Anda di halaman 1dari 15

CURRENT ISSUE

(REORGANISASI DAN RESTUKTURISASI, LEASING DAN LIKUIDASI)


(Kartini T, NIM. 0016.DIM.29.2021)

BAB I
PENDAHULUAN

Manajemen Keuangan Perusahan merupakan hal yang sangat


penting dalam menjalankan sebuah bisnis. Dengan manajemen yang
baik, diharapkan perusahaan mampu mendapatkan laba yang maksimal.
Berbicara mengenai manajemen keuangan perusahaan yang merupakan
mata kuliah inti di bidang ilmu manajemen yang mengupas secara detil
teori-teori yang ada dalam ilmu manajemen keuangan.
Dalam perkembangan bisnis, perusahann mungkin akan
termotivasi untuk mempunyai banyak unit kegiatan yang merupakan
unit-unit usaha yang berdiri sendiri (independent), atau mengkin juga
bisa merupakan suatu bagian yang hanya sebagai pelaksana keputusan-
keputusan “Kantor Pusat”.
Bentuk apapun yang kemungkinan akan ditempuh oleh
perusahaan, suatu saat perusahaan pasti akan menghadapi suatu
permasalahan dalam hal kesulitan dalam bidang pengendalian unit-unit
usahanya misalnya adanya keanekaragaman dari unit usaha yang
dijalankan oleh perusahaan, tradeoff antara kecepatan pengambilan
keputusan dan pengendalian.
Adanya permasalahan-permasalahan ini, kemungkinan besar akan
mendorong perusahaan untuk melakukan kegiatan restrukturisasi,
sebaliknya ada kecenderungan bahwa kegiatan operasi perusahaan tidak
selamanya mampu untuk mengikuti dan beradaptasi dengan perubahan
lingkungan bisnis yang terjadi di pasar.
Apabila kondisi semacam ini yang dihadapi oleh perusahaan, maka
sudah dapat dipastikan bahwa perusahaan akan mengalami kesulitan di
bidang keuangan, karena pendapatan dari kegiatan operasi perusahaan
tidak cukup untuk menutupi biaya operasional.
Hal ini kemudian mendorong perusahaan untuk memperkecil
kegiatan operasinya. Perusahaan tidak selalu berjalan sesuai dengan
rencana ada situasi tertentu, perusahaan mungkin akan mengalami
kesulitan likuidasi tidak bias bayar gaji pegawai, bunga hutang, jika
tidak diselesaikan dengan benar, kesulitan kecil tersebut bias
berkembang menjadi kesulitan yang lebih besar, dan bisa sampai pada
likuidasi. Penyebab kesulitan keuangan dan kebangkrutan cukup
bervariasi, jenis industry sendiri mempengaruhi penyebab kegagalan
usaha. Ada sector usaha yang relative mudah dikerjakan, ada yang sulit
segagalan bisnis juga bervariasi tergantung umur usaha.
Restrukturisasi, Reorganisasi, dan Likuidasi perusahaan adalah
tiga pendekatan yang seringkali digunakan untuk melakukan tindakan
terhadap perusahaan yang kinerjanya kurang bagus. Kesulitan proses
pendekatan tersebut timbul karena berkaitan dengan beberapa hal,
antara lain:
 Jenis usaha yang sangat beraneka ragam,
 Masalah trade-off antara kecepatan pengambilan keputusan dan
pengendalian.
Faktor kombinasi juga dapat mengakibatkan kesulitan keuangan
bagi perusahaan. Bagaimana keputusan yang perlu diambil? Bagaimana
konsekuensi bagi pihak-pihak yang menanamkan dananya di
perusahaan tersebut?
Dengan demikian kita harus memahami apa dan bagaimana
tentang Reorganisasi dan restukturisasi, leasing dan likuidasi dalam
suatu perusahan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. RESTRUKTURISASI PERUSAHAAN

Restrukturisasi adalah kegiatan untuk merubah struktur


perusahaan. Dengan demikian, pengertian restrukturisasi sebenarnya
dalam artian makin membesar atau makin ramping. Bila diartikan dalam
pengertian yang pertama, maka restrukturisasi perusahaan
merger akuisisi juga merupakan upaya untuk melakukan
restrukturisasi.
Perusahaan bisa berkembang menjadi korporasi (corporation), yaitu
perusahaan yang mempunyai banyak unit kegiatan. Unit-unit kegiatan
tersebut adalah suatu divisi yang relatif independen. Tapi mungkin juga
merupakan suatu bagian yang hanya sebagai pelaksana keputusan-
keputusan kantor pusat. Apapun tingkat kebebasan (degree of
independence) dari unit-unit tersebut, perusahaan mungkin suatu ketika
menghadapi kesulitan dalam mengendalikan unit-unit tersebut.
Masalah-masalah ini bisa menyebabkan korporasi melakukan
restrukturisasi.
Demikian juga dalam operasinya perusahaan tidak selalu mampu
berkembang dengan baik. Kadang-kadang perusahaan terpaksa
‘memperkecil diri’ agar mampu bertahan. Atau bahkan terpaksa bahkan
membubarkan diri karena kerugian terus menerus yang diderita dan juga
alasan keuangan.
Ada dua alasan perusahaan melakukan restrukturisasi adalah:
 Alasan pertama, perusahaan menanggung biaya operasi yang lebih
dari penghasilan operasinya.
 Kedua, perusahaan menghadapi kesulitan keuangan karena beban
keuangan tetap yang terlalu besar.

3
Bisa jadi, dari sisi operasional masih menghasilkan keuntungan
operasi, tapi laba operasi tersebut tidak mampu untuk memenuhi
kewajiban finansialnya. Perusahaan yang melakukan integrasi vertikal,
jelas melakukan restrukturisasi bisnisnya. Dengan cara tersebut
restrukturisasi perseroan terbatas (perusahaan) dapat mengamankan
sumber bahan baku, dan atau distribusi hasil produksinya.

Jenis Restrukturisasi Perusahaan


Restrukturisasi perusahaan ataupun restrukturisasi organisasi
dapat dilakukan dengan:
1. Melakukan penjualan unit-unit kegiatan (sell off)
Korporasi yang mempunyai unit kegiatan yang sangat beraneka
ragam, mungkin suatu ketika merasa bahwa di antara unit-unit
tersebut ada yang tidak bekerja secara ekonomis. Penyebabnya
dapat beraneka ragam, salah satunya adalah tingkat kegiatannya
terlalu rendah sehingga sulit mencapai economies of scale-nya.
Penyebab lainnya karena bukan berada pada core bisnisnya,
korporasi kemudian kurang memperhatikan unit tersebut. Bila
unit kegiatan ini dirasa membebani korporasi, maka unti tersebut
dapat dijual baik secara tunai maupun pembayaran saham.
2. Pemisahan unit-unit kegiatan dan kegiatan korporasi (spin-off)
Cara spin-off dilakukan bila unit kegiatan tersebut kemudian
dipisahkan dari korporasi dan berdiri sebagai suatu perusahaan
yang terpisah. Dengan demikian, perusahaan tersebut akan
mempunyai direksi sendiri, dan independen dalam mengambil
keputusan. Kepemilikan perusahaan baru tersebut berada di
tangan para pemilik (pemegang saham) korporasi, dan proporsi
kepemilikan dilakukan secara pro-rata.
3. Going Private
Beberapa perusahaan berpendapat bahwa go public dinilai
membebani perusahaan dan direksi. Mereka berpendapat bahwa

4
biaya untuk listing di suatu bursa dirasa terlalu berat. Keharusan
memenuhi berbagai ketentuan dan peraturan badan pengawas
pasar modal dirasa merepotkan dan memberatkan. Direksi
kemudian cenderung sangat memperhatikan kinerja keuangan
triwulan depan, semester depan,  atau tahun depan, agar harga
saham tidak turun. Dengan demikian perhatian akan laba jangka
panjang sebagai hasil riset dan pengembangan produk terabaikan.
Direksi tidak mempunyai kebebasan terhadap penggunaan laba
yang diperoleh. Karena badan pengawas pasar modal akan
mengingatkan pembayaran dividen sesuai dengan janji dalam
prospektus. Sebagai akibatnya, beberapa perusahaan memutuskan
untuk going private. Perusahaan yang semula telah terdaftar di
bursa, kemudian saham-sahamnya dibeli oleh direksi dan
koleganya. Dan perusahaan kemudian tidak lagi terdaftar di bursa.
Salah satu contoh perusahaan yang going private adalah Levi
Strauss.
4. leverage buy out
Untuk membeli kembali saham-saham yang semula dimilki oleh
para anggota masyarakat. Para direksi yang memutuskan akan go
private bisa menggunakan bantuan dana pihak ketiga. Bila cara ini
ditempuh, maka dilakukan apa yang disebut dengan leverage buy-
out. Ini berarti bahwa saham-saham tersebut dibeli dengan uang
pinjaman. Pinjaman tersebut dijamin oleh aktiva dan arus kasa
perusahaan, sehingga setelah leverage buy-out, perusahaan akan
mempunyai hutang.

