan yang pernah ada pada

1. praktikan dapat mengetahui apa masa lampau termasuk evolusi dan

itu fosil dan bagaimana proses interaksi satu dengan lainnya serta

pemfosilan lingkungan kehidupannya

(paleoekologi) selama umur bumi


atau dalam skala waktu geologi Paleozoologi (berasal dari bahasa

terutama yang diwakili oleh fosil. Yunani: paleon = tua dan zoon =

Paleontologi pada dasarnya berada hewan) adalah cabang dari

diantara batas biologi dan geologi dan paleontologi atau paleobiologi, yang

saling berbagi dengan arkeologi yang bertujuan untuk menemukan dan

batasnya sulit untuk ditentukan mengindentifikasi fosil hewan bersel

(Noor, 2012). banyak dari sistem geologi atau

2.2 Ruang Lingkup Paleontologi arkeologi, untuk menggunakan fosil

Ruang lingkup paleontologi tersebut dalam rekonstruksi

terbagi dalam paleobotani dan lingkungan dan ekologi prasejarah.

paleozoologi (Noor,2012). 2.3 Skala Waktu Geologi

1. Paleobotani (Tumbuhan Purba) Dalam mempelajari sejarah

Paleobotani (dari bahasa Yunani bumi juga dipakai suatu jenis

paleon berarti tua dan botany yang penanggalan, yang dikenal dengan

berarti ilmu tentang tumbuhan) nama “Skala Waktu Geologi”.

adalah cabang dari paleontologi yang Terdapat 2 skala waktu yang dipakai

khusus mempelajari fosil tumbuhan. untuk mengukur dan menentukan

Kajian paleobotani meliputi aspek umur Bumi. Pertama, adalah skala

fosil tumbuhan, rekonstruksi taksa, waktu relatif, yaitu skala waktu yang

dan sejarah evolusi dunia tumbuhan. ditentukan berdasarkan atas urutan

2. Paleozoologi (Hewan Vertebrata perlapisan batuan-batuan serta

Dan Invertebrata Purba) evolusi kehidupan organisme dimasa

yang lalu; kedua adalah skala waktu


absolut (radiometrik), yaitu suatu

skala waktu geologi yang ditentukan

berdasarkan pelarikan radioaktif dari

unsur-unsur kimia yang terkandung

dalam bebatuan. Skala relatif

terbentuk atas dasar peristiwa-

peristiwa yang terjadi dalam

perkembangan ilmu geologi itu

sendiri, sedangkan skala radiometri

(absolut) berkembang belakangan dan

berasal dari ilmu pengetahuan fisika


Gambar 2.1 Skala Waktu Geologi
yang diterapkan untuk menjawab
2.4 Pengertian Fosil
permasalahan permasalahan yang
Fosil dalam bahasa Latin fossa
timbul dalam bidang geologi.
yang berarti "menggali keluar dari

dalam tanah adalah sisa-sisa atau

bekas-bekas makhluk hidup yang

menjadi batu atau mineral. Untuk

menjadi fosil, sisa-sisa hewan atau

tanaman ini harus segera tertutup

sedimen. Sedangkan syarat- syarat

terbentuknya fosil yaitu : mempunyai

bagian yang keras, terhindar dari

proses-proses kimia (oksidasi &


reduksi), tidak menjadi mangsa Tipe pertama ini adalah

binatang lain, terendapkan pada binatangnya itu sendiri yang

batuan yang berbutir halus agar tidak terawetkan/tersimpan, dapat berupa

larut atau dalam batuan sedimen, tulangnya, daun-nya, cangkangnya,

terawetkan dalam waktu geologi dan hampir semua yang tersimpan ini

(minimal 500.000 tahun). Fosil adalah bagian dari tubuhnya yang

kadang kala terbentuk ketika “keras”. Dapat juga berupa

organisme terendam dalam air yang binatangnya yang secara lengkap

kaya kalsium dan terlapisi oleh (utuh) tersipan. misalnya fosil

mineral-mineral semacam travertine. Mammoth yang terawetkan karena es,

Sambil membusuk, organisme itu ataupun serangga yang terjebak

meninggalkan jejak dirinya di lapisan dalam amber (getah tumbuhan).

mineral (Blatama dkk, 2016). 2. Tipe Fosil Yang Merupakan Sisa-

2.5 Tipe dan Jenis Fosil Sisa Aktifitasnya

Menurut ahli paleontologi ada Fosil jenis ini sering juga disebut

beberapa jenis fosil tetapi secara sebagai trace fosil (fosil jejak), karena

umum ada dua macam jenis fosil yang yang terlihat hanyalah sisa-sisa

perlu diketahui, yaitu: fosil yang aktifitasnya. Jadi ada kemungkinan

merupakan bagian dari organisme itu fosil itu bukan bagian dari tubuh

sendiri dan fosil yang merupakan binatang atau tumbuhan itu sendiri.

