Anda di halaman 1dari 6

Nama : Fuhed Nabil Aufa

NIM : 030817776

Matkul : Manajemen Keuangan

“Tugas Tutorial 3”

1. Pemikiran yang digunakan adalah dengan mengacu pada tujuan normatif


keputusan keuangan, yaitu apakah nilai perusahaan akan meningkat
ataukah tidak. Suatu keputusan keuangan dikatakan benar kalau
keputusan tersebut dapat membuat nilai perusahaan (atau harga
sahambagi perusahaan yang terdaftar di Bursa) menjadi lebih tinggi
ditunjukkan bahwa investasi yang menghasilkan NPV positif akan
membuat nilai perusahaan menjadi lebih tinggi. Karena itu, laba yang
menjadi hak pemegang saham sebaiknya dibagikan kalau membuat harga
saham menjadi lebih tinggi dan ditahan saja kalau justru dengan menahan
laba bisa membuat harga saham menjadi lebih tinggi.

2. Memang dalam praktiknya, perusahaan cenderung tidak menerapkan


keputusan dividen sebagai residual decision . Hal ini terlihat karena
adanya kecenderungan perusahaan membayarkan dividen yang relatif
stabil. Jika perusahaan menggunakan residual decision of dividend,
jumlah dividen  yang dibagikan akan dipengaruhi oleh ada tidaknya
kesempatan investasi yang menguntungkan. Sejauh terdapat kesempatan
investasi yang menguntungkan, yaitu investasi yang diharapkan
memberikan NPV positif. Maka dana yang diperoleh dari operasi
perusahaan yang digunakan untuk mengambil investasi tersebut. Kalau
terdapat sisa, barulah sisa tersebut dibagikan sebagai dividen.

Keputusan dividen nampaknya menjadi keputusan aktif, dan bukan pasif.


Kebijakan dividen menyangkut keputusan tentang penggunaan laba yang
menjadi hak pemegang saham. Lalu mengapa kebijakan dividen
kemudian menjadi variable aktif dalam keputusan keuanggan? Alasannya
karena :

- Kemungkinan penyebabnya adalah bahwa dividen nampaknya


mempunyai isi informasi (informational content of dividend).
- Nampaknya peningkatan atau penurunan pembayaran dividen sering
ditafsirkan sebagai keyakinan manajemen akan prospek perusahaan.
- Apabila perusahaan meningkatkan pembayaran dividen, hal ini
mungkin ditafsirkan sebagai harapan manajemen perusahaan akan
membaiknya kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Demikian
pula bila terjadi sebaliknya.
- Perusahaan akan enggan untuk mengurangi pembagian dividen, jika
hal ini ditafsirkan memburuknya kondisi perusahaan di masa yang
akan datang sehingga akan menurunkan harga saham.

3. Metode APV adalah metode penilaian investasi yang memulai

analisisnya dengan menilai suatu investasi proyek , bila dibiayai


seluruhnya dengan modal sendiri, disebut sebagai Base Case NPV.

Setelah itu, kemudian ditaksir dampak dari kebijakan pendanaan untuk


investasi proyek tersebut. Dan secara formal dirumuskan sebagai berikut:

APV = Base Case NPV + PV dampak keputusan pendanaan

Pedoman (decision rule) analisisnya adalah “terima suatu proyek yang


diharapkan memberikan APV positif” . Dengan demikian mungkin
saja base case NPV-nya negatif, tetapi asalkan PV dampak keputusan
pendanaan nilai positifnya lebih besar dari nilai negatif base case NPV-
nya, maka investasi suatu proyek dapat diterima karena akan
menghasilkan APV yang positif.
4. Analisis dilakukan dengan menggunakan asumsi bahwa pasar modal
adalah efisien. Dengan demikian maka harga saham yang tercantum di
bursa merupakan harga yang wajar. Sebelum memutuskan untuk
mengakuisisi atau merger, perushaan yang mengakuisisi harus
mengetahui terlebih dahulu nilai equity perusahaan yang akan diakuisi.
Mengapa? Karena dengan mengetahui nilai equity tersebut, perusahaan
yang akan mengakuisisi akan mengetahui biaya dan manfaat akuisisi atau
juga merger. Paling tidak sebelum melakukan keputusan merger dan
akuisisi, perusahaan perlu mengetahui 2 fungsi yang dirasakan akibat
melakukan merger dan akuisisi adalah:

a. Operating synergy. Operating synergy adalah sinergi yang


dinikmati oleh perusahaan karena kombinasi dari beberapa operasi
sehingga dapat menekan biaya dan/atau menaikkan penghasilan.
Operating synergy muncul dari perusahaan yang melakukan
ekspansi pada bisnis yang sama, sehingga:

 Dapat menekan biaya rata-rata karena biaya tetap per satuan


menurun, atau
 Memperoleh economies of scale, atau
 Melakukan diversifikasi ke sektor yang masih berkaitan
(related dversification)

Contoh related diversification, perusahaan garmen yang


mendirikan pabrik tekstil. Perusahaan rokok yang mempunyai
divisi perkebunan

b. Financial synergy. Financial synergy adalah penghematan yang


dinikmati perusahaan yang berasal dari sumber pendanaan. Jenis
sinergi ini bisa diperoleh dari conglomerate merger.
c.

5. Diketahui : Laba bersih = Rp 15 M

Jumlah lembar saham = 200 Jt

Payout ratio = 40%

Ditanyakan : DPS (dividend per share)?

Jawab

*Payout ratio = Total dividen/Laba bersih

40/100 = Total dividend/15 M

Total dividen = 6 M

Maka DPS nya adalah:

DPS = 6M/200 Jt

= Rp 30,.

6. Restrukturisasi, reorganisasi dan likuidasi :

- Restrukturisasi. Restrukturisasi merupakan kegiatan untuk merubah


struktur perusahaan, dalam posisi yang makin membesar atau semakin
ramping ( penciutan usaha ).

Alasan : Kadang-kadang perusahaan terpaksa ‘memperkecil diri’ agar


mampu bertahan, atau bahkan terpaksa bahkan memubarkan diri
karena kerugian terus menerus yang diderita dan juga alasan
keuangan.
Analisis: Restrukturisasi perusahaan ataupun restrukturisasi
organisasi dapat dilakukan dengan:
Restrukturisasi dalam kaitannya dengan perampingan usaha,
dilakukan oleh perusahaan dengan cara menjual unit-unit kegiatan
yang dipandang kurang menguntungkan ( sell-off ) atau pemisahan
unit-unit kegiatan dari kegiatan korporasi ( spin-off ) sehingga unit
kegiatan akan berdiri sebagai suatu perusahaan yang terpisah.
Variasi lain dari restrukturisasi, adalah “ Going Private “ yang
merupakan keputusan untuk membeli kembali saham-saham
perusahaan yang terdaftar di bursa bagi perusahaan yang
sebelumnya go public.
- Reorganisasi. Istilah reorganisasi berkaitan dengan aktivitas yang
dilakukan oleh perusahaan untuk mampu bertahan diri dan atau
memperkecil/mengurangi skala usahanya agar perusahaan tidak
mengalami kesulitan di bidang keuangan dalam situasi ekonomi yang
kurang menguntungkan.

Alasan: Reorganisasi dalam aspek finansial dilakukan untuk


memperkecil beban finansial yang tetap sifatnya.

Analisis; Dalam melakukan reorganisasi finansial, kita juga mengenal


3 (tiga) langkah yang perlu ditempuh, yaitu:

1. Menaksir nilai perusahaan


2. Menentukan struktur pendanaan yang dipandang cukup aman
3. Menentukan nilai sekuritas-sekuritas yang baru.

- Likuidasi. Pengertian menurut para ahli, likuidasi adalah proses akhir


saat persekutuan tidak lagi melakukan bisnis.

Alasan : Upaya terakhir yang biasa ditempuh oleh pihak manajemen


perusahaan, apabila cara restrukturisasi maupun reorganisasi
perusahaan telah dilakukan dalam menghadapi situasi ekonomi yang
tidak menguntungkan serta menghindari perusahaan mengalami
kesulitan di bidang keuangan sacara terus menerus

Analisis: Cara likuidasi ini akan menjadi upaya terakhir yang harus
ditempuh oleh manajemen perusahaan, apabila para kreditur
berpendapat bahwa prospek perusahaan sudah tidak lagi dipandang
menguntungkan, walaupun adanya tambahan modal kerja atau
merubah kredit menjadi penyertaan. Dalam posisi ini, para kreditur
akan lebih menyukai perusahaan untuk dilikuidir saja. Untuk
menghindari kesalahan dalam proses likuidasi persekutuan, likuidasi
umumnya dilakukan dengan prioritas sebagai berikut:

1. Prioritas 1: Kewajiban terhadap para karyawan (hutang upah dan


gaji) dipenuhi terlebih dahulu.
2. Prioritas 2: Kemudian kewajiban terhadap pemerintah (hutang
pajak) dipenuhi.
3. Prioritas 3: Setelah itu, aktiva-aktiva yang diagunkan dijual dan
dipakai untuk melunasi hutang yang dijamin dengan agunan
tersebut.

Sumber:

Suad Husnan. 2019. Manajemen Keuangan. Universitas Terbuka: Tangerang


Selatan.

Dyka. 2013. Restrukturisasi, Reorganisasi, dan Likuidasi dalam perusahaan.


Tersedia di: http://dyka16.blogspot.com/2013/05/restrukturisasi-reorganisasi-
dan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai