Anda di halaman 1dari 4

Tugas Pengantar Pertemuan 1

1. Bentuklah kelompok yang terdiri dari 4/5 orang


1. Maysha Audri 4112101056
2. Fivin Oktavia 4112101061
3. Aulia Fata Vanai 4112001055
4. Tika Nurhayati 4112101050

2. Carilah satu emiten yang anda sukai


PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)

3. Beri penjelasan singkat terkait dengan industri bisnis dan jelaskan Basic Organizational
Chart for a Company

Industri bisnis
Industri bisnis PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik negara terbesar di Indonesia.
Berkantor pusat di Jakarta dan didirikan pada tahun 1895, menjadikannya salah satu
lembaga perbankan tertua di Indonesia. BRI menawarkan berbagai produk dan layanan
termasuk perbankan konsumen, perbankan korporasi, asuransi, perbankan investasi, dan
keuangan mikro. BRI melayani pasar domestik dan internasional, dengan fokus
memberikan layanan keuangan kepada pengusaha mikro, usaha kecil dan menengah, dan
rumah tangga berpenghasilan rendah.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) merupakan pemain utama dalam industri jasa keuangan.
Industri jasa keuangan global diperkirakan bernilai sekitar US$1.7 triliun, dengan jumlah
karyawan jutaan, berbasis di negara-negara di seluruh dunia. BRI khususnya adalah bank
terbesar kedua di Indonesia, dengan lebih dari 18,000 karyawan dan lebih dari 7,000
cabang, melayani lebih dari 100 juta nasabah di seluruh negeri. BRI juga hadir di negara
lain, antara lain Singapura, Hong Kong, China, dan Inggris dengan total jaringan lebih dari
17,000 cabang dan kantor.
Dalam klasifikasi formal, Platform Executive telah menandai Bank Rakyat Indonesia (BRI)
sebagai bisnis yang bergerak dalam industri Perbankan. Bank bertekad memberikan
pelayanan terbaik dan dengan sepenuh hati . Untuk itu Bank memenuhi permintaan
nasabah, menjamin fleksibilitas pelayanan nasabah dan sekaligus menekan biaya
operasional, BRI mengembangkan e- Outlet berupa ATM, Phone Banking, Point Of
Sales, Internet Banking dan Mobile Banking.

Basic Organizational Chart for a Company


Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, struktur organisasi utama terdiri dari 3 (tiga) organ utama, yaitu:
1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
2. Dewan Komisaris
3. Direksi
Struktur Organisasi Utama tersebut menjadi organ tata kelola perusahaan di Perseroan
yang dibangun untuk menjamin pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola Perseoraan dapat
berjalan dengan efektif dengan peran dan tanggung jawab yang jelas sehingga tercipta
mekanisme monitoring check and balance. Struktur Tata Kelola BRI meliputi Organ Utama,
Organ Pendukung serta Kebijakan dan Prosedur sebagai berikut:
Dewan komisaris merupakan organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan
secara umum atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasehat kepada
direksi.
1. kartika wirjoatmodjo (presiden komisaris)
2. rofikoh rokhim (wakil komisaris utama/komisarin independen)
3. Awan nurmawan Nuh (komisaris)
4. robin indrajad hattari (komisaris)
5. Hendrik ivo (komisarin independen)
6. Dwi Ria Latifa (komisaris independen)
7. Heri sunaryadi (komisarin independen)
8. Pleno poerwoko sugarda (komisaris independen)
9. Agus Riswanto (komisaris independen)
10. Nurmaria sarosa (komisaris independen)
Dewan direksi
1. Sunarso (direktur utama)
2. Catur Budi Harto (wakil presiden presiden direktur)
3. Handayani (direktur bisnis konsumen)
4. Supari (direktur bisnis mikro)
5. Ahmad Solichin Luthfi Yanto (direktur kepatuhan)
6. Agus NoorSanto (Direktur bisnis grosir dan institusi)
7. Agus Sudiarto (direktur manajemen risiko)
8. Agus Winardono (Direktur sumber daya manusia)
9. Amam Sukriyanto (Direktur usaha kecil dan menengah)
10. Viviana Dyah Ayu Retno k (Direktur keuangan)
11. Arga Mahanana Nugraha (Direktur teknologi digital dan informasi)
12. AndriJanto (Direktur jaringan dan layanan)
4. Jelaskan Struktur Kepemilikan Perusahaan berdasarkan pemegang saham seperti
kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, firm family business, dsb.

