th
Equity Tower 38 Floor, Sudirman Central Business District (SCBD)
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Lot 9, Jakarta 12190 - Indonesia
P : +62 21 515 0100, F : +62 21 515 1221
www.nusantara infrastructure.com
W: www.nusantarainfrastructure.com
Laporan Pelaksanaan
Public Expose Tahunan 2020
PT Nusantara Infrastructure Tbk
Acara dilanjutkan dengan pembukaan oleh Bapak M. Ramdani Basri selaku Direktur Utama. Beliau
menjelaskan bahwa Perseroan baru melaksanakan public expose tahunan di akhir tahun 2020
dikarenakan manajemen memang ingin melihat seberapa jauh kinerja Perseroan dapat
mengantisipasi situasi sulit di tahun 2020. Tahun ini adalah tahun dengan tantangan yang besar bagi
Perseroan untuk mengembangkan bisnis usahanya. Strategi yang dijalankan Perseroan untuk
menghadapi situasi sulit ini yang pertama adalah menjaga aset Perseroan yang terpenting yaitu
human capital, dikarenakan masih banyak proyek yang harus dikerjakan. Perseroan menetapkan
kebijakan tidak ada pemutusan hubungan kerja di situasi pandemi ini dan Perseroan memberikan
tambahan insentif lagi untuk membantu karyawannya. Strategi yang kedua yaitu manajemen
menjaga cash flow Perseroan karena manajemen tidak tahu kapan pandemi ini akan berakhir,
sehingga cash flow harus dijaga dengan baik. Strategi yang ketiga yaitu menjaga rasio-rasio keuangan
sehingga Perseroan mendapat kepercayaan dari Bank-Bank yang menjadi mitra dari Perseroan.
Strategi selanjutnya adalah efisiensi overhead dimana Perseroan juga menerapkan bekerja dari
rumah atau Work From Home (WFH) sehingga hal itu juga menekan biaya overhead dan transportasi
keluar kota, dikarenakan untuk saat ini Perseroan melarang kegiatan keluar kota.
Tahun 2020 – 2024 Pemerintah menganggarkan sebesar Rp.2035 triliun untuk infrastruktur di
Indonesia, dari jumlah tersebut sekitar Rp623 triliun disiapkan oleh pemerintah melalui APBN, jadi
30% dari total dana yang dibutuhkan untuk membangun infrastruktur disiapkan oleh Pemerintah.
Sisanya sebesar 70% Pemerintah mengharapkan datang dari swasta. Disini dapat dikatakan besarnya
peran swasta terhadap pembangunan infrastruktur. Namun pemain swasta tidak banyak sehingga
porsinya masih sangat banyak, namun membutuhkan pendanaan yang besar juga. Dari hal tersebut
dapat dikatakan Perseroan dapat menyelesaikan proyek yang sangat strategis yaitu pembangunan
jalan tol Pettarani di Makassar sepanjang 4,3 KM dengan nilai investasi kurang lebih sebesar Rp2,2
triliun dan yang kedua poyek minihydro di Lau Gunung, Sumatera Utara yang selesai beberapa
minggu yang lalu di bulan Desember. Manajemen bersyukur Perseroan dapat menyelesaikan dua
proyek sekaligus di masa sulit ini.
Pembahasan public expose dilanjutkan oleh Bapak Danni Hasan selaku Direktur Perseroan, yang akan
dibagi ke dalam beberapa pembahasan sebagai berikut:
Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) Perseroan telah mendapatkan keputusan atas penyesuaian tariff,
yaitu PT Jalan Tol Seksi Empat (JTSE) dengan ruas tol dari airport Sultan Hasanuddin Makassar
menuju kota Makassar, mendapatkan penyesuaian tarif di bulan November 2019 sebesar 11,1%
untuk masing-masing golongan.
PT Bintaro Serpong Damai (BSD) dan PT Makassar Metro Network (MMN) juga mendapatkan
penyesuaian tarif pada bulan Februari 2020. Penyesuaian ini sesuai dengan peningkatan
kumulatif infasi di daerah tersebut.
