Anda di halaman 1dari 24

TUGAS MAKALAH

PENGGABUNGAN USAHA, LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI,

INVESTASI PERUSAHAN ASOSIASI, SPECIAL PURPOSE ENTITIES (SPE)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Pelaporan Akuntansi Keuangan

Dosen Pengampu :
Dr. Kamaliah, SE, MM, Ak, CA.

Disusun Oleh:
Kelompok 7
Dian Juweni Putri ( 2310246455 )
Mutiara Kadarwati ( 2310246458 )
Reza Septian ( 2310246447 )
Shadiqin Nawara ( 2310246456 )

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini pada mata kuliah Akuntansi Manajemn dan
Biaya ini. Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Kamaliah, SE., MM. Ak.,
CA selaku dosen mata kuliah Pelaporan Akuntansi Keuangan yang telah memberikan
tugas makalah ini sehingga kami dapat memahami materi pada pembahasan yang
berjudul “Penggabungan Usaha, Laporan Keuangan Konsolidasi, Investasi Perusahaan Asosiasi,
Special Purpose Entities (SPE)”.
Dan kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Mengingat keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Pekanbaru, 02 Oktober 2023

Kelompok 7
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan secara konstan berusaha keras menciptakan nilai tambah ekonomi bagi para
pemegang sahamnya. Dalam kaitannya dengan strategi ini, perluasan usaha telah lama dianggap
sebagai tujuan entitas bisnis yang masuk akal. Perusahaan mungkin memilih untuk memperluas
usaha baik secara internal (membangun fasilitasnya sendiri) maupun secara ekternal (mengambil
alih kendali atas perusahaan lain dalam penggabungan usaha). Sering kali perusahaan
mengetahui bahwa memasuki area produk atau geografis baru lebih mudah dicapai dengan
mengakuisisi atau bergabung dengan perusahaan lain. Sebagai contoh, perusahaan Symantec
(produsen perangkat lunak antivirus Norton) mengakuisisi Veritas Software (produsen sistem
penyimpanan dan program-backup) senilai $13,5 miliar.
Penggabungan usaha pada umumnya dilakukan dalam bentuk merger, akuisisi, dan
konsolidasi. Dengan dilakukannya merger dan akuisisi, diharapakan perusahaan dapat
melanjutkan usahanya dengan bantuan serta kerjasama dengan perusahaan lain dan selanjutnya
untuk saling bersinergi mencapai tujuan tertentu. Menurut Hitt (2001: 293) akuisisi telah menjadi
strategi yang popular di antara perusahaan-perusahaan Amerika Serikat selama bertahun-tahun.
Sebagian yakin bahwa strategi ini berperan penting dalam restrukturisasi efektif yang dilakukan
bisnis-bisnis di Amerika Serikat selama tahun 1980-an dan 1990-an. Di Indonesia sendiri
menurut Payamta (2004: 266) aktivitas merger dan akuisisi mulai marak dilakukan seiring
dengan majunya pasar modal di Indonesia. Isu merger dan akuisisi hangat dibicarakan oleh para
pengamat ekonomi, ilmuwan maupun praktisi bisnis sejak tahun 1990-an. Merger di Indonesia
telah berkembang sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah alternatif strategi yang menarik
bagi banyak perusahaan baik domestik maupun asing untuk melakukannya.
Pada dasarnya merger dan akuisisi adalah suatu fenomena tersendiri yang dikenal dan
berkembang bukan hanya di Indonesia, tapi hampir seluruh belahan dunia sejalan dengan
berkembangnya dunia bisnis. Sejumlah kalangan menilai, aksi korporasi merger dan akuisisi
dinilai positif dan mempengaruhi kinerja perseroan karena memberi sinergi yang positif dan
berpotensi mendongkrak laba. Banyak merger dan akuisisi dilakukan karena diharapkan adanya
penyatuan sumber daya komplementer antar dua perusahaan yang akan memungkinkan
terciptanya sinergi dan keunggulan kompetetif yang terus menerus pada perusahaan yang baru
dibentuk.
Laporan Keuangan Konsolidasi disusun dengan tujuan agar dapat memberikan gambaran
yang obyektif dan sesuai atas keseluruhan posisi dan aktivitas dari satu perusahaan (economic
entity) yang terdiri atas sejumlah perusahaan yang berhubungan istimewa, dimana laporan
konsolidasi keuangan diharapkan tidak boleh menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan dan
harus didasarkan pada substansi atas peristiwa ekonomi juga.
Perusahaan asosiasi sebagai suatu perusahaan yang investornya mempunyai pengaruh
yang signifikan (memiliki wewenang untuk berpartisipasi dalam keputusan yang menyangkut
kebijakan keuangan serta operasi investee, tetapi bukan merupakan pengendalian terhadap
kebijakan tersebut) dan bukan merupakan anak perusahaan maupun joint venture dari
investornya. Sedangkan anak perusahaan (subsidiary) didefinisikan sebagai perusahaan yang
dikendalikan oleh perusahaan lain (yang disebut induk perusahaan).Jika investor memiliki, baik
langsung maupun tidak langsung melalui anak perusahaan, 20 % atau lebih dari hak suara pada
perusahaan investee, maka dipandang mempunyai pengaruh signifikan. Sebaliknya, jika investor
memiliki, baik langsung maupun tidak langsung melalui anak perusahaan, kurang dari 20 % hak
suara, maka dianggap tidak memiliki pengaruh signifikan.
Special Purpose Entity (SPE) adalah suatu entitas yang dibentuk oleh perusahaan
sponsor/perusahaan induk untuk suatu tujuan tertentu (khusus, sempit, dan temporary), misalnya
untuk membagi atau menghilangkan resiko finansial. SPE ini merupakan salah satu bentuk off-
balance-sheet-financing. Pada dasarnya, off-balance-sheet entity ini diciptakan oleh suatu pihak
(transferor atau sponsor) yang mentransfer asset ke pihak lain untuk melaksanakan aktivitas
bisnis maupun transaksi bisnis tertentu.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penggabungan Usaha

Penggabungan Usaha adalah penyatuan entitas-entitas usaha. Penggabungan entitas usaha


yang terpisah adalah suatu alternatif perluasan secara internal melalui akuisisi atau
pengembangan kekayaan perusahaan secara bertahap, dan seringkali memberikan manfaat bagi
semua entitas yang bersatu dan pemiliknya.

Dunia usaha semakin lama semakin berkembang dan persaingan dalam jenis produk,
mutu produk, maupun pemasarannya semakin ramai dan ketat sehingga seringkali timbul
persaingan yang tidak sehat dan saling mengalahkan. Untuk mengatasi adanya saling merugikan
antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain, perlu kiranya diadakan suatu bentuk
kerja sama yang saling menguntungkan. Salah satu bentuk kerjasama yang dapat ditempuh
adalah dengan melalui penggabungan usaha antara dua atau lebih perusahaan dengan perusahaan
yang lain baik yang sejenis maupun yang tidak sejenis.

Berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) No. 22 paragraf 08 tahun


1999 :”Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih
perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan
(uniting wiith) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas aktiva dan operasi
perusahaan lain”

2.1.1 Sifat Penggabungan Usaha

1. Horizontal integration
Adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dalam lini usaha atau pasar yang sama,
misalnya perusahaan consumer product bergabung dengan perusahaan consumer product
juga.
2. Vertical integration
Adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan operasi yang berbeda, secara
berturut-turut, tahapan produksi dan atau distribusi yang sama, misalnya Merck & Co salah
satu produsen obat terbesar, mengakuisisi Medco Containment Services, Inc, distributor
obat-obatan dokter. Penggabungan usaha secara integrasi vertikal ini diharapkan dapat
mengurangi biaya pengiriman obat-obatan ke pasar
3. Conglomeration
Adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dengan produk dan atau jasa yang tidak saling
berhubungan dan bermacam-macam. Suatu perusahaan melakan diversifikasi untuk
mengurangi risiko yang ada pada lini usaha tertentu, atau untuk mengimbangi perubahan
penghasilan, seperti kegunaan akuisisi pada perusahaan manufaktur.

2.1.2 Alasan-Alasan Penggabungan Usaha

Jika perluasan adalah sasaran utama dari perusahaan, mengapa usaha diperluas melalui
penggabungan dan bukan dengan melakukan konstruksi fasilitas-fasilitas baru? Beberapa alasan
yang mungkin untuk memilih penggabungan usaha sebagai alat perluasan adalah:

1. Manfaat Biaya (Cost Adventage).


Seringkali lebih murah bagi perusahaan untuk memperoleh fasilitas yang dibutuhkan
melalui pengembangan. Hal ini benar, terutama pada periode inflasi.
2. Risiko Lebih Rendah (Lower Risk). Membeli lini produk dan pasar yang telah didirikan
biasanya lebih kecil risikonya dibandingkan dengan mengembangkan produk baru dan
pasarnya. Penggabungan usaha kurang berisiko terutama ketika tujuannya adalah
diversifikasi.
3. Penundaan Operasi Pengurangan (Fewer Operating Delays).
Fasilitas-fasilitas pabrik yang diperoleh melalui penggabungan usaha dapat diharapkan
untuk segera beroperasi dan memenuhi peraturan yang berhubungan dengan lingkungan
dan peraturan pemerintah yang lainnya.
4. Mencegah Pengambilalihan (Avoidance of Takeovers).
Beberapa perusahaan bergabung untuk mencegah pengakuisisian diantara mereka.
Karena perusahaan-perusahaan yang lebih kecil cenderung lebih mudah diserang untuk
diambilalih, beberapa di antara mereka memakai strategi pembeli yang agresif sebagai
pertahanan terbaik melawan usaha pengambilalihan oleh perusahaan lain. Perusahaan-
perusahaan dengan rasio hutang-terhadap ekuitas yang tinggi biasanya bukan merupakan
calon pengambilalih yang menarik. Dalam industri perbankan, contohnya, bank-bank
yang independent mengakuisisi bank-bank tetangganya untuk memperluas pangsa pasar
(market share) dan berkembang menjadi bank regional. Bank menggunakan
penggabungan sebagai suatu cara untuk mencegah pengambilalihan oleh bank asing.
5. Akuisisi Harta Tidak Berwujud (Acquisition of Intangible Assets).
Penggabungan usaha melibatkan penggabungan sumber daya tidak berwujud maupun
berwujud.

2.1.3 Bentuk Penggabungan Usaha

Adapun bentuk-bentuk penggabungan usaha menurut Arifin S (2002 : 240-241) dapat dibedakan
ke dalam beberapa golongan, antara lain sebagai berikut :

a. Dari bentuk penggabungannya, terdapat tiga bentuk penggabungan usaha sebagai berikut:
 Penggabungan horisontal, yaitu penggabungan perusahaan-perusahaan yang sejenis yang
menjadi satu perusahaan yang lebih besar. Pada umumnya dasar dibentuknya
penggabungan usaha ini adalah untuk menghindari adanya persaingan diantara
perusahaan yang sejenis dan meningkatkan efisiensi diantara perusahaan-perusahaan
yang bersangkutan tersebut.
 Penggabungan vertikal, yaitu penggabungan perusahaan yang sebelumnya, keduanya
mempunyai hubungan yang saling menguntungkan, misalnya suatu perusahaan lain yang
kemudian pemasok (supplier) bahan baku perusahaan lain yang kemudian bergabung
agar dapat terjaga adanya kepastian bahan baku dan kontinuitas produksi.
 Penggabungan konglomerat, yaitu merupakan kombinasi dari penggabungan horisontal
dan vertikal. Penggabungan konglomerat ini merupakan gabungan dari perusahaan-
perusahaan yang memiliki usaha yang berlainan misalnya perusahaan angkutan
bergabung dengan perusahaan jasa hotel dan perusahaan makanan (catering).
b. Dari segi hukumnya, penggabungan usaha dibagi menjadi:
 Merger, yaitu penggabungan usaha dengan cara satu perusahaan membeli perusahaan lain
yang kemudian perusahaan yang dibelinya tersebut menjadi anak perusahaannya atau
dibubarkan. Perusahaan yang dibelinya sudah tidak mempunyai status hukum lagi dan
yang mempunyai status hukum adalah perusahaan yang membelinya.
 Konsolidasi, merupakan bentuk lain dari merger, yaitu penggabungan usaha dengan cara
satu perusahaan bergabung dengan perusahaan lain membentuk satu perusahaan baru
 Afiliasi, yaitu penggabungan usaha dengan cara membeli sebagian besar saham atau
seluruh saham perusahaan lain untuk memperoleh hak pengendalian (controlling
interest). Perusahaan yang dikuasai tersebut tidak kehilangan status hukumnya dan masih
beroperasi sebagaimana perusahaan lainnya.

2.1.4 Metode Akuntansi untuk Penggabungan Usaha

2.1.4.1 Metode Penyatuan Kepemilikan (by pooling of interest method)

Suatu penggabungan usaha yang memenuhi kriteria PSAK tahun 2007 No. 22 untuk
penyatuan kepemilikan harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan metode penyatuan. Dalam
metode penyatuan kepemilikan, diasumsikan bahwa kepemilikan perusahaan-perusahaan yang
bergabung adalah satu kesatuan dan secara relatif tetap tidak berubah pada entitas akuntansi yang
baru. Karena tidak ada salah satupun dari perusahaan-perusahaan yang bergabung telah dianggap
memperoleh perusahaan-perusahaan yang bergabung lainnya, tidak ada pembelian, tidak ada
harga pembelian, sehingga karenanya tidak ada dasar pertanggungjawaban yang baru.

Pada metode penyatuan, aktiva dan kewajiban dari perusahaan-perusahaan yang


bergabung dimasukkan dalam entitas gabungan sebesar nilai bukunya. Oleh karena itu setiap
goodwill pada buku masing-masing perusahaan yang bergabung akan dimasukkan sebagai aktiva
pada entitas yang masih beroperasi (disatukan). Laba ditahan dari perusahaan-perusahaan yang
bergabung juga dimasukkan dalam entitas yang disatukan, dan pendapatan yang bergabung
untuk seluruh tahun dengan mengabaikan tanggal penggabungan usaha dilakukan.
Perusahaan-perusahaan terpisah dalam suatu penggabungan usaha masing-masing dapat
menggunakan metode akuntansi yang berbeda untuk mencatat aktiva dan kewajiabannya. Dalam
penggabungan secara penyatuan kepemilikan, jumlah yang dicatat oleh masing-masing
perusahaan dengan menggunakan metode akuntansi yang berbeda dapat disesuaikan menjadi
dasar akuntansi yang sama apabila perusahaan tersebut diperlukan oleh perusahaan lainnya.
Perubahan metode akuntansi untuk menyesuaikan masing-masing harus berlaku surut, dan
laporan-laporan keuangan yang disajikan untuk periode-periode sebelumnya harus disajikan
kembali (restated).

Prosedur Akuntansi Penggabungan usaha Metode Pooling Of Interest

a. Semua aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang bergabung dinilai pada nilai buku saat
diadakan penggabungan
b. Besarnya nilai investasi pada perusahaan yang bergabung sebesar jumlah modal perusahaan
yang digabung atau sebesar aktiva bersih perusahaan yang digabung
c. Bila terjadi selisih antara jumlah yang dibukukan sebagai modal saham yang diterbitkan
ditambah kompensasi pembelian lainnya dalam bentuk kas ataupun aktiva lainnya dengan
jumlah aktiva bersih yang diperoleh, maka harus diadakan penyesuaian terhadap modal
perusahaan yang akan digabung
d. Laporan keuangan gabungan adalah penjumlahan dari laporan keuangan milik perusahaan
yang bergabung.

2.1.4.2 Metode Pembelian (by purchase method)

Metode pembelian didasarkan pada asumsi bahwa penggabungan usaha merupakan suatu
transaksi yang salah satu entitas memperoleh aktiva bersih dari perusahaan-perusahaan lain yang
bergabung. Berdasarkan metode ini perusahaan yang memperoleh atau membeli mencatat aktiva
yang diterima dan kewajiban yang ditanggung sebesar nilai wajarnya.

Biaya untuk memperoleh perusahaan (biaya perolehan) ditetapkan dengan cara yang
sama seperti pada transaksi lain. Biaya ini dialokasikan pada aktiva dan kewajiban yang dapat
diidentifikasikan sesuai dengan nilai wajarnya pada tanggal penggabungan. Menurut PSAK
tahun 2007 No.19 setiap kelebihan biaya perolehan atas nilai wajar aktiva bersih yang diperoleh
dialokasikan ke goodwill dan diamortisasikan selama maksimum 20 tahun.

Prosedur Akuntansi Penggabungan usaha Metode Purchase:

a. Menyesuaikan nilai aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang akan digabung sebesar nilai
wajarnya
b. Mencatat transaksi penggabungan sebesar nilai investasinya (biaya perolehan). Jika
pengakuisisi mengeluarkan saham, maka nilai wajar saham tersebut sebesar harga pasar pada
tanggal transaksi penggabunga. Bila harga pasar tidak dapat digunakan sebagai indikator,
maka diestimasi secara proporsional perusahaan pengakuisisi atau yang diakuisisi (mana
yang lebih dapat ditentukan).
c. Membuat jurnal pemilikan aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang digabung. Apabila
terjadi selisih antara nilai investasi dengan aktiva bersih yang diterima perusahaan
pengakuisisi, maka selisih tersebut dicatat ke dalam rekening goodwill pada kelompok
aktiva.

2.1.5 Alasan perusahaan melakukan diversifikasi produk:

Tidak hanya perusahaan yang sudah dewasa, perusahaan yang ingin mencapai tahap
dewasapun melakukan diversifikasi produk, diversifikasi produk sangat penting untuk
kelangsungan hidup perusahaan, karena diversifikasi sangat membantu,dengan tidak bergantung
kepada satu produk/barang saja, apabila salah satu produk/barang menurun dalam pasaran/tidak
laku, perusahaan tersebut akan menjual produk lainnya yang sedang in sekarangn ini. Dan
seharusnya perusahaan melakukan diversifikasi dengan berbagai macam barang dan tidak
mempunya jenis/kegunaan yang hampir sama, kareana apabila perusahaan melakukan
diversifikasi dengan dua produk/barang dan mempunyai fungsi yang hampir sama ketika
perusahaan mengalami penurunan perusahaan tersebut bisa menglami kebangkrutan.
2.1.6 Tujuan Investasi Jangka Panjang

Suatu perusahaan melakukan investasi jangka panjang tentunya didasarkan pada tujuan
tertentu yang kemungkinan berbeda dengan perusahaan lain. Dalam uraian di depan telah
disebutkan bahwa salah satu tujuan investasi adalah untuk mencari keuntungan. Secara umum
tujuan investasi memang mencari untung, tetapi bagi perusahaan tertentu kemungkinan ada
tujuan utama yang lain selain untuk mencari untung. Dari tulisan para ahli, diperoleh informasi
bahwa pada umumnya tujuan investasi adalah sebagai berikut:

a. Untuk memperoleh pendapatan yang tetap dalam setiap periode, antara lain seperti bunga,
royalti, deviden, atau uang sewa dan lain-lainnya.
b. Untuk membentuk suatu dana khusus, misalnya dana untuk kepentingan ekspansi,
kepentingan sosial.
c. Untuk mengontrol atau mengendalikan perusahaan lain, melalui pemilikan sebagian ekuitas
perusahaan tersebut.
d. Untuk menjamin tersedianya bahan baku dan mendapatkan pasar untuk produk yang
dihasilkan.
e. Untuk mengurangi persaingan di antara perusahaan-perusahaan yang sejenis.
f. Untuk menjaga hubungan antar perusahaan.

2.2 Laporan Keuangan Konsolidasi

2.2.1 Pengertian

Laporan Keuangan Konsolidasi adalah laporan keuangan gabungan antara Pemilikan


perusahaan pusat atas perusahaan cabangnya, dalam satu satuan ekonomi. Laporan Keuangan
Konsolidasi menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi untuk pusat perusahaan (entitas
pengendali) dan satu atau lebih cabang perusahaan (entitas yang dikendalikan) seakan – akan
entitas – entitas individual tersebut merupakan satu entitas atau perusahaan satu perusahaan atau
diperlukan apabila salah satu perusahaan yang bergabung memiliki kontrol terhadap perusahaan
lain, jika tidak memiliki hak kendali (control) yang lebih, maka mereka adalah badan usaha
(entity) mandiri, artinya mereka masing-masing akan membuat laporan keuangan yang sendiri-
sendiri dan tidak mungkin untuk digabungkan, ditambahkan atau yang sejenisnya..

Dari difinisi umum diatas, dapat kita tarik suatu pemahaman bahwa; Laporan Keuangan
Konsolidasi diperlukan apabila salah satu perusahaan yang bergabung memiliki kontrol terhadap
perusahaan lain. Otherwise, laporan keuangan konsolidasi tidak diperlukan. Artinya; jika tidak
memiliki hak kendali (control) yang lebih, maka mereka adalah badan usaha (entity) mandiri,
artinya mereka masing-masing akan membuat laporan keuangan yang sendiri-sendiri dan tidak
mungkin untuk digabungkan, ditambahkan atau yang sejenisnya.

