Anda di halaman 1dari 18

FILUM COELENTERATA

Nurul Hasanah1, Hilman Sahman2

[1]
Praktikan Paleontologi, laboratorium Paleontologi, Departemen Teknik Geologi,
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Asisten Laboratorium Paleontologi, Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
[2]

Universitas Hasanuddin

ABSTRAK
Paleontologi berasal dari kata paleo yang berarti tua, dahulu, ontos yang berarti hidup,
dan logos yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi Paleontologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang kehidupan masa lampau. Coelenterata merupakan hewan berongga.
Praktikum ini dilakukan dengan maksud untuk memperkenalkan dan memberikan
pemahaman awal pada praktikum paleontologi dengan tujuan untuk memahamkan
praktikan mengenai pengertian, ciri-ciri dan anatomi, morfologi dan klasifikasi Filum
Coelenterata. Dalam praktikum ini menggunakan metode pengamatan dengan
menggunakan 8 sampel dari spesies Heliophyllum halli EDW.&H., Montlivaltia SP.,
Porpites porpita L., Spinocyrita gravtulosa, Zaphrentoides delanounes EDW & H.,
Cyathophyllum Dinanthus GOLDF, Platyschisma Nontensis KEYS dan Turbinolia
Sulcata Lam.

Kata Kunci : Fosil, Filum Coelenterata

I. Pendahuluan tetapi juga terkait proses dan


penjelasan pembentukannya.
1.1 Latar Belakang
Paleontologi berasal dari kata
Bidang Ilmu Geologi meliputi
paleo yang berarti tua, dahulu, ontos
segala hal yang berkaitan dengan
yang berarti hidup, dan logos yang
bumi, penyusun serta proses
artinya ilmu pengetahuan. Sehingga
terjadinya. Selain itu, studi tentang
dapat disimpulkan bahwa
Geologi didalamnya mencakup
paleontologi adalah ilmu yang
mineral, batuan dan fosil akan tetapi
mempelajari tentang kehidupan masa
ini tidak hanya sebatas objeknya
lampau.
Dalam paleontologi yang relatif batuan yang terdapat di alam
dipelajari biasanya mengenai fosil- didasarkan atas kandungan fosilnya,
fosil sisa makhluk hidup yang hidup untuk menentukan lingkungan
beribu-ribu tahun yang lalu. Fosil pengendapan batuan didasarkan atas
sendiri adalah jejak kehidupan masa sifat dan ekologi kehidupan fosil
lalu. Fosil merupakan jejak/sisa yang dikandung dalam batuan
kehidupan masa yang memiliki tersebut, Untuk korelasi antar batuan
bagian tubuh keras yang mati secara batuan yang terdapat di alam
alami dan berusia diatas 500 ribu juta (biostratigrafi) yaitu dengan dasar
tahun. . Dahulu teori evolusi banyak kandungan fosil.
diuji dengan melihat fosil-fosil yang Pada praktikum kali ini
merupakan peninggalan makhluk dimaksudkan untuk praktikan dapat
hidup pada masa lalu. Tetapi perlu mendeskripsikan dan mengenali fosil
diketahui juga bahwa Charles dari ciri dan bentuknya serta
Darwin ketika membuat buku “the pembagian kelasnya.
origin of species” tidak diawali
1.2 Maksud Dan Tujuan
dengan fosil namun lebih banyak
memanfaatkan fenomena burung- Maksud dari praktikum ini

burung di Galapagos. Perkembangan adalah untuk memperkenalkan dan

teori evolusi saat ini sudah memberikan pemahaman awal pada

menggunakan bermacam - macam praktikum paleontologi.

metode mutahir, tetapi jelas tidak Adapun tujuan yang ingin di

hanya kearah masa kini dengan capai dari praktikum acara satu

memanfaatkan DNA saja. pengenalan fosil adalah:

Dalam ilmu geologi, tujuan 1) Agar Praktikan dapat

mempelajari fosil adalah untuk mengetahui ciri ciri dan

mempelajari kehidupan yang pernah anatomi dari filum

ada di muka bumi sepanjang sejarah coelenterate.