B. REORGANISASI PERUSAHAAN

Reorganisasi perusahaan adalah upaya yang dilakukan


perusahaan untuk agar kinerjanya tidak semakin menurun karena suatu
hal. Sedangkan Dis-organisasi adalah kebalikannya. Dalam situasi
ekonomi dan bisnis yang tidak menggembirakan, perusahaan seiring

5
terpaksa harus bertahan dengan apa yang telah ada. Atau memperkecil
diri, agar tidak mengalami kesulitan yang makin parah. Reorganisasi
dalam aspek finansial dilakukan untuk memperkecil beban finansial
yang tetap sifatnya.
Dengan demikian asumsinya adalah bahwa perusahaan masih
mempunyai kemampuan operasional yang baik. Ini berarti bahwa
kegiatan operasi masih mampu menutup biaya-biaya operasi.

Proses Reorganisasi Perusahaan


Sebelumnya telah disebutkan bahwa reorganisasi perusahaan bisa
dilakukan jika perusahaan masih mampu membiayai beban operasi
variabelnya. Bila biaya operasi variabel sudah lebih besar dari
penghasilan, maka situasi sudah sangat parah. Reorganisasi finansial
tidak akan cukup untuk menolong perusahaan. Perusahaan perlu
melakukan reorganisasi operasional.
Hal ini berarti bahwa perusahaan perlu:
 mengganti mesin-mesin dengan jenis yang lebih efisien,
 mengurangi tenaga kerja, dan
 memotong berbagai biaya yang mungkin dipotong.
Dengan demikian keputusan-keputusan tersebut akan
menimbulan kebutuhan dana yang cukup besar pada tahap-tahap awal.
Seringkali dana pihak ketiga diperlukan atau perlu tambahan modal
sendiri. Kebutuhan dana yang cukup besar tersebut akan dipergunakan
untuk mengganti mesin lama dengan mesin baru yang lebih efisien.
Selain itu akan dipergunakan untuk biaya pengurangan jumlah tenaga
kerja dengan uang pesangonnya.

Metode Reorganisasi Perusahaan


Untuk menyelamatkan perusahaan diperlukan pengorbanan
semua pihak, antara lain:
 pemilik,
 kreditur,

6
 karyawan,
 supplier, dan
 pemerintah, meskipun pemiliklah yang bertanggung jawab
terakhir.
Kreditur mungkin terpaksa kehilangan sebagian tagihannya, bisa
jadi harus merubah kreditnya menjadi penyertaan. Pemilik modal sendiri
mungkin harus kehilangan kepemilikannya atas perusahaan tersebut.
Secara keseluruhan para kreditur mungkin harus bersedia menerima
jumlah yang lebih sedikit daripada tagihan semula. Cara semacam ini
dipilih bila dinilai lebih baik dari pada lewat proses likuidasi. Jika dalam
restrukturisasi perusahaan kita mengenal 3 pilar restrukturisasi kredit.
Maka dalam melakukan reorganisasi finansial, kita juga mengenal 3 (tiga)
langkah yang perlu ditempuh, yaitu:
1. Menaksir nilai perusahaan
2. Menentukan struktur pendanaan yang dipandang cukup aman
3. Menentukan nilai sekuritas-sekuritas yang baru.
Langkah  yang pertama merupakan langkah yang paling sulit, tapi
paling penting, sulit karena memerlukan estimasi dan judgement.
Penting karena akan menentukan nilai sekuritas-sekuritas yang baru.
Dalam reorganisasi finansial sering dibarengi dengan konslidasi
adalah membuat perusahaan lebih ramping secara operasional.
Reorganisasi dan konsolidasi dilakukan dengan cara:
1. Melakukan penghematan biaya. Pengeluaran-pengeluaran yang
tidak perlu ditunda atau dibatalkan.
2. Menjual aktiva-aktiva yang tidak diperlukan.
3. Divisi (unit bisnis) yang tidak mengntungkan dihilangkan atau
digabung
4. Menunda rencana ekspansi sampai situasi dinilai telah
menguntungkan.
5. Memanfaatkan kas yang ada, tidak menambah hutang (kalau
dapat dikurangi dari hasil penjualan aktiva yang tidak diperlukan)

7
dan menjaga likuiditas. Dalam jangka pendek mungkin
profitabilitas dikorbankan (profitabilitas terpaksa negatif).