Untuk anak perusahaan Perseroan yaitu PT Jakarta Lingkar Baratsatu (JLB) yang termasuk bagian
dari Jakarta Outer Ringroad (JORR), telah memenuhi kriteria Standar Pelayanan Minimum (SPM)
untuk penyesuaian tarif, namun masih menunggu keputusan kementerian PUPR.
Pada Maret 2020 konsorsium Jepang, yaitu Jexway – NeXCO – JOIN bergabung menjadi
pemegang saham di PT Margautama Nusantara (MUN), induk perusahaan jalan tol Perseroan,
dengan nilai transaksi untuk akuisisi 10,32% saham setara dengan USD 35 juta atau Rp507 miliar
(kurs USD/IDR per 31 Maret 2020: Rp.14.411). Dengan masuknya konsorsium dari Jepang
diharapkan akan memperkuat profil struktur pemegang saham Perseroan dan juga keunggulan
operasi di unit bisnis jalan tol.
Sebagaimana yang kita ketahui pada tahun 2018 JLB melakukan refinance hutangnya dari hutang
bank direfinance ke hutang publik atau obligasi. Setiap tahun Pefindo melakukan rating obligasi
JLB. Pefindo menegaskan peringkat obligasi tahunannya untuk prospek JLB adalah “idA+ dengan
outlook stabil, ini menunjukan kepercayaan lembaga rating kepada Perseroan. Tidak ada
penurunan peringkat sejak awal penerbitan yaitu tahun 2018 meskipun dalam kondisi pandemi.
Menunjukan komitmen Perseroan kepada pemegang obligasi untuk memenuhi kewajibannya.
Dari operasional, anak perusahaan Perseroan, yaitu BSD dan MMN secara berturut-turut meraih
medali silver di ajang penghargaan OPEXCON Award. BSD meraih penghargaan untuk Sistem
Manajemen Operasional Jalan Tol Secara Digital dan MMN meraih penghargaan untuk Program
Akselerasi Operasi “the New Normal” untuk mengurangi penyebaran COVID-19.
Seperti telah disampaikan pada public expose sebelumnya, bahwa Perseroan berjanji akan
menyelesaikan 2 proyek di tahun 2020, yaitu Jalan Tol AP. Pettarani di Makassar dan Pembangkit
Listrik Tenaga Air (PLTA) di Lau Gunung, Sumatera Utara. Puji syukur kami panjatkan kepada
Tuhan YME, Perseroan dapat menyelesaikan proyek tersebut sesuai dengan lini waktu yang telah
disepakati. Penyelesaian fisik proyek jalan tol Pettarani telah selesai pada September 2020, saat
ini menunggu peresmian untuk operasi. Untuk proyek PLTA Lau Gunung telah dilakukan
Commercial Operation Date (COD) per tanggal 17 Desember 2020.
V. Performa Perseroan
Pada November 2019, kasus teridentifikasi pertama di kota Wuhan, lalu meluas secara global.
Pandemi COVID-19 telah mempengaruhi kondisi bisnis secara keseluruhan mulai pertengahan
Maret 2020. Namun fase pemulihan sudah dimulai sejak Mei 2020. Terhadap pandemi ini
Perseroan menerapkan pedoman perusahaan, yang dibagi kedalam 3 bagian, yaitu:
A. Kesehatan dan keselamatan
Perseroan sangat peduli akan human capital yang dimilikinya, health first (taking care of
people) adalah hal pertama yang dilakukan oleh Perseroan, protokol kesehatan diterapkan
sangat ketat untuk aktivitas kantor. Melakukan mapping “Crisis Management Protocol” dan
melakukan monitoring berkala terhadap karyawan dan keluarganya.
B. Cash preservation
Melakukan cash planning dan book building, yaitu melaksanakan perencanaan kas yang
akurat untuk memastikan kegiatan operasional dapat berjalan dengan normal. Juga
melakukan review OPEX dan CAPEX, yang diprioritaskan untuk pekerjaan terkait keselamatan
dan deffered upgrading works.
C. Relaksasi/stimulus bisnis
Memperoleh suku bunga yang lebih rendah dari pemberi pinjaman. Tingkat rata-rata:10,51%
(31 Desember 2019) dan 8,8% (pada 3Q-2020), Mendapatkan insentif pajak, yaitu tariff PPh
Badan sebesar 22% pada tahun 2020 dan sebesar 20% pada tahun 2021 dan seterusnya. PPh
pasal 21 tentang Gaji dan Tunjangan yang dapat ditanggung oleh Pemerintah, mulai periode
April hingga September 2020. Dan stimulus untuk anak perusahaan Perseroan di sector jalan
tol (MUN Group), yaitu Peraturan Menteri PUPR Nomor 22/2020, yaitu tidak ada proposal
restrukturisasi kepada pemberi pinjaman/pemegang obligasi.
Untuk kontribusi pendapatan, kontribusi terbesar masih diperoleh dari jalan tol yaitu sebesar
Rp236,2 miliar hingga 3Q-2020, sedangkan 3Q-2019 jalan tol memberikan kontribusi sebesar
Rp304,5 miliar. Kontribusi pengelolaan air bersih juga mengalami penurunan, pada 3Q-2019
memberikan kontribusi pendapatan sebesar Rp52,7 miliar dan pada 3Q-2020 sebesar Rp49,2
miliar. Sama halnya dengan kedua sektor sebelumnya, sektor energi terbarukan juga mengalami
penurunan kontribusi pendapatan, yaitu sebesar Rp111,8 miliar pada 3Q-2019, turun menjadi
Rp87,9 miliar pada 3Q-2020.
EBITDA dan Laba Bersih Konsolidasian Perseroan juga mengalami penurunan, hal ini terutama
disebabkan oleh dominannya struktur biaya tetap (fixed cost): jalan tol dengan fixed cost sebesar
94,9%; pengelolaan air bersih fixed cost 75,8% dan energi terbarukan (fixed cost sebesar 81,1%;
tidak termasuk feedstock sebagai komponen COGS).
Dapat dilihat juga pada slide presentasi, pada rasio solvabilitas Perseroan, dimana hutang
berbunga (interest bearing debt) pada sektor jalan tol adalah Rp1.293,1 miiar (termasuk pinjaman
bank untuk proyek Pettarani sebesar Rp1.109 miliar); sektor pengelolaan air bersih Rp63 miliar;
dan sektor energi terbarukan Rp295,4 miliar (pinjaman bank untuk PLTA sebesar Rp192,9 miliar).
Ekuitas masing-masing sektor adalah jalan tol sebesar Rp2.439,7 miliar; air bersih sebesar
Rp330,2 miliar; dan energi terbarukan sebesar Rp300,1 miliar. Sehingga Debt to Equity Ratio
untuk masing-masing sektor masih rendah, yaitu jalan tol 0,5X; air bersih 0,2X dan energi
terbarukan 1,0X. Interest Coverage Ratio masing-masing sektor adalah jalan tol 5,2X; air bersih
3,7X; dan energi terbarukan 2,6X. Sehingga dapat disimpulkan tidak ada breach terhadap financial
covenant, dan posisi likuiditas terjaga dengan baik.
Setelah materi public expose dijelaskan oleh Direksi, moderator membuka sesi tanya jawab. Berikut
pertanyaan yang diajukan oleh peserta public expose beserta penjelasan dari Direksi:
Jawaban:
Public Expose ini memang membahas kinerja Perseroan di tahun 2020. Namun seperti yang telah
disampaikan dalam paparan, Perseroan telah berhasil menyelesaikan 2 (dua) proyek strategis,
yaitu Jalan Tol Pettarani di Makassar dan PLTA 15 MWdi Sumatera Utara. Untuk tahun 2021,
Perseroan telah mendapatkan Ijin Pemrakarsa untuk proyek jalan tol Cikunir – Ulujami dengan
panjang kurang lebih 20 KM dengan nilai investasi antara Rp20 -21 trliliun, yang saat ini Perseroan
sedang mempersiapkan tahapan-tahapan seperti yang diatur oleh Kementerian PUPR. Selain itu
Perseroan juga sedang dalam proses pengembangan salah satu anak perusahaan di jalan tol, dan
juga melihat peluang-peluang di sektor air dan energi. Namun untuk saat ini Perseroan lebih
fokus pada proyek Cikunir – Ulujami. Demikian rencana Perseroan di masa depan.
Jawaban:
Seperti yang telah dijelaskan dalam paparan kontribusi jalan tol saat ini adalah Rp61 miliar,
diharapkan jika Pettarani telah penuh beroperasi akan memberikan kontribusi sebesar Rp186
miliar, sehingga kontribusi jalan tol akan naik sebesar 200%.
Untuk PLTA Lau Gunung, seperti dijelaskan sebelumnya akan beroperasi dengan kapasitas awal
10 MW, nantinya secara bertahap kapasitas akan meningkat menjadi 15 MW. Kontribusi yang
diberikan sektor energi terbarukan saat ini adalah sebesar Rp 9 miliar, dengan akan
beroperasinya PLTA Lau Gunung diharapkan kontribusi meningkat menjadi Rp67 miliar.
Untuk keseluruhan kontribusi, jika berjalan lancar diharapkan pendapatan konsolidasian akan
meningkat sekitar 50%.
Jawaban:
A. Proyeksi pendapatan itu selalu as it is. Jadi jika as it is, kita men-utilisasi kapasitas yang ada.
Untuk pipanisasi, saat ini Perseroan mengcoverage wilayah Kawasan Industri Modern Cikande
di Serang. Perseroan mengidentifikasi tipe-tipe perusahaan, terutama perusahaan yang non
export oriented. Melihat calon customer dengan bisnis yang lebih sustain, baru akan dipasang
pipa. Proses berjalan, team commercial dan marketing akan mengupdate setiap bulannya.
B. Basic business industry seperti perusahaan gula, perusahaan baja yang memerlukan
pendinginan, perusahaan-perusahaan seperti itu yang kami approach. Perseroan juga
melakukan akuisisi secara organik kepada perusahaan yang mepunyai prospek dan customer
yang bagus namun terhimpit oleh biaya.
C. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, bahwa bisnis infrastruktur tidak bisa dilihat
tahun per tahun tetapi paling tidak 3 – 5 tahun kedepan. Jadi sampai dengan tahun 2025
Perseroan telah memiliki portfolio bisnis yang tinggal Perseroan kerjakan. Sudah menjadi
informasi umum, yaitu proyek jalan tol Cikunir – Ulujami, proyek pengembangan BSD (jangka
menengah) yang diharapkan dapat selesai dalam 2 tahun kedepan. Sedangkan proyek-proyek
lain dengan peluang yang sangat besar bagi Perseroan di masa sulit adalah kesempatan yang
sangat baik, jika Perseroan dapat memperoleh dan mengerjakan proyek tersebut.
Untuk jangka pendek, Perseroan mencoba menstrech kapasitas, Perseroan fokus pada urban.
Dari beberapa tol yang dibangun, diperlukan konektivitas. Untuk itu Perseroan mencoba
melakukan studi kelayakan untuk dapat membuat jaringan dari tol-tol tersebut.
4. Ibu Hilda (kompas.com)
Pertanyaan:
A. Bagaimana Perusahaan memandang bisnis infrastruktur konektivitas terutama jalan tol pada
2021 mendatang?
