“KETENAGAKERJAAN”
Oleh:
21100120120007
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
DESEMBER 2020
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Ketenagakerjaan
2. Persyaratan Investasi
3. Penyederhanaan Perizinan
4. Kemudahan Berusaha
5. Kemudahan, Pemberdayaan, dan Perlindungan UMKM
6. Dukungan Riset dan Teknologi
7. Administrasi Pemerintahan
8. Pengenaan Sanksi
9. Pengadaan Lahan
10. Investasi dan Proyek Pemerintah
11. Kawasan Ekonomi
Tanggapan dari RUU ini pun beragam, ada yang mendukung dan tidak
sedikit yang menolak. Para masyarakat kalangan menengah kebawah kebanyakan
menolak adanya RUU ini yang ditunjukkan adanya demo besar-besaran dari
golongan buruh dan masyarakat. Demo tersebut didasarkan isi dari pasal-pasal
dalam RUU Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja yang dianggap merugikan
masyakat Indonesia dan golongan buruh.RUU Omnibus Law Cilaka berjumlah
174 pasal, yang memuat beberapa perubahan dan pembatalan norma atas 79
undang-undang yang menjadi inti aturan dalam berbagai bidang. RUU Cilaka ini
juga mengatur kurang lebih 500 peraturan pelaksana untuk melengkapi peraturan
di 11 bidang yang ditulis sebelumnya.
Ketika draft RUU ini tersebar kepada publik, terjadi kehebohan akibat
tidak terimanya masyarakat terhadap isi rancangan, sedangkan kelompok bisnis
tetap mendorong penerbitan RUU ini. Melalui beberapa kementerian, Pemerintah
memberikan argumentasi bahwa draft yang beredar bukan draft final dan ada yang
menyebutnya sebagai hoax. Namun, perlawanan terhadap RUU Omnibus Law
Cipta Lapangan Kerja yang sering disingkat sebagai RUU Cilaka terus menguat.
Kelompok masyarakat dan buruh merespon dengan beberapa demonstrasi.
Penolakan ini tidak diakomodasi dengan positif oleh Pemerintah.
PERMASALAHAN
PEMBAHASAN
Apabila RUU Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja ini langsung di sahkan,
tanpa adanya masukan dari masyarakat , maka yang dirugikan adalah pekerja
Indonesia. Perusahaan lebih memilih tenaga kerja asing dengan alasan karena
pekerja asing memiliki kompetensi yang tidak dimiliki oleh pekerja Indonesia.
Oleh karena itu,RUU Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja juga harus berfokus
untuk meningkatkan produktifitas pekerja Indonesia. Dengan fokus pada
peningkatan produktivitas pekerja Indonesia maka ada atau tidak ada omnibus
law, maka pekerja Indonesia akan sejahtera. Karena dasar filosofis adanya
peraturan adalah untuk menyejahterakan masyarakat.
Adapun beberapa substansi yang terdapat pada RUU Omnibus Law Cilaka yang
menimbulkan kontroversi sebagai berikut :
PENUTUP
Walhi. (2020). RUU Cipta Kerja: Cilaka Cipta Investasi, Perkeruh Kondisi Krisis
Multidimensi. Jakarta.