Anda di halaman 1dari 11

1.

Jelaskan perbedaan kad dengan setara kas


Jawab:
 Kas (Cash)
 Kas merujuk secara khusus pada uang tunai yang dimiliki oleh
perusahaan, termasuk koin, uang kertas, dan cek yang dapat
diuangkan segera.
 Kas mencakup aset yang sangat likuid dan dapat dengan mudah
digunakan untuk membayar kewajiban atau melakukan investasi.
 Setara Kas (Cash Equivalents)
 Setara kas mencakup investasi yang sangat likuid dan memiliki
jatuh tempo kurang dari tiga bulan. Investasi ini dapat dengan
cepat dijual dan diuangkan untuk memenuhi kebutuhan kas
perusahaan.
 Contoh setara kas meliputi surat berharga pasar uang, deposito
berjangka yang jatuh tempo dalam waktu singkat, dan instrumen
keuangan lainnya yang memiliki tingkat likuiditas tinggi.
Perbedaan utama antara kas dan setara kas adalah bahwa setara kas
melibatkan investasi jangka pendek yang dapat dengan cepat diubah
menjadi uang tunai, sementara kas merujuk secara khusus pada uang
tunai yang dimiliki langsung.
2. Jelaskan perbedaan pengelolaan kas secara dana tetap dan dana
berfluktuasi
Jawab:
Pengelolaan kas secara dana tetap dan dana berfluktuasi mengacu pada
dua pendekatan yang berbeda dalam manajemen kas suatu perusahaan.
Berikut adalah penjelasan perbedaan antara keduanya:
 Dana Tetap (Fixed Cash Management)
 Karakteristik:
1) Dalam pengelolaan kas secara dana tetap, perusahaan
berusaha untuk mempertahankan tingkat kas minimum yang
tetap.
2) Jumlah kas yang dianggap cukup untuk memenuhi kebutuhan
operasional dan mengatasi ketidakpastian disimpan secara
konsisten.
 Tujuan:
1) Tujuan utama dari pendekatan ini adalah memaksimalkan
keuntungan dari investasi kas, karena sebagian besar dana
disimpan dalam instrumen keuangan yang menghasilkan
bunga atau keuntungan lainnya.
 Kelebihan:
1) Mengoptimalkan penghasilan dari investasi dana yang
tersedia.
2) Memastikan ketersediaan dana yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan rutin.
 Dana Berfluktuasi (Fluctuating Cash Management)
 Karakteristik:
1) Dalam pengelolaan kas secara dana berfluktuasi, perusahaan
membiarkan tingkat kas berfluktuasi sesuai dengan kebutuhan
operasional dan proyeksi arus kas.
2) Dana diinvestasikan hanya ketika ada kelebihan dana yang
tidak diperlukan untuk kebutuhan operasional.
 Tujuan:
1) Tujuan utama adalah meminimalkan biaya peminjaman dan
meningkatkan keuntungan dari investasi kas.
 Kelebihan:
1) Mengurangi biaya bunga yang harus dibayar perusahaan
karena hanya meminjam dana ketika diperlukan.
2) Dapat meningkatkan penghasilan investasi karena lebih
banyak dana yang diinvestasikan.
Kesimpulannya, perbedaan utama antara pengelolaan kas secara dana
tetap dan dana berfluktuasi terletak pada cara perusahaan memperl
akukan tingkat kasnya. Dana tetap bertujuan untuk mempertahankan
tingkat kas minimum yang konsisten, sementara dana berfluktuasi
membiarkan tingkat kas berubah sesuai kebutuhan operasional. Kedua
pendekatan tersebut memiliki keuntungan dan risiko masing-masing,
dan pemilihan metode tergantung pada kebutuhan dan tujuan spesifik
perusahaan.
3. Bilamana setara kas tidak dicatat sesuai dengan harga nominalnya?
Jawab:
Setara kas biasanya dicatat dalam laporan keuangan sesuai dengan nilai
nominalnya. Namun, ada situasi tertentu di mana setara kas dapat tidak
dicatat sesuai dengan harga nominalnya. Salah satu situasi umum
adalah ketika nilai pasar dari setara kas mengalami fluktuasi dan
berbeda dengan nilai nominalnya. Dalam kasus ini, prinsip akuntansi
yang relevan adalah prinsip nilai wajar atau nilai pasar. Berikut adalah
beberapa alasan mengapa setara kas mungkin tidak dicatat sesuai
dengan harga nominalnya:
 Nilai Wajar yang Lebih Rendah:
Jika nilai pasar setara kas lebih rendah daripada nilai nominalnya,
perusahaan mungkin perlu mencatat nilai wajar yang lebih rendah
untuk mencerminkan nilai aktual investasinya. Ini dapat terjadi pada
investasi pasar uang atau instrumen keuangan jangka pendek
lainnya.
 Penyesuaian untuk Kehilangan Nilai:
Jika terdapat indikasi bahwa nilai setara kas mengalami penurunan
permanen atau penurunan nilai, perusahaan dapat membuat
penyesuaian untuk kehilangan nilai. Hal ini umumnya
mencerminkan realitas bahwa perusahaan tidak dapat mendapatkan
kembali nilai penuh investasinya.
 Penyesuaian untuk Keuntungan:
Sebaliknya, jika nilai pasar setara kas lebih tinggi daripada nilai
nominalnya, perusahaan mungkin tidak mencatat nilai di atas
nominal kecuali ada indikasi bahwa keuntungan tersebut dapat
direalisasikan.

