Anda di halaman 1dari 4

BREAKING NEWS Pemerintah Bakal Bangun PLTS di Riau untuk Ekspor Listrik ke Malaysia

dan Singapura IHSG menguat 1 Persen Lebih, Asing Borong BBRI & BBCA Sri Mulyani Sebut
Evergrande & Batas Utang AS \'Ngefek\' ke Ekonomi RI di 2022 Duh! Pemerintah AS Terancam
Kehabisan Uang pada 18 Oktober 2021 LIVE : Rupiah melemah 28 poin (13:46 WIB) LIVE :
Awal Sesi II, IHSG menguat 1,17 persen (13:39 WIB) LIVE : Emas menguat 5,85 poin (11:55
WIB) Menu Login Bisnis ID Market Travel Finansial Kabar24 Ekonomi Sport Teknologi Bola
Lifestyle Infografik Otomotif Foto Entrepreneur Indeks Bisnis Network Bisnis Regional Jakarta
Sumatra Bandung Surabaya Banten Kalimantan Semarang Sulawesi Bali Papua EKONOMI
HOME EKONOMI APBN PAJAK INDUSTRI INFRASTRUKTUR ENERGI TRADE TRANSLOG
PROPERTI EKONOMI GLOBAL Home Ekonomi & bisnis Infrastruktur Bisnis Beton Pracetak
Semakin Menancap Pembangunan infrastruktur yang begitu masif dalam satu dekade terakhir
membuat permintaan akan material konstruksi terus bertumbuh tak terkecuali beton pracetak
atau precast. Yanita Pteriella, Irene Agustine & Zufrizal - Bisnis.com 22 Januari 2018  |  08:20
WIB Pekerja melintas di dekat tumpukan beton di pabrik PT Wijaya Karya Beton Tbk. -
JIBI/Nurul Hidayat Bisnis.com, Pembangunan infrastruktur yang begitu masif dalam satu
dekade terakhir membuat permintaan akan material konstruksi terus bertumbuh tak terkecuali
beton pracetak atau precast. Hal itu pula yang mendorong BUMN dan swasta berlomba-lomba
mendirikan divisi atau anak usaha yang bergerak di bidang beton pracetak dan sejenisnya.
Berdasarkan data Asosiasi Perusahaan Pracetak dan Prategang Indonesia (AP3I), saat ini
perusahaan yang menjadi anggotanya tercatat 46 perusahaan. Mereka terdiri atas 23 produsen
beton pracetak dan 23 perusahaan pemasang beton pracetak. Dari jumlah tersebut, sebanyak
30% di antaranya merupakan anak BUMN Karya, sisanya produsen swasta. Baca Juga :
WTON Resmikan Pengoperasian Jalur 4 Pabrik Produk Beton di Lampung Selatan Adapun,
kapasitas produksi beton pracetak setiap tahun menunjukkan tren peningkatan. Jika pada 2015
kapasitas produksi beton pracetak nasional tercatat 25,30 juta ton, tahun berikutnya naik
menjadi 26,70 juta ton. Bahkan, pada tahun lalu angkanya melonjak menjadi 35 juta ton.
Dengan tren positif tersebut, Ketua Umum AP3I Wilfred Singkali mendorong supaya produsen
beton pracetak swasta meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi mereka. Hal itu bertujuan
agar target serapan material beton pracetak sebesar 30% dalam proyek infrastruktur nasional
pada 2019 atau setara dengan 40 juta ton per tahun tercapai. Baca Juga : Tarif Lima Ruas Tol
Jasa Marga Segera Naik Berkaitan dengan prospek industri beton pracetak, Manajemen PT
Wijaya Karya Beton Tbk. (WTON) meyakini bahwa permintaan beton pacetak pada tahun ini
masih positif didorong oleh pembangunan sejumlah proyek berskala besar. Meskipun sejumlah
proyek infrastruktur pemerintahan Joko Widodo akan rampung pada tahun ini, Direktur
Pemasaran PT Wijaya Karya Beton Tbk. (WTON) Kuntjara mengatakan bahwa proyek besar
lainnya di bidang energi dan transportasi masih menjadi pendorong besarnya permintaan beton
pracetak di dalam negeri. Baca Juga : Ini Kisaran Tarif Tol Bakauheni-Terbanggi Besar Seksi 1
dan 5 “Kami optimistis precast tidak melulu di sektor infrastruktur, tetapi juga di sektor energi
dan transportasi. Masih ada beberapa power plant yang harus dibangun dalam kaitannya
dengan pembangunan proyek kelistrikan 35.000 MW,” katanya seusai peresmian jalur 4 pabrik
produk beton milik perusahaan di Lampung Selatan, Jumat (19/1/2018). Kuntjara menyebutkan
sejumlah proyek skala besar yang akan disuplai oleh WTON pada tahun ini yaitu PLTU Asam-
Asam di Kalimantan Selatan, kereta api ringan (light rail transit/LRT) Jabodetabek, moda
transportasi terpadu (mass rapid transit/MRT) Jakarta, sampai kereta api cepat (high speed
train/HSR) Jakarta–Bandung. “Selain itu, ada juga beberapa tol, terutama di Jakarta. Selain
LRT yang kami partisipasi, MRT Jakarta dan HSR Jakarta—Bandung tetap kami sasar.”
Direktur Utama WTON Hadian Pramudita menambahkan bahwa sejumlah proyek pemerintah
yang masih berjalan, seperti pembangunan satu juta rumah untuk masyarakat berpenghasilan
rendah, serta proyek bandara dan dermaga di sejumlah daerah juga masih menjadi penopang
permintaan beton pracetak dalam negeri. “Kami yakin bahwa tuntutan beton precast untuk
tahun ini akan lebih banyak. Kebutuhan infrastruktur masih terus berlanjut untuk masa
mendatang, terutama untuk kereta api dan perumahan,” jelasnya. Pascaperluasan pabrik di
Lampung Selatan itu, kapasitas produksi pabrik WTON mencapai 3,20 juta ton per tahun dan
ditargetkan mencapai 3,40 juta ton dengan pengoptimalan pabrik di Jawa Barat dan Sulawesi
Selatan yang tengah berjalan. Sama halnya dengan WTON, manajemen PT Waskita Beton
Precast Tbk. (WSBP) juga optimistis kondisi peluang industri beton pracetak di Indonesia pada
tahun ini masih besar lantaran banyaknya proyek percepatan pembangunan infrastruktur yang
dilakukan pemerintah. Corporate Secretary WSBP Ratna Ningrum mengatakan bahwa
optimisme tersebut dikarenakan selain menyelesaian proyek infrastruktur yang tengah
dikonstruksi, pemerintah juga akan melakukan tender untuk sejumlah proyek, seperti jalan tol
Semarang—Demak. "Adapula proyek 1 juta rumah, jalur kereta api, dan infrastruktur kelistrikan
terkait dengan target proyek peningkatan kapasitas listrik hingga 35 GW pada 2019," ujarnya
kepada Bisnis di Jakarta, akhir pekan lalu. Tahun ini, perseroan menargetkan kapasitas
produksi beton pracetak meningkat sebesar 500.000 ton hingga 600.000 ton. Sepanjang tahun
lalu, kapasitas produksi pracetak perseroan adalah 3,25 juta ton atau meningkat sebesar
18,46% dari 2016 yang mencapai 2,65 juta ton. Pada 2017, perusahaan memproduksi beton
pracetak sekitar 2,10 juta ton atau mencerminkan tingkat utilitas sebesar 70%. "Utilitas pada
2018 juga dirata-rata sebesar 70%. Peningkatan kapasitas ini berasal dari dua plant baru
WSBP di Penajam dan Medan serta peningkatan dari kapasitas produksi existing," ucap Ratna.
ATUR PENGGUNAAN Maraknya ekspansi perusahaan, terutama anak-anak BUMN, dengan
membangun pabrik baru dikhawatirkan akan melibas keberadaan pabrik beton pracetak swasta
berskala kecil dan menengah. Oleh karena itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Basoeki Hadimoeljono mengatakan bahwa guna meningkatkan partisipasi swasta dalam
pembangunan infrastruktur, kementerian berencana mengatur penggunaan material konstruksi
termasuk beton pracetak yang digunakan oleh kontraktor besar yang mayoritas BUMN Karya.  
