Anda di halaman 1dari 4

RANGGA NURRIZALDY / BT / 17.

130 / H / 25 / 2D

1. HAL YANG MENDASARI PEMBENTUKKAN UU CIPTA KERJA

Pertimbangan yang terdapat dalam uu tersebut, antara lain :

a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan

makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945, Negara perlu melakukan berbagai upaya untuk memenuhi

hak warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak melalui cipta kerja;

b. bahwa dengan cipta kerja diharapkan mampu menyerap tenaga kerja

Indonesia yang seluas-luasnya di tengah persaingan yang semakin kompetitif dan

tuntutan globalisasi ekonomi;

c. bahwa untuk mendukung cipta kerja diperlukan penyesuaian berbagai

aspek pengaturan yang berkaitan dengan kemudahan dan perlindungan usaha

mikro, kecil, dan menengah, peningkatan ekosistem investasi, dan percepatan

proyek strategis nasional, termasuk peningkatan perlindungan dan kesehatan

pekerja;

d. bahwa pengaturan yang berkaitan dengan kemudahan dan perlindungan

usaha mikro, kecil, dan menengah, peningkatan ekosistem investasi, dan

percepatan proyek strategis nasional, termasuk peningkatan perlindungan dan

kesehatan pekerja yang tersebar di berbagai Undang-Undang sektor saat ini tidak

memenuhi kebutuhan hukum untuk percepatan cipta kerja sehingga perlu dilakukan

perubahan;

e. bahwa upaya perubahan pengaturan yang berkaitan kemudahan dan

perlindungan usaha mikro, kecil, dan menengah, peningkatan ekosistem investasi,


dan percepatan proyek strategis nasional, termasuk peningkatan perlindungan dan

kesehatan pekerja dilakukan melalui perubahan Undang-Undang sektoral yang

dilakukan secara parsial tidak efektif dan efisien untuk menjamin percepatan cipta

kerja, sehingga diperlukan terobosan hukum melalui pembentukan Undang-Undang

dengan menggunakan metode omnibus law yang dapat menyelesaikan berbagai

permasalahan dalam beberapa UndangUndang ke dalam satu Undang-Undang

secara komprehensif;

f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai mana dimaksud pada huruf a,

huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e, perlu membentuk Undang-Undang tentang

Cipta Kerja;

Sebagaimana termuat dalam bahasan.id, menjelaskan Munculnya ide RUU

Cipta Kerja dengan menggunakan metode omnibus law adalah cikal bakal dari

pidato Presiden Joko Widodo sebagai Presiden terpilih dalam Pemilihan Presiden

tahun 2019 yang pada poin utamanya menyatakan bahwa Pemerintah akan

mengajak Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk menerbitkan 2 (dua) undang-

undang besar yakni UU Cipta Kerja dan UU Pemberdayaan UMKM. Di mana kedua

undang-undang tersebut akan menjadi omnibus law yakni satu UU akan merevisi

beberapa UU, bahkan puluhan UU yang ada dengan tujuan tercipta

penyederhanaan, pemotongan dan pemangkasan peraturan yang menghambat

penciptaan lapangan kerja. Sejatinya dalam RUU Cipta Kerja akan merampingkan

sekitar 79 undang-undang dan 1.239 pasal menjadi 15 bab dan 174 pasal yang

mencakup 11 klaster dari 31 Kementerian dan lembaga terkait yaitu

penyederhanaan perizinan, persyaratan investasi, ketenagakerjaan, kemudahan,

pemberdayaan dan perlindungan UMKM, kemudahaan berusaha, dukungan riset


dan inovasi, administrasi pemerintahan, pengenaan sanksi, pengadaan lahan,

investasi dan proyek pemerintah, serta kawasan ekonomi.

Salah satu hal yang menjadi pertimbangan dalam pembuatan RUU

Penciptaan Lapangan Kerja ini adalah karena pengaturan ekosistem investasi dan

juga kemudahan dan perlindungan usaha mikro dan kecil (UMK) yang tersebar di

berbagai undang-undang sektor saat ini tidak mendukung upaya penciptaan

lapangan kerja yang memiliki daya saing. Selain itu pula, untuk menciptakan

lapangan pekerjaan yang mampu menyerap tingginya jumlah tenaga kerja di

Indonesia, ditengah persaingan yang semakin kompetitif dan tututan globalisasi

ekonomi, perlu dilakukan penyesuaian berbagai aspek pengaturan ekosistem

investasi, dan kemudahan dan perlindungan usaha mikro dan kecil, maka perlu

dibuat RUU Penciptaan Lapangan Kerja ini.

Berdasarkan RUU Penciptaan Lapangan Kerja, perbaikan ekosistem

investasi serta kemudahan dan pemberdayaan UMK dalam rangka penciptaan

lapangan kerja dilakukan melalui: penyederhanaan perizinan berusaha; persyaratan

Investasi; ketenagakerjaan; kemudahan Berusaha;Pengembangan dan

Pemberdayaan UMK; kawasan ekonomi; dukungan Riset dan Inovasi; pengadaan

Lahan; dan kemudahan Proyek Pemerintah.

2. KIAT KIAT YANG DAPAT DILAKUKAN POLRI DALAM SITUASI SAAT INI

Menurut opini saya, perlakuan profesionalitas terhadap kebijakan yang telah

dimabil pemerintah harus di dukung oleh Polri. Meski dalam dinamika kehidupan

masyarakat mengalami gejolak yang luar biasa khususnya di lingkungan pekerja dan

buruh, polri harus tetap netral dan mengutamakan terjaminnya keadaan yang
kondusif. Apabila memang masyarakat akan melakukan demo maka tugas

kepolisian harus memfasilitasinya dengan standar operasional yang berlaku

misalnya harus lapor, waktu dan tempat, jumlah masa dll. Sehingga dalam

pelaksanaan demo dapat berjalan lancer , tertib, aspirasi rakyat dapat tersampaikan

dengan cara yang baik, kamtibmas tetap aman terkendali. Tugas polisi hanya

mengamankan kegiatan masyarakat apapun yang terjadi, bila memang ada

perbuatan yang melanggar hukum, maka tugas polisi harus berani menegakkan

hukum tersebut. Entah bagaimanapun caranya bisa lewat yustifikasi maupaun

restorasi justice yang dapat dipilih sesuai dengan bijak anggota polisi yang berdinas

pada tempat dan waktu tersebut. Sehingga dsini polisi sebagai pengayom dan

pelayan masyarakat tetap memberi kesempatan dan hak rakyat untuk bersuara dan

menyampaikan aspirasi mereka namun tetap sebagai representasi negara dalam

menjaga keamanan dan ketertiban serta mendukung selalu program pemerintahan

yang telah disetujui dan disahkan berdasarkan hukum yang berlaku.

Kiat berikutnya yaitu dengan menerjunkan anggota intelejen dalam

melakukan pulbaket terkait oknum dari masyarkat yang memanfaatkan situasi dan

kondisi ini untuk ditunggangi demi kepentingan sekelompok orang saja.

Pengembosan masa bila memang harus dilakukan, maka dilakuakn hal ini agar

dalam pelaksanaan demo masa yang dating dapat terkendali dan tidak

meningkatkan resiko timbulnya huru hara dalam pelaksanaan demo oleh para

pekerja dan buruh.

Anda mungkin juga menyukai