Anda di halaman 1dari 24

PENGENALAN FOSIL

Lionel Mallipa Tandi Payung1, Dian Ponco Legiwo2


1
, Praktikan Paleontologi, Laboratorium Paleontologi,
Departemen Teknik Geologi, FakultasTeknik, Universitas Hasanuddin
2
,Asisten Paleontologi, Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

ABSTRAK
Fosil berasal dari bahasa latin yaitu “fossa” yang berarti "galian", adalah sisa-sisa atau
bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi batu atau mineral. Untuk menjadi fosil, sisasisa
hewan atau tanaman ini harus segera tertutup sedimen. Oleh para pakar dibedakan
beberapa macam fosil. Ada fosil batu biasa, fosil yang terbentuk dalam batu ambar, fosil
ter, seperti yang terbentuk di sumur ter La Brea di California. Hewan atau tumbuhan yang
dikira sudah punah tetapi ternyata masih ada disebut fosil hidup dan ilmu yang
mempelajari fosil adalah paleontologi. Praktikum ini dilakukan dengan maksud untuk
memberikan pemahaman awal melalui pengenalan dan pendeskripsian beberapa fosil dan
bertujuan untuk mengetahui pengertian dari fosil, proses-proses pemfosilan, mengenali
jenis-jenis fosil serta manfaatnya bagi kehidupan. Dalam praktikum kali ini menggunakan
7 sampel. Fosil yang di praktikum kan berasal dari beberapa filum yaitu filum Mollusca,
filum Cnidaria, filum Foraminifera, filum Arthropoda, dan filum Echinodermata. Fosil
erat kaitannya dengan geologi karna fosil dapat digunakan untuk menetukan umur
relative suatu batuan.

Kata kunci : Fosil, Proses Pemfosilan, Taksonomi


beberapa cabang ilmuyang focus
I. Pendahuluan membahas tentang hal hal yang
1.1 Latar Belakang berkaitan dengan hal dan saling
Geologi adalah ilmu yang berkaitan. Diantaranya ilmu itu
mengkaji atau mempelajari tentang adalah Paleontologi.
struktur bumi, komposisi bumi dan Palentologi berasal dari kata paleo
sifat sifat fisik nya, sejarah dan yang berarti tua, dahulu,ontos yang
proses pembentukannya. Dalam berarti hidup, dan logos yang berarti
disiplin ilmu geologi terdahap ilmu pengetahuan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa paleontologi
adalah ilmu yang mempelajari 1.2 Maksud Dan Tujuan
Adapun tujuan yang ingin di
tentang kehidupanmasa lampau.
capai dari praktikum acara1
Dalam paleontologi yang dipelajari
pengenalan fosil adalah:
biasanya mengenai fosil fosil sisa
makhluk hidup yang hidup yang 1) Untuk mengetahui pengertian

hidup beribu ribu tahun yang lalu. fosil.


2) Untuk mengetahui
Fosil adalah sisa sisa atau bekas
proses pemfosilan.
kehidupan makhluk hidup yang
3) Untuk mengidentifikasi dan
berubah menjadi batu atau mineral.
mengenali jenis-jenis fosil.
Fosil termasuk ke dalam benda yang
4) Untuk mengetahui manfaat
langka karena tidak semua sisa sisa
dari mempelajari fosil.
makhluk hidup pada zaman dahuli
1.3 Alat Dan Bahan
dapat menjadi fosil.Dalam
` Adapun alat dan bahan yang
praktikum akan dikenalkan jenis-
digunanakan dalam praktikum kali
jenis fosil yang akan di
ini adalah sebagai berikut :
deskripsikanuntuk mengetahui apa
1) LKP (Lembar Kerja
saja pencirian sampel yang
Praktikan)
dingunakan fosil sehingga dapat
2) ATK
dikatakan bahwa praktikum ini
3) Penggaris 4) Clipboard
membahas mengenai fosil.Oleh
5) Jam Tangan
karena itu pada praktikum kali ini
6) Sampel Fosil
dimaksudkan untuk para praktikan
dapat mendeskripsikan fosil
II. Tinjauan Pustaka
berdasarkan ciri khas dari fosil
tersebut, beserta 2.1 Pengertian Paleontologi
pembagianpembagiannya Paleontologi berasal dari bahasa
berdasarkan kelasnya. yunani, yaitu paleo yang berarti tua
atau yang berkaitan dengan masa
lalu ontos berarti kehidupan dan
logos yang berarti ilmu atau tertentu berbeda dengan yang
pembelajaran, atau di pihak lain terdapat pada kolom geologis
menyebutkan bahwa paleontology lainnya. Dengan demikian dapat
adalah juga paleobiologi ( paleon = diketahui jenis tumbuhan yang
tua, bios = hidup, logos = ilmu ). ada dari waktu ke waktu, atau
Jadi paleontologi adalah ilmu yang dengan kata lain dapat diketahui
mempelajari tentang sejarah sejarahnya, khususnya mengenai
kehidupan di bumi termasuk hewan kapan kelompok tumbuhan
dan tumbuhan zaman lampau yang tersebut mulai muncul di muka
telah menjadi fosil. (Zikri, 2018). bumi, kapan perkembangan
maksimalnya, dan kapan
2.2 Ruang Lingkup Paleontologi
kelompok tumbuhan tersebut
Secara umum paleontologi dapat
punah.
digolongkan menjadi dua yaitu
• Untuk keperluan analisa pola dan
Paleobotani (tumbuhan) dan
suksesi vegetasi dari waktu ke
Paleozoologi (hewan) (Zikri, 2018) :
waktu.
a. Paleobotani (tumbuhan) • Untuk analisa endapan dari masa
Paleobotani adalah ilmu karbon (khususnya yang
paleontologi yang mempelajari mengandung sisa tumbuhan),
fosilfosil yang banyak berhubungan yang berpotensi dalam presiksi
dengan tumbuhan. Kajian sifat- sifat batubara. Dengan
Paleobotani meliputi aspek-aspek demikian dapat diketahui macam
fosil tumbuhan, rekonstruksi taksa, batubara serta dari tumbuhan apa
dan sejarah evolusi tumbuhan itu batubara tersebut berasal.
sendiri. • Untuk dapat melakukan dedukasi
Adapun tujuan dalam mempelajari mengenai aspek-aspek
Paleobotani adalah: perubahan iklim. Dengan cara ini
• Untuk rekonstruksi sejarah dunia maka dimungkinkan untuk
tumbuhan. Hal ini dapat merekonstruksi lingkungan masa
dilakukan karena fosil tumbuhan lampau beserta
dari suatu kolom geologis perubahanperubahan yang
terjadi, dan juga untuk • Analisa pola dan suksesi suatu
mempelajari hubungan antara vegetasi dari waktu ke waktu.
tumbuhan dengan hewan yang Kehidupan pada masa purba di
menghuni lingkungan tersebut. mana kondisi bumi masih belum
Salah satu perubahan iklim yang stabil sangat memungkinkan
seringkali dapat diungkap terjadinya perubahan kondisi
dengan pendekatan ini adalah lingkungan yang ekstrim
perubahan ternperatur rata-rata. sehingga mempengaruhi
b. Paleozoology (hewan vertebrata kehidupan spesies dan vegetasi
dan invertebrata) tanaman
Paleozoologi merupakan ilmu • Analisa mengenai aspek – aspek
paleontologi yang ditujukan untuk perubahan iklim yang terjadi.
mempelajari fosil-fosil yang Cara ini bermanfaat untuk
berhubungan dengan hewan. Kajian merekonstruksi dampak
ilmu ini mulai dari hewan vertebrata perubahan iklim pada lingkungan,
hingga invertebrata. Tujuan dari mempelajari bagaimana
mempelajari ilmu paleozoology ini, hubungan antara hewan dan
antara lain : tumbuhan yang hidup pada
• Rekonstruksi sejarah kehidupan lingkungan tersebut
pada masa lampau baik di bidang • Analisa kehidupan biokultural
hewan dan perkembangan manusia sejak manusia muncul di
manusia. Proses rekonstruksi bumi, proses evolusinya melalui
kehidupan dilakukan melalui masa dan wilayah distribusinya
rekonstruksi fosil karena fosil seluas dan selama mungkin
ditemukan dalam lapisan/strata • Analisa proses adaptif yang
geologis yang berlainan sehingga dilakukan makhluk hidup
dapat diketahui perkiraan waktu terhadap perubahan kondisi
munculnya dan kehidupan lingkungan, makhluk yang
makhluk yang telah memfosil mampu beradapatasi akan terus
tersebut. bertahan walaupun peiode waktu
geologis terus berjalan sedangkan
yang tidak mampu beradaptasi
akan punah. Proses adaptasi 1. Biostratigrafi Biostratigrafi

membuka zona adaptif yang baru merupakan ilmu penentuan umur

yaitu suatu kumpulan kondisi batuan dengan menggunakan fosil

hidup dan sumber daya baru yang yang terkandung didalamnya.

memberikan banyak kesempatan Biasanya bertujuan untuk korelasi,

yang sebelumnya. yaitu menunjukkan bahwa horizon


tertentu dalam suatu bagian geologi
2.3 Hubungan Paleontologi
mewakili periode waktu yang sama
dengan Ilmu Lainnya
dengan horizon lain pada beberapa
Paleontologi berkaitan erat tentang bagian lain. Fosil berguna karena
fosil dan perkembangan makhluk sedimen yang berumur sama dapat
hidup hingga sekarang. Sehingga terlihat sama sekali berbeda
paleontoligi berhubungan erat dikarenakan variasi lokal lingkungan
dengan ilmu evolusi. Tapi sampai sedimentasi. Sebagai contoh, suatu
sekarang, ilmu tentang evolusi bagian dapat tersusun atas lempung
banyak sekali terdapat pro dan dan napal sementara yang lainnya
kontra, banyak yang setuju dengan lebih bersifat batu gamping kapuran,
ilmu ini, tetapi lebih banyak yang tetapi apabila kandungan spesies
menolaknya. Tapi dalam hal ini, fosilnya serupa, kedua sedimen
paleontology sangat berkaitan tersebut kemungkinan telah
dengan evolusi, bahkan sangat diendapkan pada waktu yang sama.
menunjang, untuk membuktikan Amonit, graptolit dan trilobit
kebenarannya. Sebagai satu cabang merupakan fosil indeks yang banyak
ilmu yang memiliki ruang lingkup digunakan dalam biostratigrafi.
kajian yang sangat luas, Mikrofosil seperti acritarchs,
paleontologi tidak dapat berdiri chitinozoa, conodonts, kista
sendiri dan memiliki kaitan yang dinoflagelata, serbuk sari, sapura dan
sangat erat dengan cabang keilmuan foraminifera juga sering digunakan.
yang lain antara lain adalah (Amin, Fosil berbeda dapat berfungsi dengan
2020) : baik pada sedimen yang berumur
berbeda; misalnya trilobit, terutama sistem kronostratigrafi yang
berguna untuk sedimen yang berdasarkan interval waktu
berumur Kambrium. Untuk dapat paleontologi yang didefinisikan oleh
berfungsi dengan baik, fosil yang kumpulan fosil yang dikenali
digunakan harus tersebar luas secara (biostratigrafi). Tujuan
geografis, sehingga dapat berada kronostratigrafi adalah untuk
pada bebagai tempat berbeda. memberikan suatu penentuan umur
Mereka juga harus berumur pendek yang berarti untuk interval kumpulan
sebagai spesies, sehingga periode fosil ini.
waktu dimana mereka dapat
3. Mikropaleontologi
tergabung dalam sedimen relatif
sempit, Semakin lama waktu hidup Mikropaleontologi merupakan
spesies, semakin tidak akurat cabang paleontologi yang
korelasinya, sehingga fosil yang mempelajari mikrofosil. Mikrofosil
berevolusi dengan cepat, seperti adalah fosil yang umumnya
amonit, lebih dipilih daripada bentuk berukuran tidak lebih besar dari
yang berevolusi jauh lebih lambat, empat millimeter, dan umumnya
seperti nautoloid. lebih kecil dari satu milimeter,
sehingga untuk mempelajarinya
2. Kronostratigrafi
dibutuhkan mikroskop cahaya
Kronostratigrafi merupakan cabang ataupun elektron. Fosil yang dapat
dari stratigrafi yang mempelajari dipelajari dengan mata telanjang atau
umur strata batuan dalam dengan alat berdaya pembesaran
hubungannya dengan waktu. Tujuan kecil, seperti kaca pembesar, dapat
utama dari kronostratigrafi adalah dikelompokkan sebagai makrofosil.
untuk menyusun urutan pengendapan Secara tegas, sulit untuk menentukan
dan waktu pengendapan dari seluruh apakah suatu organisme dapat
batuan didalam suatu wilayah digolongkan sebagai mikrofosil atau
geologi, dan pada akhirnya, seluruh tidak, sehingga tidak ada batas
rekaman geologi Bumi. Tata nama ukuran yang jelas.
stratigrafi standar adalah sebuah
4. Palinologi 2.5 Jenis Jenis Fosil

