Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rohmadi

Kelas : P
NIM : 201084006
Tugas Akhir Ilmu dan Teknik Perundang-undangan

ANALISA UU NO 11 TAHUN 2020 CIPTA KERJA


1. Penamaan
- Jenis : Undang-undang (UU)
- Entitas : Pemerintah Pusat
- Nomor : 11
- Tahun : 2020
- Judul : Undang-undang (UU) tentang Cipta Kerja
- Ditetapkan : Tanggal 02 November 2020
- Diundangkan : Tanggal 02 November 2020
- Berlaku Tangga :l 02 November 2020

2. Pembukaan
Untuk mendukung cipta kerja diperlukan penyesuaian berbagai aspek pengaturan yang berkaitan
dengan kemudahan, perlindungan, dan pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil, dan
menengah, peningkatan ekosistem investasi, dan percepatan proyek strategis nasional, termasuk
peningkatan perlindungan dan kesejahteraan pekerja. Upaya penyesuaian berbagai aspek pengaturan
tersebut, dilakukan melalui perubahan Undang-Undang sektor yang belum mendukung terwujudnya
sinkronisasi dalam menjamin percepatan cipta kerja, sehingga diperlukan terobosan hukum yang
dapat menyelesaikan berbagai permasalahan dalam beberapa Undang-Undang ke dalam satu Undang-
Undang secara komprehensif.
Dasar hukum UU ini adalah Pasal 4, Pasal 5 ayat (1), Pasal 18, Pasal 18A, Pasal 18B, Pasal 20, Pasal
22D ayat (2), Pasal 27 ayat (2), Pasal 28D ayat (1) dan ayat (2), dan Pasal 33 UUD 1945; Tap MPR
Nomor XVI/MPR/1998 tentang Politik Ekonomi Dalam Rangka Demokrasi Ekonomi; dan Tap MPR
Nomor IX/MPR/2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam.
UU ini mengatur mengenai upaya cipta kerja yang diharapkan mampu menyerap tenaga kerja
Indonesia yang seluas-luasnya di tengah persaingan yang semakin kompetitif dan tuntutan globalisasi
ekonomi. Cipta Kerja adalah upaya penciptaan kerja melalui usaha kemudahan, perlindungan, dan
pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah, peningkatan ekosistem investasi dan
kemudahan berusaha, dan investasi Pemerintah Pusat dan percepatan proyek strategis nasional.
Sepuluh ruang lingkup UU ini adalah: 1) peningkatan ekosistem investasi dan kegiatan berusaha; 2)
ketenagakerjaan; 3) kemudahan, perlindungan, serta pemberdayaan Koperasi dan UMK-M; 4)
kemudahan berusaha; 5) dukungan riset dan inovasi; 6) pengadaan tanah; 7) kawasan ekonomi; 8)
investasi Pemerintah Pusat dan percepatan proyek strategis nasional; 9) pelaksanaan administrasi
pemerintahan; dan 10) pengenaan sanksi.
3. Batang Tubuh
UU Cipta kerja ini terdiri atas 11 klaster pembahasan dengan beberapa poin di dalamnya, di
antaranya:

- Penyederhanaan perizinan berusaha


- Persyaratan investasi
- Ketenagakerjaan
- Kemudahan dan perlindungan UMKM
- Kemudahan berusaha
- Dukungan riset dan inovasi
- Administrasi pemerintahan
- Pengenaan sanksi
- Pengadaan lahan
- Investasi dan proyek pemerintahan
- Kawasan ekonomi

Dari sebelas klaster seperti yang disebutkan di atas, tentunya ada ratusan pasal dalam UU Omnibus
Law Cipta Kerja ini.Dalam pembentukan peraturan perundang-undangan terdapat beberapa proses
yang harus dilaksanakan yaitu sebagai berikut:
a. Perencanaan
− Perencanaan menjadi tahap Awal dalam menyusun Peraturan perundang Undangan. Dalam tahap
ini Terdapat inventarisasi − Masalah yang ingin Diselesaikan beserta latar Belakang dan tujuan
Penyusunan peraturan Perundang-undangan.
− Setelah melalui pengkajian Dan penyelarasan terhadap Masalah yang ingin Diselesaikan yang
Selanjutnya dituangkan Dalam naskah akademik.
− Setelah selesai dengan Naskah akademik kemudian Diusulkan untuk Dimasukkan ke dalam
Program penyusunan Peraturan.
b. Penyusunan
- Penyusunan peraturan Perundang-undangan dapat Diartikan dalam dua hal. Yang pertama adalah
Penyusunan dalam arti Proses.
- Pada proses ini Penyusunannya berbeda Untuk undang-undang, Peraturan pemerintah, dan
Peraturan presiden. Kedua, Penyusunan dalam arti Teknik.

4. Penutup
Pembahasan

- Pembahasan merupakan Pembicaraan mengenai Substansi peraturan Perundang-undangan


Diantara pihak-pihak yang Terkait.
- Untuk undang Undang, pembahasannya Dilakukan oleh DPR bersama Dengan presiden atau
Menteri melalui tingkat Tingkat pembicaraan.
- Untuk Peraturan di bawahnya Pembahasan dilakukan oleh Instansi terkait tanpa Adanya
keterlibatan DPR.
d. Pengesahan

- Untuk pembentukan undang-undang, rancangan undangundang yang telah disetujui bersama oleh
DPR dan presiden disampaikan oleh pimpinan DPR kepada presiden untuk disahkan menjadi
undang-undang.
- Untuk peraturan perundang undangan dibawahnya disampaikan oleh kementerian hukum dan
HAM kepada presiden melalui kementerian sekretariat Negara atau sekretariat kabinet.
e. Pengundangan

- Pengundangan merupakan penempatan peraturan perundang undangan dalam lembaga Negara


republik Indonesia, tambahan lembaran Negara republik Indonesia, berita Negara republik
Indonesia, tambahan berita Negara republik Indonesia, lembaran daerah, tambahan lembaran
daerah, atau berita daerah.
Tujuan dari pengundangan ini adalah agar masyarakat mengetahui isi peraturan perundang-undangan
tersebut dan dapat dijadikan sebagai acuan kapan suatu peraturan perundang undangan mulai berlaku dan
mengikat. Peraturan perundang undangan berbentuk tertulis, yang di dalamnya memuat peraturan
peraturan yang bukan berasal dari kata dari presiden. Akan tetapi ia tertulis. Isi dari peraturan tertulis ini
memuat norma hukum, tidak memuat norma agama, kesopanan atau kesusilaan.
Norma hukum adalah norma yang bentuknya konkret. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
peraturan perundang-undangan berbeda dengan keputusan tata usaha. Setiap peraturan perundang-
undangan mengikat secara umum, sementara keputusan tata usaha Negara mengikat secara individu.
Inilah yang menjadi dasar mengapa dalam suatu peraturan perundang undangan pada bagian akhir
disebutkan bahwa agar setiap orang dapat mengetahuinya.
Dalam prosedur pembentukan peraturan perundang-undangan terkait dengan hal ini sudah ditetapkan
dalam Undang-Undang No 12 Tahun 2011 dan peraturan lainnya. Apabila kementerian Negara atau
presiden ingin membentuk atau menetapkan Peraturan PerundangUndangan acuannya adalah prosedur
yang ditetapkan dalam peraturan perundangundangan. Maka, dalam pembentukan peraturan perundang
undangan ini tidak boleh suka-suka dalam prosedur pembentukannya, teknik dan format mana yang lebih
dulu dalam penetapan atau pengundangan itu sudah diatur secara baku dalam UU 12 Tahun 2011 dan
aturan pelaksanaanya.

Anda mungkin juga menyukai