sisa-sisa aktifitasnya (Noor, 2012). Adapun jenis fosil jejak antara lain

1. Tipe Fosil Yang Berasal Dari “coprolite” (fosil bekas kotoran

Organismenya Sendiri binatang) dan “trail and tracks” (fosil


bekas jejak langkah binatang). sering dijumpai pada fosil adalah

Penyimpanan atau pengawetan fosil sebagai berikut (Nugraha, 2015) :

cangkang dapat berbentuk cetakan, 1) Spherical : Menyerupai bentuk

berupa cetakan bagian dalam (internal cakram

mold) dicirikan bentuk permukaan 2) Tabular : Berbentuk tabung

yang halus, atau external mold 3) Filmate : Berbentuk daun

dengan ciri permukaan yang kasar. 4) Plate : Berbentuk pipih

Keduanya bukan binatangnya yang 5) Conical : Menyerupai bentuk

tersiman, tetapi hanyalah cetakan dari kerucut

binatang atau organisme itu. 6) Discoidal : Menyerupai cincin

2.6 Syarat-Syarat Terbentuknya yang ditengahnya mempunyai

Fosil pusat

Adapun syarat-syarat agar fosil 7) Conveks : Menyerupai bentuk

terbentuk adalah sebagai berikut satu sisi kerang

(Noor, 2012) : 8) Biconveks : Menyerupai bentuk

1. Sisa-sisa organisme. dua sisi kerang yang menutup

2. Terawetkan secara alamiah. 9) Branching :Bentuk

3. Pada umumnya padat, kompak percabangan

atau keras. 10) Globular : Berbentuk bundar

4. Berumur lebih dari 11.000 tahun. 2.8 Proses Pemfosilan

2.7 bentuk bentuk fosil Proses pemfosilan dapat terjadi

Fosil memiliki suatu bentuk dengan cara yang bermacam-macam,

yang khas. Beberapa bentuk yang serta dipengaruhi oleh keadaan


lingkungan sekitarnya. Hewan-hewan seiring dijumpai pada batuan-batuan

dan tumbuhan jika mati jasadnya berumur Mesozoikum dan

mungkin dapat terwaetkan dalam Kenozoikum, seperti gigi ikan hiu,

keadaan yang tidak berubah. Dalam berbagai tulang dan cangkang

hal ini bahan yang menyusun molluska.

cangkangnya setelah menjadi fosil b. Kadang-kadang dapat kejatuhan

masih sama dengan bahan yang getah tumbuhan dan mati karna

dimiliki oleh hewan atau tumbuhan terbungkus olehnya yang kemudian

semula sewaktu hidupnya. Ada pula dapat menjadi fosil.

hewan atau tumbuhan yang c. Tumbuhan atau bahan organik

cangkangnya terawetkan dalam lainnya setelah mati dengan cepat

keadaan berubah, misalnya karna tertutup oleh lapisan tanah. Karna

perubahan atau pengurangan zat-zat panas di dalam bumi maka gas dalam

mineral atau karna penggantian tumbuhan atau bahan organik tersebut

seluruhnya oleh berbagai bahan lain. menguap dan yang tertinggal

Proses-proses pemfosilan dapat hanyalah zat organik dalam bentuk

terjadi melalui berbagai cara (Amin, suatu gambaran atau tepak dari fosil

2014): bersangkutan yang dapat terlihat

1) Fosil-fosil yang tidak dengan jelas di dalam batuan,

termineralisasi (Rongga-rongga d. Pemfosilan berupa mumi.

dalam cangkangnya tidak terisi oleh Proses ini jarang terjadi dan hanya

berbagai mineral) terdapat di daerah ataupun di gua

a. Fosil-fosil yang tidak berubah yang hawanya sangat kering sekali.


Karna udara yang sangat kering itu kemudian tidak dapat keluar lagi dan

maka hewan yang mati akan lekas mati di tempat itu.

menjadi kering dan dengan begitu f. Pemfosilan dengan cara

bakteri pembusuk tidak ada pembekuan. Dalam hal ini hewan

kesempatan untuk membusukkan yang mati tertutup serta terlindung

hewan yang mati. Dengan car aitu oleh lapisan es yang membekukannya

hewan yang mati tersebut akan dengan segera. Oleh karna itu

menjadi fosil berupa mumi. dinginnya es tersebut maka tidak ada

e. Pemfosilan dalam aspal. Di bakteri pembusuk yang dapat hidup

beberapa daerah di dunia terdapat dalam bangkai itu untuk

berbagai tempat dimana aspal keluar membusukkannya dan udaranya

dari dalam tanah. Hal ini disebabkan tertahan oleh lapisan es itu. Sebagai

karna suatu lapisan tanah contoh paling terkenal dari proses

mengandung minyak bumi serta aspal fosilisasi ini adalah penemuan fosil

terbuka oleh kikisan dan akibatnya Mammot.

minyak bumi tersebut mengalir keluar 2) Fosil-Fosil Yang

dari permukaan tanah sehingga lama Termineralisasi

kelamaan menutupi suatu daerah Proses fosilisasi meliputi

yang luas. Sering terjadi bahwa beberapa cara, sebagai berikut:

minyak bumi itu mengalir hilang dan a. Histometabasis: Merupakan

tinggallah aspalnya yang merupakan suatu istilah yang khusus dipakai

danau aspal. Di dalam danau tersebut untuk tumbuhan terutama fosil kayu

sering terperangkap hewan yang yang mengalami penggantian total.


Molekul demi molekul dari jaringan Menyusun tulang ataupun cangkang

tumbuhan diganti oleh berbagai tersebut tetap tidak berubah.

mineral lain yang meresap ke dalam d. Koprolit: adalah kotoran hewan

jasad tumbuhan tersebut setelah yang berubah menjadi fosil.

terpendam dalam tanah. Struktur

mikro dari tumbuhan tersebut masih

terpelihara dan tampak jelas. Mineral

yang menggantikannya pada

umumnya adalah rijang, opal ataupun Gambar 2.2 Fosil Koprolit

kalsedon. e. Gastrolit: Kadang-kadang

b. Penggantian (replacement): ditemukan batu membulat yang halus

Proses ini mencakup suatu dipermukaannya didalam badan

penggantian total dari bahan-bahan hewan yang telah menjadi fosil.

yang Menyusun cangkang prganism


3) Bentuk-bentuk pemfosilan yang
dengan mineral-mineral lain.
lain
c. Permineralisasi: Adalah suatu
a. Impresi adalah suatu fosil
proses pengisian dari tiap-tiap lubang
yang terdapat dalam batuan
(pori) oleh mineral-mineral lain yang
sedangkan fosilnya sendiri telah
yang terdapat dalam tulang ataupun
lenyap.
dalam cangkang kerrang. Hanya
Impresi dapat dibagi menjadi:
lubangnya saja yang terisikan
• Tapak (Eksternal Mold) adalah
sedangkan bahan semula yang
impresi yang gambaran bagian
luar fosil yang ditinggalkan kepunahannya pada periode waktu

olehnya dalam batuan. yang terbatas. Fosil Indek dipakai

• Tuangan (Internal Mold) adalah sebagai pedoman dalam penentuan

impresi yang terjadi karna fosil umur batuan dimana fosil tersebut

itu sendiri oleh satu dan lain hal terawetkan. Pada Gambar 2.5

telah lenyap dan rongga kosong diperlihatkan daftar fosil indek yang

di dalam lapisan tanah yang digunakan sebagai kunci pada skala

ditinggalkan oleh fosil itu waktu geologi (Amin, 2014).

sendiri diganti oleh zat lain.

b. Cetakan (Cast): Cast dapat

terjadi jika rongga antara tapak dan

tuangan terisi oleh suatu zat lain dari

luar, sedangkan fosil sendiri oleh satu

da lain hal telah lenyap.

c. Liang dalam tanah yang dibuat


Gambar 2.3 fosil indek
untuk tempat kediaman hewan,
2.10 Kegunaan Fosil
misalnya cacing, kerrang dan lain-lain
Adapun kegunaan fosil, yaitu
bila terisi oleh batuan juga dapat
(Noor, 2012):
mejadi fosil.
1. Untuk mempelajari perkembangan
2.9 Fosil Indek
kehidupan yang pernah ada di
Fosil Indek adalah organisme
muka bumi sepanjang sejarah
yang hadir selama periode waktu
bumi.
tertentu dimana kemunculan dan
2. Mengetahui kondisi geografi dan 3.2 Tahapan Penelitian

iklim pada zaman saat fosil Metode praktikum kali ini

tersebut hidup. menggunakan metode kualitatif, yang

3. Menentukan umur relatif batuan dimana melakukan pendekripsian,

yang terdapat di alam didasarkan untuk mendapatkan kesimpulan

atas kandungan fosilnya. dalam penamaan fosil yang diamati.

4. Untuk menentukan lingkungan Pada praktikum ini, terdapat

pengendapan batuan didasarkan beberapa tahapan-tahapan dalam

atas sifat dan ekologi pembuatan jurnal, antara lain :

kehidupan fosil yang dikandung 3.2.1 Tahap Pendahuluan

dalam batuan tersebut. Pada tahap ini, praktikan akan

5. Untuk korelasi antar batuan batuan diberi tugas pendahuluan. dimana

yang terdapat di alam pada tahap ini praktikan akan

(biostratigrafi) yaitu dengan dasar mempelajari literatul-literatul yang

kandungan fosil yang terkait dengan pembentukan fosil

sejenis/seumur. 3.2.2 Tahap Praktikum

III. Metode Penelitian Pada tahap ini, praktikan akan

3.1 Metode melakukan deskripsi sampel dan

Metode yang digunakan dalam penggambaran sampel yang telah

praktikum acara 1 pengenalan fosil disediakan, adapun pendeskripsian

adalah mengenali dan mendeskripsi yang dilakukan oleh praktikan yaitu

sampel. dengan menentukan taksonomi,

bentuk, proses pemfosilan, umur


tahun, dan juga lingkungan Tabel 3.1 Diagram Alir

pengendapan.

3.2.3 Analisis Data

Pada tahap ini, Pada tahapan ini

akan dilakukan analisis data deskripsi

yang telah diambil saat praktikum.

Untuk menunjang analisis data, akan

diberi bimbingan oleh para asisten.

