Anda di halaman 1dari 22

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persaingan perusahaan kini semakin ketat dan perusahaan perlu melakukan

evaluasi kinerja dengan cara melakukan serangkaian perbaikan-perbaikan agar

mampu bersaing dan tetap survive. Cara yang bisa ditempuh perusahaan agar tetap

bisa unggul dalam persaingan adalah dengan melakukan restrukturisasi.

Sumodiningrat dan Nugroho menyatakan bahwa restrukturisasi merupakan bagian

dari strategi bisnis untuk melakukan penataan ulang untuk mewujudkan visi dan misi

perusahaan Perusahaan yang mengalami kegagalan usaha, baik akibat pengaruh

internal maupun eksternal, pada akhirnya harus melakukan langkah-langkah

penyelamatan atau reorganisasi, atau bahkan pembubaran usaha atau likuidiasi.1

Reorganisasi yang sebenarnya merupakan bagian dari restrukturisasi tersebut

juga dipandang sebagai salah satu pendekatan pemulihan kembali kegiatan ekonomi,

usaha dan investasi (economic recovery), serta kesempatan kerja. 2 Untuk itu, upaya

restrukturisasi dalam suatu perusahaan dapat dilakukan melalui upaya manajemen

dengan cara melakukan penataan ulang atau rekayasa ulang sehingga perusahaan

dapat melakukan adaptasi terhadap pengaruh perubahan lingkungannya, dan

perusahaan akan tetap bertahan hidup.

1
Nugroho Riant. & Siahaan, Ricky, Bumi Indonesia: Isu, Kebijakan, dan Strategi, Jakarta:
Elex Media Komputindo, 2005, hlm. 97.
2
Ginting, Elvira Dewi, Analisis Hukum Mengenai Reorganisasi Perusahaan dalam Hukum
Kepailitan, Medan: USU Press. 2010, hlm.15.
2

Terdapat beberapa alasan perusahaan berkeinginan untuk melakukan

restrukturisasi perusahaan.Alasan-alasan tersebut antara lain: untuk meningkatkan

penjualan dan operasional, perbaikan manajemen, adanya informasi asimetris (tidak

seimbang) yang dimiliki oleh pihak manajemen dan pasar secara umum, alasan yang

lainnya adalah masalah keuntungan. Para pelaku usaha sebagai subjek ekonomi,

senantiasa berupaya memaksimalkan keuntungan dalam menjalankan usahanya. Hal

tersebut akan diupayakan oleh para pelaku usaha dengan berbagai cara, salah satu

cara yang ditempuh adalah dengan restrukturisasi perusahaan. 3

PT. Samudra Alam Raya, yang merupakan perusahaan angkutan laut yang

melayani angkutan barang khusus untuk rute Surabaya-Tanjung Redeb, yang

beralamat di Jl. Indrapura No. 49, Surabaya. Dari hasil wawancara dengan Pemilik

PT. Samudra Alam Raya, Adi Haryanto, mengenai efisiensi dan efektivitas, dapat

diketahui bahwa masalah yang selama ini terjadi adalah masalah pada saat

pemasukan barang ke kontainer, dan karyawan selalu harus menunggu kontainer full

(penuh) baru bisa diberangkatkan, juga keadaan-keadaan yang tidak diduga-duga. Hal

tersebut sangat membuang-buang waktu pengiriman, sehingga berdampak pada klaim

kerusakan barang dari pelanggan untuk tiap kali pengiriman. Hal ini juga dibuktikan

dengan adanya data pada tanggal 14 Desember 2011 yang sudah menerima ketiga

kalinya berita acara yang harus dibayar yaitu biaya stapel tidak bisa dibongkarnya

barang karena keterlambatan pemuatan CCSP Beton di Pelabuhan Kalimas sebesar

3
Hariyani, Iswi.,Serfianto, & Cita, Yustisia Sefiyani. Merger, Konsolidasi, Akuisisi &
Pemisahan Perusahaan: Cara Cerdas Mengembangkan & Memajukan Perusahaan, Cetakan Pertama.
Jakarta: Visimedia. 2011. hlm.6.
3

Rp. 8.467.200. Dengan adanya restrukturisasi diharapkan dapat dikembangkan

tingkat kemampulabaan perusahaan dalam menciptakan laba. Dengan melakukan

restrukturisasi, akan tercipta efisiensi sehingga mampu mengurangi biaya produksi

perusahaan. efisiensi dapat tercipta karena perusahaan dapat mengeksploitasi skala

ekonomi dalam proses produksi. Skala ekonomi manjadi penting bila di dalam suatu

pasar, biaya produk yang diperlukan sangat tinggi dibandingkan besarnya pasar.

B. Identifikasi Masalah

Dari penjelasan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan pada makalah ini adalah:

1. Bagaimana proses restrukturisasi PT. Samudra Alam Raya?

2. Bagaimana dampak restrukturisasi yang terjadi di PT. Samudra Alam Raya?


4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Restrukturisasi

Perusahaan perlu mengevaluasi kinerjanya serta melakukan serangkaian

perbaikan, agar tetap tumbuh dan dapat bersaing. Perbaikan ini akan dilaksanakan

secara terus menerus, sehingga kinerja perusahaan makin baik dan dapat terus unggul

dalam persaingan, atau minimal tetap dapat bertahan.

Salah satu strategi untuk memperbaiki dan memaksimalkan kinerja

perusahaan adalah dengan cara restrukturisasi. Restrukturisasi dapat berarti

memperbesar atau memperkecil struktur perusahaan. Menurut beberapa ahli, definisi

restrukturisasi adalah sebagai berikut :

Bramantyo (2004) “Strategi restrukturisasi digunakan untuk mencari jalan

keluar bagi perusahaan yang tidak berkembang, sakit atau adanya ancaman bagi

organisasi, atau industri diambang pintu perubahan yang signifikan. Pemilik

umumnya melakukan perubahan dalam tim unit manajemen, perubahan strategi, atau

masuknya teknologi baru dalam perusahaan. Selanjutnya sering diikuti oleh akuisisi

untuk membangun bagian yang kritis, menjual bagian yang tidak perlu, guna

mengurangi biaya akuisisi secara efektif. Hasilnya adalah perusahaan yang kuat, atau

merupakan transformasi industri.”.

Bramantyo (2004) “Restrukturisasi perusahaan bertujuan untuk memperbaiki

dan memaksimalisasi kinerja perusahaan. Bagi perusahaan yang telah go public,


5

maksimalisasi nilai perusahaan dicirikan oleh tingginya harga saham perusahaan, dan

harga tersebut dapat bertengger pada tingkat atas. Bertahannya harga saham tersebut

bukan permainan pelaku pasar atau hasil goreng menggoreng saham, tetapi benar-

benar merupakan cermin ekspektasi investor akan masa depan perusahaan.”

Sejalan dengan perusahaan yang sudah go public, harga jual juga

mencerminkan ekspektasi investor atas kinerja masa depan perusahaan. Sedangkan

bagi yang belum go public, maksimalisasi nilai perusahaan dicerminkan pada harga

jual perusahaan tersebut.

B. Jenis-Jenis Restrukturisasi

1. Restrukturisasi Portofolio atau Asset

Restrukturisasi portofolio merupakan kegiatan penyusunan portofolio

perusahaan supaya kinerja perusahaan menjadi semakin baik. Yang termasuk ke

dalam portofolio perusahaan adalah setiap aset, lini bisnis, divisi, unit usaha

atau SBU (Strategic Business Unit), maupun anak perusahaan.

2. Restrukturisasi Modal atau Keuangan

Restrukturisasi keuangan atau modal adalah penyusunan ulang

komposisi modal perusahaan supaya kinerja keuangan menjadi lebih sehat.

Kinerja keuangan dapat dievaluasi berdasarkan laporan keuangan, yang terdiri

dari neraca, rugi/laba, laporan arus kas, dan posisi modal perusahaan.

Berdasarkan data dalam laporan keuangan perusahaan, akan dapat diketahui

tingkat kesehatan perusahaan. Kesehatan perusahaan dapat diukur berdasarkan

rasio kesehatan, antara lain tingkat efisiensi (efficiency ratio), tingkat efektifitas
6

(effectiveness ratio), profitabilitas (profitability ratio), tingkat likuiditas

(liquidity ratio), tingkat perputaran aset (asset turn over), leverage ratio dan

market ratio. Selain itu, tingkat kesehatan dapat dilihat dari profil risiko tingkat

pengembalian (risk return profile).

3. Restrukturisasi Manajemen atau Organisasi

Restrukturisasi manajemen dan organisasi, merupakan penyusunan

ulang komposisi manajemen, struktur organisasi, pembagian kerja, sistem

operasional, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan masalah managerial dan

organisasi. Dalam hal restrukturisasi manajemen atau organisasi, perbaikan

kinerja dapat diperoleh melalui berbagai cara, antara lain dengan pelaksanaan

yang lebih efisien dan efektif, pembagian wewenang yang lebih baik sehingga

keputusan tidak berbelit-belit, dan kompetensi staf yang lebih mampu

menjawab permasalahan di setiap unit kerja.

C. Bentuk Retrukturisasi Perusahaan

1. Merger

Dalam UU No. 40 tahun 2007 (UUPT), merger dikenal dengan istilah

penggabungan. Hal ini diatur dalam Pasal 1 angka 9 UUPT, berbunyi:

“Penggabungan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu perseroan

atau lebih untuk menggabungkan diri dengan perseroan lain yang telah ada

yang mengakibatkan aktiva dan pasiva dari perseroan yang menerima

penggabungan dan selanjutnya status badan hukum perseroan yang

menggabungkan diri berakhir karena hukum.”


7

Salah satu alternatif untuk melakukan perluasan usaha adalah dengan

cara merger dan konsolidasi. Merger merupakan penggabungan dua perusahaan

atau lebih, dan nama perusahaan tersebut merupakan salah satu nama

perusahaan dari perusahaan yang bergabung. Sedangkan konsolidasi merupakan

penggabungan dari dua perusahaan atau lebih, dan nama perusahaan tersebut

hilang kemudian muncul nama baru dari perusahaan gabungan.

Tujuan dari merger adalah untuk menciptakan perusahaan yang lebih

kuat dan lebih besar, serta menghindari persaingan antar perusahaan sehingga

miningkatkan efisiensi dalam menggunakan sumber daya.

Secara umum penggabungan usaha dapat dikelompokkan menjadi empat

kelompok yaitu:

a. Horizontal Merger, adalah penggabungan dari dua unit usaha atau lebih

yang memiliki produk sejenis baik barang atau jasa. Hal ini dilakukan

untuk mengurangi persaingan industri, memperkuat pangsa pasar, dan

memperoleh efisiensi biaya operasional.

b. Vertikal Merger, adalah penggabungan antara dua unit usaha atau lebih

yang mempunyai keterkaitan supplier atau pelanggan. Ini dilakukan

untuk lebih menjaga kontinuitas produksi dan operasi perusahaan.

c. Congeneric Merger, adalah merger antara dua unit usaha atau lebih

dalam industri sejenis yang tidak memiliki keterkaitan supplier atau

pelanggan.
8

d. Conglomerate Merger, merupakan merger antara dua unit usaha atau

lebih dalam industri yang berbeda dan tidak ada keterkaitan satu sama

lain, sehingga model ini merupakan diversifikasi usaha untuk

mengurangi resiko.

Sebelum melakukan merger, perusahaan juga harus mempertimbangkan

beberapa hal, diataranya adalah syarat-syarat yang harus dianalisis terlebih

dahulu sebelum melakukan merger. Syarat- syarat tersebut antara lain:

1. Kondisi keuangan masing-masing.

2. Kecukupan modal.

3. Manajemen, baik sebelum atau sesudah merger.

4. Manfaat bagi konsumen.

Merger mempunyai kelebihan dan kelemahan. Pengambilalihan melalui

merger lebih sederhana dan lebih murah dibanding pengambilalihan yang lain

merupakan kelebihan merger. Sedangkan kelemahan merger adalah merger

harus ada persetujuan dari para pemegang saham masing-masing

perusahaan,sedangkan untuk mendapatkan persetujuan tersebut diperlukan

waktu yang lama.

Dalam perkembangannya, merger secara garis besar dibagi menjadi dua

kelompok yaitu: financial merger dan operating merger. Financial Merger

adalah merger dimana perusahaan yang bersangkutan masih tetap beroperasi

sehingga tidak ada keuntungan sinergik secara operasional, Sedangkan


9

Operating Merger diarahkan pada penggabungan operasional kedua unit usaha

dengan harapan memperoleh keuntungan sinergik.

2. Akuisisi

Akuisisi berasal dari sebuah kata dalam bahasa Inggris acquisition yang

berarti pengambilalihan. Akuisisi adalah pengambilan kepemilikan atau

pengendalian atas saham atau aset suatu perusahaan oleh perusahaan lain, dan

dalam peristiwa ini baik perusahaan pengambil alih atau yang diambil alih tetap

eksis sebagai badan hukum yang terpisah (Abdul Moin, 2004). Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 1998 tentang Penggabungan,

Peleburan dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas mendefinisikan akuisisi

sebagai perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau orang

perseorangan untuk mengambil alih baik seluruh atau sebagian besar saham

perseroan yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap

perseroan tersebut. Faktor yang paling mendasari terjadinya akuisisi adalah

motif ekonomi. Trasaksi pembelian tersebut hanya akan terjadi kalau pembelian

tersebut menguntungka kedua belah pihak. Menguntungkan pemilik perusahaan

yang dijual dan juga pemili perusahaan yang membeli.

Akuisisi dibagi ada 3 yaitu :

a. Akuisisi horizontal,yaitu akuisisi perusahaan di industri yang sama

dengan perusahaan yang mengakuisisi,

b. Akuisisi vertikal,yaitu akuisisi yang melibatkan perusahaan dengan

tingkatan yang berbeda dalam proses produksi.


10

c. Akuisisi konglomerasi,yaitu perusahaan yang diakuisisi dan perusahaan

yang mengakuisisi tidak saling berhubungan satu sama lainnya.

Klasifikasi berdasarkan obyek yang diakuisisi dibedakan atas dua, yaitu:

a. Akuisisi Saham Akuisisi saham merupakan salah satu bentuk akuisisi

yang paling umum ditemui dalam hampir setiap kegiatan akuisisi. Cara

ini dilakukan dengan membeli saham perusahaan yang ingin diakuisisi,

baik dibeli secara tunai ataupun menggantinya dengan sekuritas lain

(saham atau obligasi). Apabila perusahaan yang diakuisisi tersebut

sahamnya terdaftar di bursa efek maka sesuai dengan keputusan

BAPEPAM tahun 1995, upaya penguasaan 20% atau lebih dari saham

perusahaan tersebut harus dilakukan dengan tender offer. Kemudian

perusahaan yang mengakuisisi tersebut harus mengumumkan di media

massa (iklan) bahwa perusahaan tersebut telah mengakuisisinya.

b. Akuisisi Aset Apabila sebuah perusahaan bermaksud memiliki

perusahaan lain maka ia dapat membeli sebagian atau seluruh aktiva

atau aset perusahaan lain tersebut. Jika pembelian tersebut hanya

sebagian dari aktiva perusahaan maka hal ini dinamakan akuisisi parsial.

Akuisisi aset secara sederhana dapat dikatakan merupakan jual beli

(asset) antara pihak yang melakukan akuisisi aset (sebagai pihak

pembeli) dngan pihak yang diakuisisi asetnya (sebagai pihak penjual)

jika akuisisi dilakukan dengan pembayaran uang tunai, atau perjanjian


11

tukar menukar antara aset yang diakuisisi dengan suatu kebendaan lain

milik dan pihak yang melakukan akuisisi jika akuisisi tidak dilakukan

dengan cara tunai. Cara ini akan menghindarkan perusahaan dari

kemungkinan memiliki pemegang saham minoritas

Kelebihan dan Kekurangan Akuisisi Kelebihan akuisisi antara lain

pertama, akuisisi saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara

pemegang saham. Sehingga jika pemegang saham tidak setuju maka pemegang

saham dapat menahan sahamnya dan tidak menjualnya kepada pihak bidding

firm. Kedua, dalam akuisisi saham, perusahaan yang mengakuisisi dapat

berhubungan langsung dengan pemegang saham dengan melakukan tender offer

tidak memerlukan persetujuan manajer perusahaan. Ketiga, karena tidak

memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris, akuisisi dapat digunakan

untuk pengambilalihan perusahaan yang tidak bersahabat (hostile takeover).

