Kelompok 8
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
PENGERTIAN RESTRUKTURISASI
Perusahaan perlu mengevaluasi kinerjanya serta melakukan serangkaian perbaikan, agar tetap
tumbuh dan dapat bersaing. Perbaikan ini akan dilaksanakan secara terus menerus, sehingga
kinerja perusahaan makin baik dan dapat terus unggul dalam persaingan, atau minimal tetap
dapat bertahan.
Salah satu strategi untuk memperbaiki dan memaksimalkan kinerja perusahaan adalah dengan
cara restrukturisasi. Restrukturisasi perusahaan adalah penyusunan ulang sistem pengelolaan
perusahaan yang di dalamnya termasuk pengelolaan modal dan manajemen. Tujuannya
adalah agar kinerja perusahaan tersebut menjadi semakin sehat. Tingkat kesehatan
perusahaan dapat diukur dengan menggunakan beberapa rasio seperti tingkat efisiensi
(efficiency ratio), tingkat likuiditas (liquidity ratio), tingkat perputaran aset (asset turnover),
leverage ratio, dan market ratio.
A. RESTRUKTURISASI MANAJERIAL
Pada dasarnya setiap korporasi dapat menerapkan salah satu jenis restrukturisasi pada satu
saat, namun bisa juga melakukan restrukturisasi secara keseluruhan, karena aktifitas
restrukturisasi saling terkait. Pada umumnya sebelum melakukan restrukturisasi, manajemen
perusahaan perlu melakukan penilaian secara komprehensip atas semua permasalahan yang
dihadapi perusahaan, langkah tersebut umum disebut sebagai due diligence atau penilaian uji
tuntas perusahaan. Hasil penilaian ini sangat berguna untuk melakukan langkah
restrukturisasi yang perlu dilakukan berdasar skala prioritasnya. Dari hasil pengalaman,
pelaksanaan restrukturisasi yang berhasil, harus melibatkan dan mendapatkan komitmen dari
semua pihak. Dan akan menjadi lebih rumit, jika perusahaan mempunyai pinjaman lebih dari
satu Bank, karena akan melibatkan rangkaian pembicaraan dan pertemuan-pertemuan yang
melelahkan, namun bukan hal yang tak dapat dilakukan. Pada akhirnya, kerja sama, niat baik,
dan semangat yang harus didukung oleh semua jajaran di dalam perusahaan (dari karyawan,
manajemen, komisaris) serta dukungan dari stakehoders akan mempengaruhi keberhasilan
restrukturisasi tersebut.
B. RESTRUKTURISASI KEUANGAN
Restrukturisasi Keuangan yaitu upaya perubahan yang bersifat mendasar dan strategik pada
keuangan perusahaan untuk memperbaiki kinerja keuangan perusahaan dalam rangka
optimalisasi penciptaan/peningkatan nilai perusahaan. Restrukturisasi Keuangan dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu :
a. Merger
Merger konsolidasi
Penggabungan dua atau lebih perusahaan dimana semua perusahaan yang
bergabung membubarkan diri dan didirikan perusahaan baru dengan skala
yang lebih besar dan memiliki identitas baru.
Merger Absorpsi
AKUISISI
1. Akuisisi saham
2. Akuisisi asset
b. Divestasi
(pemisahan ) asset perusahaan atau unit bisnis yang dimiliki perusahaan kepada
Pihak lain.
Bentuk Divestasi :
1. Spin-off
Suatu bentuk divestasi dengan cara melepas salah satu unit usahanya atau salah
satu perusahaan anak sehingga secara manajerial perusahaan atau unit usaha
tersebut berdiri sendiri. Prosedurnya perusahaan induk menerbitkan saham baru
atas perusahaan anak dan mendistribusikan saham baru pada pemegang saham
perusahaan induk atau kepada publik
Contoh
Restrukturisasi dengan cara melikuidasi atau menjual unit bisnis tertentu atau
perusahaan anak kepada pihak ketiga. Alasan yaitu melepas unit bisnis atau anak
perusahaan yang dirasa kurang memuaskan atau untuk melakukan strategi bisnis.
3. Split-off
Pelepasan unit bisnis (anak perusahaan) dimana unit bisnis yang dilepas menjadi
milik sebagian pemenang saham perusahaan induk, namun pemegang saham
tersebut harus melepaskan kepemilikannya terhadap perusahaan induk.
Perbedaan antara Motif Investasi dan Divestasi dalam Restrukturisasi
Kalau investasi perusahaan mengalami pertumbuhan dan memiliki surplus dana sehingga
perusahaan memperluas peluang dan memperkuat kemampuan perusahaan menghasilkan
pendapatan.
Sedangkan Divestasi, unit usaha tertentu kurang menguntungkan sehingga untuk menghindari
kerugian lebih lanjut, perusahaan melakukan pelepasan atau penjualan asset
Akuisisi perusahaan dengan sumber dana utang yang mana asset perusahaan yang
diakuisisi dijadikan jaminan atas utang untuk pembayaran utang berasal dari aliran
kas masuk (pendapatan) perusahaan yang diakuisisi .
Merger dan akuisisi sebagai Strategi Pengembangan Dan Peningkatan Kinerja Perusahaan
2. Merger vertikal, adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan yang memiliki
bidang usaha yang berada pada tahapan-tahapan proses produksi yang mengarah
terjadinya integrase antara perusahaan hulu (pemasok) dan perusahaan hilir
(pengguna). Perusahaan hulu : perusahaan yang beroperasi sebagai penyedia bahan
baku di awal tahapan proses produksi. Perusahaan Hilir : perusahaan yang
beroperasi pada tahapan yang mendekati produk jadi/akhir yang siap dikonsumsi.
Contoh
Dalam proses produksi konveksi maka merger vertikal dapat dilakukan
antara perusahaan kain (hilir), perusahaan pemintalan benang dan
perusahaan perkebunan kapas (hulu).
1. Motif Ekonomi
Motif yang terkait dengan tujuan ekonomis perusahaan yaitu meningkatkan nilai
perusahaan atau memaksimumkan nilai kekayaan pemilik. Motif ekonomi merger dan
akuisisi ini terciptanya sinergi dari bergabungnya dua atau lebih perusahaan Kondisi
saling menguntungkan antar dua atau lebih perusahaan karena mereka bergabung
sehingga menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan secara keseluruhan yaitu
1. Membayar terlalu mahal. Membayar terlalu mahal akan meningkatkan biaya sehingga
menjadi melebihi manfaat merger dan akuisisi
2. Manajemen post-akuisisi yang kurang baik. Manajemen post-akuisisi yang kurang
baik akan menyebabkan proses peralihan menjadi tidak lancar dan akan meninggalkan
potensi kegagalan.
3. Terlalu optimis dengan pasar
4. Tidak memperhatikan potensi problem
5. Overbidding
6. Penilaian atas perusahaan target kurang cermat (dUe diligent)
7. Keputusan Merger/Akuisisi dimotivasi oleh motif non- ekonomis