bumi, mengetahui kondisi geografi 2) Agar praktikan dapat

dan iklim pada zaman saat fosil mengetahui morfologi dan

tersebut hidup, menentukan umur


klasifikasi dari filum Sehingga dapat didefinisikan
coelenterate. Coelenterata merupakan hewan
3) Agar praktikan dapat intervertebrata yang memiliki rongga
mengidentifikasi fosil dari tubuh yang berfungsi atau digunakan
filum coelenterate. sebagai alat pencernaan
(gastrovaskuler). Tubuh hewan
berongga terdiri dari jaringan luar
(eksoderm), jaringan dalam
1.3 Alat Dan Bahan
(endoderm) dan system otot yang
Adapun alat dan bahan yang membujur dan menyilang. Contoh
digunanakan dalam praktikum kali hewan berongga antara lain ubur-
ini adalah sebagai berikut : ubur, hydra, anemone laut.
1) LKP (Lembar Kerja
Praktikan) 2.2 Ciri ciri Filum Coelenterata
2) ATK Secara umum coelenterata
3) Buku penuntun praktikum memiliki ciri-ciri khusus antara lain:
4) Fosil filum porifera a. Bentuk simetri radial/biradial,
5) Lap kasar/lap halus dengan satu lubang yang
6) Penggaris berfungsi sebagai mulut
7) Clipboard (dikelilingi oleh tentakel)
8) HCl 0.1 M b. Termasuk fauna intervertebrata
(tidak bertulangbelakang)
II. Tinjauan Pustaka
c. Dinding tubuh terdiri dari :
2.1 Pengertian Coelenterata Epidermis (eksoderm) lapisan
Filum Coelenterata (Cnidaria) luar dan endodermis
adalah hewan intervertebrata yang (Gastroderm) lapisan dalam.
mempunyai rongga dengan bentuk d. Mulut langsung berhubungan
seperti tabung dan mulut yang dengan rongga
dipenuhi tentakel. Filum coelenterate Gastrovasekuler>enteron.
berasal dari Bahasa Yunani, yaitu e. Disekitar mulut terdapat tentakel
coelenteron yang artinya rongga. yang berfungsi sebagai anus.
f. Mempunyai 2 bentuk yaitu sehingga sering disebut ubur-ubur
Polyp berbentuk tabung dan mangkuk. Permukaan tubuh bagian
medusa (seperti payung). bawah terdapat rongga mulut yang
g. Hidup secara sessile atau dikelilingi 4 tentakel. Mulut ini
tertambat di dasar laut. berhubungan dengan rongga
pencernaan. Contoh spesies yang
termasuk dalam kelas ini adalah
2.3 Klasifikasi Filum Coelenterata Aurelia aurita atau ubur-ubur.
3. Kelas Anthozoa (Koral)
1. Kelas Hydrozoa
Anthozoa atau Koral memiliki
Hewan dalam kelas Hydrozoa
ciri-ciri khusus yaitu tubuh yang
ada yang hidup soliter dan ada yang
menyerupai bunga. Contoh spesies
berkoloni. Hydrozoa yang soliter
yang termasuk dalam kelas ini
mempunyai bentuk polyp sedangkan
adalah Metridium (anemon laut)
yang berkoloni dengan bentuk polyp
Anthozoa hidup sebagai polip. Tiga
yang dominan dan beberapa jenis
hal penting yang dipelajari pada
membentuk Medusa. contohnya
kelas anthozoa yaitu yang masih
adalah Hydra dan Obelia beberapa
bertahan hidup terumbu karang
jenis Hydrozoa mengalami dua
(Sclerectina) dan yang telah punah
siklus hidup yaitu tahap polyp yang
yaitu Rugosa dan Tabulata.
aseksual dan tahap Medusa yang
a. Sclerectina
seksual. Contohnya adalah spesies
Sclerectina ditemukan
Obelia sp. Ada pula yang selama
melimpah sebagai fosil pada
hidupnya hanya berbentuk polyp
masa mesozoikum yaitu
saja Misalnya Hydra.
zaman Trias Tengah yang
2. Kelas Scyphozoa
dianggap penting
Scyphozoa berasal dari bahasa
kehadirannya pada zaman
Yunani scypos atau mangkuk dan
jura dan masih ada hingga
zoon (binatang) karena bentuk
kini.
tubuhnya yang menyerupai
b. Rugosa
mangkuk atau cawan transparan
Rugosa ditemukan melimpah (Gambar 2.1 Morfologi klas Anthozoa)

sejak masa paleozoikum yaitu Keterangan :


ordovisium Tengah dengan a. Oral Disk : Lingkarang terliuar dari
susunan kerangka calcareous tubuh fosil yang menyerupai disk.

dan mulai mulai melimpah a. Oral Opening : Lingkaran


sejak zaman silur. Jumlahnya terdalam dari tubuh fosil yang
meningkat hingga puncaknya merupakan tempat masuknya
pada karbon bawah dan air dan makanan.
menghilang pada zaman b. Holdfast : Bagian tubuh fosil
perem. yang tertambat.
c. Tabulata 2.4.1 Aplikasi Fosil Dalam
Tabulata berukuran kecil Disiplin Ilmu
hanya beberapa sentimeter
a) Fosil Sebagai Indikator
namun dapat menghampar
Lingkungan Pengendapan.
sepanjang 2 meter. Tabulata
Dalam menentukan lingkungan
ditemukan pada Ordovisium
pengendapan, fosil sangat
Tengah dan melimpah
berperan penting yang mana fosil
kehadirannya pada zaman
dapat menunjukan lingkungan
Silur dan Devon.
atau keadaan tempat
Keterdapatannya mulai
pengendapan fosil tersebut
menurun pada akhir periode
ditemukan. Fosil tidak mungkin
hukum dan mulai
terbentuk di sembarang tempat.
menghilang.
Fosil dapat menunjukkan
2.4 Bagian Bagian tubuh Filum lingkungan pengendapan baik
Coelenterata asam maupun basa.
Bagian tubuh kelas Anthozoa b) Fosil Sebagai Indikator
yaitu seperti yang terlihat pada Paleogeografi.Fosil berguna
gambar. dalam mempelajari bentuk fisik
suatu daerah di masa lampau.
Fosil dapat merekonstruksi suatu
daerah ke zaman umur fosil e) Fosil Sebagai Indikator Evolusi
ditemukan. Dengan di dan Migrasi. Fosil yang
temukannya fosil tersebut, ditemukan di suatu daerah tidak
geologi dapat mengetahui bentuk selalu fosil organisme native
daerah tersebut di masa lampau. (asli) yang menduduki daerah
c) Fosil Sebagai Indikator Umur tersebut. Terkadang ditemukan
Geologi. Penentuan umur geologi fosil organisme yang bukan
dapat dilakukan dengan meneliti merupakan organisme yang
fosil. Lapisan yang mana fosil berhabitat di daerah itu. Ini
ditemukan dapat menjadi menunjukkan bahwa adanya
indikator umur fosil. Dengan migrasi suatu organisme.
mengetahui umur fosil, geolog Disamping itu fosil juga dapat
dapat memperkirakan umur suatu menunjukkan ada atau tidaknya
batuan maupun lapisan. d. Fosil evolusi yang terjadi di daerah
Sebagai Indikator Proses Sejarah ditemukannya fosil tersebut.
Geologi. Fosil dapat
2.5 Proses-Proses Pemfosilan
menunjukkan proses geologi
suatu wilayah. Ditemukannya Proses pemfosilan dapat terjadi
fosil dapat mengidentifikasi dengan cara yang bermacam-macam,
aktivitas tektonik lempeng daerah serta dipengaruhi oleh keadaan
tesebut maupun proses geologi lingkungan sekitarnya. Hewan-
lainnya yang mengubah bentuk hewan dan tumbuhan jika mati
fisik daerah tersebut. jasadnya mungkin dapat terwaetkan
d) Penemuan fosil akan dalam keadaan yang tidak berubah.
mengidentifikasi jika fosil Dalam hal ini bahan yang menyusun
tersebut telah tertransport cangkangnya setelah menjadi fosil
ataupun telah berpindah ke masih sama dengan bahan yang
lapisan lainnya, sehingga geolog dimiliki oleh hewan atau tumbuhan
dapat mengetahui proses geologi semula sewaktu hidupnya. Ada pula
yang telah terjadi. hewan atau tumbuhan yang
cangkangnya terawetkan dalam
keadaan berubah, misalnya karna 2.7 Fosil Indeks
perubahan atau pengurangan zat-zat
mineral atau karna penggantian Fosil indeks adalah organisme
seluruhnya oleh berbagai bahan lain.
yang hadir selama periode waktu
2.6 Tujuan Mempelajari Fosil
tertentu dimana kemunculan dan
Fosil masih merupakan alat
kepunahannya pada periode waktu
terbaik dalam mempelajari,
mengkaji, dan menguji teori evolusi. yang terbatas. Fosil Indek dipakai
Dalam ilmu geologi, tujuan sebagai pedoman dalam penentuan
mempelajari fosil adalah (Noor,
umur batuan dimana fosil tersebut
2012) :
a) Untuk mempelajari kehidupan terawetkan (Amin, 2014).
yang pernah ada di muka bumi
sepanjang sejarah bumi; III. Metode Praktikum

b) Mengetahui kondisi geografi dan 3.1 Metode


iklim pada zaman saat fosil
Metode yang digunakan dalam
tersebut hidup;
praktikum Acara 3 Filum Porifera
c) Menentukan umur relatif batuan
yaitu mengenali dan
yang terdapat di alam didasarkan
mendeskripsikan sampel.
atas kandungan fosilnya;
d) Untuk menentukan lingkungan
pengendapan batuan didasarkan
atas sifat dan ekologi kehidupan
fosil yang dikandung dalam
batuan tersebut;
e) Untuk korelasi antar batuan
batuan yang terdapat di alam
(biostratigrafi) yaitu dengan
dasar kandungan fosil yang
sejenis/seumur.
Kegiatan praktikum dilakukan
di Laboratorium Paleontologi,
Departemen Teknik Geologi,
3.2 Tahapan Praktikum Universitas Hasanuddin. Sebelum
melakukan kegiatan praktikum,
Tabel 3.1 Diagram Alir
pertama kali dilakukan adalah
Tahapan
Pendahuluan melakukan responsi guna
mengetahui sejauh mana ilmu yang
ditangkap praktikan seusai asistensi
Tahapan
Praktikum
acara. Setelah responsi dilakukan,
dilanjutkan dengan kegiatan
praktikum. Praktikan diberikan 8
Analisis Data
sampel fosil untuk kemudian di
deskripsikan dan dituliskan pada
lembar kerja praktikan.
Pembuatan
Laporan 3. Analisis Data
Pada tahapan ini kami
melakukan asistensi dengan
asisten terkait lembar kerja yang
Pnegumpulan
telah diisi dengan deskripsi
Laporan
sampel fosil untuk memperoleh
1. Tahapan Pendahuluan hasil yang benar.
Pada tahapan awal, kami 4. Pembuatan Laporan
pertama-tama melaksanakan Setelah memperoleh analisis
asistensi umum. Pada asistensi data yang benar berdasarkan hasil
umum dijelaskan materi singkat asistensi dari asisten, dilanjutkan
mengenai filum porifera. Setelah dengan penyusunan laporan sesuai
pemberian materi, asisten memberi dengan format laporan yang telah
tugas pendahuluan. ditentukan.

2. Tahapan Praktikum 5. Pengumpulan Laporan


Laporan yang telah selesai dan terhadap pelapukan akan mengalami
telah diasistensikan kembali serta pergantian terhadap material yang
telah diperoleh hasil yang benar resisten terhadap pelapukan. Setelah
kemudian dikumpulkan di tempat itu material tersebut terendapkan
dan waktu yang telah disepakati. pada daerah cekungan yang relatif
stabil. Bersaman dengan itu,
IV. Hasil dan Pembahasan material-material sedimen juga ikut
4.1 Fosil Peraga 818 tertransportasikan. Di daerah
cekungan inilah material akan
terakumulasi, semakin lama material
akan bertambah dan menumpuk dan
mengalami tekanan, dari tekanan
tersebut akan mengakibatkan
material terkompaksi mengakibatkan
Foto 4.1 Fosil Peraga 818
pori-pori akan mengecil, air yang
terkandung di antara material-
material akan keluar, masuklah
Fosil dengan nomor peraga 818
material sementasi yang halus.
ini berasal dari Filum Coelenterata, Setelah itu material mengalami

dengan kelas Anthozoa, Ordo sementasi dan terjadi proses leaching


(proses pencucian fosil). Seiring
Rugosa, termasuk dalam Famili
dengan berjalannya waktu, akhirnya
Spinocyritanidae, Genus Spinocyrita, organisme dan material sedimen

