Anda di halaman 1dari 6

RMK

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN


CORPORATE RESTRUCTURING AND FINANCIAL INFORMATION

OLEH :

Kelompok 3

Putu Wira Sugiantara (1881611031)


I Nyoman Arsana (1881611039)
I Gusti Ngurah Widay Wijaksana (1881611046)
Made Agus Entara (1881611049)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
A. PENDAHULUAN
Perusahaan perlu mengevaluasi kinerjanya serta melakukan serangkaian perbaikan,
agar tetap tumbuh dan dapat bersaing. Perbaikan ini akan dilaksanakan secara terus
menerus, sehingga kinerja perusahaan makin baik dan dapat terus unggul dalam
persaingan, atau minimal tetap dapat bertahan. Salah satu strategi untuk memperbaiki
dan memaksimalkan kinerja perusahaan adalah dengan cara restrukturisasi.
Restrukturisasi merupakan tindakan atau kegiatan untuk merubah struktur perusahaan
dengan tujuan untuk memperbaiki dan memaksimalisasi kinerja perusahaan.
Restrukturisasi perusahaan bertujuan untuk memperbaiki dan memaksimalisasi kinerja
perusahaan. Perusahaan melakukan pembenahan supaya segera lepas dari krisis melalui
berbagai aspek. Perbaikan-perbaikan tersebut menyangkut berbagai aspek perusahaan,
mulai dari perbaikan portofolio perusahaan, perbaikan permodalan, perampingan
manajemen, perbaikan sistem pengelolaan perusahaan, sampai perbaikan sumber daya
manusia. Restrukturisasi perusahaan sebetulnya tak harus menunggu perusahaan
menurun, namun dapat dilakukan setiap kali, agar perusahaan dapat bersaing dan
tumbuh berkembang. Dalam keadaan normal, perusahaan perlu melakukan
pembenahan dan perbaikan supaya dapat terus unggul dalam persaingan, atau paling
tidak dapat bertahan. Restrukturisasi dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
- Restrukturisasi portofolio/asset.
Restrukturisasi portofolio merupakan kegiatan penyusunan portofolio perusahaan
supaya kinerja perusahaan menjadi semakin baik, dimana yang termasuk ke dalam
portofolio perusahaan adalah setiap aset, lini bisnis, divisi, unit usaha atau SBU
(Strategic Business Unit), maupun anak perusahaan.

- Restrukturisasi modal atau keuangan.


Restrukturisasi modal atau keuangan adalah penyusunan ulang komposisi modal
perusahaan supaya kinerja keuangan menjadi lebih sehat. Kesehatan perusahaan
dapat diukur berdasarkan rasio kesehatan, yang antara lain: tingkat efisiensi
(efficiency ratio), tingkat efektifitas (effectiveness ratio), profitabilitas
(profitability ratio), tingkat likuiditas (liquidity ratio), tingkat perputaran aset
(asset turn over), leverage ratio dan market ratio. Selain itu, tingkat kesehatan
dapat dilihat dari profil risiko tingkat pengembalian (risk return profile).

- Restrukturisasi manajemen/organisasi.
Restrukturisasi manajemen dan organisasi, merupakan penyusunan ulang
komposisi manajemen, struktur organisasi, pembagian kerja, sistem operasional,
dan hal-hal lain yang berkaitan dengan masalah managerial dan organisasi.
Menurut Adler (2011) restrukturisasi dapat dikelompokkan menjadi empat
kelompok besar, yaitu yang pertama restrukturisasi aset meliputi akuisisi, merger,
divestasi. Kedua, restrukturisasi kepemilikan meliputi spin-off, split-ups, equity
carve-out. Ketiga, restrukturisasi hutang meliputi exchange offers, kebangkrutan,
likuidasi. Keempat, restrukturisasi joint venture.
Ada berbagai macam alasan perusahaan melakukan restrukturisasi. Alasan tersebut
antara lain:

a. Masalah Hukum/desentralisasi
b. Masalah Hukum/monopoli
c. Tuntutan pasar
d. Masalah Geografis
e. Perubahan kondisi perusahaan
f. Hubungan holding-anak perusahaan
g. Masalah Serikat Pekerja
h. Perbaikan image korporasi
i. Fleksibilitas Manajemen
j. Pergeseran kepemilikan
k. Akses modal yang lebih baik

