Anda di halaman 1dari 4

Nama : Elvira Indah

NPM : 51421120004
UAS Manajemen Keuangan 2

Jawaban
Teori

1. Kewajiban perusahaan yang tidak dapat dipenuhi jika mengalami kesulitan keuangan
diantaranya :
• Economic failure
Merupakan jenis kesulitan keuangan bisnis yang gagal menutupi biaya beban keseluruhan
yang dimiliki perusahaan. Beban biaya modal adalah yang termasuk di dalamnya.
• Business failure
Merupakan jenis kesulitan keuangan dalam bisnis yang terpaksa menyetop kegiatan
operasional akibat dari banyaknya kerugian yang dialami oleh kreditur.
• Technical insolvency
Merupakan jenis kesulitan keuangan dalam bisnis yang gagal membayar utangnya yang
melewati masa tempo.
• Insolvency in bankruptcy
Merupakan jenis kesulitan keuangan dalam bisnis yang terjadi akibat total kewajiban
perusahaan jumlahnya jauh lebih besar dibandingkan dengan aktiva atau aset yang
dimilikinya.
• Legal bankruptcy
Ini adalah tahap akhir dari kesulitan keuangan. Perusahaan dinyatakan bangkrut secara resmi
oleh hukum.

2. Faktor–faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden


• Likuiditas perusahaan
Likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor yang penting yang harus dipertimbangkan
sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan
kepada para pemegang saham. Oleh karena itu, semakin kuatnya posisi likuiditas perusahaan
maka makin besar kemampuannya untuk membayar dividen. Hal ini berarti bahwa makin
kuat posisi likuiditas suatu perusahaan terhadap prospek kebutuhan dana diwaktu-waktu
mendatang, maka makin tinggi rasio pembayaran dividennya.
• Kebutuhan dana untuk membayar hutang
Apabila perusahaan menetapkan bahwa pelunasan utangnya akan diambilkan dari laba
ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk
keperluan tersebut, hal ini berarti bahwa hanya sebagian kecil saja dari pendapatan atau
earnings yang dapat dibayarkan sebagai dividen, dengan kata lain perusahaan harus
menetapkan dividend payout ratio yang rendah.
• Tingkat pertumbuhan perusahaan
Semakin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, maka makin besar kebutuhan akan
dana untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut. Semakin besar kebutuhan dana
waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhannya, perusahaan tersebut biasanya lebih
senang untuk menahan pendapatannya daripada dibayarkan sebagai dividen kepada para
pemegang saham dengan mengingat batasan-batasan biayanya. Hal ini berarti bahwa makin
cepat tingkat pertumbuhan perusahaan maka semakin besar kesempatan untuk memperoleh
keuntungan, makin besar bagian dari pendapatan yang ditahan dalam perusahaan, yang ini
berarti semakin rendah dividend payout ratio nya.
• Peluang ke pasar modal
Suatu perusahaan yang besar dan telah berjalan dengan baik, mempunyai catatan
profitabilitas dan stabilitas data, akan mempunyai peluang besar untuk masuk ke pasar modal
dan bentuk pembiayaan-pembiayaan eksternal lainnya. Tetapi, perusahaan yang baru atau
bersifat coba-coba akan lebih banyak risiko bagi penanam modal potensial. Kemampuan
perusahaan untuk menaikkan modalnya atau dana pinjaman dari pasar modal akan teratas
sehingga perusahaan seperti ini harus menahan lebih banyak laba untuk membiayai
operasinya. Jadi, perusahaan yang sudah mapan cenderung untuk memberi tingkat
pembayaran yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil atau baru.
• Pengawasan terhadap perusahaan dana yang berasal
Ada perusahaan yang mempunyai kebijakan hanya membiayai ekspansinya dengan dana
yang berasal dari sumber intern saja. Kebijakan tersebut dijalankan atas dasar pertimbangan
bahwa kalau ekspansinya dibiayai dengan dana yang berasal dari hasil penjualan saham baru
akan melemahkan kontrol dari kelompok dominan di dalam perusahaan. Demikian pula kalau
membiayai ekspansi dengan hutang akan memperbesar risiko finansialnya. Mempercatakan
pada pembelanjaan intern dalam rangka usaha mempertahankan kontrol terhadap perusahaan,
berarti mengurangi dividend payout ratio.

3. Langkah-langkah mengukur risiko


• Mulailah dengan Indentifikasi Risiko
Langkah pertama adalah memahami dan mengetahui untuk menemukan risiko-risiko yang
mungkin timbul dalam bisnis yang kita geluti.
• Membuat Indikator Penilaian dari Setiap Risiko
Kita dapat membuat penilaian indikator tingkat kerugian yang akan terjadi dan kemungkinan
yang akan terjadi. Dalam hal ini dibutuhkan ketelitian dalam memberi penilaian dari setiap
risiko yang telah diidentifikasi dan pengetahuan yang memadai bagi penilai sehingga agar
tujuan tercapai.
• Tanggapan Risiko Keuangan
Kita diminta untuk dapat memilih dan menerapkan Langkah-langkah yang tepat dalam
mengelola risiko karena sebuah tantangan besar bagi kita pemilik bisnis mengambil
keputusan strategi yang akan dilakukan berdasarkan dari respon yang telah diidentifikasi.
• Buatlah Tabel Rencana Manajemen Risiko
Dengan membuat tabel rencana manajemen risiko kita dapat menanggulangi risiko yang
terjadi dan memberikan ilustrasi gambaran seperti apa risiko yang akan kita cermati. Dalam
pembuatan tabel manajemen risiko kita harus meminta respon dan izin dari pimpinan
perusahaan.
• Action Implementation
Dalam pelaksanaannya kita harus konsisten melakukan metode yang sudah di sepakati dan
direncanakan di awal sehingga mengurangi risiko kerugian. Apalagi mengenai pelaksanaan
akan sangat kesalahan fatal bila kita tidak faham dan mengerti dari maksud tujuan
dilakukannya manajemen risiko ini. Sehingga dibutuhkan pemahaman yang mendalam
sebelum melakukan manajemen risiko.
• Monitoring, Evaluate dan Review
Ketiga proses ini merupakan langkah akhir dalam melakukan manajemen risiko, sehingga
dibutuhkan sistematik secara struktural dari awal dari segi perencanaan, evaluasi dan
memberikan catatan atas risiko yang dicermati. Bilamana ada perubahan rencana manajemen
risiko yang telah dibuat dan direncanakan itu harus dibuatkan secara langsung penggantinya,
oleh karena itu perlu dilakukan perubahan rencana untuk menanggulangi atau mengurangi
risiko yang akan mungkin terjadi.
4. Menurut Sartono (2001:378) restrukturisasi keuangan merupakan penataan kembali struktur
keuangan untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Ada beberapa alternatif dalam
melakukan restrukturisasi yaitu :
• Melakukan penjadwalan kembali pembayaran bunga dan pokok pinjaman yaitu dengan
menunda, mengurangi atau penghapusan pembayaran bunga.
• Melakukan penjadwalan kembali pembayaran pokok pinjaman. Jika alternatif ini belum
dapat membantu, maka dapat dilakukan pengurangan beban pokok pinjaman atau hair-
cut hingga maksimal 70%.
• Mengubah utang menjadi modal sendiri. Pada alternatif ini, utang akan dikonversi
menjadi penyertaan dalam bentuk saham. Sehingga perusahaan tidak perlu membayar
beban bunga dan melunasi utang pokok.
• Menjual non core business melalui spin off atau liquidation agar unit-unit tidak penting
tidak lagi membebani usaha utama perusahaan. Atau dapat juga menjual sebagian asset
kemudian menyewa kembali untuk digunakan atau disebut sale and lease back assets.
• Mengundang investor individu yang potensial atau juga memberikan hak kepada
karyawan termasuk manajemen untuk mermbeli saham perusahaan atau manajemen
buyout. Dengan melalui kepemilikan oleh manajemen diharapkan pula rasa ikut
memiliki sehingga dapat bekerja lebih baik lagi.
• Penjualan saham kepada publik atau go public.

5. Restrukturisasi atau reorganisasi pada prinsipnya adalah penataan ulang sendi-sendi perusahaan,
yang dapat dibedakan menjadi restrukturisasi bisnis, restrukturisasi keuangan, restrukturisasi
menejemen dan restrukturisasi organisasi (Sartono 2001:377). Sedangkan bagi perusahaan yag
sedang mengalami kesulitan keuangan, melakukan restrukturisasi keuangan merupakan
alternatif terbaik yang perlu dilakukan. Menurut Sartono (2001: 376) Restrukturisasi keuangan
adalah merestruktur atau melakukan penataan kembali struktur keuangan dengan tujuan agar
kinerja keuangan perusahaan menjadi lebih baik.
Restrukturisasi keuangan dapat dilakukan dengan cara menjual aset perusahaan yang tidak
mempunyai nilai tambah, menjual investasi yang tidak menguntungkan bagi perusahaan,
menjual saham kepada pembeli tanpa harus melalui pasar modal dan mengubah dari struktur
pinjaman menjadi penyertaan (modal atau saham). Pengalihan pinjaman menjadi penyertaan
modal ini disepakati oleh kreditor karena dianggap debitor atau perusahaan masih memiliki nilai
yang bagus dan masih memiliki kemampuan dalam melunasi hutang-hutangnya (Sentosa, 2000).

Hitungan

1. Obligasi Perusahaan
- Nilai pasar wajar obligasi (tanpa warrant)
= (14% x Rp 120.000) = Rp 16.800
- Nilai pasar wajar warrant
= (10% x Rp 120.000) = Rp 12.000
- Nilai pasar wajar agregat = 28.800
Alokasi obligasi
16.800
𝑥 𝑅𝑝 150.000 = 87.500
28.800
Alokasi warrant
12.000
𝑥 𝑅𝑝 150.000 = 62.500
28.800

2. Diketahui : Harga beli mesin = 100.000.000


Pembayaran 4 tahun
Bunga 6% per tahun
Jawaban :
100.000.000 x 6% = 6.000.000 / tahun
4 tahun = 24.000.000
100.000.000 + 24.000.000 = 124.000.000 : 4
= 31.000.000 / tahun

3. Besarnya jumlah investasi :


- Harga mesin Rp. 300.000.000
- Residu Rp. 20.000.000
Rp. 280.000.000

Jumlah angsuran pinjaman dan bunga setiap tahun (X) :


9
𝑋
𝑅𝑝. 280.000.000 = ∑
(1 + 0,10)𝑡
𝑡=0

𝑅𝑝. 280.000.000 = 𝑋 + 6,759𝑋

𝑅𝑝. 280.000.000 = 7,759𝑋

𝑋 = 𝑅𝑝. 36.087.124

Jumlah angsuran dan bunga setiap tahun adalah Rp. 36.087.124.

Anda mungkin juga menyukai