Dengan kebijakan tersebut, kontraktor besar hanya diperbolehkan menggunakan 50% material
konstruksi produksi anak perusahaannya sendiri, selebihnya diharuskan menggunakan material
konstruksi produsen swasta. Rencana Menteri PUPR itu tak menimbulkan gejolak di kalangan
produsen beton pracetak. Seperti kata Wilfred Singkali, kebijakan pemerintah untuk membatasi
BUMN dalam menggunakan material beton pracetak milik anak usahanya tidak akan
berpengaruh besar pada rantai pasok industri beton pracetak secara nasional. Alasannya,
selama ini BUMN Karya memilih menggunakan material beton pracetak dari anak usahanya
didorong oleh faktor adanya kebutuhan terhadap beton pracetak dengan spesifikasi khusus.
Begitu pula dengan Ratna Ningrum. Menurutnya, pembatasan terhadap BUMN Karya untuk
menggunakan material konstruksi dari anak usahanya dalam proyek infrastruktur ini tak akan
berpengaruh kepada kinerja dan strategi perusahaan. Pasalnya, proyek PUPR yang dikelola
oleh WSBP hanya berkisar di bawah 5% dari total nilai kontrak dikelola perseroan. Meski
pemerintah menunjukkan perhatiannya kepada perusahaan kecil menengah, tak berarti mereka
harus berpangku tangan. Mereka juga mesti merespons peluang-peluang bisnis beton pracetak
dengan sigap sebagaimana dilakukan BUMN. Yang penting persaingan secara sehat harus
dikedepankan. Simak Video Pilihan di Bawah Ini : Simak berita lainnya seputar topik artikel ini,
di sini : jalan tol wijaya karya beton Beton Pracetak waskita beton precast Editor : Zufrizal
Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam Masuk / Daftar
Pilah-pilih Saham ELSA, MEDC, PGAS dkk Kala Harga... LPS Rate All Time Low, Sinyal
Terang Emiten Properti,... Historia Bisnis: Pemerintah Incar 51 Persen Saham... Lihat lainnya≫
Subscribe Newsletter Bisnis Indonesia Bergabung dan dapatkan analisis informasi ekonomi dan
bisnis melalui email Anda. A-A+ Share Berikan reaksi Anda! Suka 0% Terhibur 0% Bangga 0%
Terinspirasi 0% Tidak Suka 0% Sedih 0% Artikel Terkait Penyelesaian Tol Cisumdawu,
Pemerintah Dorong Pembebasan…Kementerian PUPR Mulai Bangun Tol Solo–Yogyakarta–
Yogyakarta…Punya Tol di Makassar, Nusantara Infrastructure Incar…Waskita Karya (WSKT)
Kebut Divestasi 2 Ruas Tol pada…Wika Beton (WTON) Bukukan Kontrak Baru Rp3,28
TriliunWTON Klaim Proses Produksi Tidak Terpengaruh PPKMProduksi Wika Beton (WTON)
Belum Bisa Kembali ke Masa…Konsumsi Semen Infrastruktur Bergerak, Utilisasi WTON…
Berkah Beton Sadaya (BEBS) Rombak Susunan Direksi…Pandemi Menyerang Konstruksi,
WTON : Kami Tidak Seburuk…Hingga Semester I, Wika Beton (WTON) Raih Kontrak…
Permintaan Meningkat, Wika Beton Pacu Kapasitas Produksi…Waskita Precast (WSBP) Terus
Dukung Proyek Infrastruktur…Waskita Precast (WSBP) Dapat Kotrak Pembangunan Masjid…
ANAK USAHA BUMN : WSBP Pertebal Kontrak BaruWaskita Precast (WSBP) Dapat Kontrak
Proyek Interchange… Ulang tahun ke -110 mendirikan ROLEX - Diskon 90% PR Ekspor
Industri Mamin Masih Terkendala Lockdown Jika Anda Menemukan Papiloma seperti Ini,
Waspadalah! PR Kemenkeu Targetkan Integrasi Data Keuangan Negara pada Satu Sistem di
2021 Uang Selalu Datang Melimpah, jika Bawa Barang Ini bersama Anda PR Ada 6 Dampak
Positif UU Cipta Kerja terhadap Jasa Konstruksi - Ekonomi Bisnis.com Seluruh Negara Kaget!
Diabetes Mudah Diobati (Lihat di Sini) PR Belum Akan Pulih, ASI: Proyek Infrastruktur Tidak
Sebesar 2019 Recommended by Berita Terkini Lainnya IHK September 2021 Berpotensi Alami
Deflasi, Dipicu Penurunan Harga Pangan Ekonomi12 minutes agoDeflasi terjadi pada
komponen harga bergejolak atau volatile food disebabkan oleh turunnya harga pangan, seperti
cabai rawit -14,9 persen, bawang merah -11,2 persen, dan… Tertahan Pembebasan Lahan, HK
Optimistis Tol Pekanbaru-Bangkinang Beroperasi Akhir Tahun Ini Infrastruktur16 minutes
agoPT Hutama Karya (Persero) menargetkan mampu menyelesaikan sebagian konstruksi ruas
bebas hambatan di Jalan Tol Pekanbaru–Padang pada akhir tahun ini. Dua Kluster Catat
Serapan di Bawah 50 Persen, PEN 2021 Dinilai Belum Tepat Sasaran Apbn48 minutes agoJika
serapan PEN lamban, maka dikhawatiran pemulihan dapat terhambat. Kabupaten Gresik Paling
Prospektif untuk Properti di Jawa Timur Properti1 hour agoKabupaten Gresik menjadi area yang
paling prospektif di Jawa Timur untuk sektor properti di kawasan Metropolitan
Gerbangkertosusila. Berita Lainnya   Terpopuler Segera Disahkan, RUU KUP Ganti Nama Jadi
RUU Harmonisasi Peraturan Perpajakan Sri Mulyani Sebut Evergrande & Batas Utang AS
'Ngefek' ke Ekonomi RI di 2022 Duh! Pemerintah AS Terancam Kehabisan Uang pada 18
Oktober 2021 Survei BTN Ungkap Alasan Milenial Belum Beli Rumah Sudah Diteken, RUPTL
PLN 2021–2030 Tinggal Diumumkan Menteri ESDM Mendag Lutfi Blak-Blakan Soal Peta Jalan
Ekonomi Digital, Apa Isinya? 1 day ago Konsumsi Baja Besar Tapi Impor Mendominasi, Ini Kata
Jokowi 1 week ago Dirut Jaklingko Blak-Blakan Soal Aplikasi Super untuk Warga Jakarta 2
weeks ago HOT TOPIC Jelajah BUMN PPKM Darurat Bank Digital PPnBM Vaksin Covid-19
KPK Anies Baswedan BUMN Covid-19 Download Aplikasi E-Paper sekarang dan dapatkan
FREE AKSES selama 7 hari! Foto   3+ Curah Hujan Tinggo, Permukiman Penduduk di
Padangpariaman Terendam Banjir 10 minutes ago BisnisRegional Jakarta Banten Bandung
Semarang Bali Sumatra Surabaya Kalimantan Sulawesi Papua Copyright © 2021 - Bisnis
Indonesia. About us Privacy Policy Code of Conduct Advertise with us Contact Us Career Page
rendered in 0.0546 seconds on aws-231 To top Ikuti terus berita terbaru dari Bisnis.com Anda
dapat menonaktifkan notifikasi kapan saja
Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Bisnis Beton Pracetak Semakin Menancap",
Klik selengkapnya di sini: https://ekonomi.bisnis.com/read/20180122/45/728978/bisnis-beton-
pracetak-semakin-menancap.
Author: Yanita Pteriella, Irene Agustine & Zufrizal
Editor : Zufrizal

Download aplikasi Bisnis.com terbaru untuk akses lebih cepat dan nyaman di sini:
Android: http://bit.ly/AppsBisniscomPS
iOS: http://bit.ly/AppsBisniscomIOS

Anda mungkin juga menyukai