3.2.4 Tahap Penyusunan Jurnal

Pada tahap ini, praktikan akan

membuat jurnal dari hasil analisis

data tadi sebagai hasil akhirnya dalam

bentuk jurnal. Dan dilakukan asistensi

terhadap jurnal tersebut kepada

asisten.

3.2.5 Tahap Pengumpulan Jurnal

Pada tahap ini, praktikan

melakukan pengumpulan jurnal yang

telah di ACC oleh asisten sebagai

tahap akhir dari tahapan penelitian.


IV. Hasil dan Pembahasan
Adapun hasil dan pembahasan pada praktikum kali ini adalah:
4.1 Hasil
Tabel 4.1 Hasil Praktikum
NO FILUM KELAS ORDO FAMILI GENUS SPESIES
172 Arthiopod Trilobita Phocopida Calymene Calymene Calymene
Blumenbachi
a nidae
BGN (Cast)
471 Mollusca Pelecypoda Rhyhchonel Minathoty Minathotyris Minatothyrism
lida risidae Concertica Var.
Tumida

1989 Mollusca Gastropod Orchitoeni Paludinan Paludina Paludina


a oglossa idae Diluviana

1553 Mollusca Bivalvia Veneroida Neocrassi Neocrassina Neocrassina


nanidae (Neocrassina)
Obliqua (LAM.)

157 Coleantera Hidrozoa Chandiopo Porpitesid Porpites Porpites


ta ra ae Porpiaa L.

244 Porifera Anthozoa Tabulata Favositesi Favosites Favosites


dae Saginatus
805 Echonoder Echinoidea Cidaroida Cidaresid Cidares Cidares
mata ae Vesicularis
GOLDF
1083 Asciothyce Pezizomyce Helotiales Dactyloth Dactylothec Dactylotheca
s tes ecanidae a Aspera

1722 Mollusca Cephalopo Coleid Gonioteut Gonioteuyhi Gonioteuthis


da hisidae s Granulata

1542 Mollusca Chepalopo Nautilus Phymatoc Phymatocer Phymatoceras


da erasidae as Robostus
4.2 Pembahasan Bersaman dengan itu, material-

4.2.1 Sampel 172 material sedimen juga ikut

tertransportasikan. Di daerah

cekungan inilah material akan

terakumulasi, semakin lama material

akan bertambah dan menumpuk dan

Gambar 4.1 Sampel 172 mengalami tekanan, dari tekanan

Fosil dengan nomor peraga 172 tersebut akan mengakibatkan material

ini masuk dalam filum Arthiopoda, terkompaksi mengakibatkan pori-pori

kelas Trilobita, ordo Phocopida, akan mengecil, air yang terkandung di

famili Calymenenidae, genus antara material-material akan keluar,

Calymene dan spesies Calymene masuklah material sementasi yang

Blumenbachi BGN (Cast) halus. Setelah itu material mengalami

Setelah organisme ini mati, akan sementasi dan terjadi proses leaching

mengalami transportasi oleh media (proses pencucian fosil). Seiring

geologi berupa air, angin atau es ke dengan berjalannya waktu, akhirnya

daerah cekungan, selama tranportasi, organisme dan material sedimen

material-material yang tidak resisten terlitifikasi (pembatuan), sehingga

terhadap pelapukan akan mengalami organisme tersebut menjadi fosil.

pergantian terhadap material yang Adapun proses pemfosilan yang

resisten terhadap pelapukan. Setelah terjadi pada spesies ini adalah cast,

itu material tersebut terendapkan pada yaitu cetakan dari jejak oleh material

daerah cekungan yang relatif stabil. asing yang terjadi apabila rongga antar
tapak dan tuangan terisi zat lain dari Famili Minatothyrisidae, Genus

luar, sedang fosilnya sendiri telah Minatothyris, dan Mempunyai spesies

lenyap. Memiliki bentuk byfuring, Minatothyris Concentrica.

dengan komposisi kimia silikat Setelah organisme ini mati, akan

sehingga proses pengendapannya mengalami transportasi oleh media

berada di laut dalam serta berdasarkan geologi berupa air, angin atau es ke

skala waktu geologi fosil ini memiliki daerah cekungan, selama tranportasi,

perkiraan umur 434-424 Juta Tahun material-material yang tidak resisten

(silur tengah). terhadap pelapukan akan mengalami

Kegunaan dari fosil ini adalah pergantian terhadap material yang

untuk mengetahui lingkungan purba, resisten terhadap pelapukan. Setelah

menentukan umur batuan, perubahan itu material tersebut terendapkan pada

iklim serta regresi laut. daerah cekungan yang relatif stabil.

4.2.2 Sampel 471 Bersaman dengan itu, material-

material sedimen juga ikut

tertransportasikan. Di daerah

cekungan inilah material akan

terakumulasi, semakin lama material

Gambar 4.2 Sampel 471 akan bertambah dan menumpuk dan

Fosil dengan nomor peraga 471 mengalami tekanan, dari tekanan

ini berasal dari filum Mollusca, tersebut akan mengakibatkan material

dengan kelas Pelecypoda, Ordo terkompaksi mengakibatkan pori-pori

Rhyhchonellida, termasuk dalam akan mengecil, air yang terkandung di


antara material-material akan keluar, 4.2.3 Sampel 1989

masuklah material sementasi yang

halus. Setelah itu material mengalami

sementasi dan terjadi proses leaching

(proses pencucian fosil). Seiring

dengan berjalannya waktu, akhirnya Gambar 4.3 Sampel 1989

organisme dan material sedimen Fosil dengan nomor peraga 1989

terlitifikasi (pembatuan), sehingga ini berasal dari filum Mollusca,

organisme tersebut menjadi fosil. dengan kelas Gastropoda, Ordo

Adapun proses pemfosilan yang Orchitoenioglossa, termasuk dalam

terjadi pada fosil ini adalah eksternaal Famili Paludinanidae, Genus

mold. Fosil ini berbentuk Biconvex. Paludina, dan Mempunyai spesies

Komposisi kimia dari fosil ini adalah Paludina Diluviana.

karbonatan, sehingga diketahui bahwa Setelah organisme ini mati, akan

lingkungan pengendapan dari fosil ini mengalami transportasi oleh media

adalah laut dangkal berdasarkan skala geologi berupa air, angin atau es ke

waktu geologi fosil ini berumur 370- daerah cekungan, selama tranportasi,

360 Juta Tahun (Devon Tengah). material-material yang tidak resisten

Kegunaan dari fosil ini adalah terhadap pelapukan akan mengalami

untuk mengetahui lingkungan purba, pergantian terhadap material yang

menentukan umur batuan dan lainnya. resisten terhadap pelapukan. Setelah

itu material tersebut terendapkan pada

daerah cekungan yang relatif stabil.


Bersaman dengan itu, material- mineral mineral yang mengisi fosil

material sedimen juga ikut terkena suhu dan tekanan kemudian

tertransportasikan. Di daerah menjadi mineral yang lebih stabil.

cekungan inilah material akan Fosil ini berbentuk konikal. Bereaksi

terakumulasi, semakin lama material ketika ditetesi HCl yang menandakan

akan bertambah dan menumpuk dan bahwa fosil ini memiliki komposisi

mengalami tekanan, dari tekanan kimia berupa Karbonatan (CaCO3),

tersebut akan mengakibatkan material sehingga diketahui bahwa lingkungan

terkompaksi mengakibatkan pori-pori pengendapan dari fosil ini adalah laut

akan mengecil, air yang terkandung di dangkal, serta berdasarkan skala

antara material-material akan keluar, waktu geologi fosil ini berumur (1,7-

masuklah material sementasi yang 0,8 juta tahun yang lalu)

halus. Setelah itu material mengalami Kegunaan dari fosil ini adalah

sementasi dan terjadi proses leaching untuk mengetahui lingkungan purba,

(proses pencucian fosil). Seiring menentukan umur batuan dan lainnya.

dengan berjalannya waktu, akhirnya 4.2.4 Sampel 1553

organisme dan material sedimen

terlitifikasi (pembatuan), sehingga

organisme tersebut menjadi fosil.

Adapun proses pemfosilan yang

terjadi pada fosil ini adalah Gambar 4.4 Sampel 1553

rekristalisasi. Rekristalisasi adalah Fosil dengan nomor peraga 1553

proses pemfosilan yang umumnya ini berasal dari filum Mollusca,


dengan kelas Bivalvia, Ordo terkompaksi mengakibatkan pori-pori

Veneroida, termasuk dalam Famili akan mengecil, air yang terkandung di

Neocrassinanidae, Genus antara material-material akan keluar,

Neocrassina, dan Mempunyai spesies masuklah material sementasi yang

Neocrassina Obligoa. halus. Setelah itu material mengalami

Setelah organisme ini mati, akan sementasi dan terjadi proses leaching

mengalami transportasi oleh media (proses pencucian fosil). Seiring

geologi berupa air, angin atau es ke dengan berjalannya waktu, akhirnya

daerah cekungan, selama tranportasi, organisme dan material sedimen

material-material yang tidak resisten terlitifikasi (pembatuan), sehingga

terhadap pelapukan akan mengalami organisme tersebut menjadi fosil.

pergantian terhadap material yang Adapun proses pemfosilan yang

resisten terhadap pelapukan. Setelah terjadi pada fosil ini adalah internal

itu material tersebut terendapkan pada mold. Fosil ini berbentuk convex.

daerah cekungan yang relatif stabil. Bereaksi ketika ditetesi HCl yang

Bersaman dengan itu, material- menandakan bahwa fosil ini memiliki

material sedimen juga ikut komposisi kimia berupa Karbonatan

tertransportasikan. Di daerah (CaCO3), sehingga diketahui bahwa

cekungan inilah material akan lingkungan pengendapan dari fosil ini

terakumulasi, semakin lama material adalah laut dangkal, serta berdasarkan

akan bertambah dan menumpuk dan skala waktu geologi fosil ini berumur

mengalami tekanan, dari tekanan 176 juta Juta tahun (jura tengah).

tersebut akan mengakibatkan material


Kegunaan dari fosil Setelah organisme ini mati, akan

Foraminifera memiliki banyak mengalami transportasi oleh media

kegunaan dan digunakan secara rutin geologi berupa air, angin atau es ke

untuk menafsirkan umur dan daerah cekungan, selama tranportasi,

lingkungan terjadinya proses geologi material-material yang tidak resisten

berupa pengendapan batuan terhadap pelapukan akan mengalami

(paleoenvironment) Kegunaan dari pergantian terhadap material yang

fosil ini adalah untuk mengetahui resisten terhadap pelapukan. Setelah

lingkungan purba, menentukan umur itu material tersebut terendapkan pada

batuan dan lainnya. daerah cekungan yang relatif stabil.

4.2.5 Sampel 157 Bersaman dengan itu, material-

material sedimen juga ikut

tertransportasikan. Di daerah

cekungan inilah material akan

terakumulasi, semakin lama material

Gambar 4.5 Sampel 157 akan bertambah dan menumpuk dan

Fosil dengan nomor peraga 157 mengalami tekanan, dari tekanan

ini berasal dari filum Coelenterata, tersebut akan mengakibatkan material

dengan kelas Hydrozoa, Ordo terkompaksi mengakibatkan pori-pori

Chandiopora, termasuk dalam Famili akan mengecil, air yang terkandung di

Porpitesidae, Genus Porpites, dan antara material-material akan keluar,

Mempunyai spesies Porpites Porpita masuklah material sementasi yang

L. halus. Setelah itu material mengalami


sementasi dan terjadi proses leaching 4.2.6 Sampel 244

(proses pencucian fosil). Seiring

dengan berjalannya waktu, akhirnya

organisme dan material sedimen

terlitifikasi (pembatuan), sehingga

organisme tersebut menjadi fosil. Gambar 4.6 Sampel 244

Adapun proses pemfosilan yang Fosil dengan nomor peraga 244

terjadi pada fosil ini adalah ini berasal dari filum Porifera, dengan

permineralisasi. Perminelarisasi yaitu kelas Anthozoa, Ordo Tabulata,

penggantian sebagian tubuh fosil oleh termasuk dalam Famili Favositesidae,

mineral sehingga bentuk fosil masih Genus Favosites, dan Mempunyai

terlihat. Fosil ini berbentuk diskoidal. spesies Favosites Saginatus.

Bereaksi ketika ditetesi HCl yang Setelah organisme ini mati, akan

menandakan bahwa fosil ini memiliki mengalami transportasi oleh media

komposisi kimia berupa Karbonatan geologi berupa air, angin atau es ke

(CaCO3), sehingga diketahui bahwa daerah cekungan, selama tranportasi,

lingkungan pengendapan dari fosil ini material-material yang tidak resisten

adalah laut dangkal, serta berdasarkan terhadap pelapukan akan mengalami

skala waktu geologi fosil ini berumur pergantian terhadap material yang

434-424 juta tahun (silur tengah). resisten terhadap pelapukan. Setelah

Kegunaan dari fosil ini adalah itu material tersebut terendapkan pada

untuk mengetahui lingkungan purba, daerah cekungan yang relatif stabil.

menentukan umur batuan dan lainnya. Bersaman dengan itu, material-


material sedimen juga ikut menandakan bahwa fosil ini memiliki

tertransportasikan. Di daerah komposisi kimia berupa Karbonatan

cekungan inilah material akan (Devon tengah), sehingga diketahui

terakumulasi, semakin lama material bahwa lingkungan pengendapan dari

akan bertambah dan menumpuk dan fosil ini adalah laut dangkal, serta

mengalami tekanan, dari tekanan berdasarkan skala waktu geologi fosil

tersebut akan mengakibatkan material ini berumur 370 juta tahun (Eosen

terkompaksi mengakibatkan pori-pori Bawah).

akan mengecil, air yang terkandung di Kegunaan dari fosil ini adalah

antara material-material akan keluar, untuk mengetahui lingkungan purba,

masuklah material sementasi yang menentukan umur batuan, perubahan

halus. Setelah itu material mengalami iklim serta regresi laut.

sementasi dan terjadi proses leaching 4.2.7 Sampel 805

(proses pencucian fosil). Seiring

dengan berjalannya waktu, akhirnya

organisme dan material sedimen

permineralisasi, sehingga organisme

tersebut menjadi fosil. Adapun proses Gambar 4.7 Sampel 805

pemfosilan yang terjadi pada fosil ini Fosil dengan nomor peraga 805

adalah permineralisasi artinya ini berasal dari filum Echinodermata,

pergantian tubuh fosil oleh sebagian dengan kelas Echinoidea, Ordo

muineral. Fosil ini berbentuk Convex. Cidaroida, termasuk dalam Famili

Bereaksi ketika ditetesi HCl yang Cidaresidae, Genus Cidares, dan


Mempunyai spesies Cidares masuklah material sementasi yang

Vesicularis GOLD. halus. Setelah itu material mengalami

Setelah organisme ini mati, akan sementasi dan terjadi proses leaching

mengalami transportasi oleh media (proses pencucian fosil). Seiring

geologi berupa air, angin atau es ke dengan berjalannya waktu, akhirnya

daerah cekungan, selama tranportasi, organisme dan material sedimen

material-material yang tidak resisten terlitifikasi (pembatuan), sehingga

terhadap pelapukan akan mengalami organisme tersebut menjadi fosil.

pergantian terhadap material yang Adapun proses pemfosilan yang

resisten terhadap pelapukan. Setelah terjadi pada fosil ini adalah

itu material tersebut terendapkan pada permineralisasi. Perminelarisasi yaitu

daerah cekungan yang relatif stabil. penggantian sebagian tubuh fosil oleh

Bersaman dengan itu, material- mineral sehingga bentuk fosil masih

material sedimen juga ikut terlihat. Fosil ini berbentuk Globular.

tertransportasikan. Di daerah Bereaksi ketika ditetesi HCl yang

cekungan inilah material akan menandakan bahwa fosil ini memiliki

terakumulasi, semakin lama material komposisi kimia berupa Karbonatan

akan bertambah dan menumpuk dan (CaCO3), sehingga diketahui bahwa

mengalami tekanan, dari tekanan lingkungan pengendapan dari fosil ini

tersebut akan mengakibatkan material adalah laut dangkal, serta berdasarkan

terkompaksi mengakibatkan pori-pori skala waktu geologi fosil ini berumur

akan mengecil, air yang terkandung di 100-65 juta tahun (Kapur Atas).

antara material-material akan keluar,


Kegunaan dari fosil ini adalah pergantian terhadap material yang

untuk mengetahui lingkungan purba, resisten terhadap pelapukan. Setelah

menentukan umur batuan, perubahan itu material tersebut terendapkan pada

iklim serta regresi laut. daerah cekungan yang relatif stabil.

4.2.8 Sampel 1083 Bersaman dengan itu, material-

material sedimen juga ikut

tertransportasikan. Di daerah

cekungan inilah material akan

terakumulasi, semakin lama material

Gambar 4.8 Sampel 1083 akan bertambah dan menumpuk dan

Fosil dengan nomor peraga 1083 mengalami tekanan, dari tekanan

ini berasal dari filum Asciothyces, tersebut akan mengakibatkan material

dengan kelas Pezizomycetes, Ordo terkompaksi mengakibatkan pori-pori

Helotiales, termasuk dalam Famili akan mengecil, air yang terkandung di

Dactylothecanidae, Genus antara material-material akan keluar,

Dactylotheca, dan Mempunyai spesies masuklah material sementasi yang

Dactylotheca Aspera. halus. Setelah itu material mengalami

Setelah organisme ini mati, akan sementasi dan terjadi proses leaching

mengalami transportasi oleh media (proses pencucian fosil). Seiring

geologi berupa air, angin atau es ke dengan berjalannya waktu, akhirnya

daerah cekungan, selama tranportasi, organisme dan material sedimen

material-material yang tidak resisten terlitifikasi (pembatuan), sehingga

terhadap pelapukan akan mengalami organisme tersebut menjadi fosil.


Adapun proses pemfosilan yang dengan kelas Cephalopoda, Ordo

terjadi pada fosil ini adalah distilasi. Coleid, termasuk dalam Famili

Distilasi adalah proses meninggalkan Gonioteuthisidae, Genus

jejak karbon. Fosil ini berbentuk Gonioteuthis, dan Mempunyai spesies

Branching. Fosil ini memiliki Gonioteuthis Granulata.

komposisi kimia silikaan, sehingga Setelah organisme ini mati, akan

diketahui bahwa lingkungan mengalami transportasi oleh media

pengendapan dari fosil ini adalah laut geologi berupa air, angin atau es ke

dalam, serta berdasarkan skala waktu daerah cekungan, selama tranportasi,

geologi fosil ini berumur 290 juta material-material yang tidak resisten

tahun (karbon Atas). terhadap pelapukan akan mengalami

Kegunaan dari fosil ini adalah untuk pergantian terhadap material yang

mengetahui lingkungan purba, resisten terhadap pelapukan. Setelah

menentukan umur batuan, perubahan itu material tersebut terendapkan pada

iklim serta regresi laut. daerah cekungan yang relatif stabil.

4.2.9 Sampel 1722 Bersaman dengan itu, material-

material sedimen juga ikut

tertransportasikan. Di daerah

cekungan inilah material akan

terakumulasi, semakin lama material

Gambar 4.9 Sampel 1722 akan bertambah dan menumpuk dan

Fosil dengan nomor peraga 1722 mengalami tekanan, dari tekanan

ini berasal dari filum Mollusca, tersebut akan mengakibatkan material


terkompaksi mengakibatkan pori-pori pengendapan dari fosil ini adalah laut

akan mengecil, air yang terkandung di dangkal, serta berdasarkan skala

antara material-material akan keluar, waktu geologi fosil ini berumur 100-

masuklah material sementasi yang 65 juta tahun (Kapur Atas).

halus. Setelah itu material mengalami Kegunaan dari fosil ini adalah

sementasi dan terjadi proses leaching untuk mengetahui lingkungan purba,

(proses pencucian fosil). Seiring menentukan umur batuan, perubahan

dengan berjalannya waktu, akhirnya iklim serta regresi laut.

organisme dan material sedimen 4.2.10 Sampel 1542

terlitifikasi (pembatuan), sehingga

organisme tersebut menjadi fosil.

Adapun proses pemfosilan yang

terjadi pada fosil ini adalah

rekristalisasi. Rekristalisasi adalah Gambar 4.10 Sampel 1542

proses dimana mineral pada fosil Fosil dengan nomor peraga 1542

terkena tekanan dan suhu sehingga ini berasal dari filum Mollusca,

berubah menjadi mineral mineral yang dengan kelas Chepalopoda, Ordo

lebih stabill. Fosil ini berbentuk Nautilus, termasuk dalam Famili

konikal. Bereaksi ketika ditetesi HCl Phymatocerasidae, Genus

yang menandakan bahwa fosil ini Phymatoceras, dan Mempunyai

memiliki komposisi kimia berupa spesies Phymatoceras Robusta.

Karbonatan (CaCO3), sehingga Setelah organisme ini mati, akan

diketahui bahwa lingkungan mengalami transportasi oleh media


geologi berupa air, angin atau es ke dengan berjalannya waktu, akhirnya

daerah cekungan, selama tranportasi, organisme dan material sedimen

material-material yang tidak resisten terlitifikasi (pembatuan), sehingga

terhadap pelapukan akan mengalami organisme tersebut menjadi fosil.

pergantian terhadap material yang Adapun proses pemfosilan yang

resisten terhadap pelapukan. Setelah terjadi pada fosil ini adalah

itu material tersebut terendapkan pada rekristalisasi. Rekristalisasi adalah

daerah cekungan yang relatif stabil. proses dimana mineral pada fosil

Bersaman dengan itu, material- terkena tekanan dan suhu sehingga

material sedimen juga ikut berubah menjadi mineral mineral yang

tertransportasikan. Di daerah lebih stabill. Fosil ini berbentuk

cekungan inilah material akan radial. Fosil ini tidak bereaksi dengan

terakumulasi, semakin lama material hcl sehingga diketahui bahwa

akan bertambah dan menumpuk dan lingkungan pengendapan dari fosil ini

mengalami tekanan, dari tekanan adalah laut dalam, serta berdasarkan

tersebut akan mengakibatkan material skala waktu geologi fosil ini berumur

terkompaksi mengakibatkan pori-pori 195 juta tahun (jura bawah).

akan mengecil, air yang terkandung di Kegunaan dari fosil ini adalah untuk

antara material-material akan keluar, mengetahui lingkungan purba,

masuklah material sementasi yang menentukan umur batuan, perubahan

halus. Setelah itu material mengalami iklim serta regresi laut.

sementasi dan terjadi proses leaching

(proses pencucian fosil). Seiring


V. Penutup berbentuk discoidal, sampel 244

5.1 Kesimpulan berbentuk branching, sampel 805

Adapun kesimpulan yang didapat berbentuk globular, sampel 1083

dari praktikum kali ini yaitu : berbentuk branching, sampel 1722

1. Fosil dalam bahasa Latin fossa berbentuk tabular dan sampel 1542

yang berarti "menggali keluar dari berbentuk radial.

dalam tanah adalah sisa-sisa atau 3. Manfaat yang dapat diperoleh

bekas-bekas makhluk hidup yang dengan mempelajari fosil adalah

menjadi batu atau mineral. Untuk Untuk mempelajari perkembangan

menjadi fosil, sisa-sisa hewan atau kehidupan yang pernah ada di muka

tanaman ini harus segera tertutup bumi sepanjang sejarah bumi. Dapat

sedimen. Proses pemfosilan dibagi juga dimanfaatkan untuk menentukan

menjadi tiga yaitu fosil tak umur relatif batuan yang terdapat di

termineralisasi, fosil termineralisasi, alam didasarkan atas kandungan

dan fosil jejak. fosilnya. Dan untuk korelasi antar

2. Dari praktikum yang telah batuan batuan yang terdapat di alam

dilakukan kita dapat mengetahui (biostratigrafi) yaitu dengan dasar

bentuk bentuk fosil yang berbeda pada kandungan fosil yang sejenis/seumur.

tiap sampel seperti sampel 172 5.2 Saran

memiliki bentuk convex, sampel 471 Adapun saran untuk praktikum

berbentuk biconvex, sampel 1989 adalah sebagai berikut :

berbentuk conical, sampel 1553 1. Praktikan tetap menjaga

berbentuk convex, sampel 157 kebersihkan


2. Sebaiknya menjaga ketenangan

saat praktikum sedang

berlangsung

3. Sebaiknya menambah lebih

banyak sampel dan fasilitas

lainnya dalam menunjang

praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Mustaghfirin. 2014.


Paleontologi. Jakarta :
Kemendikbud
Blatama, D., Moro, H.K., & Apriyani,
M. (2016). Jejak Sisa Kehidupan
Masa Lalu (Trace Fossile) Biota
Laut Di Daerah Pegunungan
Halmahera Tengah, Provinsi
Maluku Utara. Symposium On
Biology Education, Hal. 417-
428.
Noor, Djauhari. 2012. Pengantar
Geologi. Bogor: Universitas
Pakuan
Nugraha, Andhika.(2015). Fosil.

Anda mungkin juga menyukai