C. LIKUIDASI PERUSAHAAN

Pengertian menurut para ahli, likuidasi adalah proses akhir saat


persekutuan tidak lagi melakukan bisnis (source: Principles of
Accounting – James M Reeve). Likuidasi ditempuh bila kreditur
berpendapat bahwa prospek perusahaan tidak lagi menguntungkan.
Kalaupun ditambah modal, atau merubah kredit menjadi penyertaan,
tidak terlihat membaiknya kondisi perusahaan. Dalam keadaan seperti
ini, para kreditur lebih menyukai untuk meminta perusahaan di-likuidir.
Kadang-kadang sebelum para kreditur memutuskan untuk meminta
perusahaan dilikuidasi, mereka bersedia menyelesaikan sukarela. Dalam
hal ini mereka sepakat untuk menunda tagihan mereka, baik atas bunga
maupun pokok pinjaman. Cara ini hanya akan ditempuh jika para
kreditur berpendapat bahwa perusahaan memang masih akan mampu
memenuhi kewajiban finansial di masa yang akan datang.

Proses Likuidasi

Untuk menghindari kesalahan dalam proses likuidasi persekutuan,


likuidasi umumnya dilakukan dengan prioritas sebagai berikut:
1. Kewajiban terhadap para karyawan (hutang upah dan gaji)
dipenuhi terlebih dahulu.
2. Kemudian kewajiban terhadap pemerintah (hutang pajak)
dipenuhi.
3. Setelah itu, aktiva-aktiva yang diagunkan dijual dan dipakai
untuk melunasi hutang yang dijamin dengan agunan
tersebut.

8
Bila hasil penjualan aktiva ini mencukupi, maka sisanya dapat
dipergunakan untuk melunasi kreditur umum. Sebaliknya, bila tidak
mencukupi, kekurangannya menjadi kreditur umum.

Anilisis Proses Likuidasi


Umumnya kesulitan keuangan perusahaan tidaklah datang dalam
waktu tiba-tiba, melainkan merupakan cerminan dan serangkaian
keputusan yang tidak benar. Kondisi perusahaan yang memburuk
nampak dari perkembangan indikator keuangan dari waktu ke waktu.
Rasio keuangan dalam bentuk debt to equity ratio (DER) akan cenderung
makin meningkat untuk perusahaan yang akan bangkrut, bila
dibandingkan dengan perusahaan yang survive. Rasio rentabilitas modal
sendiri akan makin buruk  bahkan negatif untuk perusahaan yang akan
bangkrut.

D. LEASING
Leasing adalah metode pembiayaan yang dilakukan melalui
pengadaan barang modal maupun aset untuk diberikan kepada
perusahaan maupun individu. Biasanya, para penerima leasing
merupakan pengusaha yang menjalankan suatu kegiatan bisnis sehingga
modal tersebut dibutuhkan guna melancarkan aktivitas usaha.
Selain itu, leasing merupakan metode pembiayaan yang diberikan
oleh suatu perusahaan dalam kurun waktu tertentu. Cara
pembayarannya yakni melalui cicilan sejumlah uang sesuai keputusan
bersama. Ketika debitur berhasil melunasinya, maka ia punya pilihan
untuk membelinya menggunakan nilai yang tersisa.
Dengan sistem tersebut, leasing adalah pembiayaan yang
membantu masyarakat guna memperoleh modal usaha maupun membeli
barang-barang mahal tanpa harus mengeluarkan banyak uang sekaligus.

Ciri-Ciri Leasing

9
Ciri-ciri leasing adalah sebagai berikut:
a. Adanya jangka waktu sewa dan periode pembayaran cicilan.
b. Hak milik atas benda yang disewakan tetap berada pada pihak
pemberi leasing.
c. Biasanya, objek leasing berupa benda modal yang benar-benar
dibutuhkan nasabah atau pengusaha untuk menjalankan
bisnisnya.
d. Adanya nominal cicilan yang besarnya telah disepakati bersama.