Kekurangan akuisisi antara lain pertama, jika cukup banyak pemegang

saham minoritas yang tidak menyetujui akuisisi saham, maka akuisisi tersebut

batal. Kedua, apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli

maka terjadi merger. Ketiga, pada dasarnya saat perusahaan telah berhasil

melakukan akuisisi maka seluruh aset dan saham tersebut harus dibalik nama

dan menimbulkan biaya legal yang tinggi.


12

3. Divestasi

a. Divestasi adalah pengurangan beberapa jenis aset baik dalam bentuk finansial

atau barang, dapat pula disebut penjualan dari bisnis yang dimiliki oleh

perusahaan. Ini adalah kebalikan dari investasi pada aset yang baru. Alasan-

alasan perusahaan melakukan Divestasi yaitu:

1) Sebuah perusahaan akan melakukan divestasi (menjual) bisnis yang

bukan merupakan bagian dari bidang operasional utamanya sehingga

perusahaan tersebut dapat berfokus pada area bisnis terbaik yang dapat

dilakukannya. Sebagai contoh, Eastman Kodak, Ford Motor Company,

dan banyak perusahaan lainnya telah menjual beragam bisnis yang tidak

berelasi dengan bisnis utamanya.

2) Untuk memperoleh keuntungan. Divestasi menghasilkan keuntungan

yang lebih baik bagi perusahaan karena divestasi merupakan usaha

untuk menjual bisnis agar dapat memperoleh uang. Sebagai contoh,

CSX Corporation melakukan divestasi untuk berfokus pada bisnis

utamanya yaitu pembangunan rel kereta api serta bertujuan untuk

memperoleh keuntungan sehingga dapat membayar hutangnya pada saat

ini.

3) Kadang-kadang dipercayai bahwa nilai perusahaan yang telah

melakukan divestasi (menjual bisnis tertentu mereka) lebih tinggi

daripada nilai perusahaan sebelum melakukan divestasi. Dengan kata

lain, jumlah nilai aset likuidasi pribadi perusahaan melebihi nilai pasar
13

bila dibandingkan dengan perusahaan pada saat sebelum melakukan

divestasi. Hal ini memperkuat keinginan perusahaan untuk menjual apa

yang seharusnya bernilai berharga daripada terlikuidasi pada saat

sebelum divestasi.

4) Unit bisnis tersebut tidak menguntungkan lagi. Semakin jauhnya unit

bisnis yang dijalankan dari core competence perusahaan, maka

kemungkinan gagal dalam operasionalnya semakin besar.

b. Metode Divestasi

Beberapa perusahaan menggunakan teknologi untuk memfasilitasi

proses divestasi beberapa divisi. Mereka mempublikasikan informasi tentang

divisi mana saja yang ingin mereka jual pada situs resmi mereka sehingga

dapat dilihat oleh perusahaan lain yang sekiranya tertarik untuk membeli

divisi tersebut. Sebagai contoh, Alcoa telah mendirikan sebuah online

showroom yang menampilkan divisi yang mereka jual. Dengan melakukan

komunikasi secara online, Alcoa telah mengurangi biaya yang dibutuhkan

untuk membiayai divisi yang bergerak pada hotel, usaha transportasi, dan

urusan pertemuan.

4. Defenses

Tidak jarang perusahaan melakukan berbagai cara untuk

menghindarkan diri dari pembelian oleh perusahaan lain. Secara umum taktik

untuk mempertahankan diri ini dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:


14

a. Sebelum penawaran

Cara terbaik untuk mempertahankan diri dari pengambilalihan oleh

perusahaan lain adalah mengubahnya menjadi perusahaan perseorangan. Kedua

adalah mempertahankan proporsi kepemilikan saham pada satu orang atau

kelompok orang. Misalkan minimal 50 persen saham perusahaan tetap dipegang

oleh pendiri perusahaan, atau 30 persen saham perusahaan dipegang oleh

karyawan perusahaan. Cara lain adalah dengan meningkatkan skala usaha

seperti halnya IBM dan Exxon, skala perusahaan yang begitu besar akan

menyulitkan perusahaan lain yang ingin membelinya karena tentu diperlukan

dana yang sangat besar. Namun demikian cara terbaik lainnya adalah dengan

mempertahankan harga saham yang kuat yang mencerminkan kuatnya

manajemen, prospek pertumbuhan dan kesempatan investasi yang baik.