Laporan keuangan konsolidasi harus disusun jika salah satu perusahaan yang bergabung
memiliki control (kendali) terhadap perusahaan lain. Dalam hal ini tentunya perusahaan investor
(acquirer). Pengendalian (control) diasumsikan diperoleh apabila salah satu perusahaan yang
bergabung memperoleh lebih dari 50% hak suara pada perusahaan lain, kecuali apabila dapat
dibuktikan sebaliknya bahwa tidak terdapat pengendalian walaupun pemilikan lebih dari 50%
(IAI 1994). Laporan tersebut tidak boleh menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan dan
harus didasarkan pada substansi atas peristiwa ekonomi

2.2.2 Tujuan laporan keuangan konsolidasi

Adapun maksud dan tujuan Laporan Keuangan Konsolidasi disusun, yaitu: agar dapat
memberikan gambaran yang obyektif dan sesuai atas keseluruhan posisi dan aktivitas dari satu
perusahaan (economic entity) yang terdiri atas sejumlah perusahaan yang berhubungan istimewa,
dimana laporan konsolidasi keuangan diharapkan tidak boleh menyesatkan pihak-pihak yang
berkepentingan dan harus didasarkan pada substansi atas peristiwa ekonomi juga. Konsolidasi
diharuskan jika satu perusahaan memiliki mayoritas saham beredar dari perusahaan lain.

2.2.3 Manfaat Laporan Keuangan Konsolidasi

1. Dapat memberikan gambaran yang jelas tentang total sumber daya perusahaan hasil
gabungan di bawah kendali induk perusahaan, kepada para pemegang saham, kreditor dan
peyedia dana lainnya.
2. Dapat memberikan informasi terkini bagi manajemen induk perusahaan, baik mengenai
operasi gabungan dari entitas konsolidasi dan juga mengenai perusahaan individual yang
membentuk entitas konsolidasi Perlu disadari; Disamping memberi manfaat, laporan
keuangan konsolidasi juga dapat menjadi ekses yang tidak baik, antara lain:
3. Dapat menyembunyikan kinerja perusahaan individu yang tidak bagus dengan kinerja
perusahaan lain yang bagus.
4. Tidak semua saldo laba ditahan konsolidasi tersedia untuk dividen induk perusahaan, begitu
pula dengan aktiva.
5. Rasio keuangan berdasarkan laporan keuangan konsolidasi yang terbentuk tidak
mencerminkan kondisi entitas yang membentuk konsolidasi maupun induk perusahaan
6. Beberapa akun tidak dapat seluruhnya dibandingkan, misalnya akun piutang
7. Banyaknya informasi tambahan yang dibutuhkan untuk memberikan penyajian yang wajar.

2.2.4 Gambaran Umum Proses Konsolidasi

Sebagai informasi awal, secara umum prosedur dan proses pembuatan laporan keuangan
konsolidasi adalah sebagai berikut:

 Laporan keuangan terpisah (dari dua entity atau lebih) digabungkan atau ditambahkan
bersama sama, setelah beberapa penyesuaian dan eliminasi, untuk menghasilkan laporan
keuangan konsolidasi. Penyesuaian dan eliminasi tersebut terkait dengan transaksi dan
kepemilkan antar perusahaan.
 Proses pembuatan laporan keuangan konsolidasi akan menjadi masalah apabila kepemilikan
terhadap perusahaan anak kurang dari 100%.

2.2.5 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 4

2.2.5.1 Ruang Lingkup Laporan Keuangan Konsolidasi

Suatu induk perusahaan yang memiliki baik langsung maupun tidak langsung melalui
anak perusahaan lebih dari 50% saham berhak suara pada perusahaan lain, harus menyajikan
laporan keuangan konsolidasi. Suatu perusahaan yang memiliki 50% atau kurang saham berhak
suara pada perusahaan lain, wajib menyusun laporan keuangan konsolidasi apabila dapat
dibuktikan bahwa pengendalian tetap ada. Laporan keuangan konsolidasi harus
mengkonsolidasikan seluruh anak perusahaan baik yang berada di dalam negeri maupun di luar
negeri. Anak perusahaan tidak dikonsolidasikan apabila:

a. Pengendalian pada anak perusahaan bersifat sementara karena anak perusahaan


khusus diakuisisi dengan tujuan untuk dijual kembali atau dialihkan dalam jangka
pendek.
b. Anak perusahaan dibatasi oleh suatu restriksi jangka panjang sehingga tidak mampu
mengalihkan dananya kepada induk perusahaan.

Penyertaan induk perusahaan pada anak perusahaan yang memenuhi salah satu kriteria di
atas harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.
13 tentang Akuntansi untuk Investasi.

2.2.5.2 Prosedur Konsolidasi

Transaksi dan saldo resiprokal antara induk perusahaan dan anak perusahaan harus
dieliminasi. Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi, yang timbul dari transaksi antara
induk perusahaan dan anak perusahaan, harus dieliminasi. Untuk tujuan konsolidasi, tanggal
pelaporan keuangan anak perusahaan pada dasarnya harus sama dengan tanggal pelaporan
keuangan perusahaan induk. Apabila tanggal pelaporan tersebut berbeda maka laporan keuangan
anak perusahaan dengan tanggal pelaporan yang berbeda tersebut dapat digunakan untuk tujuan
konsolidasi sepanjang:

1. Perbedaan tanggal pelaporan tersebut tidak lebih dari 3 (tiga) bulan.


2. Peristiwa atau transaksi material yang terjadi di antara tanggal pelaporan tersebut
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.

