KAJIAN
PERPPU CIPTA KERJA
PRODUK OLIGARKI
DEPARTEMEN POLITIK AKSI DAN KAJIAN STRATEGIS
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Sekretariat: Gedung Administrasi Jurusan
Kampus Baru UI, Kota Depok, 16425, Telepon: 087865330712
E-mail: polkastragbempnj23@gmail.com
A. LATAR BELAKANG
Di penghujung tahun 2020,, pemerintah telah mempersiapkan pengesahan
Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dengan menggunakan Teknik
Omnibus Law. Menurut pemerintah, pengesahan ini diharapkan dapat meningkatkan
investasi, membuka lapangan kerja yang lebih luas, serta meningkatkan kemampuan
tenaga kerja dan memangkas perizinan yang rumit, yang selama ini dianggap sebagai
salah satu penghambat investasi.
Sebelum adanya Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, ada
Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Namun, perkembangan
Undang-Undang Cipta Kerja telah mengubah puluhan undang-undang, termasuk
Undang-Undang Ketenagakerjaan. Namun, perubahan yang dihasilkan oleh Undang-
Undang Cipta Kerja tidak merubah secara keseluruhan Undang-Undang
Ketenagakerjaan, dan tetap berlaku sesuai dengan pasal 185 UU Cipta Kerja. UU Cipta
Kerja juga dapat dikatakan sebagai UU sapu jagat karena mampu mengganti beberapa
norma undang-undang dalam satu peraturan. Pemerintah memandang perlu adanya UU
Cipta Kerja ini karena tingginya angka pengangguran di Indonesia. Di dalam UU Cipta
Kerja terdapat 11 klaster.
C. TUJUAN UU CIPTAKERJA
Undang-Undang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja) atau resmi bernama Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja adalah sebuah undang-undang yang
bertujuan untuk meningkatkan investasi, menciptakan lapangan kerja, serta
meningkatkan perekonomian Indonesia melalui reformasi struktural pada berbagai
sektor, termasuk ketenagakerjaan, perizinan, dan investasi. Undang- undang cipta kerja
juga merupakan langkah pemerintah untuk mempercepat proses pembangunan negara,
terutama dengan mendorong kewirausahaan, mengembangkan investasi untuk menerima
tenaga kerja, serta menciptakan keadilan dan kesejahteraan rakyat.
Arif Budimanta, Sekretaris Satgas UU Cipta Kerja mengatakan bahwa salah satu
tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk mempercepat proses pembangunan
nasional, meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi negara dengan memberikan lebih
banyak kegiatan koperasi dan UKM untuk mempercepat penciptaan lapangan kerja,
mengurangi kemiskinan dan mengurangi ketimpangan.
UU Cipta Kerja diharapkan menjadi bagian dari upaya revitalisasi ekonomi
nasional, khususnya dengan mendorong perubahan ekonomi untuk menciptakan lapangan
kerja baru bagi masyarakat.
Selain itu tujuan pembentukan UU Cipta Kerja adalah untuk menciptakan
kesempatan kerja yang seluas-luasnya bagi masyarakat Indonesia secara merata di
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beberapa tujuan dari UU Cipta
Kerja antara lain:
1. Memperbaiki ekosistem investasi: untuk meningkatkan iklim investasi di
Indonesia dengan memperbaiki sejumlah regulasi dan prosedur bisnis
2. Kemudahan melakukan bisnis: UU Cipta Kerja merangkul upaya untuk
memangkas birokrasi dengan menyederhanakan regulasi dan perizinan yang
diperlukan untuk berinvestasi di Indonesia. Hal ini diharapkan dapat
mempermudah proses bisnis dan meningkatkan efisiensi birokrasi.
3. Meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan karyawan: Undang-Undang Cipta
Kerja mencakup beberapa ketentuan yang bertujuan untuk meningkatkan
perlindungan dan kesejahteraan karyawan, seperti perlindungan terhadap PHK,
fleksibilitas kerja, jaminan sosial, pelatihan dan pengembangan keterampilan,
serta pengawasan hukum terhadap hak hak karyawan.
4. Meningkatkan investasi: UU Cipta Kerja bertujuan untuk menarik investasi ke
Indonesia dengan menyederhanakan regulasi dan perizinan yang diperlukan untuk
berinvestasi.
DEPARTEMEN POLITIK AKSI DAN KAJIAN STRATEGIS
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Sekretariat: Gedung Administrasi Jurusan
Kampus Baru UI, Kota Depok, 16425, Telepon: 087865330712
E-mail: polkastragbempnj23@gmail.com
5. Menciptakan lapangan kerja: Dengan mendorong investasi, diharapkan akan
tercipta lebih banyak lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia.
6. Meningkatkan daya saing: UU Cipta Kerja bertujuan untuk meningkatkan daya
saing Indonesia dengan menghapuskan hambatan-hambatan yang menghambat
pertumbuhan ekonomi.
7. Reformasi ketenagakerjaan: UU Cipta Kerja juga mengatur tentang perubahan
dalam hal ketenagakerjaan, termasuk fleksibilitas kerja, peningkatan
keterampilan, serta perlindungan hak-hak pekerja.
Meskipun hanya diatur dalam satu pasal, perubahan sekecil apapun akan
berdampak luas terhadap paradigma negara dalam mengelola dan membangun
sistem pendidikan Indonesia. Oleh karenanya, pengaturan soal sektor pendidikan
seharusnya lebih relevan dibahas secara mendalam melalui perubahan UU
Sisdiknas, bukan dalam UU Cipta Kerja.
Dengan dasar hukum di atas jelas dan tegas bahwa Presiden mempunyai
kewenangan dalam menetapkan PERPU dengan syarat terdapat kondisi atau hal
ihwal kegentingan yang memaksa. Namun demikian, satu hal yang bisa
disimpulkan adalah, Perpu ini memanfaatkan konsep “kegentingan yang
memaksa.” Hal ini pada akhirnya menegasikan Putusan MK Nomor 91/PUU-
XVIII/2020 yang menguji formal dan memutuskan UU No 11 Tahun 2020 tentang
Cipta Kerja inkonstitusional bersyarat. Sehingga bisa dikatakan presiden telah
melakukan pelecehan atas putusan sekaligus kelembagaan Mahkamah
Konstitusi.
F. KESIMPULAN
Ashar, Syamsul. 2022. “Pakar Hukum Denny Indrayana: Terbitkan Perpu No 2/2022
Presiden Lecehkan Putusan MK”. https://amp.kontan.co.id/news/pakar-hukum-
denny-indrayana-terbitkan-perpu-no-22022-presiden-lecehkan-putusan-mk.
Diakses pada 23 Maret 2023 pukul 23.55 WIB;
BPSDM Kementrian Hukum Dan Ham. 2022. “Yasonna: Pemerintah Patuhi Putusan MK Tentang
UU Cipta Kerja Demi Kepastian Hukum”https://bpsdm-dev.kemenkumham.go.id/berita-
utama/yasonna-pemerintah-patuhi-putusan-mk-tentang-uu-cipta-kerja-demi-kepastian-
hukum#:~:text=UU%20Cipta%20Kerja%20telah%20mengalami,%2FPUU%2DXVIII
%2F2020. Diakses pada 24 Maret 2023 pukul 21.50 WIB;
Debora, Yantina. 2020. “Arti dan Sejarah Omnibus Law Atau UU Sapu Jagat”.
https://baktinews.bakti.or.id/artikel/arti-dan-sejarah-omnibus-law-atau-uu-sapu-jagat.
Diakses pada 23 Maret 2023 pukul 20.50 WIB;
Finaka, Andrean W. 2021. “Perjalanan Omnibus Law Cipta Kerja Hingga Menjadi UU”.
https://indonesiabaik.id/infografis/perjalanan-omnibus-law-cipta-kerja-hingga-menjadi-
uu. Diakses pada 23 Maret 2023 pukul 19.46 WIB;
Ginting, Eriko Fahri. 2021. “Telisik Istilah: Omnibus Law dari Konsep hingga Sejarah”.
https://heylawedu.id/blog/telisik-istilah-omnibus-law-dari-konsep-hingga-sejarah.
Diakses pada 23 Maret 2023 pukul 20.59 WIB;