4. Jelaskan yang dimaksud dengan piutang usaha


Jawab:
Piutang usaha mengacu pada jumlah uang yang harus diterima oleh
suatu perusahaan dari pelanggan atau pihak lain sebagai hasil dari
penjualan barang atau pemberian jasa secara kredit. Dalam hal ini,
perusahaan memberikan barang atau jasa kepada pelanggan dengan
persyaratan pembayaran yang ditentukan di kemudian hari. Piutang
usaha mencerminkan klaim atau hak perusahaan terhadap pelanggan
untuk pembayaran yang akan datang. Berikut adalah beberapa poin
penting terkait dengan piutang usaha:
 Pemberian Kredit:
Piutang usaha muncul ketika perusahaan memberikan kredit kepada
pelanggan, yang berarti pelanggan diizinkan untuk membayar
setelah menerima barang atau jasa. Pemberian kredit dapat menjadi
kebijakan umum untuk mendorong penjualan.
 Faktur Penjualan:
Biasanya, transaksi penjualan yang melibatkan piutang usaha
didokumentasikan melalui faktur penjualan. Faktur tersebut berisi
rincian tentang barang atau jasa yang disediakan, jumlah yang harus
dibayarkan, dan syarat pembayaran.
 Syarat Pembayaran:
Syarat pembayaran dapat bervariasi, tetapi umumnya mencakup
periode waktu tertentu setelah tanggal faktur. Contoh syarat
pembayaran termasuk "net 30" yang berarti pembayaran harus
diterima dalam waktu 30 hari setelah tanggal faktur.
 Manajemen Piutang:
Manajemen piutang melibatkan pemantauan dan pengelolaan
piutang usaha untuk memastikan bahwa pembayaran diterima tepat
waktu. Hal ini termasuk pengiriman peringatan pembayaran kepada
pelanggan yang lewat jatuh tempo dan mungkin melibatkan
kebijakan penanganan piutang macet.
 Pencatatan Akuntansi:
Piutang usaha dicatat dalam neraca sebagai aset yang akan
diharapkan masuk ke kas di masa depan. Setiap kali penjualan
dilakukan dengan memberikan kredit, piutang usaha akan
meningkat.
 Resiko Ketidakmampuan Pembayaran:
Ada risiko bahwa pelanggan mungkin tidak mampu atau tidak mau
membayar piutang usaha tepat waktu. Oleh karena itu, perusahaan
harus mempertimbangkan risiko kredit dan menerapkan kebijakan
kredit yang bijaksana.
Manajemen yang efektif terhadap piutang usaha penting untuk
menjaga arus kas perusahaan dan mengoptimalkan keuntungan.
Perusahaan perlu memastikan bahwa kebijakan kreditnya seimbang
antara merangsang penjualan dan meminimalkan risiko
ketidakmampuan pembayaran.

5. Bagaimana mengukur piutang usaha pada saat pertama kali


Jawab:
Pada saat pertama kali piutang usaha diukur, langkah-langkah berikut
dapat diambil untuk menentukan nilai piutang yang akan dicatat dalam
neraca:
 Faktur Penjualan:
Tentukan jumlah penjualan yang terkait dengan piutang usaha.
 Syarat Pembayaran:
Periksa syarat pembayaran yang ditentukan dalam faktur penjualan.
Syarat pembayaran biasanya mencakup periode waktu tertentu
setelah tanggal faktur, seperti "net 30" yang berarti pembayaran
harus diterima dalam waktu 30 hari.
 Hitung Nilai Piutang Usaha:
Hitung nilai piutang usaha dengan mengalikan jumlah penjualan
dengan persentase yang diharapkan untuk diterima sebagai piutang
usaha.
 Pencatatan Akuntansi:
Catat nilai piutang usaha sebagai aset dalam buku akuntansi
perusahaan.
 Periksa Kebijakan Kredit:
Pastikan bahwa nilai piutang yang diukur sesuai dengan kebijakan
kredit perusahaan. Perusahaan perlu memastikan bahwa kebijakan
ini seimbang antara merangsang penjualan dan meminimalkan risiko
ketidakmampuan pembayaran.

6. Bagaimana mengukur penurunan nilai piutang


Jawab:
Penurunan nilai piutang atau biasa disebut "penyisihan piutang tak
tertagih" (allowance for doubtful accounts) adalah tindakan akuntansi
yang diambil oleh perusahaan untuk mencerminkan estimasi potensial
kerugian akibat ketidakmampuan pelanggan membayar piutang usaha.
Langkah-langkah untuk mengukur penurunan nilai piutang melibatkan
estimasi jumlah piutang yang tidak dapat diambil. Berikut adalah
langkah-langkah umumnya:
 Identifikasi Piutang yang Berisiko:
Tinjau seluruh piutang usaha yang dimiliki oleh perusahaan.
 Evaluasi Riwayat Pembayaran:
Periksa riwayat pembayaran pelanggan untuk menentukan pola
pembayaran mereka. Pelanggan yang memiliki riwayat pembayaran
yang buruk atau telah melewati tenggat waktu pembayaran dapat
dianggap memiliki risiko lebih tinggi.
 Analisis Umur Piutang:
Kelompokkan piutang berdasarkan umur atau berapa lama piutang
tersebut belum dibayar. Piutang yang lebih tua dan belum dibayar
mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk tidak dapat diambil.
 Penetapan Persentase Penurunan Nilai:
Tentukan persentase dari nilai piutang yang dianggap tidak dapat
diambil.
 Perhitungan Penyisihan Piutang Tak Tertagih:
Hitung jumlah penyisihan piutang tak tertagih dengan mengalikan
persentase penurunan nilai yang ditetapkan dengan total nilai
piutang yang diidentifikasi sebagai berisiko.
 Pencatatan Akuntansi:
Catat penyisihan piutang tak tertagih sebagai biaya dalam buku
akuntansi perusahaan. Hal ini mengurangi nilai bersih piutang usaha
yang dicatat dalam neraca.
 Pemantauan dan Penyesuaian:
Lakukan pemantauan terus-menerus terhadap kondisi pelanggan dan
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk
membayar.

7. Jelaskan perbedaan pengalihan piutang dengan garansi dan tanpa


garansi
Jawab:
Pengalihan piutang dengan garansi dan tanpa garansi merujuk pada
situasi di mana perusahaan mentransfer piutang atau aset ke pihak lain,
seperti lembaga pembiayaan atau bank, dengan atau tanpa jaminan atas
pembayaran dari pihak yang menerima transfer. Berikut adalah
perbedaan antara pengalihan piutang dengan garansi dan tanpa garansi:
 Pengalihan Piutang dengan Garansi:
 Definisi:
Dengan Garansi: Pengalihan piutang dengan garansi melibatkan
transfer piutang ke pihak ketiga (misalnya, lembaga pembiayaan)
dengan jaminan atau tanggung jawab atas pembayaran oleh
pihak yang menerima transfer. Jaminan ini dapat berupa jaminan
aset atau janji pembayaran oleh pihak yang mentransfer piutang.
Tanpa Garansi: Pengalihan piutang tanpa garansi melibatkan
transfer piutang tanpa adanya jaminan atau tanggung jawab
pembayaran dari pihak yang menerima transfer. Pihak yang
mentransfer piutang memberikan piutang kepada pihak ketiga
tanpa menjamin pembayaran.
 Jaminan Pembayaran:
Dengan Garansi: Pihak yang mentransfer piutang memberikan
jaminan bahwa piutang tersebut akan dibayar, atau pihak ketiga
memberikan jaminan atas pembayaran piutang.
Tanpa Garansi: Tidak ada jaminan yang diberikan terkait
pembayaran piutang. Pihak yang menerima piutang berisiko
terhadap ketidakmampuan pembayaran oleh pihak yang
berhutang.
 Perlakuan Akuntansi:
Dengan Garansi: Pada umumnya, jika terdapat jaminan
pembayaran, pihak yang mentransfer piutang mungkin perlu
mencatat kewajiban atas jaminan tersebut. Selain itu, ada
pemikiran bahwa transaksi ini mungkin lebih kompleks dalam
hal akuntansi.
Tanpa Garansi: Transaksi ini mungkin lebih sederhana dari segi
akuntansi karena tidak ada jaminan yang melekat.

 Implikasi Bisnis:
 Kepercayaan Pembayaran:
Dengan Garansi: Pihak yang menerima piutang mungkin lebih
percaya terhadap pembayaran karena adanya jaminan
pembayaran dari pihak yang mentransfer piutang.
Tanpa Garansi: Pihak yang menerima piutang harus menilai
risiko pembayaran tanpa adanya jaminan.
 Biaya dan Keuntungan:
Dengan Garansi: Jaminan pembayaran mungkin menambah
biaya transaksi, tetapi dapat meningkatkan kepercayaan dan
kemungkinan mendapatkan dana dari pihak ketiga.
Tanpa Garansi: Transaksi tanpa jaminan dapat lebih sederhana,
tetapi risiko pembayaran mungkin lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai