Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH AUDITING I

KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK; KERAHASIAAN

KELOMPOK 8

Enni Yusrina (40010218060005)

Eka Heryani (40010218060024)

Muhammad Fahrizal Helmi (40010218060087)

Fajar Andi Wijayanto (40010218060142)

M Rendra Ajie Pamungkas (40010218060186)

D3 AKUNTANSI

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih kepada semua pihak atas dukungan moral dan materiil dalam penyusunan
makalah ini.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang, September 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Etika profesi adalah suatu sikap etis yang dimiliki seorang profesional sebagai
bagian integral dari sikap hidup dalam mengembang tugasnya serta menerapkan norma-
norma etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) dalam kehidupan manusia.

Etika profesi atau kode etik profesi sangat berhubungan dengan bidang
pekerjaan tertentu yang berhubungan langsung dengan masyarakat atau
konsumen.Konsep etika tersebut harus disepakati bersama oleh pihak-pihak yang berada
di lingkup kerja tertentu, misalnya; dokter, jurnalistik dan pers, guru, engineering
(rekayasa), ilmuwan, dan profesi lainnya.

Kode etik profesi ini berperan sebagai sistem norma, nilai, dan aturan
profesional secara tertulis yang dengan tegas menyatakan apa yang benar/ baik, dan apa
yang tidak benar/ tidak baik bagi seorang profesional. Dengan kata lain, kode etik
profesi dibuat agar seorang profesional bertindak sesuai dengan aturan dan menghindari
tindakan yang tidak sesuai dengan kode etik profesi.Salah satu prinsip dari kode etik itu
adalah Kerahasiaan.

Kerahasiaan data klien merupakan hal yang penting. Selama melakukan penugasan
audit dan lainnya, seorang auditor memperoleh sejumlah informasi penting milik klien
seperti rencana harga produk, data pelanggan, dan lainnya dari laporan keuangan yang
sedang diauditnya. Informasi-inforamasi tersebut terkadang adalah informasi yang
rahasia dimana jika informasi-informasi tersebut bocor kepada pihak-pihak yang
seharusnya tidak mempunyai akses akan informasi tersebut, dapat menimbulkan
ketegangan dan bahkan membahayakan keberlangsungan bisnis klien.

Demi menjaga kepercayaan klien terhadap kinerja auditnya, seorang auditor dituntut
untuk profesional dalam menjalankan tugasnya. Sikap profesional seorang auditor salah
satunya ditunjukkan dengan mematuhi kode etik. Instrumen kode etik inilah yang
kemudian dijadikan pedoman bagi seorang auditor yang bekerja secara profesional.

Di dalam kode etik tersebut, salah satu prinsipnya adalah prinsip kerahasiaan.
Prinsip ini menuntut auditor untuk merahasiakan segala informasi yang dia dapat dari
pekerjaannya. Dengan demikian klien dengan senang hati mau memberikan data-data
yang mereka miliki untuk membantu proses audit tanpa khawatir informasinya
digunakan pihak lain yang tidak berhak.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dapat terjadinya kebocoran data nasabah di bank?
2. Apa yang akan di lakukan pihak bank jika terdapat kebocoran data nasabah?
3. Apakah kebocoran data nasabah melanggar etika profesi?

C. Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui penyebab kebocoran data nasabah di bank.
2. Mengetahui kinerja pihak bank yang bisa menyebabkan kebocoran data
nasabah bank.
BAB II

PEMBAHASAN

Bank sebagai suatu lembaga yang melindungi dana nasabah juga berkewajiban
menjaga kerahasiaan terhadap dana nasabahnya dari pihak-pihak yang dapat merugikan
nasabah. Dan sebaliknya masyarakat yang mempercayakan dananya untuk dikelola oleh
bank juga harus dilindungi terhadap tindakan yang semena-mena yang dilakukan oleh
bank yang dapat merugikan nasabahnya. Hal ini sangat dibutuhkan karena sebagai
lembaga keuangan, bank harus mendapat kepercayaan dari masyarakat, dan
kepercayaan dari masyarakat tersebut akan lahir apabila semua data hubungan
masyarakat dengan bank tersebut dapat tersimpan secara rapi atau dirahasiakan.

Hal demikian membawa konsekuensi kepada bank, yaitu bank memikul


kewajiban untuk menjaga kerahasiaan tersebut, sebagai timbal balik dari kepercayaan
yang diberikan masyarakat kepada bank selaku lembaga keuangan atau sumber dana
masyarakat. Sebagai suatu badan usaha yang dipercaya oleh masyarakat untuk
menghimpun dana masyarakat, sudah sewajarnya bank memberikan jaminan
perlindungan kepada nasabah yang berkenaan dengandananya kepada bank tetapi juga
dari sistem moneter yang menyangkut kepentingan semua anggota masyarakat yang
bukan hanya nasabah penyimpan dana dari bank itu saja.

Perkara dugaan pelanggaran Standart Operasional Prosedur (SOP) yang


dilakukan Bank Jombang, terus menggelinding. LSM Forum Rembug Masyarakat
Jombang (FRMJ) menuding, pelanggaran SOP yang dilakukan demi memuluskan
pengajuan kredit sejumlah nasabah.Disisi lain, dibongkarnya dugaan pelanggaran SOP
berikut data nasabah ke publik oleh FRMJ, dikeluhkan nasabah bank Jombang sendiri.
Mereka menyayangkan kesembronoan pihak bank atas kebocoran data ke luar.Pihak
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional IV Jawa Timur melalui Humas nya, Winarto,
langsung merespon permasalahan yang terjadi di Jombang ini. Ia meminta pihak-pihak
yang merasa dirugikan untuk segera melaporkan langsung ke OJK.“Dilaporkan saja,
monggo (silahkan) kirim surat ke Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen (EPK).
EPK merupakan salah satu unit kerja OJK, nanti akan ada tanggapan-tanggapan dari
situ,” terang Winarto selaku Humas OJK Regional IV Jawa Timur dalam sambungan
teleponnya. Namun Winarto meminta agar menelusuri kebenaran pihak mana yang
sengaja membocorkan data pinjaman nasabah terlebih dahulu dengan melakukan
komunikasi bersama pihak bank terkait. Ia menambahkan jika sebatas identitas yang
bocor, kata dia segalanya mungkin terjadi. Mengingat data pribadi masyarakat sudah
banyak beredar di jejaring sosial. Terkait pelanggaran SOP yang ditudingkan pada Bank
Jombang, Winarto menyebut setiap bank memiliki SOP yang berbeda. “Itu semua
tergantung dari SOP masing-masing Bank, ada pihak Bank yang membutuhkan
persetujuan komisarisnya saat mengucurkan dana pinjaman. Ada juga yang tidak,”
tukasnya.

Keluhan akan bocornya data nasabah diungkapkan, Syarif Hidayatullah.


Menurut Ketua Komisi D, DPRD Jombang yang biasa dipanggil Gus Sentot ini,
menyayangkan akan bocornya data sejumlah nasabah lengkap dengan jumlah pinjaman
mereka. “Saya menyayangkan saja, kok bisa data itu bocor,” terangnya kepada
FaktualNews.co.Disisi lain, FRMJ, pihak pertama yang membongkar adanya dugaan
pelanggaran SOP oleh Bank Jombang, berikut sederet nama debitur lengkap dengan
jumlah pinjaman yang sudah dikucurkan, mengakui jika ia hanya ingin membuka tabir
mega KKN (Korupsi, kolusi dan nepotisme) yang melibatkan sejumlah tokoh penting di
Jombang. Menurut Fatah, ketua FRMJ, dugaan pelanggaran SOP adalah diloloskannya
sejumlah nasabah guna memeperoleh pinjaman tanpa mengindahkan aturan yang ada.

“Dalam SOP nya jelas, ada alur pinjaman yang harus dijalankan,” tegas Fatah, jumat
(13/4/2018).Ditambahkan, Alur tersebut adalah pemohon kredit Rp.35 juta sampai
dengan Rp. 100 Juta, harus disetujui Direktur Utama.Nilai pinjaman Rp.101 juta hingga
Rp. 300 juta seijin komite kredit.Sementara Rp.300 juta sampai Rp.400 juta mesti
diketahui Dewan Pengawas. Sementara pengajuan dengan nilai diatas yang ia sebut,
harus seijin Bupati sebagai pemegang kekuasaan tertinggi yang segala kewenangannya
tidak diserahkan kepada Direksi atau Dewan Pengawas. Hal itu menurut Fatah, sudah
diatur dalam Perda nomor 17 tahun 2009 tentang BPR Bank Jombang.
Namun dalam praktiknya, ada sejumlah nasabah yang diloloskan pinjaman
hingga mencapai Rp. 1,5 Miliar tanpa sepengetahuan Bupati Jombang. “Saat itu
Bupatinya Nyono Suharli, dan saya sudah konfirmasi jika Nyono juga tdiak pernah
menandatangani pengajuan kredit diatas Rp.1 Miliar. Jelas-jelas ini bank Jombang
melakukan pelanggaran SOP,” pungkas Fatah.Terkait kebocoran data nasabah ke luar
sendiri sebenarnya sudah diatur dalam UU nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan
sebagaimana telah diubah dengan UU nomor 10 tahun 1998 secara tegas mengatur pada
pasal 40 yang menyebut, bank wajib merahasiakan keterangan mengenai nasabah
penyimpan dan simpanannya.Sangsi atas kebocoran data tersebut juga diatur dalam
pasal 47 ayat 2 yang menyebut Anggota Dewan Komisaris, Direksi, pegawai bank atau
Pihak Terafiliasi lainnya yang dengan sengaja memberikan keterangan yang wajib
dirahasiakan menurut Pasal 40, diancam dengan pidana penjara sekurang-kurangnya 2
(dua) tahun dan 25 paling lama 4 (empat) tahun serta denda sekurang-kurangnya Rp. 4
miliar dan paling banyak Rp. 8 miliar.

Sementara, perihal lolosnya kredit sejumlah debitur yang diduga dengan


menabrak SOP diatur dalam pasal 8 ayat 1 yang berbunyi dalam memberikan kredit
atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, Bank Umum wajib mempunyai
keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas iktikad dan kemampuan serta
kesanggupan Nasabah Debitur untuk melunasi utangnya atau mengembalikan
pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang diperjanjikan. Sementara menurut Fatah, ada
salah satu debitur yang baru lulus sekolah dan belum memiliki pekerjaan tetap.Didalam
pasal 11 ayat 1 juga berbunyi Bank Indonesia menetapkan ketentuan mengenai batas
maksimum pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, pemberian
jaminan, penempatan investasi surat berharga atau hal lain yang serupa, yang dapat
dilakukan oleh bank kepada peminjam atau sekelompok peminjam yang terkait,
termasuk kepada perusahaan-perusahaan dalam kelompok yang sama dengan bank yang
bersangkutan. Didalam ayat 2 diatur batas maksimum sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) tidak boleh melebihi 30% (tiga puluh perseratus) dari modal bank yang sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Hal ini semakin dipertegas dalam ayat 4A.Dimana disebut dalam memberikan kredit
atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, bank dilarang melampaui batas
maksimum pemberian kredit.Pasal 15 sendiri berbunyi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 8 dan 11 berlaku juga bagi Bank Perkreditan Rakyat.Bank
Jombang sendiri statusnya adalah Bank Perkreditan Rakyat milik pemerintah daerah
Jombang.Hingga berita ini diunggah, pihak bank Jombang lebih memilih bungkam.
Konfirmasi via sambungan telepon ke nomor direktur bank Jombang Affandi tidak
direspon. Bahkan nomor redaksi yang mencobamengkonfirmasi di blokir oleh yang
bersangkutan. (M.Dhofir, Zen Arivin, M.Syafii, Adi Susanto).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pembahasan di atas tentang tinjauan penerapan kode etik terkait
kerahasiaan, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Kode Etik Akuntan Profesional merupakan pedoman bagi seorang Akuntan


Publik di dalam menjalankan profesinya. Penerapan Kode Etik yang sesuai akan
mendapat kepercayaan dari masyarakat terkait jasa assurance yang diberikan
KAP tersebut.
2. KAP belum melaksanakan pemantauan kepatuhan penerapan kode etik secara
memadai. Hal ini dikarenakan cara untuk mengawasi etika cukup susah, karena
etika berkaitan dengan integritas masing-masing individu, sehingga kasus
pelanggaran tidak banyak diketahui. Saat ini KAP hanya melakukan upaya-
upaya meningkatkan kepatuhan terhadap kode etik.

B. Saran

Dari simpulan di atas, ada beberapa hal yang menurut penulis masih ada yang
kurang. Berikut adalah beberapa saran yang penulis dapat berikan.

1. Pimpinan KAP perlu merancang kebijakan untuk memantau dan menilai


kepatuhan kode etik para personilnya. Hal ini dapat dilakukan baik melalui
assessment atau berupa pembagian kuesioner kepatuhan, sehingga KAP
memiliki dokumentasi yang memadai terhadap kepatuhan personilnya.
Hasilnya juga bisa menjadi bahan evaluasi bagi KAP dalam memperbaiki
sistem pengendalian yang dibuat.
2. Keamanan data sangatlah penting. Keamanan komputer data base juga harus
ditingkatkan untuk mencegah bocornya data-data rahasia klien yang dibawa
auditor yang telah resign. KAP dapat menggunakan aplikasi audit yang
memilliki keamanan yang telah terbukti. Beberapa aplikasi audit hanya dapat
dipasang di perangkat tertentu saja, sehingga ketika auditor resign aplikasi
tersebut dapat dicabut dan auditor tersebut tidak akan dapat menggunakan
KKA yang dibawanya.
DAFTAR PUSTAKA

I Gde Prim Hadi Susetya. 2012. Kerahasiaan Bank Sebagai Wujud Perlindungan

Hukum Terhadap Nasabah Penyimpanan Dana Dikaitkan Dengan Money

Laundering. Diakses pada 21 September 2019 melalui

https://ojs.unud.ac.id/index.php/Kerthanegara/article/view/4780/3590

Susanto, Edi. (2018, April 13). Menilik Kasus Bank Jombang, Dari Kebocoran Data

Nasabah Hingga Dugaan Pelanggaran Sop. FAKTUALNEWS.CO. Diakses pada

21 September 2019 melalui

https://faktualnews.co/2018/04/13/menilik-kasus-bank-jombang-kebocoran-
data-nasabah-hingga-dugaan-pelanggaran-sop/76558

Akbar Ismail, Hary. 2018. Penerapan Kode Etik Auditor Dalam Menjaga Kerahasiaan

Data Klien: Studi Kasus Kantor Akuntan Publik Tgs. SUBSTANSI. Diakses pada
21 september 2019 melalui

https://jurnal.pknstan.ac.id/index.php/SUBS/article/download/318/pdf

Anda mungkin juga menyukai