dan mempunyai Spesies Spinocyrita terlitifikasi (pembatuan), sehingga


organisme tersebut menjadi fosil.
Grabulosa.
Adapun proses pemfosilan yang
Setelah organisme ini mati, akan terjadi pada fosil ini adalah
mengalami transportasi oleh media permineralisasi. Perminelarisasi yaitu
geologi berupa air, angin atau es ke penggantian sebagian tubuh fosil
daerah cekungan, selama tranportasi, oleh mineral sehingga bentuk fosil
material-material yang tidak resisten masih terlihat.
Fosil ini berbentuk Konikal. geologi berupa air, angin atau es ke
Bereaksi ketika ditetesi HCl yang daerah cekungan, selama tranportasi,
menandakan bahwa fosil ini material-material yang tidak resisten
memiliki komposisi kimia berupa terhadap pelapukan akan mengalami
Karbonatan (CaCO3), sehingga pergantian terhadap material yang
diketahui bahwa lingkungan resisten terhadap pelapukan. Setelah
pengendapan dari fosil ini adalah laut itu material tersebut terendapkan
dangkal, serta berdasarkan skala pada daerah cekungan yang relatif
waktu geologi fosil ini berumur 361- stabil. Bersaman dengan itu,
370 juta tahun (Middle Devonian). material-material sedimen juga ikut
tertransportasikan. Di daerah
Kegunaan dari fosil ini adalah
cekungan inilah material akan
untuk mengetahui lingkungan purba,
terakumulasi, semakin lama material
menentukan umur batuan dan
akan bertambah dan menumpuk dan
lainnya.
mengalami tekanan, dari tekanan
4.2 Fosil Peraga 942 tersebut akan mengakibatkan
material terkompaksi mengakibatkan
pori-pori akan mengecil, air yang
terkandung di antara material-
material akan keluar, masuklah
material sementasi yang halus.
Setelah itu material mengalami
Foto 4.2 Fosil Peraga 942
sementasi dan terjadi proses leaching
(proses pencucian fosil). Seiring
Fosil dengan nomor peraga 942
dengan berjalannya waktu, akhirnya
ini masuk dalam filum Coelentrata,
organisme dan material sedimen
kelas Anthozoa, ordo Tabulata,
terlitifikasi (pembatuan), sehingga
famili Zaphyrentoldesidae, Genus
organisme tersebut menjadi fosil.
Zaphyrentoldes dan Spesies
Adapun proses pemfosilan yang
Zaphyrentoldes Delanouei EDW.
terjadi pada fosil ini adalah
Setelah organisme ini mati, akan
permineralisasi. Perminelarisasi yaitu
mengalami transportasi oleh media
penggantian sebagian tubuh fosil spesies Cyathophyllum Dinanthus
oleh mineral sehingga bentuk fosil GOLDF
masih terlihat Setelah organisme ini mati, akan
Memiliki bentuk radial, dengan mengalami transportasi oleh media
komposisi kimia silikat sehingga geologi berupa air, angin atau es ke
proses pengendapannya berada di daerah cekungan, selama tranportasi,
laut dalam serta berdasarkan skala material-material yang tidak resisten
waktu geologi fosil ini memiliki terhadap pelapukan akan mengalami
perkiraan umur 319-345 Juta Tahun pergantian terhadap material yang
(Karbon Bawah). resisten terhadap pelapukan. Setelah
Kegunaan dari fosil ini adalah itu material tersebut terendapkan
untuk mengetahui lingkungan purba, pada daerah cekungan yang relatif
menentukan umur batuan, perubahan stabil. Bersaman dengan itu,
iklim serta regresi laut. material-material sedimen juga ikut
tertransportasikan. Di daerah
4.3 Fosil Peraga 395
cekungan inilah material akan
terakumulasi, semakin lama material
akan bertambah dan menumpuk dan
mengalami tekanan, dari tekanan
tersebut akan mengakibatkan
material terkompaksi mengakibatkan
pori-pori akan mengecil, air yang
Foto 4.3 Fosil Peraga 395
terkandung di antara material-
material akan keluar, masuklah
Fosil dengan nomor peraga 395
material sementasi yang halus.
ini berasal dari Filum Coelenterata ,
Setelah itu material mengalami
dengan kelas Anthozoa, Ordo
sementasi dan terjadi proses leaching
Rugosa, termasuk dalam Famili
(proses pencucian fosil). Seiring
Cyathophyllumidae, Genus
dengan berjalannya waktu, akhirnya
Cyathophyllum, dan mempunyai
organisme dan material sedimen
terlitifikasi (pembatuan), sehingga
organisme tersebut menjadi fosil. Fosil dengan nomor peraga 841
Adapun proses pemfosilan yang ini berasal dari Filum Coelenterata ,
terjadi pada fosil ini adalah dengan kelas Anthozoa, Ordo
permineralisasi. Perminelarisasi yaitu Rugosa, termasuk dalam Famili
penggantian sebagian tubuh fosil Heliophyllumidae, Genus
oleh mineral sehingga bentuk fosil Heliophyllum, dan Mempunyai
masih terlihat. spesies Heliophyllum Halli EDW
Fosil ini berbentuk konikal. Setelah organisme ini mati, akan
Bereaksi ketika ditetesi HCl yang mengalami transportasi oleh media
menandakan bahwa fosil ini geologi berupa air, angin atau es ke
memiliki komposisi kimia berupa daerah cekungan, selama tranportasi,
Karbonatan (CaCO3), sehingga material-material yang tidak resisten
diketahui bahwa lingkungan terhadap pelapukan akan mengalami
pengendapan dari fosil ini adalah laut pergantian terhadap material yang
dangkal, serta berdasarkan skala resisten terhadap pelapukan. Setelah
waktu geologi fosil ini berumur 361- itu material tersebut terendapkan
370 juta tahun (Devon Tengah) pada daerah cekungan yang relatif
Kegunaan dari fosil ini adalah stabil. Bersaman dengan itu,
untuk mengetahui lingkungan purba, material-material sedimen juga ikut
menentukan umur batuan, perubahan tertransportasikan. Di daerah
iklim serta regresi laut. cekungan inilah material akan
terakumulasi, semakin lama material
4.4 Fosil Peraga 841
akan bertambah dan menumpuk dan
mengalami tekanan, dari tekanan
tersebut akan mengakibatkan
material terkompaksi mengakibatkan
pori-pori akan mengecil, air yang
terkandung di antara material-
material akan keluar, masuklah
Foto 4.4 Fosil Peraga 841 material sementasi yang halus.
Setelah itu material mengalami
sementasi dan terjadi proses leaching
(proses pencucian fosil). Seiring Fosil dengan nomor peraga 740
dengan berjalannya waktu, akhirnya ini berasal dari filum Coelenterata,
organisme dan material sedimen dengan kelas Anthozoa, Ordo
terlitifikasi (pembatuan), sehingga Rugosa, termasuk dalam Famili
organisme tersebut menjadi fosil. Plathschismanidae, Genus
Foto 4.5 Fosil Peraga 740
Adapun proses pemfosilan yang Plathschisma, dan Mempunyai
terjadi pada fosil ini adalah spesies Plathschisma
permineralisasi. Perminelarisasi yaitu Nonthhensiskeys.
penggantian sebagian tubuh fosil Setelah organisme ini mati, akan
oleh mineral sehingga bentuk fosil mengalami transportasi oleh media
masih terlihat. geologi berupa air, angin atau es ke
daerah cekungan, selama tranportasi,
Fosil ini berbentuk Konikal.
material-material yang tidak resisten
Bereaksi ketika ditetesi HCl yang
terhadap pelapukan akan mengalami
menandakan bahwa fosil ini
pergantian terhadap material yang
memiliki komposisi kimia berupa
resisten terhadap pelapukan. Setelah
Karbonatan (CaCO3), sehingga
itu material tersebut terendapkan
diketahui bahwa lingkungan
pada daerah cekungan yang relatif
pengendapan dari fosil ini adalah laut
stabil. Bersaman dengan itu,
dangkal, serta berdasarkan skala
material-material sedimen juga ikut
waktu geologi fosil ini berumur 361-
tertransportasikan. Di daerah
370 juta tahun (Devon Tengah).
cekungan inilah material akan
Kegunaan dari fosil ini adalah
terakumulasi, semakin lama material
untuk mengetahui lingkungan purba,
akan bertambah dan menumpuk dan
menentukan umur batuan dan
mengalami tekanan, dari tekanan
lainnya.
tersebut akan mengakibatkan
4.5 Fosil Peraga 740 material terkompaksi mengakibatkan
pori-pori akan mengecil, air yang
terkandung di antara material-
material akan keluar, masuklah
material sementasi yang halus.
Setelah itu material mengalami Fosil dengan nomor peraga 1654
sementasi dan terjadi proses leaching ini masuk dalam Filum Coelenterata,
(proses pencucian fosil). Seiring kelas Anthozoa, ordo Rugosa, famili
dengan berjalannya waktu, akhirnya Monthlivaltianidae, ordo
organisme dan material sedimen Monthlivaltia dan spesies
terlitifikasi (pembatuan), sehingga Monthlivaltia sp.
organisme tersebut menjadi fosil. Setelah organisme ini mati, akan
Adapun proses pemfosilan yang mengalami transportasi oleh media
terjadi pada fosil ini adalah geologi berupa air, angin atau es ke
permineralisasi. Perminelarisasi yaitu daerah cekungan, selama tranportasi,
penggantian sebagian tubuh fosil material-material yang tidak resisten
oleh mineral sehingga bentuk fosil terhadap pelapukan akan mengalami
masih terlihat. pergantian terhadap material yang
Fosil ini berbentuk konikal. resisten terhadap pelapukan. Setelah
Bereaksi ketika ditetesi HCl yang itu material tersebut terendapkan
menandakan bahwa fosil ini pada daerah cekungan yang relatif
memiliki komposisi kimia berupa stabil. Bersaman dengan itu,
Karbonatan (CaCO3), sehingga material-material sedimen juga ikut
diketahui bahwa lingkungan tertransportasikan. Di daerah
pengendapan dari fosil ini adalah laut cekungan inilah material akan
dangkal, serta berdasarkan skala terakumulasi, semakin lama material
waktu geologi fosil ini berumur 346- akan bertambah dan menumpuk dan
360 Juta Tahun (Devon Atas). mengalami tekanan, dari tekanan
Kegunaan dari fosil ini adalah tersebut akan mengakibatkan
untuk mengetahui lingkungan purba, material terkompaksi mengakibatkan
menentukan umur batuan dan pori-pori akan mengecil, air yang
lainnya. terkandung di antara material-
material akan keluar, masuklah
4.6 Fosil Peraga 1654
material sementasi yang halus.
Setelah itu material mengalami
sementasi dan terjadi proses leaching
(proses pencucian fosil). Seiring
Fosil dengan nomor peraga
dengan berjalannya waktu, akhirnya
1840 ini berasal Dari Filum
organisme dan material sedimen
Coelenterata, dengan kelas
terlitifikasi (pembatuan), sehingga
Anthozoa, Ordo Rugosa, termasuk
organisme tersebut menjadi fosil.
dalam Famili
Foto 4.7Turbinalianidae,
Fosil Peraga 1840 Genus
Adapun proses pemfosilan yang
Turbinalia, dan mempunyai spesies
terjadi pada spesies ini adalah
Turbinalia Sulcata LAM.
Perminelarisasi yaitu penggantian
Setelah organisme ini mati, akan
sebagian tubuh fosil oleh mineral
mengalami transportasi oleh media
sehingga bentuk fosil masih terlihat.
geologi berupa air, angin atau es ke
Fosil ini berbentuk Konikal.
daerah cekungan, selama tranportasi,
Bereaksi ketika ditetesi HCl yang
material-material yang tidak resisten
menandakan bahwa fosil ini
terhadap pelapukan akan mengalami
memiliki komposisi kimia berupa
pergantian terhadap material yang
Karbonatan (CaCO3), sehingga
resisten terhadap pelapukan. Setelah
diketahui bahwa lingkungan
itu material tersebut terendapkan
pengendapan dari fosil ini adalah laut
pada daerah cekungan yang relatif
dangkal, serta berdasarkan skala
stabil. Bersaman dengan itu,
waktu geologi fosil ini berumur 142-
material-material sedimen juga ikut
160 Juta Tahun (Jura Atas).
tertransportasikan. Di daerah
Kegunaan dari fosil ini adalah
cekungan inilah material akan
untuk mengetahui lingkungan purba,
terakumulasi, semakin lama material
menentukan umur batuan dan lainnya
akan bertambah dan menumpuk dan

