Anda di halaman 1dari 9

UNIVERSITAS Lembar Jawab NO UJIAN:

PUTRA BANGSA
SK Mendiknas No: 123/E/O/2021 UTS UAS TUGAS

Nama Mahasiswa : Hafiizh Al Mughni B

NIM : 205504086

Program Studi : Manajemen

Mata Kuliah : Manajemen Keuangan Lanjutan

Dosen : Eni Kaharti S.E., M.Acc., Ak.

Tanggal Ujian : 13 Juli 2022

Tanda Tangan :

Tuliskan Disini Jawaban Anda !!


I.

1.

Pengertian Perusahaan Mltinasional (MNC)

Karena banyaknya karakteristik dari MNC, maka sangat sulit sekali didefinisikanyang dapat
mencakup semua kriteria dari MNC tersebut. Agar lebih jelasmengingatnya kita defisinikan
menjadi:“Perusahaan Multinasional (MultinationalCorporation) adalah suatu jenisperusahaan
yang kegiatan bisnisnya bersifatInternasional dan lokasi produksinya terletak di beberapa
negara.”Cabang MNCdi luar negeri tidak hanya dimiliki oleh MNC induk, tapi kegiatan atau
operasionalnyadari Cabang MNC juga diawasi oleh MNC induk. Contoh Perusahaan
Multinasional(MNC) :IBM, CocaCola, Chevron, Motorola, Goodyear, Xerox, General
MotorTexaco, Eastman Kodak, Ford Motor, Merck.

Alasan Munculnya Perusahaan MultinasionalAlasan kenapa MNC muncul mungkin sangat


banyak sekali, tapi secara umumdisebabkan karena adanyaperbedaan biaya produksipada
setiap negara yang bisadimanfaatkan secara efisien untuk mengambil keuntungan dari
perbedaan biayatersebut.Misalnya: Negara Indonesia tenaga kerjanya murah, maka oleh
perusahaanMNC negara Indonesia bisa dijadikan MNC Cabang dikarenakan hal tersebut,
dimanaselisih dari biaya produksi tersebut merupakan keuntingan dari MNC.

Latar Belakang Munculnya MNC

-MNC adalah perusahaan yang menghasilkan dan menjual barang & jasa lebihdari 1 negara.
-MNC terdiri dari perusahaan induk yang punya 5 – 6 cabang perusahaan diluar negeri.
-MNC mempunyai interaksi strategis antar unit perusahaan
-MNC diramalkan muncul olehAdam SmithdanDavid Ricardodengan“Dotrine of Comparative
Advantage”
-MNC mengasumsikan mobilitas barang & jasa serta menekan efesiensi
2.

Pada intinya, restrukturisasi dapat dikategorikan ke dalam tiga jenis, yaitu Restrukturisasi
Portofolio/Aset, Restrukturisasi Modal Atau Keuangan, dan Restrukturisasi
Manajemen/Organisasi. Sebenarnya setiap perusahaan dapat menerapkan salah satu jenis
restrukturisasi pada suatu saat. Namun perusahaan dapat juga melakukan restrukturisasi
secara keseluruhan, karena aktivitas restrukturisasi saling terkait.

a. Restrukturisasi Portofolio atau Aset

Kegiatan penyusunan portofolio perusahaan agar kinerja perusahaan menjadi semakin baik.
Yang termasuk ke dalam portofolio perusahaan meliputi setiap aset, lini bisnis, divisi, unit
usaha atau SBU (Strategic Business Unit), maupun anak perusahaan.

b. Restrukturisasi Modal atau Keuangan

Penyusunan ulang komposisi modal perusahaan. Hal ini dilakukan agar kinerja keuangan
perusahaan menjadi lebih sehat. Kinerja keuangan dapat dievaluasi berdasarkan laporan
keuangan, yang terdiri dari neraca, rugi/laba, laporan arus kas, serta posisi modal
perusahaan. Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan, maka
akan diketahui tingkat kesehatan perusahaan. Selanjutnya kesehatan perusahaan dapat
diukur berdasarkan rasio kesehatan, seperti tingkat efisiensi (efficiency ratio), tingkat
efektivitas (effectiveness ratio), profitabilitas (profitability ratio), tingkat likuiditas
(liquidity ratio), tingkat perputaran aset (asset turnover), leverage ratio dan market
ratio.

c. Restrukturisasi Manajemen atau Organisasi

Penyusunan ulang komposisi manajemen, struktur organisasi, pembagian kerja, sistem


operasional, atau hal lainnya yang berkaitan dengan masalah manajerial dan organisasi.
Dalam hal restrukturisasi manajemen atau organisasi, perbaikan kinerja dapat diperoleh
dengan berbagai cara. Diantaranya adalah dengan pelaksanaan yang lebih efisien dan
efektif, pembagian wewenang yang lebih baik, dan kompetensi staf yang lebih mampu
menjawab permasalahan di setiap unit kerja.

Kasus restrukturisasi

PT KRAKATAU STEEL

Krakatau Steel membukukan rugi sebesar USD77 juta atau senilai Rp1,08 triliun pada
2018. Perseroan selama tujuh tahun terakhir sudah tidak meraup untung dari penjualan
baja. Hal ini dikarenakan biaya produksi baja yang tinggi serta masifnya impor baja murah
dari Tiongkok.
Perusahaan dengan kode emiten KRAS itu akhirnya merestrukturisasi bisnis anak usahanya
senilai USD2,2 miliar atau sekitar Rp31 triliun. Restrukturisasi tersebut melibatkan PT
Perusahaan Pengelola Aset/PPA (Persero) dalam satu induk atau holding.
Proyek restrukturisasi utang ini berlangung selama sembilan tahun sejak 2019 hingga
2027. Restrukturisasi utang ini melibatkan 10 bank nasional, swasta nasional dan swasta
asing.
Kesepuluh bank tersebut, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk, Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank ICBC Indonesia.
Kemudian ada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia atau Indonesia Eximbank, PT Bank
Central Asia Tbk, PT Bank DBS Indonesia, dan PT Bank OCBC NISP Tbk.
Melalui restrukturisasi, beban bunga dan kewajiban pembayaran pokok pinjaman menjadi
lebih ringan sehingga membantu perbaikan kinerja perusahaan dan memperkuat cashflow
perusahaan.

II.

1.

FORWARD MERGER

Strategi ini menghendaki agar perusahaan mempunyai kemampuan yang besar terhadap
pengendalian para distributor atau pengecer, bila perlu dengan memilikinya. Hal ini dapat
dilakukan jika perusahaan mendapatkan banyak masalah dengan pendistribusian barang
atau jasanya, sehingga mengganggu pendistribusian tersebut dengan sumber daya yang
dimiliki. Alasan lain, karena distribussi tersebut memiliki prospek yang baik untuk dimasuki.

BACKWARD MERGER

Ini merupakan strategi perusahaan agar pengawasan terhadap bahan baku dapat lebih
ditingkatkan, apalagi para pemasok sudah dinilai tidak lagi menguntungkan perusahaan.
Seperti keterlambatan dalam pengadaan bahan,kualitas bahan yang menurun, biaya yang
meningkat, sehingga tidak lagi dapat diandalkan.
Perusahan kecap melakukan backward merger dengan perusahaan/petani kedelai,sehingga
untuk bahan baku tidak perlu membeli dari pemasok.
Perusahaan kecap melakukan forward merger dengan perusahaan / toko swalayan dan
memasarkan produksi kecapnya di toko tsb.
Perusahan batik sutera melakukan backward merger dengan perusahaan ulat sutra untuk
di ambil sutra nya sbg bahan baku kain sehingga bahan sutera tidak perlu beli.
Perusahaan batik sutera melakukan forward merger dengan perusahaan toko batik dan
disitu di pasarkan berbagai jenis hasil batik.

2. Likuidasi adalah sebuah keadaan yang mengacu pada proses penjualan inventaris
perusahaan, disertai dengan diskon yang besar untuk dapat menghasilkan uang tunai.
Kebanyakan proses likuidasi terjadi sebelum bisnis akhirnya ditutup. Penyebab likuidasi
perusahaan merupakan istilah dalam ilmu akuntansi yang sering didengar dan dialami
hampir semua entitas. Ketika badan usaha dilanda konflik atau permasalahan, istilah ini
ramai dikaitkan.Likuidasi memang sangat berkaitan dengan permasalahan finansial sebuah
entitas yang menyebabkan kondisinya menjadi kurang stabil. Beberapa pemicunya disebabkan
oleh kegagalan membayar kewajiban yang menjadi ancaman utama.Pendirian perusahaan
pada dasarnya bertujuan untuk mencari keuntungan berkali-kali lipat lebih besar daripada
modalnya. Meskipun tidak dalam jangka pendek, setiap pemilik usaha mempunyai metodenya
masing-masing.Apabila perusahaan tidak mampu melunasi utang atau kewajibannya, jalan
terbaik adalah meminjam sejumlah dana. Hal ini tentu hanya berlaku sementara hingga
entitas memutuskan melakukan likuidasi perusahaan atau pembubaran.

Contoh likuidasi

PT Sariwangi Agricultural Estate Agency (SAEA)


Perusahaan teh Sariwangi dinyatakan pailit setelah terlilit utang sebesar Rp 1,5 triliun
kepada beberapa bank. Sariwangi dinyatakan gagal bayar ketika hendak berinvestasi untuk
peningkatan produktivitas.
Pada saat itu, PT Sariwangi Agricultural Estate Agency sudah mengeluarkan uang
berjumlah fantastis untuk mengembangkan teknologi. Sayangnya, hasil tidak sesuai
ekspektasi, akibatnya terjadi kemacetan pembayaran.
3.

