Dosen Pengampu:
Dra. Tri Mardiana M. Si.
Disusun oleh:
3. Jenis-Jenis Restrukturisasi
Bramantyo (2004)
1. Restrukturisasi Portofolio atau Asset
Restrukturisasi portofolio merupakan kegiatan penyusunan
portofolio perusahaan supaya kinerja perusahaan menjadi
semakin baik. Yang termasuk ke dalam portofolio perusahaan
adalah setiap aset, lini bisnis, divisi, unit usaha atau SBU (Strategic
Business Unit), maupun anak perusahaan.
2. Restrukturisasi Modal atau Keuangan
Restrukturisasi keuangan atau modal adalah penyusunan
ulang komposisi modal perusahaan supaya kinerja keuangan menjadi
lebih sehat. Kinerja keuangan dapat dievaluasi berdasarkan laporan
keuangan, yang terdiri dari neraca, rugi/laba,laporan arus kas, dan
posisi modal perusahaan. Berdasarkan data dalam laporan
keuangan perusahaan, akan dapat diketahui tingkat kesehatan
perusahaan. Kesehatan Perusahaan dapat diukur berdasarkan rasio
kesehatan, antara lain tingkat efisiensi(efficiency ratio), tingkat
efektivitas (effectiveness ratio), profitabilitas (profitability ratio),
tingkat likuiditas (liquidity ratio), tingkat perputaran aset (asset
turnover),leverage ratio dan market ratio. Selain itu, tingkat kesehatan
dapat dilihat dari profil risiko tingkat pengembalian (risk return
profile).
3. Restrukturisasi Manajemen atau Organisasi
Restrukturisasi manajemen dan organisasi, merupakan
penyusunan ulang komposisi manajemen, struktur organisasi,
pembagian kerja, sistem operasional, dan hal-hal lain yang berkaitan
dengan masalah manajerial dan organisasi. Dalam hal restrukturisasi
manajemen atau organisasi, perbaikan kinerja dapat diperoleh melalui
berbagai cara, antara lain dengan pelaksanaan yang lebih
efisien dan efektif,pembagian wewenang yang lebih baik sehingga
keputusan tidak berbelit-belit, dan kompetensi staf yang lebih mampu
menjawab permasalahan di setiap unit kerja
b. Akuisisi
Akuisisi berasal dari sebuah kata dalam bahasa Inggris acquisition
yang berarti pengambilalihan. Kata akuisisi aslinya berasal dari bhs. Latin,
acquisition, dari kata kerja acquirer. Akuisisi adalah pengambilalihan
(takeover) sebuah perusahaan dengan membeli saham atau aset
perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada. Akuisisi bisa juga
pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau oleh kelompok
investor. Akuisisi sering digunakan untuk menjaga ketersediaan pasokan
bahan baku atau jaminan produk akan diserap oleh pasar. Contoh : Aqua
diakuisisi oleh Danone, Pizza Hut oleh Coca-Cola, dan lain-lain. Faktor
yang paling mendasari terjadinya akuisisi adalah motif ekonomi. Transaksi
pembelian tersebut hanya akan terjadi kalau pembelian tersebut
menguntungkan kedua belah pihak. Menguntungkan Pemilik perusahaan
yang dijual dan juga pemilik perusahaan yang membeli.
Kondisi saling menguntungkan tersebut akan terjadi kalau dari peristiwa
akuisisi memperoleh sinergi. Sinergi merupakan nilai gabungan dari
kedua perusahaan tersebut lebih besar dari penjumlahan masing –
masing nilai perusahaan yang digabungkan. Selain sinergi, akuisisi
dilakukan karena 2 alasan yang yang meragukan(dubious). Alasan tersebut
adalah diversifikasi dan jumlah EPS (earnings per share).
Namun, dari konsep CAPM diketahui bahwa diversifikasi tidaklah
menimbulkan manfaat, kareena pasar akan menentukan nilai perusahaan
berdasarkan atas risiko yang tidak bisa dihilangkan dengan
diversifikasi (risiko sistematis).Sedangkan yang terpenting dalam EPS
adalah pertumbuhan EPS bukan jumlah EPS saat ini, karena analisis
dilakukan atas pertimbangan jumlah EPS saat ini.Akuisisi dibagi ada 3
yaitu :
a. Akuisisi horizontal, yaitu akuisisi perusahaan di industri yang
sama dengan perusahaan yang mengakuisisi,
b. Akuisisi vertikal, yaitu akuisisi yang melibatkan perusahaan
dengan tingkatan yang berbeda dalam proses produksi.
c. Akuisisi konglomerasi, yaitu perusahaan yang diakuisisi dan
perusahaan yang mengakuisisi tidak saling berhubungan satu sama
lainnya.
Ada beberapa alasan perusahaan melakukan penggabungan baik
melalui merger maupun akuisisi, yaitu
a. Pertumbuhan atau diversifikasi
Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik
ukuran,pasar saham, maupun diversifikasi usaha dapat melakukan
merger maupun akuisisi. Perusahaan tidak memiliki resiko adanya produk
baru. Selain itu, jika melakukan ekspansi dengan merger dan akuisisi,
maka perusahaan dapat mengurangi perusahaan pesaing atau mengurangi
persaingan.
b. Sinergi
Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala
ekonomi(economies of scale). Tingkat skala ekonomi terjadi
karena perpaduan biaya overhead meningkatkan pendapatan yang lebih
besar daripada jumlah pendapatan perusahaan ketika tidak merger.
Sinergi tampak jelas ketika perusahaan yang melakukan merger berada
dalam bisnis yang sama karena fungsi dan tenaga kerja yang berlebihan
dapat dihilangkan. Sinergi dapat bersumber dari berbagai sebab.Misalnya,
pemanfaatan manajemen, untuk beroperasi lebih ekonomis (operating
economies of scale), untuk pertumbuhan yang lebih cepat, dan
pemanfaatan penghematan pajak. Sinergi dapat berwujud operating maupun
financial synergy.
c. Meningkatkan dana
Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk
melakukan ekspansi internal, tetapi dapat memperoleh dana untuk
melakukan ekspansi eksternal. Perusahaan tersebut menggabungkan
diri dengan perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi sehingga
menyebabkan peningkatan daya pinjam perusahaan dan penundaan
kewajiban keuangan. Hal ini memungkinkanmeningkatnya dana
dengan biaya rendah.
d. Menambah keterampilan manajemen atau teknologi
Beberapa perusahaan tidak dapat berkembang dengan baik karena
tidak adanya efisiensi pada manajemennya atau kurangnya teknologi.
Perusahaan yang tidak dapat mengefisiensikan manajemennya dan tidak
dapat membayar untuk mengembangkan teknologinya, dapat
menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki manajemen atau
teknologi yang ahli.
e. Pertimbangan pajak
Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20
tahun kedepan atau sampai kerugian pajak dapat tertutupi.
Perusahaan yang memiliki kerugian pajak dapat melakukan akuisisi
dengan perusahaan yang menghasilkan laba untuk memanfaatkan
kerugian pajak. Pada kasus ini perusahaan yang mengakuisisi akan
menaikkan kombinasi pendapatan setelah pajak dengan
mengurangkan pendapatan sebelum pajak dari perusahaan yang
diakuisisi.Bagaimanapun merger tidak hanya dikarenakan keuntungan
dari pajak, tetapi berdasarkan dari tujuan maksimalisasi kesejahteraan
pemilik.
f. Meningkatkan likuiditas pemilik
Merger antar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki
likuiditas yang lebih besar. Jika perusahaan lebih besar, maka pasar saham
akan lebih luas dan saham lebih mudah diperoleh sehingga lebih
likuid dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil.
g. Melindungi diri dari pengambilalihan
Hal ini terjadi ketika sebuah perusahaan menjadi incaran
pengambilalihan yang tidak bersahabat. Target firm mengakuisisi
perusahaan lain, dan membiayai pengambilalihan nya dengan hutang,
karena beban hutang ini, kewajiban perusahaan menjadi terlalu
tinggi untuk ditanggung oleh bidding firm yang berminat.
● Tender Offers
Terjadi ketika sebuah perusahaan membeli saham yang beredar
perusahaan lain tanpa persetujuan manajemen target firm, dan disebut
tender offer karena merupakan hostile takeover. Target firm akan tetap
bertahan selama tetap ada penolakan terhadap penawaran. Banyak tender
offer yang kemudian berubah menjadi merger karena bidding firm berhasil
mengambil alih kontrol target firm.
d. Divestiture
● Pengertian Divestasi
Divestasi adalah pengurangan beberapa jenis aset baik dalam
bentuk finansial atau barang, dapat pula disebut penjualan dari bisnis yang
dimiliki oleh perusahaan. Ini Adalah kebalikan dari investasi pada aset yang
baru.
● Motif Divestasi
Perusahaan memiliki beberapa motif untuk divestasi.
a. Sebuah perusahaan akan melakukan divestasi (menjual) bisnis
yang bukan merupakan bagian dari bidang operasional utamanya
sehingga perusahaan tersebut dapat berfokus pada area bisnis terbaik yang
dapat dilakukannya. Sebagai Contoh, Eastman Kodak, Ford Motor
Company, dan banyak perusahaan lainnya telah menjual berbagai bisnis
yang tidak berelasi dengan bisnis utamanya.
b. Untuk memperoleh keuntungan. Divestasi menghasilkan keuntungan
yang lebih baik bagi perusahaan karena divestasi merupakan usaha untuk
menjual bisnis agar dapat memperoleh uang. Sebagai contoh, CSX
Corporation melakukan divestasi untuk berfokus pada bisnis utamanya
yaitu pembangunan rel kereta api serta bertujuan untuk memperoleh
keuntungan sehingga dapat membayar hutangnya pada saat ini.
c. Kadang-kadang dipercayai bahwa nilai perusahaan yang telah
melakukan divestasi (menjual bisnis tertentu mereka) lebih tinggi daripada
nilai perusahaan sebelum melakukan divestasi. Dengan kata lain, jumlah
nilai aset likuidasi pribadi perusahaan melebihi nilai pasar bila
dibandingkan dengan perusahaan pada saat sebelum melakukan divestasi.
Hal ini memperkuat keinginan perusahaan untuk menjual apa yang
seharusnya bernilai berharga daripada terlikuidasi pada saat sebelum
divestasi.
d. Unit bisnis tersebut tidak menguntungkan lagi. Semakin jauhnya unit
bisnis yang dijalankan dari core competence perusahaan, maka
kemungkinan gagal dalam operasionalnya semakin besar.
● Metode Divestasi
Beberapa perusahaan menggunakan teknologi untuk
memfasilitasi proses divestasi beberapa divisi. Mereka mempublikasikan
informasi tentang divisi mana saja yang ingin mereka jual pada situs resmi
mereka sehingga dapat dilihat oleh perusahaan lain yang sekiranya tertarik
untuk membeli divisi tersebut. Sebagai contoh, Alcoa telah mendirikan
sebuah online showroom yang menampilkan divisi yang mereka jual.
Dengan Melakukan komunikasi secara online, Alcoa telah mengurangi
biaya yang dibutuhkan untuk membiayai divisi yang bergerak pada
hotel, usaha transportasi, dan urusan pertemuan.
e. Leveraged Buyouts
● Pengertian
Leverage by out merupakan pembelian perusahaan atau divisi bisnis
yang teknik pembiayaannya sebagian besar bersumber dari hutang
Mengapa MBS dapat meningkatkan nilai perusahaan?Manajemen
bekerja“under pressure” untuk tidak hanya bisa membayar hutang tetapi
juga mampu menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Jika nantinya
manajer berubah menjadi pemilik, maka ada motivasi yang kuat untuk
bekerja karena keuntungan yang diperoleh perusahaan akan dinikmati
sendiri.
Keadaan perusahaan target yang harus dicapai setelah akuisisi:
1) Adanya peningkatan kinerja manajemen
2) Kemampuan untuk menurunkan memangkas biaya sehingga tercapai
economies of scale dan economies of scope
3) Mampu menghasilkan arus kas yang stabil
4) Mampu mencapai efisiensi penggunaan dana
Karakteristik Perusahaan yang menjadi target LBO
1) Premium Companies
2) Second - tier Companies
3) Troubled Companies
Risiko LBO
1) Risiko Bisnis (Business Risk)
2) Risiko Perusahaan (Corporate Risk)
3) Default Risk
f. Likuidasi
Likuidasi yaitu proses penjualan aktiva non-kas dari
persekutuan karena perusahaan persekutuan sudah tidak
memungkinkan untuk melunasi kewajiban jangka pendek maupun
jangka panjangnya dan operasional perusahaan juga sudah tidak
menguntungkan.Likuidasi ditempuh apabila kreditur berpendapat
bahwa prospek perusahaan tidak lagi menguntungkan. Salah satu hal
yang perlu diperhatikan dalam likuidasi adalah likuidasi mungkin akan
memakan waktu yang lama dan aktiva mungkin akan terpakai dijual dengan
harga murah (distress price). Disamping itu, perusahaan harus melunasi
kewajiban tertentu lebih dahulu, yaitu kewajiban terhadap para
karyawan (gaji yang belum dibayar) dan pemerintah (pajak yang
belum dibayar). Dengan demikian dapat terjadi bahwa akhirnya kreditur
akan menerima jumlah yang relatif sangat kecil dari hasil
penjualan aktiva perusahaan.Tujuan likuidasi
a) Mengkonversi aktiva perusahaan menjadi uang tunai dengan kerugian
minimum dari realisasi aktiva.
b) Untuk menyelesaikan kewajiban yang sah dari persekutuan.
c) Untuk membagikan uang tunai dan tunai dan aktiva lain yang tidak dapat
dicairkan pada masing-masing sekutu dengan cara yang adil.
