Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

MERGER, AKUISISI, RESTRUKTURISASI DAN DIVESTASI

Kelompok 8

I Gusti Lanang Widhiana Saputra 2107611002

Ni Ketut Sri Kusuma Dewi 2107611016

Harry Soemarno 2107611030

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTAN

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

2021
PENGERTIAN RESTRUKTURISASI

Perusahaan perlu mengevaluasi kinerjanya serta melakukan serangkaian perbaikan, agar tetap
tumbuh dan dapat bersaing. Perbaikan ini akan dilaksanakan secara terus menerus, sehingga
kinerja perusahaan makin baik dan dapat terus unggul dalam persaingan, atau minimal tetap
dapat bertahan.

Salah satu strategi untuk memperbaiki dan memaksimalkan kinerja perusahaan adalah dengan
cara restrukturisasi. Restrukturisasi perusahaan adalah penyusunan ulang sistem pengelolaan
perusahaan yang di dalamnya termasuk pengelolaan modal dan manajemen. Tujuannya
adalah agar kinerja perusahaan tersebut menjadi semakin sehat. Tingkat kesehatan
perusahaan dapat diukur dengan menggunakan beberapa rasio seperti tingkat efisiensi
(efficiency ratio), tingkat likuiditas (liquidity ratio), tingkat perputaran aset (asset turnover),
leverage ratio, dan market ratio.

Menurut Bramantyo (2004) restrukturisasi perusahaan bertujuan untuk memperbaiki dan


memaksimalisasi kinerja perusahaan. Bagi perusahaan yang telah go public, maksimalisasi
nilai perusahaan dicirikan oleh tingginya harga saham perusahaan, dan harga tersebut dapat
bertengger pada tingkat atas. Bertahannya harga saham tersebut bukan permainan pelaku
pasar atau hasil goreng menggoreng saham, tetapi benar-benar merupakan cermin ekspektasi
investor akan masa depan perusahaan. Restrukturisasi perusahaan dapat dibagi menjadi 2
bagian yaitu : a) Restrukturisasi Manajerial dan b) Restrukturisasi Keuangan.

A. RESTRUKTURISASI MANAJERIAL

Restrukturisasi manajerial, merupakan penyusunan ulang komposisi manajemen, struktur


organisasi, pembagian kerja, sistem operasional, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan
masalah manajerial dan organisasi. Dalam hal restrukturisasi manajemen atau organisasi,
perbaikan kinerja dapat diperoleh melalui berbagai cara, antara lain dengan pelaksanaan yang
lebih efisien dan efektif, pembagian wewenang yang lebih baik sehingga keputusan tidak
berbelit-belit, dan kompetensi staf yang lebih mampu menjawab permasalahan di setiap unit
kerja.

Pada dasarnya setiap korporasi dapat menerapkan salah satu jenis restrukturisasi pada satu
saat, namun bisa juga melakukan restrukturisasi secara keseluruhan, karena aktifitas
restrukturisasi saling terkait. Pada umumnya sebelum melakukan restrukturisasi, manajemen
perusahaan perlu melakukan penilaian secara komprehensip atas semua permasalahan yang
dihadapi perusahaan, langkah tersebut umum disebut sebagai due diligence atau penilaian uji
tuntas perusahaan. Hasil penilaian ini sangat berguna untuk melakukan langkah
restrukturisasi yang perlu dilakukan berdasar skala prioritasnya. Dari hasil pengalaman,
pelaksanaan restrukturisasi yang berhasil, harus melibatkan dan mendapatkan komitmen dari
semua pihak. Dan akan menjadi lebih rumit, jika perusahaan mempunyai pinjaman lebih dari
satu Bank, karena akan melibatkan rangkaian pembicaraan dan pertemuan-pertemuan yang
melelahkan, namun bukan hal yang tak dapat dilakukan. Pada akhirnya, kerja sama, niat baik,
dan semangat yang harus didukung oleh semua jajaran di dalam perusahaan (dari karyawan,
manajemen, komisaris) serta dukungan dari stakehoders akan mempengaruhi keberhasilan
restrukturisasi tersebut.

