KELOMPOK 8
D3 AKUNTANSI
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih kepada semua pihak atas dukungan moral dan materiil dalam penyusunan
makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etika profesi adalah suatu sikap etis yang dimiliki seorang profesional sebagai
bagian integral dari sikap hidup dalam mengembang tugasnya serta menerapkan norma-
norma etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) dalam kehidupan manusia.
Etika profesi atau kode etik profesi sangat berhubungan dengan bidang
pekerjaan tertentu yang berhubungan langsung dengan masyarakat atau
konsumen.Konsep etika tersebut harus disepakati bersama oleh pihak-pihak yang berada
di lingkup kerja tertentu, misalnya; dokter, jurnalistik dan pers, guru, engineering
(rekayasa), ilmuwan, dan profesi lainnya.
Kode etik profesi ini berperan sebagai sistem norma, nilai, dan aturan
profesional secara tertulis yang dengan tegas menyatakan apa yang benar/ baik, dan apa
yang tidak benar/ tidak baik bagi seorang profesional. Dengan kata lain, kode etik
profesi dibuat agar seorang profesional bertindak sesuai dengan aturan dan menghindari
tindakan yang tidak sesuai dengan kode etik profesi.Salah satu prinsip dari kode etik itu
adalah Kerahasiaan.
Kerahasiaan data klien merupakan hal yang penting. Selama melakukan penugasan
audit dan lainnya, seorang auditor memperoleh sejumlah informasi penting milik klien
seperti rencana harga produk, data pelanggan, dan lainnya dari laporan keuangan yang
sedang diauditnya. Informasi-inforamasi tersebut terkadang adalah informasi yang
rahasia dimana jika informasi-informasi tersebut bocor kepada pihak-pihak yang
seharusnya tidak mempunyai akses akan informasi tersebut, dapat menimbulkan
ketegangan dan bahkan membahayakan keberlangsungan bisnis klien.
Demi menjaga kepercayaan klien terhadap kinerja auditnya, seorang auditor dituntut
untuk profesional dalam menjalankan tugasnya. Sikap profesional seorang auditor salah
satunya ditunjukkan dengan mematuhi kode etik. Instrumen kode etik inilah yang
kemudian dijadikan pedoman bagi seorang auditor yang bekerja secara profesional.
Di dalam kode etik tersebut, salah satu prinsipnya adalah prinsip kerahasiaan.
Prinsip ini menuntut auditor untuk merahasiakan segala informasi yang dia dapat dari
pekerjaannya. Dengan demikian klien dengan senang hati mau memberikan data-data
yang mereka miliki untuk membantu proses audit tanpa khawatir informasinya
digunakan pihak lain yang tidak berhak.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dapat terjadinya kebocoran data nasabah di bank?
2. Apa yang akan di lakukan pihak bank jika terdapat kebocoran data nasabah?
3. Apakah kebocoran data nasabah melanggar etika profesi?
C. Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui penyebab kebocoran data nasabah di bank.
2. Mengetahui kinerja pihak bank yang bisa menyebabkan kebocoran data
nasabah bank.
BAB II
PEMBAHASAN
Bank sebagai suatu lembaga yang melindungi dana nasabah juga berkewajiban
menjaga kerahasiaan terhadap dana nasabahnya dari pihak-pihak yang dapat merugikan
nasabah. Dan sebaliknya masyarakat yang mempercayakan dananya untuk dikelola oleh
bank juga harus dilindungi terhadap tindakan yang semena-mena yang dilakukan oleh
bank yang dapat merugikan nasabahnya. Hal ini sangat dibutuhkan karena sebagai
lembaga keuangan, bank harus mendapat kepercayaan dari masyarakat, dan
kepercayaan dari masyarakat tersebut akan lahir apabila semua data hubungan
masyarakat dengan bank tersebut dapat tersimpan secara rapi atau dirahasiakan.
“Dalam SOP nya jelas, ada alur pinjaman yang harus dijalankan,” tegas Fatah, jumat
(13/4/2018).Ditambahkan, Alur tersebut adalah pemohon kredit Rp.35 juta sampai
dengan Rp. 100 Juta, harus disetujui Direktur Utama.Nilai pinjaman Rp.101 juta hingga
Rp. 300 juta seijin komite kredit.Sementara Rp.300 juta sampai Rp.400 juta mesti
diketahui Dewan Pengawas. Sementara pengajuan dengan nilai diatas yang ia sebut,
harus seijin Bupati sebagai pemegang kekuasaan tertinggi yang segala kewenangannya
tidak diserahkan kepada Direksi atau Dewan Pengawas. Hal itu menurut Fatah, sudah
diatur dalam Perda nomor 17 tahun 2009 tentang BPR Bank Jombang.
Namun dalam praktiknya, ada sejumlah nasabah yang diloloskan pinjaman
hingga mencapai Rp. 1,5 Miliar tanpa sepengetahuan Bupati Jombang. “Saat itu
Bupatinya Nyono Suharli, dan saya sudah konfirmasi jika Nyono juga tdiak pernah
menandatangani pengajuan kredit diatas Rp.1 Miliar. Jelas-jelas ini bank Jombang
melakukan pelanggaran SOP,” pungkas Fatah.Terkait kebocoran data nasabah ke luar
sendiri sebenarnya sudah diatur dalam UU nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan
sebagaimana telah diubah dengan UU nomor 10 tahun 1998 secara tegas mengatur pada
pasal 40 yang menyebut, bank wajib merahasiakan keterangan mengenai nasabah
penyimpan dan simpanannya.Sangsi atas kebocoran data tersebut juga diatur dalam
pasal 47 ayat 2 yang menyebut Anggota Dewan Komisaris, Direksi, pegawai bank atau
Pihak Terafiliasi lainnya yang dengan sengaja memberikan keterangan yang wajib
dirahasiakan menurut Pasal 40, diancam dengan pidana penjara sekurang-kurangnya 2
(dua) tahun dan 25 paling lama 4 (empat) tahun serta denda sekurang-kurangnya Rp. 4
miliar dan paling banyak Rp. 8 miliar.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan di atas tentang tinjauan penerapan kode etik terkait
kerahasiaan, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
B. Saran
Dari simpulan di atas, ada beberapa hal yang menurut penulis masih ada yang
kurang. Berikut adalah beberapa saran yang penulis dapat berikan.
I Gde Prim Hadi Susetya. 2012. Kerahasiaan Bank Sebagai Wujud Perlindungan
https://ojs.unud.ac.id/index.php/Kerthanegara/article/view/4780/3590
Susanto, Edi. (2018, April 13). Menilik Kasus Bank Jombang, Dari Kebocoran Data
https://faktualnews.co/2018/04/13/menilik-kasus-bank-jombang-kebocoran-
data-nasabah-hingga-dugaan-pelanggaran-sop/76558
Akbar Ismail, Hary. 2018. Penerapan Kode Etik Auditor Dalam Menjaga Kerahasiaan
Data Klien: Studi Kasus Kantor Akuntan Publik Tgs. SUBSTANSI. Diakses pada
21 september 2019 melalui
https://jurnal.pknstan.ac.id/index.php/SUBS/article/download/318/pdf