B. SUMBER – SUMBER NILAI DALAM RESTRUKTURISASI PERUSAHAAN


Dalam merestrukturisasi perusahaan terdapat beberapa nilai potensial (baik kepada
pemegang saham maupun manajemen) yaitu:
1. Kesempatan Kerja
Dalam hal ini terdapat cara yaitu dengan memanfaatkan kekuatan pasar dan
membeli opsi pada prospek pertumbuhan masa depan perusahaan yang memiliki
potensial akan melesat tinggi. Contoh yang dapat diambil yakni memanfaatkan
kekuatan pasar yakni demi memperoleh tingkat pengembalian yang kompetitif dan
diatas pesaingnya, maka dua perusahaan yang merger dapat mengadopsi
kebijaksanaan harga yang dapat memungkinkan hal tersebut. Ada beberapa alasan
strategi mengapa perusahaan melakukan merger yaitu untuk meningkatkan
pertumbuhan, mendominasi pasar, maupun mengurangi risiko dalam persaingan.

2. Synergy dan Reverse Synergy


Banyak pernyataan yang bermunculan ketika akuisisi mengacu pada keuntungan
sinergis dari kombinasi dua entitas. Terkadang muncul pernyataan bahwa
perusahaan-perusahaan besar yang terdiversifikasi memberlakukan aturan birokrasi
pada anak perusahaan masing-masing dan bahwa aturan-aturan menghambat
pengambilan keputusan oleh manajemen di anak perusahaan tersebut. Manajemen
akan lebih termotivasi dengan terciptanya perusahan-perusahaan yang terpisah
dengan anak perusahaan, karena skema insentif yang baru akan lebih
mencerminkan sifat bisnis mereka.

3. Peningkatan Efektivitas Manajerial


Dengan restrukturisasi perusahaan maka keuntungan lainnya yang di dapat adalah
peningkatan efektivitas manajerial. Sebagai contoh yakni dengan melakukan
akuisisi manajer yang sebelumnya bekerja dengan cara yang stadar, akan diganti
dengan manajer yang lebih efektif. Karena disiplin yang dijalankan oleh manajer
merupakan salah satu argumen untuk mempromosikan pasar aktif dalam akuisisi.

4. Mengeksploitasi Kesalahan Harga Saham pada Pasar Modal


Cerita kesalahan harga pasar tampaknya salah satu yang diyakini oleh eksekutif
perusahaan. Penggabungan membutuhkan proses penilaian ekuitas perusahaan dan
pada saat itulah diharapkan ditemukan penyebab kesalahan pemberian harga pada
saham suatu perusahaan terutama yang undervalue.

5. Sumber-Sumber Lain
Banyak pihak yang secara potensial dipengaruhi oleh aktivitas restrukturisasi
perusahaan yakni pemegang saham, pemegang obligasi, karyawan dan pelanggan.
Kesimpulan yang diperoleh adalah pada aktivitas merger, dalam setiap
restrukturisasi tunggal pemilik menawar dari pihak yang terkena dampak tentang
bagaimana mempengaruhi setiap peningkatan nilai transaksi restrukturisasi
korporasi akan didistribusikan. pemegang saham dari perusahaan yang di merger
nampak memperoleh sebagian kenaikan nilai saham yang diakibatkan oleh aktivitas
ini. Pemegang saham dari perusahaan yang diakuisisi muncul untuk menangkap
bagian yang cukup besar dari selisih nilai dari merger tersebut.

C. SUMBER – SUMBER INFORMASI MENGENAI NILAI PERUSAHAAN


Berikut ini merupakan sumber-sumber informasi yang mungkin dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan merestrukturisasi perusahaan:

1. Pasar Sekuritas Terorganisir


Informasi langsung yang bisa diperoleh adalah dari saham perusahaan yang
diperdagangkan secara umum. Terdapat beberapa alasan mengapa suatu perusahaan
mau menawar lebih tinggi dari harga yang beredar di pasar:

a) Pengakuisisian atau pembelian diharapkan mampu menambah nilai tambah


pada perusahaan dalam hal peningkatan efektivitas manajemen.

b) Pihak penawar mungkin memiliki akses untuk informasi pribadi yang mereka
terima yang tidak mencerminkan harga pasar saham saat ini

c) Pasar telah mengabaikan informasi yang disediakan dan pengambilalihan


berusaha untuk mengeksploitasi pasar modal yang undervalue.

d) Perusahaan penawar telah membuat kesalahan dalam hal analisis penilaiannya,


atau sedang mengejar strategi untuk memaksimalkan ukuran perusahaan
daripada kapitalisasi pasar.
2. Pasar sebagai Kontrol Perusahaan
Informasi langsung mengenai nilai perusahaan diperoleh pada saat telah adanya
penawar yang telah menanti selagi entitas perusahaan tersebut dinilai. Penawaran
tersebut mencerminkan informasi mengenai setidaknya nilai yang bersedia dibayar
oleh perusahaan lain. Sebagai contoh yakni apabila sudah ada satu tawaran yang
luar biasa untuk sebuah perusahaan, tawaran yang mengungkapkan informasi
tentang nilai minimum tempat lain perusahaan pada kandidat akuisisi. Faktor yang
harus dipertimbangkan jika ada perbedaan antar nilai kenaikan potensial dari
akuisisi. Informasi tidak langsung muncul saat perusahaan yang dibandingkan
diperdagangkan. Pada industry yang memiliki rate tinggi untuk aktivitas akuisisi,
harga yang bersedia dibayar untuk akuisisi tersebut memberikan informasi yang
berguna tentang premium masa depan.

3. Nilai Aktiva individu dan Kewajiban


Dalam sejumlah kasus, nilai perusahaan dapat deterministik berasal dari nilai aktiva
dan kewajiban masing-masing Nilai suatu perusahaan secara deterministic bisa
diturunkan dari nilai aktiva dan hutang individual.

4. Analisis Multiple-Based
Dalam beberapa konteks, peraturan praktis telah berkembang dalam negosiasi,
akuisisi atau divestasi, sebagai contoh yaitu:
- Harga beli perusahaan tv kabel seringkali dinyatakan dalam istilah kelipatan
standar dari jumlah pelanggannya
- Harga beli dari penyewaan kompleks apartemen seringkali dinyatakan dalam
istilah kelipatan standar dari pembayaran tahunan sewanya.

D. DISTRIBUSI NILAI PERUSAHAAN


Asumsikan seorang manajer ingin membuat keputusan restruskturisasi perusahaan
untuk memaksimalkan nilai pasar ekuitas pemegang sahamnya. Pada saat menganalisa
spesifikasi suatu transaksi mempengaruhi nilai pasar, sebuah asumsi harus dibuat
bagaimana pasar modal memberikan harga pada ekuitas dan surat-surat berharga
lainnya. Asumsi ini akan mempengaruhi analis dalam dua cara:

1) Menentukan atribut yang akan disertakan dalam latihan penilaian.


2) Menentukan atribut untuk mengecualikan dari latihan penilaian.
E. VARIABEL KEUANGAN DAN ANALISIS SEBELUM MERGER :
Karakteristik dari Perusahaan yang ingin di-peroleh dan yang tidak ingin di-
peroleh
Terdapat 2 pendekatan analisis yang digunakan, yakni :

a. Analisis Klasifikasi
Berfokus pada karakteristik keuangan dan lainnya dari perusahaan yang diakuisisi
daripada perusahaan yang tidak diakuisisi. Perbandingan telah dibuat di kedua
tunggal-variabel (univariat) dan multi-variabel (multivariat) tingkat.

b. AnalisisPrediktif
Berfokusa pada memprediksi mana perusahaan akan kemudian menjadi target
akuisisi dan mengembangkan strategi trading berdasarkan berdasarkan prediksi
ini.

F. VARIABEL KEUANGAN DAN ANALISIS SETELAH MERGER : Kinerja dari


Perusahaan yang di-peroleh
Penelitian yang dilakukan Meek’s (1977) mengenai profitabilitas dari perusahaan di
United Kingdom yang merger pada periode 1964-1972, menyimpulkan bahwa pada
tahun-tahun setelah merger dilaporkan adanya penurunan secara rata-rata. Kemudian
Mueller (1980) melakukan penelitian tentang pengaruh merger terhadap profitabilitas
akuntansi dari perusahaan yang akusisi, di Belgia, Jerman, Perancis, Belanda, dan
Swedia. Mueller menarik kesimpulan bahwa tidak ada pola konsisten baik yang
mengenai peningkatan atau penurunan keuntungan yang bisa di klaim pada ke tujuh
negara yang diteliti. Merger akan nampak menghasilkan sedikit peningkatan disini dan
penurunan kinerja disana. Apabila perlu ditarik generalisasi, maka itu adalah bahwa
merger memiliki pengaruh yang tidak cukup besar, keatas maupun kebawah, dalam hal
keuntungan perusahaan yang demerger pada tiga atau lima tahun yang akan dating.
Efisiensi ekonomi yang menguntungkan dari merger akan nampak kecil.

Anda mungkin juga menyukai