Apabila laporan keuangan dengan tanggal pelaporan yang berbeda (yang lebih dari tiga
bulan) digunakan untuk tujuan konsolidasi, maka penyesuaian yang diperlukan harus dilakukan
untuk pengaruh dari setiap peristiwa atau transaksi antar perusahaan yang signifikan, yang terjadi
antara tanggal pelaporan yang berbeda tersebut.

Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang


sama untuk transaksi, peristiwa dan keadaan yang sama atau sejenis. Apabila tidak mungkin
digunakan kebijakan akuntansi yang sama dalam menyusun laporan keuangan konsolidasi, maka
harus diungkapkan penggunaan kebijakan akuntansi yang berbeda tersebut dan proporsi unsur
yang terkait dengan kebijakan akuntansi tersebut terhadap unsur sejenis dalam laporan keuangan
konsolidasi.

Hak minoritas (minority interest) harus disajikan tersendiri dalam neraca konsolidasi
antara kewajiban dan modal. Hak minoritas dalam laba disajikan tersendiri dalam laporan laba
rugi konsolidasi.

Investasi pada anak perusahaan harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan Pernyataan


Standar Akuntansi Keuangan No. 13 tentang Akuntansi untuk Investasi, terhitung sejak investasi
tersebut tidak memenuhi persyaratan sebagai anak perusahaan dan juga bukan perusahaan
asosiasi berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 15 tentang Akuntansi untuk
Investasi pada Perusahaan Asosiasi.

2.3 Investasi Perusahaan Asosiasi

2.3.1 Pengertian

Perusahaan asosiasi sebagai suatu perusahaan yang investornya mempunyai pengaruh


yang signifikan (memiliki wewenang untuk berpartisipasi dalam keputusan yang menyangkut
kebijakan keuangan serta operasi investee, tetapi bukan merupakan pengendalian terhadap
kebijakan tersebut) dan bukan merupakan anak perusahaan maupun joint venture dari
investornya.

Sedangkan anak perusahaan (subsidiary) didefinisikan sebagai perusahaan yang


dikendalikan oleh perusahaan lain (yang disebut induk perusahaan).
Jika investor memiliki, baik langsung maupun tidak langsung melalui anak perusahaan,
20 % atau lebih dari hak suara pada perusahaan investee, maka dipandang mempunyai pengaruh
signifikan. Sebaliknya, jika investor memiliki, baik langsung maupun tidak langsung melalui
anak perusahaan, kurang dari 20 % hak suara, maka dianggap tidak memiliki pengaruh
signifikan. Kepemilikan substansial atau mayoritas oleh investor lain tidak perlu menghalangi
investor memiliki pengaruh signifikan. Apabila investor mempunyai pengaruh yang signifikan,
maka investasi pada investee dicatat dengan menggunakan metode ekuitas. Sebaliknya, apabila
investor tidak mempunyai pengaruh yang signifikan, maka investasi dicatat dengan
menggunakan metode biaya.”

Jadi, jika penyertaan saham perusahaan pada perusahaan asosiasi kurang dari 20 %, maka
penyertaan saham perusahaan dibukukan dengan metode biaya

2.3.2 Pengaruh Signifikan

Istilah "perusahaan asosiasi" digunakan untuk menggambarkan suatu perusahaan


dimana investor mempunyai pengaruh signifikan. Jika investor memiliki, baik langsung
maupun tidak langsung melalui anak perusahaan, 20% atau lebih dari hak suara pada
perusahaan investee, maka investor dipandang mempunyai pengaruh signifikan. Sebaliknya,
jika investor memiliki, baik langsung maupun tidak langsung melalui anak perusahaan, kurang
dari 20% hak suara, dianggap investor tidak memiliki pengaruh signifikan. Kepemilikan
substansial atau mayoritas oleh investor lain tidak perlu menghalangi investor memiliki
pengaruh signifikan. Apabila investor mempunyai pengaruh yang signifikan maka investasi
pada investee dicatat dengan menggunakan metode ekuitas. Sebaliknya apabila investor tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan maka investasi dicatat dengan menggunakan
metode biaya
2.3.3 Metode Akuntansi

a. Metode Ekuitas
Menurut metode ekuitas, investasi pada awalnya dicatat sebesar biaya perolehan dan nilai
tercatat ditambahkan atau dikurangi untuk mengakui bagian investor atas laba
atau rugi investee setelah tanggal perolehan. Distribusi laba (kecuali dividen
saham) yang diterima dari investee mengurangi nilai tercatat (carrying amount) investasi.
Penyesuaian terhadap nilai tercatat tersebut juga diperlukan untuk mengubah hak
kepemilikan proporsional investor pada investee yang timbul dari perubahan dalam ekuitas
investee yang belum diperhitungkan ke dalam laporan laba rugi. Perubahan semacam itu
meliputi perubahan yang timbul sebagai akibat dari revaluasi aktiva tetap, perbedaan dalam
penjabaran valuta asing, dan dari penyesuaian selisih yang timbul dari penggabungan
usaha.
b. Metode Biaya
Menurut metode biaya, investor mencatat investasinya pada perusahaan investee
sebesar biaya perolehan. Investor menyakui penghasilan hanya sebatas distribusi
laba (kecuali dividen saham) yang diterima yang berasal dari laba bersih yang
diakumulasikan oleh investee setelah tanggal perolehan. Penerimaan dividen yang
melebihi laba tersebut dipandang sebagai pemulihan investasi dan dicatat sebagai
pengurangan terhadap biaya investasi sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.
13 tentang Akuntansi untuk Investasi.

