Anda di halaman 1dari 70

PENINGKATAN PROFESIONALISME

TENAGA KERJA MELALUI


PELATIHAN KONSTRUKSI

Tia Sugiri
Dosen Univ. Sangga Buana Bandung
Sekretaris Umum DPD ASTTI Jawa Barat
Ketua LPKTI ASTTI Pusat
Materi Bahasan :
• Pendahuluan
• Era Konstruksi saat ini
• Protret Tenaga Kerja Konstruksi
• Pelatihan Konstruksi
• Penutup
PENDAHULUAN

• Dinamika regulasi Jasa Konstruksi masih tetap bergulir…


• Badan Usaha Jasa Konstruksi (BUJK) baik Perencana maupun
pelaksana tidak berdaya menghadapi kondisi saat ini….
• Begitupun dengan tenaga ahli dan terampil yang masih “sulitnya”
membuat dan memperpanjang SKK (dulu SKA dan SKT), salah satunya
adalah dengan adanya “Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan”
(PKB) atau CPD
• Dampak pandemic Covid 19 sudah lebih dari dua tahun yang lalu
terhadap kegiatan jasa konstruksi dan tenaga kerja konstruksi,
termasuk di dalamnya tenaga ahli konstruksi semakin terasa
menyesakkan…..
Pada Era Baru Konstruksi saat ini (Reini Wirahadikusumah, 2021) :
1. Penyediaan infrastruktur adalah masalah yang sangat kompleks, menjadi urusan para pemimpin
negara, suatu urusan kebijakan (policy) tingkat tinggi yang bersifat konseptual dan terkadang
dirasakan jauh dari kompetensi dan kewenangan para insinyur/profesional rekayasa. Ketika urusan
infrastruktur diperbincangkan di publik, isu utama yang dibahas seringkali fokusnya adalah
pendanaan, lingkungan, sosial/dukungan publik, bahkan politik; bukan tentang aspek rekayasa dan
teknologinya.
2. Untuk dapat mengambil peran dalam pembangunan infrastruktur nasional secara lebih efektif, para
insinyur/profesional rekayasa harus memiliki keahlian yang beragam serta pengalaman yang luas,
termasuk di bidangbidang non-rekayasa, yang sebenarnya bukan merupakan modal utamanya sesuai
latar belakang pendidikan dan pengalaman di sektor konstruksi.
3. Demikianlah, kompleksitas obyek yang dihadapi sehari-hari oleh para pelaku sektor konstruksi. Dalam
menghadapi tantangan yang besar tersebut, keandalan sektor jasa konstruksi harus didukung oleh
peran serta masyarakat jasa konstruksi dalam mengembangkan daya saing usaha, rantai pasok yang
kokoh dan peningkatan kompetensi dan profesionalisme tenaga kerja konstruksi.
PENDAHULUAN
Pada Era Baru Konstruksi saat ini (Reini Wirahadikusumah, 2021) :
4. Tahun 2020 merupakan tahun penting untuk konstruksi Indonesia, disamping merupakan masa
transformasi perubahan tata Kelola dari UU No. 18/1999 ke UU No. 2 tahun 2017, tahun 2020 juga
merupakan tahun istimewa yaitu seluruh masyarakat dunia harus beradaptasi secara cepat terhadap
fenomena perubahan yang teknologi digital yang berdampak pada semua aktivitas termasuk pola-pola
penyelenggaraan konstruksi, yaitu Industrial Revolution 4.0, serta dampaknya pada masyarakat, atau yang
dikenal sebagai Society 5.0.
5. Ketersediaan teknologi internet dan teknologi-teknologi pendukung lainnya, telah memungkinkan
berlangsungnya Revolusi Industri 4.0. Pelaksanaan proyek konstruksi di Indonesia yang sebelumnya banyak
mengandalkan keunggulan jumlah tenaga kerja, berangsurangsur mulai memanfaatkan keunggulan
teknologi dan kompetensi tenaga kerja sebagai modal utama.
6. Transformasi digital selayaknya diadopsi oleh badan-badan usaha jasa konstruksi nasional secara
komprehensif. Transformasi digital bukan semata membutuhkan investasi dalam aspek hardwares dan
softwares namun mensyaratkan perubahan budaya dan kesiapan sumberdaya manusia pelaku jasa
konstruksi nasional di semua lini.
PENDAHULUAN
Pada Era Baru Konstruksi saat ini (Reini Wirahadikusumah, 2021) :
7. Sektor konstruksi nasional adalah salah satu sektor yang secara alamiah memang sarat dengan kondisi
VUCA, yaitu volatility (tingkat fluktuasi atau perubahan yang besar), uncertainty (ketidakpastian yang
tinggi), complexity (masalah yang tidak sederhana melibatkan banyak faktor, banyak parameter), dan
ambiguity (tidak jelas, data dan informasi sangat terbatas).
8. Sektor konstruksi harus menyelesaikan proyek dalam lingkungan fisik/alam yang selalu berbeda, pihak-
pihak terlibat yang banyak dan berbeda dari satu proyek ke proyek lainnya. Lingkup proyek seringkali tidak
terdefinisikan secara cukup matang, keinginan pemilik yang berubah-ubah, melibatkan banyak kepentingan
yang terkadang saling bertolak belakang. Pihak pengguna jasa swasta berpotensi gagal bayar, pengguna jasa
Pemerintah terlambat bayar, masyarakat merasa terganggu, dan seterusnya. Pemerintah sebagai pengguna
jasa terbesar seringkali berubah peran menggunakan posisi multinya yaitu sebagai pengguna jasa, sebagai
regulator, sebagai fasilitator, dan sebagai corong perubahan dengan tujuan tertentu. Tentunya ketimpang
peran antara pengguna dan penyedia jasa seperti ini menjadi tantangan tersendiri bagi badan badan usaha
jasa konstruksi nasional
PENDAHULUAN

