Anda di halaman 1dari 5

RESUME SEMINAR INTERNASIONAL

ECONOMICS, BUSINESS INNOVATIONS AND CREATIVITY(EBIC) YANG


MENGUSUNG TEMA “KNITTING SUCCESS IN YOUTH”

Ditulis Oleh :

DIAN INDAH RETNOSIH


NIM. 20101050

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FALKUTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PAMULANG

TANGERANG SELATAN

2023
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pamulang merayakan Dies Natalis dengan berbagai
kegiatan sebagai bentuk syukur atas pencapaian yang telah diraih.

Perhelatan bertajuk Economics, Business Innovations and Creativity (EBIC) yang mengusung
tema “Knitting Success in Youth” digelar sebagai serangkaian kegiatan yang diselenggarakan
untuk memperingati Dies Natalis Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Pamulang.

Dalam seminar internasional tersebut hadir sebagai keynote speaker antara lain, Dr H Sandiaga
Salahudin Uno, BBA MBA dan Prof. Eko Ganis Sukoharsono, SE, MCom (Accy), MCom-Hons,
CSRS, CSRA, CA, Ph.D.

Hadir pula pembicara dari universitas di Asia, antara lain Prof Dr Seck Tan dari Institute of
Technology Singapore, Prof Ouyang Hongbing dari Huazhong University of Science and
Technology (HUST) China, Prof Dr Norhayati Mohamed dari MARA University of Technology
Malaysia.

Dari Universitas Pamulang diwakili Dr Endang Ruhiyat SE MM CSRA, CMA.

Pembahasan dalam seminar yang digelar di auditorium Darsono Kampus Unpam Viktor tersebut
mengenai ” Development Oriented Toward Reducing Carbon Emissions”

Terdapat 18 co-host yang berasal dari 18 universitas di empat negara antara lain Indonesia,
Malaysia, Turki dan Pakistan pada 1st International Seminar and Call for Papers tersebut.

Hadir sebagai keynote speaker pertama, Prof. Eko Ganis Sukoharsono, SE, MCom (Accy),
MCom-Hons, CSRS, CSRA, CA, Ph.D membahas tentang Sustainable Business: The
Development Oriented Toward Reducing Carbon Emissions.

Dalam makalahnya, Professor of Sustainability Accounting dari Universitas Brawijaya tersebut


menyebutkan pembangunan ekonomi berbasis akuntansi berkelanjutan harus dapat menunjukkan
penggunaan sumber daya alam yang dapat diperbarui.

“Yakni dengan cara tidak menguranginya dan merusaknya atau juga tidak mengurangi fungsinya
untuk kemanfaatan dan kepentingan generasi masa yang akan datang,” paparnya.

Dalam makalahnya, Pak Endang Ruhiyat menuliskan Nilai Ekonomi Karbon (Carbon Pricing)
adalah Pemberian harga (valuasi) atas emisi GRK/karbon, dimana hal itu merupakan praktik dari
polluters-pay-principle.

“Sehingga siapapun yang mengeluarkan emisi karbon wajib membayar kompensasi atas polusi
yang dikeluarkan, khususnya bagi industri atau pelaku bisnis,” papar Endang Ruhiyat.

Pak Endang juga menyebutkan ada perdagangan karbon wajib, suatu negara akan menerapkan
mekanisme cap and trade, yaitu dengan menentukan kuota emisi karbon suatu perusahaan dalam
periode tertentu berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.
“Perusahaan yang hasil audit emisi karbonnya berhasil mencapai tingkat emisi di bawah kuota
yang ditetapkan, bisa menjual sisa kuotanya melalui pasar karbon. Sementara perusahaan yang
melebihi kuota, harus membeli kuota emisi dari perusahaan lain atau menghadapi denda yang
besar,” lanjutnya.

Sementara itu, sebagai keynote speaker, Sandiaga Uno membahas tema Transformasi Sektor
Parekraf Menuju Pembangunan Rendah Karbon.

Di awal materi, Menteri yang biasa disapa Bang Sandi itu menyampaikan tentang tiga krisis
lingkungan yang mengancam masa depan bumi dan manusia.

“Yang pertama adalah perubahan iklim. Sekitar 50-75% dari populasi global berpotensi
terdampak kondisi iklim yang mengancam jiwa di tahun 2100. Yang kedua polusi dan kerusakan
lingkungan. Polusi udara dinobatkan sebagai penyebab penyakit dan kematian dini terbesar di
dunia, menyebabkan hingga 4,2 juta kematian tiap tahun. Ketiga hilangnya keanekaragaman
hayati. Saat ini, sekitar 1 juta spesies tumbuhan dan hewan menghadapi ancaman
kepunahan,” papar Sandi

Development oriented toward reducing carbon emissions refers to a focused approach to


economic and social progress that prioritizes actions and strategies aimed at mitigating
greenhouse gas emissions and combating climate change. It recognizes the urgent need to
transition from high-carbon to low-carbon or carbon-neutral practices across various sectors,
such as energy, transportation, industry, and agriculture.

Here are some key aspects and strategies typically associated with development oriented toward
reducing carbon emissions:

Renewable Energy Transition: Emphasizing the adoption and expansion of renewable energy
sources, such as solar, wind, hydro, and geothermal power, to replace fossil fuel-based energy
generation. This includes promoting the deployment of clean energy technologies and investing
in research and development for more efficient and cost-effective solutions.

Energy Efficiency: Focusing on improving energy efficiency in buildings, appliances, and


industrial processes to reduce energy consumption and associated carbon emissions. This can
involve implementing energy-efficient technologies, upgrading infrastructure, and promoting
energy-saving practices.

Sustainable Transportation: Encouraging the shift towards low-carbon transportation systems,


including electric vehicles (EVs), public transportation, biking, and walking. This can involve
expanding charging infrastructure, promoting public transportation networks, and adopting
policies that incentivize clean transportation options.
Green Building and Urban Planning: Promoting sustainable construction practices and energy-
efficient design in buildings and infrastructure. This includes incorporating energy-saving
technologies, using environmentally friendly materials, and implementing urban planning
strategies that prioritize compact, walkable communities with access to public transit.

Circular Economy: Encouraging the transition from a linear "take-make-dispose" model of


production and consumption to a circular economy that focuses on reducing waste, reusing
materials, and recycling. This involves promoting sustainable product design, extending product
lifecycles, and implementing waste management systems.

Sustainable Agriculture and Land Use: Promoting agricultural practices that minimize emissions,
enhance carbon sequestration, and ensure long-term soil health. This includes supporting organic
farming, agroforestry, regenerative agriculture, and reducing deforestation.

Policy and Regulation: Implementing supportive policies, regulations, and economic incentives
to drive the transition toward low-carbon development. This can include carbon pricing
mechanisms, subsidies for renewable energy, tax incentives, and emissions standards.

International Cooperation: Collaborating with other countries and global organizations to address
climate change collectively. This involves sharing knowledge, technology, and financial
resources, as well as participating in international agreements and initiatives, such as the Paris
Agreement.

Development oriented toward reducing carbon emissions recognizes the importance of


sustainable development and the need to decouple economic growth from carbon-intensive
practices. By prioritizing actions to reduce greenhouse gas emissions, such development
pathways aim to mitigate climate change, protect the environment, and build a resilient and
sustainable future for generations to come.
Kesan : Alhamdulillah saya bisa belajar dari banyak kegiatan seminar internasional tersebut.
Meskipun terkendala oleh sinyal, mudah2an bisa mengimplementasikan ilmu yang didapat. 

Pesan : Terima kasih kepada panitia yang sudah bekerja keras untuk menyelenggarakan kegiatan
seminar ini. Semoga kegiatan seminar ini bias jauh lebih baik lagi kedepan nya.

Anda mungkin juga menyukai