2.3.4 Pilihan Metode Akuntansi dalam Laporan Keuangan Konsolidasi

Pengakuan penghasilan berdasarkan dividen yang diterima tidak dapat digunakan


sebagai ukuran yang memadai untuk merefleksikan penghasilan yang diperoleh
investor dari investasi dalam suatu perusahaan asosiasi karena distribusi yang diterima tersebut
hampir tidak ada hubungannya dengan kinerja perusahaan asosiasi. Mengingat pengaruhnya
yang signifikan terhadap perusahaan asosiasi, investor memiliki tolok ukur atas kinerja
perusahaan asosiasi, yaitu imbalan investasi (return on investment). Investor melaksanakan
tanggungjawab ini dengan memperluas lingkup laporan keuangan konsolidasi sehingga
mencakup bagiannya atas hasil usaha perusahaan asosiasi dan dengan demikian menyediakan
analisis terhadap penghasilan serta investasi sehingga rasio yang lebih relevan dapat
dihitung. Dengan demikian, penerapan metode ekuitas memungkinkan pelaporan aktiva
bersih dan penghasilan bersih oleh investor dengan lebih informatif.

Investasi di perusahaan asosiasi dipertanggungjawabkan dengan menggunakan


metode biaya jika perusahaan asosiasi beroperasi dengan pembatasan yang ketat dalam
jangka panjang sehingga secara signifikan mempengaruhi kemampuannya untuk mengalihkan
dana kepada investor. Investasi di perusahaan asosiasi juga dipertanggung jawabkan
dengan menggunakan metode biaya jika investasi diperoleh dan dimiliki secara khusus dengan
tujuan untuk dijual dalam jangka pendek. Investor menghentikan penggunaan metode ekuitas
sejak tanggal dimana:

a) investor tidak lagi memiliki pengaruh signifikan dala perusahaan asosiasi tetapi
menahan, seluruh atau sebagian, investasinya; atau
b) penggunaan metode ekuitas tidak lagi sesuai karena beberapa alasan

2.3.5 Penerapan Metode Ekuitas

Terdapat beberapa prosedur dalam penerapan metode ekuitas yang tidak berbeda
dengan prosedur konsolidasi sebagaimana dijelaskan dalam Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan No. 4 tentang Laporan Keuangan Konsolidasi. Selanjutnya, konsep
yang mendasari prosedur konsolidasi yang digunakan dalam perolehan anak perusahaan
digunakan dalam perolehan investasi dalam perusahaan asosiasi.

Investasi dalam perusahaan asosiasi dipertanggungjawabkan dengan metode ekuitas sejak


tanggal pada saat investasi tersebut memenuhi definisi perusahaan asosiasi. Selisih (baik
positif maupun negatif) antara biaya perolehan (acquisition cost) dengan bagian investor atas
nilai wajar aktiva neto yang dapat diidentifikasi (net identificable asset) pada tanggal
akuisisi harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
No. 22 tentang Akuntansi Penggabungan Usaha. Penyesuaian yang diperlukan terhadap bagian
investor atas laba rugi setelah akuisisi harus dilakukan untuk hal-hal berikut:
a. Penyusutan aktiva tetap berdasarkan nilai wajarnya.
b. Amortisasi atas selisih antara biaya perolehan dan bagian investor atas nilai wajar aktiva
neto yang dapat diidentifikasi (investor's share of the fair value of net identifiable assets) .

Laporan keuangan perusahaan asosiasl yang paling akhir digunakan oleh investor
dalam penerapan metode ekuitas; laporan tersebut biasanya disajikan pada tanggal
yang sama dengan laporan keuangan investor. Jika tanggal pelaporan tersebut berbeda,
perusahaan asosiasi sering menyajikan, untuk digunakan oleh investor, laporan pada tanggal
yang sama dengan laporan keuangan investor. Jika penyamaan tanggal tidak mungkin
dilakukan, dapat digunakan laporan keuangan yang disusun pada tanggal pelaporan
yang berbeda, akan tetapi prinsip konsistensi mempersyaratkan bahwa jangka waktu
penggunaan tanggal tersebut konsisten dari periode ke periode.

Jika digunakan laporan keuangan dengan tanggal pelaporan yang berbeda,


penyesuaian dilakukan terhadap dampak dari setiap transaksi atau peristiwa signifikan yang
terjadi antara investor dan perusahaan asosiasi antara tanggal laporan keuangan perusahaan
asosiasi dan tanggal laporan keuangan investor.

Laporan keuangan investor lazimnya disusun dengan menggunakan kebijakan


akuntansi untuk transaksi dan peristiwa yang sama dalam keadaan yang serupa. Apabila
perusahaan asosiasi menggunakan kebijakan akuntansi yang lain daripada yang
digunakan investor untuk transaksi dan peristiwa yang sama, maka penyesuaian tertentu
dilakukan terhadap laporan keuangan perusahaan asosiasi apabila laporan tersebut digunakan
oleh investor dalam penerapan metode ekuitas. Jika penyesuaian semacam itu tidak dapat
dilakukan, fakta adanya perbedaan tersebut harus diungkapkan.

Jika perusahaan asosiasi memiliki saham preferen kumulatif yang dimiliki oleh pihak
luar, investor menghitung bagiannya atas laba atau rugi setelah penyesuaian untuk dividen saham
prioritas dengan mengabaikan apakah dividen tersebut telah atau belum dideklarasikan.Jika,
berdasarkan metode ekuitas, bagian investor atas kerugian perusahaan asosiasi sama atau
melebihi nilai tercatat dari investasi, maka investasi dilaporkan nihil. Kerugian
selanjutnya diakru oleh investor apabila telah timbul kewajiban atau investor
melakukan pembayaran kewajiban perusahaan asosiasi yang dijaminnya. Jika perusahaan
asosiasi selanjutnya laba, investor akan mengakui penghasilan apabila setelah bagiannya atas
laba menyamai bagiannya atas kerugian bersih yang belum diakui. Jika terjadi penurunan
permanen atas nilai investasi dalam perusahaan asosiasi, nilai tercatat dikurangkan untuk
mengakui pentrunan tersebut. Karena investasi pada perusahaan asosiasi secara individual
penting bagi investor, maka nilai tercatat ditentukan untuk setiap perusahaan asosiasi secara
individual.

2.4 Special Purpose Entities (SPE)

2.4.1 Pegertian

Special Purpose Entity (SPE) adalah suatu entitas yang dibentuk oleh perusahaan
sponsor/perusahaan induk untuk suatu tujuan tertentu (khusus, sempit, dan temporary), misalnya
untuk membagi atau menghilangkan resiko finansial. SPE ini merupakan salah satu bentuk off-
balance-sheet-financing. Pada dasarnya, off-balance-sheet entity ini diciptakan oleh suatu pihak
(transferor atau sponsor) yang mentransfer asset ke pihak lain untuk melaksanakan aktivitas
bisnis maupun transaksi bisnis tertentu.

2.4.2 Tujuan SPE :

a. Mendanai aset tertentu atau layanan tertentu dan tetap membuat hutang perusahaan induk
(sponsor) off-balance-sheet
b. Mengubah aset finansial tertentu, seperti hutang dagang, pinjaman, atau hipotek ke dalam
bentuk liquid
c. Mengurangi besarnya pajak

2.4.3 Karakteristik SPE :

a) Memiliki modal yang terbatas


b) Biasanya tidak memiliki manajemen yang independen
c) Fungsi administratifnya sering dijalankan oleh suatu trustee yang menerima dan
mendistribusikan kas sesuai dengan persyaratan kontrak, sekaligus bertindak sebagai
perantara SPV dengan pihak yang membentuk SPV.
d) Jika SPV memegang aset, maka salah satu pihak akan memberikan jasa tertentu sesuai
perjanjian.

2.4.4 Alasan pembentukan SPE :

 Sekuritisasi
 Risk sharing
 Keuntungan kompetitif
 Financial enginering
 Regulatory reasons
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penggabungan usaha pada umumnya dilakukan dalam bentuk merger, akuisisi, dan
konsolidasi. Dengan dilakukannya merger dan akuisisi, diharapakan perusahaan dapat
melanjutkan usahanya dengan bantuan serta kerjasama dengan perusahaan lain dan selanjutnya
untuk saling bersinergi mencapai tujuan tertentu.
Secara umum prosedur dan proses pembuatan laporan keuangan konsolidasi adalah
laporan keuangan terpisah (dari dua entity atau lebih) digabungkan atau ditambahkan bersama
sama, setelah beberapa penyesuaian dan eliminasi, untuk menghasilkan laporan keuangan
konsolidasi. Penyesuaian dan eliminasi tersebut terkait dengan transaksi dan kepemilkan antar
perusahaan dengan tujuan agar dapat memberikan gambaran yang obyektif dan sesuai atas
keseluruhan posisi dan aktivitas dari satu perusahaan (economic entity) yang terdiri atas
sejumlah perusahaan yang berhubungan istimewa, dimana laporan konsolidasi keuangan
diharapkan tidak boleh menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan dan harus didasarkan
pada substansi atas peristiwa ekonomi juga.
Konsolidasi diharuskan jika satu perusahaan memiliki mayoritas saham beredar dari perusahaan
lain.
Istilah "perusahaan asosiasi" digunakan untuk menggambarkan suatu perusahaan
dimana investor mempunyai pengaruh signifikan. Jika investor memiliki, baik langsung
maupun tidak langsung melalui anak perusahaan, 20% atau lebih dari hak suara pada
perusahaan investee, maka investor dipandang mempunyai pengaruh signifikan. Sebaliknya,
jika investor memiliki, baik langsung maupun tidak langsung melalui anak perusahaan, kurang
dari 20% hak suara, dianggap investor tidak memiliki pengaruh signifikan.
Special Purpose Entity (SPE) adalah suatu entitas yang dibentuk oleh perusahaan
sponsor/perusahaan induk untuk suatu tujuan tertentu (khusus, sempit, dan temporary), misalnya
untuk membagi atau menghilangkan resiko finansial. SPE ini merupakan salah satu bentuk off-
balance-sheet-financing. Pada dasarnya, off-balance-sheet entity ini diciptakan oleh suatu pihak
(transferor atau sponsor) yang mentransfer asset ke pihak lain untuk melaksanakan aktivitas
bisnis maupun transaksi bisnis tertentu. Tujuan Special Purpose Entity (SPE) yaitu: mendanai
aset tertentu atau layanan tertentu dan tetap membuat hutang perusahaan induk (sponsor) off-
balance-sheet; mengubah aset finansial tertentu, seperti hutang dagang, pinjaman, atau hipotek
ke dalam bentuk liquid; mengurangi besarnya pajak.

Anda mungkin juga menyukai