Palinologi merupakan ilmu yang Berdasarkan cara pengawetan, fosil


mempelajari polinomorf yang ada dapat dibedakan menajadi beberapa
saat ini dan fosilnya, diantaranya jenis fosil yaitu (Amin, 2014):
serbuk sari, sepura, dinoflagelata, a) Fosil tidak berubah
kista, acritarchs, chitinozoa, dan Yaitu semua bagian fosil
scolecodont, bersama dengan terawetkan dan tidak berubah
partikel material organik dan baik bagian-bagian yang lunak
kerogen yang terdapat pada sedimen maupun bagian-bagian yang
dan batuan sedimen. keras dari fosil trsebut. Contoh:
fosil serangga yang trawetkan di
2.4 Pengertian Fosil
dalam getah damar, dan fosil
Berdasarkan asal katanya, fosil
mammoth yang terawetkan di
berasal dari bahasa latin yaitu
dalam es di Siberia.
“fossa” yang berarti "galian", adalah
b) Fosil yang mengalami
sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk
perubahan Dibedakan menjadi
hidup yang menjadi batu atau
3 jenis yaitu diantaranya :
mineral. Untuk menjadi fosil, sisa
1) Permineralisasi Yaitu fosil
sisa hewan atau tanaman ini harus
yang terawetkan karena
segera tertutup sedimen. Oleh para
masuknya mineral sekunder
pakar dibedakan beberapa macam
yang mengisi pori-pori atau
fosil. Ada fosil batu biasa, fosil yang
ruang antar sel pada bagian
terbentuk dalam batu ambar, fosil
fosil yang keras.
ter, seperti yang terbentuk di sumur
Contoh: Sebagian
ter La Brea di California. Hewan
tulangtulang vertebrata dan
atau tumbuhan yang dikira sudah
cangkang-cangkang
punah tetapi ternyata masih ada
invertebrata terawetkan
disebut fosil hidup dan ilmu yang
dalam bentuk
mempelajari fosil adalah
permineralisasi.
paleontologi. (Noor, 2012).
2) Replacement (Penggantian)
Yaitu fosil yang terawetkan
karena mineral sekunder d) Fosil yang berupa jejak atau
yang mengganti semua bekas
material fosil asli, sehingga Fosil tidak hanya dianggap
bentuknya hampir sempurna sebagai sisa oganisme tetapi juga
seperti jiplakan asli. termasuk dengan adanya jejak
3) Rekristalisasi Yaitu fosil organisme sebagai bukti adanya
yang terawetkan karena kehidupan. Dalam hal ini, jejak
adanya perubahan di dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
sebagian atau seluruh • Mold, Cash, Imprint Mold
material fosil akibat P adalah bekas organisme
(tekanan) dan T (suhu) yang yang berupa cetakan dari
sangat tinggi, sehingga fosil, kalau yang tercetak
molekul-molekul dari tubuh adalah bagian luar disebut
fosil (non-kristalin) akan Eksternal Mold sedangkan
mengikat agregat tubuh fosil kalau yang tercetak adalah
itu sendiri menjadi kristalin bagian dalam disebut
c) Fosil yang berupa fragmen Internal Mold. Cast adalah
Yaitu fosil yang berupa fragmen Mold yang terisi mineral
dalam batuan sedimen yang sekunder membentuk
dapat berubah ataupun tidak jiplakan fosil aslinya secara
dapat berubah. kasar, bagian luar disebut
Eksternal Cast sedangkan
bagian dalam disebut
Internal Cast. Imprint adalah
jejak dimana suatu
organisme terjebak di dalam
sedimen halus tapi
kemudian organisme
Gambar 2.1 Fosil Yang Berupa
Fragmen tersebut dapat meloloskan
diri.
• Track, Trail dan Burrow sehingga dapat ditemukan
Track merupakan jejak sebuah bukti kehidupan.
perpindahan organisme di
atas permukaan 2.6 Tipe Tipe Fosil

sedimensedimen lunak yang Menurut ahli paleontologi ada


berupa tapak (kenanpakan beberapa jenis fosil tetapi secara
kasar).Trail merupakan jejak umum ada dua macam jenis fosil
perpindahan organisme di yang perlu diketahui, yaitu: fosil
atas permukaan yang merupakan bagian dari
sedimensedimen lunak yang organisme itu sendiri dan fosil yang
berupa seretan (kenampakan merupakan sisa-sisa aktifitasnya.
halus). Burrow adalah jejak
1. Tipe fosil yang berasal dari
yang berupa sisa penggalian
organismenya sendiri
lubang suatu organisme. • Tipe pertama ini adalah
Coprolite Coprolite adalah binatangnya itu sendiri yang
jejak berupa berupa kotoran terawetkan/tersimpan, dapat
hewan yang telah berupa tulangnya, daun-nya,
terfosilkan. Kotoran ini cangkangnya, dan hampir semua
dapat digunakan untuk yang tersimpan ini adalah bagian
mengetahui tempat dari tubuhnya yang “keras”.
hidupnya, makanannya, dan Dapat juga berupa binatangnya
ukuran relatifnya. yang secara lengkap (utuh)
• Fosil Kimia Fosil kimia tersipan. misalnya fosil
merupakan jejak asam Mammoth yang terawetkan
organik yang tersimpan karena es, ataupun serangga
didalam batuan yang terjebak dalam amber
prakambium. Zat asam (getah tumbuhan). (Noor
organik ini berasal dari Djauhari,201)
organisme yang terserap
oleh batuan tersebut
2. Tipe fosil yang merupakan sisa- Identifikasi ini dapat dilakukan
sisa aktifitasnya dengan mempelajari fosil
Fosil jenis ini sering juga disebut indeks. Persyaratan bagi sutau
sebagai trace fosil (fosil jejak), fosil untuk dapat dikategorikan
karena yang terlihat hanyalah sebagai fosil indeks adalah :
sisasisa aktifitasnya. Jadi ada (a). terdapat dalam jumlah yang
kemungkinan fosil itu bukan melimpah dan mudah
bagian dari tubuh binatang atau diidentifikasi; dan (b). memiliki
tumbuhan itu sendiri. Adapun distribusi horizontal yang luas,
jenis fosil jejak antara lain tetapi dengan distribusi vertikal
“coprolite” (fosil bekas kotoran yang relatif pendek (kurang lebih
binatang) dan “trail and tracks” 1 juta tahun).
(fosil bekas jejak langkah b) Menjadi dasar dalam
binatang). Penyimpanan atau mempelajari paleoekologi dan
pengawetan fosil cangkang paleoklimatologi. Struktur dan
dapat berbentuk cetakan, berupa distribusi fosil diasumsikan
cetakan bagian dalam (internal dapat mencerminkan kondisi
mould) dicirikan bentuk lingkungan tempat tumbuhan
permukaan yang halus, atau tersebut tumbuh dan
external mould dengan ciri bereproduksi.
permukaan yang kasar. c) Untuk mempelajari
Keduanya bukan binatangnya paleofloristik, atau kumpulan
yang tersiman, tetapi hanyalah fosil tumbuhan dalam dimensi
cetakan dari binatang atau ruang dan waktu tertentu. Hal
organisme itu. (Noor, 2014) ini dapat memberikan gambaran
2.7 Kegunaan Fosil mengenai distribusi populasi

a) Untuk mengidentifikasi unit- tumbuhan dan migrasinya,

unit stratigrafi permukaan bumi, sebagai respon terhadap

atau untuk mengidentifikasi perubahan yang terjadi pada

umur relatif clan posisi relatif lingkungan masa lampau.

batuan yang mengandung fosil.


d) Menjadi dasar dalam dikandung suatu sedimen, kita
mempelajari evolusi tumbuhan, dapat mengetahui lingkungan
yaitu dengan cara mempelajari pengendapan batuan tersebut.
perubahan suksesional g) Mengetahui evolusi
tumbuhan dalam kurun waktu (perkembangan) kehidupan.
geologi Kehidupan yang berjalan dari
e) Untuk korelasi. Kemampuan masa ke masa akan mengalami
kita untuk mengetahui perkembangan dan perubahan
sedimentasi batuan sangat yang meliputi perubahan ke
terbatas. Dengan arah generasi dan perubahan
membandingkan fosil yang ke arah penyempurnaan. Suatu
terdapat di suatu tempat dengan kehidupan pada mulanya
tempat lain, kita dapat kurang sempurna akan berubah
mengadakan korelasi. Fosil ke arah yang lebih sempurna.
yang terdapat di suatu tempat Perubahan ini akan sangat
karena kesamaan-kesamaan, dipengaruhi oleh keadaan
terpaksa dan harus tempat dan lingkungan hidup.
dipersamakan dengan fosil yang Terdapatnya fosil-fosil
terdapat di tempat lain. menunjukkan adanya
f) Menentukan lingkungan pemusnahan kehidupan,
pengendapan. Fosil hanya sedangkan kehidupan yang
dijumpai pada batuan sedimen, pertama tidak diketahui dari
baik sedimen kontinen maupun fosil-fosilnya dan dari mana
marin. Suatu kehidupan akan asalnya. Kemudian muncul
diendapkan pada batuan tertentu lagi kehidupan baru yang
bila batuan tersebut mengalami diketahui dari fosil-fosilnya
pelapukan dan tererosi, maka yang muda umur geologinya,
fosil yang berasal dari kontinen serta lebih sempurna. (Zikri,
mungkin tertransport dan 2018)
menjadi endapan marin, jadi 2.8 Aplilasi Fosil Dalam Disiplin
dengan melihat fosil yang
Ilmu menjadi indikator umur fosil.
Dengan mengetahui umur fosil,
a) Fosil Sebagai Indikator
geolog dapat memperkirakan
Lingkungan Pengendapan.
umur suatu batuan maupun
Dalam menentukan lingkungan
lapisan. d. Fosil Sebagai
pengendapan, fosil sangat
Indikator Proses Sejarah
berperan penting yang mana
Geologi. Fosil dapat
fosil dapat menunjukan
menunjukkan proses geologi
lingkungan atau keadaan tempat
suatu wilayah. Ditemukannya
pengendapan fosil tersebut
fosil dapat mengidentifikasi
ditemukan. Fosil tidak mungkin
aktivitas tektonik lempeng
terbentuk di sembarang tempat.
daerah tesebut maupun proses
Fosil dapat menunjukkan
geologi lainnya yang mengubah
lingkungan pengendapan baik
bentuk fisik daerah tersebut.
asam maupun basa.
Penemuan fosil akan
b) Fosil Sebagai Indikator mengidentifikasi jika fosil
Paleogeografi.Fosil berguna tersebut telah tertransport
dalam mempelajari bentuk fisik ataupun telah berpindah ke
suatu daerah di masa lampau. lapisan lainnya, sehingga geolog
Fosil dapat merekonstruksi suatu dapat mengetahui proses geologi
daerah ke zaman umur fosil yang telah terjadi.
ditemukan. Dengan di
d) Fosil Sebagai Indikator Evolusi
temukannya fosil tersebut,
dan Migrasi. Fosil yang
geologi dapat mengetahui
ditemukan di suatu daerah tidak
bentuk daerah tersebut di masa
selalu fosil organisme native
lampau.
(asli) yang menduduki daerah
c) Fosil Sebagai Indikator Umur tersebut. Terkadang ditemukan
Geologi. Penentuan umur fosil organisme yang bukan
geologi dapat dilakukan dengan merupakan organisme yang
meneliti fosil. Lapisan yang berhabitat di daerah itu. Ini
mana fosil ditemukan dapat menunjukkan bahwa adanya
migrasi suatu organisme. Adapun prosedur percobaan
Disamping itu fosil juga dapat dalam praktikum ini dimulai dengan.
menunjukkan ada atau tidaknya Yang Pertama adalah tahap
evolusi yang terjadi di daerah persiapan yang merupakan fase
ditemukannya fosil tersebut. dimana praktikan menyiapkan alat
(Zikri, 2018). dan bahan yang dibutuhkan saat
praktikum seperti ATK, LKP dan
III. Metode Praktikum
sebagainya.
Tabel 3.1 Diagram Alir Kedua, yaitu tahap analisis, pada
tahap ini dilakukan di laboratorium
Tahapan Pendahuluan
dimana praktikan diberikan beberapa
sampel dan mendeskripsikannya
sesuai dengan yang bimbingan
Tahapan asisten. Tahap ketiga, yaitu tahap
Praktikum
pengerjaan jurnal, dimana hasil dari
tahap analisis akan di kumpulkan dan
dibahas secara rinci dalam sebuah
karya ilmiah, yaitu jurnal. Dan tahap
Analisis Data
keempat yang merupakan hasil dari
praktikum ini adalah sebuah jurnal.