• Para pelaku konstruksi enggan untuk belajar keahlian baru. Hal ini
adalah masalah klasik di ranah manajemen sumberdaya. Tenaga kerja
senior dan sudah sangat profesional berpengalaman kebanyakan tidak
mau lagi belajar keahlian baru, tenaga kerja di lapangan juga memiliki
kapasitas yang terbatas dalam mempelajari keahlian baru
(Wirahadikusumah, R. 2021)
• Isu strategis lainnya disampaikan Dewi Chomistriana, Tri Berkah dan
Aprilia Gayatri (2021) adalah Produktivitas Tenaga Kerja “rendah” dan
perlunya Peningkatan kompetensi Tenaga Kerja Konstruksi (TKK),
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, kondisi tenaga kerja konstruksi
Indonesia masih didominasi TKK berpendidikan SMA ke bawah (70%).
PENDAHULUAN
Peningkatan
Kompetensi dan
Profesionalisme Tenaga
kerja melalui Pelatihan
Konstruksi merupakan
salah satu alternatif
yang ditawarkan untuk
mengatasi hal tersebut
di atas……
ERA KONSTRUKSI SAAT INI
• Reformasi regulasi di bidang usaha diawali dengan terbitnya Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja)
yang mengubah 78 (tujuh puluh delapan) Undang-Undang, termasuk
Undang-Undang Nomor 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.
• Secara umum UU Cipta Kerja memiliki tujuan untuk mereformasi
struktural dan mempercepat transformasi ekonomi demi
mewujudkan Visi Indonesia Maju 2045, salah satunya menjadi 5
(lima) besar Kekuatan Ekonomi Dunia, dengan menjadi negara
berpendapatan tinggi pada tahun 2040
ERA KONSTRUKSI SAAT INI
• Kondisi yang menjadi latar belakang penyusunan UU Cipta Kerja diantaranya:
a. Indonesia saat ini hanya tersedia lapangan kerja bagi 2,5 juta orang
per tahun, sementara sebanyak 7 juta orang mencari pekerjaan;
b. Masih banyaknya tumpang tindih regulasi. Saat ini terdapat 8.451
peraturan pusat dan 15.965 peraturan daerah;
c. Inefisiensi birokrasi (tumpang tindih kewenangan) adalah masalah
utama yang dihadapi usaha, disamping isu korupsi dan akses pendanaan;
d. Kemudahan berusaha Indonesia masih di peringkat ke-73, masih di
bawah beberapa negara ASEAN seperti Singapura (2), Malaysia (12),
Thailand (21) dan Vietnam (70); dan
e. Produktivitas tenaga kerja rendah.
ERA KONSTRUKSI SAAT INI
• Cita-cita yang hendak dicapai oleh undangundang yang dibentuk
dengan omnibus law ini adalah terciptanya lapangan pekerjaan baru
sebanyak-banyaknya bagi para pencari kerja, kemudahan berusaha
bagi masyarakat, khususnya Usaha Mikro Kecil (UMK) untuk usaha
baru dan mendukung upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi.
• cita-cita besar lahirnya UU Cipta Kerja adalah untuk dapat melakukan
simplifikasi dan harmonisasi regulasi dan perizinan, investasi yang
berkualitas, penciptaan lapangan kerja yang berkualitas dan
kesejahteraan pekerja dan pemberdayaan UMKM.Pertumbuhan
ekonomi sebagaimana yang dicita-citakan hanya dapat terwujud
apabila diiringi dengan upaya peningkatan produktivitas, investasi
yang berkelanjutan, perbaikan pasar tenaga kerja, dan peningkatan
kualitas Sumber Daya Manusia.
POTRET TENAGA KERJA KOSNTSRUKSI

Pembangunan infrastruktur untuk menyediakan pelayanan
dasar merupakan salah satu prioritas utama pemerintah
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2020-2024. Hal ini dibuktikan dengan besarnya
dana yang dianggarkan untuk pembangunan infrastruktur
pelayanan dasar, sebesar Rp 6.445 T dalam jangka waktu 5
tahun dan Rp 118.712,4 miliar untuk tahun 2021.Tingginya
dana yang dianggarkan untuk pembangunan infrastruktur
secara langsung berarti kegiatan konstruksi infrastruktur di
Indonesia meningkat. Kegiatan konstruksi yang intensif
dilakukan di seluruh Indonesia tentunya memiliki
kebutuhan penyerapan tenaga kerja konstruksi yang tinggi.
Sejalan dengan tren pembangunan infrastruktur, jumlah
tenaga kerja pada sektor konstruksi pun menunjukkan tren
penambahan setiap tahunnya.
POTRET TENAGA KERJA KOSNTSRUKSI

Namun, kompetensi tenaga kerja


pada jumlah tersebut dipertanyakan
– mengingat 34% tenaga kerja
konstruksi Indonesia Pendidikan
terakhirnya adalah Sekolah Dasar

Hal tersebut menghasilkan


tantangan tersendiri bagi
pemerintah untuk mencetak
tenaga kerja konstruksi yang
handal untuk menghasilkan
infrastruktur yang berkualitas

Salah satu alternatifnya adalah melalui Pelatihan Konstruksi


PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 2021
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017
tentang Jasa Konstruksi

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN


PELATIHAN KERJA (LPPK)

PENGATURAN LSP DAN LPPK


02
LPPK
Pasal 30, 30A

Persyaratan Registrasi LPPK


LPPK meliputi:
Persyaratan registrasi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kerja
meliputi:
a Lembaga Pendidikan
a. merupakan lembaga pendidikan dan/atau lembaga
a. SMK; dan pelatihan yang memiliki program pendidikan dan/atau
b. Perguruan Tinggi/Politeknik pelatihan di bidang jasa konstruksi;
b. memiliki izin pendirian bagi lembaga pendidikan atau tanda
b Lembaga Pelatihan Kerja daftar lembaga pelatihan kerja yang diterbitkan oleh instansi
yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
a. LPK swasta; perundang-undangan;
b. LPK pemerintah; dan
c. memiliki program kerja bidang Jasa Konstruksi; dan
c. LPK perusahaan
d. memiliki instruktur atau tenaga pengajar dan sarana dan
prasarana pendidikan dan/atau pelatihan kerja sesuai
LPPK melakukan registrasi kepada pedoman pelatihan berbasis kompetensi suatu Jabatan Kerja.
Menteri melalui LPJK

PERATURAN PEMERINTAH NO 14 TAHUN 2021


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
17 tentang Perubahan atas PP Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
DI R E K T O R AT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pelaksanaan UU Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
PEMBENTUKAN LSP
Pasal 30, 30B

• LSP bentukan Asosiasi Profesi merupakan badan hukum yang


LSP disahkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
dapat dibentuk oleh
• LSP bentukan LPPK merupakan badan hukum atau unit yang
dibentuk oleh badan hukum lembaga induknya atau
lembaga pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang undangan.
LPPK yang telah
sesuai dengan • LSP diberikan Lisensi sesuai dengan peraturan perundang-
Asosiasi Profesi ketentuan undangan setelah mendapat rekomendasi dari Menteri.
terakreditasi peraturan
perundang- • Jenis LSP diklasifikasikan dan ditetapkan berdasarkan badan
undangan atau lembaga yang membentuknya dan sasaran
sertifikasinya.

PERATURAN PEMERINTAH NO 14 TAHUN 2021


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
tentang Perubahan atas PP Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
DI R E K T O R AT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pelaksanaan UU Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
PELATIHAN KONSTRUKSI
TUGAS DAN FUNGSI LSP
Pasal 30C

FUNGSI LSP
a. menyusun program kerja tahunan;
TUGAS LSP b. menyusun dan mengembangkan
berdasarkan standar kompetensi kerja;
skema sertifikasi

c. membuat perangkat asesmen dan materi uji kompetensi


berdasarkan standar kompetensi kerja;
LSP memiliki tugas d. menyediakan asesor;
melaksanakan Sertifikasi e. melaksanakan uji kompetensi;
Kompetensi Kerja pada f. menetapkan persyaratan, memverifikasi, dan menetapkan
TUK;
kualifikasi dalam jabatan
g. memelihara dan meningkatkan kinerja asesor dan TUK;
ahli, analis/teknisi, dan h. melaksanakan surveilans pemeliharaan sertifikasi;
operator. i. melaksanakan manajemen mutu;
j. mencatatkan Sertifikat Kompetensi Kerja Konstruksi dalam
SIJK terintegrasi;
k. melaksanakan pelaporan penyelenggaraan Sertifikasi
Kompetensi Kerja melalui SIJK terintegrasi; dan
l. mengembangkan pelayanan sertifikasi.

PERATURAN PEMERINTAH NO 14 TAHUN 2021


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
20 tentang Perubahan atas PP Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
DI R E K T O R AT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pelaksanaan UU Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
ASESOR DAN SKEMA SERTIFIKASI Pasal 30D

Sertifikat asesor dan SKK Konstruksi jenjang 9 atau setara Untuk pengujian kompetensi
Tercatat di LPJK dengan Kualifikasi ahli utama jabatan ahli jenjang 9

Sertifikat asesor dan SKK Konstruksi jenjang paling Untuk pengujian kompetensi
ASESOR Memiliki sertifikat asesor rendah jenjang 8 atau setara dengan Kualifikasi ahli jabatan ahli jenjang 7 dan 8
madya
KOMPETENSI dan SKK Konstruksi
dengan ketentuan: Sertifikat asesor dan SKK Konstruksi paling rendah Untuk pengujian kompetensi
jenjang 6 atau setara dengan Kualifikasi ahli muda jabatan teknisi/analis

SKK paling rendah jenjang 3 atau setara dengan Untuk pengujian kompetensi
Kualifikasi terampil kelas 1 jabatan operator
Pasal 30J

BIAYA SERTIFIKASI
sertifikat asesor diterbitkan oleh lembaga
independen yang mempunyai tugas
melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja

Proses uji kompetensi dalam Sertifikasi Kompetensi Kerja


SKK konstruksi sesuai Klasifikasi dan
subklasifikasi tenaga kerja yang masih berlaku yang dilaksanakan oleh LSP dikenakan biaya.
Besaran biaya ditetapkan oleh Menteri, dan didasarkan pada:

SKEMA SERTIFIKASI Pasal 30E


Biaya Biaya Biaya
a b c
• Sertifikasi Kompetensi Kerja Konstruksi dilaksanakan pelaksanaan operasional pemberdayaan
sesuai skema sertifikasi yang ditetapkan oleh LSP uji SDM LSP
kompetensi
• Skema sertifikasi diverifikasi oleh lembaga independen kerja
yang mempunyai tugas melaksanakan Sertifikasi
Kompetensi Kerja sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
PERATURAN PEMERINTAH NO 14 TAHUN 2021
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
21 tentang Perubahan atas PP Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
DI R E K T O R AT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pelaksanaan UU Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
TATA CARA PEMBERIAN
LISENSI LSP Pasal 30F

Pasal 176A huruf k


Dalam hal Asosiasi Profesi terakreditasi dan LPPK telah
Tata cara pemberian lisensi LSP:
membentuk LSP yang telah mendapatkan Lisensi dari lembaga
a. LSP mengajukan permohonan kepada Menteri melalui LPJK untuk
independen yang mempunyai tugas melaksanakan sertifikasi
mendapatkan rekomendasi Lisensi;
kompetensi kerja sebelum PP ini diundangkan, tetap dapat
b. Rekomendasi Lisensi diajukan kepada lembaga independen yang
melaksanakan Sertifikasi Kompetensi Kerja di bidang Jasa
mempunyai tugas melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja;
Konstruksi dengan menyampaikan permohonan
c. Lembaga independen melakukan penilaian terhadap permohonan Lisensi
pencatatan kepada Menteri.
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
d. Menteri melalui LPJK mencatat LSP yang sudah terlisensi oleh lembaga Persyaratan pencatatan
independen. a. Surat penetapan akreditasi Asosiasi Profesi oleh
Jangka Waktu Menteri yang masih berlaku atau izin pendirian
• Jangka waktu pemberian rekomendasi Lisensi LSP dilaksanakan paling lama 5 bagi lembaga pendidikan atau tanda daftar
Hari sejak berkas permohonan dinyatakan lengkap lembaga pelatihan kerja yang diterbitkan oleh
• Jangka waktu pemberian Lisensi kepada LSP paling lama 60 Hari sejak instansi yang berwenang sesuai dengan peraturan
diterimanya rekomendasi Lisensi dan dinyatakan lengkap perundang-undangan;
b. skema sertifikasi untuk setiap jabatan kerja bidang
• LSP yang telah mendapatkan Lisensi melaksanakan uji kompetensi dan Jasa Konstruksi sesuai Lisensi;
Sertifikasi Kompetensi Kerja Konstruksi sesuuai dengan skema sertifikasi dan c. ketersediaan asesor sesuai subklasifikasi layanan
ruang lingkup Lisensi yang diberikan. Lisensi;
• LSP dapat menambah ruang lingkup Lisensi berdasarkan kemampuan LSP d. sarana dan prasarana, tempat uji kompetensi
dengan cara mengajukan permohonan rekomendasi penambahan ruang sesuai dengan skema sertifikasi yang dimiliki; dan
lingkup Lisensi kepada LPJK yang dapat diajukan setelah LSP memenuhi e. ruang lingkup Lisensi LSP.
persyaratan sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan.
PERATURAN PEMERINTAH NO 14 TAHUN 2021
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
22 tentang Perubahan atas PP Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
DI R E K T O R AT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pelaksanaan UU Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
Pasal 30G-30H RUANG LINGKUP LSP
RUANG LINGKUP LSP BENTUKAN LPPK
UNSUR PEMBENTUK LSP
PESERTA SERTIFIKASI KUALIFIKASI KLASIFIKASI
Asosiasi Profesi Ahli, Analis/Teknisi, dan Menyediakan Sertifikasi Kompetensi Kerja dengan
terakreditasi Operator Klasifikasi dan subklasifikasi Asosiasi Profesi
pembentuknya

Lembaga Pendidikan
Perguruan Tinggi Ahli
Peserta didik lulusan Semua klasifikasi dan subklasifikasi bidang
Politeknik Lembaga Pendidikan Analis/Teknisi keilmuan Jakon yang sesuai dengan
tersebut jurusan/bidang studi Lembaga Pendidikan
SMK Operator
Lembaga Pelatihan Kerja
Ahli, Analis/Teknisi, dan
LPK Swasta 1 Klasifikasi dan paling banyak 5 subklasifikasi
Operator

Analis/Teknisi, dan Operator

LPK Pemerintah ASN pada unit LPK dan Semua klasifikasi dan subklasifikasi bidang Jakon
instansi induknya serta Ahli
jejaringnya.
Semua klasifikasi dan subklasifikasi bidang
Ahli, Analis/Teknisi, dan
LPK Perusahaan keilmuan Jakon yang sesuai dengan layanan
Operator
bidang perusahaan induknya

PERATURAN PEMERINTAH NO 14 TAHUN 2021


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
23 tentang Perubahan atas PP Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
DI R E K T O R AT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pelaksanaan UU Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
Pasal 30I REKOMENDASI LISENSI LSP
JENIS PEMBERIAN REKOMENDASI LSP

PENAMBAHAN RUANG LINGKUP


LISENSI LSP BARU PERPANJANGAN LISENSI LSP
LISENSI
a. Surat penetapan akreditasi Asosiasi Profesi oleh a. Semua dokumen pendukung yang a. Semua dokumen pendukung yang
Menteri yang masih berlaku atau izin pendirian sudah tercatat pada SIJK sudah tercatat pada SIJK
bagi lembaga pendidikan atau tanda daftar terintegrasi pada saat mengajukan terintegrasi pada saat mengajukan
lembaga pelatihan kerja yang diterbitkan oleh permohonan rekomendasi Lisensi permohonan rekomendasi Lisensi
instansi yang berwenang sesuai dengan masih berlaku masih berlaku
peraturan perundang-undangan;
b. Skema sertifikasi untuk setiap jabker bidang Jakon b. Laporan tindak lanjut hasil b. Skema sertifikasi untuk setiap jabker
SYARAT yang diajukan lisensi pemantauan dan evaluasi kinerja bidang Jakon yang diajukan Lisensi
PEMBERIAN LSP
REKOMENDASI c. Ketersediaan asesor sesuai subklasifikasi layanan c. Melampirkan rekapitulasi laporan c. Ketersediaan asesor sesuai
lisensi penyelenggaraan Sertifikasi subklasifikasi layanan yang diajukan
Kompetensi Kerja Konstruksi selama Lisensi
3 tahun terakhir
d. Sarana dan prasarana, TUK sesuai dengan skema d. Ruang lingkup Lisensi yang diajukan
sertifikasi yang diajukan

e. Ruang lingkup Lisensi yang diajukan

LSP yang telah mendapatkan Lisensi harus melakukan pencatatan kepada Menteri. Pasal 30K
PERATURAN PEMERINTAH NO 14 TAHUN 2021
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
24 tentang Perubahan atas PP Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
DI R E K T O R AT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pelaksanaan UU Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
PEMANTAUAN DAN
Pasal 30L EVALUASI REKOMENDASI
LSP yang telah mendapatkan Lisensi dipantau dan dievaluasi terkait: SANKSI Pasal 30M

Tugas Fungsi Kewajiban Menteri melalui LPJK menyampaikan rekomendasi sanksi


terhadap LSP yang terbukti tidak lagi memenuhi persyaratan
dan memperhatikan hasil pemantauan dan evaluasi
• Pemantauan dan evaluasi meliputi pelaksanaan tugas, fungsi,
dan wewenang.
kepada
• Pemantauan dan evaluasi dilakukan dan dilaksanakan
berdasarkan data dan informasi yang meliputi: Lembaga independen yang mempunyai tugas
a. Laporan Kinerja LSP; melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja
b. SIJK terintegrasi; dan
c. temuan hasil surveilans dan/atau pengaduan masyarakat.
Rekomendasi sanksi terdiri atas:
Pemantauan dan evaluasi LSP dilaksanakan oleh a b
Menteri bekerja sama dengan lembaga
independen yang mempunyai tugas melaksanakan Peringatan Denda
sertifikasi kompetensi kerja. Tertulis Administratif
c d
• Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan 2 kali dalam 1 tahun Pencabutan
Pembekuan
• Dalam hal terdapat pengaduan masyarakat, dapat dilakukan Lisensi Lisensi
pemantauan insidentil, max 5 hari kerja setelah laporan diterima.

PERATURAN PEMERINTAH NO 14 TAHUN 2021


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
25 tentang Perubahan atas PP Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
DI R E K T O R AT JENDERAL BINA KONSTRUKSI Pelaksanaan UU Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
PELATIHAN KONSTRUKSI
PERSYARATAN REGISTRASI LPPK
Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kerja yang menyelenggarakan pendidikan/pelatihan kerja di
bidang jasa konstruksi harus mengajukan registrasi kepada Menteri PUPR melalui Ketua LPJK
dengan persyaratan sebagai berikut:

1 Lembaga pendidikan dan/atau lembaga pelatihan kerja Memiliki izin mendirikan lembaga pendidikan atau tanda
yang memilikiprogram pendidikan dan/atau pelatihan 2
daftarLembaga Pelatihan Kerja yang diterbitkan oleh
kerja di bidang JasaKonstruksi pada klasifikasi bidang instansi yang berwenangsesuai dengan ketentuan
keilmuan, yaitu: peraturan perundang-undangan;
a. arsitektur; f. perencanaan wilayah dan
3 Memiliki program kerja bidang Jasa Konstruksi;
b. sipil; kota;
c. mekanikal; g. sains dan rekayasa
d. tata lingkungan; teknik; atau Memiliki instruktur atau tenaga pengajar, dan
4
e. arsitektur lansekap, h. manajemen pelaksanaan. sarana dan prasaranapendidikan dan/atau
iluminasi, dan pelatihan kerja sesuai pedoman
desain interior; pelatihanberbasis kompetensi suatu jabatan
kerja.
LINGKUP KEGIATAN PELATIHAN KONSTRUKSI
Pasal 23

Lembaga Pelatihan Konstruksi LPK merupakan Lembaga pelatihan dalam


Dibentuk Berdasarkan Peraturan Yang kategori Lembaga pelatihan yang dikelola
Ada Di Konstruksi Sebagai Lembaga oleh swasta.
Yang Melakukan Pelatihan Dan Ketetapan peraturan perundangan hanya
Sejenisnya Bagi Peserta Latih Dan diberikan kegiatan 1 (satu) klasifikasi dan
Diakhiri Dengan Sertifikasi Oleh LSP 5 subklasifikasi

Klasifikasi yang di ambil oleh LPK 1. Pelatihan tingkat level 7,8 dan 9 untuk
adalah “ Managemen Pelaksanaan” 4 bidang Subklasifikasi dengan level
Subklasifikasinya adalah : Ahli Muda, Madya dan Utama
1. Management Pelaksanaan 2. Pelatihan untuk level 3 dan 4 atau
2. Management Proyek level trampil pada subklasifikasi
3. Management Mutu petugas keselamatan konstruksi
4. Management Keselamatan
5. Petugas keselamatan konstruksi
JENIS BIDANG PELATIHAN

MANAJEMEN
ARSITEKTUR SIPIL MEKANIKAL TATA LINGKUNGAN PERTAMBANGAN
PELAKSANAAN

a. Arsitek a. Ahli Teknik jalan a. Ahli teknik a. Ahli teknik a. Ahli manajemen a. Ahli konstruksi
(Mu,Md,Ut) mekanikal lingkungan konstruksi kilang
b. Ahli teknik
b. Disain Interior jembatan b. Ahli teknik sistem b. Ahli perencanaan b. Ahli manajemen b. Ahli pengeboran
(Mu,Md,Ut) tata udara wilayah dan kota proyek dalam
c. Ahli Bangunan
c. Arsitektur Gedung c. Ahli teknik c. Ahli teknik sanitasi c. Ahli K3 konstruksi c. Ahl transhles
Lanskap plambing dan dan limbah d. Ahli Sistem (galian dalam
d. Ahli bangunan air
(Mu,Md,Ut) pompa mekanik Manajemen Mutu tanah)
e. Ahli Terowongan d. Ahli teknik air
d. Iluminasi d. Ahli teknik minum e. Petugas d. Dll bidang
(Mu,Md,Ut) f. Ahli Teknik transportasi dalam pertambangan
e. dll keselamatan
landasan terbang gedung
e. Juru konstruksi
gambar/draftm g. Ahli Teknik e. dll
an (kls 1,2 ,3) dermaga
f. Tukang pada h. Ahli Teknik
pek Gedung bendungan besar
(klas 1,2,3) i. Ahli sumber daya
air
j. Ahli geotknik
PELATIHAN KONSTRUKSI




ILUSTRASI PELATIHAN KONSTRUKSI
BIDANG GEDUNG, AIR MINUM DAN DRAINASE
ILUSTRASI PELATIHAN KONSTRUKSI
BIDANG GEDUNG, AIR MINUM DAN DRAINASE
ILUSTRASI PELATIHAN KONSTRUKSI
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
ILUSTRASI PELATIHAN KONSTRUKSI
BIDANG SDA, TATA RUANG, DAN UMUM
ILUSTRASI PELATIHAN KONSTRUKSI
BIDANG ALAT BERAT
ILUSTRASI PELATIHAN KONSTRUKSI
ILUSTRASI PELATIHAN KONSTRUKSI

















ILUSTRASI PELATIHAN

ILUSTRASI PELATIHAN

ILUSTRASI PELATIHAN

ILUSTRASI PELATIHAN

ILUSTRASI PELATIHAN

PENUTUP
Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat akan hasil konstruksi,
ketersediaan tenaga kerja konstruksi kompeten menjadi sangat
strategis. Dari total 8.066.497 TKK di Indonesia pada tahun 2020
(sumber BPS 2020), tenaga kerja yang bersertifikat hanya berjumlah
1.004.581 yang terdiri dari SKA ahli sejumlah 273.343 dan SKT 731.238
(Sumber LPJK, Agustus 2021).
Jika dilihat dari jumlah TKK bersertifikat mengindikasikan bahwa tenaga
kerja konstruksi pada level terampil masih mendominasi dalam
pelaksanaan konstruksi. Definisi tenaga terampil adalah tenaga kerja
yang lebih banyak menggunakan kemampuan motorik kasarnya dalam
melakukan pekerjaan. Untuk dapat terus mengasah kemampuannya
dan up date terhadap perkembangan teknologi, tenaga kerja konstruksi
terampil ini harus dilatih secara kontinyu agar kompetensinya sesuai
dengan yang dibutuhkan sektor konstruksi.
PENUTUP
LPKTI ASTTI
PUSAT PELATIHAN
BIDANG JASA
KONSTRUKSI DAN
BIDANG LAINNYA

FUNGSI PELAYANAN SERTIFIKASI


LPKTI MELALUI LSP

PELAKSANA
PENGEMBANGAN
KEPROFESIAN
BERKELANJUTAN (PKB)

64
FORMULIR PERIJINAN
PERIJINAN

01

02

03

04
PERIJINAN

01

02

03

04
PERIJINAN

01

02

03

04
PERIJINAN

01

02

03

04
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai