Anda di halaman 1dari 3

LEMBAR SOAL

TUGAS TUTORIALATAU TUGAS MATA KULIAH I


Fakultas : Ekonomi
Program Studi : Manajemen Sumber Soal
Kode/Nama MK : EKMA4311 /Studi Kelayakan Bisnis Kode MK &
Nomor KB
Penulis Soal/Institusi : Mohamad Nasoha/UT Nomor Modul
Penelaah soal//institusi :/UT EKMA4478, KB. 1
Tahun Penulisan : 2023
ButirSoal No. :2 Modul 2
Skor Maks. : 100

Capaian Pembelajaran :Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan teknik-teknik dalam


melakukan analisis aspek hukum

Indikator : Mampu menjawab pertanyaan seputar analisis aspek hukum


Kiat OJK Membenahi Unitlink dan P2P Lending
by Vicky Rachman - January 31, 2022

Otoritas Jasa Keuanganakan segera mengeluarkan dua ketentuan di bidang Industri Keuangan
Non Bank (IKNB) yaitu peraturan mengenai Produk Asuransi Yang Dikaitkan dengan
Investasi (PAYDI atau unitlink) dan perubahan peraturan mengenai layanan pinjam meminjam
uang berbasis teknologi informasi (fintech peer to peer lending). “Kedua peraturan itu akan
dikeluarkan mengingat pentingnya penguatan operasional industry perasuransian dan fintech
P2P lending yang harus diiringi dengan peningkatan aspek perlindungan konsumen,” kata
Kepala Eksekutif Pengawas IKNB OJK, Riswinan di, dalam pernyataan tertulis seperti dikutip
SWA Online di Jakarta, Senin (31/1/2022).
Penyempurnaan aturan PAYDI antara lain meliputi area spesifikasi produk, persyaratan
perusahaan untuk dapat menjual PAYDI, praktik pemasaran, transparansi produk dan
pengelolaan investasi. “Upaya penguatan regulasi tersebut bertujuan agar permasalahan
pemasaran khususnya ketidakpahaman nasabah atas PAYDI dapat di minimalisir dan
perusahaan asuransi dapat meningkatkan tata kelola dan manajemen risiko dengan lebih baik,”
ujar Riswinandi.
Perubahan ketentuan fintech P2P lending antara lain mengatur kepemilikan platform layanan
pendanaan bersama, bentuk badan hukum, modal pendirian, nilai ekuitas, batas maksimum
pendanaan, pemegang saham pengendali dan sejumlah larangan untuk perlindungan konsumen
seperti tata cara penagihan. “Perubahan ketentuan layanan pendanaan bersama ini ditujukan
untuk memperkuat industri fintech P2P lending dari sisi kelembagaan dan layanan terhadap
konsumen serta kontribusinya bagi perekonomian,” kata Riswinandi.
Dia menjelaskan dalam perumusan aturan yang baru ini sudah melibatkan pelaku industri
dan stakeholders termasuk akademisi, sehingga diharapkan begitu ketentuannya diundangkan
maka bias segera diimplementasikan.

Pertanyaan:
1. Bagi calon investor apabila akan memberikan bantuan pinjaman dan ingin menanamkan
modalnya di dalam proyek, perlu memahami aspek hukum. Terkait dengan artikel di atas,
apakah tujuan dilakukannya aspek hukum? Jelaskan!

2. Apakah seseorang yang menjalankan proyek seperti P2P Lending dapat dikatakan sebagai
Perusahaan Perseorangan? Jelaskan!

*) Coret yang tidakperlu

NAMA : Novelawati Karolina Sangande


NIM : 041492203
UPBJJ : Samarinda

Jawaban :
1. Semua prosedur yang berkaitan dengan perizinan atau persyaratan lain, harus terlebih
dahulu dipenuhi. Dokumen yang perlu diteliti adalah tentang keabsahan, kesempurnaan
dan keasliannya meliputi badan hukum, perizinan, legalitas tanah maupun dokumen
pendukung lainnya.
Ketidaktelitian dalam menganalisis aspek hukum, bisa menjadi masalah yang vital di
kemudian hari. Sebuah usaha yang semula dinyatakan layak dari semua aspek, ternyata
menjadi sebaliknya.
Oleh karena itu, sebaiknya dalam melakukan analisis aspek yuridis ini dilakukan secara
cermat dan teliti, dengan cara mencari sumber-sumber informasi yang jelas sampai ke
pihak yang berkompeten terhadap penerbitan surat-surat yang hendak kita teliti.
Ketentuan hukum untuk masing-masing jenis usaha dapat berbeda, tergantung pada
kompleksitas bisnis tersebut. Adanya otonomi daerah menyebabkan ketentuan hukum dan
perizinan antara daerah yang satu dengan daerah yang lain menjadi berbeda-beda.
Oleh sebab itu, pemahaman tentang ketentuan hukum dan perizinan investasi untuk setiap
daerah merupakan hal yang sangat penting.
Pemerintah menetapkan ketentuan hukum dan perizinan investasi dengan tujuan untuk
menjaga ketertiban masyarakat secara luas. Masyarakat di sekitar lokasi bisnis diharapkan
akan menerima manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan dampak negatif dari
adanya suatu investasi.

2. P2P Lending adalah salah satu instrumen investasi yang tergolong baru di Indonesia.
Teknologi makin hari makin bergeser ke arah kemajuan. Bahkan kehadiran teknologi kini
rupanya tak bisa terlepas dari kehidupan kita karena semua terasa lebih mudah dan cepat.
Tentu saja ini membuat perubahan gaya hidup masyarakat, tak terkecuali sektor keuangan.
Kini siapapun dapat mengirim uang tanpa perlu ke bank hingga meminjam uang hanya
melalui online atau biasa dikenal dengan fintech peer-to-peer (P2P) lending.
Pertumbuhan fintech P2P lending saat ini makin berkembang pesat dan mudah diakses
oleh masyarakat yang masih sulit mendapatkan pinjaman dana dan bagi para pelaku
UMKM yang membutuhkan modal untuk pengembangan bisnisnya. Tak hanya para
pebisnis UMKM, terdapat juga fintech P2P lending yang memberikan akses pinjaman bagi
mereka yang membutuhkan dana untuk pendidikan dan perawatan kesehatan dengan
standarnya masing-masing, mulai dari kelayakan kredit pinjaman, nominal dan tenor
pinjaman, suku bunga, hingga tingkat keamanan.
Menurut Peraturan OJK No.77/POJK.01/2016, fintech lending/peer-to-peer
lending/ P2P lending adalah layanan pinjam meminjam uang dalam mata uang rupiah
secara langsung antara kreditur/lender (pemberi pinjaman) dan debitur/borrower (penerima
pinjaman) berbasis teknologi informasi. Fintech lending juga disebut sebagai Layanan
Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi (LPMUBTI).
Sampai dengan 19 Februari 2020, total jumlah penyelenggara fintech terdaftar dan berizin
adalah sebanyak 161 perusahaan. OJK membatalkan Tanda Bukti Terdaftar sebagai
Penyelenggara LPMUBTI kepada 3 perusahaan fintech, yaitu: PT Pinjam Meminjam
Global (Pinjam), PT Nusantara Digital Techno (Plaza Pinjaman) dan PT Unikas Indonesia
Pasifik (AdaKita). OJK mengimbau masyarakat untuk selalu menggunakan jasa
penyelenggaraan fintech P2P lending yang sudah terdaftar/ berizin dari OJK.
Fintech P2P lending membuat platform online yang menyediakan fasilitas bagi pemilik
dana untuk memberikan pinjaman secara langsung kepada debitur dengan return lebih
tinggi, sedangkan peminjam dana bisa mengajukan kredit secara langsung kepada pemilik
dana dengan syarat yang lebih mudah dan proses yang lebih cepat dibandingkan ke
lembaga keuangan konvensional.
Investasi di P2P lending ini memberikan janji return cukup tinggi per tahunnya, namun
berinvestasi harus sesuai dengan profil serta risk appetite kita dan bagaimana cara
mengelolanya. Karena itu, langkah paling awal dalam proses investasi di
P2P lending adalah memahami risikonya. Jangan sampai, kita menginvestasikan dana
tanpa tahu tingkat dan jenis risiko yang dihadapi.

Anda mungkin juga menyukai