Anda di halaman 1dari 7

FILUM PORIFERA

Vrizzy S Lapunga1, Wandris Meisevteen Junior2


1
Praktikan, Laboratorium Paleontologi, Departemen Teknik Geologi , Fakultas Teknik,
Universitas Hasanuddin
2
Asisten, Laboratorium Paleontologi, Departemen Teknik Geologi , Fakultas Teknik,
Universitas Hasanuddin

ABSTRAK

Paleontologi berasal dari kata paleo yang artinya masa lampau, onto yang artinya
kehidupan dan logos yang artinya ilmu. Jadi secara umum, paleontologi berarti ilmu yang
mempelajari tentang masa lampau. Dalam mepelajari Paleontologi sangat erat kaitannya
dengan fosil. Fosil dalam bahasa Latin fossa yang berarti "menggali keluar dari dalam
tanah”. Fosil adalah sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi batu atau
mineral. Praktikum ini dilakukan dengan maksud untuk memberikan pemahaman awal
melalui pengenalan dan pendeskripsian beberapa fosil dan bertujuan agar praktikan dapat
memahami dan mengetahui definisi dari fosil dan agar praktikan dapat memahami dan
mengetahui proses pemfosilan. Adapun hasil yang didapatkan, yaitu sampel fosil Adapun
hasil yang didapatkan Adapun hasil yang didapatkan yaitu sampel fosil Cyathaxonia cornu
(MICH) memiliki bentuk fosil yaitu Pachyteichisma Iopas Q.Cnemidiastrum Rimulosum
GOLDF, Hyalotragos Rugosum (MSTR.), Cyclolites Ellipticus LAM. Cnemidiastrum
Rimulosum GOLDF, Stellispongia Glomerata Q.Verruculina Tenuis

Kata Kunci : Paleontologi, Fosil, filum porifera

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Paleontologi berasal dari kata mempelajari kehidupan masa lampau


paleo yang artinya masa lampau, onto dalam skala umur geologi. Studi
yang artinya kehidupan dan logos Paleontologi dibatasi oleh skala waktu
yang artinya ilmu. Jadi secara umum, geologi yang umur termuda adalah
paleontologi berarti ilmu yang kala holosen (0.01 juta tahun yang
mempelajari tentang masa lampau. lalu).
Menurut shirock dan Twenhofel Dalam ilmu geologi, tujuan
(1952) paleontologi adalah ilmu yang mempelajari fosil adalah untuk
mempelajari perkembangan 1.3 Alat dan Bahan
kehidupan yang pernah ada di muka
Adapun alat dan bahan yang
bumi sepanjang sejarah bumi,
digunakan dalam praktikum ini :
mengetahui kondisi geografi dan iklim
1. LKP (Lembar Kerja Praktikum)
pada zaman saat fosil tersebut hidup,
2. Buku penuntun
menentukan umur relatif batuan yang
3. ATK (Alat Tulis Kantor)
terdapat di alam didasarkan atas
4. HCL
kandungan fosilnya, untuk
5. Lap kasar dan Lap halus
menentukan lingkungan pengendapan
6. Fosil filum porifera
batuan didasarkan atas sifat dan
7. Jam tangan
ekologi kehidupan fosil yang
8. Sampel Peraga
dikandung dalam batuan tersebut.
9. Clipboard
Oleh karena itu dilaksanakannya
II. TINJAUAN PUSTAKA
praktikum acara 3 filum porifera agar
praktikan mampu mengidentifikasi 2.1 Pengertian Paleontologi
ciri-ciri, anatomi, morfologi dan
Paleontologi adalah ilmu yang
klasifikasi dari filum porifera.
mempelajari tentang bentuk-bentuk
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN kehidupan yang pernah ada pada masa
lampau termasuk evolusi dan interaksi
Adapun maksud diadakannya
satu dengan lainnya serta lingkungan
praktikum ini adalah agar praktikan
kehidupannya (paleoekologi) selama
dapat mengetahui fosil-fosil yang ada
umur bumi atau dalam skala waktu
pada filum porifera. Tujuan dari
geologi terutama yang diwakili oleh
praktikum ini yaitu:
fosil. Paleontologi pada dasarnya
1. Untuk mengetahui apa itu
berada diantara batas biologi dan
Kegunaan Filum Porifera.
geologi dan saling berbagi dengan
2. Untuk mengetahui umur pada
arkeologi yang batasnya sulit untuk
fosil Filum Porifera.
ditentukan (Noor, 2012).
3. Untuk mengetahui lingkungan
pengendapan pada fosil filum
Porifera.
2.2 Ruang Lingkup Paleontologi nama “Skala Waktu Geologi”.
Terdapat 2 skala waktu yang dipakai
Ruang lingkup paleontologi
untuk mengukur dan menentukan
terbagi dalam paleobotani dan
umur Bumi. Pertama, adalah skala
paleozoologi (Noor,2012).
waktu relatif, yaitu skala waktu yang
1. Paleobotani (Tumbuhan Purba) ditentukan berdasarkan atas urutan
perlapisan batuan-batuan serta evolusi
Paleobotani (dari bahasa Yunani
kehidupan organisme dimasa yang
paleon berarti tua dan botany yang
lalu; kedua adalah skala waktu absolut
berarti ilmu tentang tumbuhan) adalah
(radiometrik), yaitu suatu skala waktu
cabang dari paleontologi yang khusus
geologi yang ditentukan berdasarkan
mempelajari fosil tumbuhan. Kajian
pelarikan radioaktif dari unsur-unsur
paleobotani meliputi aspek fosil
kimia yang terkandung dalam
tumbuhan, rekonstruksi taksa, dan
bebatuan. Skala relatif terbentuk atas
sejarah evolusi dunia tumbuhan.
dasar peristiwa-peristiwa yang terjadi
2. Paleozoologi dalam perkembangan ilmu geologi itu

