Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH RESUME SUMBER DAYA MANUSIA

"Strategic Restructuring & The Virtual Organization"

Dosen Pengampu:
Dra. Tri Mardiana M. Si.

Disusun oleh:

Roy Afrizon Asril 141210027

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2022/2023
A. Strategic Restructuring
1. Pengertian Restrukturisasi
Perusahaan perlu mengevaluasi kinerjanya serta melakukan
serangkaian perbaikan, agar tetap tumbuh dan dapat bersaing. Perbaikan ini
akan dilaksanakan secara terus menerus, sehingga kinerja perusahaan semakin
baik dan dapat terus unggul dalam persaingan, atau minimal tetap dapat
bertahan.
Salah satu strategi untuk memperbaiki dan memaksimalkan kinerja
perusahaan adalah dengan cara restrukturisasi. Restrukturisasi dapat
berarti memperbesar atau memperkecil struktur perusahaan. Menurut
beberapa ahli, definisi restrukturisasi adalah sebagai berikut :
1. David F (1997) “Restrukturisasi, sering disebut sebagai
downsizing atau delayering, melibatkan pengurangan perusahaan di
bidang tenaga kerja, unit kerja atau divisi, ataupun pengurangan
tingkat jabatan dalam struktur organisasierusahaan. Pengurangan
skala perusahaan ini diperlukan untuk memperbaiki efisiensi dan
efektifitas.
2. ”Bramantyo (2004) “Strategi restrukturisasi digunakan untuk mencari
jalan keluar bagi perusahaan yang tidak berkembang, sakit atau
adanya ancaman bagiorganisasi, atau industri diambang pintu
perubahan yang signifikan. Pemilik Umumnya melakukan
perubahan dalam tim unit manajemen, perubahan strategi,atau
masuknya teknologi baru dalam perusahaan. Selanjutnya sering diikuti
oleh akuisisi untuk membangun bagian yang kritis, menjual bagian
yang tidak perlu,guna mengurangi biaya akuisisi secara efektif.
Hasilnya adalah perusahaan yang kuat, atau merupakan transformasi
industri.”
Strategi restrukturisasi memerlukan tim manajemen yang mempunyai
wawasan untuk melihat ke depan, kapan perusahaan berada pada titik
undervalued atau industri pada posisi yang matang untuk transformasi.
Restrukturisasi perusahaan bertujuan untuk memperbaiki dan maksimalisasi
kinerja perusahaan.
2. Tujuan Restrukturisasi
Bramantyo (2004) “Restrukturisasi perusahaan bertujuan untuk
memperbaiki dan maksimalisasi kinerja perusahaan. Bagi perusahaan
yang telah go public,maksimalisasi nilai perusahaan dicirikan oleh
tingginya harga saham perusahaan, dan harga tersebut dapat bertengger
pada tingkat atas. Bertahannya harga saham tersebut bukan permainan
pelaku pasar atau hasil goreng menggoreng saham, tetapi benar-benar
merupakan cermin ekspektasi investor akan masa depan perusahaan.”

3. Jenis-Jenis Restrukturisasi
Bramantyo (2004)
1. Restrukturisasi Portofolio atau Asset
Restrukturisasi portofolio merupakan kegiatan penyusunan
portofolio perusahaan supaya kinerja perusahaan menjadi
semakin baik. Yang termasuk ke dalam portofolio perusahaan
adalah setiap aset, lini bisnis, divisi, unit usaha atau SBU (Strategic
Business Unit), maupun anak perusahaan.
2. Restrukturisasi Modal atau Keuangan
Restrukturisasi keuangan atau modal adalah penyusunan
ulang komposisi modal perusahaan supaya kinerja keuangan menjadi
lebih sehat. Kinerja keuangan dapat dievaluasi berdasarkan laporan
keuangan, yang terdiri dari neraca, rugi/laba,laporan arus kas, dan
posisi modal perusahaan. Berdasarkan data dalam laporan
keuangan perusahaan, akan dapat diketahui tingkat kesehatan
perusahaan. Kesehatan Perusahaan dapat diukur berdasarkan rasio
kesehatan, antara lain tingkat efisiensi(efficiency ratio), tingkat
efektivitas (effectiveness ratio), profitabilitas (profitability ratio),
tingkat likuiditas (liquidity ratio), tingkat perputaran aset (asset
turnover),leverage ratio dan market ratio. Selain itu, tingkat kesehatan
dapat dilihat dari profil risiko tingkat pengembalian (risk return
profile).
3. Restrukturisasi Manajemen atau Organisasi
Restrukturisasi manajemen dan organisasi, merupakan
penyusunan ulang komposisi manajemen, struktur organisasi,
pembagian kerja, sistem operasional, dan hal-hal lain yang berkaitan
dengan masalah manajerial dan organisasi. Dalam hal restrukturisasi
manajemen atau organisasi, perbaikan kinerja dapat diperoleh melalui
berbagai cara, antara lain dengan pelaksanaan yang lebih
efisien dan efektif,pembagian wewenang yang lebih baik sehingga
keputusan tidak berbelit-belit, dan kompetensi staf yang lebih mampu
menjawab permasalahan di setiap unit kerja

4. Bentuk Restrukturisasi Perusahaan


a. Merger
Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana
perusahaan yang memerger mengambil/membeli semua assets dan liabilities
perusahaan yang dimerger dengan begitu perusahaan yang memerger memiliki
paling tidak 50% saham dan perusahaan yang dimerger berhenti
beroperasi dan pemegang sahamnya menerima sejumlah uang tunai atau
saham di perusahaan yang baru, (Brealey, Myers,& Marcus, 1999).
Definisi merger yang lain yaitu sebagai penyerapan dari suatu perusahaan oleh
perusahaan yang lain. Dalam hal ini perusahaan yang membeli akan
melanjutkan nama dan identitasnya. Perusahaan pembeli juga akan mengambil
baik aset maupun kewajiban perusahaan yang dibeli. Setelah merger,
perusahaan yang dibeli akan kehilangan/berhenti beroperasi (Harianto dan
Sudomo, 2001).
Salah satu alternatif untuk melakukan perluasan usaha adalah dengan
cara merger dan consolidation. Merger merupakan penggabungan dua
perusahaan atau lebih, dan nama perusahaan tersebut merupakan salah satu
nama perusahaan dari perusahaan yang bergabung. Sedangkan
consolidation merupakan penggabungan dari dua perusahaan atau lebih,
dan nama perusahaan tersebut hilang kemudian muncul nama baru dari
perusahaan gabungan.
Tujuan dari merger adalah untuk menciptakan perusahaan yang lebih
kuat dan lebih besar, serta menghindari persaingan antar perusahaan sehingga
meningkatkan efisiensi dalam menggunakan sumber daya.Merger terbagi
dalam 3 jenis, yaitu:
a. Horizontal Merger, adalah penggabungan dari dua unit usaha atau
lebih yang memiliki produk sejenis baik barang atau jasa. Hal
ini dilakukan untuk mengurangi persaingan industri,
memperkuat pangsa pasar, dan memperoleh efisiensi biaya
operasional.
b. Vertical Merger, adalah penggabungan antara dua unit usaha
atau lebih yang mempunyai keterkaitan supplier atau
pelanggan. Ini dilakukan untuk lebih menjaga kontinuitas
produksi dan operasi perusahaan.
c. Congeneric Merger, adalah merger antara dua unit usaha atau lebih
dalam industri sejenis yang tidak memiliki keterkaitan supplier atau
pelanggan.
d. Conglomerate Merger, merupakan merger antara dua unit usaha atau
lebih dalam industri yang berbeda dan tidak ada keterkaitan satu sama
lain, sehingga modelini merupakan diversifikasi usaha untuk
mengurangi resiko.
Sebelum melakukan merger, perusahaan juga harus
mempertimbangkan beberapa hal,diantaranya adalah syarat – syarat
yang harus dianalisis terlebih dahulu sebelum melakukan merger. Syarat
– syarat tersebut antara lain:
1. Kondisi keuangan masing-masing.
2. Kecukupan modal.
3. Manajemen, baik sebelum atau sesudah merger.
4. Manfaat bagi konsumen.
Merger mempunyai kelebihan dan kelemahan. Pengambilalihan
melalui merger lebih sederhana dan lebih murah dibanding
pengambilalihan yang lain merupakan kelebihan merger. Sedangkan
kelemahan merger adalah merger harus ada persetujuan dari para pemegang
saham masing-masing perusahaan,sedangkan untuk mendapatkan persetujuan
tersebut diperlukan waktu yang lama.
Dalam perkembangannya, merger secara garis besar dibagi
menjadi dua kelompok yaitu: financial merger dan operating merger.
Financial Merger adalah merger dimana perusahaan yang bersangkutan
masih tetap beroperasi sehingga tidak ada keuntungan sinergi secara
operasional, Sedangkan Operating Merger diarahkanpada penggabungan
operasional kedua unit usaha dengan harapan memperoleh keuntungan
sinergik.