Tujuan fungsi akuntansi yang terkait dengan likuidasi adalah untuk
menyajikan informasi yang memadai agar aktiva dapat dibagikan secara
adil kepada kreditor dan sekutu dengan memperhatikan
perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian terjadi pergeseran
dari pengukuran rugi laba periodic menjadi penentuan realisasi keuntungan
dan kerugian.
Proses likuidasi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
1) Melalui penyerahan (proses likuidasi yang tidak melalui pengadilan).
Likuidasi penyerahan adalah prosedur informal untuk
melikuidasi hutang, bagi kreditur cara ini lebih menguntungkan
dibanding kepailitan formal karena mereka menerima lebih banyak.
Dilakukan transfer kepemilikan aktiva kepada pihak ketigayang disebut
assignee atau trustee. Assignee diinstruksikan untuk menjual aktiva itu baik
di bawah tangan atau melalui lelang umum dan hasilnya dibagikan kepada
kreditur secara prorata.
2) Melalui kepailitan formal (berdasarkan yurisdiksi suatu pengadilan
khusus).
Likuidasi kepailitan diatur dalam Undang-undang kepailitan yang
mempunyai tiga fungsi penting, yaitu melindungi kreditur dari
kemungkinan penipuan oleh debitur,pembagian aktiva debitur secara adil
kepada para kreditur, menghapuskan semua kewajiban debitur sehingga
yang bersangkutan dapat memulai usaha baru tanpa harus dibebani hutang
terdahulu.
B. Organisasi Virtual
Virtual Organization atau organisasi maya adalah sekelompok grup, orang,
atau institusi dengan beberapa tujuan yang sama mereka melakukan sharing
sumber daya (komputer) untuk memenuhi kebutuhan mereka. Keberhasilan kantor
maya memicu para visioner untuk melihat bagaimana kantor maya dapat diperluas
hingga berlaku bagi keseluruhan perusahaan. Di sebuah organisasi maya (virtual
organization), operasi keseluruhan perusahaan dirancang sedemikian rupa sehingga
menjadi tidak terikat pada lokasi-lokasi fisik.
● Ciri-Ciri Virtual Organization
1. Terdistribusi:
Salah satu ciri utama dari virtual organization adalah anggota
organisasi yang bekerja secara terdistribusi. Mereka dapat berlokasi di
berbagai tempat geografis yang berbeda dan tidak terikat pada satu lokasi fisik
tertentu. Anggota bisa berada di kota yang berbeda, negara yang berbeda, atau
bahkan benua yang berbeda. Keterbatasan geografis tidak menjadi hambatan
dalam virtual organization.
2. Kolaborasi Online:
Dalam virtual organization, kolaborasi antar anggota dilakukan secara
online. Anggota dapat berkomunikasi, berbagi informasi, dan bekerja bersama
menggunakan berbagai alat dan platform online seperti email, pesan instan,
video conference, dan aplikasi kolaborasi. Kolaborasi online ini
memungkinkan anggota untuk bekerja bersama dengan cepat dan efisien tanpa
harus bertemu secara fisik.
3. Fleksibilitas Waktu dan Tempat:
Sebagai ciri yang penting dalam virtual organization, fleksibilitas
waktu dan tempat memungkinkan anggota untuk bekerja pada waktu yang
paling sesuai bagi mereka dan dari tempat mana pun yang mereka pilih. Tidak
ada batasan waktu kerja standar atau keharusan hadir di kantor pada jam kerja
tertentu. Anggota dapat mengatur jadwal kerja mereka sendiri dan bekerja dari
rumah, kafe, atau lokasi lain yang mereka inginkan.
4. Ketergantungan pada Teknologi:
Teknologi informasi dan komunikasi menjadi kunci dalam virtual
organization. Organisasi ini mengandalkan teknologi untuk menghubungkan
anggota, memfasilitasi komunikasi, kolaborasi, dan pertukaran informasi.
Teknologi seperti komputer, internet, perangkat mobile, aplikasi kolaborasi,
dan alat komunikasi online adalah aspek penting yang memungkinkan
operasional dan keterhubungan dalam virtual organization.
5. Keragaman dalam Tim:
Virtual organization dapat melibatkan anggota dari berbagai latar
belakang, budaya, dan keahlian. Hal ini menciptakan keragaman dalam tim,
yang dapat membawa perspektif yang berbeda dan meningkatkan kreativitas
serta inovasi. Keragaman juga dapat meningkatkan pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan dengan sudut pandang yang beragam.