Restrukturisasi, Reorganisasi,
dan Likuidasi
10.1. Restrukturisasi
Hanya saja dalam bab ini kita akan memusatkan pembicaraan kita untuk
restrukturisasi yang lebih bersifat untuk perampingan korporasi. Restrukturisasi
dalam artian ini dapat dilakukan dengan melakukan penjualan unit-unit
kegiatan (sell off) atau pemisahan unit-unit kegiatan tersebut dari kegiatan
korporasi (spin-off).
Sell-off. Korporasi yang mempunyai unit kegiatan yang sangat beraneka ragam,
mungkin suatu ketika merasa bahwa diantara unit-unit tersebut ada yang tidak
berbeda secara ekonomis. Penyebabnya dapat beraneka ragam. Salah satunya
adalah barangkali tingkat kegiatannya terlalu rendah sehingga sulit mencapai
economies of scale-nya. Penyebab lainnya mungkin karena bukan berada pada
bisnis utama, korporasi kemudian kurang memperhatikan unit tersebut.
Apabila unit kegiatan ini rasa membebani korporasi, maka unit tersebut dapat
dijual, baik secara tunai maupun dengan pembayaran dengan saham. Misalkan
PT CIDE berpendapat bahwa unit produksi pengalengan nanasnya ternyata
tidak menguntungkan. Suatu perusahaan yang mempunyai bisnis dalam
perkebunan nanas ternyata berminat membeli unit produksi tersebut. Apabila
disepakati, maka unit kegiatan tersebut dapat dijual ke perusahaan perkebunan
nanas tersebut. Pembayaran dapat dilakukan secara tunai, atau ditukar dengan
saham. Apabila cara terakhir ini yang dipergunakan, maka PT CIDE akan
memiliki saham PT perkebunan tersebut.
Spin-off Cara spin-off dilakukan apabila unit kegiatan tersebut kemudian
dipisahkan dari korporasi dan berdiri sebagai suatu perusahaan yang terpisah.
Dengan demikian perusahaan tersebut akan mempunyai direksi sendiri, dan
independen dalam mengambil keputusan. Kepemilikan perusahaan baru
tersebut berada di tangan para pemilik (pemegang saham) korporasi, dan
proporsi kepemilikan dilakukan secara pro-rata.
perusahaan kemudian tidak lagi terdaftar di bursa. Salah satu contoh perusahaan
yang going private adalah Levi Strauss.
Cara lain adalah para direksi akan menerbitkan obligasi yang mempunyai
coupon rate yang sangat tinggi. Obligasi ini disebut sebagai junk bonds, karena
default risk-nya sangat tinggi. Default risk yang tinggi dapat dimengerti karena
perusahaan akan menggunakan hutang dalam proporsi yang sangat tinggi pula
(mungkin DER-nya mencapai 9-10x). Pihak pembeli bersedia membeli junk bonds
tersebut karena mereka mengharapkan untuk memperoleh tingkat bunga yang
tinggi. Di Amerika Serikat, obligasi yang "normal" mungkin menawarkan coupon
rate hanya 9-10%, tetapi junks bonds mungkin menawarkan coupon rate sampal
17%. Konsep risk and return relationship tetap mendasari penentuan harga obligasi
tipe ini.
10.2. Reorganisasi
Apabila biaya operasi variabel sudah lebih besar dari penghasilan, maka situasi
sudah sangat parah. Reorganisasi finansial tidak akan cukup untuk menolong
perusahaan. Perusahaan perlu melakukan reorganisasi operasional. Ini berarti
bahwa perusahaan perlu mengganti mesin-mesin dengan jenis yang lebih efisien,
Misalkan harga mesin baru adalah Rp2.000 juta. Untuk pesangon diperlukan
dana sebanyak Rp800 juta. Mesin lama hanya laku dijual dengan harga Rp400
juta. Dengan demikian, pada awal periode sudah diperlukan dana sebesar
Rp2.400 juta. Apakah pengeluaran ini dapat dibenarkan secara ekonomis akan
tergantung pada analisis kita terhadap manfaat di masa yang akan datang.
Apabila diharapkan present value manfaat tersebut lebih besar dari Rp2.400, maka
pengeluaran tersebut dapat dibenarkan.
Tentu saja dalam analisis investasi tersebut tidak dapat dilepaskan unsur risiko.
Meskipun analisis terhadap rencana tersebut misalnya dinilai menguntungkan,
dalam pelaksanaannya dapat saja terjadi penyimpangan (misal muncul pesaing,
muncul mesin dengan teknologi lebih baik lagi, pemerintah menentukan upah
minimum yang lebih tinggi, dan sebagainya). Apabila penyimpangan temyata
mengakibatkan penurunan manfaat, maka investasi yang dimaksudkan untuk
memperbaiki situasi dapat berubah bahkan memperburuk situasi.
Dengan demikian masalah sebenamya adalah (1) kalau kita tidak melakukan
tindakan apa-apa, hampir dapat dipastikan kondisi perusahaan akan makin
memburuk, (2) sedangkan kalau kita mencoba memperbaiki efisiensi, ada
kemungkinan bahwa situasi perusahaan akan tertolong, meskipun tidak tertutup
kemungkinan bahwa perusahaan justru akan makin buruk kondisinya.
Langkah yang pertama merupakan langkah yang paling sulit, tetapi paling
penting. Sulit karena memerlukan estimasi dan judgement, penting karena akan
menentukan nilai sekuritas-sekuritas yang baru. Misalkan ditaksir bahwa laba
setelah pajak setelah reorganisasi finansial pada tahun depan adalah Rp150 juta.