Paleozoologi (berasal dari sendiri, sedangkan skala radiometri

bahasa Yunani: paleon = tua dan zoon (absolut) berkembang belakangan dan

= hewan) adalah cabang dari berasal dari ilmu pengetahuan fisika

paleontologi atau paleobiologi, yang yang diterapkan untuk menjawab

bertujuan untuk menemukan dan permasalahan permasalahan yang

mengindentifikasi fosil hewan bersel timbul dalam bidang geologi.

banyak dari sistem geologi atau


arkeologi, untuk menggunakan fosil
tersebut dalam rekonstruksi
lingkungan dan ekologi prasejarah.

2.3 Skala Waktu Geologi

Dalam mempelajari sejarah


bumi juga dipakai suatu jenis
penanggalan, yang dikenal dengan
(minimal 500.000 tahun). Fosil
kadang kala terbentuk ketika
organisme terendam dalam air yang
kaya kalsium dan terlapisi oleh
mineral-mineral semacam travertine.
Sambil membusuk, organisme itu
meninggalkan jejak dirinya di lapisan
mineral (Blatama dkk, 2016).

2.5 Tipe dan Jenis Fosil

Menurut ahli paleontologi ada


beberapa jenis fosil tetapi secara
umum ada dua macam jenis fosil yang
Gambar 2.1 Skala Waktu Geologi
perlu diketahui, yaitu: fosil yang
2.4 Pengertian Fosil merupakan bagian dari organisme itu

Fosil dalam bahasa Latin fossa sendiri dan fosil yang merupakan sisa-

yang berarti "menggali keluar dari sisa aktifitasnya (Noor, 2012).

dalam tanah adalah sisa-sisa atau 1. Tipe Fosil Yang Berasal Dari

bekas-bekas makhluk hidup yang Organismenya Sendiri

menjadi batu atau mineral. Untuk Tipe pertama ini adalah

menjadi fosil, sisa-sisa hewan atau binatangnya itu sendiri yang

tanaman ini harus segera tertutup terawetkan/tersimpan, dapat berupa

sedimen. Sedangkan syarat- syarat tulangnya, daun-nya, cangkangnya,

terbentuknya fosil yaitu : mempunyai dan hampir semua yang tersimpan ini

bagian yang keras, terhindar dari adalah bagian dari tubuhnya yang

proses-proses kimia (oksidasi & “keras”. Dapat juga berupa

reduksi), tidak menjadi mangsa binatangnya yang secara lengkap

binatang lain, terendapkan pada (utuh) tersipan. misalnya fosil

batuan yang berbutir halus agar tidak Mammoth yang terawetkan karena es,

larut atau dalam batuan sedimen, ataupun serangga yang terjebak dalam

terawetkan dalam waktu geologi amber (getah tumbuhan).


2. Tipe Fosil Yang Merupakan Sisa- 4. Berumur lebih dari 11.000 tahun.
Sisa Aktifitasnya
2.7 Filum porifera
Fosil jenis ini sering juga disebut
Filum porifera termasuk hewan
sebagai trace fosil (fosil jejak), karena
yang bersel banyak serta mempunyai
yang terlihat hanyalah sisa-sisa
susunan yang paling sederhana.
aktifitasnya. Jadi ada kemungkinan
Perkataan porifera berasal dari
fosil itu bukan bagian dari tubuh
perkataan lain porus artinya lubang
binatang atau tumbuhan itu sendiri.
kecil dan ferre artinya membawa, jadi
Adapun jenis fosil jejak antara lain
porifera adalah hewan yang dinding
“coprolite” (fosil bekas kotoran
tubuhnya berlubang-lubang ataupun
binatang) dan “trail and tracks” (fosil
memiliki saluran-saluran. Contoh
bekas jejak langkah binatang).
yang terkenal dari hewan ini adalah
Penyimpanan atau pengawetan fosil
sponsa (Amin, 2014).
cangkang dapat berbentuk cetakan,
berupa cetakan bagian dalam (internal
mold) dicirikan bentuk permukaan
yang halus, atau external mold dengan
ciri permukaan yang kasar. Keduanya
bukan binatangnya yang tersiman,
tetapi hanyalah cetakan dari binatang
Gambar 2.2 Fosil Sponsa
atau organisme itu.
Filum Porifera dibagi menjadi
2.6 Syarat-Syarat Terbentuknya empat kelas terbaru: Hexactinellida,
Fosil Demospongiae, Calcarea, dan
Adapun syarat-syarat agar fosil Homosclero morpha, Semua spons air
terbentuk adalah sebagai berikut tawar yang ada saat ini termasuk
(Noor, 2012) : dalam subordo Spongillina dari ordo
1. Sisa-sisa organisme. Haplosclerida (Demospongiae) yang
2. Terawetkan secara alamiah. saat ini terbagi menjadi enam famili,
3. Pada umumnya padat, kompak 47 genera, dan 238 spesies (Manconi
atau keras. dan Pronzato, 2015).
2.8 Klasifikasi Filum Porifera Dijumpai pada period kambrium
sponsa menyerupai koral berbentuk
Porifera dibagi menjadi tiga
kronis. Dinding tumbuhnya berlubang
kelas utama. Pembagian ini
halus.
didasarkan atas jenis bahan yang
4. Klas Demospongia
menyusun soicula, terutama pada klas
Spicoelnya terbuat dari zat
calcarea dan klas hyalospongia. Klas
silika. Kadang-kadang bentuknya
pleosongia terdiri dari sponsa primitis
berserabut. Klas ini dibagi menjadi
yang hanya hidup pada zaman
tiga ordo yaitu ordo Tetratinellida,
kambrium.
ordo monotonita, dan ordo Feratosa.
1. Klas Calcarea atau Calcispongia
Klas ini terbagi menjadi: III. METODE PENELITIAN
a) Ordo Heterocoela: sponsanya
3.1 Metode
adalah tipe lelucon yang terdiri
atas sebaris bulatan-bulatan Metode yang digunakan dalam

yang dipisahkan dari lainnya praktikum acara 3 Filum porifera

oleh leher yang pendek. adalah mengenali dan mendeskripsi

b) Ordo Homocoela: Sponsanya sampel.

termasuk pipa ascon. Bentuknya


3.2 Tahapan Penelitian
seperti pot kembang.
Metode praktikum kali ini
2. Klas Hyalospongia atau
menggunakan metode kualitatif, yang
Hexactinellida.
dimana melakukan pendekripsian,
Kelas ini dibagi menjadi dua ordo:
untuk mendapatkan kesimpulan dalam
a) Ordo Lussacina: merupakan
penamaan fosil yang diamati.
sponsa dengan kerangka
Pada praktikum ini, terdapat
lyssacine.
beberapa tahapan-tahapan dalam
b) Ordo Dictyonina: muncul dari
pembuatan jurnal, antara lain :
Trias sampai Resen Sponsa yang
mempunyai spikula heksakson 3.2.1 Tahap Pendahuluan
yang teratur.
Pada tahap ini, praktikan akan
3. Klas Pleospongea
diberi tugas pendahuluan. dimana
pada tahap ini praktikan akan 3.2.5 Tahap Pengumpulan Jurnal
mempelajari literatul-literatul yang
Pada tahap ini, praktikan
terkait dengan pembentukan fosil
melakukan pengumpulan jurnal yang
3.2.2 Tahap Praktikum telah di ACC oleh asisten sebagai
tahap akhir dari tahapan penelitian.
Pada tahap ini, praktikan akan
Tabel 3.1 Diagram Alir
melakukan deskripsi sampel dan
penggambaran sampel yang telah
disediakan, adapun pendeskripsian
yang dilakukan oleh praktikan yaitu
dengan menentukan taksonomi,
bentuk, proses pemfosilan, umur
tahun, dan juga lingkungan
pengendapan.

3.2.3 Analisis Data

Pada tahap ini, Pada tahapan ini


akan dilakukan analisis data deskripsi
yang telah diambil saat praktikum.
Untuk menunjang analisis data, akan
diberi bimbingan oleh para asisten.

3.2.4 Tahap Penyusunan Jurnal

Pada tahap ini, praktikan akan


membuat jurnal dari hasil analisis data
tadi sebagai hasil akhirnya dalam
bentuk jurnal. Dan dilakukan asistensi
terhadap jurnal tersebut kepada
asisten.

Anda mungkin juga menyukai