B. RESTRUKTURISASI KEUANGAN

Restrukturisasi Keuangan yaitu upaya perubahan yang bersifat mendasar dan strategik pada
keuangan perusahaan untuk memperbaiki kinerja keuangan perusahaan dalam rangka
optimalisasi penciptaan/peningkatan nilai perusahaan. Restrukturisasi Keuangan dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu :

1. Restrukturisasi Portofolio atau Asset


restrukturisasi portofolio merupakan kegiatan penyusunan portofolio perusahaan
supaya kinerja perusahaan menjadi semakin baik. Yang termasuk ke dalam portofolio
perusahaan adalah setiap aset, lini bisnis, divisi, unit usaha atau SBU (Strategic
Business Unit), maupun anak perusahaan.dan restrukturisasi modal. Dalam bagian
merestrukturisasi portofolio atau asset dapat melalui beberapa cara yaitu :

a. Merger

merupakan suatu proses penggabungan usaha, dengan jalan mengambil alih


satu atau lebih perusahaan yang lain. Setelah terjadi pengambilalihan, maka
perusahaan yang diambil alih dibubarkan atau dilikuidasi, sehingga eksistensinya
sebagai badan hukum lenyap, dengan demikian kegiatan usahanya dilanjutkan oleh
perusahaan yang mengambil alih.
Merger berdasarkan keputusan sukarela dari beberapa perusahaan terdapat

 Merger konsolidasi
Penggabungan dua atau lebih perusahaan dimana semua perusahaan yang
bergabung membubarkan diri dan didirikan perusahaan baru dengan skala
yang lebih besar dan memiliki identitas baru.

Perusahaan A + perusahaan B + perusahaan C = perusahaan D

 Merger Absorpsi

Penggabungan perusahaan dimana perusahaan yang bergabung melebur ke


salah satu perusahaan yang bergabung sehingga salah satu perusahaan menjadi
perusahaan yang lebih besar.

Perusahaan A + perusahaan + perusahaan C = Perusahaan C

AKUISISI

Akuisisi merupakan pengambilalihan atau pengendalian atas saham atau aset


perusahaan lain, dan dalam peristiwa ini baik perusahaan pengambil alih atau
yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah. Dalam akuisisi,
tidak terjadi pembubaran status badan hukum atas perusahaan yang diakuisisi oleh
perusahaan yang mengakuisisi. Yang terjadi hanya perubahan pengendalian,
dimana perusahaan yang mengakuisisi sekarang memiliki kendali atas perusahaan
yang diakuisisi. Akuisisi dalam perusahaan ada 2 yaitu

1. Akuisisi saham

Membeli seluruh atau sebagian besar saham perusahaan

2. Akuisisi asset

Membeli seluruh atau sebagian besar dari porsi asset perusahaan

b. Divestasi

Bentuk restrukturisasi perusahaan melalaui kegiatan penjualan atau pelepasan

(pemisahan ) asset perusahaan atau unit bisnis yang dimiliki perusahaan kepada

Pihak lain.

Alasan rekstukturisasi dalam bentuk divestasi ;


 Perusahaan ingin lebih focus pada unit bisnis atau bidang usaha yang menjadi
kompetensi utamanya
 Perusahaan ingin melepas unit bisnis yang kurang menguntungkan yang dapat
mempengaruhi profitabiltas perusahaan jika terus dipertahankan

Bentuk Divestasi :

1. Spin-off

Suatu bentuk divestasi dengan cara melepas salah satu unit usahanya atau salah
satu perusahaan anak sehingga secara manajerial perusahaan atau unit usaha
tersebut berdiri sendiri. Prosedurnya perusahaan induk menerbitkan saham baru
atas perusahaan anak dan mendistribusikan saham baru pada pemegang saham
perusahaan induk atau kepada publik

Contoh

a. Pada tahun 2012, PT Garuda Indonesia melepaskan kepemilikan salah satu


anak perusahaan yaitu Citilink. Setelah terpisah dari PT Garuda Indonesia,
Citilink berfokus pada pangsa pasar jasa penerbangan berbiaya murah (low
cost carrier)
b. PT Semen Gresik, Tbk. Yang melakukan spin-off terhadap anak cabangnya
yaitu PT Semen Padang dan PT semen Tonasa
2. Sell-off

Restrukturisasi dengan cara melikuidasi atau menjual unit bisnis tertentu atau
perusahaan anak kepada pihak ketiga. Alasan yaitu melepas unit bisnis atau anak
perusahaan yang dirasa kurang memuaskan atau untuk melakukan strategi bisnis.