b. Akuisisi
Akuisisi berasal dari sebuah kata dalam bahasa Inggris acquisition
yang berarti pengambilalihan. Kata akuisisi aslinya berasal dari bhs. Latin,
acquisition, dari kata kerja acquirer. Akuisisi adalah pengambilalihan
(takeover) sebuah perusahaan dengan membeli saham atau aset
perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada. Akuisisi bisa juga
pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau oleh kelompok
investor. Akuisisi sering digunakan untuk menjaga ketersediaan pasokan
bahan baku atau jaminan produk akan diserap oleh pasar. Contoh : Aqua
diakuisisi oleh Danone, Pizza Hut oleh Coca-Cola, dan lain-lain. Faktor
yang paling mendasari terjadinya akuisisi adalah motif ekonomi. Transaksi
pembelian tersebut hanya akan terjadi kalau pembelian tersebut
menguntungkan kedua belah pihak. Menguntungkan Pemilik perusahaan
yang dijual dan juga pemilik perusahaan yang membeli.
Kondisi saling menguntungkan tersebut akan terjadi kalau dari peristiwa
akuisisi memperoleh sinergi. Sinergi merupakan nilai gabungan dari
kedua perusahaan tersebut lebih besar dari penjumlahan masing –
masing nilai perusahaan yang digabungkan. Selain sinergi, akuisisi
dilakukan karena 2 alasan yang yang meragukan(dubious). Alasan tersebut
adalah diversifikasi dan jumlah EPS (earnings per share).
Namun, dari konsep CAPM diketahui bahwa diversifikasi tidaklah
menimbulkan manfaat, kareena pasar akan menentukan nilai perusahaan
berdasarkan atas risiko yang tidak bisa dihilangkan dengan
diversifikasi (risiko sistematis).Sedangkan yang terpenting dalam EPS
adalah pertumbuhan EPS bukan jumlah EPS saat ini, karena analisis
dilakukan atas pertimbangan jumlah EPS saat ini.Akuisisi dibagi ada 3
yaitu :
a. Akuisisi horizontal, yaitu akuisisi perusahaan di industri yang
sama dengan perusahaan yang mengakuisisi,
b. Akuisisi vertikal, yaitu akuisisi yang melibatkan perusahaan
dengan tingkatan yang berbeda dalam proses produksi.
c. Akuisisi konglomerasi, yaitu perusahaan yang diakuisisi dan
perusahaan yang mengakuisisi tidak saling berhubungan satu sama
lainnya.
Ada beberapa alasan perusahaan melakukan penggabungan baik
melalui merger maupun akuisisi, yaitu
a. Pertumbuhan atau diversifikasi
Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik
ukuran,pasar saham, maupun diversifikasi usaha dapat melakukan
merger maupun akuisisi. Perusahaan tidak memiliki resiko adanya produk
baru. Selain itu, jika melakukan ekspansi dengan merger dan akuisisi,
maka perusahaan dapat mengurangi perusahaan pesaing atau mengurangi
persaingan.
b. Sinergi
Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala
ekonomi(economies of scale). Tingkat skala ekonomi terjadi
karena perpaduan biaya overhead meningkatkan pendapatan yang lebih
besar daripada jumlah pendapatan perusahaan ketika tidak merger.
Sinergi tampak jelas ketika perusahaan yang melakukan merger berada
dalam bisnis yang sama karena fungsi dan tenaga kerja yang berlebihan
dapat dihilangkan. Sinergi dapat bersumber dari berbagai sebab.Misalnya,
pemanfaatan manajemen, untuk beroperasi lebih ekonomis (operating
economies of scale), untuk pertumbuhan yang lebih cepat, dan
pemanfaatan penghematan pajak. Sinergi dapat berwujud operating maupun
financial synergy.
c. Meningkatkan dana
Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk
melakukan ekspansi internal, tetapi dapat memperoleh dana untuk
melakukan ekspansi eksternal. Perusahaan tersebut menggabungkan
diri dengan perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi sehingga
menyebabkan peningkatan daya pinjam perusahaan dan penundaan
kewajiban keuangan. Hal ini memungkinkanmeningkatnya dana
dengan biaya rendah.
d. Menambah keterampilan manajemen atau teknologi
Beberapa perusahaan tidak dapat berkembang dengan baik karena
tidak adanya efisiensi pada manajemennya atau kurangnya teknologi.
Perusahaan yang tidak dapat mengefisiensikan manajemennya dan tidak
dapat membayar untuk mengembangkan teknologinya, dapat
menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki manajemen atau
teknologi yang ahli.
e. Pertimbangan pajak
Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20
tahun kedepan atau sampai kerugian pajak dapat tertutupi.
Perusahaan yang memiliki kerugian pajak dapat melakukan akuisisi
dengan perusahaan yang menghasilkan laba untuk memanfaatkan
kerugian pajak. Pada kasus ini perusahaan yang mengakuisisi akan
menaikkan kombinasi pendapatan setelah pajak dengan
mengurangkan pendapatan sebelum pajak dari perusahaan yang
diakuisisi.Bagaimanapun merger tidak hanya dikarenakan keuntungan
dari pajak, tetapi berdasarkan dari tujuan maksimalisasi kesejahteraan
pemilik.
f. Meningkatkan likuiditas pemilik
Merger antar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki
likuiditas yang lebih besar. Jika perusahaan lebih besar, maka pasar saham
akan lebih luas dan saham lebih mudah diperoleh sehingga lebih
likuid dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil.
g. Melindungi diri dari pengambilalihan
Hal ini terjadi ketika sebuah perusahaan menjadi incaran
pengambilalihan yang tidak bersahabat. Target firm mengakuisisi
perusahaan lain, dan membiayai pengambilalihan nya dengan hutang,
karena beban hutang ini, kewajiban perusahaan menjadi terlalu
tinggi untuk ditanggung oleh bidding firm yang berminat.

c. Takeover , Tender Offers dan Defenses


● Takeover
Merupakan suatu istilah yang dipakai dalam dunia perbankan
dalam hal pihak ketiga memberi kredit kepada debitur yang bertujuan
untuk melunasi hutang/kreditur kepada kreditur awal dan
memberikan kredit baru kepada debitur sehingga kedudukan pihak
ketiga ini menggantikan kedudukan kreditur awal.
Cara Terjadinya Takeover Ada 2 cara terjadinya takeover , yaitu:
1. Terjadi karena persetujuan (secara langsung)
inisiatif kreditur yaitu kreditur dan pihak ketiga bertemu dan
sama-sama mengetahui bahwa pihak ketiga akan menggantikan
kedudukannya sebagai kreditur atas debitur yang bersangkutan, subrogasi
ini dilakukan dan dinyatakan dengan tegas bersamaan pada waktu
pembayaran, hal ini sesuai dalam pasal 1401(1) KUHPerdata.
2. Terjadi karena undang-undang (secara tidak langsung)
Subrogasi ini diatur dalam pasal 1402 KUHPerdata yang
salah satu ayatnya menyatakan bahwa subrogasi terjadi pada saat seorang
kreditur yang melunasi hutang seorang debitur kepada seorang
kreditur lain yang berdasarkan hakistimewa atau hipotiknya
mempunyai hak yang lebih tinggi daripada krediturpertama.
Jadi dengan adanya sistem takeover ini akan memberikan dampak
positif kepada perusahaan dimana akan terbantu sistem keuangan yang bisa
digunakan untuk kegiatan operasionalnya. Dan bagi perbankan saya kurang
tahu dampak dari take over ini. Tetapi Kalau saya amati dengan adanya
takeover ini maka bank juga merasa diuntungkan yaitu untuk mengurangi
kerugian apabila perusahaan (debitur) tidak sanggup bayar

● Tender Offers
Terjadi ketika sebuah perusahaan membeli saham yang beredar
perusahaan lain tanpa persetujuan manajemen target firm, dan disebut
tender offer karena merupakan hostile takeover. Target firm akan tetap
bertahan selama tetap ada penolakan terhadap penawaran. Banyak tender
offer yang kemudian berubah menjadi merger karena bidding firm berhasil
mengambil alih kontrol target firm.

d. Divestiture
● Pengertian Divestasi
Divestasi adalah pengurangan beberapa jenis aset baik dalam
bentuk finansial atau barang, dapat pula disebut penjualan dari bisnis yang
dimiliki oleh perusahaan. Ini Adalah kebalikan dari investasi pada aset yang
baru.
● Motif Divestasi
Perusahaan memiliki beberapa motif untuk divestasi.
a. Sebuah perusahaan akan melakukan divestasi (menjual) bisnis
yang bukan merupakan bagian dari bidang operasional utamanya
sehingga perusahaan tersebut dapat berfokus pada area bisnis terbaik yang
dapat dilakukannya. Sebagai Contoh, Eastman Kodak, Ford Motor
Company, dan banyak perusahaan lainnya telah menjual berbagai bisnis
yang tidak berelasi dengan bisnis utamanya.
b. Untuk memperoleh keuntungan. Divestasi menghasilkan keuntungan
yang lebih baik bagi perusahaan karena divestasi merupakan usaha untuk
menjual bisnis agar dapat memperoleh uang. Sebagai contoh, CSX
Corporation melakukan divestasi untuk berfokus pada bisnis utamanya
yaitu pembangunan rel kereta api serta bertujuan untuk memperoleh
keuntungan sehingga dapat membayar hutangnya pada saat ini.
c. Kadang-kadang dipercayai bahwa nilai perusahaan yang telah
melakukan divestasi (menjual bisnis tertentu mereka) lebih tinggi daripada
nilai perusahaan sebelum melakukan divestasi. Dengan kata lain, jumlah
nilai aset likuidasi pribadi perusahaan melebihi nilai pasar bila
dibandingkan dengan perusahaan pada saat sebelum melakukan divestasi.
Hal ini memperkuat keinginan perusahaan untuk menjual apa yang
seharusnya bernilai berharga daripada terlikuidasi pada saat sebelum
divestasi.
d. Unit bisnis tersebut tidak menguntungkan lagi. Semakin jauhnya unit
bisnis yang dijalankan dari core competence perusahaan, maka
kemungkinan gagal dalam operasionalnya semakin besar.
● Metode Divestasi
Beberapa perusahaan menggunakan teknologi untuk
memfasilitasi proses divestasi beberapa divisi. Mereka mempublikasikan
informasi tentang divisi mana saja yang ingin mereka jual pada situs resmi
mereka sehingga dapat dilihat oleh perusahaan lain yang sekiranya tertarik
untuk membeli divisi tersebut. Sebagai contoh, Alcoa telah mendirikan
sebuah online showroom yang menampilkan divisi yang mereka jual.
Dengan Melakukan komunikasi secara online, Alcoa telah mengurangi
biaya yang dibutuhkan untuk membiayai divisi yang bergerak pada
hotel, usaha transportasi, dan urusan pertemuan.

e. Leveraged Buyouts
● Pengertian
Leverage by out merupakan pembelian perusahaan atau divisi bisnis
yang teknik pembiayaannya sebagian besar bersumber dari hutang
Mengapa MBS dapat meningkatkan nilai perusahaan?Manajemen
bekerja“under pressure” untuk tidak hanya bisa membayar hutang tetapi
juga mampu menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Jika nantinya
manajer berubah menjadi pemilik, maka ada motivasi yang kuat untuk
bekerja karena keuntungan yang diperoleh perusahaan akan dinikmati
sendiri.
Keadaan perusahaan target yang harus dicapai setelah akuisisi:
1) Adanya peningkatan kinerja manajemen
2) Kemampuan untuk menurunkan memangkas biaya sehingga tercapai
economies of scale dan economies of scope
3) Mampu menghasilkan arus kas yang stabil
4) Mampu mencapai efisiensi penggunaan dana
Karakteristik Perusahaan yang menjadi target LBO
1) Premium Companies
2) Second - tier Companies
3) Troubled Companies
Risiko LBO
1) Risiko Bisnis (Business Risk)
2) Risiko Perusahaan (Corporate Risk)
3) Default Risk

f. Likuidasi
Likuidasi yaitu proses penjualan aktiva non-kas dari
persekutuan karena perusahaan persekutuan sudah tidak
memungkinkan untuk melunasi kewajiban jangka pendek maupun
jangka panjangnya dan operasional perusahaan juga sudah tidak
menguntungkan.Likuidasi ditempuh apabila kreditur berpendapat
bahwa prospek perusahaan tidak lagi menguntungkan. Salah satu hal
yang perlu diperhatikan dalam likuidasi adalah likuidasi mungkin akan
memakan waktu yang lama dan aktiva mungkin akan terpakai dijual dengan
harga murah (distress price). Disamping itu, perusahaan harus melunasi
kewajiban tertentu lebih dahulu, yaitu kewajiban terhadap para
karyawan (gaji yang belum dibayar) dan pemerintah (pajak yang
belum dibayar). Dengan demikian dapat terjadi bahwa akhirnya kreditur
akan menerima jumlah yang relatif sangat kecil dari hasil
penjualan aktiva perusahaan.Tujuan likuidasi
a) Mengkonversi aktiva perusahaan menjadi uang tunai dengan kerugian
minimum dari realisasi aktiva.
b) Untuk menyelesaikan kewajiban yang sah dari persekutuan.
c) Untuk membagikan uang tunai dan tunai dan aktiva lain yang tidak dapat
dicairkan pada masing-masing sekutu dengan cara yang adil.
Tujuan fungsi akuntansi yang terkait dengan likuidasi adalah untuk
menyajikan informasi yang memadai agar aktiva dapat dibagikan secara
adil kepada kreditor dan sekutu dengan memperhatikan
perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian terjadi pergeseran
dari pengukuran rugi laba periodic menjadi penentuan realisasi keuntungan
dan kerugian.
Proses likuidasi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
1) Melalui penyerahan (proses likuidasi yang tidak melalui pengadilan).
Likuidasi penyerahan adalah prosedur informal untuk
melikuidasi hutang, bagi kreditur cara ini lebih menguntungkan
dibanding kepailitan formal karena mereka menerima lebih banyak.
Dilakukan transfer kepemilikan aktiva kepada pihak ketigayang disebut
assignee atau trustee. Assignee diinstruksikan untuk menjual aktiva itu baik
di bawah tangan atau melalui lelang umum dan hasilnya dibagikan kepada
kreditur secara prorata.
2) Melalui kepailitan formal (berdasarkan yurisdiksi suatu pengadilan
khusus).
Likuidasi kepailitan diatur dalam Undang-undang kepailitan yang
mempunyai tiga fungsi penting, yaitu melindungi kreditur dari
kemungkinan penipuan oleh debitur,pembagian aktiva debitur secara adil
kepada para kreditur, menghapuskan semua kewajiban debitur sehingga
yang bersangkutan dapat memulai usaha baru tanpa harus dibebani hutang
terdahulu.

B. Organisasi Virtual
Virtual Organization atau organisasi maya adalah sekelompok grup, orang,
atau institusi dengan beberapa tujuan yang sama mereka melakukan sharing
sumber daya (komputer) untuk memenuhi kebutuhan mereka. Keberhasilan kantor
maya memicu para visioner untuk melihat bagaimana kantor maya dapat diperluas
hingga berlaku bagi keseluruhan perusahaan. Di sebuah organisasi maya (virtual
organization), operasi keseluruhan perusahaan dirancang sedemikian rupa sehingga
menjadi tidak terikat pada lokasi-lokasi fisik.
● Ciri-Ciri Virtual Organization
1. Terdistribusi:
Salah satu ciri utama dari virtual organization adalah anggota
organisasi yang bekerja secara terdistribusi. Mereka dapat berlokasi di
berbagai tempat geografis yang berbeda dan tidak terikat pada satu lokasi fisik
tertentu. Anggota bisa berada di kota yang berbeda, negara yang berbeda, atau
bahkan benua yang berbeda. Keterbatasan geografis tidak menjadi hambatan
dalam virtual organization.
2. Kolaborasi Online:
Dalam virtual organization, kolaborasi antar anggota dilakukan secara
online. Anggota dapat berkomunikasi, berbagi informasi, dan bekerja bersama
menggunakan berbagai alat dan platform online seperti email, pesan instan,
video conference, dan aplikasi kolaborasi. Kolaborasi online ini
memungkinkan anggota untuk bekerja bersama dengan cepat dan efisien tanpa
harus bertemu secara fisik.
3. Fleksibilitas Waktu dan Tempat:
Sebagai ciri yang penting dalam virtual organization, fleksibilitas
waktu dan tempat memungkinkan anggota untuk bekerja pada waktu yang
paling sesuai bagi mereka dan dari tempat mana pun yang mereka pilih. Tidak
ada batasan waktu kerja standar atau keharusan hadir di kantor pada jam kerja
tertentu. Anggota dapat mengatur jadwal kerja mereka sendiri dan bekerja dari
rumah, kafe, atau lokasi lain yang mereka inginkan.
4. Ketergantungan pada Teknologi:
Teknologi informasi dan komunikasi menjadi kunci dalam virtual
organization. Organisasi ini mengandalkan teknologi untuk menghubungkan
anggota, memfasilitasi komunikasi, kolaborasi, dan pertukaran informasi.
Teknologi seperti komputer, internet, perangkat mobile, aplikasi kolaborasi,
dan alat komunikasi online adalah aspek penting yang memungkinkan
operasional dan keterhubungan dalam virtual organization.
5. Keragaman dalam Tim:
Virtual organization dapat melibatkan anggota dari berbagai latar
belakang, budaya, dan keahlian. Hal ini menciptakan keragaman dalam tim,
yang dapat membawa perspektif yang berbeda dan meningkatkan kreativitas
serta inovasi. Keragaman juga dapat meningkatkan pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan dengan sudut pandang yang beragam.

● Komponen-Komponen Pembentuk Organisasi Maya yaitu :


a. Virtual knowledge worker yaitu seorang “personal multimedia” yang
menguasai berbagai aplikasi teknologi informasi, mempunyai berbagai
keterampilan (multi skill), terdidik dan memiliki pengetahuan yang tinggi.
Seorang individu yang efektif memiliki adaptasi, kreativitas dan inovasi yang
tinggi dalam mengelola berbagai pekerjaan menjadi efektif.
b. Virtual Teamwork yaitu suatu tim yang terbentuk dari penggabungan
high-tech dan high-touch yang memiliki performance tinggi. Bill Gates (1999)
menjelaskan tentang virtual teamwork sebagai tim yang terdiri atas
individu-individu yang mampu bekerjasama secara efektif, saling membangun
gagasan bersama, dan mampu bertindak sesuai dengan tujuan bersama melalui
suatu sistem syaraf digital (digital nervous system).
c. Integrated Complex Networks Intelligence yaitu kemampuan tinggi untuk
berintegrasi dalam hubungan yang komplek dan saling silang menyilang dalam
jaringan kerja cerdas. Integrasi ini dicapai karena setiap organisasi saling
tergantung akan dukungan sumber daya dari organisasi lain. Sehingga setiap
organisasi memiliki kemampuan berpikir sistematik tinggi (system thinking).
d. Compleks Matrixs Structure yaitu struktur organisasi yang saling silang
menyilang dan mendatar. Struktur organisasi ini terintegrasi dalam suatu
sistem informasi, sangat terbuka (transparan), real time, sangat fleksibel dan
tanpa dinding (without wall.Faster Learning Organization yaitu organisasi
yang mempunyai kecepatan belajar sangat tinggi. Organisasi virtual dibangun
atas kemampuannya yang tinggi untuk belajar beradaptasi dan proaktif
terhadap perubahan lingkungannya. Hal ini dicapai melalui pengetahuan
organisasi yang terus menerus setiap waktu diperbaharui melalui aplikasi
teknologi informasi yang canggih.
● Langkah-langkah Pembentukan Virtual Organization
1. Penentuan Tujuan dan Visi Organisasi
Langkah pertama dalam membentuk virtual organization adalah
menetapkan tujuan dan visi organisasi secara jelas. Hal ini akan memberikan
arah yang jelas bagi anggota dan memastikan bahwa semua upaya dan
keputusan yang diambil sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai.
2. Pemilihan Anggota dan Definisi Peran serta Tanggung Jawab
Setelah tujuan dan visi ditetapkan, langkah selanjutnya adalah memilih
anggota yang tepat untuk organisasi virtual. Penting untuk memilih individu
yang memiliki keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman yang sesuai
dengan kebutuhan organisasi. Selain itu, peran dan tanggung jawab
masing-masing anggota harus ditetapkan dengan jelas agar ada pemahaman
yang sama mengenai tugas yang harus dilakukan.
3. Pengembangan Kebijakan dan Prosedur Kerja yang Relevan
Virtual organization memerlukan kebijakan dan prosedur kerja yang
terstruktur agar semua anggota dapat bekerja secara efektif dan efisien. Hal ini
termasuk aturan mengenai waktu kerja, komunikasi, kolaborasi, manajemen
proyek, pengambilan keputusan, dan lain sebagainya. Kebijakan dan prosedur
ini harus diperjelas dan disepakati oleh semua anggota agar tercipta
konsistensi dalam operasional organisasi.
4. Pemilihan dan Penerapan Teknologi yang Sesuai
Teknologi informasi dan komunikasi menjadi pondasi utama dalam
virtual organization. Oleh karena itu, penting untuk memilih dan menerapkan
teknologi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Ini dapat mencakup
penggunaan platform video conference, aplikasi kolaborasi online, alat
manajemen proyek, sistem manajemen informasi, dan alat komunikasi online
lainnya. Penerapan teknologi yang tepat akan memudahkan komunikasi,
kolaborasi, dan pengelolaan proyek dalam organisasi virtual.
5. Pembentukan Struktur Komunikasi dan Koordinasi yang Efektif
Dalam virtual organization, penting untuk memiliki struktur
komunikasi dan koordinasi yang efektif. Hal ini dapat meliputi pembagian tim,
pengangkatan pemimpin tim, pembentukan kanal komunikasi, dan jadwal
pertemuan yang teratur. Struktur ini akan membantu memastikan bahwa
semua anggota tetap terhubung, informasi dapat dengan mudah dipertukarkan,
dan koordinasi antara anggota dapat berjalan lancar.
6. Pelatihan dan Pengembangan Anggota untuk Bekerja dalam Konteks
Virtual
Anggota organisasi perlu diberikan pelatihan dan pengembangan yang
sesuai untuk bekerja dalam konteks virtual. Ini dapat mencakup pelatihan
teknis terkait penggunaan alat dan platform online, pelatihan dalam
manajemen waktu dan fleksibilitas, serta pelatihan dalam keterampilan
komunikasi dan kolaborasi virtual. Pelatihan ini akan membantu anggota
mengoptimalkan kinerja mereka dan beradaptasi dengan cara kerja virtual
yang berbeda dari model tradisional.
● Jenis-jenis Virtual Organization:
1. Virtual Teams:
Virtual teams adalah salah satu jenis virtual organization yang terdiri
dari anggota yang bekerja secara terdistribusi dan menggunakan teknologi
untuk berkolaborasi. Anggota tim virtual mungkin berada di lokasi yang
berbeda secara geografis, tetapi mereka tetap terhubung melalui alat
komunikasi online seperti video conference, email, dan pesan instan. Virtual
teams sering digunakan dalam proyek-proyek dengan tim lintas batas atau tim
yang terdiri dari ahli dari berbagai bidang.
2. Virtual Companies:
Virtual companies adalah jenis virtual organization dimana organisasi
tersebut sepenuhnya berbasis virtual dan tidak memiliki kantor fisik. Semua
anggota dan operasi organisasi dilakukan secara online. Virtual companies
seringkali terlibat dalam bisnis online, e-commerce, dan layanan profesional
seperti pemasaran digital, pengembangan perangkat lunak, atau konsultasi
jarak jauh.
3. Virtual Communities:
Virtual communities adalah bentuk virtual organization di mana
anggotanya terhubung melalui platform online dan berbagi minat atau tujuan
tertentu. Anggota komunitas virtual dapat berpartisipasi dalam diskusi, berbagi
informasi, dan kolaborasi dalam konteks yang relevan dengan minat bersama.
Contoh virtual communities termasuk forum online, grup media sosial, atau
platform berbagi pengetahuan.
4. Virtual Networks:
Virtual networks mengacu pada jaringan organisasi yang bekerja
secara terdistribusi dan terhubung melalui teknologi. Jaringan ini dapat terdiri
dari perusahaan, lembaga, atau individu yang berkolaborasi dalam
proyek-proyek bersama atau saling memberikan dukungan. Virtual networks
sering digunakan dalam industri seperti riset dan pengembangan, konsorsium
bisnis, atau asosiasi profesional.
5. Virtual Organizations in Supply Chain:
Virtual organizations in supply chain menggambarkan kolaborasi
antara berbagai pihak dalam rantai pasokan. Ini melibatkan perusahaan,
pemasok, produsen, distributor, dan mitra bisnis lainnya yang bekerja bersama
untuk memenuhi permintaan pelanggan dan memastikan kelancaran aliran
produk atau layanan. Kolaborasi ini terjadi melalui platform dan sistem
berbasis teknologi yang memungkinkan koordinasi dan komunikasi yang
efisien.
● Media yang digunakan dalam Virtual Organization:
1. Video Conference:
Video conference merupakan salah satu media utama yang digunakan
dalam virtual organization. Melalui video conference, anggota dapat
berkomunikasi secara tatap muka secara virtual, melakukan presentasi, diskusi
kelompok, dan pertemuan tim. Platform seperti Zoom, Microsoft Teams, atau
Google Meet umumnya digunakan untuk menyelenggarakan video conference
dalam virtual organization.
2. Email:
Email tetap menjadi alat komunikasi yang penting dalam virtual
organization. Anggota dapat menggunakan email untuk berkomunikasi secara
tertulis, mengirim dan menerima dokumen, serta memberikan instruksi dan
informasi kepada sesama anggota.
3. Pesan Instan:
Aplikasi pesan instan seperti Slack, Microsoft Teams, atau WhatsApp
memungkinkan anggota virtual organization untuk berkomunikasi secara
langsung dan real-time. Pesan instan sangat efektif untuk diskusi cepat,
pertanyaan, atau pengumuman singkat.
4. Aplikasi Kolaborasi Online:
Ada berbagai aplikasi kolaborasi online yang digunakan dalam virtual
organization, seperti Google Drive, Microsoft Office 365, atau Trello. Aplikasi
ini memungkinkan anggota untuk bekerja secara bersama-sama dalam
dokumen, spreadsheet, presentasi, atau tugas terstruktur. Mereka dapat
mengedit, berbagi, dan memberikan umpan balik secara real-time.
5. Platform Proyek dan Manajemen Tugas:
Platform proyek dan manajemen tugas seperti Asana, Jira, atau Trello
membantu anggota dalam mengorganisir dan mengelola tugas, mengatur
tenggat waktu, dan melacak kemajuan proyek. Ini memfasilitasi kolaborasi
dan koordinasi tim dalam virtual organization.
6. Sistem Manajemen Konten:
Sistem manajemen konten seperti SharePoint atau Dropbox digunakan
untuk berbagi dan menyimpan dokumen, file, dan sumber daya lainnya.
Anggota dapat mengakses dan berkolaborasi pada materi yang dibutuhkan
melalui sistem ini.
7. Platform Sosial Media dan Kolaborasi:
Platform sosial media seperti Facebook Groups atau LinkedIn Groups
dapat digunakan sebagai saluran untuk berkomunikasi, berbagi informasi, dan
membangun komunitas dalam virtual organization. Mereka memfasilitasi
diskusi, pertukaran ide, dan kolaborasi yang lebih informal.
● Dampak sosial Virtual Organization:
1. Keterhubungan Global:
Virtual organization memungkinkan anggota dari berbagai latar
belakang dan lokasi geografis yang berbeda untuk bekerja bersama. Hal ini
menciptakan keterhubungan global, di mana anggota dapat saling berinteraksi,
berbagi pengetahuan, dan belajar dari perspektif dan pengalaman yang
berbeda. Ini dapat memperluas jaringan sosial dan menghasilkan kolaborasi
yang lebih luas.
2. Fleksibilitas Kerja:
Dalam virtual organization, anggota memiliki fleksibilitas dalam
mengatur jadwal kerja mereka. Mereka dapat bekerja dari tempat yang mereka
pilih, seperti rumah atau tempat kerja jarak jauh lainnya. Fleksibilitas ini
memberikan kebebasan dalam mengatur keseimbangan antara kehidupan
pribadi dan profesional, serta memungkinkan partisipasi dalam organisasi
tanpa harus terikat pada lokasi fisik tertentu.
3. Penurunan Batasan Geografis:
Virtual organization mengatasi batasan geografis dan memungkinkan
akses ke bakat, keahlian, dan sumber daya yang ada di berbagai lokasi.
Anggota tidak terbatas pada lokalitas tertentu dalam mencari atau
berkontribusi pada pekerjaan. Ini dapat meningkatkan peluang kerja dan
kolaborasi antara individu atau organisasi yang sebelumnya tidak mungkin
terjadi.
4. Pengurangan Dampak Lingkungan:
Dalam virtual organization, dengan adanya kerja jarak jauh dan
kolaborasi online, ada potensi pengurangan dampak lingkungan. Anggota
tidak perlu melakukan perjalanan jauh atau menghabiskan waktu di jalan
untuk mencapai lokasi kerja fisik. Hal ini dapat mengurangi konsumsi bahan
bakar fosil, emisi gas rumah kaca, dan dampak negatif lainnya terhadap
lingkungan.
5. Kebutuhan akan Keterampilan Komunikasi Virtual:
Virtual organization mengharuskan anggota untuk mengembangkan
keterampilan komunikasi virtual yang efektif. Mereka perlu dapat
mengkomunikasikan ide-ide, memahami instruksi dengan jelas, dan
berkolaborasi melalui media dan alat online. Ini melibatkan kemampuan untuk
menulis dengan baik, mengelola pesan secara efisien, dan membangun
hubungan kerja yang kuat melalui saluran komunikasi virtual.
KESIMPULAN
Strategi restrukturisasi memerlukan tim manajemen yang mempunyai wawasan untuk
melihat ke depan, kapan perusahaan berada pada titik undervalued atau industri pada posisi
yang matang untuk transformasi. Restrukturisasi perusahaan bertujuan untuk memperbaiki
dan maksimalisasi kinerja perusahaan.
Virtual Organization atau organisasi maya adalah sekelompok grup, orang, atau
institusi dengan beberapa tujuan yang sama mereka melakukan sharing sumber daya
(komputer) untuk memenuhi kebutuhan mereka. Keberhasilan kantor maya memicu para
visioner untuk melihat bagaimana kantor maya dapat diperluas hingga berlaku bagi
keseluruhan perusahaan. Di sebuah organisasi maya (virtual organization), operasi
keseluruhan perusahaan dirancang sedemikian rupa, sehingga menjadi tidak terikat pada
lokasi-lokasi fisik.

Anda mungkin juga menyukai