Tujuan Leasing
Biasanya, suatu pihak akan melakukan leasing karena didasari oleh
tujuan-tujuan berikut ini:
1. Mendapatkan barang-barang kebutuhan yang harganya mahal
dalam waktu cukup cepat, sehingga Anda dapat langsung
menggunakannya sembari mengangsur.
2. Menghemat biaya produksi karena pembelian alat tidak dilakukan
dalam satu waktu.
3. Pihak pemberi leasing biasanya menjalankan pembiayaan ini guna
mendapat penghasilan dari bunga pinjaman.

Pihak-Pihak dalam Leasing


Skema pembiayaan ini melibatkan setidaknya 4 pihak, mereka
yang terlibat dalam aktivitas leasing adalah sebagai berikut:
1. Lessor
Lessor adalah badan usaha atau pihak yang memberikan fasilitas
pembiayaan kepada lessee dalam bentuk barang modal. Mereka
akan memperoleh kembali modal ditambah keuntungan melalui
angsuran yang dibayarkan oleh pihak peminjam.
2. Lessee
Yang dimaksud dengan lessee dalam transaksi leasing adalah
perusahaan atau perorangan yang menerima pembiayaan dalam

10
bentuk barang modal. Ketika mereka berhasil melunasinya, maka
lessee bisa memilih untuk membelinya atau mengembalikan pada
lessor.
3. Supplier
Kedudukan supplier dalam transaksi leasing adalah sebagai
penyedia barang pesanan lessee yang akan dibayar secara lunas
oleh lessor.
4. Bank
Meskipun tidak terlibat secara langsung, seringkali bank
mengambil peran sebagai penyedia dana untuk lessor. Jadi,
pemberi leasing akan menggunakan pinjaman bank sebagai modal
memenuhi permintaan lessee.

Jenis-Jenis Leasing
Adapun jenis-jenis leasing adalah sebagai berikut:
1. Capital Lease
Capital lease adalah mekanisme leasing yang paling sering
digunakan, yakni dengan cara perusahaan memberikan berbagai
macam kebutuhan benda modal nasabah. Nantinya, mereka akan
membayar pesanan tersebut di supplier dan mendapat
pengembalian melalui cicilan lessee. Dengan kata lain nasabah
(lessee) tidak berhubungan langsung dengan supplier.
2. Operating Lease
Jenis lainnya leasing adalah operating lease, yakni pembiayaan
dimana lessor membeli barang untuk disewakan pada lessee dalam
kurun waktu tertentu sesuai kesepakatan. Kemudian lessee hanya
perlu membayar biaya rental, sedangkan biaya lain telah
ditanggung lessor.
3. Sales Type Lease
Sales type lease adalah penjualan barang produksi sendiri dengan
mekanisme leasing. Jadi, perusahaan tersebut akan mendapat
penghasilan dari harga jual dan bunga yang disetorkan oleh lessee.

11
4. Cross Border Lease
Cross-border lease adalah praktik leasing antara lessee dan lessor
yang berada di negara berbeda. Biasanya ini dilakukan untuk
permodalan berupa pesawat atau alat-alat militer.
5. Leverage Lease
Salah satu tipe lain dari leasing adalah leverage lease, yakni
permodalan dengan melibatkan pihak ketiga. Jadi, lessor tidak
membayar barang modal sepenuhan, melainkan akan patungan
bersama pihak ketiga. Jadi, dalam pembayarannya nanti, lessee
berurusan dengan lebih dari satu pihak.

Perusahaan Leasing
Beberapa perusahaan leasing adalah sebagai berikut.
 PT Federal International Finance (FIF)
 PT Astra Credit Companies
 PT Oto Multi Artha
 PT Bussan Auto Finance
 PT Wahana Ottomitra Multiartha
 PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk
 PT Summit Oto Finance

Manfaat Leasing
Skema pembiayaan satu ini mendatangkan beberapa keuntungan
bagi lessor maupun lessee. Adapun manfaat leasing adalah sebagai
berikut:
1. Terhindar dari Inflasi
Leasing adalah salah satu skema pinjaman yang dapat membantu
Anda menghindari inflasi karena pembayarannya dilakukan sesuai
dengan satuan keuangan dalam perjanjian sebelumnya.
2. Tidak Perlu Jaminan

12
Untuk melakukan leasing, tidak perlu adanya jaminan di muka.
Namun, kepemilikan sah atas barang modal atau pembayaran yang
telah dilakukan sebelumnya dapat menjadi jaminan transaksi.
3. Fleksibel
Karena dilakukan dengan sistem kontrak antara lessor dan lessee,
kedua belah pihak dapat bernegosiasi terkait banyak hal dan
kesepakatannya pun lebih fleksibel.
4. Capital Saving
Salah satu hal yang menjadi manfaat dari skema leasing adalah
lessee tidak perlu mengeluarkan nominal sepeserpun untuk modal
awal. Hal ini karena pembiayaan telah disediakan lessor hingga
100%. Jadi Anda bisa menggunakan dana modal untuk kebutuhan
lain.
5. Pelayanan Cepat
Karena ditangani oleh perusahaan tertentu, proses pembiayaan
leasing dilakukan secara cepat, sederhana, dan efisien.
6. Ada Perlindungan Hukum
Adanya kontrak yang jelas dan berkekuatan hukum membuat
perjanjian antara lessor dan lessee mendapatkan kepastian
hukum. Jadi, jangan khawatir akan adanya penipuan dan
beberapa risiko lain.
7. Dapat Memperoleh Aktiva
Manfaat utama leasing bagi seorang lessee adalah bisa
mendapatkan aktiva berupa barang modal yang dapat menunjang
aktivitas bisnisnya.

13
BAB III
KESIMPULAN

Dalam menjalankan operasinya perusahaan dapat menjadi besar


sehingga terkadang menimbulkan kesulitan dalam pengelolaannya. Bila
masalah ini dirasakan tidak menguntungkan, maka perusahaan
terkadang ingin memperkecil diri. Unit-unit kegiatan dipisahkan dan
berdiri sendiri sebagai perusahaan yang independen (spin-off) atau unit-
unit tersebut dijual (sell-off).
Perusahaan dapat juga berbalik dari go public menjadi go private.
Hal ini berarti bahwa saham-saham perusahaan yang semula dimiliki
masyarakat sekarang dimiliki oleh beberapa orang (biasanya direksi).
Dan pemilik yang baru memutuskan untuk tidak mendaftarkan
perusahaan di bursa. Pertimbangannya seringkali adalah untuk
memperoleh kebebasan yang lebih besar.
Perusahaan juga dapat mengalami kesulitan dalam beroperasinya.
Kesulitan dapat terjadi karena masalah operasional, atau dapat juga
karena masalah pembiayaan. Kesulitan yang pertama akan memaksa
perusahaan melakukan reorganisasi operasional, dan yang   kedua
dengan reorganisasi reorganisasi finansial. Pemilihan cara tersebut
dilakukan bila dipandang bahwa prospek bisnis memang masih baik.
Bila tidak, perusahaan lebih baik dilikuidasi.
Reorganisasi finansial dilakukan dengan maksud agar perusahaan
dapat beroperasi dengan lebih ‘lega’. Karena tidak mempunyai beban
finansial yang terlalu tinggi. Dalam reorganisasi, kreditur perusahaan
akan melakukan negosiasi dengan manajemen tentang persyaratan-
persyaratan dari kemungkinan reorganisasi tersebut.
Rencana reorganisasi mengharuskan dilakukannya restrukturisasi
utang. Dalam rekstrukturisasi hal-hal yang akan dilakukan antara lain:

14
 Tingkat bunga akan diturunkan
 Jangka waktu jatuh temponya diperpanjang
 Atau sebagian utang ditukar dengan ekuitas

Dalam peristiwa ini pemilik perusahaan yang lama biasanya


minimal akan berkurang proporsi kepemilikannya. Sebagian kredit, akan
dirubah menjadi penyertaan, sehingga kreditur berubah menjadi
pemegang saham. Dalam peristiwa likuidasi, umumnya semua pemberi
dana akan mengalami kerugian. Seringkali pemilik perusahaan tidak
menerima apapun juga pada peristiwa likuidasi. Sedangkan para kreditur
menerima jumlah yang lebih kecil dari yang diserahkan ke perusahaan.
Reorganisasi pemegang saham biasanya umumnya hanya
menerima dalam jumlah kecil. Dan sama sekali tidak menerima likuidasi
karena aset biasanya memiliki nilai lebih kecil dibandingkan jumlah
utang yang masih belum dibayar. Pemegang saham biasa juga harus
dipangkas. Di mana posisi mereka biasanya akan terdilusi. Sebagai
akibat dari diberikannya tambahan saham kepada pemegang obligasi
karena menerima pengurangan jumlah bunga dan pokok pinjaman.
Leasing adalah salah satu metode pembiayaan yang mudah dan
menguntungkan bagi pengusaha, jika suatu perusahaan mengalami
kesulitan keuangan.

15

Anda mungkin juga menyukai