Contoh : pelepasan divisi handphone Nokia kepada Microsoft

3. Split-off

Pelepasan unit bisnis (anak perusahaan) dimana unit bisnis yang dilepas menjadi
milik sebagian pemenang saham perusahaan induk, namun pemegang saham
tersebut harus melepaskan kepemilikannya terhadap perusahaan induk.
Perbedaan antara Motif Investasi dan Divestasi dalam Restrukturisasi

Kalau investasi perusahaan mengalami pertumbuhan dan memiliki surplus dana sehingga
perusahaan memperluas peluang dan memperkuat kemampuan perusahaan menghasilkan
pendapatan.

Sedangkan Divestasi, unit usaha tertentu kurang menguntungkan sehingga untuk menghindari
kerugian lebih lanjut, perusahaan melakukan pelepasan atau penjualan asset

2. Rektrukturisasi Struktur Modal

Restrukturisasi yang menyebabkan terjadinya perubahan signifikan pada komposisi


pendanaan atau struktur modal perusahaan, yaitu

a. Keputusan go Public berbentuk penawaran umum (Public Offering)

Keputusan pendanaan dengan cara menjual saham kepada public melalui


mekanisme penawaran umum (Public offering). Kepemilikan ada yang dimiliki
pihak sendiri (private) dan dimiliki masyarakat (public) yang mana porsi
kepemilikan perusahaan oleh public rata-rat tidak lebih 30% dan jalannya
perusahaan masih dikendalikan oleh pemegang saham lama.

b. Leverage Buy-out (LBO)

Akuisisi perusahaan dengan sumber dana utang yang mana asset perusahaan yang
diakuisisi dijadikan jaminan atas utang untuk pembayaran utang berasal dari aliran
kas masuk (pendapatan) perusahaan yang diakuisisi .

Prosedur transaksi LBO adalah pengakuisisi membeli saham perusahaan target


dengan menggunakan sumber dana utang.

Merger dan akuisisi sebagai Strategi Pengembangan Dan Peningkatan Kinerja Perusahaan

Jenis Merger dan Akuisisi dari Aspek Ekonomis :

Merger secara umum terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:


1. Merger horizontal, adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan yang bergerak
di bidang usaha atau industry yang sama yang tujuannya untuk mengurangi
persaingan diantara perusahaan yang bergabung, memperkuat posisi bersaing
dengan perusahaan lain pada industry yang sama dan memperkuat kinerja
perusahaan melalui peningkatan efisiensi operasional dan efektifitas manajemen.
Contoh
a. Penggabungan PT Bank Bumi Daya, PT Bank Dagang Negara, PT Bank Ekspor
Impor Indonesia, PT Bank Pembangunan Indonesia menjadi PT Bank Mandiri
Tbk.
b. Penggabungan PT Bank Bali, Tbk., PT Bank Universal, Tbk., PT Bank Prima
Ekspres, PT Bank Artha Media, dan PT Bank Patriot menjadi PT Bank Permata,
Tbk.

2. Merger vertikal, adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan yang memiliki
bidang usaha yang berada pada tahapan-tahapan proses produksi yang mengarah
terjadinya integrase antara perusahaan hulu (pemasok) dan perusahaan hilir
(pengguna). Perusahaan hulu : perusahaan yang beroperasi sebagai penyedia bahan
baku di awal tahapan proses produksi. Perusahaan Hilir : perusahaan yang
beroperasi pada tahapan yang mendekati produk jadi/akhir yang siap dikonsumsi.
Contoh
Dalam proses produksi konveksi maka merger vertikal dapat dilakukan
antara perusahaan kain (hilir), perusahaan pemintalan benang dan
perusahaan perkebunan kapas (hulu).

Ada 2 jenis merger vertical yaitu 1. Forward/Upward Integration .2.


Backward/Downward Integration
3. Merger konglomerat ialah penggabungan dua atau lebih perusahaan yang
beroperasi pada bidang usaha atau industry yang berbeda dan tidak saling terkait.
Tujuannya untuk mengurangi resiko usaha, bergabungnya perusahaan dengan bidang
yang berbeda dan memiliki karakteristik resiko berbeda akan saling menutup resiko
masing-masing perusahaan.
Contoh
Merger yang dilakukan oleh PT Siloam Health Care, Tbk. (industri kesehatan), PT
Aryaduta Hotel, Tbk. (industri perhotelan), PT Lippo and Development, Tbk.
(industri pengembangan properti), PT Lippo Karawaci, Tbk., PT Kartika Abadi
Sejahtera, Tbk., dan PT Sumber Waluyo menjadi PT Lippo Karawaci, Tbk.
Motif dalam Merger dan Akuisisi

Pada prinsipnya terdapat 2 motif yang mendorong perusahaan untuk

melakukan merger dan akuisisi yaitu :

1. Motif Ekonomi

Motif yang terkait dengan tujuan ekonomis perusahaan yaitu meningkatkan nilai
perusahaan atau memaksimumkan nilai kekayaan pemilik. Motif ekonomi merger dan
akuisisi ini terciptanya sinergi dari bergabungnya dua atau lebih perusahaan Kondisi
saling menguntungkan antar dua atau lebih perusahaan karena mereka bergabung
sehingga menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan secara keseluruhan yaitu

a. Sinergi Operasional meliputi :


 pemanfaatan skala ekonomis (economies of scale)
 perluasan pasar
 kepastian pasar
 kepastian pasokan bahan baku
 diversifikasi resiko bisnis
 teknologi
b. Sinergi Finansial meliputi ;
 Kapasitas hutang
 Penghematan pajak
c. Sinergi Manejerial

Terjadi alih pengetahuan dan kemampuan manejerial (transfer of managerial


knowhow ) sehingga perusahaan pasca merger lebih efisien dan produktif.

2. Motif Non- Ekonomi

Aktivitas merger dan akuisisi terkadang dilakukan bukan untuk kepentingan


ekonomi saja tetapi juga untuk kepentingan yang bersifat non-ekonomi, seperti
prestise dan ambisi. Motif non-ekonomi dapat berasal dari manajemen perusahaan
atau pemilik perusahaan.

Konsep Sinergi Akuisisi dan Merger


Salah  satu  motivasi  atau  alasan  utama  perusahaan  melakukan
merger  dan  akuisisi  adalah  menciptakan  sinergi.  Sinergi  merupakan
nilai  keseluruhan  perusahaan  setelah  merger  dan  akuisisi  yang  lebih besar
daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum
merger  dan  akuisisi.  Sinergi  dihasilkan  melalui  kombinasi  aktivitas
secara  simultan  dari  kekuatan  atau  lebih  elemen-elemen  perusahaan yang
bergabung. Pengaruh sinergi dapat timbul dari 4 sumber yaitu :
1. Penghematan  operasi,  yang  dihasilkan  dari  skala  ekonomis  dalam
manajemen,  pemasaran,  produksi  atau  distribusi
2. Penghematan keuangan yang meliputi biaya transaksi yang lebih dan evaluasi
yang lebih baik oleh para analisis sekuritas.
3. Perbedaan efisiensi, yang berarti bahwa manajemen salah satu perusahaan,
lebih efisien dan aktiva perusahaan yang lemah akan lebih produktif setelah
merger
4. Peningkatan  penguasaaan  pasar  akibat  berkurangnya persaingan.
Sinergi muncul dalam penggabungan 2 perusahaan apabila nilai dari gabungan
kedua perusahaan tersebut lebih tinggi daripada nilai perusahaan masing-masing
apabila mereka beroperasi sendiri.
Formula dari sinergi adalah :
Synergy = VAB – (VA + VB)
VAB : adalah nilai dari perusahaan A dan B setelah bergabung menjadi
perusahaan
AB
VA : adalah nilai perusahaan A jika beroperasi secara independent
VB : adalah nilai perusahaan B jika beroperasi secara independent
Kenaikan arus kas akan meningkatkan nilai perusahaan. Perubahan arus kas
adalah selisih antara arus kas pada tanggal penggabungan perusahaan dengan
penjumlahan arus kas dari perusahaan- perusahaan yang bergabung.
Sumber Sinergi
1. Peningkatan pendapatan
Perusahaan -perusahaan yang menggabungkan diri mungkin akan memperoleh
pendapatan yang lebih besar karena adanya posisi pasar yang baik dan
manfaat stratejik lainnya.
2. Penggurangan biaya
a. Penggantian manajer-manajer yang tidak pernah mencapai target dengan
manajer baru yang dianggap mampu mencapai target yang dibebankan
perusahaan
b. Perolehan skala ekonomis dan lingkung ekonomis (Economy ofscale or
scope). Skala ekonomis terjadi ketika jumlah produknya meningkat
dengan biaya tetap yang sama. Biaya tetap menyebar ke lebih banyak
produk sehingga biaya tetap per unitnya turun. Turunnya biaya tetap per
unit akan menurunkan total biaya per unit.
c. Efisiensi dari integrasi vertical
Integrasi vertikal membuat perusahaan mengakuisisi pemasok dan
pengecer sehingga menghasilkan koordinasi antara sektor hulu dan hilir
yang dapat meningkatkan efisiensi.
d. Transfer teknologi
Transfer teknologi dari satu perusahaan ke perusahaan lain dapat
membuat system operasi perusahaan lebih efisien.
3. Keuntungan dari sisi pajak
a. Net operating losses
Misalnya PT A memiliki laba bersih yang besar sehingga harus membayar
pajak yang lebih besar. Di pihak lain, PT B memperoleh rugi bersih yang
besar. Jika PT A mengakuisi PT B maka laba bersih PT A akan berkurang
karena kerugian yang diperoleh PT B sehingga pajak yang dibayarkan oleh
perusahaan gabungan AB akan menjadi lebih kecil
b. Adanya kapasitas utang yang belum terpakai
Penambahan utang dapat menyebabkan turunnya pajak yang harus
dibayarkan perusahaan karena beban bunga mengurangi pajak.

c. Kenaikan kapasitas berutang


Penggabungan perusahaan dapat mengakibatkan turunnya rasio utang
terhadap aset yang membuat perusahaan dapat meminjam uang lebih
banyak untuk mendanai proyek-proyek potensial yang dimiliki.
Penggunaan uta’ng akan menurunkan biaya modal dan pajak perusahaan.

4. Berkurangnya persyaratan modal

Ketika dua perusahaan bergabung maka akan dapat ditemukan terjadinya


duplikasi dalam hal fasilitas misalnya memiliki dua kantor pusat. Merjer
memungkinkan perusahaan yang bergabung hanya menggunakan satu kantor
pusat saja dan kantor pusat yang tidak digunakan dapat dijual atau disewakan.

Indicator keberhasilan Merger dan Akuisisi yaitu

1. Perusahaan target dalam keadaan baik.

2. Melakukan audit sebelum akuisisi.

3. Memiliki pengalaman akuisisi

4. Perusahaan target relatif kecil.

5. Melakukan akuisisi yang bersahabat.

Indicator kegagalan Merger dan Akuisisi yaitu

1. Membayar terlalu mahal. Membayar terlalu mahal akan meningkatkan biaya sehingga
menjadi melebihi manfaat merger dan akuisisi
2. Manajemen post-akuisisi yang kurang baik. Manajemen post-akuisisi yang kurang
baik akan menyebabkan proses peralihan menjadi tidak lancar dan akan meninggalkan
potensi kegagalan.
3. Terlalu optimis dengan pasar
4. Tidak memperhatikan potensi problem
5. Overbidding
6. Penilaian atas perusahaan target kurang cermat (dUe diligent)
7. Keputusan Merger/Akuisisi dimotivasi oleh motif non- ekonomis

Anda mungkin juga menyukai