DOI: https://doi.org/10.31289/doktrina.v4i1.4482
Abstract
The purpose of writing this article is to find out how the public responds to the UU Cipta Kerja which has
been legalized by the Indonesian Legislative Assembly. The data collection technique that being used
literature review. The results of the discussion stated that the ratification of the RUU which was passed in
Sidang Paripurna October 5, 2020, attracted various reactions from the public. Many elements of society
expressed their with the passage of the UU Cipta Kerja. UU Cipta Kerja is considered to be impartial to the
community, especially the workers. Several articles in the UU Cipta Kerja are considered to be detrimental
to workers. One of them is regarding severance pay and lowered compensation value. The community,
especially those from labor and student elements, held demonstrations in various regions to reject the
ratification Creation of the UU Cipta Kerja.
Keywords: Legalized, UU Cipta Kerja, Society
How to Cite: Kartikasari, H., Agus Machfud Fauzi. (2021). Penolakan Masyarakat Terhadap Pengesahan Omnibus
Law Cipta Kerja dalam Perspektif Sosiologi Hukum. Doktrina: Journal of Law. 4 (1): 39-52
39
Hesty Kartikasari, Agus Machfud Fauzi. Penolakan Masyarakat Terhadap Pengesahan Omnibus Law Cipta
Kerja dalam Perspektif Sosiologi Hukum
40
Doktrina: Journal of Law, 4 (1) April 2021: 39-52
41
Hesty Kartikasari, Agus Machfud Fauzi. Penolakan Masyarakat Terhadap Pengesahan Omnibus Law Cipta
Kerja dalam Perspektif Sosiologi Hukum
42
Doktrina: Journal of Law, 4 (1) April 2021: 39-52
43
Hesty Kartikasari, Agus Machfud Fauzi. Penolakan Masyarakat Terhadap Pengesahan Omnibus Law Cipta
Kerja dalam Perspektif Sosiologi Hukum
44
Doktrina: Journal of Law, 4 (1) April 2021: 39-52
45
Hesty Kartikasari, Agus Machfud Fauzi. Penolakan Masyarakat Terhadap Pengesahan Omnibus Law Cipta
Kerja dalam Perspektif Sosiologi Hukum
Pasal 88 ayat (4) menyatakan bahwa dan tanpa batas, penyederhanaan proses
“Kentuan lebih lanjut mengenai kebijakan PHK, peniadaaan cuti panjang, cuti haid,
pengupahan diatur dengan Peraturan dan lain sebagainya. Mereka khawatir jika
Pemerintah” omnibus law Cipta Kerja ini hanya akan
Poin-poin lain yang menjadi sorotan semakin menambah keuntungan para
masyarakat terutama golongan buruh atau investor saja, terutama investor asing yang
pekerja di antaranya, Upah Minimum akan bebas tanpa hambatan. Sedangkan
didasarkan pada Upah Minimum Provinsi perlindungan bagi para pekerja atau buru
(UMP), Pada pasal 95 tidak ada denda bagi di Indonesia semakin melemah (Safitri,
pengusaha yang terlambat membayar Jurnal Dialog Kebijakan Publik, 2020).
upah kepada, pekerja yang diPHK karena
surat peringatan ketiga tidak Penolakan Masyarakat terhadap
mendapatkan pesangon, pekerja yang Omnibus Law
diPHK karena ada perubahan status, Dari poin-poin Omnibus Law yang
penggabungan, peleburan, atau perubahan dianggap tidak pro dengan rakyat sipil
kepemilikan perusahaan tidak memicu aksi demonstrasi masyarakat.
mendapatkan pesangon, pekerja yang Tidak hanya itu, bentuk penolakan
diPHK karena perusahaan mengalami pengesahaan UU juga disampaikan melalui
kerugian selama dua tahun atau keadaan tagar #mositidakpercaya kepada
memaksa tidak mendapatkan pesangon, pemerintah dan DPR yang menjadi
pekerja yang diPHK karena memasuki usia trending di media sosial Twitter.
pensiun tidak lagi diberikan pesangon, Gelombang penolakan juga datang dari
pekerja yang diPHK karena sakit perkumpulan pemuka agama. Mereka
berkepanjangan atau ketika mengalami bahkan membuat sebuah petisi melalui
cacat akibat kecelakaan kerja tidak lagi situs change.org. Petisi tersebut sudah
memperoleh pesangon, membaskan kerja ditandatangai oleh 1,2 juta orang pada 7
kontrak di semua jenis pekerjaan, Oktober 2020. Yang tidak tertianggal,
outsourcing bebas digunakan di segala mahasiswa di berbagai daerah juga
jenis pekerjaan dan tidak ada batas waktu. melakukan aksi turun ke jalan untuk
Buruh pun menjadi resah karena menolak UU Cipta Kerja. Begitu pula
poin-poin yang disoroti tersebut. Buruh dengan kaum buruh. Ribuan buru
menilai aka nada PKWT yang lebih bebas disejumlah daerah telah menggelar aksi
46
Doktrina: Journal of Law, 4 (1) April 2021: 39-52
mogok kerja sebagai aksi penolakan jalan sehingga seluruh badan jalan
terhadap UU Cipta Kerja (CNN Indonesia, dipenuhi oleh para demostran. Dalam
2020) orasinya, mereka menyampaikan tuntutan
Di Sidoarjo, Jawa Timur, kelompok pencabutan RUU Omnibus Law yang telah
buruh dan mahassiwa melakukan aksi disahkan oleh DPR RI. Dede Satriaji yang
demo menolak UU Cipta Kerja pada Selasa merupakan salah satu korlap aksi
6 Oktober 2020 dengan bergerak menuju mengatakan bahwa UU Cipta Kerja hanya
gedung DPRD dan Kantor Dinas Tenaga menjadi alat untuk merampas dan
Kerja Sidoarjo. Para buruh tersebut mengambil hak rakyat. Para korporasi
kemudian menggelar orasi di depan berkolaborasi dengan pemerintah dengan
Gedung DPRD. Mereka menjelaskan mudah merampas tanah dan sumber daya
beberapa pasal dalam UU Ciptaker tidak alam yang dimiliki oleh rakyat. Dede juga
berpihak pada buruh dan merugikan menyampaikan bahwa seharusnya DPRD
buruh. Tidak hanya menolak UU Ciptaker memiliki hak angket untuk menolak
saja, buruh juga menuntut instansi unyuk Undang-Undang Omnibus Law.
segera merancang upah minimum Sidoarjo DPRD Sidoarjo secara langacang
tahun 2021 dan menyelesaikan segala menyatakan penolakannya terhadap UU
permasalahan ketenagakerjaan yang Cipta Kerja, seperti apa yang disampaikan
melibatkan buruh dan pengusaha dan dinginkan oleh para mahasiswa yang
(medcom.id, berdemo di depan Gedung DPRD. Zahlul
https://m.medcom.id/nasional/daerah.Rk Yussar sebagai Wakil Ketua Komisi D
jl5PEN-demo-menolak-uu-ciptaker-di- DPRD Sidoarjo menyatakan bahwa DPRD
dprd-sidoarjo-berujung-ricuh, diakses 20 Sidoaro telah menerima aspirasi dari
Oktober 2020). mahasiswa dan akan dibawa ke Jakarta
Berbagai elemen mahasiswa yang (Suparno, https://news.detik.com/berita-
tergabung dalam aksi turun ke jalan jawa-timur/d-5207621/dprd-sidoarjo-
memenuhi jalanan. Mass berangkat dari akan-perjuangkan-penolakan-omnibus-
GOR sekitar pukul 08.45 WIB mereka dari-mahasiswa, diakses 15 Oktober
berjalan menuju Gedung DPRD Sidoarjo 2020).