4.7 Fosil Peraga 1840 mengalami tekanan, dari tekanan


tersebut akan mengakibatkan
material terkompaksi mengakibatkan
pori-pori akan mengecil, air yang
terkandung di antara material-
material akan keluar, masuklah
material sementasi yang halus.
Setelah itu material mengalami
sementasi dan terjadi proses leaching Fosil dengan nomor peraga 157
(proses pencucian fosil). Seiring ini berasal dari Filum Coelenterata,
dengan berjalannya waktu, akhirnya dengan kelas Anthozoa, Ordo
organisme dan material sedimen Sclerectina, termasuk dalam Famili
terlitifikasi (pembatuan), sehingga Porpitesidae, Genus Porpites, dan
organisme tersebut menjadi fosil. mempunyai spesies Porpites porpita
Adapun proses pemfosilan yang L.
terjadi pada fosil ini adalah Setelah organisme ini mati, akan
permineralisasi. Perminelarisasi yaitu mengalami transportasi oleh media
penggantian sebagian tubuh fosil geologi berupa air, angin atau es ke
oleh mineral sehingga bentuk fosil daerah cekungan, selama tranportasi,
masih terlihat. material-material yang tidak resisten
Fosil ini berbentuk Konikal. terhadap pelapukan akan mengalami
Bereaksi ketika ditetesi HCl yang pergantian terhadap material yang
menandakan bahwa fosil ini resisten terhadap pelapukan. Setelah
memiliki komposisi kimia berupa itu material tersebut terendapkan
Karbonatan (CaCO3), sehingga pada daerah cekungan yang relatif
diketahui bahwa lingkungan stabil. Bersaman dengan itu,
pengendapan dari fosil ini adalah laut material-material sedimen juga ikut
dangkal, serta berdasarkan skala tertransportasikan. Di daerah
waktu geologi fosil ini berumur 45- cekungan inilah material akan
50 tahun (Eosen Tengah). terakumulasi, semakin lama material
Kegunaan dari fosil ini adalah akan bertambah dan menumpuk dan
untuk mengetahui lingkungan purba, mengalami tekanan, dari tekanan
menentukan umur batuan, perubahan tersebut akan mengakibatkan
iklim serta regresi laut. material terkompaksi mengakibatkan
pori-pori akan mengecil, air yang
4.8 Fosil Peraga 157
terkandung di antara material-
material akan keluar, masuklah
material sementasi yang halus.

Foto 4.8 Fosil Peraga 157


Setelah itu material mengalami 1. Filum Coelenterata memiliki ciri
sementasi dan terjadi proses leaching khas yaitu mulutnya yang
(proses pencucian fosil). Seiring dikelilingi tentakel. Filum ini
dengan berjalannya waktu, akhirnya Tidak mempunyai kepala, anus,
organisme dan material sedimen alat peredaran darah, alat
terlitifikasi (pembatuan), sehingga ekskresi dan alat respirasi.
organisme tersebut menjadi fosil. Memiliki bentuk tubuh yang
Adapun proses pemfosilan yang simetri radial, atau hanya
terjadi pada fosil ini adalah memiliki bagian puncak (sisi
permineralisasi. Perminelarisasi yaitu oral) dan bagian dasar (sisi
penggantian sebagian tubuh fosil aboral).
oleh mineral sehingga bentuk fosil 2. Filum Coelenterata memiiki
masih terlihat. morfologi yang terdiri dari 2
Fosil ini berbentuk diskoidal. lapisan dinding yaitu Ektoderm
Bereaksi ketika ditetesi HCl yang dan endoderm. Coelenterata
menandakan bahwa fosil ini disebut hewan diploblastik
memiliki komposisi kimia berupa karena memiliki dua lapisan
Karbonatan (CaCO3), sehingga tubuh. Filum Coelenterata ini
diketahui bahwa lingkungan dapat diklasifikasikan menjadi
pengendapan dari fosil ini adalah laut tiga kelas, yaitu Hydrozoa,
dangkal, serta berdasarkan skala Schypozoa, dan Anthozoa.
waktu geologi fosil ini silur tengah. 3. Fosil dari Filum Coelenterata
Kegunaan dari fosil ini adalah memiliki ciri khusus yakni pola
untuk mengetahui lingkungan purba, permukaan karang-karangan
menentukan umur batuan, perubahan yang berbentuk segi 6.
iklim serta regresi laut.
5.2 Saran
V. Penutup
Adapun saran untuk
5.1 Kesimpulan
laboratorium dan asisten adalah
Kesimpulan yang dapat di ambil
sebagai berikut :
dari praktikum kali ini adalah :
5.2.1 Saran Untuk Laboratorium Tangerang Selatan :
Universitas terbuka
1. Semoga kebersihan
Laboratorium tetap terjaga. Nurhidayah, 2020. Zoologi
2. Tetap menjaga alat dan Invertebrata. Bandung :
sampel yang ada di Whidina Bakti Persada
laboratorium. Bandung
3. Suhu AC tetap dalam kondisi Sianipar, Herna Febrianty, 2021.
yang kondusif. Avertebrata Air. Tasikmalaya :

5.2.2 Saran Untuk Asisten PRCI

1. Meningkatkan keramahan
pada praktikan.
2. Memberikan penjelasan lebih
banyak memakai contoh.
3. Tetap memberikan ilmu yang
bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Mustaghfirin. 2014.


Paleontologi. Jakarta :
Kemendikbud

Noor, Djauhari. 2012. Pengantar


Geologi. Bogor: Universitas
Pakuan

Harminto, Sundowo. 2019.


Taksonomi Avertebrata.

Anda mungkin juga menyukai