Bentuk lain untuk mempertahankan perusahaan dari pembelian oleh

perusahaan lain adalah melalui persyaratan merger yang makin ketat. Misalnya

perusahaan menetapkan bahwa merger hanya dapat dilakukan apabila disetujui

oleh minimal 80 persen pemegang saham. Selain itu beberapa perusahaan

menetapkan kelas-kelas yang berbeda dan hak istimewa kepada masing-masing

kelas pemegang saham. Ini juga dapat dilakukan untuk mempertahankan

pengendalian perusahaan. Cara lain yang biasa dilakukan oleh banyak

perusahaan adalah membuat perusahaan menjadi tidak menarik untuk diambil

alih yang disebut juga dengan poison pill. Poison pill ini dilakukan dengan

memberikan hak kepada pemegang saham perusahaan yang akan dibeli untuk
15

menjual sahamnya dengan harga yang tinggi atau pemberian hak untuk

memperoleh saham baru dengan discount yang cukup besar atau bahkan gratis.

Poison pill ini dapat melindungi perusahaan dari pengambilalihan oleh

perusahaan lain apabila dirasa harga penawarannya tidak wajar.

b. Sesudah penawaran

Jika strategi sebelum penawaran ini tidak berhasil melindungi

perusahaan dari pembelian oleh perusahaan lain, maka setelah penawaran

perusahaan masih dapat mengajukan tuntutan dengan dalih antimonopoli

ataupun jika dirasa harga penawaran tidak wajar, perusahaan dapat meminta

untuk dilakukan penawaran yang lebih baik. Cara lain yang dapat dilakukan

adalah menjual sebagian saham perusahaan kepada pihak ketiga atau

menciptakan utang yang semakin besar dengan cara membeli kembali sebagian

saham perusahaan. Bentuk lain untuk membuat perusahaan menjadi tidak

menarik adalah pembuatan kontrak khusus yang menjamin eksekutif bahwa

mereka tidak akan kehilangan pekerjaan atau pemberian kompensasi yang

sangat besar apabila terjadi penggabungan perusahaan. Ini disebut juga dengan

payung emas atau golden parachute. Dengan cara ini tentunya manajer tidak

khawatir akan kehilangan pekerjaan, kalau saja pembelian ini akan dilakukan,

maka manajer akan melakukan negosiasi untuk menentukan harga yang wajar

dan lebih mementingkan kepentingan pemegang saham.


16

5. Leverages Buyouts

Pembelian dengan leverage (leverage buyouts, LBO) adalah pembelian

semua saham atau aktiva perusahaan, anak perusahaan atau divisi perusahaan

oleh sekelompok investor. Pengertian LBO mengacu kepada pengalihan

kepemlikan yang dilakukan melalui hutang. LBO disebut juga pendanaan dasar

aktiva, di mana aktiva digunakan sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman.

Ciri khas LBO adalah pembelian dilakukan dengan kas, bukan dengan saham.

Dalam LBO calon-calon perusahaan yang akan dibeli memiliki ciri yang

serupa. Pertimbangan-pertimbangan dalam menilai perusahaan yang akan

dilibatkan dalam LBO adalah arus kas operasi, kinerja historis dan posisi dalam

pasar, kualitas dan pengalaman manajemen, dan aktiva perusahaan (baik fisik

maupun nama merek mereka.


17

BAB III

PEMBAHASAN

Restrukturisasi PT. Samudra Alam Raya juga melakukan restrukturisasi

terhadap restrukturisasi portofolio, restrukturisasi keuangan, dan restrukturisasi

manajemen. Kondisi ketiga aspek tersebut setelah restrukturisasi dapat dijelaskan

seperti berikut:

A. Portofolio Perusahaan

Restrukturisasi portofolio yang dilakukan oleh PT. Samudra Alam Raya

bertujuan memaksimalkan kinerja perusahaan melalui aset perusahaan, lini bisnis,

divisi dan unit usaha yang telah dilakukan. Dari lini bisnis PT. Samudra Alam Raya

diketahui adanya ekspansi atau pengembangan usaha selain pengangkutan barang dan

penumpang, yang meliputi jasa kargo dan ekspor impor.

Restrukturisasi portofolio juga meliputi divisi PT. Samudra Alam Raya,

dimana jika divisi bisa berfungsi dengan maksimal maka kinerja perusahaan juga

akan meningkat. Setelah adanya restrukturisasi divisi mengalami pemilik perusahaan

tidak dapat menjelaskan satu persatu.

Uraian tugas dan fungsi divisi ekspor impor pada PT. Samudra Alam Raya

adalah sebagai berikut: 1) merencanakan dan mengatur proses ekspor barang agar

dapat berjalan dengan baik. 2) merencanakan dan mengatur proses impor barang-

barang kebutuhan produksi. 3) bertanggung jawab serta berwenang mengambil

kebijaksanaan-kebijaksanaan mengenai ekspor impor.


18

B. Keuangan Perusahaan

Restruktusisasi keuangan adalah penyusunan ulang komposisi modal PT.

Samudra Alam Raya agar kinerja keuangan menjadi lebih sehat dibanding dengan

sebelumnya. Hal senada juga disampaikan oleh manajer keuangan yang menyatakan

bahwa keuangan sekarang lebih teratur, baik pengeluaran maupun pemasukannya,

bisa ditata dan dipantau dengan pasti, transparansi laporan juga diterapkan agar tidak

ada kecurangan sama sekali.Laporan keuangan laba/rugi setelah adanya

restrukturisasi keuangan juga terlihat adanya peningkatan). Mengenai laporan arus

kas PT. Samudra Alam Raya setelah adanya restrukturisasi, diketahui bahwa arus kas

yang ada dalam perusahaan menunjukkan adanya peningkatan kas.

C. Manajemen Perusahaan

Restrukturisasi manajemen atau organisasi merupakan penyusunan ulang yang

dilakukan oleh PT. Samudra Alam Raya pada komposisi manajemen. Dalam hal ini

restrukturisasi berarti perbaikan kinerja yang bisa diperoleh dari pelaksanaan yang

lebih efisien dan efektif, pembagian wewenang yang lebih baik, keputusan yang tidak

berbelit-belit, dan kompetensi staf yang lebih mampu menjawab permasalahan di

setiap unit kerja.

Perubahan ini dilakukan dengan maksud menempatkan orang-orang yang

tepat pada jabatan yang tepat, agar pelaksanaan fungsi juga bisa berjalan dengan

lancar. Struktur organisasi berpengaruh besar terhapap jalannya aktivitas perusahaan.

Seperti pepatah bilang the right man in the right place bahwa orang-orang yang tepat
19

ditempatkan pada posisi yang tepat maka akan membawa dampak positif dan

kelancaran pada kinerja perusahaan. Karena orang yang tepat sudah tentu mau dan

mampu melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik. Struktur organisasi berarti juga

adanya pembagian kerja yang telah ditetapkan.

Perubahan struktur organisasi yang dilakukan tidak diikuti dengan perubahan

tugas dan fungsi. Hal ini berarti bahwa susunan pembagian kerja yang dahulu sudah

cukup baik dan bisa meng-cover semua bagian-bagian kerja yang ada di dalam

perusahaan. Pekerjaan akan menjadi lebih mudah dan ringan apabila dikerjakan

sesuai dengan SOP yang ditetapkan. Karena dengan adanya SOP pekerjaan sudah

ditentukan kemana arah dan tujuannya. Perusahaan melakukan penyesuaian SOP

untuk bagian-bagian tertentu, ditambah dengan divisi-divisi yang baru dibentuk.

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

restrukturisasi manajemen perusahaan memberikan dampak positif. Dilakukannya

perubahan struktur organisasi, serta penyesuaian SOP bagi tiap-tiap divisi tentu akan

memudahkan setiap pekerjaan agar lebih fokus dan terarah.


20

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Restrukturisasi perusahaan bertujuan untuk memperbaiki dan

memaksimalisasi kinerja perusahaan.Perusahaan melakukan pembenahan supaya

segera lepas dari krisis melalui berbagai aspek. Perbaikan-perbaikan tersebut

menyangkut berbagai aspek perusahaan, mulai dari perbaikan portofolio perusahaan,

perbaikan permodalan, perampingan manajemen, perbaikan sistem pengelolaan

perusahaan, sampai perbaikan sumber daya manusia.

Berdasarkan pembahasan terkait PT Samudra Alam Raya Surabaya maka

dapat disimpulkan bahwa, Restrukturisasi organisasi pada PT Samudra Alam Raya

Surabaya sudah dilakukan sesuai dengan kriteria yang tercermin dari tingkat kinerja

suatu perusahaan. Kinerja perusahaan PT Samudra Alam Raya Surabaya dapat

meningkat sesuai dengan yang diharapkan, meskipun dalam pelaksanaannya

peningkatan tersebut berjalan setahap demi setahap, hal ini karena diperlukan waktu

penyesuaian para karyawan untuk mengoptimalkan kinerja mereka sesuai dengan

perubahan yang terjadi karena adanya restrukturisasi organisasi. Sementara untuk

perubahan kinerja sebelum maupun sesudah Restrukturisasi organisasi pada PT

Samudra Alam Raya Surabaya menunjukkan bahwa:


21

1. Restrukturisasi Portofolio menunjukkan adanya penambahan aset perusahaan

dan peningkatan pemanfaat aset yang ada, penambahan lini dan divisi bisnis,

sehingga memperluas usaha bisnis.

2. Restrukturisasi keuangan menunjukkan adanya peningkatan efisiensi dan

efektivitas kinerja keuangan perusahaan sehingga modal perusahaan menjadi

lebih kuat.

3. Restrukturisasi manajemen menunjukkan bahwa penambahan divisi

membawa perubahan pada struktur organisasi yang lebih baik dengan

penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan pada masing-masing bagian dan

unit kerja. Restrukturisasi organisasi pada PT Samudra Alam Raya Surabaya

bertujuan untuk memperbaiki dan memaksimalkan kinerja perusahaan.

Restrukturisasi organisasi yang dilakukan PT. Samudra Alam Raya mampu

memberikan manfaat bagi perusahaan, yang meliputi meningkatnya efisiensi

perusahaan, memperkuat daya saing perusahaan, meningkatkan pertumbuhan lebih

cepat dalam bisnis terutama tingkat pertumbuhan internal, dan meningkatkan

produktivitas aset perusahaan. Namun proses yang ada untuk sementara ini

perusahaan belum menunjukkan perubahan signifikan atas tindakan restrukturisasi

hanya saja dalam hasil akhir yang ditujukan menunjukkan peningkatan.


22

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Asli, Nuryadin, Manajemen Perusahaan. Yogyakarta: Laksbang, (2012).

Djohanputro, Bramantyo, Restrukturisasi Perusahaan Berbasis Nilai, Jakarta, PPM,


(2008).

Ginting, Elvira Dewi, Analisis Hukum Mengenai Reorganisasi Perusahaan dalam


Hukum Kepailitan, Medan: USU Press. 2010.

Hariyani, Iswi.,Serfianto, & Cita, Yustisia Sefiyani. Merger, Konsolidasi, Akuisisi &
Pemisahan Perusahaan: Cara Cerdas Mengembangkan & Memajukan
Perusahaan, Cetakan Pertama. Jakarta: Visimedia. 2011.
Nugroho Riant. & Siahaan, Ricky, Bumi Indonesia: Isu, Kebijakan, dan Strategi,
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2005.

Jurnal

Helmalia, Analisis Strategi akuisisi dan restrukturisasi dalam bisnis perusahaan,


Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan, Vol.1, No.1. 2016.

Steven Leonardo Soegiono dan Eddy Madiono Sutanto, Restrukturisasi Organisasi


Di Pt Samudra Alam Raya Surabaya, Jurnal Agora Vol. 1, No. 3, 2013.

Anda mungkin juga menyukai