Dari setiap rupiah laba yang diinvestasikan diharapkan dapat memberikan
return on equity sebesar 20%. Perusahaan memutuskan hanya akan membagi 20%
sebagai dividen. Apabila dipergunakan model pertumbuhan konstan, maka
pertumbuhan per tahun (= g) diperkirakan akan (0,8 x 20%) = 16%. Apabila
ditaksir biaya modal sendiri adalah 18%, maka taksiran nilai perusahaan apabila
tidak menggunakan hutang adalah,
Setelah reorganisasi nilai ini akan dirubah menjadi hanya Rp1.500 juta. Apabila
setelah reorganisasi perusahaan akan bekerja dengan menggunakan modal
sendiri sepenuhnya, maka struktur modal yang baru mungkin sebagai berikut,
(5) Memanfaatkan kas yang ada, tidak menambah hutang (kalau dapat
dikurangi dari hasil penjualan aktiva yang tidak diperlukan), dan menjaga
likuiditas. Dalam jangka pendek mungkin sekali profitabilitas dikorbankan
(profitabilitas terpaksa negatif)
10.3. Likuidasi
Apabila Perusahaan dinilai tidak punya prospek lagi, para kreditur juga
mungkin bersedia menempuh cara composition dalam penyelesaian kewajiban
finansial perusahaan. Cara composition berarti bahwa setiap tagihan sebesar
Rp100 hanya akan dilunasi sebesar kurang dari Rpl00 (misal hanya Rp80). Cara
ini mungkin dipilih para kreditur apabila proses likuidasi diperkirakan akan
memakan waktu yang lama dan biaya yang sangat besar, Dalam keadaan seperti
itu, penyelesaian dengan cara composition mungkin dinilai lebih menguntungkan.
Satu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa dalam peristiwa likuidasi
mungkin memakan waktu yang lama, dan aktiva mungkin terpaksa dijual
dengan harga murah (distress price). Disamping itu perusahaan harus melunasi
kewajiban tertentu terlebih dulu, yaitu kewajiban terhadap para karyawan (gaji
yang belum dibayar) dan pemerintah (pajak yang belum dibayar). Dengan
demikian dapat terjadi bahwa akhirnya kreditur akan menerima jumlah yang
relatif sangat kecil, hasil penjualan aktiva perusahaan.
dijamin dengan agunan apapun) adalah Rp4 miliar, maka jumlah kreditur umum
sekarang adalah Rp5 miliar.
DER ROE
0 -1 -2 -3 -4 0 -1 -2 -3 -4
Gambar 10.1 Rasio keuangan dari perusahaan yang bangkrut dan yang survive
10.4. Ringkasan
Dalam menjalankan operasinya perusahaan dapat menjadi membesar sehingga
sering menimbulkan kesulitan dalam pengelolaannya. Apabila masalah ini
dirasakan tidak menguntungkan, maka perusahaan mungkin ingin memperkecil
diri. Unit-unit kegiatan mungkin dipisahkan dan berdiri sendiri sebagai
perusahaan yang independen (spin-off), atau unit-unit tersebut dijual (self-off).
Perusahaan juga dapat berbalik dari go public menjadi go private. Hal ini berarti
bahwa saham-saham perusahaan yang semula dimiliki masyarakat sekarang
dimiliki oleh beberapa orang (biasanya direksi), dan pemilik yang baru
memutuskan untuk tidak mendaftarkan perusahaan di bursa. Pertimbangannya
seringkali adalah untuk memperoleh kebebasan yang lebih besar.
Restrukturisasi
Sell-off
Spin-off
Going private
Leverage buy-out
Junk bonds
Reorganisasi operasional
Reorganisasi finansial
Likuidasi
Pertanyaan dan Soal
Pertanyaan:
(a) Berapa besarnya bunga yang harus dibayar oleh perusahaan sampai
dengan investasi tersebut akan selesai?
(b) Misalkan selama tahun Pertama setelah investasi tersebut selesai,
rentabilitas ekonomi dari divisi baru tersebut baru mencapai 16%. Berapa
defisit pembayaran bunga yang ditanggung perusahaan?
Kewajiban lancar terdiri dari hutang bank jangka pendek dengan bunga 20%
per tahun, sebesar Rp2,5 miliar. Kewajiban jangka panjang seluruhnya
merupakan kredit investasi juga dengan bunga 20% per tahun. Untuk dua
tahun mendatang diperkirakan rentabilitas ekonomi akan sebesar 16% per
tahun. Anggaplah kita dapat mengabaikan pajak. Misalkan perusahaan dapat
4. Para kreditur sepakat untuk mengambil alih perusahaan (soal nomor 3). Kas
masuk bersih dari operasi diperkirakan sebesar Rpl.150 juta pada tahun
pertarma, dan akan meningkat sebesar 7% per tahun selamanya. Biaya modal
perusahaan yang dipandang relevan adalah 22%. Rasio antara kewajiban
dengan modal sendiri ditentukan maksimum 100%. Kredit yang akan
dirubah menjadi equity diprioritaskan kredit jangka panjang. Bagaimana
struktur pendanaan perusahaan setelah reorganisasi?
Kewajiban lancar
Hutang upah Rp 100 juta
Hutang dagang Rp1.400 juta
Hutang bank Rp2.500 juta
Jumlah Rp4.000 juta
Kewajiban jangka panjang Rp5.000 juta
Modal sendiri Rp3.000 juta
Akumulasi kerugian (Rp5.000 juta)
Jumlah Rp7.000 juta