Hal yg perlu di pertimbangkan saat akuisisi perusahaan

Saat akan melakukan akuisisi, perusahaan pembeli akan mempertimbangkan berbagai hal
krusial dengan matang. Melalui proses pertimbangan tersebutlah perusahaan akan
memutuskan untuk melakukan akuisisi atau tidak.
Adapun alasan perusahaan melakukan akuisisi adalah:
1. Pangsa yang Lebih Besar
Ambisi untuk memiliki pangsa pasar yang lebih besar. Sebagai contoh adalah saat sebuah
perusahaan ingin beroperasi di luar negeri. Maka, perusahaan tersebut dapat mengakuisisi
perusahaan lokal yang sudah dulu beroperasi di negara tersebut dan memahami tentang
kondisi bisnisnya.
2. Skala Ekonomi yang Lebih Tinggi
Alasan lain perusahaan melakukan akuisisi adalah untuk mendapatkan skala ekonomi yang
lebih tinggi. Hal ini dapat terjadi karena pengakuisisian perusahaan dapat memberikan
teknologi dan produktivitas yang lebih terpadu, tambahan sumber pemasukan, hingga
peningkatan sinergi dalam bisnis. Tak hanya itu, akuisisi perusahaan juga dapat mengurangi
biaya operasional jika dilakukan dengan tepat.
3. Mengurangi Jumlah Pesaing
Alasan terakhir perusahaan melakukan akuisisi adalah untuk mengurangi jumlah pesaing
dalam industri yang digeluti. Jadi, kegiatan akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan memiliki
beragam imbas positif yang dapat meningkatkan kinerja bisnis hingga memperkecil
persaingan industri.

Dampak bagi perusahaan “pencaplok” = Memperoleh keuntungan lebih besar


Dampak bagi perusahaan yang “dicaplok”=Masih tetap berdiri dan kemungkinan ekspansi
bisnis lebih besar
Kepemilikan saham perusahaan “pencaplok” pasca aksi korporasi=Mendominasi atau jauh
lebih tinggi dari pemilik sebelumnya
Dampak bagi karyawan
Adapun Dampak Akuisisi terhadap Karyawan karena akibat hukum dari akuisisi adalah
peralihan pengendalian perusahaan, maka status karyawan di perusahaan yang diambil alih
tersebut bergantung kepada kesediaan karyawan untuk melanjutkan hubungan kerja atau
kesediaan pengusaha untuk menerima karyawan tersebut.
Apabila kedua belah pihak sama-sama bersedia melanjutkan hubungan kerja, maka status
karyawan di perusahaan yang diambilalih tersebut tidak berubah. Sebagai penegasan,
karyawan perusahaan yang diambil alih tidak berubah menjadi karyawan perusahaan yang
mengambil alih, karena hubungan kerja yang terjadi adalah antara karyawan terkait dengan
perusahaan yang diambil alih, dan setelah diakuisisi/diambil alih pun perusahaan tersebut
tetap masih ada, hanya pengendaliannya saja yang berubah.
Namun, apabila salah satu pihak tidak bersedia, maka hal ini dapat dijadikan alasan
terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (“PHK”).
4.

Instrumen derivatif

T1 T2 T3 T4

Penjual Pembeli Penjual mengirim barang Penjual menerima


mengirimkan mengkonfirmasi dan tagihan ke pihak pembayaran dalam
penawaran pesanan pembelian pembeli sebagai piutang jumlah yg di tentukan
harga ke calon dengan pihaj penjual usaha T1
pembeli pada harga yg di
sepakati sesuai harga
pada T1

Resiko penagihan

Resiko penawaran Resiko back log pesanan


harga yg blm di penuhi

Instrumen keuangan yg di pakai instrumen lindung( kurs agar perjanjian awal tidak
berubah) inisial pada saat deal pembelian harga sebesar Rp.12000 naik menjadi Rp.15000
maka yg dipakai perjanjian saat itu sebesar Rp.12.000
5.

Menurut Pendapat saya segera menuntaskan pengembangn kawasan TPPI menjadi industri
petrokimia nasional yg nanti akan menghasilkan beragam produk turunan petrokimia dan
produk bahan bakar minyak,pengembangan ini dapat membantu mengurangi inmpor bahan
baku agar negara tidak mengalami defisit kembali.Selain itu di himbau untuk semua pihak
agar tidak menyalahgunakan subsidi bahan bakar yg di berikan.

Anda mungkin juga menyukai