IV. Hasil Dan Pembahasan

Pembuatan
Laporan 4.1 Fosil Peraga 170

Tahapan Pendahuluan

Foto 4.1 Fosil Peraga 170


Fosil ini berasal dari filum (proses pencucian fosil). Seiring
Arthropoda , dengan kelas Trilobita, dengan berjalannya waktu, akhirnya
Ordo Asaphida, termasuk dalam organisme dan material sedimen
Famili Homotelusidea, Genus terlitifikasi (pembatuan), sehingga
Homotelus, dan Mempunyai spesies organisme tersebut menjadi fosil.
Homotelus Bromidensis ESKER. Adapun proses pemfosilan yang
Setelah organisme ini mati, akan terjadi pada fosil ini adalah
mengalami transportasi oleh media permineralisasi. Perminelarisasi yaitu
geologi berupa air, angin atau es ke penggantian sebagian tubuh fosil oleh
daerah cekungan, selama tranportasi, mineral sehingga bentuk fosil masih
material-material yang tidak resisten terlihat. Fosil ini berbentuk Byfuring.
terhadap pelapukan akan mengalami Bereaksi ketika ditetesi HCl yang
pergantian terhadap material yang menandakan bahwa fosil ini memiliki
resisten terhadap pelapukan. Setelah komposisi kimia berupa Karbonatan
itu material tersebut terendapkan (CaCO3), sehingga diketahui bahwa
pada daerah cekungan yang relatif lingkungan pengendapan dari fosil ini
stabil. Bersaman dengan itu, adalah laut dangkal, serta
materialmaterial sedimen juga ikut berdasarkan skala waktu geologi fosil
tertransportasikan. Di daerah ini berumur 500-435 juta tahun
cekungan inilah material akan (Ordovisium Bawah).
terakumulasi, semakin lama material Kegunaan dari fosil ini adalah
akan bertambah dan menumpuk dan untuk mengetahui lingkungan purba,
mengalami tekanan, dari tekanan menentukan umur batuan dan
tersebut akan mengakibatkan lainnya.
material terkompaksi mengakibatkan
pori-pori akan mengecil, air yang
terkandung di antara material-
material akan keluar, masuklah
material sementasi yang halus.
Setelah itu material mengalami
sementasi dan terjadi proses leaching
4.2 Fosil Peraga 837 akan bertambah dan menumpuk dan
mengalami tekanan, dari tekanan
tersebut akan mengakibatkan
material terkompaksi mengakibatkan
pori-pori akan mengecil, air yang
terkandung di antara material-
material akan keluar, masuklah
material sementasi yang halus.
Foto 4.2 Fosil Peraga 837
Setelah itu material mengalami
Fosil dengan nomor peraga 837 sementasi dan terjadi proses leaching
ini berasal dari filum Mollusca , (proses pencucian fosil). Seiring
dengan kelas Bivalvia, Ordo dengan berjalannya waktu, akhirnya
Venerida, termasuk dalam Famili organisme dan material sedimen
Corbiculanidae, Genus Corbicula, terlitifikasi (pembatuan), sehingga
dan Mempunyai spesies Carbicula organisme tersebut menjadi fosil.
Gravesi (DESH.). Adapun proses pemfosilan yang
Setelah organisme ini mati, akan terjadi pada fosil ini adalah
mengalami transportasi oleh media karbonisasi. Karbonisasi artinya
geologi berupa air, angin atau es ke menguapnya kandungan gas-gas atau
daerah cekungan, selama tranportasi, zat lain yang mudah menguap dalam
material-material yang tidak resisten tubuh tumbuhan/hewan karna
terhadap pelapukan akan mengalami tertekannya rangka atau tubuh
pergantian terhadap material yang kehidupan tersebut dalam
resisten terhadap pelapukan. Setelah sedimentasi dan meninggalkan residu
itu material tersebut terendapkan karbon (C) berupa lapisan-lapisan
pada daerah cekungan yang relatif tipis dan kumpulan unsur C yang
stabil. Bersaman dengan itu, menyelubungi atau menyelimuti
materialmaterial sedimen juga ikut sisasisa organisme yang terkompaksi
tertransportasikan. Di daerah tadi. Fosil ini berbentuk Convex.
cekungan inilah material akan Bereaksi ketika ditetesi HCl yang
terakumulasi, semakin lama material menandakan bahwa fosil ini memiliki
komposisi kimia berupa Karbonatan tranportasi, material-material yang
(CaCO3), sehingga diketahui bahwa tidak resisten terhadap pelapukan
lingkungan pengendapan dari fosil ini akan mengalami pergantian terhadap
adalah laut dangkal, serta material yang resisten terhadap
berdasarkan skala waktu geologi fosil pelapukan. Setelah itu material
ini berumur 55-50 juta tahun (Eosen tersebut terendapkan pada daerah
Bawah). cekungan yang relatif stabil.
Kegunaan dari fosil ini adalah Bersaman dengan itu,
untuk mengetahui lingkungan purba, materialmaterial sedimen juga ikut
menentukan umur batuan, perubahan tertransportasikan. Di daerah
iklim serta regresi laut. cekungan inilah material akan
terakumulasi, semakin lama material
4.3 Fosil Peraga 805
akan bertambah dan menumpuk dan
mengalami tekanan, dari tekanan
tersebut akan mengakibatkan
material terkompaksi mengakibatkan
pori-pori akan mengecil, air yang
terkandung di antara material-

