Anda di halaman 1dari 10

SESI 4

Struktur kepemilikan dapat dijelaskan dari dua sudut pandang,


yaitu :
 Pendekatan keagenan.

struktur kepemilikan merupakan suatu mekanisme untuk


mengurangi konflik kepentingan antara manajer dengan
pemegang saham.
 Pendekatan informasi asimetri
Pendekatan ketidakseimbangan informasi memandang
mekanisme struktur kepemilikan sebagai suatu cara untuk
mengurangi ketidakseimbangan informasi antara insiders dan
outsiders melalui pengungkapan informasi di dalam pasar
modal.
Jenis Struktur Kepemilikan

Kepemilikan Tersebar

Pada model perusahaan ini memiliki pemegang saham yang banyak dengan jumlah
saham yang sedikit.

Kepemilikan Terkonsetrasi

Pada tipe perusahaan yang seperti ini, terdapat dua kelompok pemegang saham, yaitu
pemegang saham mayoritas yang bertindak sebagai pengendali dan pemegang saham
minoritas. Menurut Bae et al.
Komposisi Struktur Kepemilikan
Kepemilikan Keluarga

Kepemilikan saham di negara berkembang sebagian besar dikontrol oleh kepemilikan


keluarga, termasuk perusahaan di Indonesia (Arifin, 2003). Perusahaan seperti ini lebih
efisien daripada perusahaan yang dimiliki publik karena biaya pengawasannya
(monitoring cost) lebih kecil.

Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah pemegang saham dari pihak manajemen (dewan


direksi dan dewan komisaris) yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan.
Kepemilikan Institusional

Kepemilikan saham institusional adalah saham perusahaan yang dipegang oleh


institusi lain. Institusi merupakan sebuah lembaga yang memiliki kepentingan besar
terhadap investasi yang dilakukan termasuk investasi saham.

Kepemilikan Asing

Kepemilikan asing merupakan proporsi saham biasa perusahaan yang dimiliki


oleh perorangan, badan hukum, pemerintah serta bagian- bagiannya yang
berstatus luar negeri. Atau perorangan, badan hukum, pemerintah yang bukan
berasal dari Indonesia.

Kepemilikan Pemerintah

Kepemilikan pemerintah adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak pemerintah


(government) dari seluruh modal saham yang dikelola .
Struktur Kepemilikan Perusahaan Di Negara
Maju Dan Di Asia

Menurut Sycip di kebanyakan negara industri maju seperti Inggris, Amerika,


Australia, Jerman, dan Perancis mayoritas perusahaan besar dan menengah berstatus
perusahaan publik. Sebagian besar pemegang saham perusahaan-publik adalah
masyarakat.
Di kawasan Asia, pada umumnya pemisahan antara kepemilikan dan
kepengelolaan perusahaan tidak terlalu berkembang. Bisnis lebih bersifat kekeluargaan
sehingga kelompok-kelompok usaha besar yang berkembang selalu dikendalikan oleh
anggota keluarga dari hubungan darah atau hubungan perkawinan. Hal tersebut sangat
terasa dalam sistem Keiretsu di Jepang, Chebol di Korea, dan Konglomerasi di Indonesia.
Bank Century (sebelumnya dikenal dengan Bank CIC) didirikan pada Mei
1989. Pada 6 Desember 2004 Bank Pikko dan Bank Danpac menggabungkan diri ke
Bank CIC. Pada 28 Desember 2004, Bank CIC berganti nama menjadi Bank Century.
Sejak 21 November 2008 diambil alih oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan
berubah nama menjadi PT Bank Mutiara Tbk. Hasil merger tiga bank yaitu Bank
Pikko, Bank Danpac, dan Bank CIC menjadi Bank Century yang sebelum merger
ketiga bank tersebut didahului dengan adanya akuisisi Chinkara Capital Ltd yang
berdomisili hukum di Kepulauan Bahama dengan pemegang saham mayoritas adalah
Rafat Ali Rizvi.
1. Penyimpangan dana untuk peminjam $2,8 milyar (Rp 1,4 triliun Bank
Century pelanggan dan pelanggan Delta Antaboga Securities Indonesia
adalahRp 1,4 triliun).

2. Penjualan produk-produk investasi fiktif Antaboga Delta Securities


Indonesia. Jika produk tidak perlu mendaftar BI dan Bapepam-LK.

3. Kedua point tersebut menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi


Nasabah Bank Century dan uang para nasabah pun yang ada di Bank
Century tidak bisa dicairkan dan tidak ada uang tidak dibayar oleh
pelanggan.
Penyebab bangkrutnya Bank Century
1. Penyimpangan Manajemen
Modus kejahatan perbankan yang diduga dilakukan manajemen Bank
Century adalah penempatan dana yang sembrono di pasar uang (money
market).
2. Pengawasan BI yang Lemah
BI ternyata pernah memberikan kelonggaran aturan kepada Bank Century,
yakni dengan memasukkan surat-surat berharga (SSB) yang macet ke
kategori lancar. Hal itu dilakukan agar Bank Century tidak perlu
menyisihkan provisi (pencadangan) atas SSB yang macet itu, sehingga tidak
menggerus modalnya.
3. Kesehatan Bank
Kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk
melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu
memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai
dengan peraturan perbankan yang berlaku.
*Pelanggaran GCG Yang Dilakukan Oleh
Bank Century
Pada kasus Bank Century ini kesalahan terjadi akibat
permasalahan internal bank dimana hal tersebut dilakukan oleh pihak
manajemen bank tersebut yang menipu para nasabah. Selain itu juga
adanya penjualan reksa dana fiktif produk Antaboga Deltas Sekuritas
Indonesia, dimana produk tersebut tidak memiliki izin BI dan
Bappepam LK.
Kasus Bank Century ini menunjukkan ada praktik-praktik yang
menyimpang di bank sentral menyangkut tes kelayakan dan kepatutan
(fit and proper test) yang tidak akurat. BI juga dinilai gagal dalam
menciptakan tata kelola yang baik (Good Corporate Governance).

Anda mungkin juga menyukai