dengan melalui Jalan Pahlawan, Thamrin, Begitu juga dengan ketua DPRD
dan Jalan Ahmad Yani. Para demonstran Kabupaten Sidoarjo H. Usman yang
melakukan berbagai orasi di sepanjang menyambut baik aksi demo yang
47
Hesty Kartikasari, Agus Machfud Fauzi. Penolakan Masyarakat Terhadap Pengesahan Omnibus Law Cipta
Kerja dalam Perspektif Sosiologi Hukum
dilakukan oleh seirkat pekerja di pihak yang hadir dalam acara deklarasi
Kabupaten Sidoarjo yang menuntut tersebut di antaranya perwakilan dari PC
pembatalan UU Cipta Kerja. Usman Pemuda Ansor, Pemuda Muhammadiyah,
menjelaskan bahwa sudah ada Pemuda Pancasila, FKPPI, Mahasiswa,
kesepakatan antara forkopnida dengan pelajar, dan perwakilan dari FKUB
serikat pekerja di Sidoarjo. Salah satunya (Suparno, https://news.detik.com/berita-
yaitu mengenai penolakan UU Cipta Kerja. jawa-timur/d-5215967/sidoarjo-
Namun Usman mengatakan bahwa deklarasi-sepakat-tolak-omnibus-law,
pemerintah daerah tidak bisa mengambil diakses 15 Oktober 2020).
kebijakan apapun karena UU Cipta Kerja Sedangkan di Surabaya, aksi demo
merupakan kewenangan dari pusat dari berbagai elemen masyarakat berhasil
(https://sidoarjoterkini.com/2020/10/06 melumpuhkan Kota Surabaya. Mulai pagi
/didemo-ratusan-buruh-ketua-dprd- massa sudah berkumpul di Bundaran
sidoarjo-sepakat-menolak-omnibus-law/, Waru. Baik dari kelangan buruh maupun
diakses 2 November 2020). mahasiswa. Beberapa mahasiswa dari
Aksi penolakan UU Cipta Kerja di beragam Universitas di Surabaya turun ke
Sidoarjo memang sempat mengalami jalan untuk melaksankan aksi penolakan
kericuhan. Pagar DPRD Sidoarjo terhadap UU Cipta Kerja.massa bergerak
dirobohkan oleh para mahasiswa yang menuju titik utama demostrasi di Gedung
berdemo di depan gedung. Orator yang Negara Grahadi, Kantor DPRD Jatim, dan
berdiri di atas mobil komando mencoba Kantor Gurbernur Jatim. Aksi sempat
menenangkan para pendemo agar suasana menimbulkan kerincuhan. Massa
tetap kondusif. Akibat dari kejadian melakukan sejumlah perusakan dan
tersebut. Pada saat itu petugas berusaha pelmparan. Petugas berusaha meredam
memukul mundur massa. Terjadi aksi kericuhan dengan mendembaki gas air
dorong-menorong antara petugas dengan mata (Meilisa,
pendemo. Forum Kerukunan Umat https://news.detik.com/berita-jawa-
Bergama (FKUB) dan elemen timur/d-5206033/demo-tolak-omnibus-
masyaratakat se-Sidoarjo berdeklarasi law-surabaya-lumpuh-hingga-
bahwa mereka akan menolak kerusuhan. mencekam/4, diakses 18 Oktober 2020).
Deklarasi tersebut digelar di Mapolresta Pada 27 Oktober 2020 massa
Jalan Raya Cemengkalan Sidoarjo. Pihak- kembali melakukan aksi demo. Mass
48
Doktrina: Journal of Law, 4 (1) April 2021: 39-52
49
Hesty Kartikasari, Agus Machfud Fauzi. Penolakan Masyarakat Terhadap Pengesahan Omnibus Law Cipta
Kerja dalam Perspektif Sosiologi Hukum
50
Doktrina: Journal of Law, 4 (1) April 2021: 39-52
51
Hesty Kartikasari, Agus Machfud Fauzi. Penolakan Masyarakat Terhadap Pengesahan Omnibus Law Cipta
Kerja dalam Perspektif Sosiologi Hukum
52