Foto 4.3 Fosil Peraga 805 material akan keluar, masuklah


material sementasi yang halus.
Fosil dengan nomor peraga 805 Setelah itu material mengalami
ini berasal dari filum Echinodermata sementasi dan terjadi proses
, dengan kelas Echinoidea, Ordo leaching (proses pencucian fosil).
Cidaroida, termasuk dalam Famili Seiring dengan berjalannya waktu,
Cidaresidae, Genus Cidares, dan akhirnya organisme dan material
Mempunyai spesies Cidares sedimen terlitifikasi (pembatuan),
Vesicularis GOLD. sehingga organisme tersebut
Setelah organisme ini mati, menjadi fosil. Adapun proses
akan mengalami transportasi oleh pemfosilan yang terjadi pada fosil
media geologi berupa air, angin atau ini adalah permineralisasi.
es ke daerah cekungan, selama Perminelarisasi yaitu penggantian
sebagian tubuh fosil oleh mineral Nummulites, dan Mempunyai
sehingga bentuk fosil masih terlihat. spesies Nummulites Millecaput.
Fosil ini berbentuk Globular. Setelah organisme ini mati,
Bereaksi ketika ditetesi HCl yang akan mengalami transportasi oleh
menandakan bahwa fosil ini media geologi berupa air, angin atau
memiliki komposisi kimia berupa es ke daerah cekungan, selama
Karbonatan (CaCO3), sehingga tranportasi, material-material yang
diketahui bahwa lingkungan tidak resisten terhadap pelapukan
pengendapan dari fosil ini adalah akan mengalami pergantian terhadap
laut dangkal, serta berdasarkan skala material yang resisten terhadap
waktu geologi fosil ini berumur 100- pelapukan. Setelah itu material
65 juta tahun (Kapur Atas). tersebut terendapkan pada daerah
Kegunaan dari fosil ini adalah cekungan yang relatif stabil.
untuk mengetahui lingkungan purba, Bersaman dengan itu,
menentukan umur batuan, perubahan materialmaterial sedimen juga ikut
iklim serta regresi laut. tertransportasikan. Di daerah
cekungan inilah material akan
4.4 Fosil Peraga 948
terakumulasi, semakin lama material
akan bertambah dan menumpuk dan
mengalami tekanan, dari tekanan
tersebut akan mengakibatkan
material terkompaksi mengakibatkan
pori-pori akan mengecil, air yang
terkandung di antara material-
Foto 4.4 Fosil Peraga 948 material akan keluar, masuklah
material sementasi yang halus.
Fosil dengan nomor peraga 948
Setelah itu material mengalami
ini berasal dari filum Foraminifera,
sementasi dan terjadi proses
dengan kelas Globothalamea, Ordo
leaching (proses pencucian fosil).
Rotallida, termasuk dalam Famili
Seiring dengan berjalannya waktu,
Nummulitesidea, Genus
akhirnya organisme dan material
sedimen terlitifikasi (pembatuan), yang merupakan faktor kunci untuk
sehingga organisme tersebut pembentukan minyak bumi.
menjadi fosil. Adapun proses Foraminifera juga dapat digunakan
pemfosilan yang terjadi pada fosil dalam arkeologi dalam pembuktian
ini adalah permineralisasi. beberapa jenis bahan baku batu.
Perminelarisasi yaitu penggantian Beberapa tipe batu, seperti batu
sebagian tubuh fosil oleh mineral gamping, umumnya ditemukan
sehingga bentuk fosil masih terlihat. mengandung foraminifera yang
Fosil ini berbentuk Plate. Bereaksi membatu. Jenis dan konsentrasi dari
ketika ditetesi HCl yang fosil-fosil dalam sampel batu dapat
menandakan bahwa fosil ini digunakan untuk menyesuaikan
memiliki komposisi kimia berupa sampel tersebut pada sumber yang
Karbonatan (CaCO3), sehingga diketahui memiliki "tanda fosil"
diketahui bahwa lingkungan yang sama.
pengendapan dari fosil ini adalah
laut dangkal, serta berdasarkan skala
waktu geologi fosil ini berumur 50-
44 Juta tahun (Eosen Tengah).
Kegunaan dari fosil 4.5 Fosil Peraga 307
Foraminifera memiliki banyak
kegunaan di eksplorasi minyak bumi
dan digunakan secara rutin untuk
menafsirkan umur dan lingkungan
terjadinya proses geologi berupa
pengendapan batuan
(paleoenvironment) dari lapisan
Foto 4.5 Fosil Peraga 307
sedimen di sumur minyak. Fosil
foraminifera yang teraglutinasi Fosil dengan nomor peraga 307

terkubur dalam di cekungan sedimen ini berasal dari filum Cnidaria,

dan dapat digunakan untuk dengan kelas Anthozoa, Ordo

mengestimasi kematangan termal, Cystiphyllida, termasuk dalam Famili


Cystiphyllumidea, Genus organisme dan material sedimen
Cystiphyllum, dan Mempunyai terlitifikasi (pembatuan), sehingga
spesies Cystiphyllum “Americanum” organisme tersebut menjadi fosil.
EDW. & H. Adapun proses pemfosilan yang
Setelah organisme ini mati, akan terjadi pada fosil ini adalah
mengalami transportasi oleh media permineralisasi. Perminelarisasi yaitu
geologi berupa air, angin atau es ke penggantian sebagian tubuh fosil oleh
daerah cekungan, selama tranportasi, mineral sehingga bentuk fosil masih
material-material yang tidak resisten terlihat. Fosil ini berbentuk tabular.
terhadap pelapukan akan mengalami Tidak bereaksi ketika ditetesi HCl
pergantian terhadap material yang yang menandakan bahwa fosil ini
resisten terhadap pelapukan. Setelah memiliki komposisi kimia berupa
itu material tersebut terendapkan Silikat (SiO2), sehingga diketahui
pada daerah cekungan yang relatif bahwa lingkungan pengendapan dari
stabil. Bersaman dengan itu, fosil ini adalah laut dalam, serta
materialmaterial sedimen juga ikut berdasarkan skala waktu geologi fosil
tertransportasikan. Di daerah ini berumur 370-360 Juta Tahun
cekungan inilah material akan (Devon Tengah).
terakumulasi, semakin lama material Kegunaan dari fosil ini adalah
akan bertambah dan menumpuk dan untuk mengetahui lingkungan purba,
mengalami tekanan, dari tekanan menentukan umur batuan dan
tersebut akan mengakibatkan lainnya.
material terkompaksi mengakibatkan
4.6 Fosil Peraga 459
pori-pori akan mengecil, air yang
terkandung di antara material-
material akan keluar, masuklah
material sementasi yang halus.
Setelah itu material mengalami
sementasi dan terjadi proses leaching
(proses pencucian fosil). Seiring
dengan berjalannya waktu, akhirnya Foto 4.6 Fosil Peraga 459
Fosil dengan nomor peraga 459 Setelah itu material mengalami
ini berasal dari filum Cnidaria, sementasi dan terjadi proses leaching
dengan kelas Anthozoa, Ordo (proses pencucian fosil). Seiring
Tabulata, termasuk dalam Famili dengan berjalannya waktu, akhirnya
Favositesidae, Genus Favosites, dan organisme dan material sedimen
Mempunyai spesies Favosites terlitifikasi (pembatuan), sehingga
Polymorphus GOLDF. organisme tersebut menjadi fosil.
Setelah organisme ini mati, akan Adapun proses pemfosilan yang
mengalami transportasi oleh media terjadi pada fosil ini adalah
geologi berupa air, angin atau es ke permineralisasi. Perminelarisasi yaitu
daerah cekungan, selama tranportasi, penggantian sebagian tubuh fosil
material-material yang tidak resisten oleh mineral sehingga bentuk fosil
terhadap pelapukan akan mengalami masih terlihat. Fosil ini berbentuk
pergantian terhadap material yang Braching. Bereaksi ketika ditetesi
resisten terhadap pelapukan. Setelah HCl yang menandakan bahwa fosil
itu material tersebut terendapkan ini memiliki komposisi kimia berupa
pada daerah cekungan yang relatif Karbonatan (CaCO3), sehingga
stabil. diketahui bahwa lingkungan
Bersaman dengan itu, pengendapan dari fosil ini adalah laut
materialmaterial sedimen juga dangkal, serta berdasarkan skala
ikut tertransportasikan. Di daerah waktu geologi fosil ini berumur 370-
cekungan inilah material akan 360 Juta Tahun (Devon Tengah).
terakumulasi, semakin lama material Kegunaan dari fosil ini adalah
akan bertambah dan menumpuk dan untuk mengetahui lingkungan purba,
mengalami tekanan, dari tekanan menentukan umur batuan dan
tersebut akan mengakibatkan lainnya.
material terkompaksi mengakibatkan
pori-pori akan mengecil, air yang
terkandung di antara material-
material akan keluar, masuklah
material sementasi yang halus.
4.7 Fosil Peraga 1590 akan bertambah dan menumpuk dan
mengalami tekanan, dari tekanan
tersebut akan mengakibatkan
material terkompaksi mengakibatkan
pori-pori akan mengecil, air yang
terkandung di antara material-
material akan keluar, masuklah
material sementasi yang halus.
Foto 4.7 Fosil Peraga 1590
Setelah itu material mengalami
Fosil dengan nomor peraga 1590 sementasi dan terjadi proses leaching
ini masuk dalam filum Mollusca, (proses pencucian fosil). Seiring
kelas Anthozoa, ordo Nauthillida, dengan berjalannya waktu, akhirnya
famili Pseudasterocerasidea, ordo organisme dan material sedimen
Pseudasteroceras dan spesies terlitifikasi (pembatuan), sehingga
Pseudasteroceras Stellaeformis organisme tersebut menjadi fosil.
GUMB. Adapun proses pemfosilan yang
Setelah organisme ini mati, akan terjadi pada spesies ini adalah
mengalami transportasi oleh media Replacement, yaitu penggantian
geologi berupa air, angin atau es ke secara keseluruhan bagian dari fosil
daerah cekungan, selama tranportasi, dengan mineral lain. Hampir mirip
material-material yang tidak resisten dengan permineralisasi, hanya saja
terhadap pelapukan akan mengalami sisa organisme asli telah terbawa
pergantian terhadap material yang pergi setelah sebelumnya terkubur
resisten terhadap pelapukan. Setelah dalam sedimen kemudian larut oleh
itu material tersebut terendapkan air tanah, sehingga meninggalkan
pada daerah cekungan yang relatif rongga pada batuan yang selanjutnya
stabil. Bersaman dengan itu, terisi oleh material baru berupa
materialmaterial sedimen juga ikut karbonatan, silikat dan senyawa besi,
tertransportasikan. Di daerah terkadang hingga molekul per
cekungan inilah material akan mlekul, sehingga struktur halus dari
terakumulasi, semakin lama material fosil tersebut tetap terjaga dengan
baik. Memiliki bentuk radial, dengan Proses Pemfosilan dapat
komposisi kimia silikat sehingga dijabarkan sebagai berikut :
proses pengendapannya berada di a. Histometabasis,
laut dalam serta berdasarkan skala penggantian sebagian tubuh
waktu geologi fosil ini memiliki fosil tumbuhan dengan
perkiraan umur 195-176 Juta Tahun pengisian mineral lain
(Jura Bawah). dimana fosil tersebut
Kegunaan dari fosil ini adalah diendapkan
untuk mengetahui lingkungan purba, b. Permineralisasi ,Histometa
menentukan umur batuan, perubahan basis pada binatang
iklim serta regresi laut. c. Rekristalisasi, Berubahnya
seluruh/sebagian tubuh fosil
V. Penutup
akibat P & T yang tinggi,
5.1 Kesimpulan sehingga molekul-molekul

Kesimpulan yang dapat di ambil dari tubuh fosil

dari praktikum kali ini adalah : (nonkristalin) akan


mengikat agregat tubuh
1. Fosil merupakan jejak atau sisa
fosil itu
kehidupan baik langsung atau
tidak langsung yang terawetkan sendiri menjadi kristalin

dalam lapisan kulit bumi, terjadi d. Replacement/Mineralisasi,

secara alami dan mempunyai Penggantian seluruh bagian

umur geologi lebih dari 500.000 fosil dengan mineral

Juta tahun. lain.

2. Fosilisasi merupakan proses e. Dehydrasi/Leaching

penimbunan sisa-sisa hewan atau f. Mold / Depression, Fosil

tumbuhan yang terakumulasi berongga dan terisi mineral

dalam sedimen atau lempung.

endapanendapan baik yang


mengalami pengawetan secara
g. Trail & Track Trail adalah
menyeluruh, sebagian ataupun
cetakan/jejakjejak
jejaknya saja.
kehidupan binatang purba hidup, namun hanya bekas
yang menimbulkan aktivitas dari makhluk hidup
kenampakan yang lebih tersebut saja contohnya koprolit
halus ; dan trail (jejak).
Track sama dengan trail, 4. Mempelajari fosil dapat
namun ukurannya lebih memberikan manfaat yang
besar sangat penting dalam kehidupan.
3. Fosil dapat digolongkan dalam Ada beberapa kegunaan
dua jenis yaitu fosil yang mempelajari fosil, yaitu :
terbentuk dari organisme a. Fosil dapat digunakan
makhluk hidup dan fosil yang sebagai indikator
berasal dari sisa aktivitas lingkungan pengendapan.
organisme. Di fosil jenis pertama b. Fosil dapat digunakan
ini yang terawetkan dan menjadi sebagai indikator
fosil adalah makhluk hidup itu paleogeografi.
sendiri, baik berupa seluruh
c. Fosil dapat digunakan
tubuh makhluk hidup maupun
untuk mengetahui umur
sebagian dari tubuh makhluk
geologi suatu batuan atau
hidup yakni bagian tubuh yang
singkapan.
keras. Sehingga fosil tipe
d. Fosil dapat digunakan
pertama ini bisa jadi berupa
sebagai indikator untuk
daun, cangkang, tulang, dan
mengetahui evolusi dan
lainnya. Sedangkan Fosil yang
migrasi makhluk hidup.
kedua atau tipe kedua adalah
e. Fosil dapat digunakan
fosil yang terbentuk dari sisa
sebagai indicator untuk
aktivitas organisme. Fosil tipe ini
mengetahui tektonik suatu
juga sering disebut sebagai fosil
daerah.
jejak atau trace fosil. Beda
f. Fosil dapat digunakan
dengan jenis fosil pertama,
sebagai sumber energi.
karena fosil ini bukanlah berupa
bagian tubuh dari makhluk
5.2 Saran Noor, Djauhari. 2012. Pengantar
Geologi. Bogor: Universitas
Adapun saran untuk
Pakuan
laboratorium dan asisten adalah
sebagai berikut : Partiwi, dkk. 2012. Biologi Untuk
5.1.1 Saran Untuk Laboratorium SMA/MA Kelas X. Jakarta:
1. Tetap Menjaga Kebersihan Erlangga.
2. Tetap menjaga alat dan
Pujiyanto, Sri. 2008. Menjelajah
sampel yang ada di
dunia Biologi 1. Solo: Platinum
laboratorium.
3. Menambahkan Tim Asisten. 2022. Penuntun

pengharum ruangan Pratikum Paleotologi.

5.1.2 Saran Untuk Asisten Makassar: Laboratorim

1. Tetap ramah. Paleotologi, Departement

2. Tetap mengajar dengan Teknik Geologi, Fakultas


baik. Teknik, Universitas
3. Tetap memberikan ilmu Hasanuddin.
yang bermanfaat.
Zikri, Khaerul. 2018. Pengantar
Geologi Umum. UNP :
DAFTAR PUSTAKA Geografi

Amin, Mustaghfirin. 2014.


Paleontologi. Jakarta :
Kemendikbud

Anda mungkin juga menyukai