B. Apa strategi yang akan dilakukan oleh Perusahaan meningkatkan revenue di sektor
infrastruktur secara umum, dan jalan tol secara khusus
C. Dari total 25 proyek dengan skema KPBU yang ditawarkan pemerintah untuk TA 2021,
Perusahaan mengincar proyek mana saja? Mohon disebutkan
D. Potential revenue untuk 2021 pasca beroperasinya Tol Layang AP. Pettarani dan kenaikan
tarif tol JLB
E. Bagaimana progress terbaru dari Tol JORR Elevated
Jawaban:
A. Salah satu kunci dari bisnis jalan tol adalah konetivitas, apabila perusahaan hanya
membangun satu section tanpa konektivitas itu tidak menarik. Yang menarik saat ini
Pemerintah memikirkan bagaimana menyambungkan satu tempat dengan tempat yang lain.
Ini menjadi kesempatan bagi pemain-pemain swasta untuk memberikan solusi kepada
pemerintah. Saat ini kita lihat ada proyek-proyek unsolicated, yaitu perusahaan swasta
memberikan proposal atau usulan kepada pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan
transportasi, khususnya di dalam kota. Jadi konektivitas menjadi kunci, sehingga untuk tahun
2021 menjadi cukup menarik bagi perusahaan swasta infrastruktur karena masih banyak yang
belum tersambung satu dengan yang lainnya.
B. Sudah disampaikan sebelumnya, bisnis dasar Perseroan adalah volume, volume lalu lintas
kendaraan, volume penjualan air bersih dan volume penjualan air bersih. Misal di jalan tol,
jika kapasitas bisa ditingkatkan kita membuat jalan baru, atau kita membuat konektivitas.
Salah satu meningkatkan pendapatan adalah dengan meningkatkan kapasitasnya dan
penyesuaian tarif yang dilakukan setiap 2 tahun sekali.
C. Telah disebutkan dalam jawaban sebelumya.
D. Telah dijawab dalam pertanyaan sebelumnya .
E. Terlah dijelaskan dalam pertanyaan sebelumnya.
Jawaban:
A. Capex yang merupakan carry forward dari tahun 2019 – 2021 adalah sebesar Rp431 miliar
sebagian besar untuk menyelesaikan proyek Pettarani. Untuk capex baru yang dikeluarkan
untuk proyek jalan tol dalam waktu dekat adalah sebesar Rp1,5 – 2 triliun, yang digunakan
untuk proyek konektivitas jalan Serpong ke Pamulang, dan proyek lainnya. Namun capex ini
akan dikeluarkan secara bertahap, untuk 2021 akan dikeluarkan hanya sebesar ±Rp800 miliar.
Selebihnya di tahun 2022, jika JORR Elevated menang, capex baru akan dikeluarkan di tahun
2022 atau 2023, jadi belum terealisasikan di tahun ini. Ini adalah untuk capex direct
investment. Sedangkan untuk capex untuk Merger & Acquisition (M & A) masih bervariasi,
tergantung proyek yang sedang Perseroan lakukan.
B. Diberikan penjelasan secara umum dikarenakan agak sulit memberikan informasi yang masih
dalam proses. Yang sudah menjadi public information adalah proyek jalan tol Cikunir –
Ulujami dengan nilai investasi ± Rp 22 triliun, ada beberapa proyek lagi yang sedang dalam
proses. Seperti dijelaskan di awal, tahun 2020 – 2024 dibutuhkan dana ± Rp573 triliun untuk
pembangunan jalan dan jembatan, 70% nya atau sekitar Rp320 – 400 triliun diharapkan
datang dari swasta. Pemain jalan tol swasta hanya 4 – 5 perusahaan yang besar, sehingga
porsi yang akan didapat juga cukup besar. Gambaran apakah ada proyek yang dipropose
kedepannya, Perseroan melihati inilah peluang-peluang prospek kedepan yang menjanjikan
dan mempunyai nilai yang cukup besar.
C. Pendapatan akan meningkat sekitar 50% dari tahun ini. EBITDA akan meningkat lebih tinggi
lagi sekitar Rp445 miliar atau meningkat 86%. Sedangkan untuk laba bersih berbeda, karena
tahun depan Perseroan mulai membayar bunga proyek Pettarani.
D. Telah dijelasakan dalam pertanyaan sebelumnya.
E. Telah dijelasakan dalam pertanyaan sebelumnya.