Kepemilikan institusional: Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham suatu


perusahaan oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan
investasi dan kepemilikan institusi lainnya. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
dipegang oleh Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan data komposisi kepemilikan
saham per 30 september 2023 sebesar 53,19% atau yang berjumlah sebesar
80.610.976.876 saham.
Kepemilikan manajerial: Kepemilikan manajerial adalah tingkat kepemilikan saham oleh
pihak manajemen yang secara aktif terlibat di dalam pengambilan keputusan.
Pengukurannya dilihat dari besarnya proporsi saham yang dimiliki manajemen pada akhir
tahun yang disajikan dalam bentuk persentase. Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (persero)
dipegang oleh Kartika Wirjoatmodjo selaku komisaris utama berdasarkan data komposisi
kepemilikan saham per 30 september 2023 sebesar 0,00% atau yang berjumlah sebesar
689.000 saham.
Kepemilikan firm family business: sebuah bisnis atau perusahaan yang dikendalikan
oleh dua atau lebih anggota keluarga, yang mempunyai hubungan darah maupun terikat
perkawinan pendiri atau pemilik bisnis, dengan mengharapkan kepemimpinan dan kontrol
perusahaan dilakukan oleh generasi keluarga berikutnya. Pada PT. Bank Rakyat Indonesia
(persero). Sampai dengan tanggal 31 Desember 2022, tidak terdapat anggota Direksi yang
mempunyai hubungan afiliasi dengan pemegang saham pengendali, maupun dengan
sesama anggota Direksi dan Dewan Komisaris baik secara keuangan, kepengurusan dan
atau hubungan keluarga. Berdasarkan Anggaran Dasar, para anggota Direksi dan Dewan
Komisaris tidak boleh memiliki hubungan darah sampai derajat ketiga, baik menurut garis
lurus maupun garis ke samping, atau hubungan perkawinan/hubungan keluarga karena
perkawinan, termasuk mertua.
Kepemilikan publik: Kepemilikan publik adalah proporsi atau jumlah kepemilikan saham
yang dimiliki oleh publik atau masyarakat umum yang tidak memiliki hubungan istimewa
dengan perusahaan. Kepemilikan publik merupakan persentase kepemilikan saham yang
dimiliki oleh pihak luar (outsider ownership). Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (persero)
dipegang oleh perorangan Indonesia berdasarkan data komposisi kepemilikan saham per
30 september 2023 sebesar 1,83% atau yang berjumlah sebesar 315.600 saham.

5. Jelaskan Potensi Konfilik kepentingan yang mungkin akan terjadi diperusahaan


berdasarkan teori agency, dan klasifikasi Types of Agency Problem

Potensi Konfilik kepentingan berdasarkan teori agency


Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan adanya konflik kepentingan dalam hubungan
keagenan. Terjadinya konflik kepentingan antara principal (pemilik) dan agent (manajer)
karena kemungkinan agent bertindak tidak sesuai dengan kepentingan principal. Teori
agensi mampu menjelaskan potensi konflik kepentingan diantara berbagai pihak yang
berkepentingan dalam perusahaan tersebut. Konflik kepentingan ini terjadi dikarenakan
perbedaan tujuan dari masing-masing pihak berdasarkan posisi dan kepentingannya
terhadap perusahaan (Ibrahim, 2007). Sebagai agen, manajer bertanggung jawab secara
moral untuk mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal), namun demikian
manajer juga menginginkan untuk selalu memperoleh kompensasi sesuai dengan kontrak.
klasifikasi Types of Agency Problem
Di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau perusahaan manapun dalam
industri perbankan, beberapa jenis masalah agensi yang mungkin terjadi antara lain:
1. Ketidakpatuhan terhadap Kebijakan dan Prosedur: Agensi mungkin tidak
mengikuti kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh bank, baik dalam hal
penanganan transaksi, kepatuhan terhadap regulasi, atau tata kelola perusahaan.
2. Penyalahgunaan Kekuasaan: Agensi dapat menyalahgunakan kepercayaan dan
wewenang yang diberikan kepada mereka, misalnya dengan melakukan
penyalahgunaan dana nasabah atau manipulasi data.
3. Pelanggaran Keamanan dan Privasi: Agensi mungkin tidak memperlakukan
informasi rahasia dan data nasabah dengan benar, mengakibatkan pelanggaran
keamanan dan privasi yang dapat merugikan nasabah dan reputasi bank.
4. Kinerja Suboptimal: Agensi dapat memiliki kinerja yang kurang optimal dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka, yang dapat mempengaruhi layanan
dan kualitas yang diberikan kepada nasabah.
5. Konflik Kepentingan: Agensi mungkin terlibat dalam konflik kepentingan, seperti
memiliki kepentingan pribadi atau memihak pada pihak lain yang dapat merugikan
bank atau nasabah.
6. Penyalahgunaan Informasi Privileged: Agensi memiliki akses ke informasi sensitif
dan rahasia bank, dan penyalahgunaan informasi ini dapat merugikan bank dan
nasabahnya.
7. Tidak Mematuhi Peraturan dan Kode Etik: Agensi mungkin tidak mematuhi
peraturan perundang-undangan yang berlaku atau kode etik yang ditetapkan oleh
bank, yang dapat menyebabkan masalah hukum dan reputasi.
8. Kekurangan dalam Pelatihan dan Pengawasan: Agensi mungkin tidak
mendapatkan pelatihan yang memadai atau pengawasan yang cukup dari manajemen
bank, sehingga meningkatkan risiko terjadinya masalah.
9. Ketergantungan yang Berlebihan: Bank mungkin terlalu bergantung pada agensi
untuk menjalankan sebagian besar operasional atau tugas tertentu, yang dapat
meningkatkan risiko jika agensi tidak dapat memenuhi kewajibannya.
10. Kesalahan dalam Pelaporan dan Rekonsiliasi: Agensi dapat membuat kesalahan
dalam pelaporan transaksi atau rekonsiliasi, yang dapat mengganggu akurasi laporan
keuangan dan mengakibatkan masalah audit.
11. Ketidakmampuan untuk Menangani Keluhan Nasabah: Agensi mungkin tidak
dapat menangani keluhan atau masalah yang diajukan oleh nasabah dengan efektif
dan efisien, yang dapat merugikan kepercayaan nasabah terhadap bank.
12. Ketidakstabilan Pribadi atau Keuangan: Agensi mungkin mengalami masalah
pribadi atau keuangan yang dapat memengaruhi kinerja mereka dalam menjalankan
tugas agensi dengan baik.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) atau bank manapun biasanya memiliki prosedur dan
mekanisme pengawasan untuk mengatasi masalah-masalah agensi yang mungkin muncul.

6. Beri penjelasan sederhana mengenai konflik kepentingan menurut kelompok anda dan
contohnya

Pengertian konflik kepentingan dapat didefinisikan sebagai situasi di mana pejabat


publik memiliki kepentingan pribadi atau kepentingan lainnya yang memengaruhi atau
terlihat memengaruhi kinerja jabatan publiknya yang seharusnya objektif dan imparsial.
Dalam definisi ini, seharusnya seorang pejabat tidak bias dalam mengambil keputusan,
melakukan pekerjaannya secara utuh tanpa terbagi atau dipengaruhi kepentingan lainnya.
Contohnya:
Tindak pidana korupsi (tipikor). Jika tidak ditangani dengan baik, konflik kepentingan
dapat menyebabkan korupsi dan menimbulkan kerugian bagi negara.
Dalam beberapa kasus tindak pidana korupsi di konflik kepentingan berawal dari
pemberian gratifikasi atau suap yang bisa memengaruhi penilaian atau keputusan pejabat.
Ketika keputusan diambil akibat pemberian tadi, maka pelanggaran telah terjadi.

Anda mungkin juga menyukai